Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Kota Semarang dan Kota Surabaya sebagai pusat pemerintahan,
perindustrian dan perdagangan merupakan kota dengan aktivitas masyarakat yang
tinggi. Dengan banyaknya aktivitas yang dilakukan oleh masyarakat, maka
penggunaan kendaraan bermotor untuk memperlancar aktivitas pun tidak dapat
dihindarkan. Berdasarkan data Direktorat Lalu Lintas Kepolisian Daerah Jawa
Tengah yang penulis peroleh, menunjukkan bahwa jumlah kendaraan bermotor di
Kota Semarang pada tahun 2009 mencapai 8.593.911 unit, yang terdiri atas
7.421.603 kendaraan roda dua dan 1.172.308 kendaraan roda empat. Data Oktober
2010, jumlah tersebut bertambah menjadi 9.405.924 unit kendaraan, dengan
rincian 8.156.429 kendaraan roda dua dan 1.249.495 kendaraan roda empat.
Vegetasi atau komunitas tumbuhan yang tersedia di alam, merupakan solusi yang
paling menjanjikan untuk mengatasi pencemaran udara. Oleh karena itu,
melakukan aksi penghijauan harus segera dilakukan agar pencemaran udara tidak
semakin parah. Semua tumbuhan hijau akan mengubah gas CO2 menjadi O2
melalui proses fontosistesis. Namun selain berhijau daun, pemilihan jenis tanaman
penghijauan seyogyanya juga mempertimbangkan fungsinya sebagai peneduh
yang dapat memperbaiki iklim mikro, dan juga dapat berfungsi sebagai
barrier/penahan terhadap penyebaran pulusi udara dari kendaraan. Tanaman
peneduh merupakan tanaman yang ditanam sebagai tanaman penghijauan.
Adapun tanaman peneduh yang ditanam di pinggir jalan raya selain berfungsi
sebagai penyerap unsur pencemar secara kimiawi, juga berfungsi sebagai peredam
suara baik kualitatif maupun kuantitatif.
dikenal dengan jalanan yang selalu dilanda kemacetan, mulai pagi sampai sore,
hal ini wajar karena jalan ini adalah jalan protokol yang menghubungkan Kota
Surabaya dengan Sidoarjo. Jl. Ahmad Yani adalah merupakan jalan yang terletak
di Surabaya Selatan, tepatnya di Kecamatan Wonocolo. Dengan panjang jalan
sekitar 10 km, Jl. Ahmad Yani terbagi menjadi 2 arah yaitu ke arah Jalan
Wonokromo dan ke Bundaran Waru. Dengan posisi yang sangat vital dan
strategis, daerah di sekitar Jl. Ahmad Yani menjadi daerah yang padat akan
aktivitas penduduk.
Di Kota Semarang dari seluruh jalan protokol di wilayah Kota Semarang tersebut
dipilih 5 sampel yang ditentukan sebagai stasiun penelitian, yaitu: Setasiun 1 :
Kalibanteng (Bundaran Kalibanteng); Setasiun 2 : Tugu Muda; Setasiun 3 : Jalan
Brigjen Katamso (Depan SMPN 2); Setasiun 4 : Jalan Kaligawe Semarang
(Depan Kantor Suara Merdeka); Setasiun 5 : Jalan Setiyabudi (Sukun). Penetapan
stasiun pengambilan sampel didasarkan kepada kepadatan populasi kendaraan.
Variabel yang akan diukur dalam penelitian ini adalah : diambil data jenis pohon
pada masing-masing setasiun penelitian. Di samping itu juga diambil data tentang
kualitas udara yang terdiri dari suhu, kelembaban, pencahayaan, kebisingan,
kecepatan angin, arah angin dominan, kadar NO2 pada masing-masing setasiun
penelitian.
Dalam penelitian ini digunakan garis transek sepanjang 100 m. Pada garis transek
itu kemudian dibuat segmen-segmen yang panjangnya 10 m. Pengamatan
terhadap tanaman dilakukan pada segmen-segmen tersebut. Selanjutnya mencatat
jenis dan mengukur diameter serta tinggi semua spesies tanaman pada segmensegmen tersebut.
