Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Studi Kasus
Menghitung optimasi analisa pemodelan struktur untuk Gedung Parkir dan Jembatan berdasarkan
parameter SNI.
Soal :
Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan
akan dibangun di kota Bandung. Komponen
struktur direncanakan menggunakan material beton bertulang
dengan spesifikasi sebagai berikut.
Beton
Kuat desak beton fc = 25 Mpa atau K-300
Modulus elastisitas beton Ec = 4700 fc = 23500 Mpa
Poisson ratio beton c = 0,2
Berat jenis beton, c = 2400 kg/m3
Baja Tulangan
Tulangan longitudinal, BJTD 40 (ulir) fy = 400 Mpa
Tulangan transversal/sengkang, BJTP 24 (polos) fys = 240 Mpa
Poisson ratio baja s = 0,3
Berat jenis baja s= 7850 kg/m3
Penentuan Dimensi Elemen Struktur
a. Balok Induk
Balok merupakan elemen struktur pemikul momen yang berfungsi
mentransfer beban dari pelat ke kolom. Dimensi tinggi balok induk
ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut : Untuk bentang
antar kolom 8 m, maka tinggi balok induk = 8000 mm/12 = 666,67 ~ 700
mm. Lebar balok diambil= h/2 = 700 mm/2 = 350 mm. B1-350x700 mm.
b. Balok Anak
Dimensi tinggi balok anak ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai
berikut :
Untuk bentang antar balok induk 8 m, maka tinggi balok anak = 8000
mm/16 = 500 mm. Lebar balok diambil = h/2 = 500 mm/2 = 350 mm. B2250x500 mm
c. Sloof
Sebagai pengikat struktur diatas tanah digunakan sloof SL1-300x600 dan
SL2-250x500. Sloof ini
diharapkan dapat menahan beban dinding diatasnya serta meningkatkan
kekuatan serta kekakuan lentur pondasi.
d. Pelat
Pelat yang digunakan merupakan pelat dua arah. Pelat dua arah memiliki
kelebihan diantaranya dalam hal kekakuan lantai yang lebih besar dalam
dua arah pembebanan gempa. Meskipun begitu, perencana struktur juga
biasa menggunakan tipe pelat satu arah untuk menghemat volume
tulangan dalam arah tertentu.
Dimensi pelat ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut :
Untuk bentang pelat diantara pendukungnya sebesar 4 m, maka tebal
pelat = 4000 mm/30 = 130 mm~150 mm. PL1-150 mm
Pelat atap diasumsikan memiliki beban yang lebih ringan daripada pelat
lantai. Tinggi pelat atap dimabil sebagai PL2-120 mm.
e. Kolom
aplikatif. Pelatihan ini lebih banyak diorientasikan secara langsung untuk mengerjakan proyek-proyek
bangunan sipil seperti mendesain gedung, jembatan dan pondasi. Diharapkan para peserta sudah
memahami secara komprehensif dan sistematis langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan
permasalahan teknik sipil.
Software teknik sipil bukanlah yang utama dalam pelatihan ini, karena software hanyalah tools untuk
membantu penggunanya mengerjakan pekerjaan desain struktur bangunan. Software yang diajarkan
tidak hanya SAP2000 tapi juga ETABS karena menyangkut studi kasus yang kedua software memiliki
kelebihan di dalamnya. Materi utama dalam pelatihan ini adalah sistematika pengerjaan desain
struktur bangunan teknik sipil yang tertera dalam materi pelatihan di bawah ini.
TUJUAN :
1.
Para peserta memahami secara komprehensif kegunaan software teknik sipil terutama SAP2000
dan ETABS, tidak hanya perintah-perintahnya saja.
2. Memahami aplikasi teori-teori teknik sipil seperti properti material beton dan baja serta peraturan
LRFD dan ACI maupun penggunaanya dalam software teknik sipil.
3. Mengetahui langkah-langkah analisis dan desain struktur bangunan sipil seperti gedung, jembatan
4.
5. Tidak semua jenis struktur dapat didesain oleh software SAP2000 dan ETABS Pelatihan ini akan
memberikan pengetahuan tentang penggunaan output yang diperoleh dari kedua software tersebut
untuk mendesain struktur bangunan yang tidak diakomodasi oleh keduanya seperti pelat lantai,
pondasi, shear connector, dll.
seperti frame 2D, portal 3D, beban bergerak, analisis dinamis dan
sebagianya.
