Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Tugas VI B
Pengembangan Bahan Kuliah
MEKANIKA BATUAN
Prof. DR. Ir. H. Munirwansyah, M.Sc
Hari selasa
Tanggal
Ruang A 25-203
Oleh
Nova Ilhafni
1204108010070
Tugas VI B
Pengembangan Materi
Tentang Struktur Batuan
STRUKTUR BATUAN
1. Struktur Batuan
Struktur batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di
dalamnya bentuk atau kedudukannya. Berdasarkan keterjadiannya, Struktur batuan dapat
dikelompokkan menjadi:
Struktur primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan.
Misalnya : bidang perlapisan silang (cross bedding) pada batuan sedimen atau kekar
Batuan beku ekstrusif: Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga
disebut batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai
karakteristik
diantaranya,
pendinginannya
sangat
lambat(dapat
sampai
jutaan
Batuan beku intrusif: Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada
saat pembekuan lava tersebut.
Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku
dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:
Struktur vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat ronggarongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya ronggarongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava
setelah mengalami penurunan tekanan.
Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam
keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan
komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan
dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.
Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua
jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan
oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami
pembekuan. Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi
menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan
menghasilkan struktur bongkah.
Kristalinitas: Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk
menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika
Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu atau
merah.
Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, menyerupai granit.
Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap.
Andesit
Andesit adalah batuan leleran dari diorit, mineralnya berbutir halus, komposisi
mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu.
Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang.
Basal
Basal adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus, berwarna
hitam.
1.2.
Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan
batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Adapun
beberapa sedimen berdasarkan proses terjadinya:
Sedimen klastik yaitu diangkut dari tempat asal kemudian diendapkan tanpa harus
mengalami proses kimiawi. contohnya : batu breksi (kerikil dengan sudut tajam),
Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada golongan
detritus.
Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing.
1.3.
Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau yang disebut juga dengan nama batuan malihan adalah
sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan
yang sudah ada sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang dinamakan metamorfosis atau
perubahan bentuk. Batu gneis, batu sabak, batu marmer dan batu skist merupakan beberapa
contoh dari batuan metamorf. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :
Batuan Metamorf Kontak, adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat
dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Contohnya
batu kapur (gamping) menjadi marmer.
Batuan Metamorf Dinamo adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat
dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama.
Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate).
Batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses
metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan
tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut.
Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur
kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa.
2. Rock Bolting
Sebuah baut batuan adalah baut jangkar yang panjang , untuk menstabilkan penggalian
batu , yang dapat digunakan dalam terowongan atau pemotongan batu. Ini transfer beban dari
luar yang tidak stabil, dengan terbatas ( dan lebih kuat ) interior massa batuan . baut batuan
termasuk penyangga aktif karena mempunyai sifat memperkuat massa batuan. Baut batuan
bekerja dengan 'merajut' massa batuan bersama-sama cukup sebelum dapat bergerak cukup untuk
melonggarkan dan gagal dengan mengungkap (sepotong demi sepotong). baut batuan dapat
digunakan untuk mendukung wire mesh, tapi ini biasanya merupakan bagian kecil dari fungsi
mereka. Tidak seperti jangkar baut umum, baut batuan dapat menjadi 'disita' di seluruh panjang
mereka dengan gunting kecil di massa batuan, sehingga mereka tidak sepenuhnya tergantung
pada kekuatan tarik-keluar mereka. Ini telah menjadi item kontroversi dalam proyek Big Dig,
yang digunakan jauh lebih ringan tes tarik-keluar untuk baut rock, daripada tes yang tepat untuk
baut jangkar beton. Baut Rock juga dapat digunakan untuk mencegah rockfall.
3. Roof Bolting
Roof bolting adalah penyangga batuan, berguna untuk menyangga batuan yang
berpotensial untuk runtuh, menahan atau memenghentikan perpindahan lubang bukaan.
Dibandingkan pekerjaan lainnya di bidang pertambangan, Lebih banyak resiko kecelakaan
terjadi pada operator bolter. Untuk tetap melakukan pekerjaan mereka dengan aman , operator
Bolter atap mengandalkan penyanggan.
Tujuan
Bolting
Penyanggaan
Mempertahankan
luas
dan
bentuk bidang penampang yang cukup dan melindungi pekerja dari resiko tertimpa reruntuhan.
Sumber:
http://learnmine.blogspot.com/2013/05/batuan-beku-sedimen-metamorf.html
http://thegoldenjubilee.blogspot.com/2012/03/konsep-massa-batuan-struktur-batuan-dan.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Rock_bolt
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=15&cad=rja&uact=8&ved=0CJQBEBYwDg&url=htt
p%3A%2F%2Fwww.msha.gov%2FS%26HINFO%2Fbpcards%2Froofrib
%2FBP28.PDF&ei=2T05U6eyIMaxrge8xYHoAw&usg=AFQjCNH9Pwd1LxCEK7QpfqZlEHek
PS2fTQ&sig2=mKHbs76_csAhpGfUPmbjQA&bvm=bv.63808443,d.bmk
https://app.box.com/s/ecbc0733014ba17d60a8
http://www.michanarchy.com/2013/06/penyangga-aktif.html