Você está na página 1de 42

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

1 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Mysterious Thing Conspiracy Controversy UFO & Alien Archeology Science


Universe

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan


Posted on Oktober 8, 2015

Sejarah Kerajaan Majapahit Yang Terkubur dan


Terlupakan

Majapahit, adalah sebuah Kerajaan besar. Sebuah Emperor dunia yang ditakuti dan disegani lawan. Wlayahnya
membentang dari ujung utara pulau Sumatera, sampai Papua. Bahkan, Kerajaan Malaka yang sekarang dikenal
dengan nama Malaysia, termasuk wilayah Kerajaan Majapahit.
Juga Kerajaan Champa yang sekarang dikenal sebagai wilayah pesisir di Vietnam, takluk dan termasuk wilayah
Kerajaan Majapahit. Jadi bisa sedikit dibayangkan, wilayah Kerajaan Majapahit sebesar wilayah negara-negara
ASEAN pada masa sekarang!
Pada masa lalu, Kerajaan besar adalah sebuah kerajaan yang ada diatas banyak kerajaan lain. Mereka diajak
bergabung menjadi satu kekuatan, dimana Kerajaan paling kuat yang ada diatasnya, kerajaan itu melindungi
ratusan kerajaan-kerajaan kecil yang ada dibawahnya.
Pada masa kini mungkin mirip Amerika Serikat (United State of America) yang terdiri dari beberapa negara
bagian (state). Juga Uni Soviet (sekarang Russia) yang pada pasca perang dunia, juga terdiri dari banyak negara
(state) yang bergabung dibawahnya.
Dan terakhir adalah ASEAN (Asosiation of South East Asia Nations) yang terdiri dari bangsa serumpun. Juga
dibentuknya Uni Eropa (European Union) yang bersatu, yang dibawahnya terdiri dari beberapa negara Monarki
di Eropa.
Atau juga Uni Emirat Arab, yang dulunya terdiri dari beberapa raja-raja Arab, namun setelah masuknya bangsa
Eropa dan diadu domba, kini akhirnya mereka terpecah-pecah kembali, lalu dibuatlah Liga Arab (Arab League).

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

2 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Majapahit Empire

Penggabungan adalah kekuatan, mirip pepatah, jadilah seperti sapu lidi yang jika digabungkan akan kuat dan bisa
menyapu segalanya, namun jika terpisah maka akan ringkih, tak dapat berbuat apa-apa dan mudah dipatahkan.
Pada era Kerajaan Majapahit, mereka saling berdagang dan saling berbagi segala hal, menjadikannya
perekonomian wilayah itu makmur karena hasil alam yang berlimpah dan perekonomian yang maju, menjadikan
banyak iri hati pada kerajaan diluar wilayah mereka.
Dalam hal ini, salah satu Kerajaan yang terbesar di Asia Tenggara pada masa lalu adalah Kerajaan Majapahit,
yang ada di wilayah pada masa lalu itu, disebut sebagai Nusantara (Niswantoro).
Berdirinya Majapahit
Majapahit berdiri pada tahun 1293 Masehi. Didirikan oleh Raden Wijaya
(raja / penguasa pertama Majapahit) yang lantas setelah dikukuhkan
sebagai Raja beliau bergelar Shrii Kertarajasha Jayawardhana.
Eksistensi Majapahit sangat disegani diseluruh dunia. Di wilayah Asia, hanya
Majapahit yang ditakuti oleh Kekaisaran Tiongkok China. Di Asia ini, pada
abad XIII, hanya ada dua Kerajaan besar, yaitu Tiongkok dan Majapahit.
Lambang Negara Majapahit adalah Surya. Benderanya berwarna Merah dan
Putih. Melambangkan darah putih dari ayah dan darah merah dari ibu.
Lambang nasionalisme sejati. Lambang kecintaan pada bhumi pertiwi. Karma
Bhumi.
Dan pada jamannya, bangsa kita pernah menjadi Negara adikuasa,

Silsilah wangsa Rajasa, keluarga penguasa


Singhasari dan Majapahit. Penguasa ditandai
dalam gambar ini. (wikimedia)

superpower, layaknya Amerika dan Inggris sekarang. Pusat pemerintahan ada


di Trowulan, sekarang didaerah Mojokerto, Jawa Timur. Pelabuhan
Internasional-nya waktu itu adalah Gresik.
Agama resmi Negara adalah Hindhu aliran Shiwa dan Buddha. Dua agama besar ini dikukuhkan sebagai agama
resmi Negara. Sehingga kemudian muncul istilah agama Shiva-Buddha.
Nama Majapahit sendiri diambil dari nama pohon kesayangan Deva Shiva, Avatara Brahman, yaitu pohon Bilva
atau Vilva. Di Jawa pohon ini terkenal dengan nama pohon Maja, dan rasanya memang pahit. Maja yang pahit ini
adalah pohon suci bagi penganut agama Shiva, dan nama dari pohon suci ini dijadikan nama kebesaran dari
sebuah Emperor di Jawa.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

3 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Dalam bahasa Sanskerta (Sanskrit), Majapahit juga dikenal dengan nama Vilvatikta (Wilwatikta. Vilva: Pohon
Maja, Tikta : Pahit). Sehingga, selain Majapahit ( baca : Mojopait) orang Jawa juga mengenal Kerajaan besar ini
dengan nama Wilwatikta (Wilwotikto).
Kebesaran Majapahit
Kebesaran Majapahit mencapai puncaknya pada zaman pemerintahan ketiga
oleh Tribhuwana Wijayatunggadewi (atau disingkat Tribhuwana) atau Sri
Gitarja

atau

Dyah

Gitarja

atau

Ratu

Tribhuwanatunggadewi

Jayawishnuwardhani (penguasa ke-3 Majapahit).


Sri Ratu Tribhuwana Wijayatunggadewi adalah penguasa ketiga Majapahit
yang memerintah pada tahun 1328 hingga tahun 1351. Kanjeng Sri
Ratu Tribhuwana merupakan putri dari Raden Wijaya dan Gayatri.
Dari prasasti Singasari (1351) diketahui gelar abhisekanya ialah Sri Ratu

Lukisan ilustrasi Sri Gitarja atau Ratu


Tribhuwana Tunggadewi Jayawishnu
Wardhani (penguasa ke-3 Majapahit)
beserta pasukannya.

Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani.


Diakhir pemerintahannya, Sri Ratu mengangkat dan melantik seorang Maha Patih bernama Gajah Mada, hingga
berganti tongkat kerajaan Majapahit ke pemerintahan Hayam Wuruk.
Sri Ratu memiliki adik kandung bernama Dyah Wiyat dan kakak tiri bernama Jayanagara. Pada masa
pemerintahan Jayanagara (1309-1328) ia diangkat sebagai penguasa bawahan di Jiwana bergelar Bhre
Kahuripan.
Majapahit akhirnya mencapai zaman keemasan pada masa pemerintahan Prabhu Hayam Wuruk (penguasa
ke-4 Majapahit) (1350-1389 M) dengan Mahapatih Gajah Mada yang kesohor dipelosok Nusantara itu. Pada
masa itu pun kemakmuran benar-benar dirasakan seluruh rakyat Nusantara.

Lukisan ilustrasi saat Gajah Mada masih muda sedang mengangkat senjata Keris dikala latihan bela diri. Tampak
pula Sri Ratu Tribhuwanottunggadewi Maharajasa Jayawisnuwardhani, penguasa Majapahit ke-3 (kanan belakang)
sedang memperhatikannya dari belakang. Gajah Mada sangat pintar dalam tak-tik perang, pemberani dan setia.
Lalu, Sri Ratu di ujung pemerintahannya, akhirnya mengangkat Gajah Mada menjadi Maha Patih hingga Hayam
Wuruk menggantikan Sri Ratu, yang akhirnya Gajah Mada sang Panglima Perang menjadi tersohor di dunia.

Benar-benar zaman yang gilang gemilang! Stabilitas Majapahit sempat koyak akibat perang saudara selama lima
tahun yang terkenal dengan nama Perang Paregreg (1401-1406 M).
Peperangan ini terjadi karena Kadipaten Blambangan (Majapahit istana timur) yang dipimpin Bhre Wirabhumi,

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

4 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

hendak melepaskan diri dari pusat Pemerintahan (Majapahit istana barat) yang dipimpin Wikramawardhana
(penguasa ke-5 Majapahit).
Blambangan yang diperintah oleh Bhre Wirabhumi berhasil ditaklukkan oleh seorang ksatria berdarah
Blambangan sendiri yang membelot ke Majapahit, yaitu Raden Gajah.
Kisah diatas ini terkenal didalam masyarakat Jawa dalam cerita rakyat
pemberontakan Adipati Blambangan Kebo Marcuet. (Kebo = Bangsawan,
Marcuet = Kecewa). Kebo Marcuet berhasil ditaklukkan oleh Jaka Umbaran.
(Jaka = Perjaka, Umbaran = Pengembara).
Dan Jaka Umbaran setelah berhasil menaklukkan Adipati Kebo Marcuet,
dikukuhkan sebagai Adipati Blambangan dengan nama Minak Jingga. (Minak =
Bangsawan, Jingga = Penuh Keinginan).
Adipati Kebo Marcuet inilah Bhre Wirabhumi, dan Minak Jingga tak lain adalah
Raden Gajah, keponakan Bhre Wirabhumi sendiri. Namun, sepeninggal Prabhu
Wikramawardhana, ketika tahta Majapahit dilimpahkan kepada Dyah Ayu
Kencana Wungu atau Ratu Suhita (ratu / penguasa ke-6 Majapahit).
Malahan Raden Gajah yang kini hendak melepaskan diri dari pusat pemerintahan,
karena merasa diingkari janjinya.
Dan

tampillah

Raden

Paramesywara,

yang

berhasil

Arca Dewi Parwati sebagai


perwujudan Tribhuwanottungadewi,
ratu Majapahit. (wikimedia)

memadamkan

pemberontakan Raden Gajah. Pada akhirnya, Raden Paramesywara diangkat sebagai suami oleh Ratu Suhita.
Dalam cerita rakyat, inilah kisah Damar Wulan. Ratu Suhita tak lain adalah Kencana Wungu. (Kencana =
Mutiara, Wungu = Pucat pasi, ketakutan). Dan Raden Paramesywara adalah Damar Wulan (Damar = Pelita,
Wulan = Sang Rembulan).
MAJAPAHIT DAN KESULTANAN CHAMPA
Kondisi Majapahit stabil lagi. Hingga pada tahun 1453 Masehi, tahta Majapahit dipegang oleh Raden
Kertabhumi yang lantas terkenal dengan gelar Prabhu Brawijaya (Bhre Wijaya). Nama gelar Brawijaya
dipakai dari Brawijaya-1 sampai dengan Brawijaya-6. Pada zaman pemerintahan beliau inilah, Islamisasi mulai
merambah wilayah kekuasaan Majapahit, dimulai dari Malaka. Dan kemudian, mulai masuk menuju ke pusat
kerajaan, ke pulau Jawa.
Kisahnya adalah sebagai berikut :
Di wilayah Kamboja timur, dulu terdapat Kerajaan kecil yang masuk dalam wilayah kekuasaan Majapahit,
namanya Kerajaan Champa atau Campadesa / Chm Pa / Chim Thnh (Sekarang hanya menjadi
perkampungan Champa di Vietnam).
Kerajaan ini berubah menjadi Kerajaan Islam semenjak Raja Champa memeluk agama baru itu. Keputusan ini
diambil setelah seorang ulama Islam yang datang dan berkhotbah dari Samarqand, Bukhara. (Sekarang didaerah
Rusia Selatan). Ulama ini bernama Syeh Ibrahim As-Samarqand. Selain berpindah agama, Raja Champa bahkan
mengambil Syeh Ibrahim As-Samarqand sebagai menantu.
Raja Champa memiliki dua orang putri. Yang sulung bernama Dewi Candrawulan dan yang bungsu bernama
Dewi Anarawati. Syeh Ibrahim As-Samarqand dinikahkan dengan Dewi Candrawati.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

5 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Dari hasil pernikahan ini, lahirlah dua orang putra, yang sulung bernama Sayyid
Ali Murtadlo, dan yang bungsu bernama Sayyid Ali Rahmad.
Karena berkebangsaan Champa (Indo-china), Sayyid Ali Rahmad juga dikenal
dengan nama Bong Swie Hoo. (Nama Champa dari Sayyid Ali Murtadlo, Raja
Champa,

Dewi

Candrawulan

dan

Dewi

Anarawati,

saya

belum

mengetahuinya).
Kerajaan Champa masih dibawah kekuasaan Kerajaan Besar Majapahit yang
berpusat di Jawa. Pada waktu itu Majapahit diperintah oleh Bre Kertabhumi atau
Prabhu Brawijaya-5 (raja ke-11 Majapahit) semenjak tahun 1453 Masehi.
Beliau didampingi oleh adiknya Raden Purwawisesha atau Girishawardhana
atau Brawijaya-3 (raja ke-9 Majapahit) sebagai Mahapatih. Pada tahun
1466, Raden Purwawisesha mengundurkan diri dari jabatannya, dan sebagai
penggantinya diangkatlah Bhre Pandhansalas atau Suraprabhawa atau
Brawijaya-4 (raja ke-10 Majapahit).

Kerajaan Champa (kini daerah Vietnam).


Wilayah Champa sekitar tahun 1100 SM,
digambarkan dalam warna hijau, terletak
di sepanjang pantai Vietnam. Ke utara
(warna kuning) terletak i Vit; ke barat
(warna biru), Angkor.

Namun dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1468 Masehi, Bhre Pandhansalas
juga mengundurkan diri. Praktis semenjak tahun 1468 Masehi pada saat Brawijaya-5 atau Bhre Kertabumi, maka
gelar Prabhu Brawijaya-5 memerintah Majapahit tanpa didampingi oleh seorang Mahapatih.
Apakah gerangan dalam masa pemerintahan Prabhu Brawijaya-5 terjadi dua kali pengunduran diri dari seorang
Mahapatih? Sebabnya tak lain dan tak bukan karena Prabhu Brawijaya-5 terlalu lunak dengan etnis China dan
orang-orang Muslim.
Diceritakan, begitu Prabhu Brawijaya-5 naik tahta, Kekaisaran Tiongkok
mengirimkan seorang putri China yang sangat cantik sebagai persembahan
kepada Prabhu Brawijaya-5 untuk dinikahi.
Hal ini dimaksudkan sebagai tali penyambung kekerabatan antara Kerajaan
Majapahit dengan Kekaisaran Tiongkok.
Putri dari Kekaisaran Tiongkok ini bernama Tan Eng Kian. Sangat
cantik. Tiada bercacat.
Karena kecantikannya, setelah Prabhu Brawijaya-5 menikahi putri dari

Lukisan ilustrasi, Utusan / Duta dari Kerajaan


Tiongkok sedang mengunjungi Kerajaan
Majapahhit.

Tiongkok ini, praktis beliau hampir-hampir melupakan istri-istrinya yang lain.


Prabhu Brawijaya-5 banyak memiliki istri, dari berbagai istri beliau, lahirlah
tokoh-tokoh besar. Pada kesempatan lain, saya akan menceritakannya.
Ketika putri Tan Eng Kian tengah hamil tua, rombongan dari Kerajaan Champa datang menghadap. Raja
Champa sendiri yang datang, diiringi oleh para pembesar Kerajaan dan ikut juga dalam rombongan, Dewi
Anarawati atau nama lainnya adalah Dwarawati.
Raja Champa banyak membawa upeti sebagai tanda takluk. Dan salah satu upeti yang sangat berharga adalah,
Dewi Anarawati sendiri. Melihat kecantikan putri berdarah Indo-China ini, Prabhu Brawijaya terpikat.
Dan begitu Dewi Anarawati telah beliau peristri, Tan Eng Kian, putri China yang tengah hamil tua itu,
seakan-akan sudah tidak ada lagi di istana. Perhatian Prabhu Brawijaya kini beralih kepada Dewi Anarawati.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

6 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Saking tergila-gilanya, manakala Dewi Anarawati meminta agar Tan Eng Kian disingkirkan dari istana, Prabhu
Brawijaya menurutinya.
Kemudian, Tan Eng Kian diceraikan. Lantas putri China yang malang ini
diserahkan kepada Adipati Palembang, Arya Damar untuk diperistri.
Adipati Arya Damar sesungguhnya juga peranakan China. Dia adalah putra
selir Prabhu Wikramawardhana, Raja Majapahit yang sudah wafat yang
memerintah pada tahun 1389-1429 Masehi, dengan seorang putri China pula.
Nama China Adipati Arya Damar adalah Swan Liong. Menerima pemberian
Surya Majapahit

seorang janda dari Raja adalah suatu kehormatan besar. Perlu dicatat, Swan Liong
adalah China Muslim.