Secara garis besar, perancangan model struktur frame dengan
menggunakan SAP 2000 melalui 7 tahapan:
1. Menentukan geometri model struktur
2. Mendefinisikan data-data
3. Menempatkan data-data yang telah didefinisikan ke model struktur
4. Memeriksa input data
5. Analisis mekanika teknik
6. Pendesaianan struktur baja dan beton sesuai aturan yang ada
7. Modifikasi Struktur / ReDesign
1
BAB 2 STRUKTUR BALOK DUA TUMPUAN SEDERHANA
Balok Dua Tumpuan sederhana (Gb.2.1) bentang 4.5 m mempunyai penampang
berbentuk persegi, yang memikul beban merata dan beban terpusat terfaktor
(dianggap berat sendiri sudah termasuk dalam spesifikasi beban yang diberikan).
Jika digunakan mutu beton fc 28 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur)
dan fy 240 MPa (sengkang).
Tugas :
Desain penulangan menurut SNI 03-2847-2002, berdasarkan Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu kN-m.
7.
DesainPenampangBalokDuaTumpuanSederhana.
Jika proses berjalan baik (dapat ditampilkan Diagram Gaya Geser dan
Bending Moment) maka proses desain penampang dapat dimulai.
Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal yang dibutuhkan
adalah 542,962 mm2. Dan kebutuhan tulangan geser adalah 0.503 mm2/mm = 503
mm2/m (didaerah tumpuan).
Jadi jika kita akan mengunakan tulangan longitudinal dengan D-16 (luas tulangan =
200,1 mm2) dibutuhkan sekitar 3 buah tulangan (542,962 mm2/200,1 mm2) didaerah
lapangan. Dan jika kita akan menggunakan tulangan geser -10 (luas tulangan =
78,5 mm2) dibutuhkan sekitar 7 buah sengkang dalam setiap 1 meternya (503
mm2/m /78,5 mm2). Spasi tulangan gesernya adalah 150 mm (tumpuan). (Jumlah
tulangan geser (7) /1000 mm). Konfigurasi tulangan dapat dilihat pada gambar
dibawah.
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu N-m.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan
dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan.
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang,
karena unit satuan yang digunakan N-m sedangkan parameter material
dalam MPa maka dalam memasukkan parameter tersebut unit satuannya
diubah terlebih dahulu dengan N-mm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw Draw frame/cable atau dengan
bantuan Toolbar . Karena model yang akan digunakan adalah berasal dari template maka kita
hanya tinggal mengganti frame yang sudah ada dengan frame yang akan digunakan
5. Susun data pembebanan.
Beban yang diberikan dalam problem perencanaan di atas yaitu beban hidup dan bukan
merupakan beban terfaktor, selain itu berat sendiri sudah dimasukkan dalam parameter beban
yang diberikan.
6. Analisa Struktur Balok Dua Tumpuan Sederhana.
Jika geometri, material, penampang dan pembebanan sudah diberikan maka selanjutnya dapat
dilakukan analisa struktur, dilakukan melalui menu: Analyze Set Analysis Options klik XZ plane (karena hanya 2 dimensi). Lalu Analyze Run (gb.3.12).Untuk mengetahui
deformasi (Display Show Deformed Shape), gaya-momen pada batang (Display Show
Member Forces/Stress Diagram Frame/Pier/Sprandel Forces) serta reaksi tumpuan
Dari data diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal balok yang
dibutuhkan adalah 578,89 mm2 untuk tulangan lapangan dan 466,85
mm2untuk tulangan tumpuan dan kebutuhan tulangan geser yang
dibutuhkan adalah 0,503 mm2/mm. Sedangkan kebutuhan tulangan
longitudinal kolom adalah 1225 mm2 dan kebutuhan tulangan gesernya
adalah 0 mm2/mm (tidak perlu geser). Sehingga konfigurasi tulangan
dapat dilihat pada gambar berikut
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu KN-m.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan
dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan.
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit satuan yang
digunakan KN-m sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam memasukkan
parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan N-mm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw Draw Frame/Cable atau dengan
bantuan Toolbar.
Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu KN-m.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan
dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan.
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit satuan yang
digunakan KN-m sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam memasukkan
parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan N-mm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan
Frame/Cable atau dengan bantuan Toolbar.
perintah
Draw
Draw
Shape),
gaya-momenpadabatang
(Display
Show
Member
Forces/Stress
Diagram
Frame/Pier/Sprandel
Forces)
sertareaksitumpuan yang terjadiAnalisastruktur (Display Show
Member Forces/Stress Diagram Support/Spring Reactions).
Portal 3-D dengan jarak antar bentang 5 m dan tinggi tiap lantai 3m, memikul beban
sebagai berikut:
Beban hidup
: 250 Kg/m2
Beban SIDL
: 100 kg/m2
Jika digunakan mutu beton fc 30 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur)
dan fy 240 MPa (sengkang), desain dan rencanakan balok dan kolom serta
penulangan menurut SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.
Bangunan yang akan didesain pada kali ini adalah bangunan perkantoran
3 lantai yang berlokasi di Bandung. Tinggi tiap lantai bangunan ini adalah
3,5 m untuk lantai dasar dan 3 m untuk lantai tipikal, serta untuk rumah
kepala tangga adalah 2,5 m. Jarak antar kolom dan panjang bentang balok
dapat dilihat pada gambar denah bangunan.
Material bangunan yang digunakan untuk seluruh balok, kolom, serta
pelat adalah menggunakan sistem beton bertulang.
1.2
Denah Bangunan
1.3
Struktur yang didesain yaitu struktur bagian atas. Struktur bagian atas terdiri dari
perencanaan kolom, balok, dan pelat.
1.4 Mutu Bahan
Mutu bahan yang digunakan terdiri dari:
Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
2. Preliminary Design
= 2400 kg/m3
= 0.12 x 2400
= 288 kg/m2
3.1.2 Balok
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh balok meliputi:
-
3.1.2 Kolom
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh kolom meliputi:
-
= 11+7
= 18,00 kg/m2
Pasir tebal 3 cm
= 42,00 kg/m2
Keramik 6 mm
Beban M dan E
= 54,00 kg/m2
= 0.04x1800
= 14,40 kg/m2
= 0.6x24
= 15,00 kg/m2
= 143.40 kg/m2
150 kg/m2
3.2.2 Pelat Atap
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh pelat atap terdiri dari:
-
= 18,00 kg/m2
= 11+7
= 0.025x2100
= 52,50 kg/m2
= 15,00 kg/m2
Beban M dan E
= 85,50 kg/m2
100 kg/m2
3.2.3 Balok
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh balok terdiri dari:
-
qSDL pada pelat lantai untuk balok tiap lantai =150 kg/m2
= 100 kg/m2
= 250,00 kg/m2
qSDL pada pelat lantai untuk kolom tiap lantai = 150 kg/m2
qSDLpada pelat atap untuk kolom paling atas = 100 kg/m2
Dinding bata
= 250,00 kg/m2
3.2.5 Tangga
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap tangga terdiri dari:
- Adukan semen 2.5 cm
-
Keramik 6 mm
= 0.025x2100
= 0.6x24
= 52,50 kg/m2
= 14,40 kg/m2
= 66,90 kg/m2
Beban Hidup ( LL )
Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lanatai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga
mengakibatkan perubahan pembebanan pada lanatai dan atap tersebut. Khusus pada atap,
beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan.
Beban hidup yang dipikul dapat dirincikan sebagi berikut :
3.3.1 Pelat Lantai
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap perencanaan pelat terdiri dari:
- Beban hidup = 250 kg/m2
3.3.2 Pelat Atap
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap perencanaan pelat terdiri dari:
-
= 100 kg/m2
Wilayah gempa
Kondisi tanah
= Zone 4 (Bandung)
= Sedang
1. Pemodelan
4.1 Pemodelan dengan Menggunakan ETABS
Struktur dimodelkan memiliki tinggi antar lantai adalah 3,5 m, dan
3m. Pada pemodelan ditambahkan rumah untuk kepala tangga
dengan ketinggian 2,5 m. Struktur ini akan memikul beban.
