Você está na página 1de 5

ANALISIS KESESUAIAN LAHAN TAMBAK YANG DITINJAU DARI ASPEK FISIK

SEBAGAI ALTERNATIF DALAM PEMANFAATAN TAMBAK TERLANTAR UNTUK


LAHAN TAMBAK GARAM DI KECAMATAN PANGARENGAN KABUPATEN
SAMPANG
Handoko, A.
Program Studi Ilmu Kelautan Fakultas Pertanian Universitas Trunojoyo
Madura
I.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Indonesia merupakan negara maritim yang kaya akan sumberdaya
perairannya. Semua sumberdaya tersebut sangat berpotensi untuk
meningakatkan kesejahteraan rakyat, khususnya masyarakat di wilayah
pesisir.sumberdaya perairan tersebut tidak hanya berbentuk benda hidup
seperti ikan, rumput laut dan lain-lain, tetapi banyak sumberdaya yang
dapat dihasilkan oleh kemaritiman suatu negara seperti garam.
Seiring dengan pertambahan penduduk, kebutuhan akan garam
semakin meningkat di Indonesia. Untuk kebutuhan garam secara nasional
pertahun diperkirakan sebanyak 2.200.000 ton dengan rincian 1.000.000
ton untuk kebutuhan konsumsi dan 1.200.000 ton untuk kebutuhan
industri kimia dan industri pangan. Sedangkan negara kita hanya mampu
untuk menghasilkan garam sebanyak kurang lebih 1.100.000 ton pere
tahunnya dengan rincian produksi garam rakyat sebanyak 700.000 ton
dan PT. Garam sebanyyak 400.000 ton (Adiraga 2013).
Di Indonesia tepanya di Kecamatan Pangarengan merupakan daerah
dimana garam menjadi salah satu produk yang masih dilakoni oleh
masyarakat sekitar. Sudah menjadi kebiasaan di wilayah ini setiap musim
kemarau akan memproduksi garam secara besar-besaran. Sejak dulu
masyarakat di kecamatan pangarengan menjadikan garam sebagai mata
pencaharian mereka dikarenakan bahan baku pembuatan garam ini
mudah ditemukan didaerah tersebut. Diantara bahan baku tersebut
diantaranya adalah lahan tambak, air asin, yang sangat melimpah untuk
proses pembuatan garam.
Namun sangat disayangkan di daerah ini masih banyak lahan
tambak yang masih belum dioprasikan dengan baik terkait dengan
produksi garam. Lahan tersebut dibiarkan begitu saja sehingga lahan
tersebut terlantar dan produksi garam di daerah ini sulit berkembang. Hal
ini akan mengakibatkan kesejahteraan masyarakat di wilayah kecamatan
pangarengan memiliki keterbatasan.
Sampai saat ini informasi mengenai kesesuaian lahan untuk
pembuatan tambak garam di Kecamatan Pangarengan masih belum
tersedia, sehingga untuk memanfaatkan lahan tambak yang terlantar
masyarakat sekitar masih berpikir dua kali untuk mengoprasikan lhan
tersebut. Oleh karena itu penelitian ini penting untuk menganalisis tingkat

kesesuaian lahan tambak sebagai wadah pembuatan garam rakyat yang


meliputi permeabilitas tanah, tekstur dn jenis tanah serta didukung
dengan iklim dan selanjutnya dapat digunakan untuk memberikan
informasi kepada semua petani garam di wilayah kecamatan
pangarengan.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas maka rumusan masalah dari
penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Seperti apa kondisi lahan tambak terlantar di kecamatan
Pangarengan ?
b. Bagaimana pengaruh lahan tambak terlantar terhadap produksi
garam di kecamatan Pangarengan?
c. Apakah Lahan Tambak terlantar di Kecamatan Pangarenga bisa di
jadikan sebagai lahan tambak garam jika dilihat dari aspek fisik
lahan?
I.3 Tujuan Penelitia
Berdarsarkan rumusan masalah di atas tujuan dari penelitian ini
adalah:
a. Untuk mengetahui kondisi terkini dari tambak terlantar di
kecamatan pangarengan.
b. Untuk mengetahui pengaruh lahan tambak terlantar terhadap
produksi garam di kecamatan Pangarengan.
c. Untuk mengetahui tambak terlantar di kecamatan Pangarengan
yng bisa di jadikan sebagai lahan tambak garam jika dilihat dari
aspek fisik lahan
II.
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Garam
Garam merupakan benda padatan berwarna putih berbentuk kristal
yang merupakan kumpulan senyawa dengan bagian terbesar Natrium
Chlorida (lebih dari 8%) serta senyawa lainnya seperti Magnesium
Chlorida, Magnesium Sulfat, Calcium Chlorida, dan lain-lain. Garam
mempunyai sifat atau karakteristik yang berarti mudah menyerap air,
bulk density (tingkat kepadatan) sebesar 0,8 sampai dengan 0,9 dan titik
lebur pada tingkat suhu 801C (Zaelana 2012 dalam Adiraga 2013).
Garam dibedakan menjadi dua macam berdasarkan fungsinya, yakni
garam konsumsi dan garam industri. Garam konsumsi digunakan untuk
konsumsi rumah tangga dan industri makanan. Garam industri digunakan
untuk industri perminyakan, pembuatan soda dan chlor, penyamakan
kulit, dan obat-obatan (Kumala 2012 dalam Adiraga 2013)
II.2

Persyaratan Untuk Lokasi Tambak Garam

Syarat lokasi untuk pembuatan tambak garam adalah sebagai berikut:


1. Data iklim dan cuaca yang diperlukan yaitu

2.

