Você está na página 1de 43

Analisa Struktur dan Manajemen Kontruksi

Durasi pertemuan : Paket 40 Jam , 20 x 2 Jam

Paket Training Analisa Struktur dan Manajemen Konstruksi adalah


program unggulan pelatihan komputasi Teknik Sipil yang Piksi Megatama
selenggarakan. Setelah mengikuti paket training Komputasi Teknik Sipil
ini , diharapkan para peserta selain mempunyai kemampuan dalam
modeling dan analisa struktur bangunan, juga mampu membuat optimasi
perancangan biaya dan SDM dalam membangun sebuah proyek
bangunan.
Tool aplikasi komputasi yang digunakan :
1. Analisa Struktur - SAP 2000 ( 16 Jam )
2. Analisa Struktur - ETAB ( 16 Jam )
3. Manajemen Konstruksi - Ms.Projec Planner (8 Jam )

Studi Kasus
Menghitung optimasi analisa pemodelan struktur untuk Gedung Parkir dan Jembatan berdasarkan
parameter SNI.

Soal :
Sebuah gedung parkir sebagai bagian dari komplek perniagaan
akan dibangun di kota Bandung. Komponen
struktur direncanakan menggunakan material beton bertulang
dengan spesifikasi sebagai berikut.
Beton
Kuat desak beton fc = 25 Mpa atau K-300
Modulus elastisitas beton Ec = 4700 fc = 23500 Mpa
Poisson ratio beton c = 0,2
Berat jenis beton, c = 2400 kg/m3

Baja Tulangan
Tulangan longitudinal, BJTD 40 (ulir) fy = 400 Mpa
Tulangan transversal/sengkang, BJTP 24 (polos) fys = 240 Mpa
Poisson ratio baja s = 0,3
Berat jenis baja s= 7850 kg/m3
Penentuan Dimensi Elemen Struktur
a. Balok Induk
Balok merupakan elemen struktur pemikul momen yang berfungsi
mentransfer beban dari pelat ke kolom. Dimensi tinggi balok induk
ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut : Untuk bentang
antar kolom 8 m, maka tinggi balok induk = 8000 mm/12 = 666,67 ~ 700
mm. Lebar balok diambil= h/2 = 700 mm/2 = 350 mm. B1-350x700 mm.
b. Balok Anak
Dimensi tinggi balok anak ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai
berikut :
Untuk bentang antar balok induk 8 m, maka tinggi balok anak = 8000
mm/16 = 500 mm. Lebar balok diambil = h/2 = 500 mm/2 = 350 mm. B2250x500 mm
c. Sloof
Sebagai pengikat struktur diatas tanah digunakan sloof SL1-300x600 dan
SL2-250x500. Sloof ini
diharapkan dapat menahan beban dinding diatasnya serta meningkatkan
kekuatan serta kekakuan lentur pondasi.
d. Pelat
Pelat yang digunakan merupakan pelat dua arah. Pelat dua arah memiliki
kelebihan diantaranya dalam hal kekakuan lantai yang lebih besar dalam
dua arah pembebanan gempa. Meskipun begitu, perencana struktur juga
biasa menggunakan tipe pelat satu arah untuk menghemat volume
tulangan dalam arah tertentu.
Dimensi pelat ditentukan berdasarkan rule of thumb sebagai berikut :
Untuk bentang pelat diantara pendukungnya sebesar 4 m, maka tebal
pelat = 4000 mm/30 = 130 mm~150 mm. PL1-150 mm
Pelat atap diasumsikan memiliki beban yang lebih ringan daripada pelat
lantai. Tinggi pelat atap dimabil sebagai PL2-120 mm.
e. Kolom

Kolom merupakan elemen vertikal yang menerima transfer beban dari


pelat dan balok, kemudian meneruskannya ke tanah melalui kontruksi
pondasi. Gaya aksial yang bekerja pada kolom dikondisikan memiliki nilai
>> 0.1 Ag fc . Perkiraan gaya aksial kolom dapat diperoleh dari hasil
running analysis software SAP 2000 dengan dimensi kolom yang
diasumsikan terlebih dahulu.
Kriteria Pembebanan
Pembebanan yang digunakan dalam melakukan analisis struktur sesuai
dengan kriteria desain. Beban-beban ini sesuai dengan Pedoman
Pembebanan Indonesia untuk rumah dan gedung (SKBI-1987) dan fungsi
dari masing masing elemen struktur
a. Beban Sendiri (Self Weight Load, SW)
Berat sendiri adalah berat sendiri elemen struktur yaitu balok, kolom, dan
pelat yang menggunakan material beton bertulang biasa. Namun berat
sendiri ini belum termasuk beban partisi/tembok dan beban mati
tambahan lainnya. Proses perhitungan otomatis berat sendiri struktur
dapat dilakukan oleh software SAP 2000.
b. Beban Mati Tambahan (Super Imposed Dead Load, SIDL)
Komponen gedung yang diperhitungkan sebagai beban mati tambahan
adalah beban partisi/tembok, finishing, ducting, lighting, ceiling dan
mechanical electrical. Beban SIDL selain beban tembok diambil sebesar:
Lantai Dasar Lantai 2 : 150 kg/m2
Lantai Atap : 100 kg/m2
Pada perimeter gedung parkir terdapat dinding setinggi 1 m dengan
material beton bertulang. Pada pemodelan struktur menggunakan
software SAP 2000 , beban dinding diaplikasikan sebagai beban garis
pada balok. Berat jenis beton = 2400 kg/m3 dan tebal dinding
diasumsikan sebesar 15 cm. Beban dinding dapat dihitung sebagai 1 m x
0.15 m x 2400 kg/m3 = 360 kg/m.
c. Beban Hidup (Live Load, LL)
Beban hidup tiap lantai disesuaikan dengan fungsi dan peruntukannya.
Berdasarkan peraturan yang digunakan, maka beban hidup diambil
sebagai berikut :
Lantai Dasar Lantai 2 : 400 kg/m2
Lantai Atap : 100 kg/m2

Beban Gempa (Earthquake, E)


Indonesia ditetapkan terbagi dalam 6 wilayah gempa dimana wilayah
gempa 1 adalah wilayah dengan kegempaan paling rendah dan wilayah
gempa 6 dengan kegempaan paling tinggi.