Mengenai jenis dan besarnya beban akan dibahas di subbab
berikutnya
Besarnya beban angin tiup dan hisap = 25 kg/m2 x lebar daerah yang dikenai angin.
Lalu dimasukkan sebagai beban frame. Contoh :
Tinjau Frame B1, panjang bentang balok di kanan dan kiri frame yang ditinjau adalah 2 m
dan 2 m (Luas daerah bagian yang diarsir). frame ini akan memikul beban angin tiup/tekan
maka W3 =25x(2+2)= 100 kg.
5. Pemeriksaan perilaku struktur
Pada bab ini akan dibahas mengenai pemeriksaan perilaku struktur
setelah struktur menerima beban gempa metode Respons Spektra.
Perilaku struktur yang ditinjau adalah besarnya gaya geser dasar nominal
dalam suatu arah tertentu akibat respon spektra yang nilainya terhadap
gaya geser nominal sebagai respon ragam yang pertama (gaya geser
dasar akibat respon statik) harus memenuhi ketentuan pasal 7.2 dalam
SNI 03-1726-2003 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung. Disamping itu juga, perilaku struktur yang ditinjau
adalah kinerja struktur bangunan yang telah dipengaruhi gempa dengan
metode respon spektra yang hasilnya harus sesuai dengan ketentuan
pasal 8 dalam SNI 03-1726.2003.
Berdasarkan pasal 7.2 Analisis ragam spektrum respons, bangunan gedung yang tidak
beraturan terhadap gempa nominal dapat dilakukan dengan metode analisis ragam spektrum
respons dengan memakai spektrum respons gempa rencana menurut Gambar 2 SNI 03-17262003 yang nilai ordinatnya dikalikan dengan faktor koreksi I/R, dimana I adalah faktor
keutamaan menurut Tabel 1 SNI 03-1726-2003, sedangkan R adalah faktor reduksi gempa
representatif dari struktur bangunan yang bersangkutan.
Untuk bangunan hotel ini ditetapkan nilai :
Nilai I untuk kantor = 1
Nilai R diambil
= 5,5
Dengan menggunakan Gambar 2 Respons Spektrum Wilayah Gempa untuk Wilayah Gempa
4 pada SNI gempa dengan kondisi tanah lunak dan T>0,6 detik,
Sehingga fungsi respon spektrum didefinisikan sebagai berikut :
Perhitungan :
a) Menentukan besar geometrik kelompok las
Asumsitebalefektif las (tt = 1 mm)
Aw
= B.d +
= 175.350 +
= 102083,33 mm3
Rnw
0,73.1
tt
0,225 tt KN/mm
3,24 mm
tw
3,24 / 0,707
tw
4,59 mm
b = 150 mm
d = 600 mm
tf = 12 mm
E = 2 x 105Mpa
tw= 20 mm
r = 28 mm
ix = 248 mm
iy = 68,5 mm
= B.d +
= 300.600 +
= 300000 mm3
= 0,24 tt KN/mm
e) Kriteria perencanaan
Rnw
0,37.1
0,24 tt KN/mm
tt
1,55 mm
tw
1,55 / 0,707
tw
2,19 mm
project
planner
merencanakan
waktu
pekerjaan
proyek,
TUJUAN :
1.
4.
Membantu
dalam
pengorganisasian
aktivitas
proyek
dengan
(Work
anggaran
biaya
dalam
Primavera
dimudahkan
dengan
berdasarkan
organisasi
(mis.
Departemen)
yang
diinginkan Pengguna.
Kurva S merupakan salah satu output dalam Primavera, sehingga
Pengguna tidak hanya dapat melihat hasil akumulasi penggunaan volume
resources atau biaya per aktivitas dalam perencanaan saja, tapi juga
Informasi tambahan
Tutup info
Statistik Pengunjung
147405
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu
Bulan Ini
Bulan Lalu
Seluruhnya
148
154
701
145435
1686
7405
147405
Your IP: 202.67.45.33
Server Time: 2014-04-09 14:12:48
Visitors Counter
Tutorial
Lowongan Kerja
Loker Administrasi
Loker Drafter
Loker Akunting
Daftar Alumni
Alumni DrafterCAD
Alumni Multimedia
Alumni Animasi
Alumni ManufakturCAD
Alumni Akuntansi