Você está na página 1de 30

ANALISIS AREC PADA TATA KELOLA BAHAN BERACUN

BERBAHAYA LOGAM PERAK


Tugas ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Toksikologi

Dosen Pengampu : Ibu Evi Widowati, SKM, M.Kes

Oleh :
1

Kurnia Ningrum Susanti

6411410002 (rombel 1)

Aditya Bayu Prasetyo

6411410009 (rombel 1)

Adiyoga Permana

6411410015 (rombel 1)

Noviyanti

6411410017 (rombel 1)

Muhamad Iskandar

6411410071 (rombel 4)

Indah Putrianti

6411410084 (rombel 4)

Listya Nisa Baitipur

6411410099 (rombel 4)

Ratih Alfadina T. W.

6411410101 (rombel 4)

Dwi Tirta Indah M.

6411410102 (rombel 4)

JURUSAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2012

A. Latar Belakang
Perak merupakan logam yang telah lama dikenal manusia sebagai salah satu
logam mulia sejak jaman dahulu. Perak telah digunakan sebagai bentuk mata uang oleh lebih
banyak orang sepanjang sejarah dibandingkan logam yang lainnya. Umumnya perak
digunakan sebagai perhiasan, cinderamata, loga campuran dan lain-lain. Potensi yang selalu
berasosiasi dengan logam lainnya seperti tembaga, besi, baja dan lain sebagainya. Sehingga
perak dimanfaatkan sebagai salah satu logam pencegah korosi pada peralatan yang dibuat
dari logam-logam tersebut.
Perak memiliki banyak karakteristik fisik dan kualitas khusus yang membuatnya
berguna dalam berbagai industri. Perak memiliki konduktivitas listrik tertinggi selain
tembaga sehingga digunakan secara luas dalam elektronika. Selain itu, perak merupakan
salah satu oksidan terkuat, menjadikannya sebagai katalis penting untuk industri proses kimia
misalnya milar pita rekaman dan produk lainnya.
Banyaknya kegunaan dari perak ini, menyebabkan permintaan akan perak semakin
meningkat dari hari ke hari. Sehingga untuk memenuhi permintaan, perak banyak ditambang.
Di alam bebas, perak ditemukan berikatan dengan senyawa lain. Perak juga muncul secara
alami dan dalam bijih-bijih argentite (AgS). Bijih- bijih timah, timbal-timah, tembaga, emas
dan perunggu-nikel merupakan sumber penting untuk menambang perak. Perak dapat diambil
dalam proses ekstraksi lainnya dengan berbagai metode, salah satunya adalah metode
sianidasi
Proses sianidasi ini banyak digunakan dalam industri pertambangan karena proses ini
tergolong murah. Meskipun terdapat beberapa karakteristik yang harus dipenuhi yaitu partikel
perak harus kecil, perak harus bereaksi dengna solusi sianida, bijih perak harus relative bebas
dari kontaminasi mineral lain dan atau benda asing yang mungkin menganggu sianidasi serta
perak harus bebas mineral sulfida.
Dengan berbagai pertimbangan dan alasan, industri pertambangan masih tetap
menggunakan metode meski terdapat banyak potensi bahaya yang berbahaya. Dalam tugas
ini, kami akan membahas tentang potensi bahaya dan pengendalian potensi bahaya tersebut
serta tata kelola bahan beracun berbahaya dalam proses pembuatan logam perak ini.

B. Analisis AREC
B.1. Assesment
Proses ekstraksi logam dari bijih tidak dapat dipisahkan dari proses kominusi (reduksi
ukuran) untuk membebaskan mineral berharga sebagai proses awal, proses lanjutan dari
kominusi melalui jalur hidrometalurgi adalah leaching. Terdapat beberapa reagent yang biasa
digunakan dalam proses leaching untuk mengekstraksi perak dari bijih diantaranya mercury
(Hg), sianida (CN), Tiosulfat (Na2S2O3) dan thiouren.
Pemilihan reagent yang digunakan dalam proses leaching bergantung pada
1

Jenis minera bijih

Kadar logam berharga dalam bijih

Harga/biaya

kemudahan handling material

peraturan perundanga yang berlaku


Saat ini, sianida merupakan reagent yang paling banyak digunakan di industri karena

recovery perak yang tinggi, waktu proses yang relative singkat dan paling ekonomis.
Meskipun pada dasarnya sianida adalah senyawa yang bersifat beracun.
Proses ekstraksi perak dengan reagent sianida secara umum dapat digambarkan
sebagai berikut.
.

ALUR PROSES PEMBUATAN PERAK


Ore

Crushing
Kominusi
Crushing/Milling
Concentration
Leaching
Jalur 1

Jalur 2

Adsorption

Precipitation

Elution

Decantation

Electrowining

Filtering

Cake

Smelting

Bullion

Refining

Au & Ag Pure

Concentration
Proses pengkonsenterasian sebenarnya tidak harus dilakukan tergantung pada jenis
mineral bijih. Jika bijih banyak mengandung perak dalam bentuk native maka
sebaiknya dilakukan

konsentrasi. Jika tidak dilakukan konsentrasi maka emas

dalam bentuk native tidak akan hancur dalam proses ginding/millin, hanya menjadi
pipih dan akhirnya melayang dan terbuang bersama tailing sebelum terleaching
sempurna.
2