Pembagian wilayah ini didasarkan atas percepatan puncak batuan dasar


akibat pengaruh Gempa Rencana dengan perioda ulang 500 tahun. Kota
Bandung termasuk dalam wilayah gempa 4.
Percepatan puncak muka tanah untuk wilayah gempa 4 untuk masingmasing jenis tanah ditunjukkan dalam table berikut ini.
Tingkat kepentingan suatu struktur terhadap bahaya gempa dapat
berbeda-beda tergantung pada fungsinya. Oleh karena itu, semakin
penting struktur tersebut maka semakin besar perlindungan yang harus
diberikan.
Faktor Keutamaan (I) dipakai untuk memperbesar beban gempa rencana
agar struktur mampu
memikul beban gempa dengan periode lebih panjang atau dengan kata
lain dengan tingkat kerusakan yang lebih kecil.

Deskripsi Analisa Struktur Bangunan


Pelatihan yang diselenggarakan oleh Megatama ini menawarkan materi-materi yang mencakup
pemahaman penggunaan software serta teori-teori yang dirangkum dari kuliah maupun pekerjaan

aplikatif. Pelatihan ini lebih banyak diorientasikan secara langsung untuk mengerjakan proyek-proyek
bangunan sipil seperti mendesain gedung, jembatan dan pondasi. Diharapkan para peserta sudah
memahami secara komprehensif dan sistematis langkah-langkah yang diperlukan untuk memecahkan
permasalahan teknik sipil.
Software teknik sipil bukanlah yang utama dalam pelatihan ini, karena software hanyalah tools untuk
membantu penggunanya mengerjakan pekerjaan desain struktur bangunan. Software yang diajarkan
tidak hanya SAP2000 tapi juga ETABS karena menyangkut studi kasus yang kedua software memiliki
kelebihan di dalamnya. Materi utama dalam pelatihan ini adalah sistematika pengerjaan desain
struktur bangunan teknik sipil yang tertera dalam materi pelatihan di bawah ini.
TUJUAN :
1.

Para peserta memahami secara komprehensif kegunaan software teknik sipil terutama SAP2000
dan ETABS, tidak hanya perintah-perintahnya saja.

2. Memahami aplikasi teori-teori teknik sipil seperti properti material beton dan baja serta peraturan
LRFD dan ACI maupun penggunaanya dalam software teknik sipil.
3. Mengetahui langkah-langkah analisis dan desain struktur bangunan sipil seperti gedung, jembatan
4.

Mengetahui langkah-langkah pembebanan dari perhitungannya sampai aplikasi pada model


struktur dalam software SAP2000 atau ETABS. Tipe beban yang akan diajarkan adalah
perhitungan beban gempa (statis dan dinamis), beban angin, beban bergerak di atas jembatan
seperti beban hidup dan beban truk, beban yang bekerja pada pondasi serta daya dukungnya, dan
lain-lain.

5. Tidak semua jenis struktur dapat didesain oleh software SAP2000 dan ETABS Pelatihan ini akan
memberikan pengetahuan tentang penggunaan output yang diperoleh dari kedua software tersebut
untuk mendesain struktur bangunan yang tidak diakomodasi oleh keduanya seperti pelat lantai,
pondasi, shear connector, dll.

ANALISA STRUKTUR - SAP 2000


BAB 1 PENDAHULUAN
Fasilitas yang disediakan SAP 2000 antara lain adalah kemampuan untuk
mendesain model struktur dari yang paling sederhana sampai yang rumit

seperti frame 2D, portal 3D, beban bergerak, analisis dinamis dan
sebagianya.
Secara garis besar, perancangan model struktur frame dengan
menggunakan SAP 2000 melalui 7 tahapan:
1. Menentukan geometri model struktur
2. Mendefinisikan data-data
3. Menempatkan data-data yang telah didefinisikan ke model struktur
4. Memeriksa input data
5. Analisis mekanika teknik
6. Pendesaianan struktur baja dan beton sesuai aturan yang ada
7. Modifikasi Struktur / ReDesign
1
BAB 2 STRUKTUR BALOK DUA TUMPUAN SEDERHANA
Balok Dua Tumpuan sederhana (Gb.2.1) bentang 4.5 m mempunyai penampang
berbentuk persegi, yang memikul beban merata dan beban terpusat terfaktor
(dianggap berat sendiri sudah termasuk dalam spesifikasi beban yang diberikan).
Jika digunakan mutu beton fc 28 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur)
dan fy 240 MPa (sengkang).
Tugas :
Desain penulangan menurut SNI 03-2847-2002, berdasarkan Tata Cara Perhitungan
Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.

Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu kN-m.

