Você está na página 1de 7

I.

TUJUAN

a.

Agar mahasiswa dapat merancang dan merencanakan rangkaian AVR untuk


mengendalikan sistem generator DC atau Alternator.

b.

Agar mahasiswa dapat mengerti dan memahami prinsip kerja rangkaian AVR
untuk mengendalikan sistem generator DC atau Alternator.

II.

ALAT DAN BAHAN

1.

IC LM 317

2.

PCB

3.

Potensio meter

4.

Resistor

5.

Capasitor

6.

Transistor

7.

DiodaZener

8.

Dioda

9.

Fuse

10. Pendingin
11. Power Suply
12. LED
13. Solder
14. Tool set
15. AVO meter

Laporan Praktikum Alat AVR Tahun Ajaran 2007/2008|| 1

III.

DASAR TEORI

AVR atau automatic voltage regulator adalah penganti sistim cut out untuk
model lama. Jika cut out regulator model lama menggunakan mekanik maka tentu
banyak kelemahannya dari analisis tiga keadaan yang dimiliki regulator mekanik
pengendalian catu medan magnet alternator hanya ada tiga kemungkinan yang
yaitu pengendalian penuh, pengendalian terbatas dengan resistor dan hubung
singkat peniadaan tegangan pada kumparan medan ( field coil )
AVR elektronik menyajikan pengendalian secara variabel linier tergantung
dari kebutuhan pemakaian daya pada alternator. Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa system pelayanan catu daya kelistrikan akan lebih baik. Hal lain
yang tidak kalah pentingnya akumulator akan lebih terawatt system pemakaian
dan pengisiannya, karena tidak akan terjadi pengisian yang berkebihan (over
change). Pengendalian pada kumparan medan magnet pun menjadi pasti karena
tidak tergantung lagi kepada kekuatan pegas seperti pada regulator-regulator tipe
mekanik.
Pada peralatan kelistrikan yang dibuat sengaja AVR yang terpadu yang berada
pada internal alternator dilepas. Selanjutnya AVR ini dibangun dengan komponen
elektronika resistor, variabel resistor, zener dioda, dan transistor agar mudah
dipelajari. Desain dari AVR yang dibuat mengacu pada sistim kerja regulator
mekanik model lama.

LM317
Merupakan regulator yang tegangan outputnya dapat diubah ubah sesuai
kebutuhan. Rangkian regulator tegangan variable pada saat ini telah tersedia
dalam bentuk regulator tegangan variabel 3 pin. Salah satu contoh regulator
tegangan adalah IC LM317,LM117 merupakan chip IC regulator tegangan
variable untuk tegangan DC positif. Untuk membuat power supply dengan
tegangan output variable dapat dibuat dengan sederhana apabila menggunakan IC
regualtor LM317 terdiri dari rangkaian internal seperti berikut :

BentukFisik LM317

Laporan Praktikum Alat AVR Tahun Ajaran 2007/2008|| 2

2N3055

Laporan Praktikum Alat AVR Tahun Ajaran 2007/2008|| 3

IV.

GAMBAR RANGKAIAN

V.

CARA KERJA AVR


a. Sistem Pengaturan referensi tegangan acuan dengan diode zener.

Laporan Praktikum Alat AVR Tahun Ajaran 2007/2008|| 4

Pengaturan AVR seberapa harus mencatu tegangan pada kumparan medan


dilakukan di blok ini. Pada gambar terlihat susunan pembagi tegangan untuk
diode zener 2V7 melalui resistor 220 dan variable resistor 10k.
Ayunan pengaturan yang diberikan untuk harga maksimum tegangan adalah
sebesar :
x 13,8 V = 11,3 Volt
Sedangkan ayunan tegangan minimum dari pengaturan yang diberikan adalah
sebesar :
x 13.8 V = 2,48 Volt

Tegangan referensi zener berharga sebesar 2V7 atau 2,7 volt, jadi besar
tegangan zener saat mengerakkan kendali adalah sebesar 2,7V+0,7V atau sekitar
3 volt untuk mengaktifkan kendali. Pengaturan tersedia maksimun masih
melewati besar dadal 3 volt atau sekitar 11,3 volt. Kondisi ini dapat diartikan
bahwa dengan pemasangan zener 2V7 pengendalian masih dapat di aplikasikan.

b. Transistor pelintasdayautama 2N3055


Transistor pelintas arus utama pada beban ditangani oleh transistor daya tipe
2N3055. Kapasitas arus yang dapat ditangani cukup besar sehingga mampu untuk
di bebani kumparan rotor pembangkit magnet remanen.