3.

4.

5.

Evaporasi/ penguapan tinggi (rata-rata >650 mm/tahun)


Kecepatan dan arah angin (>5 m/detik)
Suhu udara (>32C)
Penyinaran matahari (100%)
Kelembaban udara (<50% H)
Curah hujan (rendah yaitu antara 1000-1300 mm/tahun atau
100 mm/bulan)
Musim kemarau panjang yang kering tanpa diselingi hari
hujan, untuk menghasilkan produksi garam yang normal,
diperlukan kemarau kering yang terus menerus atau jumlah
hari tanpa hujan minimal 140 hari (14 dekade)
Air laut sebagai bahan baku dalam pembuatan garam harus
memenuhi persyaratan:
Kadar garam tinggi dan tidak tercampur aliran air dari muara
sungai yang tawar
Jernih dan tidak tercampur dengan lumpur maupun sampah
Pada saat air laut pasang, mudah mengalir ke saluran dan
petak penampungan sehingga tidak sulit untuk dipompa ke
areal ladang garam
Kondisi pasang surut dan salitas air laut. Diperlukan kondisi
dengan beda pasang maksimum dan surut minimum sekecil
mungkin dan salinitas air laut sebagai bahan bak garam
antara 25-35 ppm.
Struktur dan morfologi tanah unuk ladang garam : tanah harus
kedap air, ketinggian maksimal 3 meter diatas permukaan rerata air
laut dan harus cukup luas, sebaiknya untuk luas ladang garam
perorangan antara 2-5 Ha, sedangkan perusahaan besar minimal
4000 Ha
Topografi
Dikehendaki tanah yang landai atau kemiringan kecil
Untuk mengatur tata aliran air dan minimilisasi biaya
konstruksi
Sifat fisis tanah: permeabilitas rendah
Pasir: permeabilitas tinggi
Tanah liat: permeabilitas rendah, retak pada kelembaban
rendah
Untuk peminihan: tanah liat untuk penekanan resapan air
(kebocoran)
Untuk meja garam: campuran pasir dan tanh liat guna kualitas
dan kuantitas hasil produksi (Adi 2006).

Pada umumnya desain dan konstruksi tambak gara terdiri dari petak-etak
evaporasi dan kristalisasi (sebagai petak produksi garam) yang berukuran
relatif kecil, sempit dan dangkal serta penampungan (tandon air) yang
secara umum tata letaknya mengelilingi petak evaporasi dan kristalisasi
(Mintarso 2007). Dengan desain tersebut banyak petani garam merasa
bahwa lahan tambaknya tersebut kurang sesuai jika digunakan untuk

produksi garam, padahal jika ditinjau lebih dalam lagi maka kekurangan
tersebut dapat ditutupi jika lahan tersebut di ketahui sifat fisiknya.
Penelitian aspek fisik tambak garam sebagai salah satu dasar untuk
penentuan kesesuaian tambak garam, yang merupakan proses untuk
melakukan pendugaan potensi sumberdaya lahan dan menilai kualitas
bagi usaha pertambakan dengan penelitian aspek fisik tambak garam
(Tambunan dkk 2012).
II.3

Parameter Kesesuaian Lahan Tambak Garam

Parameter kesesuaian lahan tambak garam tersaji dalaam tabel berikut


ini:
Parameter
Permeabilitas(k)
Kelerengan Pantai
Jenis Lahan
Teksture tanah

Data di
Lapangan
Sangat rendah
0-2%
Alluvial
Lanau tidak
murni
28,8
74,5

Suhu udara(C)
Lama Penyinaran
Matahari
Kelembabab Udara 53,03
Total (ni)
Sumber: (Tambunan dkk 2010)
III.

Kelas

Bobot

Skor

S1
S1
S1
S1

5
5
5
5

4
4
4
4

Ni: B x
S
20
20
20
20

S2
S2

4
4

4
4

16
16

S2

4
32

4
28

16
128

METODE

Penelitian ini menggunakan parameter fisik diantaranya yaitu


permeabilitas tanah, tekstur tanah, jenis tanah, suhu udara dan iklim.
Metode penelitian ini menggunakan metode deskriptif yaitu metode untuk
mengumpulkan data dan informasi mengenai status gejala yang ada saat
penelitian. Metode deskriptif ini tidak dimaksudkan untuk menguji
hipotesis tetapi hanya menggambarkan hal yang ada tentang satu
variable, gejala ataupun keadaan (Arikunto 1995 dalam Tambunan dkk
2012).
Alur penelitian ini disajikan dalam bagan dibawah ini:
persiapan
pengukuran
lapang

laboratorium

Analisis data

Tidak
sesuai
sesuai

Você também pode gostar