2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan


dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan,
3. Melengkapi data geometri dengan data material (SAP 2000 menyediakan pilihan material
yaitu alumunium, baja, dan beton. Untuk mendefinisikan jenis material yang lain seperti
kayu, dan lain-lain, kita perlu medefinisikannya secara manual) dan penampang, karena unit
satuan yang digunakan kN-m sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam
memasukkan parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan N-mm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw Draw frame/cable atau dengan
bantuan Toolbar. Karena model yang akan digunakan adalah berasal dari template maka kita
hanya tinggal mengganti frame yang sudah ada dengan frame yang akan digunakan.
5. Susun data pembebanan
Beban yang diberikan dalam problem perencanaan di atas sudah dalam bentuk beban
terfaktor, selain itu berat sendiri sudah dimasukkan dalam parameter beban yang diberikan.
6. Analisa Struktur Balok Dua Tumpuan Sederhana.
Jika geometri, material, penampang dan pembebanan sudah diberikan
maka selanjutnya dapat dilakukan analisa struktur, dilakukan melalui
menu: Analyze Set Analysis Options klik X-Z plane (karena hanya 2
dimensi). Lalu Analyze Run (gb.2.13).

7.
DesainPenampangBalokDuaTumpuanSederhana.
Jika proses berjalan baik (dapat ditampilkan Diagram Gaya Geser dan
Bending Moment) maka proses desain penampang dapat dimulai.

Jika tombol Summary digunakan maka akan ditampilkan hitungan


perancangan penampang pada element yang sedang dipilih secara lebih
detail (lihat gambar dibawah).

Dari data-data diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal yang dibutuhkan
adalah 542,962 mm2. Dan kebutuhan tulangan geser adalah 0.503 mm2/mm = 503
mm2/m (didaerah tumpuan).
Jadi jika kita akan mengunakan tulangan longitudinal dengan D-16 (luas tulangan =
200,1 mm2) dibutuhkan sekitar 3 buah tulangan (542,962 mm2/200,1 mm2) didaerah
lapangan. Dan jika kita akan menggunakan tulangan geser -10 (luas tulangan =
78,5 mm2) dibutuhkan sekitar 7 buah sengkang dalam setiap 1 meternya (503
mm2/m /78,5 mm2). Spasi tulangan gesernya adalah 150 mm (tumpuan). (Jumlah
tulangan geser (7) /1000 mm). Konfigurasi tulangan dapat dilihat pada gambar
dibawah.

BAB 3 STRUKTUR PORTAL 2-D SEDERHANA


Struktur portal sederhana (Gb.3.1) bentang 6 m dan tinggi 3 m mempunyai
penampang berbentuk persegi, yang memikul beban hidup merata. Jika digunakan
mutu beton fc 28 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur) dan fy 240 MPa
(sengkang).
Tugas : Desain penulangan balok dan kolom menurut SNI 03-2847-2002, Tata Cara
Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP
2000.

Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu N-m.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan
dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan.
3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang,
karena unit satuan yang digunakan N-m sedangkan parameter material
dalam MPa maka dalam memasukkan parameter tersebut unit satuannya
diubah terlebih dahulu dengan N-mm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw Draw frame/cable atau dengan
bantuan Toolbar . Karena model yang akan digunakan adalah berasal dari template maka kita
hanya tinggal mengganti frame yang sudah ada dengan frame yang akan digunakan
5. Susun data pembebanan.
Beban yang diberikan dalam problem perencanaan di atas yaitu beban hidup dan bukan
merupakan beban terfaktor, selain itu berat sendiri sudah dimasukkan dalam parameter beban
yang diberikan.
6. Analisa Struktur Balok Dua Tumpuan Sederhana.
Jika geometri, material, penampang dan pembebanan sudah diberikan maka selanjutnya dapat
dilakukan analisa struktur, dilakukan melalui menu: Analyze Set Analysis Options klik XZ plane (karena hanya 2 dimensi). Lalu Analyze Run (gb.3.12).Untuk mengetahui
deformasi (Display Show Deformed Shape), gaya-momen pada batang (Display Show
Member Forces/Stress Diagram Frame/Pier/Sprandel Forces) serta reaksi tumpuan

yang terjadi Analisa struktur (Display Show Member Forces/Stress Diagram


Support/Spring Reactions).

7. Desain Penampang Portal Sederhana.


Jika proses berjalan baik (dapat ditampilkan Diagram Gaya Geser dan Bending Moment)
maka proses desain penampang dapat dimulai.

Dari data diatas dapat dilihat bahwa tulangan longitudinal balok yang
dibutuhkan adalah 578,89 mm2 untuk tulangan lapangan dan 466,85
mm2untuk tulangan tumpuan dan kebutuhan tulangan geser yang
dibutuhkan adalah 0,503 mm2/mm. Sedangkan kebutuhan tulangan
longitudinal kolom adalah 1225 mm2 dan kebutuhan tulangan gesernya
adalah 0 mm2/mm (tidak perlu geser). Sehingga konfigurasi tulangan
dapat dilihat pada gambar berikut

BAB 4 STRUKTUR KUDA-KUDA SEDERHANA


Struktur kuda-kuda sederhana (Gb.4.1) panjang bentang 10 m dan tinggi 3 m
mempunyai penampang berbentuk siku / Equal Angle (profil baja), yang memikul
beban hidup merata, dan beban angin.
Tugas :
Jika digunakan mutu baja fy 240 MPa dan fu 370 MPa (lentur), desain kuda-kuda
tersebut dengan memilih profil baja yang paling optimum dengan bantuan program
SAP 2000.

Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu KN-m.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan
dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan.

3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit satuan yang
digunakan KN-m sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam memasukkan
parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan N-mm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan perintah Draw Draw Frame/Cable atau dengan
bantuan Toolbar.

5. Susun data pembebanan.


Beban yang diberikandalam problem perencanaan di
atasyaitubebanhidupdanbukanmerupakanbebanterfaktor,
selainituberatsendirisudahdimasukkandalam parameter beban yang
diberikan.