Laporan Praktikum Alat AVR Tahun Ajaran 2007/2008|| 5

Pada rangkaian ini arus output dari IC LM 317 adalah 1,5 A sehingga
langsung dapat di hubungkan ke transistor pelintas daya tersebut. Karena
transistor tersebut hanya dapat mengeluarkan arus 5A jika di sulut dengan arus
minimal 1A.

c. Cara kerjakeseluruhan
Prinsip kerja AVR dibatasi oleh tegangan Accumulator. Jika Accumulator
mempunyai tegangan 2,3V pada saat penuh, maka untuk Accumulator dengan
kapasitas 12V akan mempunyai tegangan maksimum sekitar 2,3V x 6 sel atau
sebesar 13,8V. Tegangan inilah yang menjadi patokan utama dimana jika
tegangan 13,8V maka idealnya tegangan pada kumparan medan atau field coil
menjadi nol (0).
Pada saat kondisi tegangan dimasukan maka kumparan medan akan mencatu
secara maksimal oleh rangkaian control AVR sehingga inti rotor melalui brostel
akan menjadi magnet. Selanjutnya padasaat rotor diputar oleh motor penggerak
maka perpotongan medan magnet dengan kumparan stator akan menghasilkan
gaya gerak listrik berupa tegangan. Penyearah pada system internal alternator
memungkinkan tegangan hasil bangkitan menjadi tegangan DC. Dengan prinsip
bahwa tegangan tinggi akan mengalir ketegangan yang lebih rendah terminal B+
akan mengalirkan arus mengisi Accumulator.
Adanya pengisian tersebut akan mengakibatkan asam sulfat pada Accumulator
akan menjadi lebih pekat. Kondisi ini berdampak naiknya beda potensial pada
terminal-terminalnya. Tegangan pada jalur Accumulator di deteksi oleh AVR
melalui pembagi tegangan resistor 2k2 dan variabel resistor 10K. Keluaran dari
pembagi tegangan tersebut. Diterima oleh diode zener 2V7 . Komponen inilah
yang utama mengatur pengendalian AVR. Pada saat tegangan zener tercapai,
identik dengan transistor pengumpanan pengendali mendapat input tegangan.
Keadaan ini akan berakibat transistor BC 139 akan konduksi secara perlahanlahan. Sebaliknya pada kondisi awal tegangan Accumulator akan jatuh sekitar 12
Volt.
Saat pelayanan start, keadaan ini dideteksi awal kurang tegangan, sehingga
zener tidak aktif menghantar. Pada saat tersebut transistor BC 139 tidak
menghantar karena tidak mendapatkan input pada basisnya. Oleh karena itu IC
LM 317 akan mengeluarkan outputnya karena input kaki nomor 1 yaitu
adjustable-nya tidak dishortkan. Dan transistor pelintas utama akan bekerja
penuh, sehingga kumparan medan alternator mendapatkan catu daya penuh dari
transistor pelintas daya utama. Jika di misalkan kran air maka pada saat tersebut
aliran terbuka penuh.
Demikian proses secara ekstrim dari rangkaian AVR yang dibuat, namun
demikian dari system tersebut akan tergantung kepada kebutuhan daya pada
Accumulator. Rangkaian AVR yang dibuat ini memungkinkan pengurangan atau
Laporan Praktikum Alat AVR Tahun Ajaran 2007/2008|| 6

penambahan arus sedikit demi sedikit kebeban sehingga kerja dari alternator
dapat langsung seperti pada penggunaan AVR mekanik yang dipelajari selama
ini.

Saat tegangan ACCU 12V , maka Vref akan bernilai 3V dan Vbeber nilai 0,3 V
dan Q1 akan Cut Off dan Vadj berada dititik tegangan maksimal maka output juga
berada di tegangan maksimal (10V), sehingga tegangan pada field coil akan maksimal
dan motor akan berputar.
Saat tegangan ACCU berada pada posisi 13.2V maka Vbe Q1 akan mendekati
saturasi dan Vadj perlahan turun dan output tegangan juga ikut turun, sehingga
tegangan pada Field Coil perlahan turun.
Saat tegangan ACCU berada pada posisi 13.8V vref bernilai 3,4V maka Vbeber
nilai 0,7V Q1 akan saturasi dan Vadj berada pada tegangan minimal (0V) maka
output juga berada pada tegangan minimal (2V), sehingga tegangan pada field coil
akan minimal.

VI.

KESIMPULAN
Jadi kesimpulan dari pembuatan alat AVR (Automatic Voltage Regulator) ini
adalah bagaimana mahasiswa untuk dapat membuat alat AVR dengan
menggunakan IC voltage regulator. Dimana banyak sekali jenis-jenis IC voltage
regulator di pasaran.
AVR elektronik ini menyajikan pengendalian secara variable linier tergantung
dari kebutuhan pemakaian daya pada alternator. Dengan demikian dapat
dipastikan bahwa system pelayanan catu daya kelistrikan akan lebih baik. Hal
yang tidak kalah pentingnya akumulator akan lebih terawatt system pemakaian
dan pengisiannya, karena tidak akan terjadi pengisian yang berlebihan (over
charge).

Laporan Praktikum Alat AVR Tahun Ajaran 2007/2008|| 7

Você também pode gostar