Sebagai media tanam dari tumbuhan pereduksi diberikan tanah, pupuk kandang,
pasir dan sekam dengan perbandingan 2:1:1:1 yang telah diaduk merata. Tanaman
Akalipa Merah (Acalypa wilkesiana) diperoleh dari Dinas Kebersihan dan
Pertamanan Kota Surabaya yang masih berumur 1 bulan. Tanaman tersebut
dipilih dengan kriteria tinggi tanaman, panjang daun, jumlah daun, dan juga
keliling batang yang relatif sama, sehingga sebelum perlakuan pemaparan
dianggap semua ukuran dari parameter tersebut dianggap sama untuk masingmasing jenis tanaman. Adapan pelaksanaan perlakuannya adalah sebagai berikut:
a.
b.
Pemberian label (nomer urut) pada setiap polibag sesuai dengan kelompok
perlakuan
c.
d.
Penyiraman tanaman dilakukan setiap hari pada waktu sore hari dengan
volume 250 ml/hari.
e.
panjang 150 cm dan lebar 150 cm. Spesifikasi dari rumah tanaman adalah sebagai
berikut :
a) Rangka reaktor menggunakan kayu yang sudah dipotong sedemikian rupa.
b) Seluruh dinding terbuat dari plastik transparan, dengan bagian tengah atas
dilobangi untuk jalan masuk pipa dari knalpot sepeda motor.
c) Pipa gas menggunakan pipa PVC dengan ukuran diameter 1.5 cm.
d) Pada bagian bawah dinding plastik diberikan ruang ventilasi dengan tinggi
5 cm.
No
Nama Tanaman
Akasia
Andong
Angsana
70
46
59
Asam Jawa
Asam Landi
Beringin
20
Bunga Mentega
Bougenvil
Cemara
13
23
12
10
Cempaka
11
Filicum
12
Glodogan
52
38
21
13
Johar
14
Kamboja
15
Kelapa
16
Kembang Dadap
17
Kembang Merak
18
Kersen
19
Mahoni
27
20
Mangga
21
Nangka
22
Pakis
23
Palem Botol
11
24
Palem Raja
30
12
25
Palem Rumpun
19
26
Petai Cina
17
27
Pinus
28
Trembesi
29
Waru
Kualitas
Baku
Udara
Mutu
(ppm)
(ppm)
No
Stasiun
1
187,2
54,8
215,1
189,4
183,2
NO2
1
316
Tabel 3. Jenis dan jumlah serapan NO2 tanaman Semak di jalan protokol Kota
Surabaya
No
Nama Latin
Nama Lokal
Jacobina carnea
Lolipop merah
100,02
.
1.
*
2.
Malphigia sp.
Kihujan
93,28
3.
Acalypha
Akalipa merah
64,8
wilkesiana
Pachystachys lutea
Lolipop
4.
61,7
kuning
5.
Mussaendah
Nusa indah
erythrophylla
merah *
Notophanax
Daun
scultellarium
mangkokan
Bougainvillea
Bougenvil
glabra
merah *
8.
Gardenia augusta
Kaca piring
45,29
9.
Coleus blumei
Miana
41,7
10.
Cordilyne
Hanjuang
36,34
terminalis
merah *
Rhododendron
Azalea
35,95
Lantana ungu
35,14
6.
7.
11.
53,53
46,07
45,44
indicum
12.
Lantana camara
13.
Acalypha
Akalipa hijau
31,24
wilkesiana
putih *
14.
Scindapsus aureus
Sirih belanda
25,63
15.
Alpinia purpurata
Lengkuas
24,55
merah
16.
Ixora javanica
Ixora daun
23,86
besar
17.
Notophanax
Kedondong
20,95
sarcofagus
laut
18.
Crinum asiaticum
Bakung *
20,03
19.