Dia masuk Islam setelah berinteraksi dengan etnis China di Palembang, dari keturunan pengikut Laksamana
Muslim asal Tiongkok Cheng Ho (Zheng He) yang sudah tinggal lebih dahulu di Palembang.
Oleh karena itulah, Palembang waktu itu adalah sebuah Kadipaten dibawah kekuasaan Majapahit yang bercorak
Islam. Artinya, para era Kekuasaan Majapahit, sudah ada kerajaan-kerajaan Islam di Nusantara.
Adipati Arya Damar menunggu kelahiran putra yang dikandung Tan Eng Kian sebelum ia menikahinya. Begitu
putri China ini selesai melahirkan, dinikahilah dia oleh Arya Damar.
Anak yang lahir dari rahim Tan Eng Kian, hasil dari pernikahannya dengan Prabhu Brawijaya-5, adalah seorang
anak lelaki. Diberi nama Tan Eng Hwat. Karena ayah tirinya Muslim, dia juga diberi nama muslim, Hassan.
Kelak di Jawa, dia terkenal dengan nama Raden Patah atau Jin Bun bergelar
Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun (lahir: Palembang, 1455; wafat:
Demak, 1518) adalah pendiri dan raja Demak pertama dan memerintah tahun
1500-1518.
Dari hasil perkawinan Arya Damar dengan Tan Eng Kian, lahirlah juga seorang

Bendera Kerajaan Champa.

putra, diberinama Kin Shan, sebagai adik tiri Raden Patah. Nama muslimnya
adalah Hussein. Kelak di Jawa, dia terkenal dengan nama Adipati Pecattandha,
atau Adipati Terung yang terkenal itu!
MASUKNYA ISLAM KE MAJAPAHIT
Kembali ke Jawa. Dewi Anarawati yang Muslim itu telah berhasil merebut hati Prabhu Brawijaya-5. Dia lantas
menggulirkan rencana selanjutnya setelah berhasil menyingkirkan pesaingnya, Tan Eng Kian.
Dewi Anarawati meminta kepada Prabhu Brawijaya-5 agar saudara-saudaranya yang muslim, yang banyak tinggal
dipesisir utara Jawa, dibangunkan sebuah Ashrama, sebuah Peshantian, sebuah Padepokan, seperti halnya
Padepokan para Pandhita Shiva dan para Wiku Buddha.
Mendengar permintaan istri tercintanya ini, Prabhu Brawijaya-5 tak bisa menolak. Namun yang menjadi
masalah, siapakah yang akan mengisi jabatan sebagai seorang Guru layaknya padepokan Shiva atau Mahawiku
layaknya padepokan Buddha?
Pucuk dicinta ulam tiba, Dewi Anarawati segera mengusulkan, agar diperkenankan memanggil kakak iparnya di
Kerajaan Champa, Syeh Ibrahim As-Samarqand (Syekh Ibrahim Asmarakandi) yang kini ada di Champa

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

7 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

untuk tinggal sebagai Guru di Ashrama Islam di pulau Jawa yang hendak dibangun. Dan lagi-lagi, Prabhu
Brawijaya-5 menyetujuinya.
Para Pembesar Majapahit, Para Pandhita Shiva dan Para Wiku Buddha, sudah melihat gelagat yang tidak baik.
Mereka dengan halus memperingatkan Prabhu Brawijaya, agar selalu berhati-hati dalam mengambil sebuah
keputusan penting.
Tak kurang-kurang, Sabdo Palon Noyogenggong, seorang punakawan terdekat Prabhu Brawijaya-5 juga sudah
memperingatkan agar momongan mereka ini berhati-hati, tidak gegabah. Namun, Prabhu Brawijaya-5 bagaikan
orang mabuk, tak satupun nasehat orang-orang terdekatnya beliau dengarkan.
Perekonomian Majapahit sudah hamper didominasi oleh etnis China semenjak putri Tan Eng Kian diperistri oleh
Prabhu Brawijaya-5, dan memang itulah misi dari Kekaisaran Tiongkok. Kini, dengan masuknya Dewi Anarawati,
orang-orang Muslim-pun mendepat kesempatan besar.
Apalagi, pada waktu itu, banyak juga orang China yang Muslim. Semua masukan
bagi Prabhu Brawijaya-5 tersebut, tidak satupun yang diperhatikan secara
sungguh-sungguh.
Para Pejabat daerah mengirimkan surat khusus kepada Sang Prabhu yang isinya
mengeluhkan tingkah laku para pendatang baru ini. Namun, tetap saja,
ditanggapi acuh tak acuh.
Uang Ma, coin Majapahit abad-12

Hingga pada suatu ketika, manakala ada acara rutin tahunan dimana para pejabat
daerah

harus

menghadap

ke

ibukota

Majapahit

sebagai

tanda

kesetiaan, Pujangga Anom Ketut Suryongalam yang kemudian dikenal sebagai Ki Ageng Kutu, Adipati daerah
Wengker (daerah Ponorogo sekarang), mempersembahkan tarian khusus buat Sang Prabhu. Tarian ini masih
baru. Belum pernah ditampilkan dimanapun.
Tarian ini dimainkan dengan menggunakan piranti tari bernama Dhadhak Merak, yaitu sebuah piranti tari yang
berupa duplikat kepala harimau dengan banyak hiasan bulu-bulu burung merak diatasnya.
Dhadhak Merak ini dimainkan oleh satu orang pemain, dengan diiringi oleh para prajurid yang bertingkah polah
seperti banci ( Sekarang dimainkan oleh wanita tulen). Ditambah satu tokoh yang bernama Pujangganom dan
satu orang Jathilan. Sang Pujangganom tampak menari-nari acuh tak acuh, sedangkan Jathilan, melompatlompat seperti orang gila.
Sang Prabhu takjub melihat tarian baru ini. Manakala beliau menanyakan makna dari suguhan tarian tersebut, Ki
Ageng Kutu, Adipati dari Wengker yang terkenal berani itu, tanpa sungkan-sungkan lagi menjelaskan, bahwa
Dhadhak Merak adalah symbol dari Kerajaan Majapahit sendiri.
Kepala Harimau adalah symbol dari Sang Prabhu. Bulu-bulu merak yang indah adalah symbol permaisuri sang
Prabhu yang terkenal sangat cantik, yaitu Dewi Anarawati. Pasukan banci adalah pasukan Majapahit.
Pujangganom adalah symbol dari Pejabat Teras, dan Jathilan adalah symbol dari Pejabat Daerah.
Arti sesungguhnya adalah, Kerajaan Majapahit, kini diperintah oleh seekor harimau yang dikangkangi oleh
Burung Merak yang indah. Harimau itu tidak berdaya dibawah selangkangan sang burung Merak. Para Prajurid
Majapahit sekarang berubah menjadi penakut, melempem dan banci, sangat memalukan!
Para pejabat teras acuh tak acuh dan pejabat daerah dibuat kebingungan menghadapi invasi halus, imperialisasi

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

8 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

halus yang kini tengah terjadi. Dan terang-terangan Ki Ageng Kutu memperingatkan agar Prabhu Brawijaya
berhati-hati dengan orang-orang Islam. Kesenian sindiran ini pada kemudian hari bahkan hingga kini, dikenal
dengan nama Reog Ponorogo!

Pertunjukan Reog di Ponorogo tahun 1920. Selain Reog, terdapat pula penari Kuda Kepang dan Bujangganong.
(wikipedia / COLLECTIE TROPENMUSEUM)

Mendengar kelancangan Ki Ageng Kutu, Prabhu Brawijaya-5 murka! Dan Ki Ageng Kutu, bersama para
pengikutnya segera meninggalkan Majapahit. Sesampainya di Wengker, beliau mamaklumatkan perang dengan
Majapahit!
Prabhu Brawijaya-5 mengutus putra selirnya, Raden Bathara Katong (kelak adalah pendiri Kabupaten Ponorogo
dan juga merupakan Adipati pertama Ponorogo) untuk memimpin pasukan Majapahit, menggempur Kadipaten
Wengker!
Prabhu Brawijaya-5 menjanjikan daerah perdikan. Daerah perdikan adalah daerah otonom. Beliau
menjanjikannya kepada Dewi Anarawati. Dan Dewi Anarawati meminta daerah Ampeldhenta (daerah Surabaya,
sekarang) agar dijadikan daerah otonom bagi orang-orang Islam. Dan disana, rencananya akan dibangun sebuah
Ashrama besar, pusat pendidikan bagi kaum Muslim.
Begitu Prabhu Brawijaya menyetujui hal ini, maka Dewi Anarawati, atas nama Negara, mengirim utusan ke
Champa. Meminta kesediaan Syeh Ibrahim As-Samarqand untuk tinggal di Majapahit dan menjadi Guru dari
Padepokan yang hendak dibangun.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

9 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Lukisan ilustrasi seorang komandan Kerajaan Majapahit diatas kudanya sedang menyiapkan prajurit ke medan
perang.

Dan permintaan kesediaan agar Syeh Ibrahim As-Samarqand untuk tinggal di Majapahit dan menjadi Guru dari
Padepoka ini adalah sebuah kabar keberhasilan luar biasa bagi Raja Champa. Misi peng-Islam-an Majapahit
sudah diambang mata. Maka berangkatlah Syeh Ibrahim As-Samarqand ke Jawa. Diiringi oleh kedua putranya,
Sayyid Ali Murtadlo (Raden Murtolo) dan Sayyid Ali Rahmad (Raden Rahmad atau Bong Swie Hoo).
Sesampainya di Gresik, pelabuhan internasional pada waktu itu, mereka disambut oleh masyarakat muslim
pesisir yang sudah ada disana sejak zaman Prabhu Hayam Wuruk berkuasa. Masyarakat Muslim ini mulai
mendiami pesisir utara Jawa semenjak kedatangan Syeh Maulana Malik Ibrahim, yang pada waktu itu memohon
menghadap kehadapan Prabhu Hayam Wuruk hanya untuk sekedar meminta beliau agar pasrah memeluk Islam.
Tentu saja, permintaan ini ditolak oleh Sang Prabhu Hayam Wuruk pada waktu
itu karena dianggap lancang. Namun, beliau sama sekali tidak menjatuhkan
hukuman. Beliau dengan hormat mempersilakan rombongan Syeh Maulana
Malik Ibrahim agar kembali pulang.
Namun sayang, di Gresik, banyak para pengikut Syeh Maulana Malik Ibrahim
terkena wabah penyakit yang datang secara tiba-tiba. Banyak yang meninggal.
Dan Syeh Maulana Malik Ibrahim akhirnya wafat juga di Gresik, dan lantas
dikenal oleh orang-orang Jawa Muslim dengan nama Sunan Gresik (wafat: 1419
M/882 H).

Maulana Malik Ibrahim / Sunan Gresik,


Lahir: paruh awal abad ke 14 Masehi.
Nama ayah: Jamaluddin Akbar al-Husaini,
nama ibu tak diketahui. Meninggal : 1419
Masehi.

Sunan Gresik diketahui berasal dari Khasan, Persia (Iran sekarang). Perlu
diketahui bahwa Syeh Maulana Malik Ibrahim atau Sunan Gresik telah datang
jauh-jauh hari sebelum ada yang dinamakan Dewan Wali Sangha.
Sangha = Perkumpulan orang-orang suci, Sangha diambil dari bahasa Sansekerta. Bandingkan dengan doktrin
Buddhis mengenai Buddha, Dharma dan Sangha. Kata-kata Wali Sangha lama-lama berubah menjadi Wali Songo
yang artinya Wali Sembilan.
Rombongan dari Champa ini sementara waktu beristirahat di Gresik sebelum meneruskan perjalanan menuju
ibukota Negara Majapahit. Sayang, setibanya di Gresik, Syeh Ibrahim As-Samarqand jatuh sakit dan meninggal
dunia. Orang Jawa muslim mengenalnya dengan nama Syeh Ibrahim Smorokondi. Makamnya masih ada di
Gresik sekarang.
Kabar meninggalnya Syeh Ibrahim As-Samarqand sampai juga di istana. Dewi Anarawati bersedih. Lantas, kedua

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

10 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

putra Syeh Ibrahim As-Samarqand dipanggil menghadap. Atas usul Dewi Anarawati, Sayyid Ali Rahmad diangkat
sebagai pengganti ayahnya sebagai Guru dari sebuah Padepokan Islam yang hendak didirikan.
Bahkan, Sayyid Ali Rahmad dan Sayyid Ali Murtadlo mendapat gelar kebangsawanan Majapahit, yaitu Rahadyan
atau Raden. Jadilah mereka dikenal dengan nama Raden Rahmad dan Raden Murtolo. Namun lama kelamaan,
Raden Murtolo dikenal dengan nama Raden Santri, makamnya juga ada di Gresik sekarang. (Orang Jawa tidak
bisa mengucapkan huruf dlo. Huruf dlo berubah menjadi lo. Seperti Ridlo, jadi Rilo, Ramadlan jadi
Ramelan, Riyadloh jadi Riyalat, dll).
Raden Rahmad (Bong Swie Hoo), disokong pendanaan dari Majapahit, membangun pusat pendidikan Islam
pertama di Jawa. Para Muslim pesisir datang membantu. Tak berapa lama, berdirilah Padepokan Ampeldhenta.
Istilah Padepokan lama-lama berubah menjadi Pesantren untuk membedakannya dengan Ashrama pendidikan
Agama Shiva dan Agama Buddha.
Lantas dikemudian hari, Raden Rahmad (Bong Swie Hoo) dikenal dengan nama
Sunan Ampel. Raden Santri, mengembara ke Bima, menyebarkan Islam disana,
hingga ketika sudah tua, ia kembali ke Jawa dan meniggal di Gresik.
Para pembesar Majapahit, Para Pandhita Shiva dan Para Wiku Buddha, sudah
memperingatkan Prabhu Brawijaya. Sebab sudah terdengar kabar dimana-mana,
kaum baru ini adalah kaum missioner. Kaum yang punya misi tertentu.
Kerajaan Malaka (14051511) sudah berubah menjadi Kesultanan atau Kadipaten
Islam. Kerajaan Pasai juga, menjadi Kesultanan Pasai atau juga dikenal dengan
Samudera Darussalam. Kerajaan Palembang juga menjadi Kesultanan Palembang
Darussalam, dan kini gerakan itu sudah semakin dekat dengan pusat kerajaan
Majapahit.

Sunan Ampel / Raden Rahmad / Sayyid


Ali Rahmatullah / Bong Swie Hoo. Lahir :
1401 Masehi, Nama ayah : Maulana
Malik Ibrahim (Sunan Gresik), Nama ibu:
Dewi Chandrawulan, Meninggal: 1478
Masehi.

Semua telah memperingatkan Sang Prabhu. Tak ketinggalan pula Sabdo Palon
Noyogenggong. Namun, bagaikan berlalunya angin, Prabhu Brawijaya-5 tetap
tidak mendengarkannya. Raja Majapahit yang bernama asli Bhre Kertabumi yang ditakuti ini, kini bagaikan
harimau yang takluk dibawah kangkangan burung Merak, Dewi Anarawati. Benarlah apa yang dikatakan oleh Ki
Ageng Kutu dari Wengker dulu.
Tabel: Raja-raja Majapahit
Nama Raja

Gelar

Tahun

Raden Wijaya

Kertarajasa Jayawardhana

1293 1309

Kalagamet

Sri Jayanagara

1309 1328

Sri Gitarja

Tribhuwana Wijayatunggadewi

1328 1350

Hayam Wuruk

Sri Rajasanagara

1350 1389

Wikramawardhana

1389 1429

Suhita

Dyah Ayu Kencana Wungu

1429 1447

Kertawijaya

Brawijaya I

1447 1451

Rajasawardhana

Brawijaya II

1451 1453

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

11 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Purwawisesa atau Girishawardhana

Brawijaya III

1456 1466

Bhre Pandansalas, atau Suraprabhawa

Brawijaya IV

1466 1468

Bhre Kertabumi

Brawijaya V

1468 1478

Girindrawardhana

Brawijaya VI

1478 1498

Patih Udara

1498 1518

RUNTUHNYA MAJAPAHIT: Berdirinya Giri Kedhaton


Suatu waktu lalu, wilayah Blambangan (Banyuwangi sekarang), sekitar tahun 1450 Masehi terkena wabah
penyakit. Hal ini dikarenakan ketidaksadaran masyarakatnya yang kurang mampu menjaga kebersihan
lingkungan. Blambangan diperintah oleh Adipati Menak Sembuyu, didampingi Patih Bajul Sengara.
Wabah penyakit itu masuk juga ke istana Kadipaten. Putri Sang Adipati, Dewi Sekardhadhu, jatuh sakit.
Ditengah wabah yang melanda, datanglah seorang ulama dari Samudera Pasai (Aceh sekarang), yang masih
berkerabat dekat dengan Syeh Ibrahim As-Samarqand, bernama Syeh Maulana Ishaq. Dia ahli pengobatan.
Mendengar Sang Adipati mengadakan sayembara, dia serta merta mengikutinya. Dan berkat keahlian pengobatan
yang dia dapat dari Champa, sang putri berangsur-angsur sembuh.
Adipati Menak Sembuyu menepati janji. Sesuai isi sayembara, barangsiapa yang mampu menyembuhkan sang
putri, jika lelaki akan dinikahkan jika perempuan akan diangkat sebagai saudara, maka, Syeh Maulana Ishaq
dinikahkan dengan Dewi Sekardhadhu.
Namun pada perjalanan waktu selanjutnya, ketegangan mulai timbul. Ini disebabkan Syeh Maulana Ishaq,
mengajak Adipati beserta seluruh keluarga untuk memeluk agama Islam. Ketegangan ini lama-lama berbuntut
pengusiran Syeh Maulana Ishaq dari Blambangan. Perceraian terjadi. Dan waktu itu, Dewi Sekardhadhu tengah
hamil tua.
Keputusan untuk menceraikan Dewi Sekardhadhu dengan Syeh Maulana Ishaq ini diambil oleh Sang Adipati
karena melihat stabilitas Kadipaten Blambangan yang semula tenang, lama-lama terpecah menjadi dua kubu.
Kubu yang mengidolakan Syeh Maulana Ishaq dan kubu yang tetap menolak infiltrasi asing ke wilayah mereka.
Kubu pertama tertarik pada ajaran Islam, sedangkan kubu kedua tetap tidak menyetujui masuknya Islam karena
terlalu diskriminatif menurut mereka. Antar kerabat jadi terpecah belah, saling curiga dan tegang. Ini yang tidak
mereka sukai.
Sepeninggal Syeh Maulana Ishaq, ternyata masalah belum usai. Kubu yang pro ulama dari Pasai ini, kini
menantikan kelahiran putra sang Syeh yang tengah dikandung Dewi Sekardhadhu. Sosok Syeh Maulana Ishaq,
kini menjadi laten bagi stabilitas Blambangan.
Mendapati situasi ketegangan belum juga bisa diredakan, maka mau tak mau, Adipati Blambangan Menak
Sembuyu, dengan sangat terpaksa, memberikan anak Syeh Maulana Ishaq, cucunya sendiri kepada saudagar
muslim dari Gresik. Anak itu terlahir laki-laki.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

