Você está na página 1de 13

KULIAH VI

Tugas VI B
Pengembangan Bahan Kuliah
MEKANIKA BATUAN
Prof. DR. Ir. H. Munirwansyah, M.Sc
Hari selasa
Tanggal
Ruang A 25-203
Oleh
Nova Ilhafni
1204108010070

TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS SYIAH KUALA
2014

Tugas VI B
Pengembangan Materi
Tentang Struktur Batuan

STRUKTUR BATUAN
1. Struktur Batuan
Struktur batuan adalah gambaran tentang kenampakan atau keadaan batuan, termasuk di
dalamnya bentuk atau kedudukannya. Berdasarkan keterjadiannya, Struktur batuan dapat
dikelompokkan menjadi:

Struktur primer, yaitu struktur yang terjadi pada saat proses pembentukan batuan.
Misalnya : bidang perlapisan silang (cross bedding) pada batuan sedimen atau kekar

akibat pendinginan (cooling joint) pada batuan beku.


Struktur skunder, yaitu struktur yang terjadi kemudian setelah batuan terbentuk akibat
adanya proses deformasi atau tektonik. Misalnya : lipatan (fold), patahan (fault) dan
kekar (joint). Bidang diskontinu dapat ditemukan pada struktur primer maupun struktur
sekunder.

1.1. Batuan Beku


Batuan beku adalah jenis batuan yang terbentuk dari magma yang mendingin dan
mengeras dengan atau tanpa proses kritalisasi baik di bawah permukaan sebagai batuan instrusif
maupun di atas permukaan bumi sebagai ekstrutif. Batuan beku dalam bahasa latin dinamakan
igneus (dibaca ignis) yang artinya api. Berdasarkan teksturnya batuan beku ini bisa dibedakan
lagi menjadi batuan beku plutonik dan vulkanik. Batuan beku plutonik umumnya terbentuk dari
pembekuan magma yang relatif lebih lambat sehingga mineral-mineral penyusunnya relatif
besar. Contoh batuan beku plutonik ini seperti gabro, diorite, dan granit (yang sering dijadikan
hiasan rumah). Sedangkan batuan beku vulkanik umumnya terbentuk dari pembekuan magma
yang sangat cepat (misalnya akibat letusan gunung api) sehingga mineral penyusunnya lebih
kecil. Contohnya adalah basalt, andesit (yang sering dijadikan pondasi rumah), dan dacite.

Gambar 1.1 Batuan Beku

1.1.1. Struktur Batuan Beku


Berdasarkan strukturnya batuan beku dibagi kedalam dua kelompok utama yaitu tipe
batuan beku ekstrusif dan intrusif. Struktur ekstrusif dibentuk ketika magma dipaksa keluar ke
permukaan. Struktur intrusif merupakan struktur yang terbentuk dibawah permukaan.

Batuan beku ekstrusif: Batuan ini terbentuk dibawah permukaan bumi, sering juga
disebut batuan beku dalam atau batuan beku plutonik. Batuan beku intrusif mempunyai
karakteristik

diantaranya,

pendinginannya

sangat

lambat(dapat

sampai

jutaan

tahun),memungkinkan tumbuhnya kristal-kristal yang besar dan sempurna bentuknya,


menjadi tubuh batuan beku intrusif. Batuan beku intrusi selanjutnya dapat dibagi lagi
menjadi batuan beku intrusi dalam dan batuan beku intrusi permukaan. berdasarkan
kedudukannya terhadap perlapisan batuan yang diterobosnya, struktur tubuh batuan beku
intrusif terbagi menjadi dua yaitu konkordan dan diskordan.

Batuan beku intrusif: Batuan beku ekstrusif adalah batuan beku yang proses
pembekuannya berlangsung dipermukaan bumi. Batuan beku ekstrusif ini yaitu lava yang
memiliki berbagai struktur yang memberi petunjuk mengenai proses yang terjadi pada
saat pembekuan lava tersebut.

Struktur Batuan Beku adalah pembagian batuan beku berdasarkan bentuk batuan beku
dan proses kejadiannya, yang terbagi menjadi:

Strukur Bantal (pillow structure)


Struktur Bantal adalah struktur yang dinyatakan pada batuan ekstrusi tertentu
yang dicirikan oleh massa batuan yang berbentuk bantal, berukuran antara 30 60 cm
dan biasanya jarak antar bantal berdekatan dan terisi oleh bahan-bahan dari sedimen
klastik, terbentuk di dalam air dan umumnya terbentuk di laut dalam.

Struktur vesikular
Struktur Vesikular adalah struktur pada batuan ekstrusi yang terdapat ronggarongga yang berbentuk elip, silinder maupun tidak beraturan. Terbentuknya ronggarongga terjadi akibat keluarnya/dilepaskannya gas-gas yang terkandung di dalam lava
setelah mengalami penurunan tekanan.

