Você está na página 1de 7

ANALISIS KELAYAKAN KREDIT 5C

Kelayakan seorang debitur dalam menerima dana pinjaman dari kreditur dapat
dianalisa dari berbagai aspek. Aspek-aspek tersebut dirangkum ke dalam sebuah analisis
kredit yang dinamakan 5-C, terdiri atas Capital, Character, Capacity, Collateral, dan
Condition. Kelima aspek ini dapat menjadi pertimbangan bagi kreditur dalam menilai
kelayakan debitur dalam menerima pinjaman, yaitu dalam arti bahwa kreditur menilai
kesanggupan debitur dalam mengembalikan sejumlah pinjaman beserta bunga yang
dikenakan.
Koperasi dengan unit usaha simpan-pinjam termasuk merupakan salah satu badan
usaha yang perlu melakukan analisis kelayakan kredit pada saat akan memberikan pinjaman
kepada anggota atau debitur. Walaupun debitur adalah salah satu anggota koperasi, analisis
kelayakan kredit tetap perlu dilakukan terutama apabila uang pinjaman digunakan sebagai
modal usaha.
Dalam kasus yang diberikan, sepasang suami-istri (dengan istri sebagai anggota
koperasi) ingin mengajukan kredit kepada koperasi sejumlah tertentu sebagai modal kerja
awal bagi usahanya. Inti kasusnya adalah sebagai berikut:
KASUS
Yanto adalah seorang pekerja buruh di sebuah pabrik roti. Pada suatu saat ia
mengalami PHK dan terpuruk dalam stress serta tuntutan hidup. Perangainya berubah, ia
menjadi tidak produktif, sering nongkrong dengan sesama penganggur dan terlibat judi.
Motivasi Yanto untuk membangun usahanya sendiri bangkit saat istrinya kembali
mengandung. Yanto bertekad untuk membangun kembali usahanya demi menghidupi istri dan
kedua anaknya. Sebelum menjadi buruh pabrik roti, Yanto memiliki pengalaman bekerja di
penggilingan bakso, sehingga ia mengetahui bagaimana proses pembuatan bakso. Yanto pun
belajar membuat bumbu racikan bakso dan akhirnya memutuskan mendirikan usaha
baksonya sendiri.
Pada awalnya bakso Eco milik Yanto masih kurang diminati, karena masih kurang
dikenal oleh masyarakat sekitar. Terlebih lagi kebiasaan berjudinya yang sering kambuh.
Namun dengan kesabaran dan kegigihan istrinya, Bakso Eco pun mulai banyak dikenal
sehingga setiap harinya Yanto dapat menjual hingga 50 mangkok per hari dengan harga jual
Rp 6.000,- per mangkok.

Melihat perkembangan usahanya, Yanto berniat untuk mendirikan cabang bakso di


lokasi lain untuk dikelola oleh saudaranya. Yanto telah melakukan observasi lokasi dan
menemukan sebuah lokasi yang cukup strategis sebagai lokasi usaha baksonya. Lokasi
dianggap strategis karena berdekatan dengan kampus dan terdapat tempat parkir yang cukup
luas di areal tersebut. Kendalanya adalah tarif sewa yang cukup mahal apabila menyewa di
lokasi tersebut.
Modal awal untuk membuka cabang baru bagi baksonya pada tempat tersebut adalah
sebagai berikut:
KOMPONEN BIAYA
Sewa Tempat Usaha per Bulan
Gerobak untuk Jualan
Kompor Gas
Tabung Gas Kecil
Panci Besar
Mangkok 4 Lusin @ Rp 30.000,-/lusin
Sendok 4 Lusin @ Rp 25.000,-/lusin
Saringan Bakso
Sendok Sayur
Kantong Plastik
TOTAL

HARGA
Rp 700.000,Rp 1.000.000,Rp 200.000,Rp 100.000,Rp 700.000,Rp 120.000,Rp 100.000,Rp
20.000,Rp
15.000,Rp
50.000,Rp 3.055.000,-

Sedangkan untuk pembuatan baksonya setiap 50 porsi bakso per hari membutuhkan
rincian biaya bahan sebagai berikut:
Daging 2,5 kg @ Rp 56.000,-/kg
Kecap & Saos
Mie
Sayur, Bumbu