12 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Uang Gobog Wayang Coin, Majapahit Kingdom, 13th Century

Dalam cerita rakyat dari sumber Islam, konon dikisahkan anak itu dilarung ke tengah laut (meniru cerita Nabi
Musa) dengan menggunakan peti dan disaat yang sama, ada saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar.
Kapal dagangnya tiba-tiba tidak bisa bergerak karena menabrak peti itu. Dan peti itu akhirnya dibawa naik ke
geladak oleh anak buah sang saudagar. Isinya ternyata seorang bayi.
Sesungguhnya itu hanya cerita kiasan. Yang terjadi, saudagar muslim Gresik yang tengah berlayar di Blambangan
diperintahkan untuk menghadap ke Kadipaten Blambangan menjelang mereka hendak balik ke Gresik. Inilah
maksudnya kapal tidak bisa bergerak.
Para saudagar bertanya-tanya, ada kesalahan apa yang mereka buat sehingga mereka disuruh menghadap ke
Kadipaten?
Ternyata, di Kadipaten, Adipati Menak Sembuyu, dengan diam-diam telah mengatur pertemuan itu. Sang Adipati
memberikan seorang anak bayi, cucunya sendiri, yang lahir dari ayah seorang muslim.
Anak itu dititipkan kepada majikan dari para saudagar-saudagar kaya di Gresik yang bernama Nyi Ageng Pinatih,
yang seorang muslim. Adipati Menak Sembuyu tahu telah menitipkan cucunya kepada siapa. Beliau yakin,
cucunya akan aman bersama Nyi Ageng Pinatih. Hanya dengan jalan inilah, Blambangan dapat kembali tenang.
Putra Syeh Maulana Ishaq ini, lahir pada tahun 1452 Masehi.
Sekembalinya dari Blambangan, para saudagar ini menghadap kepada majikan mereka, Nyi Ageng Pinatih
sembari memberikan oleh-oleh yang sangat berharga, yaitu seorang anak bayi keturunan bangsawan
Blambangan.
Bahkan dia adalah putra Syeh Maulana Ishaq, sosok yang disegani oleh orang-orang muslim. Nyi Ageng Pinatih
tidak berani menolak sebuah anugerah itu. Diambillah bayi itu, dianggap anak sendiri. Karena bayi itu hadir
seiring kapal selesai berlayar dari samudera, maka bayi itu dinamakan Jaka Samudera oleh Nyi Ageng Pinatih.
Jaka Samudera dibawa menghadap ke Ampeldhenta menjelang usia tujuh tahun. Dia tinggal disana. Belajar
agama Islam dari Sunan Ampel. Sunan Ampel yang tahu siapa Jaka Samudera yang sebenarnya dari Nyi Ageng
Pinatih, maka sosok anak ini sangat dia perhatikan dan diistimewakan. Sunan Ampel menganggapnya anak
sendiri.
Sunan Ampel (Bong Swi Hoo), dari hasil perkawinannya dengan Nyai Ageng Manila, yaitu kakak kandung
Adipati Tuban Arya Teja, memiliki delapan putra dan putri. Yang penting untuk diketahui adalah:
1. Putra pertama, Raden Maulana Makdum Ibrahim (Nama Champa-nya: Bong- Ang, kelak terkenal dengan

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

13 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

sebutan Sunan Benang. Lama-lama pengucapannya berubah menjadi Sunan Bonang (1465-1525).
2. Yang kedua Abdul Qasim, terkenal kemudian dengan nama Sunan Drajat (diperkirakan lahir pada tahun 1470
Masehi).
3. Yang ketiga Maulana Ahmad, yang terkenal dengan nama Sunan Lamongan.
4. Yang keempat seorang putri bernama Siti Murtasiah, kelak dijodohkan dengan Jaka Samudera, yang
kemudian terkenal dengan nama Sunan Giri Kedhaton (Sunan Giri).
5. Yang kelima seorang putri bernama Siti Asyiqah, kelak dijodohkan dengan Raden Patah (Tan Eng Hwat)
putra Tan Eng Kian, janda Prabhu Brawijaya-5 yang ada di Palembang itu.
Kekuatan Islam dibangun melalui tali pernikahan. Jaka Samudera, diberi nama lain oleh Sunan Ampel, yaitu
Raden Paku, kelak dia dikenal dengan nama Sunan Giri Kedhaton. Dia adalah santri senior. Sunan Ampel bahkan
telah mencalonkan, mengkaderkan dia sebagai penggantinya kelak bila sudah meninggal.
Sunan Giri sangat radikal dalam pemahaman keagamannya. Setamat berguru dari Ampeldhenta, dia pulang ke
Gresik. Di Gresik, dia menyatukan komunitas muslim disana. Dia mendirikan Pesantren. Terkenal dengan nama
Pesantren Giri.
Namun dalam perkembangannya, Pesantren Giri memaklumatkan lepas dari kekuasaan Majapahit yang ia
pandang negara kafir. Pesantren Giri berubah menjadi pusat pemerintahan. Maka dikenal dengan nama Giri
Kedhaton (Kerajaan Giri). Sunan Giri, mengangkat dirinya sebagi Khalifah Islam dengan gelar Prabhu
Satmata (Penguasa Bermata Enam. Gelar sindiran kepada Deva Shiva yang cuma bermata tiga).
Mendengar Gresik melepaskan diri dari pusat kekuasan, Prabhu Brawijaya-5, sebagai Raja Diraja Nusantara yang
sah, segera mengirimkan pasukan tempur untuk menjebol Giri Kedhaton. Darah tertumpah. Darah mengalir. Dan
akhirnya, Giri Kedhaton bisa ditaklukkan.
Kekhalifahan Islam bertama itu tidak berumur lama. Namun kelak, setelah Majapahit
hancur oleh serangan Demak Bintara, Giri Kedhaton eksis lagi mulai tahun 1487
Masehi. (Sembilan tahun setelah Majapahit hancur pada tahun 1478 Masehi).
Dari sumber Islam, banyak cerita yang memojokkan pasukan Majapahit. Konon Sunan
Giri berhasil mengusir pasukan Majapahit hanya dengan melemparkan sebuah kalam
atau penanya. Kalam miliknya ini katanya berubah menjadi lebah-lebah yang
menyengat. Sehingga membuat puyeng atau munyeng para prajurid Majapahit.
Maka dikatakan, kalam yang bisa membuat munyeng inilah senjata andalan Sunan
Giri, dikenal dengan nama Kalamunyeng. Sesungguhnya, ini hanya kiasan belaka.
Sunan Giri, melalui tulisan-tulisannya yang mengobarkan semangat ke-Islam-an,
mampu mengadakan pemberontakan yang sempat memusingkan Majapahit.
Namun, karena Sunan Ampel meminta pengampunan kepada Prabhu Brawijaya-5,
Sunan Giri tidak mendapat hukuman. Tapi gerak-geriknya, selalu diawasi oleh
Pasukan Telik Sandhibaya (Pasukan Intelejen) Majapahit. Inilah kelemahan Prabhu
Brawijaya. Terlalu meremehkan bara api kecil yang sebenarnya bisa membahayakan.
Sabdo Palon dan Naya Genggong sudah mengingatkan agar seorang yang bersalah

Bidadari Majapahit, arca emas


apsara gaya Majapahit
menggambarkan zaman kerajaan
Majapahit sebagai zaman
keemasan Nusantara. (wikipedia)

harus mendapatkan sangsi hukuman. Karena itulah kewajiban yang merupakan


sebuah janji seorang Raja.
Salah satu kewajiban menjalankan janji suci sebagai AGNI atau API, yang harus mengadili siapa saja yang

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

14 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

bersalah. Janji ini adalah satu bagian integral dari tujuh janji yang lain, yaitu:
1. ANGKASHA (Ruang), Raja harus memberikan ruang untuk mendengarkan suara rakyatnya.
2. VAYU (Angin), Raja harus mampu mewujudkan pemerataan kesejahteraan kepada rakyatnya bagai
angin.
3. AGNI (Api), Raja harus memberikan hukuman yang seadil-adilnya kepada yang bersalah tanpa pandang
bulu bagai api yang membakar.
4. TIRTA (Air), Raja harus mampu menumbuhkan kesejahteraan perekonomian bagi rakyatnya bagaikan
air yang mampu menumbuhkan biji-bijian.
5. PRTIVI (Tanah), Raja harus mampu memberikan tempat yang aman bagi rakyatnya, menampung
semuanya, tanpa ada diskriminasi, bagaikan tanah yang mau menampung semua manusia.
6. SURYA (Matahari), Raja harus mampu memberikan jaminan keamanan kepada seluruh rakyat tanpa
pandang bulu seperti Matahari yang memberikan kehidupan kepada mayapada.
7. CHANDRA (Bulan), Raja harus mampu mengangkat rakyatnya dari keterbelakangan, dari kebodohan,
dari kegelapan, bagaikan sang rembulan yang menyinari kegelapan dimalam hari, dan yang terakhir adalah,
8. KARTIKA (Bintang), Raja harus mampu memberikan aturan-aturan hukum yang jelas, kepastian
hukum bagi rakyat demi kesejahteraan, kemanusiaan, keadilan, bagaikan bintang gemintang yang mampu
menunjukkan arah mata angin dengan pasti dikala malam menjalang.
Inilah Delapan Janji Raja yang disebut ASTHAVRATA (Astobroto; Jawa ). Dan menurut Sabdo Palon dan
Naya Genggong, Prabhu Brawijaya telah lalai menjalankan janji sucinya sebagai AGNI.
Mendapati kondisi memanas seperti itu, Sunan Ampel mengeluarkan sebuah fatwa, Haram hukumnya
menyerang Majapahit, karena bagaimanapun juga Prabhu Brawijaya-5 adalah Imam yang wajib dipatuhi. Setelah
keluar fatwa dari pemimpin Islam se-Jawa, konflik mulai mereda.

Lukisan ilustrasi sebuah pasar tradisional di tepi sungai pada era Kerajaan Majapahit.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

15 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Islam Terpecah Menjadi Dua Kubu


Namun bagaimanapun juga, dikalangan orang-orang Islam diam-diam terbagi menjadi dua kubu. Yaitu:
Kubu Pertama, dipelopori oleh Sunan Giri, yang mencita-citakan berdirinya Kekhalifahan Islam Jawa.
Kubu ini mengklaim, bahwa golongan mereka memeluk Islam secara kaffah, secara bulat-bulat, maka pantas
disebut Putihan (Kaum Putih). Dan mereka menyebut kubu yang dipimpin Sunan Kalijaga sebagai
ABANGAN (Kaum Merah).
Kubu Kedua, dipelopori oleh Sunan Kalijaga, putra Adipati Tuban Arya Teja, keponakan Sunan Ampel, yang
tidak menginginkan berdirinya Kekhalifahan itu. Mereka berpendapat dalam naungan Kerajaan Majapahit,
yang notabene Shiva Buddha, ummat Islam diberikan kebebasan untuk melaksanakan ibadah agamanya.
Bahkan, syariat Islam pun boleh dijalankan didaerah-daerah tertentu.
Bibit perpecahan didalam orang-orang Islam sendiri mulai muncul. Hal ini hanya bagaikan api dalam sekam
ketika Sunan Ampel masih hidup. Kelak, ketika Majapahit berhasil dijebol oleh para militan Islam dan ketika
Sunan Ampel sudah wafat, kedua kubu ini terlibat pertikaian frontal yang berdarah-darah.
Yang paling parah dan memakan banyak korban, sampai-sampai para investor dari Portugis melarikan diri ke
Malaka dan menceritakan di Jawa tengah terjadi situasi chaos dan anarkhis yang mengerikan, adalah pertikaian
antara Arya Penangsang, santri Sunan Kudus, penguasa Jipang Panolan dari Kubu Putihan dengan Jaka
Tingkir atau Mas Karebet, santri dari Sunan Kalijaga, penguasa Pajang dari Kubu Abangan.

Lukisan ilustrasi pertikaian antar dua Kubu Muslim. Arya Penangsang, santri Sunan Kudus, penguasa Jipang
Panolan dari Kubu Putihan dengan Jaka Tingkir atau Mas Karebet, santri dari Sunan Kalijaga, penguasa Pajang dari
Kubu Abangan.

Berdirinya Ponorogo
Ki Ageng Kutu, Adipati Wengker, sebenarnya masih keturunan bangsawan Majapahit. Beliau masih keturunan
Raden Kudha Merta, ksatria dari Pajajaran yang melarikan diri bersama Raden Cakradhara alias Sri
Kertawardhana (Ibu Hayam Wuruk). Raden Kudha Merta berhasil menikah dengan Shri Gitarja, putri Raden
Wijaya

(Raja

Penguasa

Pertama

Majapahit).

Sedangkan

Raden

Cakradhara

berhasil

menikahi

Tribhuwanatunggadewi, kakak kandung Shri Gitarja.


Dari perkawinan antara Raden Cakradhara dengan Tribhuwanatunggadewi inilah lahir Prabhu Hayam Wuruk
yang terkenal itu. Sedangkan Raden Kudha Merta, menjadi penguasa daerah Wengker, yang sekarang dikenal
dengan nama Ponorogo. Sedangkan Ki Ageng Kutu adalah keturunan dari Raden Kudha Merta dan Shri Gitarja.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

16 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Melihat Majapahit, dibawah pemerintahan Prabhu Brawijaya-5 bagaikan harimau yang kehilangan taringnya, Ki
Ageng Kutu, memaklumatkan perang dengan Majapahit!
Prabhu Brawijaya-5 atau Prabhu Kertabhumi menjawab tantangan Ki Ageng Kutu dengan mengirimkan sejumlah
pasukan tempur Majapahit dibawah pimpinan Raden Bathara Katong, putra selir beliau.
Pertarungan Majapahit dengan Ki Ageng Kutu terjadi. Pasukan Majapahit terpukul mundur. Hal ini disebabkan,
banyak para prajurid Majapahit yang membelot dari kesatuannya dan memperkuat barisan Wengker. Pasukan
yang dipimpin Raden Bathara Katong kocar-kacir.
Raden Bathara Katong yang merasa malu karena telah gagal menjalankan tugas Negara, konon tidak mau pulang
ke Majapahit. Dia bertekad, bagaimanapun juga, Wengker harus ditundukkan. Inilah sikap seorang Ksatria sejati.

Lukisan ilustrasi Perang Paregreg (1404-1406)

Ada seorang ulama Islam yang tinggal di Wengker yang mengamati gejolak politik itu. Dia bernama Ki Ageng
Mirah. Situasi yang tak menentu seperti itu, dimanfaatkan olehnya. Dia mendengar Raden Bathara Katong tidak
pulang ke Majapahit, dia berusaha mencari kebenaran berita itu. Dan usahanya menuai hasil. Dia berhasil
menemukan tempat persembunyian Raden Bathara Katong.
Dia menawarkan diri bisa memberikan solusi untuk menundukkan Wengker karena dia sudah lama tinggal
disana. Raden Bathara Katong tertarik. Namun diam-diam, Ki Ageng Mirah, menanamkan doktrin ke-Islam-an
dibenak Raden Bathara Katong. Jika ini berhasil, setidaknya peng-Islam-an Wengker akan semakin mudah,
karena Raden Bathara Katong mempunyai akses langsung dengan militer Majapahit.
Jika-pun tidak berhasil membuat Raden Bathara Katong memeluk Islam, setidaknya, kelak dia tidak akan
melupakan jasanya telah membantu memberitahukan titik kelemahan Wengker. Dan bila itu terjadi, Ki Ageng
Mirah pasti akan menduduki kedudukan yang mempunyai akses luas menyebarkan Islam di Wengker. Dan
ternyata, Raden Bathara Katong tertarik dengan agama baru itu.
Selanjutnya, Ki Ageng Mirah mengatur rencana. Raden Bathara Katong harus pura-pura meminta suaka politik di
Wengker. Raden Bathara Katong harus mengatakan untuk memohon perlindungan kepada Ki Ageng Kutu. Dia
harus pura-pura membelot dari pihak Majapahit.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

17 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Ki Ageng Kutu pasti akan menerima pengabdian Raden Bathara Katong. Ki Ageng Kutu pasti akan senang melihat
Raden Bathara Katong telah membelot dan kini berada di pihaknya.
Manakala

rencana

itu

sudah

berhasil,

Raden

Bathara

Katong

harus

mengutarakan niatnya untuk mempersunting Ni Ken Gendhini, putri sulung Ki


Ageng Kutu sebagai istri.
Mengingat status Raden Bathara Katong sebagai seorang putra Raja Majapahit,
lamaran itu pasti akan disambut gembira oleh Ki Ageng Kutu.
Dan bila semua rencana berjalan mulus, Raden Bathara Katong harus mampu
menebarkan pengaruhnya kepada kerabat Wengker. Dia harus jeli dan teliti
mengamati titik kelemahan Wengker. Ni Ken Gendhini, putri Ki Ageng Kutu bisa
dimanfaatkan untuk tujuan itu.