BAB 5 STRUKTUR JEMBATAN SEDERHANA


Struktur jembatan sederhana (Gb.5.1) panjang bentang 10 m dan tinggi 5 m
mempunyai penampang berbentuk double siku / double Angle (profil baja), yang
memikul beban hidup merata, dan beban angin. Jika digunakan mutu beton fc 28
Mpa (untuk pelat) dan mutu baja fy 240 MPa dan fu 370 MPa (lentur).
Tugas : desain jembatan tersebut dengan memilih profil baja yang paling optimum
dengan bantuan program SAP 2000.

Jawab :
1. Aktifkan program SAP 2000, tetapkan Unit Satuan, yaitu KN-m.
2. Susun geometri, misalnya dengan template yang telah disediakan dan
dimodifikasi sesuai dengan model yang diinginkan.

3. Melengkapi data geometri dengan data material dan penampang, karena unit satuan yang
digunakan KN-m sedangkan parameter material dalam MPa maka dalam memasukkan
parameter tersebut unit satuannya diubah terlebih dahulu dengan N-mm.
4. Pemodelan
Untuk menggambar dapat menggunakan
Frame/Cable atau dengan bantuan Toolbar.

perintah

Draw

Draw

6. Analisa Struktur Balok Dua Tumpuan Sederhana.


Jika geometri, material, penampang dan pembebanan sudah diberikan
maka selanjutnya dapat dilakukan analisa struktur, dilakukan melalui
menu: Analyze Set Analysis Options klik Space Truss. Lalu Analyze
Run (gb.3.15).Untukmengetahuideformasi (Display Show Deformed

Shape),
gaya-momenpadabatang
(Display

Show
Member
Forces/Stress
Diagram

Frame/Pier/Sprandel
Forces)
sertareaksitumpuan yang terjadiAnalisastruktur (Display Show
Member Forces/Stress Diagram Support/Spring Reactions).

7. Desain Penampang Struktur jembatan Sederhana.


Jika proses berjalanbaik (dapatditampilkan Diagram Gaya Geserdan
Bending Moment) maka proses desainpenampangdapatdimulai.

BAB 6 LATIHAN SOAL


Balok dengan panjang antar bentang 5 m mempunyai penampang berbentuk
persegi (250/400), yang memikul beban merata (jenis beban live load) 100 KN/m
Jika digunakan mutu beton fc 20 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur)
dan fy 240 MPa (sengkang), desain penulangan menurut SNI 03-2847-2002, Tata
Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program
SAP 2000.

Portal 3-D dengan jarak antar bentang 5 m dan tinggi tiap lantai 3m, memikul beban
sebagai berikut:

Beban hidup

: 250 Kg/m2

Beban SIDL

: 100 kg/m2

Jika digunakan mutu beton fc 30 MPa dan mutu baja tulangan fy 400 MPa (lentur)
dan fy 240 MPa (sengkang), desain dan rencanakan balok dan kolom serta
penulangan menurut SNI 03-2847-2002, Tata Cara Perhitungan Struktur Beton
untuk Bangunan Gedung dengan bantuan program SAP 2000.

Perancangan Struktur Beton Bertulang-ETABS


Pada Modul ETABS ini siswa akan diajarkan bagaimana cara mendesain
suatu gedung dengan diberikan suatu permasalahan (Studi Kasus).
Diharapkan dengan cara mendesain ini siswa dapat mempelajari cara
analisa struktur menggunakan program ETABS. Sebelumnya akan
dijelaskan bagaimana program ETABS menganalisa struktur dengan
system beton bertulang.

STUDI KASUS : Bangunan Perkantoran 3 Lantai


1. Pendahuluan
1.1

Deskripsi Singkat Bangunan

Bangunan yang akan didesain pada kali ini adalah bangunan perkantoran
3 lantai yang berlokasi di Bandung. Tinggi tiap lantai bangunan ini adalah
3,5 m untuk lantai dasar dan 3 m untuk lantai tipikal, serta untuk rumah
kepala tangga adalah 2,5 m. Jarak antar kolom dan panjang bentang balok
dapat dilihat pada gambar denah bangunan.
Material bangunan yang digunakan untuk seluruh balok, kolom, serta
pelat adalah menggunakan sistem beton bertulang.
1.2

Denah Bangunan

Denah bangunan yang akan didesain digambarkan sebagai berikut:

1.3

Bagian Struktur yang Didesain

Struktur yang didesain yaitu struktur bagian atas. Struktur bagian atas terdiri dari
perencanaan kolom, balok, dan pelat.
1.4 Mutu Bahan
Mutu bahan yang digunakan terdiri dari:

Mututulangan baja ulirfy = 400 MPa

Mututulangan baja polos fy = 240 MPa

Mutu beton fc= 30 Mpa

1.5 Peraturan yang Digunakan


Peraturan yang digunakan dalam mendesain keseluruhan struktur terdiri dari :

Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung SKBI-1.3.53.1987

Tata Cara PerencanaanKetahananGempauntukBangunanGedung (SNI 03-1726-2003)

Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung (SNI 03-2847-2002)
2. Preliminary Design

Perencanaan awal ini meliputi perencanaan awal dimensi balok, dimensi


kolom, dan dimensi pelat. Berikut akan ditampilkan contoh perhitungan
perencanaan awal untuk dimensi, balok, kolom, dan pelat.
2.1. Perencanaan Awal Dimensi Balok