Nerium oleander
Bunga
20,03
mentega
20.
Chrysalidocarpus
Palm kuning *
19,48
lutescens
21.
Canna indica
Kana
18,91
22.
Iresine herbstii
Bayam merah
18,86
23.
Caladium
Keladi putih
18,5
hortulanum
24.
Dracaena fragrans
Drasena
17,74
25.
Allamanda
Alamanda
17,63
cathartica
Sumber : Nasrullah, dkk (2000)
* = Tanaman yang ditanam oleh Dinas Kebersihan dan Pertamanan Kota
Surabaya
Tabel 4. Jenis dan jumlah serapan NO2 tanaman pohon di jalan protokol Kota
Surabaya
No
Nama Latin
1.
68,31
2.
Caliandra
41,01
surinamensis
Nama Lokal
Kaliandra *
3.
Samanea saman
Ki hujan *
35,37
4.
Psidium guajava
Jambu biji
30,8
5.
Bambusa vulgaris
Bambu jepang
25,33
6.
Eucaliptus alba
Kayu putih
23,65
7.
Cassia biflora
Kasia golden
22,85
8.
Cassia sp.
Ayoga
21,91
9.
Lansium
Duku
20,28
13,06
Rambutan
12,44
Akasia *
12,39
Kelengkeng
12,35
domesticum
10.
Cinnamomum
zeylanicum
11.
Nephelium
lappaceum
12.
Acacia
auriculiformis
13.
Nephelium
longanum
14.
Laucaena glauca
Lamtoro *
12,2
15.
Cassia siamea
Johar *
8,82
16.
Ficus elastica
Beringin karet *
8,86
17.
Cyrtostachys lakka
Palem merah
7,79
18.
Cupressus papuana
Cemara papua
7,8
19.
Cyanometra
Nam-nam
7,31
Bungur *
6,13
Bambu kuning
5,11
Glodogan tiang
3,61
cauliflora
20.
Lagerstromia
loudonii
21.
Phyllostachys
sulphurea
22.
Polyaltia longifolia
Tabel 5. Jenis dan jumlah serapan NO2 tanaman penutup tanah di jalan protokol
Kota Surabaya
No
Nama Latin
Nama Lokal
1.
Alternanthera
Kriminil merah
24,06
Rumput manila
22,58
ficoides
2.
Zoysia matrella
*
3.
Rhoeo discolor
4.
18,81
13,94
kawat/golf
5.
Axonopus
Rumput paetan
13,31
Kriminil putih
9,96
Taiwan beauty
9,72
Chlorophytum
Clorophytum
9,5
8.
comosum
hijau
9.
Philea cardierei
Mutiara
7,13
10.
Chlorophytum
Clorophytum
4,56
bachestii
putih
Ophiopogon
compressus
6.
Alternanthera
amoena
7.
Cuphea
mycrohylla
11.
2,38
jaburan
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kualitas udara di Kota Semarang dan Kota
Surabaya sudah cukup mengkhawatirkan.
Aspek silvikultur meliputi: berasal dari biji terseleksi sehat dan bebas penyakit,
memiliki pertumbuhan sempurna baik batang maupun akar, perbandingan bagian
pucuk dan akar seimbang, batang tegak dan keras pada bagian pangkal, tajuk
simetris dan padat dan sistim perakaran padat.
Sifat biologi meliputi: tumbuh baik pada tanah padat, sistem perakaran masuk
kedalam tanah, tidak merusak konstruksi dan bangunan, fase anakan tumbuh
cepat, tetapi tumbuh lambat pada fase dewasa, ukuran dewasa sesuai ruang yang
tersedia, batang dan sistem percabangan kuat, batang tegak kuat, tidak mudah
patah dan tidak berbanir, perawakan dan bentuk tajuk cukup indah, tajuk cukup
rindang dan kompak, tetapi tidak terlalu gelap, ukuran dan bentuk tajuk seimbang
dengan tinggi pohon, daun sebaiknya berukuran sempit (nanofill), tidak
menggugurkan daun, daun tidak mudah rontok karena terpaan angin kencang, saat
berbunga/berbuah tidak mengotori jalan, buah berukuran kecil dan tidak bisa
dimakan oleh manusia secara langsung, sebaiknya tidak berduri atau beracun,
mudah sembuh bila mengalami luka akibat benturan dan akibat lain, tahan
terhadap hama penyakit, tahan terhadap pencemaran kendaraan bermotor dan
industry, mampu menyerap cemaran udara, sedapat mungkin mempunyai nilai
ekonomi dan berumur panjang.