Lukisan ilustrasi tampak seorang


komandan tempur sedang melaporkan
keadaan kepada seorang pejabat tinggi di
Kerajaan Majapahit.

Bila semua sudah mulus berjalan, dan bila waktunya sudah tepat, maka Raden
Bathara Katong harus sesegera mungkin mengirimkan utusan ke Majapahit
untuk meminta pasukan tempur tambahan. Bila semua berjalan lancar, Wengker pasti jatuh!
Raden Bathara Katong melaksanakan semua rencana yang disusun Ki Ageng Mirah. Dan atas kelihaian Raden
Bathara Katong, semua berjalan lancar. Ki Ageng Kutu, yang merasa masih mempunyai hubungan kekerabatan
jauh dengan Raden Bathara Katong, dengan suka rela berkenan memberikan suaka politik kepadanya. Ditambah,
ketika Raden Bathara Katong mengutarakan niatnya untuk mempersunting Ni Ken Gendhini, Ki Ageng Kutu
serta merta menyetujuinya. Rencana bergulir. Umpan sudah dimakan. Tinggal menunggu waktu.
Ni Ken Gendhini mempunyai dua orang adik laki-laki, yaitu Sura Menggala dan Sura Handaka. (Sura Menggala
= baca Suromenggolo, sampai sekarang menjadi tokoh kebanggaan masyarakat Ponorogo. Dikenal dengan
nama Warok Suromenggolo).
Ni Ken Gendhini dan putranya Sura Menggala berhasil masuk pengaruh Raden Bathara Katong, sedangkan Sura
Handaka tidak. Raden Bathara Katong berhasil mengungkap segala seluk-beluk kelemahan Wengker dari Ni Ken
Gendhini.
Inilah yang diceritakan secara simbolik dengan dicurinya Keris Pusaka Ki Ageng Kutu, yang bernama Keris
Kyai Condhong Rawe oleh Ni Ken Gendhini dan kemudian diserahkan kepada Raden Bathara Katong.
Condhong Rawe hanya metafora. Condhong berarti Melintang (Vertikal) dan Rawe berarti Tegak (Horisontal).
Arti sesungguhnya adalah, kekuatan yang tegak dan melintang dari seluruh pasukan Wengker, telah berhasil
diketahui secara cermat oleh Raden Bathara Katong atas bantuan Ni Ken Gendhini. Struktur kekuatan militer ini
sudah bisa dibaca dan diketahui semuanya.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

18 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Lukisan ilustrasi, tampak seorang prajurit sedang memegang sebilah Keris, senjata andalan ciri khas kerajaankerajaan di Asia Tenggara.

Dan manakala waktu sudah dirasa tepat, dengan diam-diam, dikirimkannya utusan kepada Ki Ageng Mirah.
Utusan ini menyuruh Ki Ageng Mirah, atas nama Raden Bathara Katong, memohon tambahan pasukan tempur
ke Majapahit.
Mendapati kabar Raden Bathara Katong masih hidup, Prabhu Brawijaya segera memenuhi permintaan
pengiriman pasukan baru. Majapahit dan Wengker diadu! Majapahit dan Wengker tidak menyadari, ada pihak
ketiga bermain disana, ironis sekali.
Peperangan kembali pecah. Ki Ageng Kutu yang benar-benar merasa kecolongan, dengan marah mengamuk
dimedan laga bagai bantheng ketaton, bagai banteng yang terluka. Demi Dharma, dia rela menumpahkan
darahnya diatas Bumi Pertiwi. Walau harus lebur menjadi abu, Ki Ageng Kutu, beserta segenap pasukan
Wengker, maju terus pantang mundur!
Namun bagaimanapun, seluruh struktur kekuatan Wengker telah diketahui oleh Raden Bathara Katong. Pasukan
Wengker, yang terkenal dengan nama Pasukan Warok itu terdesak hebat! Namun, Ki Ageng Kutu beserta seluruh
pasukannya telah siap untuk mati. Siap mati habis-habisan, siap menumpahkan darahnya diatas hamparan
pangkuan Ibu Pertiwi! Dengan gagah berani, pasukan ksatria ini terus merangsak maju, melawan pasukan
Majapahit.
Banyak kepala pasukan Majapahit yang menangis melihat mereka harus bertempur dengan saudara sendiri.
Banyak yang meneteskan air mata, melihat mayat-mayat prajurid Wengker bergelimpangan bermandikan darah.
Dan pada akhirnya, Wengker berhasil dijebol. Wengker berhasil dihancurkan!
Kabar kemenangan itu sampai di Majapahit. Namun, Prabhu Brawijaya-5 berkabung mendengar kegagahan
pasukan Wengker. Mendengar kegagahan Ki Ageng Kutu, seluruh Pejabat Majapahit berkabung. Sabdo Palon dan
Naya Genggong berkabung. Kabar kemenangan itu membuat Majapahit bersedih, bukannya bersuka cita.
Para pejabat Majapahit menangis sedih melihat sesama saudara harus saling menumpahkan darah karena
campur tangan pihak ketiga, karena disebabkan adanya pihak ketiga. Ki Ageng Kutu adalah seorang Ksatria yang
gagah berani. Ki Ageng Kutu adalah salah satu sendi kekuatan militer Majapahit. Kini, Ki Ageng Kutu harus gugur
ditangan pasukan Majapahit sendiri. Haduh, betapa memilukan!
Kadipaten Wengker kini dikuasai oleh Raden Bathara Katong. Surat pengukuhan telah diterima dari pusat. Dan
Wengker lantas dirubah namanya menjadi Kadipaten Ponorogo. Wengker yang Shiva Buddha, kini telah berhasil
menjadi Kadipaten Islam.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

19 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

RUNTUHNYA MAJAPAHIT: Kubu Abangan


Seorang ulama berdarah Majapahit, yang lahir di Kadipaten Tuban, yang sangat
dikenal dikalangan masyarakat Jawa Islam yaitu Sunan Kalijaga, mati-matian
membendung gerakan militansi Islam.
Beliau seringkali mengingatkan, bahwasanya membangun akhlaq lebih penting
daripada mendirikan sebuah Negara Islam.
Sunan Kalijaga adalah putra Adipati Tuban, Arya Teja. Adipati Arya Teja adalah
keturunan Senopati Agung Majapahit masa lampau, Adipati Arya Ranggalawe
atau Rangga Lawe (wafat: 1295) adalah salah satu pengikut Raden Wijaya yang
berjasa besar dalam perjuangan mendirikan Kerajaan Majapahit, namun
meninggal sebagai pemberontak pertama dalam sejarah kerajaan ini.
Nama besar Adipati Arya Ranggalawe dikenang sebagai pahlawan oleh
masyarakat Tuban sampai saat ini. Ia adalah salah satu tangan kanan Raden

Sunan Kalijaga atau Sunan Kalijogo


adalah seorang tokoh Wali Songo yang
sangat lekat dengan Muslim di Pulau
Jawa, karena kemampuannya
memasukkan pengaruh Islam ke dalam
tradisi Jawa. Makamnya berada di
Kadilangu, Demak. (wikimedia)

Wijaya, pendiri Kerajaan Majapahit. Ia juga yang berhasil memimpin pasukan


Majapahit mengalahkan pasukan Tiongkok Mongolia yang hendak menguasai
Jawa.
Adipati Arya Teja berhasil di Islamkan oleh Sunan Ampel. Bahkan kakak kandung beliau dinikahi Sunan Ampel.
Dari pernikahan Sunan Ampel dengan kakak kandung Adipati Arya Teja, lahirlah Sunan Bonang, Sunan Derajat,
Sunan Lamongan, dan lima putri yang lain (seperti yang telah saya tulis pada bagian pertama).
Para pengikut Sunan Giri yang tidak sepaham dengan para pengikut Sunan Kalijaga, sering terlibat konflikkonflik terselubung. Di pihak Sunan Giri, banyak ulama yang bergabung, seperti Sunan Derajat, Sunan
Lamongan, Sunan Majagung (sekarang dikenal dengan Sunan Bejagung), Sunan Ngundung dan putranya Sunan
Kudus, dll.
Dipihak Sunan Kalijaga, ada Sunan Murya (sekarang dikenal dengan nama Sunan Muria), Syeh Jangkung, Syeh
Siti Jenar, dan lain-lain.
Khusus mengenai Syeh Siti Jenar atau Raden Abdul Jalil, juga dikenal dengan nama Sunan Jepara, Sitibrit, Syekh
Lemahbang, Syekh Lemah Abang atau juga disebut Sunan Kajenar, beliau adalah ulama murni yang menekuni
spiritualitas. Beliau sangat-sangat tidak menyetujui gerakan Kaum Putih yang merencanakan berdirinya
Negara Islam Jawa.
Pertikaian ini mencapai puncaknya ketika Syeh Siti Jenar, menyatakan keluar dari Dewan Wali Sangha. Syeh Siti
Jenar menyatakan terpisah dari Majelis Ulama Jawa itu. Beliau tidak mengakui lagi Sunan Ampel sebagai
seorang Mufti. Didaerah Cirebon, Syeh Siti Jenar banyak memiliki pengikut.
Manakala menjelang awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat dan kedudukan Mufti digantikan oleh Sunan Giri,
keberadaan Syeh Siti Jenar dianggap sangat membahayakan Islam.
Semua dinamika ini, terus diamati oleh intelejen dari Majapahit. Gerakan-gerakan militansi Islam mulai merebak
dipesisir utara Jawa. Mulai Gresik, Tuban, Demak, Cirebon dan Banten. Para pejabat daerah telah mengirimkan
laporan kepada Prabhu Brawijaya-5. Tapi Prabhu Brawijaya tetap yakin, semua masih dibawah kontrol beliau.
Keturunan di Pengging

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

20 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Pernikahan Dewi Anarawati dengan Prabhu Brawijaya-5 semakin dikukuhkan dengan diangkatnya Putri
Champa ini sebagai permaisuri. Keputusan yang sangat luar biasa ini menuai protes. Kesuksesan besar bagi
Dewi Anarawati membuat para pejabat Majapahit resah.
Bisa dilihat jelas disini, bila kelak Prabhu Brawijaya wafat, maka yang akan menggantikannya sudah pasti putra
dari seorang permaisuri. Dan sang permaisuri beragama Islam. Dapat dipastikan, Majapahit akan berubah
menjadi Negara Islam.

Makam Putri Campa di Trowulan (foto diambil pada tahun 1870-1900) (wikimedia / COLLECTIE_TROPENMUSEUM)

Dari luar Istana, Sunan Giri menyusun strategi memperkuat barisan militansi Islam. Dari dalam Istana, Dewi
Anarawati mempersiapkan rencana yang brilian. Jika Sunan Giri gagal merebut Majapahit dengan cara
pemberontakan, dari dalam istana, Majapahit sudah pasti bisa dikuasai oleh Dewi Anarawati. Bila rencana
pertama gagal, rencana kedua masih bisa berjalan.
Tapi ternyata, apa yang diharapkan Dewi Anarawati menuai hambatan. Dari hasil perkawinannya dengan Prabhu
Brawijaya-5, lahirlah tiga orang anak. Yaitu:
1. Yang sulung seorang putri, dinikahkan dengan Adipati Handayaningrat IV, penguasa Kadipaten Pengging
(sekitar daerah Solo, Jawa Tengah sekarang).
2. Putra kedua bernama Raden Lembu Peteng (Ki Ageng Tarub II) atau Bondan Kejawan (1478 ),
berkuasa di Madura (daerah Sampang sekarang, di pulau Madura).
3. Dan yang ketiga Raden Gugur, masih kecil dan tinggal di Istana. Kelak, Raden Gugur inilah yang terkenal
dengan julukan Sunan Lawu, dipercaya sebagai penguasa mistik Gunung Lawu, yang terletak didaerah
Magetan, hingga sekarang.
Hambatan yang dituai Dewi Anarawati adalah, putri sulungnya tidak tertarik memeluk Islam, begitu juga dengan
Raden Gugur. Hanya Raden Lembu Peteng yang mau memeluk Islam.
Dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati dengan Adipati Handayaningrat IV, lahirlah dua orang putra, Kebo
Kanigara dan Kebo Kenanga.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

21 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Keduanya juga tidak tertarik memeluk Islam. Si sulung bahkan pergi meninggalkan kemewahan Kadipaten dan
menjadi seorang pertapa di Gunung Merapi (didaerah Jogjakarta sekarang). Sampai sekarang, petilasan bekas
pertapaan beliau masih ada dan berubah menjadi sebuah makam yang seringkali diziarahi.
Otomatis, yang kelak menggantikan Adipati Handayaningrat IV sebagai Adipati Pengging, bahkan juga jika
Prabhu Brawijaya-5 mangkat, tak lain adalah adik Kebo Kanigara, yaitu Kebo Kenanga. Kelak, dia akan mendapat
limpahan tahta Pengging maupun Majapahit!
Inilah pewaris sah tahta Majapahit. Kebo Kenanga lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Pengging. Adiknya
yang paling kecil, putra ketiga dari pernikahan putri sulung Dewi Anarawati dengan Adipati Handayaningrat IV
pun lahir, ia bernama Kebo Amiluhur.

Peta persebaran Islam di Indonesia. (wikimedia)

Ki Ageng Pengging sangat akrab dengan Syeh Siti Jenar. Keduanya, yang satu beragama Shiva Buddha dan yang
satu beragama Islam, sama-sama tertarik mendalami spiritual murni. Mereka berdua seringkali berdiskusi
tentang Kebenaran Sejati. Dan hasilnya, tidak ada perbedaan diantara Shiva Buddha dan Islam.
Namun kedekatan mereka ini disalah-artikan oleh ulama-ulama radikal yang masih melihat kulit, masih melihat
perbedaan. Syeh Siti Jenar dituduh mendekati Ki Ageng Pengging untuk mencari dukungan kekuatan. Dan
konyolnya, Ki Ageng Pengging dikatakan sebagai murid Syeh Siti Jenar yang hendak melakukan pemberontakan
ke Demak Bintara.
Padahal Ki Ageng Pengging tidak tertarik dengan tahta. Walaupun sesungguhnya, memang benar bahwa beliau
lah yang lebih berhak menjadi Raja Majapahit kelak ketika Majapahit berhasil dihancurkan oleh Raden Patah,
dan juga, Ki Ageng Pengging bukanlah seorang muslim. Beliau dengan Syeh Siti Jenar hanyalah seorang sahabat
spiritual.
Hubungan seperti ini, tidak akan bisa dimengerti oleh mereka yang berpandangan dangkal. Ki Ageng Pengging
dan Syeh Siti Jenar adalah seorang spiritualis sejati. Kelak, setelah Majapahit berhasil dihancurkan para militant
Islam, dua orang sahabat ini menjadi target utama untuk dimusnahkan. Baik Syeh Siti Jenar maupun Ki Ageng
Pengging gugur karena korban kepicikan.
Dan, nama Ki Ageng Pengging dan Syeh Siti Jenar dibuat hitam. Sampai sekarang, nama keduanya masih terus
dihakimi sebagai dua orang yang sesat dikalangan Islam. Namun bagaimanapun juga, keharuman nama
keduanya tetap terjaga dikisi-kisi hati tersembunyi masyarakat Jawa, walaupun tidak ada yang berani
menyatakan kekagumannya secara terang-terangan. Ironis.
Dari Ki Ageng Pengging inilah, lahir seorang tokoh terkenal di Jawa, yaitu Mas Karebat atau Jaka Tingkir. Dan