Rp 140.000,Rp 20.000,Rp 25.000,Rp 15.000,TOTAL RP 200.000,-

Yanto dan istri berniat mengajukan kredit usaha tanpa jaminan ke Koperasi Sejahtera
sejumlah Rp 5.000.000,- dengan 10 kali angsuran setelah bulan ke-3. Tingkat bunga sebesar
1,80%/bulan dengan sistem suku bunga menurun.
Istri Yanto telah menjadi anggota Koperasi selama 10 bulan terakhir dan terbilang
cukup rajin membayar simpanan saham dan tabungan, walaupun beberapa kali terlambat
karena digunakan untuk menambah modal kerja.
Dengan menggunakan analisis 5C, buatlah analisis kelayakan kredit dari Pak Yanto!
(Layak atau tidaknya pengajuan kredit Pak Yanto).

Capital (Modal)
Capital atau modal adalah kesanggupan debitur untuk menyediakan modal sendiri
atau kepemilikan modal sendiri oleh calon debitur.
Dalam kasus di atas, faktor analisa capital debitur adalah dengan melihat omzet atau
pendapatan debitur dalam suatu periode harian atau bulanan. Pendapatan debitur berasal dari
sumber usaha yaitu gerobak bakso yang dimilikinya, dengan rincian omzet sebagai berikut:
Rata-rata penjualan setiap hari :
50 mangkok @ Rp 6.000,- = Rp 300.000,-/hari.
Rata-rata pendapatan per bulan:
Rp 300.000,- x 30 hari = Rp 9.000.000,-/bulan.
Pendapatan sebesar Rp 9 juta per bulan merupakan omzet atau pendapatan kotor dari usaha
Bapak Yanto. Sedangkan untuk menghitung pendapatan bersih (net revenue), nilai di atas
harus dikurangi dengan beban-beban operasional dalam usahanya:
Fixed Cost:
Sewa Tempat Usaha per Bulan : Rp 700.000,Total Variable Cost :
Rp 200.000,-/hari/50 mangkok
Total Cost setiap bulan :
Rp 700.000 + (Rp 200.000 * 30 hari) =
Rp 700.000 + Rp 6.000.000 =
Rp 6.700.000 / bulan
Sehingga rata-rata pendapatan bersih yang diperoleh Pak Yanto setiap bulan adalah Rp 9 juta
(pendapatan kotor) dikurangi dengan Rp 6,7 juta (total biaya produksi) yaitu sebesar Rp 2,3
juta per bulan.
Pendapatan Bersih (Net Revenue) =Rp 2,3 juta/bulan.
Bapak Yanto dan istri mengajukan kredit pinjaman sebesar Rp 5 juta rupiah sebagai modal
awal usahanya sebesar Rp 3.055.000,- sedangkan sisanya dapat digunakan untuk keperluan
operasional lain atau mendanai sebagian variable cost.
Asumsi skedul pembayaran adalah sebagai berikut: (Bunga 1,80% dengan sistem bunga
menurun, dibayar mulai bulan ke-3 dari total 10 kali angsuran).
Perhitungan bunga menurun (asumsi):
0,018 / 10 = 0,0018 (besar penurunan atau pengurang bunga setiap periode).
PERIODE

BUNGA

POKOK

TOTAL CICILAN

1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

0,018
0,0162
0,0144
0,0126
0,0108
0,009
0,0072
0,0054
0,0036
0,0018

PINJAMAN
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
500.000
TOTAL

509.000
508.100
507.200
506.300
505.400
504.500
503.600
502.700
501.800
500.900
5.049.500

Total cicilan (pokok pinjaman + bunga) yang harus dibayarkan oleh Pak Yanto adalah sebesar
Rp 5.049.500 dalam kurun waktu 10 kali angsuran. Rata-rata nilai per tiap kali angsuran
adalah Rp 505.000,-. Sedangkan pendapatan bersih Pak Yanto setiap bulan adalah sebesar Rp
2,3 juta rupiah per bulan.
Limit kemampuan pembayaran angsuran oleh debitur adalah ditetapkan dengan standar
sebesar 30%. 30% dari Rp 2,3 juta adalah Rp 690.000,-, sedangkan beban angsuran yang
harus ditanggung adalah Rp 505.000,- tiap bulan, sehingga debitur dapat dinyatakan mampu
memenuhi beban angsurannya setiap bulan berdasarkan perhitungan di atas. Dapat dikatakan
bahwa dari segi kecukupan modal atau capital, debitur dianggap layak dalam mengajukan
kredit.