Struktur Aliran
Struktur Aliran terjadi akibat lava yang disemburkan tidak ada yang dalam
keadaan homogen, karena saat lava menuju ke permukaan selalu terjadi perubahan
komposisi, kadar gas, kekantalan, dan derajat kristalisasi. Struktur aliran dicerminkan
dengan adanya goresan berupa garis-garis yang sejajar, perbedaan warna dan teksturnya.

Struktur Kekar
Struktur Kekar adalah bidang-bidang pemisah/retakan yang terdapat dalam semua
jenis batuan, biasanya disebabkan oleh proses pendinginan tetapi ada yang disebabkan
oleh gerakan-gerakan di dalam bumi yang berlaku sesudah batuan mengalami
pembekuan. Retakan-retakan yang memotong sejajar dengan permukaan bumi
menghasilkan struktur perlapisan, sedang yang tegak lurus dengan permukaan bumi akan
menghasilkan struktur bongkah.

1.1.2. Tekstur Batuan Beku


Tekstur pada batuan beku, umumnya ditentukan oleh 3 hal utama, yaitu kristalinitas,
granularitas dan bentuk Kristal.

Kristalinitas: Kristalinitas merupakan derajat kristalisasi dari suatu batuan beku pada
waktu terbentuknya batuan tersebut. Kristalinitas dalam fungsinya digunakan untuk

menunjukkan berapa banyak yang berbentuk kristal dan yang tidak berbentuk kristal,
selain itu juga dapat mencerminkan kecepatan pembekuan magma. Apabila magma
dalam pembekuannya berlangsung lambat maka kristalnya kasar. Sedangkan jika
pembekuannya berlangsung cepat maka kristalnya akan halus, akan tetapi jika

pendinginannya berlangsung dengan cepat sekali maka kristalnya berbentuk amorf.


Granularitas: Granularitas dapat diartikan sebagai besar butir (ukuran) pada batuan beku.
Bentuk Kristal: Bentuk kristal merupakan sifat dari suatu kristal dalam batuan, jadi bukan
sifat batuan secara keseluruhan.

1.1.3. Contoh batuan beku

Granit
Granit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, mempunyai banyak warna umumna putih, kelabu, merah jambu atau
merah.

Granodiorit
Granodiorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
berwarna terang, menyerupai granit.

Diorit
Diorit adalah batuan beku dalam, mineralnya berbutir kasar hingga sedang,
warnanya agak gelap.

Andesit
Andesit adalah batuan leleran dari diorit, mineralnya berbutir halus, komposisi
mineralnya sama dengan diorit, warnanya kelabu.

Gabro
Gabro adalah batuan beku dalam yang umumnya berwarna hitam, mineralnya
berbutir kasar hingga sedang.

Basal
Basal adalah batuan leleran dari gabro, mineralnya berbutir halus, berwarna
hitam.

1.2.

Batuan Sedimen
Batuan sedimen adalah batuan yang terbentuk dari akumulasi material hasil perombakan

batuan yang sudah ada sebelumnya atau hasil aktivitas kimia maupun organisme, yang di
endapkan lapis demi lapis pada permukaan bumi yang kemudian mengalami pembatuan. Adapun
beberapa sedimen berdasarkan proses terjadinya:

Sedimen klastik yaitu diangkut dari tempat asal kemudian diendapkan tanpa harus
mengalami proses kimiawi. contohnya : batu breksi (kerikil dengan sudut tajam),

konglomerat (kerikil dengan sudut tumpul), pasir.


Sedimen kimiawi, endapan hasil pelarutan kimiawi. misal : gips, batu garam.
Sedimen organik, dipengaruhi unsur organik. sebagai contoh batu bara dan batu gamping.

Gambar 1.2 Batuan Sedimen


1.2.1. Sifat-sifat utama batuan Sedimen
Adanya bidang perlapisan yaitu struktur sedimen yang menandakan adanya proses
sedimentasi.

Sifat klastik yang menandakan bahwa butir-butir pernah lepas, terutama pada golongan

detritus.
Sifat jejak adanya bekas-bekas tanda kehidupan (fosil).
Jika bersifat hablur, selalu monomineralik, misalnya : gypsum, kalsit, dolomite dan rijing.

1.3.

Batuan Metamorf
Batuan metamorf atau yang disebut juga dengan nama batuan malihan adalah

sekelompok batuan yang merupakan hasil dari ubahan atau transformasi dari suatu tipe batuan
yang sudah ada sebelumnya (protolith) oleh suatu proses yang dinamakan metamorfosis atau
perubahan bentuk. Batu gneis, batu sabak, batu marmer dan batu skist merupakan beberapa
contoh dari batuan metamorf. Batuan metamorf dapat dibedakan menjadi tiga, yaitu :

Batuan Metamorf Kontak, adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat
dari adanya suhu yang sangat tinggi (sebagai akibat dari aktivitas magma). Contohnya
batu kapur (gamping) menjadi marmer.