Tinggi minimum balok (h) diperoleh dengan


mengikuti peraturan SNI 03-2847-2002
pasal 11.5 mengenai tinggi minimum balok
dan pelat yang diizinkan. Peraturan dapat
dilihat melalui tabel 1. Estimasi tinggi
minimum balok diperoleh dengan rumus:
h = L / 12
dimana,
h = tinggi balok (mm)
L = panjang bentang (mm)
Sedangkan estimasi lebar balok diperoleh dengan rumus:
b = h / 12
Untuk mempermudah, perhitungan dimensi balok dilakukan secara
tabelaris dengan bantuan microsoft excell.
2.2. Perencanaan Awal Dimensi Pelat
Tebal minimum pelat harus memenuhi ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
a. Menurut PBI tahun 1971
Tebal pelat lantai minimum = 12 cm
b. Menurut SK SNI 1991.
c. Tebal pelat yang diambil adalah 12 cm
3. Pembebanan
Pembebanan yang dimaksudkan pada bangunan perkantoran 3 lantai ini
adalah beban-beban yang akan dipikul oleh struktur bangunan.
Pembebanan dilakukan berdasarkan Pedoman Perencanaan Pembebanan

untuk Rumah dan Gedung SKBI-1.3.53.1987 dan Tata Cara Perencanaan


Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 03-1726-2003).
3.1 Beban Mati (DL)
Beban mati adalah berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap. Beban mati
ini bergantung pada berat jenis material bangunan.
Beban mati pada struktur bangunan ini terdiri dari :
a. Berat sendiri beton

= 2400 kg/m3

Beban mati yang dipikul dapat dirincikan sebagai berikut :


3.1.1Pelat Lantai dan Pelat Atap
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh pelat pada setiap lantai dan atap
terdiri dari:
-

Berat sendiri pelat

= 0.12 x 2400

= 288 kg/m2

3.1.2 Balok
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh balok meliputi:
-

Berat sendiri pelat = 288 kg/m2


Berat sendiri balok = 2400 kg/m2

3.1.2 Kolom
Beban mati yang diperhitungkan untuk dipikul oleh kolom meliputi:
-

Berat sendiri pelat = 288 kg/m2


Berat sendiri balok = 2400 kg/m3
Berat sendiri kolom = 2400 kg/m3

3.2 Beban Mati Super Imposed ( SDL )


Beban Mati Super Impose dapat didefinisikan sebagai beban mati tambahan . Beban mati
super imposed pada struktur bangunan ini terdiri dari beban keramik, spesi, plafond,
mekanikal dan elektrikal (ME), dan dinding bata.
Beban mati super imposed yang dipikul dapat dirincikan sebagi berikut :
3.2.1 Pelat Lantai
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh pelat lantai terdiri dari:
-

Beban rangka + plafond

= 11+7

= 18,00 kg/m2

Pasir tebal 3 cm

= 42,00 kg/m2

- Adukan semen 2 cm = 0.02x2100


-

Keramik 6 mm

Beban M dan E

= 54,00 kg/m2

= 0.04x1800

= 14,40 kg/m2

= 0.6x24

= 15,00 kg/m2
= 143.40 kg/m2

Total qSDL pada pelat lantai

150 kg/m2
3.2.2 Pelat Atap
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh pelat atap terdiri dari:
-

Beban rangka + plafond

- Adukan semen 2.5 cm


-

= 18,00 kg/m2

= 11+7

= 0.025x2100

= 52,50 kg/m2

= 15,00 kg/m2

Beban M dan E

= 85,50 kg/m2

Total qSDL pada pelat atap

100 kg/m2
3.2.3 Balok
Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh balok terdiri dari:
-

qSDL pada pelat lantai untuk balok tiap lantai =150 kg/m2

qSDLpada pelat atap untuk balok atap


Dinding bata
3.2.4 Kolom

= 100 kg/m2
= 250,00 kg/m2

Pembebanan yang diperhitungkan untuk dipikul oleh kolom meliputi:


-

qSDL pada pelat lantai untuk kolom tiap lantai = 150 kg/m2
qSDLpada pelat atap untuk kolom paling atas = 100 kg/m2
Dinding bata
= 250,00 kg/m2

3.2.5 Tangga
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap tangga terdiri dari:
- Adukan semen 2.5 cm
-

Keramik 6 mm

= 0.025x2100

= 0.6x24

= 52,50 kg/m2

= 14,40 kg/m2

= 66,90 kg/m2

Total qSDL pada tangga


3.3

Beban Hidup ( LL )

Beban hidup adalah semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
gedung, dan kedalamnya termasuk beban-beban pada lanatai yang berasal dari barang-barang
yang dapat berpindah, mesin-mesin serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak
terpisahkan dari gedung dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung itu, sehingga
mengakibatkan perubahan pembebanan pada lanatai dan atap tersebut. Khusus pada atap,
beban hidup dapat termasuk beban yang berasal dari air hujan.
Beban hidup yang dipikul dapat dirincikan sebagi berikut :
3.3.1 Pelat Lantai
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap perencanaan pelat terdiri dari:
- Beban hidup = 250 kg/m2
3.3.2 Pelat Atap
Pembebanan yang diperhitungkan terhadap perencanaan pelat terdiri dari:
-

Beban hidup atap

= 100 kg/m2

3.4 Beban Angin (W)


Beban angin adalah semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang
disebabkan oleh selisih dalam tekanan udara.
Beban angin yang dipikul dapat dirincikan sebagi berikut :
- di pihak angin
- di belakang angin

= 0.9x25 kg/m2 = 22.5 kg/m2.


= 0.4x25kg/m2 = 10 kg/m2.