CONDITION
Kondisi merupakan faktor eksternal yang mempengaruhi usaha Pak Yanto dalam
melunasi pinajaman. Dalam hal ini faktor lingkungan tempat berjualan yang strategis menjadi
penentu apakah usaha berjualan bakso ini memiliki potensi sukses. Lokasi yang berdekatan
dengan kampus dan juga kantor merupakan kelebihan, karena dengan demikian akan ada
banyak pengunjung yang mampir dan membeli saat jeda perkuliahan, jeda istirahat kantor,
atau saat pulang kerja. Selain itu tersedia lapangan parkir yang cukup luas sehingga
memudahkan akses pembeli yang mengendarai mobil. Tersedianya lahan parkir merupakan
faktor penting karena apabila bakso tersebut enak, tetapi lahan parkir kurang, maka calon
pembeli akan merasa malas dan kesulitan untuk membeli bakso. Dengan demikian dapat
diambil kesimpulan bahwa faktor eksternal dari usaha Pak Yanto mendukung untuk dapat
memperoleh pinjaman modal.

Legalitas Usaha :
Usaha bakso milik Pak Yanto dan istri yang kini tengah dijalankan harus mendapat
ijin pendirian usaha tetang kehalalan produk makanan yang dijual. Seperti mendaftarkan ke
BPOM dan sertifikasi halal untuk kelayakan konsumsi.
Dampak terhadap lingkungan :
Dampak yang di timbulkan terbilang aman, karena proses produksi yang dilakukan
tidak menimbulkan limbah yang berbahaya, sehingga masih dapat diatasi.
Kondisi politik :
Mencakup persaingan dagang, banyak usaha makanan yang sekarang ini marak.
Dunia kuliner tidak bisa terlepas dari pemenuhan kebutuhan konsumsi setiap hari. Untuk
usaha bakso milik pak Yanto dan istri yang apabila sudah memliki nama yang bisa dikenal
oleh masyarakat sekitar, tentu usaha tersebut tetap akan berjalan dengan lancar selama tidak
menyalahi aturan dan tidak membuat kecurangan dalam berusaha.
Monitoring pinjaman :
Melakukan laporan hasil usaha sesuai dengan program pinjaman yang diajukan. Pihak
koperasi perlu mengetahui akan dana yang dipinjamkan terssebut memang benar-benar
digunakan sesuai dengan pengajuan kredit usaha bakso.
Write off :
Penghapusan sisa piutang yang diaggap final, apabila pemilik atau sesorang yang
melakukan pinjaman kredit tersebut telah meninggal dunia dan usahanya berhenti, maka
dapat dikatakan sebagai kerugian yang disebut pemutihan yaitu piutang tidak akan ditagih
lagi.
CHARACTER
Kalau di lihat dari riwayat hidup calon debitur ini yang dulunya suka judi dan
mempunyai teman yang pengangguran maka tidak menutup kemungkinan calon debitur ini
susah untuk mengembalikan kreditannya dengan bunganya. Karena bisa saja uang dari hasil
penjualannya digunakan lagi untuk berjudi. Tetapi dengan istrinya yang bekerja di koperasi
maka kemungkinan bisa menjadi kepercayaan untuk melunasi kreditannya beserta dengan
bunganya. Dan kalau dilihat dari hobby nya juga yang suka judi maka itu akan
mempengaruhi bisnisnya dan nama baiknya di masyarakat sekitar bisa jelek sehingga orang
disekitarnya pun kurang meminati bakso yang sedang dijalaninya.
Kesimpulannya adalah Pak Yanto tidak layak untuk menerima pengkreditan karena
bisa terjadi hobbynya yang suka judi akan menimbulkan ia sukar untuk melunasi dan bisa