Batuan Metamorf Dinamo adalah Batuan yang mengalami metamorfose sebagai akibat
dari adanya tekanan yang tinggi (berasal dari tenaga endogen) dalam waktu yang lama.
Contohnya batu lumpur (mud stone) menjzdi batu tulis (slate).

Batuan Metamorf Kontak Pneumatolistis, adalah Batuan yang mengalami metamorfose


sebagai akibat dari adanya pengaruh gas-gas yang ada pada magma. Contohnya kuarsa
dengan gas fluorium berubah menjadi topas.

Gambar 1.3 Batuan Metamorf

Batuan metamorf terjadi karena adanya perubahan yang disebabkan oleh proses
metamorfosa. Proses metamorfosa merupakan suatu proses pengubahan batuan akibat perubahan
tekanan, temperatur dan adanya aktifitas kimia fluida/gas atau variasi dari ketiga faktor tersebut.
Proses metamorfosa merupakan proses isokimia, dimana tidak terjadi penambahan unsur-unsur
kimia pada batuan yang mengalami metamorfosa.
2. Rock Bolting
Sebuah baut batuan adalah baut jangkar yang panjang , untuk menstabilkan penggalian
batu , yang dapat digunakan dalam terowongan atau pemotongan batu. Ini transfer beban dari
luar yang tidak stabil, dengan terbatas ( dan lebih kuat ) interior massa batuan . baut batuan
termasuk penyangga aktif karena mempunyai sifat memperkuat massa batuan. Baut batuan
bekerja dengan 'merajut' massa batuan bersama-sama cukup sebelum dapat bergerak cukup untuk
melonggarkan dan gagal dengan mengungkap (sepotong demi sepotong). baut batuan dapat
digunakan untuk mendukung wire mesh, tapi ini biasanya merupakan bagian kecil dari fungsi
mereka. Tidak seperti jangkar baut umum, baut batuan dapat menjadi 'disita' di seluruh panjang
mereka dengan gunting kecil di massa batuan, sehingga mereka tidak sepenuhnya tergantung
pada kekuatan tarik-keluar mereka. Ini telah menjadi item kontroversi dalam proyek Big Dig,
yang digunakan jauh lebih ringan tes tarik-keluar untuk baut rock, daripada tes yang tepat untuk
baut jangkar beton. Baut Rock juga dapat digunakan untuk mencegah rockfall.

Gambar 2.1 Rock Bolting

Gambar 2.2 Pemasangan Rock Bolting

Gambar 2.3 Rock Bolting yang Sudah Terpasang


2.2. Efek Baut Batuan

Efek Penguncian (Pinning Efect)


Efek Penguatan (Reinforcing Efect)
Efek Penyatuan (Consolidation)

3. Roof Bolting

Roof bolting adalah penyangga batuan, berguna untuk menyangga batuan yang
berpotensial untuk runtuh, menahan atau memenghentikan perpindahan lubang bukaan.
Dibandingkan pekerjaan lainnya di bidang pertambangan, Lebih banyak resiko kecelakaan
terjadi pada operator bolter. Untuk tetap melakukan pekerjaan mereka dengan aman , operator
Bolter atap mengandalkan penyanggan.

Gambar 3.1 Roof


3.1.

Tujuan

Bolting
Penyanggaan
Mempertahankan

luas

dan

bentuk bidang penampang yang cukup dan melindungi pekerja dari resiko tertimpa reruntuhan.

Gambar 3.2 Rockbolt dan boltsetter

Gambar 3.3 Pemasangan Roof Bolting

Sumber:

http://learnmine.blogspot.com/2013/05/batuan-beku-sedimen-metamorf.html
http://thegoldenjubilee.blogspot.com/2012/03/konsep-massa-batuan-struktur-batuan-dan.html
http://en.wikipedia.org/wiki/Rock_bolt
http://www.google.co.id/url?
sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=15&cad=rja&uact=8&ved=0CJQBEBYwDg&url=htt
p%3A%2F%2Fwww.msha.gov%2FS%26HINFO%2Fbpcards%2Froofrib
%2FBP28.PDF&ei=2T05U6eyIMaxrge8xYHoAw&usg=AFQjCNH9Pwd1LxCEK7QpfqZlEHek
PS2fTQ&sig2=mKHbs76_csAhpGfUPmbjQA&bvm=bv.63808443,d.bmk
https://app.box.com/s/ecbc0733014ba17d60a8
http://www.michanarchy.com/2013/06/penyangga-aktif.html

Você também pode gostar