- sejajar dengan arah angin = 0,4 x 25 kg/m2 = 10 kg/m2


3.5 Beban Gempa (E)
Beban gempa untuk bangunan irrergular dapat didefinisikan sebagai gaya-gaya di dalam
struktur yang terjadi oleh gerakan tanah akibat gempa itu. Pembebanan dilakukan
berdasarkan Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Bangunan Gedung (SNI 031726-2003).
Beban gempa dihitung dengan mempertimbangkan parameter-parameter berikut ini:
-

Wilayah gempa
Kondisi tanah

= Zone 4 (Bandung)
= Sedang

Analisis yang dilakukan


= Statik ekivalen dan Respon Spectrum Analysis
- Faktor Keutamaan (I)
Nilai faktor keutamaan diperoleh dari tabel 1 SNI 03-1726-2006

1. Pemodelan
4.1 Pemodelan dengan Menggunakan ETABS
Struktur dimodelkan memiliki tinggi antar lantai adalah 3,5 m, dan
3m. Pada pemodelan ditambahkan rumah untuk kepala tangga
dengan ketinggian 2,5 m. Struktur ini akan memikul beban.
Mengenai jenis dan besarnya beban akan dibahas di subbab
berikutnya

4.2 Penempatan Pembebanan


Beban-beban yang diperhitungkan adalah beban-beban yang telah
dibahas pada bab pembebanan sebelumnya. Beban-beban tersebut terdiri
dari beban mati (DL), beban SDL, beban hidup (LL), beban angin (W), dan
beban gempa (E).

Pendefinisian Arah Angin

Besarnya beban angin tiup dan hisap = 25 kg/m2 x lebar daerah yang dikenai angin.
Lalu dimasukkan sebagai beban frame. Contoh :

Tinjau Frame B1, panjang bentang balok di kanan dan kiri frame yang ditinjau adalah 2 m
dan 2 m (Luas daerah bagian yang diarsir). frame ini akan memikul beban angin tiup/tekan
maka W3 =25x(2+2)= 100 kg.
5. Pemeriksaan perilaku struktur
Pada bab ini akan dibahas mengenai pemeriksaan perilaku struktur
setelah struktur menerima beban gempa metode Respons Spektra.
Perilaku struktur yang ditinjau adalah besarnya gaya geser dasar nominal
dalam suatu arah tertentu akibat respon spektra yang nilainya terhadap
gaya geser nominal sebagai respon ragam yang pertama (gaya geser
dasar akibat respon statik) harus memenuhi ketentuan pasal 7.2 dalam
SNI 03-1726-2003 Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa untuk
Bangunan Gedung. Disamping itu juga, perilaku struktur yang ditinjau
adalah kinerja struktur bangunan yang telah dipengaruhi gempa dengan
metode respon spektra yang hasilnya harus sesuai dengan ketentuan
pasal 8 dalam SNI 03-1726.2003.

5.1 Perilaku Struktur Akibat Gempa dengan Respon Spektra

Berdasarkan pasal 7.2 Analisis ragam spektrum respons, bangunan gedung yang tidak
beraturan terhadap gempa nominal dapat dilakukan dengan metode analisis ragam spektrum
respons dengan memakai spektrum respons gempa rencana menurut Gambar 2 SNI 03-17262003 yang nilai ordinatnya dikalikan dengan faktor koreksi I/R, dimana I adalah faktor
keutamaan menurut Tabel 1 SNI 03-1726-2003, sedangkan R adalah faktor reduksi gempa
representatif dari struktur bangunan yang bersangkutan.
Untuk bangunan hotel ini ditetapkan nilai :
Nilai I untuk kantor = 1
Nilai R diambil

= 5,5

Dengan menggunakan Gambar 2 Respons Spektrum Wilayah Gempa untuk Wilayah Gempa
4 pada SNI gempa dengan kondisi tanah lunak dan T>0,6 detik,
Sehingga fungsi respon spektrum didefinisikan sebagai berikut :

6.2 Kinerja Struktur


Kinerja Struktur ditinjau terhadap 2 hal yaitu kinerja batas layan dan
kinerja batas ultimit
6.2.1 Kinerja Batas Layan
Berdasarkan pasal 8.1.1 SNI 03-1726-2003, kinerja batas layan struktur
bangunan gedung ditentukan oleh simpangan antar tingkat akibat
pengaruh gempa nominal untuk membatasi terjadinya pelelehan baja
disamping untuk mencegah kerusakan non-struktur.
TAMBAHAN

analisis GEMPA STATIK EKIVALEN


Pada analisis statik, bangunan dianggap tidak bergerak,
berdiri utuh. Kemudian pada tiap-tiap titik pusat masa
lantai diberikan gaya yang besarnya berbeda-beda tiap
lantai sesuai dengan cara perhitungan yang telah diatur
oleh UBC (Universal Building Codes).

Perancangan Struktur Baja


Program ETABS akan menghitung dan melaporkan rasio tegangan
kekuatan profil baja dalam menahan beban rencana. Rasio tegangan
tersebut berdasarkan harga momen dan geser maksimum dari kombinasi
beban dan juga kriteria-kriteria perencanaan lain yang ditetapkan untuk
setiap Code yang diikuti. Untuk struktur baja program ETABS tidak dapat
mengeluarkan sambungan yang terjadi di tiap-tiap joint. Akan tetapi
program ETABS akan mengeluarkan gaya-gaya dalam yang dapat
digunakan untuk perencanaan secara manual. Untuk profil baja semua
balok hanya dirancang terhadap momen lentur dan geser pada sumbu
mayor saja, sedangkan dalam arah minor balok dianggap menyatu
dengan lantai sehingga tidak dihitung. Jika dalam kenyataannya perlu
perancangan lentur dalam arah minor (penampang bi-aksial) maka
perencana harus menghitung tersendiri, termasuk jika timbul torsi.