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

22 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

kelak menjadi Sultan Pajang setelah Demak hancur dengan gelar Sultan Adiwijaya. Dalam tradisi Jawa, Jaka /
Joko Tingkir atau Mas Karbt (atau ejaan Tionghoa: Peng King Kang), adalah pendiri sekaligus raja pertama
Kerajaan Pajang yang memerintah tahun 1549-1582 dengan nama Hadiwijaya.
Keturunan di Tarub
Dikisahkan secara vulgar, suatu ketika Prabhu Brawijaya-5 terserang penyakit rajasinga atau syphilis. Para Tabib
Istana sudah bekerja keras untuk berusaha menyembuhkan beliau, tapi penyakit beliau tetap membandel.
Atas inisiatif beliau sendiri, setiap malam beliau tidur diarel Pura Keraton. Memohon kepada Mahadewa agar
diberi kesembuhan. Dan konon, setelah beberapa malam beliau memohon, suatu malam, beliau mendapat
petunjuk sangat jelas.
Dalam keheningan meditasinya, lamat-lamat beliau mendengar suara:
Jika engkau ingin sembuh, nikahilah seorang pelayan wanita berdarah Wandhan. Dan, inilah kali terakhir
engkau boleh menikah lagi.
Mendapat wisik yang sangat jelas seperti itu, Prabhu Brawijaya termangu-mangu. Dan beliau teringat, di Istana
ada beberapa pelayan Istana yang berasal dari daerah Wandhan (Bandha Niera, di daerah Sulawesi).
Keesokan harinya, beliau memanggil para pelayan istana dari daerah Wandhan. Beliau memilih yang paling
cantik. Ada seorang pelayan dari Wandhan, bernama Dewi Bondrit Cemara, sangat cantik. Diambillah dia
sebagai istri selir. Dikemudian hari, Dewi Bondrit Cemara dikenal dengan nama Dewi Wandhan Kuning atau
Putri Wandan Sari.
Begitu menikahi Dewi Wandhan Kuning, dan setelah melakukan senggama beberapa kali, penyakit Sang Prabhu
berangsur-angsur sembuh. Namun Sang Prabhu merasa perkawinannya dengan Dewi Wandhan Kuning harus
dirahasiakan. Karena apabila kabar ini terdengar sampai ke daerah Wandhan, pasti para bangsawan Sulawesi
merasa terhina oleh sebab Sang Prabhu bukannya mengambil salah seorang putri bangsawan Wandhan, tapi
malah mengambil seorang pelayan.
Dewi Wandhan Kuning mengandung, hingga akhirnya melahirkan seorang anak laki-laki, putra ini lantas
dititipkan kepada Kepala Urusan Sawah Istana, Ki Juru Tani (waktu itu, Istana memiliki areal pesawahan
khusus yang hasilnya untuk dikonsumsi oleh seluruh kerabat Istana)
Anak ini diberi nama Raden Bondhan Kejawen, adalah putra ke 14 Prabu Brawijaya-5, raja Kerajaan Majapahit
terakhir dengan seorang Putri Wandan Sari (Bondhan perubahan dari kata Wandhan. Kejawen berarti yang
telah berdarah Jawa).
Raden Bondhan Kejawen dibesarkan oleh Ki Juru Tani. Dan manakala sudah berangsur dewasa, atas perintah
Sang Prabhu, Raden Bondhan Kejawen dikirimkan kepada Ki Ageng Tarub, seorang Pandhita Shiva yang
memiliki Ashrama di daerah Tarub ( sekitar Purwodadi, Jawa Tengah sekarang).
Jika anda pernah mendengar legenda Jaka Tarub dan Dewi Nawangwulan, maka inilah dia. Jaka Tarub yang
konon mencuri selendang bidadari Dewi Nawangwulan yang kini lebih dikenal sebagai Lara Kidul Dewi
Nawangwulan, (disingkat: Loro Kidul) yang lantas ditinggal oleh sang bidadari setelah sekian lama menjadi
istri beliau karena ketahuan bahwa yang menyembunyikan selendang itu adalah Jaka Tarub sendiri.
Konon, Lara Kidul Dewi Nawangwulan adalah ratu sebuah kerajaan kecil pada masa Kerajaan Majapahit. Ia
adalah keturunan raja Melayu yang diambil menantu oleh Raja Majapahit, Bhre Wengker (1456-1466), sementara

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

23 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

ia sendiri menjadi salah satu dari tujuh bidadari yang mandi di telaga. (Saya tidak akan membedah simbolisasi
legenda ini disini, karena tidak sesuai dengan topic yang saya bahas).
Jaka Tarub inilah yang lantas dikenal dengan nama Ki Ageng Tarub. Menginjak
dewasa, Raden Bondhan Kejawen dinikahkan dengan Dewi Nawangsih, putri
tunggal Ki Ageng Tarub. Dan kelak Raden Bondhan Kejawen bergelar Ki Ageng
Tarub II.
Dari hasil perkawinan Raden Bondhan Kejawen dengan Dewi Nawangsih,
lahirlah: Raden Getas Pandhawa (Ki Ageng Getas Pandawa).

Sebuah gambar perumpamaan cerita Jaka


Tarub. (wikimedia)

Dari Raden Getas Pandhawa, lahirlah Ki Ageng Sela yang hidup sejaman dengan
Sultan Trenggana alias Tung Ka Lo (1483 1546), yaitu Sultan Demak ketiga
yang memerintah tahun 1505-1518, kemudian tahun 1521-1546. Ki Ageng Sela inilah tokoh yang konon bisa
memegang petir sehingga menggegerkan seluruh Kesultanan Demak.
Sampai sekarang nama Ki Ageng Sela terkenal di tengah masyarakat Jawa. Ki Ageng Sela inilah keturunan Tarub
yang mulai beralih memeluk Islam. Beliau berguru kepada Sunan Kalijaga. Perpindahan agama ini berjalan
dengan damai. Nama Islam beliau adalah Ki Ageng Abdul Rahman.
Dari Ki Ageng Sela, lahirlah Ki Ageng Mangenis Sela. Dari Ki Ageng Mangenis Sela, lahirlah Ki Ageng
Pamanahan atau Ki Gede Pamanahan, adalah pendiri desa Mataram tahun 1556.
Dan dari Ki Ageng Pamanahan lahirlah Panembahan Senopati Ing Ngalaga (Panembahan Senopati) atau
yang bergelar Panembahan Senopati Khalifatullah Sayyidin Penatagama, yang bernama asli Danang
Sutawijaya, tokoh terkenal pendiri dinasti Mataram Islam dikemudian hari, yang kemudian berkembang menjadi
Kesultanan.
Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mataram inilah leluhur para Sultan Kasultanan Jogjakarta, para Sunan
Kasunanan Surakarta (Solo), Pakualaman dan Mangkunegaran sekarang. Peng-Islam-an keturunan Raden
Bondhan Kejawen, berlangsung dengan damai.
Raden Patah
Masih ingat pada awal artikel, putri China Tan Eng Kian yang dinikahi Adipati Arya Damar di Palembang? Dari
hasil pernikahan dengan Prabhu Brawijaya-5, Tan Eng Kian memiliki seorang putra bernama Tan Eng Hwat,
dikenal juga dengan nama muslim Raden Hassan.
Sedangkan dari perkawinan Tan Eng Kian dengan Arya Damar sendiri, lahirlah seorang putra bernama Kin
Shan, dikenal dengan nama muslim Raden Hussein.
Sejak kecil, Raden Hassan dan Raden Hussein dididik secara Islam oleh ayahnya Arya Damar. Menjelang
dewasa, Raden Hassan memohon ijin kepada ibunya untuk pergi ke Jawa. Dia berkeinginan untuk bertemu
dengan ayah kandungnya, Prabhu Brawijaya.
Tan Eng Kian tidak bisa menghalangi keinginan putranya. Dari Palembang, Raden Hassan bertolak ke Jawa.
Sampailah ia di pelabuhan Gresik yang ramai. Melihat keadaan Gresik yang hiruk-pikuk, Raden Hassan kagum.
Dia bisa membayangkan bagaimana besarnya kekuasaan Majapahit. Menilik di Gresik banyak orang muslim,
Raden Hassan tertarik.
Dan dengar-dengar, ada Pesantren besar disana. Pesantren Giri. Raden Hassan memutuskan untuk bertandang

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

24 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

ke Giri. Bertemulah dia dengan Sunan Giri. Sunan Giri senang melihat kedatangan Raden Hassan setelah
mengetahui dia adalah putra Prabhu Brawijaya yang lahir di Palembang. Sunan Giri seketika melihat sebuah
peluang besar.
Di Giri, Raden Hassan memperdalam ke-Islaman-nya. Disana, Raden Hassan mulai tertarik dengan ide-ide
ke-Khalifah-an Islam dan militansi Raden Hassan mulai terbentuk. Ada kesepakatan pemahaman antara Raden
Hassan dengan Sunan Giri.
Dari Sunan Giri, Raden Hassan memperoleh ide untuk meminta daerah otonomi khusus kepada ayahnya, Prabhu
Brawijaya-5. Bila disetujui, hendaknya Raden Patah memilih daerah di pesisir Jawa bagian tengah. Jika itu
terwujud, keberadaan daerah otonomi didaerah pesisir utara Jawa bagian tengah akan menjadi penghubung
pergerakan militant Islam dari Jawa Timur dan Jawa Barat, di Cirebon.
Cirebon, kini tumbuh pesat sebagai pusat kegiatan Islam dibawah pimpinan Pangeran Cakrabhuwana, putra
kandung Prabhu Siliwangi, Raja Pajajaran. (Sunan Gunung Jati atau Syarif Hidayatullah belum datang dari
Mesir ke Cirebon. Dia datang pada tahun 1475 Masehi).
Setelah dirasa cukup, Raden Hassan melanjutkan perjalanan ke Pesantren Ampel dengan diiringi beberapa santri
Sunan Giri. Disana dia disambut suka cita oleh Sunan Ampel. Disana, dia diberi nama baru oleh Sunan Ampel,
yaitu Raden Abdul Fattah yang lantas dikenal masyarakat Jawa dengan nama Raden Patah (Senapati Jin
Bun).
Selesai bertandang di Ampel, Raden Hassan yang kini dikenal dengan nama Raden Patah melanjutkan perjalanan
ke ibu kota negara Majapahit. Dia yang semula hanya berniat untuk bertemu dengan ayahnya, sekarang dia telah
membawa misi tertentu.
Betapa suka cita Prabhu Brawijaya-5 mendapati putra kandungnya telah tumbuh dewasa. Dan manakala, Raden
Patah memohon anugerah untuk diberikan daerah otonom, Prabhu Brawijaya mengabulkannya. Raden Patah
meminta daerah pesisir utara Jawa bagian tengah. Dia memilih daerah yang dikenal dengan nama Glagah
Wangi.
Prabhu Brawijaya-5 menyetujui permintaan Raden Patah. Dia mendanai segala keperluan untuk membangun
daerah baru. Raden Patah, dengan disokong tenaga dan dana dari Majapahit, berangkat ke Jawa Tengah. Di
daerah pesisir utara, didaerah yang dipenuhi tumbuhan pohon Glagah, dia membentuk pusat pemerintahan
Kadipaten baru. Begitu pusat Kadipaten dibentuk, dinamailah tempat itu Demak Bintara. Dan Raden Patah,
dikukuhkan oleh Sang Prabhu Brawijaya-5 sebagai penguasa wilayah otonom Islam baru disana.
Demak Bintara berkembang pesat. Selain menjadi pusat kegiatan politik, Demak Bintara juga menjadi pusat
kegiatan keagamaan. Demak Bintara menjadi jembatan penghubung antara barat dan timur pesisir utara Jawa.
Dipesisir utara Jawa, gerakan-gerakan militant Islam mulai menguat. Sayang, fenomena itu tetap dipandang
sepele oleh Prabhu Brawijaya-5. Beliau tetap yakin, dominasi Majapahit masih mampu mengontrol semuanya.
Padahal para pejabat daerah yang dekat dengan pesisir utara sudah melaporkan adanya kegiatan-kegiatan yang
mencurigakan.
Pasukan Telik Sandhibaya telah memberikan laporan serius tentang adanya kegiatan yang patut dicurigai akan
mengancam kedaulatan Majapahit. Tak lama berselang, Raden Hussein, putra Tan Eng Kian dengan Arya Damar,
menyusul ke Majapahit.
Dia mengabdikan diri sebagai tentara di Majapahit. Raden Hussein tidak terpengaruh ide-ide pendirian

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

25 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

ke-Khalifah-an Islam. Dia diangkat sebagai Adipati didaerah Terung ( Sidoarjo, sekarang ) dengan gelar,
Adipati Pecattandha.
Kebaikan Prabhu Brawijaya-5 sangat besar sebenarnya. Tapi kebaikan yang tidak disertai kebijaksanaan bukanlah
kebaikan. Dan hal ini pasti akan menuai masalah dikemudian hari. Bibit-bibit itu mulai muncul, tinggal
menunggu waktu untuk pecah ke permukaan. Dan Prabhu Brawijaya tidak akan pernah menyangkanya.
RUNTUHNYA MAJAPAHIT: Mendekati detik-detik pemberontakan
Demak Bintara berkembang pesat. Tempat ini dirasa strategis untuk pengembangan militansi Islam karena
letaknya agak jauh dari pusat kekuasaan. Di Demak Bintara, para ulama-ulama Putihan sering mengadakan
pertemuan. Jadilah Demak Bintara dikenal sebagai Kota Seribu Wali.
Ditambah pada tahun 1475 Masehi, seorang ulama berdarah Mesir-Sunda datang dari Mesir. Dia adalah Syarif
Hidayatullah. Dia datang bersama ibunya Syarifah Mudaim, adalah putri Pajajaran dari Prabhu Silihwangi
penguasa Kerajaan Pejajaran. (Hanya Kerajaan ini yang tidak masuk wilayah Majapahit. Walau kecil,
Pajajaran terkenal kuat).
Nama asli Syarifah Mudaim adalah Dewi Rara Santang. Dia bersama kakaknya Pangeran Walang
Sungsang tertarik mempelajari Islam. Ketika berada di Makkah, Dewi Rara Santang dipinang oleh bangsawan
Mesir, Syarif Abdullah. Menikahlah Dewi Rara Santang dengan bangsawan ini. Dan namanya berganti
Syarifah Mudaim. Dari pernikahan ini, lahirlah Syarif Hidayatullah.
Pangeran Walang Sungsang, mendirikan daerah hunian baru di pesisir utara Jawa
barat, yang dikenal kemudian dengan nama Tegal Alang-Alang, yang lantas
berubah menjadi Caruban, berubah lagi menjadi Caruban Larang. Dan pada
akhirnya, dikenal dengan nama Cirebon, sampai sekarang.
Pangeran Walang Sungsang, dikenal kemudian dengan nama Pangeran
Cakrabhuwana. Oleh ayahandanya, yaitu Prabhu Silihwangi, ia diberikan gelar
kehormatan Shri Manggana.
Sementara itu Syarif Hidayatullah, keponakan Pangeran Cakrabhuwana lantas
dikenal dengan nama Sunan Gunung Jati.

Lukisan Sunan Gunung Jati (Syarif


Hidayatullah)

Awal tahun 1478, Sunan Ampel wafat dan Sunan Giri terpilih sebagai
penggantinya. Pusat Majelis Ulama Jawa kini berpindah ke Giri Kedhaton. Dan,
pada waktu inilah tragedi Syeh Siti Jenar terjadi. Syeh Siti Jenar dipanggil ke Giri Kedhaton dan disidang oleh
Dewan Wali Sangha dibawah pimpinan Sunan Giri.
Walau tidak mengakui keberadaan Majelis Ulama Jawa, beliau tetap hadir. Beliau dituduh telah menyebarkan
aliran sesat. Adapula yang menuduh sebagai antek-antek Syiah. Ada juga yang mengatakan beliau ahli sihir, dan
lain sebagainya.
Pada sidang pertama para ulama yang tergabung dalam Dewan Wali Sangha tidak bisa menemukan kesalahan
Syeh Siti Jenar. Sehingga, beliau lantas dibebaskan dari segala tuduhan. Namun bagaimanapun juga, Syeh Siti
Jenar adalah duri didalam daging bagi mereka. Maka sejak saat itu, kesalahan-kesalahan beliau senantiasa
dicari-cari.
Konsentrasi Dewan Wali Sangha terpecah pada rencana perebutan kekuasaan. Melalui serangkaian musyawarah