Hasil penelitian terhadap jenis dan densitas tanaman yang ada di jalan protokol
Kota Semarang, dapat diketahui jenis tanaman yang ditanam di 5 jalan protokol
Kota Semarang berjumlah 29 jenis. Pada Wilayah Kalibanteng terdapat 15 jenis
tanaman peneduh dengan tanaman Angsana sebagai tanaman dominan, yaitu
29,5% dari seluruh jenis tanaman lainnya. Jalan Pemuda terdapat 12 jenis
tanaman peneduh dengan tanaman terbanyak adalah Angsana, yaitu 29,4% dari
jumlah tanaman keseluruhan. Pada Jl. Brigjen Katamso terdapat 10 jenis tanaman
peneduh dengan Angsana sebagai tanaman terbanyak yaitu 67%. Sedangkan pada
Jalan Kaligawe terdapat 5 jenis dan didominasi oleh jenis tanaman Glodokan
yaitu 39,6% dan Jl. Setiyabudi memiliki 12 jenis tanaman peneduh dengan
dominasi tanaman adalah jenis Cemara dan Palem raja dengan nilai masingmasing 20,3%.
Pertumbuhan Akalipa merah yang terpapar selama 24 jam di Jl. Ahmad Yani
sedikit lebih tinggi daripada tanaman kontrol. Hal ini dimungkinkan oleh
melimpahnya karbon dioksida yang bersumber dari kendaraan bermotor yang
diserap oleh tanaman untuk proses fotosintesis. Pertumbuhan Akalipa merah yang
terpapar 7 jam/hari di dalam reaktor tingkat pertumbuhannya lebih rendah
dibandingkan dengan tanaman kontrol dikarenakan asap motor sendiri tidak hanya
mengandung polutan SO2 saja melainkan juga polutan lainnya seperti CO, CO2 ,
Debu, Hidrokarbon, dan Pb. Dimungkinkan Akalipa merah pada paparan polutan
7 jam/hari mengalami tingkat pertumbuhan yang lebih rendah daripada tanaman
kontrol disebabkan oleh pengaruh dari polutan-polutan lainnya yang dalam studi
kasus ini tidak dimasukkan dalam ruang lingkup alias diabaikan. Selain itu, posisi
tanaman
terpapar
jam/hari
yang
berada
di
dalam
reaktor
Hasil penelitian seperti tersebut di atas dapat diketahui bahwa jenis maupun
jumlah tanaman yang ada pada masing-masing setasiun penelitian tidak
berpengaruh positif terhadap kadar bahan pencemar udara yang ada. Hal ini
dikarenakan jenis dan jumlah tanaman pada masing-masing jalan protokol tidak
sesuai dengan tanaman peneduh yang mempunyai fungsi sebagai penyerap
polutan udara. Untuk itu perlu kiranya adanya penataan kembali terhadap jenisjenis tanaman peneduh yang ditanam di ruas jalan-jalan protokol Semarang dan
Surabaya. Sehingga fungsi tanaman sebagai peneduh dan penyerap bahan-bahan
pencemar benar-benar dapat maksimal seperti yang diharapkan.
SIMPULAN
tumbuhan
yaitu
dengan
cara
melakukan
program
DAFTAR PUSTAKA
Antari AARJ dan Sundra IK. 2002. Kandungan Timah Hitam (Plumbum) Pada
Tanaman
Peneduh
Jalan
di
Kota
Denpasar.