Perhitungan :
a) Menentukan besar geometrik kelompok las
Asumsitebalefektif las (tt = 1 mm)
Aw

= (2xB) + [ 2 x (B - tw)] + [ 2 x (d - 2tf)]


= (2x175) + [ 2 x (175 - 7)] + [ 2 x (350-22)]
= 1342 mm2

b) Menentukan modulus penampang


S

= B.d +
= 175.350 +
= 102083,33 mm3

c) Menentukan komponen teganga


d) Menentukan kuat rencana geser las
Rnw = 0,75 tt 0,6 fuw
= 0,75 . tt . 0,6 . 500
= 225 tt N/mm
= 0,225 tt KN/mm
e) Kriteria perencanaan

Rnw
0,73.1
tt

0,225 tt KN/mm

3,24 mm
tw

3,24 / 0,707

tw

4,59 mm

Diambil tebal las (tw) = 5 mm


Maka pada perencanaan sambungan pada titik yang mempertemukan balok B11
A/B dan kolom K1A base/1 direncanakan sambungan las sudut dengan tebal las 5
mm.
1.

Sambungan Antar Balok


Sambungan antar balok ini terjadi karena keterbatasan panjang balok yang terdapat di
pasaran dan juga karena efisiensi pemakaian profil baja. Efisiensi ini terjadi bila ada
profil baja yang telah digunakan pada suatu bentang lalu dpotong dan digunakan pada
bentang yang lain namun tidak mencukupi bila dipasang di bentang yang baru.
Sambungan antar balok ini harus memperhatikan besarnya gaya dalam, karena apabila
sambungan ini terjadi pada titik yang momennya maksimum akan sangat
membahayakan. Oleh karena itu, sambungan sebaiknya terletak pada titik yang
momennya minimum.
Misalkan sambungan antar balok ini terjadi adalah balok IWF 600.300.12.20 dengan
panjang bentang 8 m.
Dari ETABS dapat diketahui bahwa nilai momen yang minimum adalah pada jarak 2,47
m dengan besar momen sebesar 110701,31 Nm.
Data penampang balok (balok IWF 600.300.12.20):
B = 300 mm

b = 150 mm

Ixb = 118000 x 104 mm4

d = 600 mm

fy= 240 Mpa

Iyb = 9020 x 104 mm4

tf = 12 mm

E = 2 x 105Mpa

tw= 20 mm

r = 28 mm

ix = 248 mm
iy = 68,5 mm

Gaya-gaya dalam yang bekerja (dari ETABS):


Mu = 110701,31 KNmm
Vu = 86,7 KN
Perhitugan :
a) Menentukan besar geometrik kelompok las
Asumsitebalefektif las (tt = 1 mm)
Aw

= (2xB) + [ 2 x (B - tw)] + [ 2 x (d - 2tf)]


= (2x300) + [ 2 x (300 - 12)] + [ 2 x (700-40)]
= 2496 mm2

b) Menentukan modulus penampang


S

= B.d +
= 300.600 +
= 300000 mm3

c) Menentukan komponen tegangan


d) Menentukan kuat rencana geser las
Rnw = 0,8 tt 0,6 fuw
= 0,8. tt . 0,6 . 500
= 240 tt N/mm

= 0,24 tt KN/mm
e) Kriteria perencanaan
Rnw
0,37.1

0,24 tt KN/mm

tt

1,55 mm

tw

1,55 / 0,707

tw

2,19 mm

Diambil tebal las (tw) = 4 mm


Maka pada perencanaan antar balok direncanakan sambungan las
tumpul dengan tebal las 4 mm.

Manajeman Kontsruksi : Microsoft Project Planner


Semua jenis proyek membutuhkan perencanaan waktu, sumber daya, dan
biaya. Perencanaan waktu biasanya diistilahkan dengan time schedule
berisi urutan macam-macam pekerjaan sebagai fungsi dari waktu. Secara
umum time schedule berfungsi untuk (1) pedoman pelaksana proyek
dalam pelaksanaan proyek, (2) referensi untuk mengestimasi jadwal
pekerjaan, jumlah material, tenaga kerja perlatan, dan biaya yang harus
dikerjakan dan (3) alat evaluasi prestasi pelaksana proyek, apakah sesuai
dengan rencana sehingga apabila terjadi keterlambatan, dengan segera
dapat dicarikan jalan keluarnya.
Sedangkan perencanaan sumber daya dan biaya merupakan bagian
penting lainnya selain perencanaan waktu dalam perencanaan proyek.
Hal-hal yang harus direncanakan untuk perencanaan sumber daya adalah
manusia, material, dan peralatan. Dari jumlah dan biaya per unit
penggunaan sumber daya tersebut akan dihasilkan total anggaran yang
dibutuhkan untuk proyek. Biasanya dikenal dengan Rencana Anggaran
Biaya (RAB).

Untuk pekerjaan perencanaan poyek dibutuhkan tools untuk memudahkan


para

project

planner

merencanakan

waktu

pekerjaan

proyek,

merencanakan penggunaan sumber daya, mengestimasi biaya yang


dibutuhkan, dan melakukan pengontrolan pelaksanaan proyek agar sesuai
dengan perencanaan sebelumnya. Tools ini adalah software Microsoft
Project Planner atau Primavera Project Planner.

TUJUAN :
1.

Membantu perencana proyek untuk menyusun dan memonitor


penjadwalan (time schedule) dengan tujuan supaya proyek dapat
sesuai dengan target waktu yang diinginkan.