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

26 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

yang pelik, maka disimpulkan, kekuatan militansi Islam sudah cukup siap untuk mengadakan perebutan
kekuasaan. Raden Patah, Adipati Demak Bintara, terpilih secara mutlak sebagai pemimpin gerakan.
Kubu Abangan, tidak menghadiri musyawarah ini. Apalagi semenjak Dewan Wali Sangha atau Majelis Ulama
Jawa dipegang Sunan Giri, hubungan Kubu Putihan dan Kubu Abangan kian meruncing.
Sunan Kalijaga dan para pengikutnya hanya mau membantu Dewan Wali Sangha merampungkan pembangunan
Masjid Demak. Selebihnya, mereka tidak ikut campur.
Persiapan sudah matang. Tinggal memilih hari yang ditentukan. Pasukan Telik Sandhibaya (intelejen Majapahit)
mengendus rencana ini. Prabhu Brawijaya-5 mendapat laporan para pasukan Intelejen yang ada disekitar Demak
Bintara. Sayangnya, beliau tidak begitu mempercayainya. Beliau berkeyakinan, tidak mungkin Raden Patah, putra
kandungnya sendiri akan nekad berbuat seperti itu. Prabhu Brawijaya tidak memahami betapa militant-nya orang
yang sudah terdoktrin untuk memecah bangsanya.
Dan manakala pergerakan pasukan besar-besaran terdengar, yaitu pasukan orang-orang Islam Putihan,
gabungan dari seluruh lasykar yang ada di wilayah pesisir utara Jawa timur sampai Jawa barat mulai bergerak.
Keadaan menjadi gempar! Para Pejabat daerah kalang kabut. Mereka tidak menyangka orang-orang Islam
sedemikian banyaknya.
Setiap daerah yang dilalui pasukan ini, tidak ada yang bisa membendung. Kekuatan mereka cukup besar.
Persiapan mereka cukup tertata. Sedangkan daerah-daerah yang dilalui, tidak mempunyai persiapan sama sekali.
Daerah per daerah yang dilewati, harus melawan sendiri-sendiri. Tidak ada penyatuan pasukan dari daerah satu
dengan daerah lain. Semua serba mendadak. Dan tak ada pilihan lain kecuali melawan atau mundur teratur.
Gerakan pasukan ini cukup kuat. Para Adipati yang berhasil mundur segera melarikan diri ke ibu kota negara.
Mereka melaporkan agresi mendadak pasukan pesisir yang terdiri dari orang-orang Islam.
Dan dari mereka, Prabhu Brawijaya-5 mendapat laporan yang mencengangkan, yaitu telah terjadi pergerakan
pasukan dari Demak Bintara. Pasukan berpakaian putih-putih. Berbendera tulisan asing bagi mereka. Berteriakteriak dengan bahasa yang tidak dimengerti juga oleh mereka. Pasukan ini dapat dipastikan adalah pasukan
Islam. Dan kini, tengah bergerak menuju ibu kota Negara Majapahit.
Percaya tidak percaya Prabhu Brawijaya-5 mendengarnya. Laporan pasukan Telik Sandhibaya selama ini telah
menjadi kenyataan. Namun, Prabhu Brawijaya-5 tetap tidak bisa mengerti, mana mungkin Raden Patah berbuat
seperti itu. Mana mungkin orang-orang Islam berani dan tega mengadalan pemberontakan. Selama ini, Majapahit
telah memberikan bantuan material yang tidak sedikit bagi mereka. Sesak, dada Prabhu Brawijaya seketika serasa
sesak bagai dihantam palu! Bergemuruh mendidih! Beliau menyebut Nama Mahadeva berkali-kali.
Seluruh pembesar Majapahit tegang. Mereka menantikan komando Sang Prabhu. Waktu berjalan cepat. Sang
Prabhu masih belum mengeluarkan titah apapun. Pergerakan pasukan sudah memasuki Madiun, sebentar lagi
mencapai wilayah Kadhiri, sudah teramat dekat dengan ibu kota Negara. Pertempuran-pertempuran
penghadangan telah terjadi secara otomatis. Dan semua telah masuk menjadi laporan bagi Sang Prabhu. Bahkan
ada laporan yang menyatakan, beberapa daerah yang terpengaruh Islam, malah ikut bergabung dengan pasukan
ini.
Adipati Kertosono (wilayah Kediri sekarang) mengirinkan utusan khusus kepada Sang Prabhu untuk segera
mengeluarkan perintah perang! Sang Prabhu masih termangu-mangu. Dan manakala terdengar Adipati
Kertosono melakukan perlawanan mati-matian tanpa menunggu komando beliau, barulah Sang Prabhu tersadar!
Segera beliau memerintahkan seluruh pasukan Majapahit untuk mempersiapkan sebuah perang besar!

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

27 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Para Panglima yang telah menanti-nantikan perintah ini menyambut dengan suka
cita! Inilah yang mereka nanti-nantikan! Tanpa menunggu waktu lama, seluruh
kekuatan Majapahit segera dipersiapkan.
Pasukan Majapahit telah siap sedia menyambut kedatangan pasukan Demak
Bintara. Dan sekali lagi, mereka tinggal menunggu perintah untuk: menyerang!
Namun komando terakhir inipun tidak segera keluar. Pasukan Majapahit resah.
Para Panglima cemas. Para kepala pasukan tempur digaris depan terus mendesak
kepada Para Panglima masing-masing, agar segera mengeluarkan perintah
penyerangan!
Tentara Majapahit

Para Panglima juga mendesak Sang Senopati Agung, meminta kepada Prabhu
Brawijaya untuk segera memberikan komando terakhir. Perlu dicatat, salah satu
panglima yang memperkuat barisan Majapahit adalah Adipati Terung, adik tiri Raden Patah.
Dalam hatinya bertanya-tanya, ada apakah dengan kakak tirinya sehingga mengadakan gerakan makar
sedemikian rupa? Selama ini, dia tidak melihat ada yang salah dengan pemerintahan Prabhu Brawijaya-5. Tidak
ada diskriminasi dalam hal keagamaan.
Dirinya yang muslim-pun, bisa bebas menjalankan ibadah agamanya. Bahkan, bisa dipercaya menjabat sebagai
seorang Adipati, yang notabene bukan jabatan main-main. Adipati Terung tidak bisa memahami pola pikir kakak
tirinya. Dan perintah penyerangan tidak juga segera turun. Seluruh pasukan yang sudah bersiap sedia dibarak
masing-masing, dilanda ketegangan yang luar biasa!

Lukisan ilustrasi, Maha Patih Gajah Mada dan prajurit perangnya.

Di Istana, Para Mantri resah. Melihat situasi ini, Sabdo Palon dan Naya Genggong meminta Sang Prabhu untuk
segera mengeluarkan perintah. Namun apa jawaban Sang Prabhu? Beliau masih tidak yakin pasukan Demak akan
tega menyerang ibu kota Negara Majapahit!
Sabdo Palon dan Naga Genggong menandaskan, cara berfikir Raden Patah dan para pasukan ini sudah lain. Sang
Prabhu tidak akan bisa memahaminya. Jalan satu-satunya sekarang adalah, menghadapi mereka secara frontal.
Pada saat ini, tidak ada cara lain.
Dan manakala kabar terdengar pasukan Demak telah merangsak maju dan memasuki pinggiran ibu kota
Majapahit, dan disana mereka mengadakan perusakan hebat. Dengan sangat terpaksa, Sang Prabhu
mengeluarkan perintah penyerangan! Tapi, perintah itu sebenarnya telah terlambat!

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

28 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Begitu keluar perintah penyerangan, ada hal yang tidak terduga, pasukan Ponorogo dan beberapa daerah yang
lain membelot! Diketahui kemudian ternyata mereka adalah pasukan dari daerah-daerah yang juga sudah
muslim. Dan, peperangan pecah sudah!

Lukisan ilustrasi perang di era Kerajaan Majapahit

Peperangan yang besar. Darah tertumpah lagi! Senopati Demak dipimpin oleh Sunan Ngundung. Dan dipihak
Majapahit, Senopati dipegang oleh Arya Lembu Pangarsa. Prajurid Majapahit mengamuk di medan laga. Para
prajurid yang sudah berpengalaman tempur ini dan disegani diseluruh Nusantara, sekarang tidak main-main lagi!
Adipati Sengguruh, Raden Bondhan Kejawen yang masih belia, Adipati Terung, Adipati Singosari dan yang
lain ikut mengamuk dimedan laga! Namun, banyak kesatuan-kesatuan Majapahit yang berasal dari daerah
muslim, membelot. Tapi pada hari pertama, pasukan Demak Bintara terpukul mundur!
Pada hari kedua, pasukan Demak terpukul lebih telak. Senopati Demak, Sunan Ngundung tewas! Makamnya
masih ada di Trowulan, Mojokerto sampai sekarang. Maka, pasukan Demak mengundurkan diri. Pasukan
cadangan pun masuk dipimpin oleh putra Sunan Ngundung sendiri, yaitu Sunan Kudus yang juga termasuk Wali
Sanga. Maka pertempuran kembali pecah!
Namun bagaimanapun juga, pasukan Demak harus mengakui kekuatan pasukan Majapahit. Mereka terpukul
mundur keluar dari ibu kota negara lagi. Kehebatan pasukan Majapahit yang terkenal itu, ternyata terbukti!
Pasukan Demak bertahan. Beberapa minggu kemudian, datanglah Pasukan Palembang bergabung dengan
pasukan Majapahit. Pasukan Majapahit seolah mendapat suntikan darah segar. Namun ternyata, bergabungnya
pasukan Palembang ini hanyalah bagian dari siasat dari orang-orang Demak!
Pasukan Palembang, diam-diam memusnahkan seluruh persediaan bahan makanan tentara Majapahit.
Lumbung-lumbung besar dibakar! Semua persediaan bahan pangan ludes! Inilah simbolisasi dari
didatangkannya peti ajaib milik Adipati Arya Damar dari Palembang yang apabila dibuka, mampu mengeluarkan
beribu-ribu tikus dan memakan seluruh beras dan bahan pangan tentara Majapahit.
Majapahit kebobolan luar dalam. Majapahit benar-benar tidak pernah menyangka akan hal itu. Begitu persediaan
bahan pangan menipis, dari hari ke hari, pelan namun pasti, pasukan Majapahit terpukul mundur!

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

29 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Mendengar pasukan Majapahit terdesak, Kepala Pasukan Bhayangkara, yaitu Pasukan Khusus Pengawal
Raja, segera mengamankan Prabhu Brawijaya-5. Keadaan sudah sedemikian genting dan Sang Prabhu, mau tidak
mau harus segera meloloskan diri. Ini harus dilakukan secepatnya, karena untuk menyatukan kembali kekuatan
tentara Majapahit kelak, sosok Prabhu Brawijaya, masih dibutuhkan.

Lukisan ilustrasi Pasukan Elite Majapahit bernama Bhayangkara yang disegani lawan, yaitu Pasukan Intelijen
Negara dan Khusus Pengawal Raja.

Dengan dikawal Pasukan Bhayangkara, Prabhu Brawijaya-5 segera keluar dari Istana. Pasukan Bhayangkara
memutuskan agar Sang Prabhu menyelamatkan diri ke Pulau Bali. Pulau yang kondusif untuk saat itu.
Ditengah kekacauan itu, Dewi Anarawati, diam-diam dibawa oleh pasukan Islam ke Gresik. Putra bungsu Dewi
Anarawati, Raden Gugur yang masih kecil, diselamatkan oleh pasukan Ponorogo dan dibawa ke Kadipaten
Ponorogo.
Namun akhirnya, Kota dan benteng Majapahit bisa dijebol! Seluruh Istana dirusak dan dibakar!. Perusakan
terjadi dimana-mana. Maka jangan heran, sampai sekarang bekas Istana Majapahit yang terkenal di Nusantara
itu, musnah tak berbekas!!
Dan pada akhirnya, terjadilah tragedi kemanusiaan yang sampai sekarang ditutupi. Perang yang semula
melibatkan dua kekuatan militer Majapahit dan Demak, kini merembet menjadi perang sipil. Mereka yang
merasa diatas angin, kini menjadi sosok malaikat maut. Pertumpahan darah telah terjadi.
Masyarakat Majapahit yang masih memegang keyakinan lama, bukannya menjaga kebersmaan dan menghargai
serta menghormati perbedaan, namun justru mau berhadapan secara frontal dengan darah daging keturunan
saudaranya sendiri, yang telah berpindah keyakinan.
Dimana-mana, situasi anarkhis terjadi. Dimana-mana dua kubu ini bentrok.
Dimana-mana kekacauan merajalela. Jawa dalam situasi chaos! Ibu pertiwi
menangis. Ibu pertiwi terluka.
Putra-putranya kini tengah saling menumpahkan darah hanya karena
disalah satu pihak tengah dilanda ketidak-sadaran tentang persatuan
dan persaudaraan sebangsa dan setanah air.
Akibat tragedi yang mencerabut segala sendi-sendi masyarakat Majapahit

Lukisan ilustrasi benteng Kerajaan Majapahit


diserang.

ini, bangunan-bangunan indah dari Kerajaan Agung Majapahit sebagai


bukti kebersamaan dan keagungan kita pada masa lalu, bahkan milik nenek

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

30 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

moyang bersama, musnah tak berbekas! Majapahit yang terkenal sebagai Macan Asia, ludes dibabat habis, hilang
dari peta dunia.
Di Jawa Timur, Majapahit seolah-olah hanya sebuah mitos belaka, karena banyak peninggalan dari jaman
keemasan Nusantara ini, hancur karena ingin terkotak dan merebut kekuasaan. Hanya sedikit yang tersisa. Dan
yang sedikit itulah yang masih bisa kita saksikan hingga sekarang.
Eksodus besar-besaran terjadi. Para Agamawan, Para Bangsawan dan rakyat yang tetap memegang teguh
keyakinannya, menyingkir ketempat-tempat yang dirasa aman. Kebanyakan menyeberang ke Bali, Kalimantan
dan Lombok.

Lukisan ilustrasi Maha Patih Gajah Mada saat dewasa, menjadi panglima perang Kerajaan Majapahit sejak usia
muda. Dikala pemimpinannya, Nusantara sudah terdiri dari ratusan kerajaan-kerajaan kecil yang digabungkan dan
mereka semua dilindungi oleh Kerajaan besar Majapahit. (warlords Kingdom of Majapahit)

Ada seorang putri selir Prabhu Brawijaya yang melarikan diri bersama sisa-sisa prajurid Majapahit dan beberapa
penduduk. Dia bernama Dewi Rara Anteng. Bersama suaminya Raden Jaka Seger, dia menyingkir ke
pegunungan Bromo. Sampai sekarang keturunan mereka masih ada disana, dikenal dengan nama Suku
Tengger. Diambil dari nama Dewi Rara An-TENG dan Raden Jaka Se-GER.
Diwilayah pegunungan Bromo, pasukan Demak memang tidak bisa menjangkau. Medannya cukup sulit dan
terisolir. Suku Tengger baru membuka diri pada jaman pemerintahan Presiden Soekarno. Ketika disensus dan
ditanyakan apa agama mereka, mereka menyatakan beragama Budo. Padahal ritual yang mereka jalankan lebih
dekat ke agama Hindhu dari pada agama Buddha.
Para petugas sensus tidak tahu, istilah Hindhu memang tidak dikenal pada jaman Majapahit. Yang terkenal
adalah agomo Siwo Budo atau hanya disebut wong Budo saja.
Dengan dikawal oleh Pasukan Bhayangkara dan beberapa kesatuan pasukan yang tersisa, Prabhu Brawijaya
menyingkir ke arah timur. Dan untuk sementara, beliau tinggal di Blambangan. Adipati Blambangan,
memperkuat barisan pasukan ini. Dan tak hanya itu, para penduduk Blambangan-pun dengan suka rela ikut
menggabungkan diri. Mereka benar-benar melindungi Prabhu Brawijaya-5 ekstra ketat. Mereka siap tempur di
Blambangan. Keadaan darurat diberlakukan.
Selama ada di Blambangan, Prabhu Brawijaya terus terusik batinnya. Raden Patah, yang biasa beliau panggil
dengan nama Patah itu, ternyata telah tega melakukan ini semua. Kebaikan beliau selama ini dibalas dengan
racun. Sabdo Palon dan Naya Genggong menabahkan hati Sang Prabhu.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

31 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Nasi sudah menjadi bubur. Tidak patut disesali lagi. Kini, saatnya untuk menata kembali yang tersisa. Dan untuk
semua tujuan itu, Prabhu Brawijaya-5 harus menyeberang ke Pulau Bali.

Lukisan ilustrasi, terlihat tentara Kerajaan Majapahit yang masih tersisa, berbaris untuk menyebrang ke Pulau Bali,

RUNTUHNYA MAJAPAHIT: Sirna Ilang Kerthaning Bhumi


Atas perintah Raden Patah, Senopati Demak Bintara dan Sunan Kudus, menemui Adipati Terung, adik
kandung Raden Patah dengan membawa pasukan Demak Bintara. Adipati Terung di ultimatum agar menyerah,
atau dihancurkan. Adipati Terung dalam dilema. Pada akhirnya, dia menyatakan menyerah kepada Demak
Bintara.
Beberapa minggu kemudian, Raden Patah datang dari Demak untuk melihat langsung kemenangan pasukannya.
Raden Patah meminta semua laporan dari kepala pasukan Demak. Diketahui kemudian, Prabhu Brawijaya-5
berhasil meloloskan diri.
Pasukan Bhayangkara Majapahit atau Pasukan Khusus Pengawal Raja, memang terkenal lihai melindungi
junjungan mereka. Tak ada satupun kepala pasukan Demak yang mengetahui bagaimana Pasukan Bhayangkara
bisa menerobos kepungan rapat Pasukan Islam dan ke arah mana mereka membawa Sang Prabhu pergi.
Raden Patah segera menyebar pasukan mata-mata untuk melacak keberadaan Sang Prabhu. Dan Raden Patah
sendiri segera melanjutkan perjalanan untuk bertandang ke Pesantren Ampel di Surabaya. Dia hendak
mengabarkan kemenangan besar ini kepada janda Sunan Ampel.
Di Surabaya situasi anarkhis-pun merajalela. Nyi Ageng Ampel, begitu mendengar laporan Raden Patah,
marah besar! Dengan tegas beliau menyatakan, apa yang dilakukan Raden Patah adalah sebuah kesalahan besar.
Raden Patah telah berani melanggar TIGA peraturan Kerajaan, yaitu:
1. Dia telah berani melanggar wasiat gurunya sendiri, Sunan Ampel, yang mewasiatkan sebelum beliau wafat,
melarang orang-orang Islam merebut tahta Majapahit!
2. Dia telah berani melawan seorang Imam yang syah, seorang Umaro yang seharusnya tidak boleh dilawan
tanpa ada alasan yang jelas!
3. Dan yang ketiga, Raden Patah telah berani durhaka kepada ayah kandungnya sendiri yang telah melimpahkan
segala kebaikan bagi dirinya, serta orang-orang Islam sebagai kerabat dan sahabat mereka!
Nyi Ageng Ampel menangis. Ia tertunduk menangis kencang, hingga akhirnya terduduk simpuh di lantai. Raden
Patah sadar, terketuk hati nuraninya, dan dia ikut mencucurkan air mata. Di depan Nyi Ageng Ampel, Raden

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

32 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Patah sujud mencium kaki beliau, ia menangis meraung-raung, menyesali perbuatannya.