Leaching
Leaching adalah peoses peluruhan bagian yang mudah terlarut (solute) dari suatu
padatan dengan menggunakan suatu larutan (pelarut) pada temperature dan proses
alir tertentu. Reaksi peluruhan perak dengan sianida adalah sebagai berikut.
2Au + 8NaCN +O2 + 2H2O 4NaAu(CN)2 + 4NaOH
2Ag + 8NaCN +O2 + 2H2O 4NaAg(CN)2 + 4NaOH
Agar mempercepat reaksi biasanya digunakan sianida dengan konsenterasi yang
tinggi. Selain itu oksigen terlarut yang tinggi juga semakin mempercepat reaksi.
Berdasarkan penelitian, jika sianida berlebih maka yang menentukan kecepatan
reaksi adalah kelarutan oksigen, demikian pula sebaliknya.
Waktu tinggal yang semakin lama bisa meningkatkan recovery sehingga industri
sering memperpanjang waktu tinggal hingga 48 jam. Temperatur yang semakin
tinggi, semakin meningkatkan kecepatan reaksi meski dapat menurunkan kadar
oksigen terlarut. Oleh karena itu suhu dikendalikan kira-kira 400C.
Pada proses ini, pH harus dijaga agar selalu <10 sehingga gas HCN yang terbentuk
semakin sedikit sehingga recovery Ag tidak akan turun. pH <10 ini juga
menghindari terbentuknya air peroksida (H2O2).

Jalur 1
Jalur 1 terdiri dari :
a

Adsorption
Proses ini merupakan tahap awal dari recovery perak dengan menggunakan
berbagai jenis absorban (bahan penyerap logam perak yang sedang terlarut).
Adsorban yang sering digunakan adalah karbon aktif.

Elution
Elution merupakan proses pelepasan kembali senyawa kompleks Ag(CN)2- dari
karbon aktif. Elution ini tebagi dalam 6 langkah yaitu
-

Acid wash

Yaitu proses pencucian dengan menggunakan asan klorida (HCl) yang


bertujuan untuk melarutkan senyawa karbonat terutama kalsium karbonat.
CaC3 +2HClCaCl2 + CO2 +H2O
Selain menggunakan HCl juga dapat menggunkan HNO 3, akan tetapi
senyawa ini lebih oksidatif jadi dapat terbentuk CO2-.
-

Water wash
Pada proses ini bahan dicuci dengan air, bertujuan untuk membersihkan
karbon yang telah tercuci oleh HCl.

Pretreatment/presoak
Merupakan proses pelepasan senyawa kompleks Ag dari karbon. Proses ini
biasa menggunkan NaOH 3% dan NaCN 3% pada temperature 80-90 0C
untuk melemahkan ikatan C-Au(CN)2-.

Recycle elution
C-Au(CN)2- yang telah lemah dilepas dengan menggunakan air recycle pada
temperature 100-1200C dan tekanan 300-400 Kpa. Air yang keluar dari
elution column setelah proses ini masuk ke tangki eluate sebagai larutan
kaya (pregnant solution) dan siap diproses pada tahapan selanjutnya.

Water elution

Water cooling

Pada langkah 5 dan 6, air yang keluar dari elution column selanjutnya masuk ke
tangki recycle untuk digunakn pada langkah 4 pada elution berikutnya.
c

Electrowining
Adalah proses dimana dilakukannya pengendapan logam Ag dari larutan yang
kaya akan Ag dengan menggunakan ion listrik searah pada elektroda sehingga
terjadi reaksi reduksi-oksidasi (Redoks).
-

Anoda
Di dalam reaksi electrowinning menggunakan larutan sianida, reaksi yang
terjadi adalah
2H2O O2 + 4H+ + 4 e
Di anoda ini terbentuk senyawa sampingan yakni gas HCN yang membuat
korosif pada anoda jika anoda yang digunakan adalah baja.
Sehinnga perlu dikendalikan pH larutan minimal 12,5.

Katoda
Terjadi reaksi reduksi dari ion logam dalam larutan yang kaya Ag, yakni

Au+ + eAu dan Ag+ + eAg


Hasil dari proses electrowining ini adalah cake (lumpur kadar tinggi) yang
selanjutnya siap dilebur.
4

Jalur 2
Jalur 2 terdiri dari
a

Precipitation
Proses ini dilakukan setelah hasil leaching yang telah dipisahkan dari padatan
dan telah dijernihkan. Proses pemisahan solid-liquid dan penjernihan ini
biasanya dilakukan dengna menggunakan beberapa thickener secara berjenjang
yang sering disebut dengan CCD Thickener (Counter Current Decentation).
Meski terdapat berbagai cara presipitasi, tetapi sementasi paling sering
digunakan dalam industri. Sememtasi adalah presipitasi dengan menggunakan
logam lain yang mempunyai potensial reduksi yang lebih kecil dari perak sesuai
dengan deret volta ( Li, K, Ba, Ca, Na, Mg, Al, Zn, Cu, Fe, Pb, Ag, Pt, Au),
kecuali Al.
Logam yang sering digunakan dalam sementasi adalah Zn (seng) dalam bentuk
serbuk. Reaksi yang terjadi:
Au+ + Ag + + ZnAu +Ag + Zn2+
Lumpur yang dihasilkan (cake) kemudian dipress dan dikeringkan. Untuk
selanjutnya dilebur.

Smelting
Peleburan untuk cake membutuhkan temperature minimal 12000C dengan
penambahan reagent berupa borax. Penambahan borax bertujuan untuk
mengikat slag (terak) agar encer sehingga mudah untuk dilakukan tapping serta
untuk menurunkan titik leleh dari cake. Hasil dari proses ini adalah bullion
(paduan emas dan perak).

Refining
Proses pemurnian (refining) ini dapat dilakukan dengan 2 metode berdasarkan
jumlah kadar perak dalam bullion, yaitu
-

Kadar Ag lebih besar dari Au


Maka dilakukan proses elektrorefining dengan prinsip sama dengn
electrowining, hanya saja anoda yang digunakan adalah bullion dengan
larutan perak nitrat(AgNO3). Perak dari bullion akan larut dan mengendap di
katoda, setelah benar-benar terpisah maka masing-masing dilebur.

