Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
GAS
PADATAN
CAIRAN
CAIRAN
Gerakan Vibrasi
GAS
Partikelnya sangat
berjauhan
Bergerak mengikuti garis
lurus, sangat tidak teratur
Berjauhan, tidak terjadi
tarik menarik
Translasi, vibrasi dan
rotasi
Tabrakan lenting
sempurna
Energi kinetic rata-rata
berbanding lurus dengan
temperature
SIFAT
PADATAN
CAIRAN
Bentuk
Volume
Tertentu
Tertentu
Sesuai wadah
Tertentu
Fluiditas
Kerapatan
Kaku
Umumnya lebih
kecil dari
cairannya
Sangat kecil
Sangat kecil
Kompresibilitas
GAS
Sesuai wadah
Bergantung
tekanan
Mengalir
Mengalir
Lebih rapat daari Relatif kecil
gas
Sangat besar
Zat Padat
Padat adalah keadaan benda, diciri-cirikan dengan volume dan bentuk yang
tetap. Dalam benda padat, atom/molekul berdekatan, atau "keras"; tetapi, tidak
mencegah benda padat berubah bentuk atau terkkompresi. Dalam fase padat,
atom memiliki order ruang; karena semua benda memiliki energi kinetik, atom
dalam benda padat yang paling keras bergerak sedikit, tetapi gerakan ini tak
terlihat.
Fisikawan menyebut bidang yang mempelajari padat, fisika keadaan padat. Ini
termasuk semikonduktor dan superkonduktivitas. Fisika keadaan padat termasuk
Fisika benda kondens.
Ilmu material mempelajari properti padat seperti kekuatan dan pergantian fase
benda. Dia bertumpukan dengan fisika keadaan padat.
Kimia keadaan solid bertumpukan dengan kedua bidang di atas, tetapi lebih
menekankan sintesis material baru.
PADATAN
2
GRAFIT :
- ikatan sp2 dan p pada atom C
- konduktor arus listrik
- bahan baku pensil
INTAN :
- ikatan sp3 pada atom C
- nonkonduktor
- benda alam terkeras, tc = 3500 oC
SILIKA :
- SiO2 , tetrahedral
- nonkonduktor
- kuarsa (sangat keras)
- bahan baku gelas
a. Bahan kristalin
Dalam beberapa bahan kristalin, partikel penyusunnya tersusun sehingga keteraturannya
kadang nampak dengan mata telanjang. Kristal yang umum kita lihat adalah natrium khlorida,
tembaga sulfat hidrat, dan kuarsa. Lokasi partikel penyusun padatan kristalin (ion, atom atau
molekul) biasanya dinyatakan dengan kisi, dan lokasi setiap partikel disebut titik kisi. Satuan
pengulangan terkecil kisi disebut dengan sel satuan.
Besarnya sel satuan dapat ditentukan dengan hukum Bragg, yang diusulkan oleh fisikawan
Inggris William Lawrence Bragg (1890-1971) di tahun 1912. Untuk mendapatkan informasi
detail susunan akurat partikel dalam kristal, pengukuran intensitas puncak difraksi perlu
dilakukan.
b. Padatan amorf
Susunan partikel dalam padatan amorf sebagian teratur dan sedikit agak mirip dengan padatan
kristalin. Namun, keteraturan ini, terbatas dan tidak muncul di keseluruhan padatan. Banyak
padatan amorf di sekitar kita-gelas, karet dan polietena memiliki keteraturan sebagian
(Gambar 8.3).
Fitur padatan amorf dapat dianggap intermediate antara padatan dan cairan. Baru-baru ini
perhatian telah difokuskan pada bahan buatan seperti fiber optik dan silikon amorf (Tabel
8.1).
Penggunaan material
Serat optik
Membran selenium untuk mesin fotokopi
Sel surya
(bahan magnetik)
polistirene
karbon hitam (adsorben)
gel (adsorben)
Banyak senyawa, khususnya kristal logam dan molekular mempunyai sifat umum yang
memaksimalkan
kerapatannya
Gambar 8.4 Struktur terjejal
dengan
menyusun
partikel- (a) Satu lapisan khas. Setiap bola dikelilingi oleh 12
partiklenya serapat mungkin.
bola lain. (b) Lapisan kedua yang mirip dengan
Sruktur kristal semacam ini lapisan pertama. Setiap bola akan menempati lubang
disebut dengan struktur terjejal.
yang terbentuk oleh tiga bola di lapis pertama. (c)
setiap bola di lapisan ketiga akan terletak persis di
Sebagai
contoh,
perhatikan atas lapisan pertama (susunan aba). (d) setiap bola di
susunan terjejal kristal logam lapisan ketiga terletak di atas lubang lapisan pertama
yang tidak digunaka oleh lapisan kedua (susunan
yang terdiri atas atom sferik
abc).
(bola). Bola-bola ini disusun
dalam lapisan. Lapisan pertama harus disusun seperti gambar 8.4(a) untuk mendapatkan
susunan terjejal. Setiap bola di lapisan kedua menempati lubang yang dibentuk oleh tiga bola
di lapisan pertama. Ini adalah cara yang paling efisien untuk menggunakan ruang yang
tersedia (Gambar 8.4(b)). Ada dua cara untuk meletakkan lapisan ketiganya. Salah satunya
adalah dengan meletakkan langsung di atas bola lapisan pertama (Gambar 8.4(c)), dan cara
yang kedua adalah dengan meletakkannya di atas lubang lapisan kedua (Gambar 8.4(d)).
Untuk mudahnya, cara pertama disebut dengan susunan abab, dan sruktur yang dihasilkan
disebut dengan heksagonal terjejal. Cara yang kedua disebut dengan susunan abc dan sruktur
yang dihasilkan disebut dengan kubus terjejal.
Susunan terjejal apapun akan memiliki sifat umum: (1) bola-bola itu akan menempati. 74%
ruang yang tersedia; (2) setiap bola dikelilingi oleh 12 bola tetangganya; (3) enam bola dari
12 ada di lapis yang sama dan tiga di lapis atasnya dan tiga sisanya dari lapis di bawahnya.
Jumlah bola yang beresentuhan dengan bola yang menjadi acuan disebut dengan bilangan
koordinasi. Untuk struktur terjejal, bilangan koordinasi adalah 12, yang merupakan bilangan
koordinasi maksimum. Dalam kasus ini, empat partikel dimasukkan dalam satu sel satuan.
Perak mengkristal dalam susunan kubus terjejal. Bila kristalnya dipotong seperti ditunjukkan
di Gambar 8.5, satu bola akan terletak di pusat setiap muka kubus. Karena satu bola (satu
atom) terletak di setiap pusat muka kubus, maka kisi ini disebut dengan kisi berpusat muka.
3. KRISTAL
adalah zat padat yang susunan atom atom atau molekul memiliki keteraturan
pada jarak panjang dan berulang.
Perhatikan perbedaan susunan atom antara kristal dan amorf
Kristal
Amorf
a.
b.
Intan
Karbon
Berwarna bening
Berwarna hitam
Sangat keras
Tidak keras
Jenis Ikatan
Asal ikatan
Sifat
Kovalen
Patungan elektron
Ionik
Logam
Berkilauan,;menghantarkan
kalor dan listrik dengan
baik
Hidrogin
10