Dengan berurai air mata, Raden Patah meminta solusi kepada Nyi Ageng Ampel. Dan Nyi Ageng Ampel
memerintahkan kepadanya untuk segera mencari keberadaan Prabhu Brawijaya-5. Dan apabila sudah
diketemukan, seyogyanya, Prabhu Brawijaya-5 dikukuhkan kembali sebagai seorang Raja.
Mendengar perintah itu, masih bercucuran air mata dan emosional, maka Raden Patah berniat mencari
ayahandanya sendiri, bersama beberapa orang prajurid Demak. Tapi Nyi Ageng Ampel mencegahnya.
Dalam situasi anarkhis seperti ini, tidak memungkinkan bagi dia untuk mencari beliau sendiri. Dikhawatirkan,
akan terjadi kesalah-pahaman. Dan sekarang, dimata Prabhu Brawijaya-5, dirinya dan seluruh umat Islam yang
menyokong pergerakan pasukan Demak, tidak mungkin dipercaya lagi, itu pasti.
Jalan keluar yang terbaik adalah, meminta bantuan Sunan Kalijaga atau Syeh Siti Jenar untuk mewakili
dirinya, mencari Prabhu Brawijaya-5 dan apabila sudah bisa ditemukan, memohon kepada Prabhu Brawijaya agar
kembali ke Majapahit.
Sudah bukan rahasia lagi dikalangan Istana, bahwa dua Ulama Besar ini tidak
terlibat dalam penyerangan Majapahit, karena Syeh Siti Jenar, baru saja disidang
oleh Dewan Wali Sangha yang mengakibatkan hubungan beliau dengan Para Wali
sekaligus dengan Raden Patah dalam situasi yang tidak mengenakkan, maka
Raden Patah memutuskan untuk mengirim pasukan khusus menemui Sunan
Kalijaga.
Sunan Kalijaga, dimohon menghadap ke Pesantren Ampel atas permintaan Nyi
Ageng Ampel dan Raden Patah. Beberapa hari kemudian, Sunan Kalijaga datang
ke Surabaya. Beliau waktu itu berada di Demak Bintara, memfokuskan diri
memimpin pembangunan Masjid Demak.
Sunan Kalijaga, Nyi Ageng Ampel dan Raden Patah, terlibat perundingan yang

Sunan Kalijaga. (sumber:


catatankecilnisa@wordpress)

serius. Dan pada akhirnya, Sunan Kalijaga menyetujui untuk mengemban tugas
mulia itu.
Beberapa hari kemudian, laporan dari pasukan mata-mata atau intelijen Demak Bintara diterima Raden Patah.
Diketahui, ada konsentrasi besar pasukan Majapahit di wilayah Blambangan. Diketahui pula, Prabhu Brawijaya-5
ada disana. Ada kabar terpetik, Prabhu Brawijaya hendak menyeberang ke pulau Bali.
Mendapati informasi yang dapat dipercaya seperti itu, Sunan Kalijaga, diiringi beberapa santrinya, segera
berangkat ke Blambangan. Dia siap mengambil segala resiko yang bakal terjadi. Demi untuk menghindari kesalah
pahaman, maka dengan memakai pakaian rakyat sipil biasa yang tidak mencolok mata. dia pun berangkat dengan
beberapa santrinya.
Disetiap daerah yang dilalui, Sunan Kalijaga beserta rombongan melihat banyak pemandangan-pemandangan
yang memilukan. Kekacauaan ada dimana-mana. Di sepanjang perjalanan.
Penduduk yang masih memegang keyakinan lama, bentrok dengan penduduk yang sudah mengganti
keyakinannya. Korban berjatuhan. Nyawa melayang karena kepicikan dan kehausan harta dan tahta duniawi.
Rombongan ini harus pandai-pandai memilih jalan. Kadangkala memutar kalau dirasa perlu. Mereka sengaja
menghindari tempat keramaian. Mereka lebih memilih menerobos hutan belantara demi menjaga keamanan.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

33 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Dan, manakala mereka sudah tiba di Blambangan, Sunan Kalijaga, menunjukkan statusnya. Dengan mengibarkan
bendera putih tanda gencatan senjata, dia memasuki kota Blambangan yang mencekam.
Para prajurid Majapahit terkejut melihat ada serombongan kecil orang-orang muslim memasuki kota
Blambangan. Mereka mengibarkan bendera putih. Mereka bukan tentara. Mereka tidak bersenjata. Serta merta,
kedatangan mereka dihadang oleh pasukan Majapahit. Dan mereka tidak diperkenankan memasuki kota.
Prajurid Majapahit, siap tempur.
Namun, Sunan Kalijaga menunjukkan siapa dirinya. Dia meminta kepada kepala prajurid agar menyampaikan
pesan kepada Prabhu Brawijaya, bahwasanya dia, Raden Sahid atau Sunan Kalijaga, datang sebagai duta dan
memohon menghadap.
Karena Sunan Kalijaga beragama Islam, maka ketegangan terjadi. Rombongan kecil ini diujung tanduk. Nyawa
mereka terancam. Namun mereka yakin, prajurid Majapahit bisa membedakan, mana musuh dalam medan laga
dan mana musuh dalam status Duta. Mereka tidak akan berani mencelakai seorang Duta.
Ketegangan sedikit mencair manakala ada pesan dari Sang Prabhu yang mengabulkan permohonan Sunan
Kalijaga untuk menghadap kepada beliau. Prabhu Brawijaya tahu bagaimana menghormati seorang Duta. Prabhu
Brawijaya-pun tahu dari laporan para pasukan Sandhi (intelejen) bahwa Sunan Kalijaga bersama para
pengikutnya, tidak ikut melakukan penyerangan ke Majapahit.
Sunan Kalijaga beserta rombongan bisa bernafas lega. Mereka segera menghadap Prabhu Brawijaya dengan
pengawalan yang sangat ketat sekali. Sembari memegang persenjataan lengkap dan siap digunakan, para prajurid
Bhayangkara menyambut kedatangan Sunan Kalijaga. Mereka mengapitnya. Sunan Kalijaga diperkenankan
masuk. Beberapa santrinya disuruh menunggu diluar.
Prabhu Brawijaya-5, didampingi para penasehat beliau yang terdiri dari para Pandhita Shiva dan Wiku Buddha,
juga Sabdo Palon dan Naya Genggong, nampak telah menunggu kedatangan Sunan Kalijaga. Begitu ada
dihadapan Sang Prabhu, Sunan Kalijaga menghaturkan hormat.

Prabhu Brawijaya menanyakan maksud kedatangan Sunan Kalijaga. Sunan Kalijaga mengatakan bahwa dia
adalah duta Raden Patah sekaligus Nyi Ageng Ampel. Sunan Kalijaga menceritakan segalanya dari awal hingga
akhir. Bahkan dia menceritakan pula kondisi Majapahit.
Prabhu Brawijaya-5 meneteskan air mata mendengar banyak penduduk dan rakyat yang tak berdosa, juga harus
meregang nyawa karena kepicikan. Keraton megah kebanggaan Nusantara dibumi hanguskan, tempat-tempat
suci hancur rata dengan tanah. Seluruh yang hadir merasa sedih, marah, geram, semua bercampur aduk menjadi

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

34 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

satu.
Dan manakala Sunan Kalijaga mengahaturkan tujuan sebenarnya dia menjadi Duta, yaitu agar Prabhu
Brawijaya-5 berkenan kembali memegang tampuk pemerintahan di Majapahit, seketika semua yang hadir
memincingkan mata. Seolah mendengarkan kalimat yang tidak bisa dicerna.
Prabhu Brawijaya tercenung. Beliau meminta nasehat. Beberapa penasehat mengusulkan agar hal itu tidak
dilakukan, karena sama saja menerima suatu penghinaan. Dinasti Majapahit, bisa kembali berkuasa hanya karena
kebaikan hati orang-orang Islam.
Tidak hanya itu saja, wibawa Sang Prabhu akan jatuh dimata para pendukungnya. Tidak ada artinya tahta yang
diperoleh dari belas kasihan musuh. Masyarakat Majapahit akan memandang rendah pemimpin mereka yang
mau menerima tahta seperti itu.
Selama ini, Raja-Raja Majapahit, tidak pernah melakukan itu. Bila wibawa Sang Prabhu telah jatuh, dengan
sendirinya, para pengikut Sang Prabhu akan berani juga bermain-main dengan Sang Prabhu kelak. Hukum tidak
akan dipatuhi. Para pembangkang yang radikal dan militan akan muncul dimana-mana bak jamur tumbuh di
musim penghujan. Dan lagi, apakah Sang Prabhu tidak malu menerima tahta dari anaknya sendiri? Sebaiknya
Sang Prabhu tidak menerima tawaran itu. Sang Prabhu menghela nafas.
Sunan Kalijaga mohon bicara. Apabila memang Sang Prabhu tidak mau menerima tahta Majapahit dari tangan
Raden Patah, maka seyogyanya Sang Prabhu mempertimbangkan kembali jika hendak mendapatkannya dengan
jalan merebut.
Sebab, bila hal itu sampai terjadi, tidak bisa dibayangkan, tanah Jawa akan banjir darah lagi. Dukungan kekuatan
militer bagi Sang Prabhu akan datang dari segenap pelosok Nusantara, tidak bakalan tanggung-tanggung lagi.
Jawa akan semakin membara bila seluruh Nusantara akan bangkit. Pembunuhan yang lebih besar dan
mengerikan akan terjadi di depan mata.
Hal itu dikarenakan selama Kerajaan Majapahit berkuasa, ratusan kerajaan-kerajaan kecil dibawahnya yang
diayomi dan dijaga, justru dapat ikut berkecamuk, mereka akan ikut berperang melawan Raden Patah. Dipastikan
kekacauan tambah melebar ke pulau-pulau yang ada dimana-mana.
Sang Prabhu Brawijaya bagaikan disodori buah simalakama, dimakan mati tidak dimakan pun mati. Sejenak,
Sang Prabhu berunding dengan para penasehat beliau yang terdiri dari para ahli hukum dan agamawan.
Sejurus kemudian, beliau menyatakan kepada Sunan Kalijaga hendak merundingkan hal ini dengan para
penasehat lebih dalam lagi. Dan Sunan Kalijaga diperbolehkan menghadap esok hari lagi. Sunan Kalijaga dan
seluruh rombongannya diberikan tempat bermalam, dengan pengawalan ketat.
Keesokan harinya, Sunan Kalijaga dipanggil menghadap. Prabhu Brawijaya memutuskan, untuk menghindari
pertumpahan darah yang lebih besar lagi, beliau tidak akan mengadakan gerakan perebutan tahta kembali. Lega
Sunan Kalijaga mendengarnya.
Namun apa yang akan dilakukan Sang Prabhu agar seluruh putra-putra beliau mau merelakan tahta diduduki
Raden Patah? Begitu Sunan Kalijaga meminta kejelasan langkah selanjutnya. Sang Prabhu mengatakan, beliau
akan mengeluarkan maklumat kepada seluruh putra-putra beliau untuk bersikap sama seperti dirinya.
Untuk berjiwa besar memberikan kesempatan bagi Raden Patah memegang tampuk kekuasaan. Terutama kepada
keturunan beliau di Pengging, maklumat ini benar-benar harus dipatuhi. Semua sudah paham, jadi yang berhak

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

35 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

mewarisi tahta Majapahit sebenarnya adalah keturunan di Pengging karena hal itu ditemukan dalam prasasti dan
naskah kuno yang masih tersimpan hingga kini..

Lukisan ilustrasi memperlihatkan seorang pajabat Kerajaan Majapahit sedang mengunjungi tempat pembuatan dan
pengukiran batu Prasasti pada masa lalu.

Kini, Sang Prabhu yang mempertanyakan jaminan kebebasan beragama kepada Sunan Kalijaga, apakah Demak
Bintara bisa memberikan wilayah-wilayah otonomi khusus bagi para penguasa daerah yang mayoritas
masyarakatnya tidak beragama Islam?
Bisakah Demak Bintara sebijak Majapahit dulu? Bukankah keyakinan yang dianut Raden Patah menganggap
semua yang diluar keyakinan mereka adalah musuh? Sunan Kalijaga terdiam. Dan setelah berfikir barang
sejenak, Sunan Kalijaga berjanji akan ikut andil menentukan arah kebijakan pemerintahan Demak Bintara.
Dan itu berarti, mulai saat ini dan seterusnya, dia harus terpaksa ikut terjun ke dunia politik. Dunia yang
dihindarinya selama ini!
Tahta Kadipaten Tuban yang diserahkan kepadanya, dia berikan kepada Raden Jaka Supa, suami adiknya
Dewi Rasa Wulan. Prabhu Brawijaya-5 bernafas lega, karena dia percaya pada sosok Raden Sahid atau Sunan
Kalijaga ini.
Sunan Kalijaga juga menambahkan, Sang Prabhu seyogyanya kembali ke Trowulan. Tidak usah meneruskan
menyeberang ke pulau Bali. Sebab dengan adanya Sang Prabhu di Trowulan, para putra dan masyarakat tahu
kondisi beliau. Tahu bahwasanya beliau baik-baik saja. Sehingga seluruh pendukung beliau akan juga merasa
tenang.
Kembali Sang Prabhu berunding dengan para penasehatnya, sejenak kemudian beliau memberikan jawaban. Ada
beliau di Trowulan ataupun tidak, stabilitas negara sepeninggal beliau tergulingkan dari tahta, mau tidak mau,
tetap akan terganggu. Karena para pendukung beliau pasti juga banyak yang belum bisa menerima
pemberontakan oleh Raden Patah ini.
Namun, jika tidak ada komando khusus dari beliau, hal itu tidak akan menjadi sebuah kekacauan yang besar.
Pembangkangan daerah per daerah pasti terjadi. Tapi, Sang Prabhu menjamin, tanpa komando beliau, penyatuan
kekuatan Majapahit dari daerah per daerah tidak bakalan terjadi. Dan, beliau tidak perlu pulang ke Trowulan.
Sunan Kalijaga resah. Bila Sang Prabhu ke Bali, Sunan Kalijaga takut beliau akan berubah pikiran begitu melihat
betapa militan-nya para pendukung beliau disana. Mau tidak mau, Prabhu Brawijaya harus bisa diusahakan
pulang ke Trowulan. Sunan Kalijaga memutar otak.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

36 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Lukisan ilustrasi, pasar tradisional yang rapih di pinggir sungai yang jernih di era Majapahit

Sunan Kalijaga tahu, hati Prabhu Brawijaya sangat lembut. Dan kini, Sunan Kalijaga akan berusaha mengetuk
kelembutan hati beliau. Sunan Kalijaga memberikan gambaran betapa mengerikannya jika para pendukung
beliau benar-benar siap melakukan gerakan besar, se-Nusantara!
Tidak ada jaminan bagi Sang Prabhu sendiri bahwa beliau tidak akan berubah pikiran bila tetap meneruskan
perjalanan ke Bali. Sunan Kalijaga memohon, Prabhu Brawijaya harus mengambil jarak dengan para pendukung
beliau. Nasib rakyat kecil dalam hal ini dipertaruhkan. Mereka harus lebih diutamakan. Sunan Kalijaga
memberikan kemungkinan-kemungkinan yang bakal terjadi jika Sang Prabhu tetap hendak ke Bali
Diam-diam, Prabhu Brawijaya berfikir. Diam-diam hati beliau terketuk. Kata-kata Sunan Kalijaga memang ada
benarnya. Prabhu Brawijaya tercenung. Beliau memutuskan pertemuan untuk sementara disudahi. Sunan
Kalijaga diminta kembali ke tempatnya untuk sementara waktu.
Dan, Prabhu Brawijaya ingin menyendiri. Ingin merenung tanpa mau diganggu oleh siapapun. Ketika malam
menjelang, Sang Prabhu memanggil Sabdo Palon dan Naya Genggong. Bertiga bersama-sama membahas langkah
selanjutnya.
Dan, ketika malam menjelang puncak, Sabdo Palon dan Naya Genggong berterus terang, mereka berdua
menunjukkan siapa sebenarnya jati dirinya. Diiringi semburat cahaya lembut, Sabdo Palon dan Naya Genggong
menampakkan wujudnya yang asli kepada Prabhu Brawijaya.
Prabhu Brawijaya terperanjat. Serta merta beliau menghaturkan hormat, bersembah. Kini, malam ini, untuk
pertama kalinya, Sang Prabhu Brawijaya bersimpuh. Siapa mereka? (Masih rahasia).
Sabdo Palon dan Naya Genggong memberikan gambaran apa yang bakal terjadi kelak di Nusantara. Semenjak
hari kehancuran Majapahit, kesadaran masyarakat Nusantara akan jatuh ke titik yang paling rendah. Kulit lebih
diagung-agungkan dari pada Isi.
Kebenaran Yang Mutlak dianggap sebagai milik golongan tertentu. Dharma diputar-balikkan. Sampah-sampah
seperti ini akan terus tertumpuk sampai lima ratus tahun ke depan! Dan bila sudah saatnya, Alam akan
memuntahkannya. Alam akan membersihkannya.
Nusantara akan terguncang. Gempa Bumi, banjir bandang, angin puting beliung, ombak samudera naik ke
daratan, gunung berapi memuntahkan laharnya berganti-gantian, musibah silih berganti, datang dan pergi. Bila
waktu itu tiba, Alam telah melakukan penyeleksian. Alam akan memilih mereka-mereka yang berkesadaran
tinggi.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