Perak yang telah dilebur tersebut mempunyai kadar >90%, dicetak


berbentuk lempeng kemudian digunakan untuk anoda pada proses
pemurnian lebih lanjut. Hasil dari elektrolisa kemudian dilebur dan
didapatkan logam dengan kemurnian 99,99% perak.
-

Kadar Ag lebih kecil dari Au


Bullion langsung dilebur dengan dihembuskan gas chlor (Cl2) yang dapat
mengikat emas. Sehingga nantinya perak akan terpisah sendiri. Masingmsing logam dibentuk lempeng untuk dijadikan sebagai anoda dan
selanjutnya dilakukan proses elektrolisa.
Setelah proses elektrolisa pada masing-masing logam selanjutnya langsung
dilakukan peleburan dan didapatkan logam perak dan emas dengan
kemurnian 99,99%.

B.2. Recognition
Dalam proses pertambangan perak ini dapat diketahui bahwa industri tersebut
menggunakan berbagai macam bahan reagent untuk mempermudah proses reaksi kimia
sehingga didapat sesuai dengan harapan. Seperti diketahui bahwa dengan penggunaan bahan
kimia tersebut tidak hanya berdampak positif akan tetapi juga menimbulkan potensi bahaya
dalam industri ini.
Berikut adalah potensi bahaya yang mungkin terjadi karena adaya penggunaan bahan kimia
di industri pertambangan perak ini.
1

Efek toksik
a

Adanya penggunaan natrium sianida yang merupakan zat beracun maka dapat
terjadi efek yang sangat toksik, jika
-

Terjadi kontak dengan kulit

Terjadi inhalasi yaitu masuknya natrium sianida melalui saluran pernafasan

Tertelan

Efek toksik ini dapat terjadi dengan dampak dan gejala yang berbeda-beda, mulai
dari rasa nyeri pada kepala, mual muntah, sesak nafas, dada berdebar, selalu
berkeringat sampai korban tidak sadar dan jika tidak segera ditangani dengan baik
akan mengakibatkan kematian.
Efek toksik ini dapat terjadi sangat cepat dan dapat mengakibatkan kematian dalam
jangka waktu beberapa menit. Dan efek ini bukan saja dialami oleh manusia tetapi
juga oleh hewan, organism tanah dan lebah.

Iritasi mata, system respirasi dan kulit karena kontak dengan natrium sianida Iritasi
mata yang terjadi akibat kontak dengan natium sianida sangat merusak dan dapat
berakibat fatal. Selain itu kontak yang lama dengan natrium sianida ini dapat
menyebabkan iritasi yang berat pada kulit dan system pernapasan.
b

Terjadi korosif yang menyebabkan mata (kornea amta rusak) dan kulit terbakar parah,
menyebabkan iritasi saluran pernapasan parah (memicu pneumonitis) dengan
kemungkinan luka bakar,dan sianosis karena kontak NaOH dan HCl. Hal ini terjadi
bila NaOH dan HCl kontak dengan mata, kulit dan terhirup. Serta dapat terjadi
kerusakan parah dan permanen, iritasi yang berat, luka bakar, serta perforasi pada
saluran cerna jika NaOH dan HCl tertelan. Selain itu, kotak yang berkepanjangan
dapat menyebabkan terjadinya efek yang kronik.

Terjadi dermatitis karena kontak kulit berulang atau berkepanjangan dengan NaOH
(efek mungkin akan tertunda).

Dapat terjadi iritasi karena kontak dengan seng, Cl2 dan boraks pada kulit, mata,
ingesti maupun inhalasi.

Dapat terjadi mata terbakar (konjungtivitis dan kerusakan kornea), kulit terbakar jika
terdapat kontak dengan perak nitrat (AgNO 3). Selain itu kontak yang berulang atau
berkepenjangan

dapat

menyebabkan

methemoglobinemia

meski

efek

akan

tertunda,inhalasi kronik menyebabkan argyria dan kontak kulit yang kronik


menyebabkan warna kulit yang luntur permanen.
f

Dapat terjadi keracunan yang berakibat fatal jika Cl 2 yang digunakan dalam proses
pemurniaan terhirup karena menyebabkan kerusakan serius pada paru-paru.

Terjadi iritasi pada kulit berupa keringnya kulit karena kontak dengan karbon aktif.
Selin itu dapat terjadi iritasi pada saluran pernapasan, saluran pencernaan (reaksi
katartik atau laksatif) dan mata. Kontak jangka panjang dapat menyebabkan bronchitis,
aspiksiasi dan pneumoconiosis (meski bersamaan dengan factor lainnya)

Terbentuknya gas yang sangat toksik jika natrium sianida ini bereaksi dengan asam
Reaksi yang terjadi antara natrium sianida dengan senyawa asam dapat mengakibatkan
terbentuknya gas yang sangat toksik.

Pencemaran lingkungan air karena penggunaan natrium sianida

Terjadi efek mengantuk dan kepeningan karena uap dari natium sianida

Efek korosif karena penggunaan

Asam klorida bersifat sangat korosif jika terjadi kontak dengan tembaga, kuningan
dan perunggu.

b
6

Natrium sianida

Potensi mudah terbakar karena adanya gas hydrogen, jika


a

Jika natirum sianida kontak dengan air, alat pemadam kebakaran yang berbahan CO 2
dan busa dari beberapa alat pemadam kebakaran yang mengandung asam.

Jika asam klorida yang digunakan dalam proses acid wash kontak dengan sebagian
besar logam, contoh air, alkali logam, karbida, boride, oksida logam, vinil asetat,
sulfide , karbonat dan sianida.

Natrium hidroksida kontak dengan logam seperti aluminium, magnesium, timah dan
seng.