2. Hasil perencanaan dengan primavera ini dapat dijadikan pedoman


pelaksanaan proyek, referensi untuk mengestimasi jadwal pekerjaan,
jumlah material, tenaga kerja peralatan dan biaya yang harus
dikeluarkan.
3.

Membantu pihak yang terlihat dalam manajemen proyek dalam


pengaturan aktivitas proyek, penjadwalan, sumber daya, dll.

4.

Membantu

dalam

pengorganisasian

aktivitas

proyek

dengan

menggunakan kode Work Break Down Structure (WBS).


5. Membantu untuk menentukan aktivitas-aktivitas yang kritis dengan
mengunakan toolscritical path.
6. Pengontrolan biaya proyek dengan fasilitas kurva S
Materi training Microsoft Project Planner ( Durasi 8 Jam )
1. Dasar manajemen proyek
2. Membuat daftar pekerjaan dan menjadwal pekerjaan

3. Membuat relasi pekerjaan dan SDM


4. Menampilkan jadwal kerja dan informasi proyek
5. Membuat kemajuan dan Estimasi Proyek
6. Memasukan biaya proyek: SDM, Mesin, Bahan
7. Menghitung RAB proyek
8. Membuat Kurva S
Alternatif tool aplikasi manajemen proyek lainnya :
Primavera Project Planner
Primavera merupakan software yang memudahkan para perencana
proyek (tidak terbatas teknik sipil saja) untuk menyusun jadwal maupun
rencana anggaran biaya (RAB) proyek tersebut. Penyusunan skedul
dimudahkan software Primavera dengan menggunakan tampilan Bar
Chart dan PERT. Dari tampilan Bar Chart, Pengguna dapat juga menyusun
aktivitas

dengan tampilan WBS

(Work

Breakdown Structure) atau

diorganisasikan sesuai dengan keinginan pengguna. Sedangkan pada


tampilan PERT, pengguna dapat menentukan critical activities.
Penentuan

anggaran

biaya

dalam

Primavera

dimudahkan

dengan

berbagai cara apakah langsung memasukan biaya untuk setiap aktivitas


(lump sum) atau dengan memerinci penggunaan resources (tukang,
material, dan peralatan) untuk setiap unitnya (jumlah) dan harga per unit
setiap resources tersebut. Lalu hasil anggaran biaya tersebut dapat dibuat
rekapitulasinya

berdasarkan

organisasi

(mis.

Departemen)

yang

diinginkan Pengguna.
Kurva S merupakan salah satu output dalam Primavera, sehingga
Pengguna tidak hanya dapat melihat hasil akumulasi penggunaan volume
resources atau biaya per aktivitas dalam perencanaan saja, tapi juga

dapat digunakan untuk tracking progressselama pelaksanaan proyek.


Sehingga Pengguna dapat membandingkan penggunaan biaya selama
proyek berjalan dengan perencanaan proyek tersebut.

Materi Primavera Project Planner ( 8 x 2 Jam = 16 Jam)


1.PENGENALAN PRIMAVERA PROJECT PLANNER ( 2 jam )
Manajemen Proyek
Membuat proyek baru
Menambahkan aktivitas dalam proyek
Tampilan Bar Chart
Tampilan PERT
2.MEMBUAT PROJECT DAN Struktur Kode ( 2
jam )
Grup Proyek : Grup proyek dan member proyek
Activity code : define, assign to activities, organizing
3.Mendefinisikan Kalendar ( 2 jam )
Calendars : karakteristik, define, standard global and daily information.
Metode untuk men-define Nonworktime Assign Calendars to Activities
4.Menambah dan Mengorganisasikan Aktivitas ( 2 jam )
Menambah Aktivitas dalam tampilan Bar Chart Form Aktivitas
Menambah Aktivitas dalam Tampilan PERT
Mengorganisasikan Aktivitas : berdasarkan Activity Code

5.Mendefinisikan Activity Relationship ( 2 jam )

Diagram Network Activity Relationship : Finish to Start, Start to Start, Start


to Finish, Finish to Finish
Relationship with Lag
Membuat Relationship dalam PERT
6.Kalkulasi Skedul ( 2 jam )
Forward Pass
Backward Pass
Float
Format Relationship
Trace Logic
Critical Activities
7.Manajemen Resources dan Cost ( 2 jam )
Manajemen Resources dan Proyek
Resources : define, assign to activities
Assign Resources and Cost : calculation, unit price, lump sum, budget
(RAB)
Resource Profile (Kurva S)
8.Target Plan, Update Skedul, Resource dan Cost( 2 jam )
Tracking dan Recording Progress

Informasi tambahan
Tutup info

Seminar & Workshop 2014

Marketing Revolution In Action

Statistik Pengunjung
147405
Hari Ini
Kemarin
Minggu Ini
Minggu Lalu

Bulan Ini
Bulan Lalu
Seluruhnya
148
154
701
145435
1686
7405
147405
Your IP: 202.67.45.33
Server Time: 2014-04-09 14:12:48
Visitors Counter

Tutorial

Artikel Desain Grafis

Lowongan Kerja

Loker Administrasi

Loker Drafter

Loker Akunting

Loker Desain Grafis

Jumlah Tamu Online


Kami memiliki satu tamu dan tidak ada anggota online

Daftar Alumni

Alumni Programer EDP

Alumni Web Mapping GIS

Alumni Analisa Struktur

Alumni DrafterCAD

Alumni Desain Grafis

Alumni Multimedia

Alumni Komputer Perkantoran

Alumni Animasi

Alumni ManufakturCAD

Alumni Akuntansi

Alumni Teknisi Komputer

Didukung oleh Joomla!

Você também pode gostar