37 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Yang kesadarannya masih rendah, untuk sementara waktu disisihkan dahulu atau
akan dilahirkan ditempat lain diluar Nusantara.
Bila saat itu sudah terjadi, Sabdo Palon dan Naya Genggong akan muncul lagi,
kembali ke Nusantara. Sabdo Palon dan Naya Genggong akan merawat tumbuhan
kesadaran dari mereka-mereka yang terpilih.
Sabdo Palon dan Naya Genggong akan menjaga tumbuhan Buddhi yang mulai
bersemi itu. Itulah saatnya, agama Buddhi, agama Kesadaran akan berkembang
biak di Nusantara pada waktu itu. Dan Nusantara, pelan tapi pasti, akan dapat
meraih kejayaannya kembali di masa depan.
Memang sudah menjadi garis karma, kehendak-Nya, mereka-mereka saat ini

Presiden SBY melihat kondisi Candi


Prambanan saat gempa Jogjakarta
2006

berkuasa di Nusantara. Prabhu Brawijaya tidak ada gunanya mempertahankan


Shiva Buddha. Prabhu Brawijaya lebih baik menuruti kehendak mereka-mereka
yang tengah berkuasa. Kelak, Prabhu Brawijaya juga akan lahir lagi, lima ratus tahun kemudian.
Menangislah Prabhu Brawijaya. Semalaman beliau menangis. Semua rahasia masa depan Nusantara, dijabarkan
oleh Sabdo Palon dan Naya Genggong.
Keesokan harinya, beliau memanggil Sunan Kalijaga. Dihadapan seluruh yang hadir, beliau menyatakan hendak
kembali ke Trowulan. Dan yang lebih mengagetkan, beliau menyatakan masuk Islam demi menjaga stabilitas
negara.
Sunan Kalijaga dan seluruh yang hadir terperangah mendengar keputusan Sang Prabhu. Beberapa penasehat,
pejabat dan kepala pasukan Bhayangkara, bersujud sambil menangis haru. Mereka memohon agar Sang Prabhu
mencabut kembali sabda yang telah beliau keluarkan. Situasi tegang, sedih, bingung
Sabdo Palon dan Naya Genggong angkat bicara. Dihadapan Prabhu Brawijaya, Sunan Kalijaga dan seluruh yang
hadir, mereka mengucapkan sebuah sumpah, bahwasanya lima ratus tahun kemudian, mereka berdua akan
kembali.
Inilah yang lantas dikenal dengan JANGKA SABDO PALON NOYO GENGGONG oleh masyarakat Jawa
sampai sekarang. Selesai mengucapkan sumpah mereka, Sabdo Palon dan Naya Genggong mencium tangan Sang
Prabhu Brawijaya. Sabdo Palon berbisik :
Lima ratus tahun lagi, ananda akan bertemu dengan kami kembali. Sekarang sudah saatnya kita
berpisah. Selamat tinggal ananda.
Sabdo Palon dan Naya Genggong menyembah hormat, lalu bergegas keluar dari ruang pertemuan. Semua yang
hadir masih bingung melihat peristiwa ini. Diantara mereka, ada beberapa yang ikut menyembah, melepas
lencana mereka dan memohon maaf kepada Sang Prabhu untuk undur diri.
Bagaikan tugu dari batu, Sang Prabhu Brawijaya-5 diam tak bergerak. Tinggal beberapa orang yang ada di depan
beliau. Beberapa pasukan Bhayangkara yang memutuskan untuk setia, tetap mengiringi Sang Prabhu. Juga ada
Sunan Kalijaga, yang masih pula ada di sana.
Setelah kediaman beliau yang lama, Sunan Kalijaga memberanikan diri menanyakan keputusan Sang Prabhu
tersebut. Sang Prabhu menjawab, semua memang harus terjadi. Mendengar sabda Sang Prabhu, Sunan Kalijaga
segera mendekat kepada beliau.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

38 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Sunan Kalijaga memohon dengan segala hormat, apabila Sang Prabhu benar-benar ikhlas menyerahkan tahta
kepada Raden Patah, maka beliau harus rela melepaskan mahkota beserta pakaian kebesaran beliau sebagai Raja
Diraja. Sejenak Sang Prabhu masih ragu, namun ketika sekali lagi Sunan Kalijaga memohon keikhlasan beliau,
maka Sang Prabhu menyetujuinya.
Inilah simbolisasi rambut beliau dipotong oleh Sunan Kalijaga. Pada kali pertama, rambut beliau tidak bisa putus.
Dan pada kali kedua, barulah bisa putus!
Tidak menunggu waktu lama, berangkatlah rombongan Prabhu Brawijaya-5 yang terdiri dari sedikit pasukan
Bhayangkara dan Sunan Kalijaga beserta para santri menuju Trowulan. Sesampainya di Trowulan, seluruh
masyarakat Majapahit menyambut dengan penuh suka cita. Berita pun menyebar se-Nusantara! Kepada ratusan
kerajaan-kerajaan kecil dibawah Majapahit.
Keadaan mulai berangsur membaik ketika Sang Prabhu Brawijaya mengeluarkan maklumat agar semua
pertikaian dihentikan. Disusul kemudian, keluar maklumat serupa dari para ulama Demak Bintara, yang
memfatwakan:
Peperangan sudah berhenti, diharamkan membunuh mereka yang telah kalah perang.
Kondisi anarkhisme, berangsur-angsur menjadi kondusif. Stabilitas untuk sementara waktu kembali normal.
Stabilitas yang dibawa dari Blambangan ini, membuat Sunan Kalijaga, sebagai suatu kenangan keberhasilan
mendamaikan kedua belah pihak, memberikan nama baru kepada Blambangan, yaitu Banyuwangi.
Disimbolkan, Sunan Kalijaga membawa sepotong bambu, kemudian dia
mengisinya dengan air kotor waktu masih di Blambangan. Begitu sesampainya
di Trowulan, air dalam bambu itu berubah menjadi jernih dan wangi.
Bambu adalah lambang dari sebuah negara, air kotor yang diambil Sunan
Kalijaga adalah masalah yang dibuat oleh orang-orang yang sekeyakinan
dengan Sunan Kalijaga sendiri. Air yang berubah jernih setibanya di Trowulan
melambangkan kembalinya stabilitas negara.
Bergiliran, para putra Prabhu Brawijaya datang ke Trowulan termasuk
Adipati Handayaningrat dari Pengging beserta Ki Ageng Pengging,

Peta Banyuwangi dan Blambangan, di


daerah Jawa pesisir timur

putranya. Raden Bondhan Kejawen dari Tarub.


Juga ada Raden Bathara Katong dari Ponorogo. Raden Lembu Peteng dari Madura, dan masih banyak lagi.
Tak ketinggalan Raden Patah sendiri.
Dihadapan seluruh putra-putra beliau, Sunan Kalijaga menyampaikan amanat Sang Prabhu agar pertikaian
dihentikan. Dan agar Raden Patah, diikhlaskan menduduki tahta Demak Bintara. Seluruh putra-putra beliau,
wajib menerima dan mentaati keputusan ini.
Kepada Sunan Kalijaga, Sang Prabhu Brawijaya memberikan amanat untuk mendampingi keturunan beliau yang
ada di Tarub yaitu Raden Bondhan Kejawen dan keturunan beliau yang ada di Pengging.
Terutama kepada Raden Bondhan Kejawen, Prabhu Brawijaya telah mengetahuinya dari Sabdo Palon dan Naya
Genggong, bahwa kelak, dari keturunannya, akan lahir Raja-Raja besar di Jawa. Dinasti Raden Patah dan dinasti
dari Pengging, tidak akan bertahan lama.
Prabhu Brawijaya bahkan membisikkan kepada Sunan Kalijaga, bahwa Demak hanya akan dipimpin oleh tiga

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

39 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

orang Raja. Setelah itu akan digantikan oleh keturunan dari Pengging, cuma satu orang Raja. Lantas digantikan
oleh keturunan dari Tarub. Banyak Raja akan terlahir dari keturunan dari Tarub.
Ramalan ini terbukti, Demak hanya diperintah oleh tiga orang Sultan, yaitu:
1. Raden Patah
2. Sultan Yunus
3. Sultan Trenggana.
Setelah itu terjadi pertumpahan darah antara Kubu Abangan dengan Kubu Putihan. Dan Jaka Tingkir tampil ke
muka.
Jaka Tingkir adalah keturunan dari Pengging. Tapi tidak lama, keturunan dari Tarub, yaitu Danang
Sutawijaya, yang kelak dikenal dengan gelar Panembahan Senopati Ing Ngalaga Mentaram, akan tampil ke
muka menggantikan keturunan Pengging.
Panembahan Senopati inilah pendiri Kesultanan Mataram Islam, yang sekarang terpecah menjadi Jogjakarta,
Surakarta, Mangkunegaran dan Paku Alaman.
Tidak berapa lama kemudian, Prabhu Brawijaya jatuh sakit. Dalam kondisi akhir hidupnya, Sunan Kalijaga
dengan setia mendampingi beliau. Kepada Sunan Kalijaga, Prabhu Brawijaya berwasiat agar di pusara makam
beliau kelak apabila beliau wafat, jangan dituliskan nama beliau atau gelar beliau sebagai Raja terakhir Majapahit.
Melainkan beliau meminta agar dituliskan nama Putri Champa saja.
Ini sebagai penanda kisah akhir hidup beliau, juga kisah akhir Kerajaan
Majapahit yang terkenal dipelosok Nusantara dan di jagat dunia.
Bahwasanya, beliau telah ditikam dari belakang oleh permaisurinya sendiri,
Dewi Anarawati atau Putri Champa, dan beliau diperlakukan serta tidak
dihargai lagi sebagai seorang laki-laki oleh Raden Patah, putra dari darah
dagingnya sendiri.
Sunan Kalijaga sedih mendapat wasiat seperti itu. Namun begitu beliau wafat,

Makam Putri Campa di Trowulan (foto diambil


pada tahun 1870-1900) (wikimedia /
COLLECTIE_TROPENMUSEUM)

wasiat itu-pun dijalankan. Seluruh putra dan putri beliau berkabung. Seluruh
masyarakat Nusantara berkabung.
Dan kehancuran Majapahit, Kerajaan Besar ini dikenang oleh masyarakat Jawa dengan kalimat sandhi yang
menyiratkan angka-angka tahun sebuah kejadian (Surya Sengkala), yaitu SIRNA ILANG KERTANING
BHUMI.
SIRNA berarti angka nol 0. ILANG berarti angka nol 0. KERTA berarti angka 4 dan BHUMI berarti angka 1.
Dan apabila dibalik, akan terbaca 1400 tahun Saka atau 1478 Masehi.
Kalimat KERTAning BHUMI diambil dari nama asli Prabhu Brawijaya-5, yaitu Raden Kertabhumi (Bhre
Kertabumi). Inilah kebiasaan masyarakat Jawa yang sangat indah dalam mengenang sebuah kejadian penting.
Dan Raden Patah alias Jin Bun yang bergelar Senapati Jimbun atau Panembahan Jimbun, memindahkan pusat
pemerintahannya ke Demak Bintara. Dia dikukuhkan oleh Dewan Wali Sangha sebagai Sultan dengan gelar
Sultan Syah Alam Akbar Jim-Bun-ningrat.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

40 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

Keinginan orang-orang Islam akhirnya terwujud. Demak Bintara menjadi ke-Khalifah-an Islam pertama di Jawa.
Tapi, pemberontakan dari berbagai daerah, tidak bisa diatasi oleh Pemerintahan Demak.
Wilayah Majapahit yang dulu luas, kini terkikis habis. Praktis, wilayah Demak Bintara hanya sebatas Jawa Tengah
saja. Kemakmuran, kesejahteraan, kedamaian seolah menjauh dari Demak Bintara. Darah terus dan terus dan
terus dan terus tertumpah tiada habisnya.
Perebutan kekuasaan silih berganti. Nusantara semakin terpuruk. Semakin tenggelam di peta perpolitikan dunia,
negara asing sebagai penjajah pun tertawa riang gembira.
Disusul kemudian, pada tahun 1596 Masehi, Belanda mulai datang ke Jawa. Nusantara semakin menjadi bangsa
mental kerupuk! Terlihat kering, padahal melempem. Semenjak Majapahit hancur, berikut beberapa kerajaankerajaan kecil yang ikut musnah dibawahnya, hingga sekarang, kemakmuran hanya menjadi mimpi belaka bagi
anak bangsanya.

Pada tahun 1596 Masehi, Belanda mulai datang ke Jawa. (piquanterieen@wordpress)

Kapan Majapahit Emperor bangkit lagi? Kapan Nusantara akan disegani sebagai Kerajaan Macan lagi?
Menangislah membaca sejarah bangsa kita. Menangislah kalian karena kalian sendiri yang telah lalai.
Persatuan dan kesatuan selama ribuan tahun dari satu darah walau berbeda-beda fisik, kepercayaan, suku, ras
dan golongan, tiba-tiba berubah membuat kita menjadi mudah iri hati, dengki dan benci kepada saudara
se-Nusantara lainnya.
Selama itu, ratusan kerajaan kita selalu bersatu menjadi satu, kini terkotak-kotak bagai sebuah lidi yang mudah
patah! Bahkan banyak kerajaan yang telah hilang. Sejarah memang lebih banyak ditulis para pemenangnya.
Namun, sejarah adalah fakta, dan fakta tak bisa dilenyapkan, karena fakta adalah sejarah.

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

41 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

(sumber: Damar Shashangka, fv4eva@wordpress / wikipedia / wikimedia / berbagai sumber / editor:


IndoCropCircles)
VIDEO:
Majapahit (English / Traiser Trailer)
Sejarah Majapahit
Kanal Air Era Majapahit
Sejarah Kerajaan Majapahit
*****
http://wp.me/p1jIGd-6K8
((( IndoCropCircles.com | fb.com/IndoCropCirclesOfficial )))

Pos ini dipublikasikan di Misteri Indonesia dan tag perang majapahit. Tandai permalink.

5 Balasan ke Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan


ecko84 berkata:
Oktober 9, 2015 pukul 8:44 am

Benar2 informatif dan memberikan pengetahuan tentang kerajaan majapahiy


2

Rate This

Balas

kasamago berkata:
Oktober 9, 2015 pukul 2:53 pm

mantab, Sejarah kumplit yg sulit ditemukan di buku sejarah sekalipun.


Isinya klop dg buku Syekh siti jenar dan perkembangan islam di jawa yg saya baca.. Sedikit Ralat. Raden Kudamerta
menikah dg adik Sri Gitarja, yakni Dyah Wiyat.
2

Rate This

Balas

Dorji berkata:
Oktober 13, 2015 pukul 6:10 pm

ahahaha dari buku gajah mada karangan Langit Kresna Hariadi ya sama kaya ane bacanya, udah baca Menak Jinggo
blum gan ? seru juga itu
1

Rate This

Balas

Dorji berkata:
Oktober 13, 2015 pukul 6:11 pm

22/10/2015 16:55

Inilah Sejarah Majapahit Yang Terkubur dan Dilupakan | Mysterious T...

42 of 42

https://indocropcircles.wordpress.com/2015/10/08/sejarah-majapahit-y...

MANTABH ABIS INI PENULISNYA, MANUSIA ATO ALIEN INI BISA TAU BANYAK
Sejarah yang fantastis
1

Rate This

Balas

HyaiDosoMuko berkata:
Oktober 14, 2015 pukul 12:28 am

Sallamun alaikkum warahmatullah..


Om swastyastu..
Namo budaya..
Sugeng ndalu..
Ini seperti isi dari serat Dharmagandhul..cuma lebih diperlembut atau dihilangkan sebagian pengundang konflik. Tak terasa
memang air mataku menitik, air mata adalah darah dari hati. Semuga Nusantara Jaya lagi..itu pasti. Aamiin..Barokallah..
9

Rate This

Balas

Mysterious Thing Conspiracy Controversy UFO & Alien Archeology Science


Universe
The Twenty Ten Theme.

Buat situs web atau blog gratis di WordPress.com.

22/10/2015 16:55

Você também pode gostar