Dapat berpotensi mengeluarkan produk penguraian (Nitrogen teroksida, uap dan gas
yang mengiritasi dan toksik, oksidasi perak) dari penguraian AgNO3.

Jika dalam proses leaching, pH larutan tidak berkisar antara 10 -10,5 maka
-

pH<10, maka akan banyak terbentuk HCN, yang mempunyai potensi untuk
terbakar dan meledak yang parah jika HCN terpapar panas.

pH>10,5 maka kemungkinan akan terbentuk peroksida air (H 2O2). Peroksida


air ini dapt menyebabkan kebakaran atau ledakan ketika terpapat penes,
shock, gesekan atau kontak dengan bahan lainnya. Berbahaya jika tertelan,
terkontak dengan kulit, mata dan terinhalasi karena dapat menyebabkan
iritasi.

Mudah terjadi kebakaran karena


a

Adanya gas Cl2 yang mendukung pembakaran meski di kondisi STP.

Adanya NaCN yang mudah terbakar

Adanya seng yang mudah terbakar.

B.3. Evaluation
Dalam menjaga agar tidak terjadi kecelakaan yang menimpa pekerja dan lingkungan
pertambangan, maka potensi-potensi bahaya tersebut dikendalikan dengan berbagai cara,
diantaranya.
1

Penyimpanan dan Penanganan


a

Natrium sianida (NaCN)


-

Simpan dalam tempat terkunci dan jauh dari jangkauan anak-anak dan jauh
dari tempat tinggal.

Simpan dalam wadah tertutup rapat dan di tempaat yang berventilasi baik.

Jauhkan dari makanan, minuman, dan makanan hewan, asam, garam asam
dan pemadam kebakaran yang berbahan karbon dioksida.

Hindarkan natrium sinanida dari panas karena dapat menyebabkan


terjadinya penguraian natrium sianida menjadi gas hydrogen sianida yang
toksik, mudah terbakar, korosif dan mudah meledak.

- Ketika penggunaan, dilarang akan, minum atau merokok.


-

Tidak menghirup debu dari natrium sianida.

Menghindari kontak dengan kulit dan mata, jika terjadi kontak dengan mata,
segera bilas dengan banyak air dan dapatkan bantuan medis.

Lepaskan segera semua pakaian yang terkontaminasi.

Karbon aktif
-

Simpan dalam wadah tertutup di tempat sejuk, kering dan berventilasi baik.
Lubang ventilasi yang umum dapat tetap digunakan.

Jauhkan dari panas, percikan dan nyala api.

Hindarkan dari sinar matahari secara langsung dan jauhkan dari embun.

Hindarkan dari perusakan fisik.

Pada saat penanganan harus meminimalisasi penyebaran debu di udara.

Segera cuci setelah penanganan untuk menghindari terjadinya terpeleset.

Gunakan housekeeping yang baik.

Lakukan penanganan hanya pada tempat yang mempunyai ventilasi yang


kuat dan jangan menghrup debu yang terbentuk.

Cuci dengan air dan sabun setelah penanganan. Cuci pakaian yang
terkontaminasi sebelum digunakan kembali.

Asam klorida (HCl)


-

Simpan dalam wadah tertutup di tempat berventilasi baik. Jauhkan tempat


penyimpanan dari makanan, minuman dan hewan serta dari jangkauan anakanak.

Jangan sampai kontak dengan mata, kulit dan hindari untuk menghirup debu/
asap/ gas/ kabut/uap/semprotan dari HCl.

Jangan sampai pakaian terkena bahan ini.

Jangan gunakan HCl di tempat ang tidak berventilasi memadai.

Hindari kontak yang terlalu lama.

Cuci sampai bersih setelah penanganan.

Tangani dan buka wadah dengan hati-hati.

Hati-hati ketika menggabungkan dengan air, jangan tambahkan larutan


asam, selalu tamabhakan asam ke dalam air sambil diaduk untuk mencegah
pelepasan panas, uap dan asap.

Natrium hidroksida
-

Simpan di dalam wadah yang tertutup rapat yang mencegah konversi NaOH
ke natrium karbonat oleh CO2 di udara.

Simpan di tempat yang sejuk, kering, berventilasi baik, jauh dari zat-zat
yang tidak kompatibel.

Jauhkan dari asam, lindungi dari kelembaban.

Setelah penanganan cuci bersih.

Tidak membiarkan air masuk ke dalam wadah karena reaksi kekerasan

Minimalkan akumulasi debu.

Hindari kontak dengan mata, kulit atau pakaian.

Pada saat penanganan dilarang makan atau minum, hindari tertelan dan
terenhalasinya bahan.

Seng
-

Simpan dalam wadah tertutup rapat di tempat yang sejuk berventilasi.

Jauhkan dari kemungkinan kontak dengan air, karena jika bereaksi dengan
air akan mengakibatkan reaksi yang ganas.

Jauhkan dari materi yang tidak kompatibel seperti agen pengoksidasi asam,
alkali, kelembaban.

Pada saat penanganan, jauhkan dari panas dan suber api.

Timbun semua peralatan material yang terkontaminasi.

Tidak menghirup debu.

Boraks
-

Tidak ada frase keamanan khusus yang telah ditemukan berlaku untuk
boraks sebagai tindakan kewaspadaan.

Simpan dalam wadah tertutup rapat di tempat sejuk dan berventilasi dengan
baik.

Jauhkan dari reduktor karena boraks bereaksi dengan bahan tersebut.

Perak nitrat
-

Jauhkan dari sumber yang nyala dan mudah terbakar.

Simpan dalam tertutup rapat di tempat yang sejuk dan kering, berventilasi
dengan baik.