terpengaruh dari teman-teman yang pengangguran untuk menggunakan uang yang


seharusnya untuk membayar kreditan tetapi digunakan untuk berjudi.
CAPACITY
Kemampuan Teknis
Pak Yanto memiliki kemampuan untuk membuat bakso karena pernah bekerja
dipenggilingan bakso. Dengan pengetahuan yang dimilikinya maka dikembangkan dengan
membuka usaha bakso. Pak Yanto sendiri mengetahui cara untuk membuat bakso yang enak.
Walaupun pada awalnya usaha baksonya kurang diminati oleh masyrakat tapi istri Pak Yanto
selalu memeberikan dukungan sehingga mereka bisa tetap berusaha untuk berjualan bakso.
Ketekunan yang dimiliki bisa Pak Yanto dan istri tidak sia-sia karena sudah bisa menjual 50
mangkok bakso dalam sehari, yang aaalnya kurang diminati oleh masyrakat.
Kemampuan Manajerial
Pak yanto mengambil keputusan untuk mendirikan usaha bakso dengan melihat
keadaan sekitar seperti apa. Dengan begitu ia mengambil tanggungjawab besar untuk
berjualan bakso. Sehingga apa yang diputuskan oleh Pak Yanto bisa dikelola dengan baik
agar usahnya bisa berkembang. Cara yang dilakukannya dengan menyusun rencana kedepan
yang ingin dicapai, mengkoordinasi sumberdaya yang ada, serta bisa mengontrol dalam
proses berjualan.

Kemampuan Mengelola Keuangan


Kemampuan Pak Yanto dalam mengelola keuangan dapat menjadi sebuah faktor yang
memberatkan kelayakan pengajuan kredit yang bersangkutan. Hal ini disebabkan adanya
kebiasaan berjudi yang dilakukan oleh Pak Yanto, sehingga persepsi awal yang ditarik adalah
bahwa orang tersebut kurang baik dalam mengelola keuangan yang dimilikinya. Kebiasaan
berjudi adalah kebiasaan buruk bagi kas rumah tangga dan adanya kecenderungan orang
tersebut untuk bahkan menggunakan hutang atau pinjaman sebagai modal untuk berjudi.
Kemampuan Hubungan antar Manusia
Kemampuan Pak Yanto berhubungan dengan sesama cukup bisa berjalan dengan baik.
Ia bisa membangun hubungan baik dengan pelangganya. Dengan membangun hubungan baik

dengan pelanggan maka akan menarik minat pelanggan yang datang untuk membeli lagi
dilain waktu karena sudah merasa puas dengan pelayanan yang diberikan. Pelayanan yang
baik menjadikan ajang promosi kepada masyrakat luas, karena dengan tidak langsung
masyarakat akan memberikan informasi-informasi kepada orang luar yang belum penah
membeli.
Standart Rasio 30%
Jumlah pinjaman Pak Yanto untuk usaha ini adalah sebesar 5 juta rupiah. Menurut
kami jumlah ini masuk akal dan sebanding dengan modal awal pembukaan usaha sebesar Rp
3.055.000., selain modal awal juga diperlukan biaya untuk bahan baku sebesar 200 ribu untuk
satu hari.
Jika ditinjau dari jumlah penjualan per hari sebanyak 50 mangkok dengan harga 6
ribu per mangkok, maka penghasilan per hari Pak Yanto Sebesar 300 ribu. Maka keuntungan
Pak Yanto dalam sehari adalah sekitar 100 ribu rupiah. Dengan demikian untuk membayar
cicilan pinjaman senilai Rp 500.000 bukanlah hal yang tidak mungkin. Penjelasan mengenai
kemampuan membayar akan lebih dijelaskan pada analisa Capital.
Melihat dari kemampuan teknis Pak Yanto untuk membuat bakso, besar pinjaman
yang diajukan, dan juga kemampuan membayar yang dinilai cukup mampu, dapat
disimpulkan bahwa Pak Yanto layak memperoleh pinjaman modal.
COLLATERAL
Dalam kasus ini Pak Yanto mengajukan peminjaman modal di koperasi tanpa adanya
jaminan. Pak Yanto dimungkinkan dapat memperoleh pinjaman tanpa jaminan karena istrinya
sudah menjadi anggota koperasi. Hal tersebut mungkin saja terjadi karena pada beberapa
koperasi dapat memberikan pinjaman tanpa jaminan untuk anggota koperasi. Terlebih lagi
istri Pak Yanto terbilang cukup rajin menabung dan membayar simpanan. Itulah yang
menjadikan pertimbangan untuk dapat diberikan pinjaman modal tanpa jaminan. Jadi,
menurut kami Pak Yanto layak mendapatkan pinjaman modal karena istri Pak Yanto
merupakan anggota koperasi yang cukup aktif.

Você também pode gostar