Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Oleh :
Luh Sukarini
Nim : 13810331190113
Fakultas Ekonomi Universitas Mahasaraswati Denpasar
T.A 2013
terhadap refleksi atas informasi tersebut. Besarnya nilai investasi asing yang masuk
atau keluar, praktis juga akan mempengaruhi pasar secara keseluruhan akibat adanya
volume transaksi yang besar.
Peranan modal asing dalam pembangunan negara telah lama diperbincangkan
oleh para ahli ekonomi pembangunan. Secara garis besar menurut Chereney dan
Carter yaitu pertama, sumber dana eksternal (modal asing) dapat dimanfaatkan oleh
emerging country sebagai dasar untuk mempercepat investasi dan pertumbuhan
ekonomi. Kedua, pertumbuhan ekonomi yang meningkat perlu diikuti dengan
perubahan struktur produksi dan perdagangan. Ketiga, modal asing dapat berperan
penting dalam mobilisasi dana maupun transformasi struktural. Keempat, kebutuhan
akan modal asing menjadi menurun segera setelah perubahan struktural benar-benar
terjadi (meskipun modal asing di masa selanjutnya lebih produktif).
Indonesia yang sampai saat ini masih tercatat di IFC masih sebagai negara
berkembang dengan iklim investasi terburuk di regional Asia Timur. Walaupun
dengan catatan seperti itu, pada kenyataannya kita masih dilirik oleh investor asing.
Kenyataannya bahwa terdapat perusahaan-perusahaan nasional dengan notabene
berada di sektor strategis negara, ditawar oleh beberapa institusi asing melalui
akuisisi saham. Terdapatnya aliran dana masuk sebagai investasi yang pada umumnya
merupakan penanaman modal asing seharusnya bisa menjadi pendongkrak
perekonomian secara makro.
Alasan utama investor asing memindahkan dananya ke negara berkembang
adalah karena negara berkembang memiliki potensi-potensi usaha yang belum tergali
seluruhnya, seperti pada motif klasik investasi ke negara lain. Michael Fairbanks dan
Stace Lindsay konsultan senior pada Monitor Company mengemukakan tujuan
investor asing datang ke negara-negara miskin yaitu biasanya hanya melihat
kesempatan untuk menarik sumber daya alam , upah kerja murah dan sebagai sasaran
produk atau jasa yang tidak berkualitas bagus.
Namun terdapat alasan lain yang mendampingi motif tersebut, yaitu
perbedaan yang mencolok dengan negara maju. Jika kita gunakan pendekatan daur
hidup usaha maka negara berkembang masuk dalam kategori bertumbuh (growth)
dibanding negara maju yang masuk dalam kategori matang (mature). Artinya bahwa
terdapat daya tarik dari pertumbuhan ekonomi yang tinggi yang tentu saja disertai
oleh return yang tinggi pula, karena pertumbuhan ekonomi merupakan indikator
agregat dari industri di suatu negara. Misalnya bisnis telekomunikasi selular di
Indonesia yang tergarap secara padat baru di Pulau Jawa saja, sedangkan di luar itu
masih berpotensi tinggi untuk dijadikan pangsa pasar baru.
(profit taking) di pasar modal. Pada tahap selanjutnya dana seperti ini akan
menimbulkan ketidakstabilan ekonomi domestik.
Permasalahannya yang selalu menjadi momok di pasar modal ini sebenarnya
telah banyak disuarakan oleh para ekonom, praktisi dan regulatori dalam industri ini.
Hanya saja kita hanya seperti mendengar suatu informasi yang masuk dari telinga kiri
keluar dari telinga kanan. Permasalahannya adalah untuk membuat kualitas aliran
dana investasi tersebut bukan kuantitas aliran dananya. Kualitas investasi adalah
jumlah dana yang diinvestasikan secara jangka panjang yang digunakan untuk
membangun sektor riil.
Secara sederhana adalah dengan menjaga suatu kestabilan ekonomi makro
(misalnya inflasi terkendali, ekonomi bertumbuh, dsb), salah satu cara untuk
mewujudkannya yaitu dengan menciptakan suatu sistem pasar yang adil dan
kompetitif. Kompetitif dan adil artinya bahwa tidak ada pihak yang diuntungkan
secara berlebih akibat adanya informasi yang bias dan sebaliknya. Sebagai contoh
adanya pungutan liar yang marak di negara kita yang dilakukan oleh oknum yang
terjaring dalam suatu sindikasi tertentu, dengan membayar pungutan tersebut
misalnya, perusahaan diperlancar dalam pengurusan perijinan dibanding perusahaan
yang tidak melakukan hal itu. Pungutan liar juga mengandung ketidakpastian harga
yang tinggi karena tidak terdapat standar yang jelas dan dilakukan secara ilegal.
Pungutan liar dapat dikategorikan sebagai biaya akibat beban risiko yang
menyebabkan biaya produksi lebih tinggi.
Douglass North mengemukakan biaya transaksi banyak berhubungan dengan
kinerja ekonomi keseluruhan, semakin rendah biaya transaksi maka suatu negara akan
semakin mengalami pertumbuhan ekonomi yang dapat dipertahankan. Secara
spesifik, Gayle P. W. Jackson dalam artikelnya yang berjudul Pemerintahan untuk
Pasar Modern mengemukakan bahwa untuk mengurangi ketidakpastian akibat biaya
transaksi dapat dilakukan dengan meliputi, sistem kepemilikan yang jelas,
penggunakan standar, sumberdaya yang beraneka dan meningkat, regulator yang
ketat, memiliki basis data dan menjamin kelancaran penyebaran informasi sehingga
terjadi iklim yang kompetitif untuk mengurangi informasi yang asimetris.
DAFTAR PUSTAKA
http://kumpulan-artikel-ekonomi.blogspot.com/2010/06/blogpost.html