Jauhkan dari zat yang tidak kompatibel seperti asam kuat, basa kuat, bahan
reduktor yang kuat dan oksidator yang kuat serta dari bahan yang mudah
terbakar.

Klorin (Cl2)
-

Disimpan dala wadah yang tertutup dengan baik.

Tempatkan botol penyimpan di tempat yang memiliki sirkulasi udara yang


baik.

Jauhkan tempat penyimpanan dari aluminium, plastic (nylon dan


polypropylene), elastomer (butyl, nitrile rubber, choloprene, silicon,
ethylene-propylene), pelumas (berbahan dasar hidrokarbon).

Pada proses Leaching


-

Agar tidak terbentuk gas HCN berlebihan yang berpotensi terbakar dan
meledak maka pH pada proses leaching harus >10.

Agar tidak terbentuk peroksida air (H 2O2) yang berbahaya maka pH pada
proses leaching harus <10,5.

Dengan kata lain, pH pada proses ini harus tepat antara 10-10,5.
3

Penanganan pada potensi bahaya kebakaran


-

Hindarkan seng dari nyala api, panas, bahan pengoksidasi, asam, alkali, dan
kelembaban.

Jangan sampai seng dan natrium hidroksida bereaksi karena dapt


menyebabkan pengapian (penyalaan api).

Hindarkan kontak antara natrium sianida dengan air, alat pemadam


kebakaran yang berbahan karbondioksida, dan busa beberapa alat pemadam
kebakaran yang mengandung asam. Selain itu, meski natrium sinanida padat
tidak mudah terbakar tetapi perlu hindarkan natrium sianida dari panas.

Hindarkan klorin dari bahan mudah terbakar. Jika telah terjadi kebakaran
lakukan evakuasi dengna radius 800 meter(1/2 mil).

Penanganan pencemaran lingkungan karena penggunaan natium sianida


Untuk menghindari terjadinya pencemran yang lebihluas, maka area yang telah
tercemar harus diisolasi. Lakukan pemagaran pada area tersebut. Di samping itu, agar
area tercemar tidak bertambah, maka sebaiknya penggunaan natrium sianida tidak
digunakan secara berlebihan. Natrium sianida yang telah digunakan tidak boleh

langung dibuang ke lingkungan tanpa merujuk pada instruksi khusus/lembar data


keselamatan. Untuk menghindari hal tersebut, dapat digunakan bendungan yang layak
agar tidak merusak lingkungan.
B.4. Controlling
B.4.1. Bahaya kebakaran
Dapat dilakukan pencegahan berupa
-

Tidak menggunakan alat pemadam kebakaran yang berbahan


karbondioksida karena klorin dan natrium sianida berekasi dengan karbon
dioksida.

Gunakan alat pemadam kebakaran dengan media air baik semprot maupun
fog karena sesuai dengan ketiga bahan yang mudah terbakar (seng, natrium
sianida dan klorin).

Saat terjadi kebakaran, petugas pemadam kebakaran harus memakai pakaian


pelindung berupa jaket PVC dan celana PVC, kaos tangan PVC serta boot
resisten bahan kimia.

B.4.2. Pengendalian potensi bahaya pertambangan perak yaitu dengan cara


pemasangan safety sign sebagai berikut.
a

Dilarang merokok

Dilarang masuk bagi yang tidak mempunyai ijin masuk dari HSE officers

Dilarang makan dan minum

Area wajib menggunakan APD

B.4.3. Pengendalian bahan kimia


1. Pemakaian Natrium Sianida
Potensi akibat pemakaian natrium sianida ini dapat dikendalikan dengan
a. Teknik
- Eliminasi
Sampai saat ini, natrium sianida sebagai reagent pertambangan perak masih sering
digunakan karena banyaknya keuntungan yang didapat, seperti tingkat recovery
Ag yang tinggi, waktu proses yang relative singkat, dan paling ekonomis. Akan
tetapi, penggunaan NaCN ini dapat menyebabkan timbulnya potensi bahaya, maka
penggunaan NaCN sebaiknya dihindari.

Substitusi
Oleh karena penghilangan reagent dalam proses pemurnian perak tidak mungkin
dilakukan, maka upaya yang dapat dipertimbangkan adalah dengan mengganti
NaCN dengan thiosulfat yang lebih ramah lingkungan tetapi dibutuhkan jumlah
yang lebih banyak. Meski konsumsi yang lebih banyak ini tidak memberikan cash
cost yang lebih besar karena tidak adanya biaya untuk destrksi sianida. Hanya
saja kestabilan thiosulfat yang memang lebih rendah dibandingkan siaida,
sehingga perlu kondisi yang benar-benar terjaga dengan baik.

Rekayasa engineering
Penggunaan Natrium Sianida harus di dalam sistem yang tertutup dan mempunyai
ventilasi yang baik dalam memberikan sirkulasi udara yang baik..

b. Administratif
- House keeping
Untuk mengatasi tumpahan dapat digunakan sulfat besi dan larutan klorin
untuk dekontaminasi area. Hindari penggunaan atau minimalkan penggunaan
air pada tumpahan padat atau debu.
-

Personal hygiene
Pekerja harus segera mencuci anggota badan yang terkontak dengan NaCN
dengan banyak air.

Fasilitas saniter
Fasilitas saniter yang dibutuhkan adalah fasilitas mandi (shower safety) dan
pencuci mata.

Pemeriksaan kesehatan
Pemeriksaan kesehatan yang dilakukan kepada orang yang diduga mengalami
keracunan natrium sianida adalah

Ikuti perkembangan pasien selama minimal 24 jam.


Pengembangan edema paru dan pneumonia aspirasi pada pasien koma.
Periksa adanya asidosis.

Perlu diadakannya pendidikan dan pelatihan kepada para pekerja agar

terhindar dari bahaya penggunaan NaCN.


Pemantauan lingkungan kerja
Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan
(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.

Rotasi kerja
Tidak ada data yang pasti mengenai lama paparan yang boleh didapatkan oleh
pekerja, untuk itu rotasi kerja dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan
tanpa anjuran atau saran.

Pemasangan MSDS NaCN dengan bahasa yang mudah dipahami di tempat-

tempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.


Pemasangan label dan safety signs pada wadah bahan dengan aturan yang
telah

ditentukan.

Karena NaCN adalah bahan kimia yang bersifat toksik maka contoh label dan
safety signs yang digunakan adalah

c. Personal
Pekerja yang kontak dengan natrium sianida harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) berupa
- Respiratory protection : respiratory mask
- Hand protection: PVC atau butyl rubber type gloves
- Eye Protection : chemical splash goggles dan full face shield
- Skin protection : PVC overalls or jacket and pants
- Safety shoes : butyl rubber Wellington boots
2. Karbon aktif
Potensi akibat pemakaian karbon aktif ini dapat dikendalikan dengan

a. Teknik
- Eliminasi
Karbon aktif yang digunakan dalam proses adsorption perak dapat
dihilangkan dan digantikan dengan senyawa lain yang mempunyai kelebihan
dan kekurangan yang berbeda dengan karbon aktif.
-

Substitusi
Peran karbon aktif sebagai adsorban ini dapat digantikan dengan zeolit atau
resin.

Rekayasa engineering
Meskipun lubang udara yang biasa tetap bisa digunakan, tetap ventilasi
dengan pembuangan lokal dirasa lebih baik. Udara membuat over exposure
pada produk in.

kondisi penggunaa, kecukupan teknik atau tindakan

pengendaliaan lainnya dan paparan yang sebenarnya akan menentukan


kebutuhan untuk pernagkat pelindung khusus di tempat kerja.
b.

Administratif
- House keeping
Jika terjaadi tumpahan, hindari penggunaan sapu kering. Dan jangan gunakan
compressed

air

untuk

membersihkan

permukaan.

Dianjurkan

untuk

menggunakan vacuum dan sapu basah jangan sampai barang terkontaminasi


dan tumpahan masuk ke dalam selokan atau saluran air kecil. Barang dan
tanah terkontaminasi harus dikumpulkan atau digunakan kembali atau
dibuang. Penggunaan karbon aktif harus di tempat tertutup atau ruang terbatas
dengan ventilasi ruang tertutup.
-

Personal hygiene
Cuci bersih dengan menggunakan air dan sabun setelah penanganan.
Pakaian yang terkontaminasi sepenuhnya sebelum dipakai kembali.
Fasilitas saniter
Fasilitas saniter yang dibutuhkan adalah safety shower dan tempat pencuci
mata di daerah yang dekat dengan area penggunaan karbon aktif.

Perlunya pendidikan dan pelatihan tentang karbon aktif kepada para pekerja

dan orang-orang yang melakukan kontak dengan bahan kimia tersebut.


Pemantauan lingkungan kerja
Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan
(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.

Rotasi kerja
Tidak ada data yang pasti mengenai lama paparan yang boleh didapatkan oleh
pekerja, untuk itu rotasi kerja dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan
tanpa anjuran atau saran.

Pemasangan MSDS karbon aktif dengan bahasa yang mudah dipahami di

tempat-tempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.


Pemasangan label dan safety signs
Oleh karena karbon aktif adalah bahan kimia yang bersifat irritant maka
contoh label dan safety signs yang digunakan adalah

c. Personal
Pekerja yang kontak dengan natrium sianida harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) berupa
-

Hand protection: rubber or plastic gloves


Eye Protection : chemical safety googles (kontak lensa dilarang dipakai saat

sedang bekerja).
- Skin protection : rubber or plastic protective clothing.
- Respiratory protection : dust mask
3. Asam klorida
Potensi akibat pemakaian karbon aktif ini dapat dikendalikan dengan
a. Teknik

Eliminasi
Penghilangan senyawa HCl dalam proses elution ini dapat digantikan dengan
senyawa asam lain.

Substitusi
Asam klorida dapat digantikan oleh asam lain seperti HNO 3, tetapi karena asam ini
lebih oksidaif maka penggunaannya diperhatikan dengan benar.

Rekayasa engineering
Penggunaan asam klorida ini hars di tempat yang tertutup dan berventilasi ruang
tertutup serta menjaga arah angin. Selain iu disarankan untuk memakai lantai yang
kedap terhadap cairan untuk meghindari kontaminasi yang luas jia terjadi
tumpahan.

b. Administratif
- House keeping
Untuk mengatasi adanya tumpahan, sebaiknya gunakan bahan-bahan yang
tidak mudah terbakar, seperti vermiculite, pasir atau tanah untuk menyerap
produk. Selanjutnya bahan-bahan tersebut dimasukkan ke dalam wadah untuk
pembuangan berikutnya. Di samping itu, selalu pastikan bahwa permukaan
dibersihkan secara menyeluruh untuk menghilangkan kontaminasi residual.
-

Personal hygiene
Jangan sampai terkena mata, kulit dan pakaian.
Ketika sedang menggunakan diharuskan tidak makan, minum, atau
bahkan merokok.
Fasilitas saniter
Fasilitas saniter yang dibutuhkan adalah tempat untuk mandi (safety shower)
dan tempat pencucian mata.

Perlunya pendidikan dan pelatihan tentang asam klorida kepada para pekerja

dan orang-orang yang melakukan kontak dengan bahan kimia tersebut.


Pemantauan lingkungan kerja

Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan


(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.
-

Rotasi kerja
Perlu dilakukan rotasi kerja karena HCl merupakan bahan kimia yang dapat
memberikan efek jangka panjang jika dipaparkan terus menerus.

Pemasangan MSDS asam klorida dengan bahasa yang mudah dipahami di

tempat-tempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.


Pemasangan label dan safety signs pada wadah bahan dengan aturan yang
telah

ditentukan.

Karena HCl adalah bahan kimia yang bersifat korosif maka contoh label dan
safety signs yang digunakan adalah

c. Personal
Pekerja yang kontak dengan natrium sianida harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) berupa
-

Hand protection : chemical safey gloves


Eye/Face Protection : chemical googles dan face shields
Skin protection : baju chemical resistant yang sesuai
Respiratory protection : gunakan SCBA (self Contained Breathing Apparatus)

4. Natrium hidroksida
Potensi akibat pemakaian karbon aktif ini dapat dikendalikan dengan
a. Teknik
- Eliminasi

Penghilangan senyawa NaOH dalam proses pretreatment/presoak ini dapat


digantikan dengan senyawa basa lain.
-

Substitusi
Natrium hidroksida dapat digantikan oleh basa lain seperti KOH , tentu saja dengan
kekurangan dan kelebihan masing-masing. Untuk substitusi harus memperhatikan
karakteristik masing-masing bahan.

Rekayasa engineering
Ventilasi pembuangan lokal umumnya lebih disukai karena dapat mengontrol
emisi dari kontaminan pada sumbernya, mencegah dispersi ke area kerja umum.

b. Administratif
- House keeping
Residu dari tumpahan dapat diencerkan dengan air, dinetralkan dengan cairan
asam seperti asetat, klorida atau sulfat.
-

Personal hygiene
Cuci bersih tangan setelah penanganan.

Fasilitas saniter
Fasilitas saniter yang dibutuhkan adalah tempat untuk mandi (safety shower)
dan tempat pencucian mata.

Pendidikan dan pelatihan


Perlunya pendidikan dan pelatihan tentang NaOH kepada para pekerja dan
orang-orang yang melakukan kontak dengan bahan kimia tersebut.

Pemantauan lingkungan kerja


Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan
(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.

Pemasangan MSDS NaOH dengan bahasa yang mudah dipahami di tempattempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.

Pemasangan label dan safety signs pada wadah bahan dengan aturan yang
telah

ditentukan.

Karena natrium hidroksida adalah bahan kimia yang bersifat korosif maka
contoh label dan safety signs yang digunakan adalah

c. Personal
Pekerja yang kontak dengan natrium sianida harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) berupa
5. Seng

Hand protection: chemical resistant gloves


Eye / Face Protection : safety chemical googles dan face shield
Skin protection : jas laboratorium dan baju chemical resistant yang sesuai
Safety shoes : safety shoes boots
Respiratory safety yang bias dipakai hingga 50 kali.

Potensi akibat pemakaian karbon aktif ini dapat dikendalikan dengan


a. Teknik
- Eliminasi
Penghilangan logam dalam proses precipitation ini dapat digantikan dengan
logam lain dengan syarat dapat lebih mudah teroksidasi(potensial reduksinya
lebih kecil) daripada Ag.
-

Substitusi
Logam Zn dapat digantikan oleh logam lain seperti Mg, Na, Ca dan lain-lain

tentu saja dengan kekurangan dan kelebihan masing-masing. Kecuali Al


karena hasil sedementasi nantinya berupa oksida aluminium yang bersifat
protektif sehingga begitu oksida aluminium terbentuk, reaksi berhenti.
-

Rekayasa engineering

Gunakan ruangan berventilasi untuk menjaga paparan kontaminan udara di


batas pemaparan.
b. Administratif
- Fasilitas saniter
Fasilitas saniter yang dibutuhkan adalah fasilitas mandi (shower safety) dan
pencuci mata.

Perlunya pendidikan dan pelatihan tentang logam Zn kepada para pekerja dan

orang-orang yang melakukan kontak dengan bahan kimia tersebut.


Pemantauan lingkungan kerja
Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan
(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.

Rotasi kerja
Tidak ada data yang pasti mengenai lama paparan yang boleh didapatkan oleh
pekerja, untuk itu rotasi kerja dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan
tanpa anjuran atau saran.

Pemasangan MSDS Zn dengan bahasa yang mudah dipahami di tempat-

tempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.


Pemasangan label dan safety signs pada wadah bahan dengan aturan yang
telah

ditentukan.

Karena logam Zn adalah bahan kimia yang bersifat irritant maka contoh label
dan safety signs yang digunakan adalah

c. Personal

Pekerja yang kontak dengan seng harus menggunakan alat pelindung diri (APD)
berupa safety glasses, lab coat, dust respirator dan safety gloves. Pastikan bahwa
APD yang digunakan merupakan peralatan yang telah disertifikasi.
6. Boraks
Potensi akibat pemakaian karbon aktif ini dapat dikendalikan dengan
a. Teknik
- Rekayasa engineering
Penggunaan boraks harus dilakukan dalam proses yang tertutup dengan
ventilasi pembuangan lokal atau perangkat kendali teknik lain untuk menjaga
kadar eksposur di udara berada pada batas yang direkomendasikan. Jika
proses penggunaan boraks menghasilkan debu, asap, atau kabut maka harus
digunakan ventilasi untuk menjaga paparan kontaminan di bawah batas
pemaparan.
b. Administratif
- House keeping
Saat terjadi tumpaha kecil maka gunakan alat yang tepat untuk menempatkan
tumpah padat. Selesai dibersihkan, dilanjutkan dengan penyiraman air pada
permukaan yang terkontaminasi. Jika terjadi tumpahan besar maka gunkan
sekop untuk menempatkan bahan ke wadah pembuangan limbah yang tepat.
Selesai dibersihkan, selanjutnya permukaan yang terkontaminasi disiram
dengan air.
-

Fasilitas saniter
Fasilitas saniter yang dibutuhkan adalah fasilitas mandi (shower safety) dan

pencuci mata.
Perlunya pendidikan dan pelatihan tentang boraks kepada para pekerja dan

orang-orang yang melakukan kontak dengan bahan kimia tersebut.


Pemantauan lingkungan kerja
Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan
(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.

Rotasi kerja

Tidak ada data yang pasti mengenai lama paparan yang boleh didapatkan oleh
pekerja, untuk itu rotasi kerja dilakukan berdasarkan kebijakan perusahaan
tanpa anjuran atau saran berkaitan dengan pengaruh paparan jangka panjang.
-

Pemasangan MSDS boraks dengan bahasa yang mudah dipahami di tempat-

tempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.


Pemasangan label dan safety signs pada wadah bahan dengan aturan yang
telah

ditentukan.

Karena boraks adalah bahan kimia yang bersifat irritant maka contoh label dan
safety signs yang digunakan adalah

c. Personal
Pekerja yang kontak dengan boraks harus menggunakan alat pelindung diri (APD)
berupa safety glasses, lab coat, dust respirator dan safety gloves. Pastikan bahwa
peralatan yang digunakan adalah perlatan yang telah disertifikasi.
Saat terjadi tumpahan, APD yang digunakan adalah splash googles, full suit, dust
respirator, safety shoes boots dan ssafety gloves.
7. Perak Nitrat
Potensi akibat pemakaian karbon aktif ini dapat dikendalikan dengan
a. Teknik
- Rekayasa engineering
Fasilitas untuk menyimpan dan menggunakan bahan ini harus dilengkapi
dengan ventilasi yang memadai untuk menjaga konsentersi udara rendah.
b. Administratif
- Fasilitas saniter

Fasilitas saniter yang dibutuhkan untuk melengkapi fasilitas untuk menyimpan


atau menggunakan bahan adalah pencuci mata dan safety shower.
-

Perlunya pendidikan dan pelatihan tentang perak nitrat kepada para pekerja

dan orang-orang yang melakukan kontak dengan bahan kimia tersebut.


Pemantauan lingkungan kerja
Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan
(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.

Rotasi kerja
Tidak ada data yang tersedia mengenai lama paparan yang boleh didapatkan
oleh pekerja, untuk itu rotasi kerja dilakukan berdasarkan kebijakan
perusahaan tanpa anjuran atau saran.

Pemasangan MSDS perak nitrat dengan bahasa yang mudah dipahami di

tempat-tempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.


Pemasangan label dan safety signs pada wadah bahan dengan aturan yang
telah ditentukan Karena perak nitrat adalah bahan kimia yang bersifat
oxidizing maka contoh label dan safety signs yang digunakan adalah

c. Personal
Pekerja yang kontak dengan natrium sianida harus menggunakan alat pelindung
diri (APD) berupa
8. Klorin

Hand protection: impervious gloves


Eye Protection : chemical safety googles berdasar European Standart EN166.
Skin protection : protective clothing
Respiratory protection berdasar European Standart EN 149.

Potensi akibat pemakaian karbon aktif ini dapat dikendalikan dengan


a. Teknik
- Rekayasa engineering
Penggunaan bahan ini dilakukan dalam ruangan dengan pembuangan local
atau prosesdalam system ventilasi yang tertutup. Selain itu, industry juga harus
memastikan kepatuhan batas pemaparan.
b. Administratif
- Fasilitas saniter
Fasilitas saniter yang dibutuhkan untuk melengkapi fasilitas untuk menyimpan
atau menggunakan bahan adalah pencuci mata dan safety shower
-

Perlunya pendidikan dan pelatihan tentang klorin kepada para pekerja dan

orang-orang yang melakukan kontak dengan bahan kimia tersebut.


Pemantauan lingkungan kerja
Pemantauan lingkungan kerja dimaksudkan agar dapat mendeteksi kesalahan
(human eror), kerusakan mesin maupun potensi terjadinya bahaya secara dini
dengan menggunakan prosedur yang telah ditetapkan.

Rotasi kerja
Adanya data mengenai efek

toksik yang diakibatkan karen paparan

penggunaan gas klorin dalam MSDS, maka harus dilakukan rotasi pekerja
dengan ketentuan yang ada dan sesuai dengan MSDS.
-

Pemasangan MSDS gas klorin dengan bahasa yang mudah dipahami di

tempat-tempat yang strategis dan aturan yang telah ditentukan pula.


Pemasangan label dan safety signs pada wadah bahan dengan aturan yang
telah

ditentukan.

Karena gas klorin adalah bahan kimia yang bersifat harmfull maka contoh
label dan safety signs yang digunakan adalah

c. Personal
Pekerja yang kontak dengan klorin (Cl 2) harus menggunakan alat pelindung diri
(APD) berupa
-

Hand protection: chemical resistant gloves


Eye /Face Protection : splash resistant safety goggles dan face field.
Skin protection : chemical resistant clothing
Respiratory protection : respirator mask

DAFTAR PUSTAKA

MSDS Boraks dari Science lab.com (Checimal and laboraty equipment)

MSDS HCl dari Mallinckrodt Baker

MSDS Karbon aktif dari Brenntag Canada Inc.

MSDS Klorin dari Mallinckrodt Baker

MSDS Seng dari Science lab.com

MSDS Sianida dari Matheson Tri-Gas Inc.

MSDS Peroksida air dari www.nitokido.org

MSDS Natrium Hidroksida Majalah online HIMAKI

Perak Nitrat dari Fisher scientific

Sodium sianida dari CSBP

Yudiarto Andik, Pembuatan proses dan emas.

Você também pode gostar