Você está na página 1de 47

Klasifikasi Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)

Klasifikasi Tumbuhan Biji Tertutup (Angiospermae)


Golongan tumbuhan berbiji tertutup memiliki tingkat keanekaragaman yang tertinggi dalam
dunia tumbuhan. Hal ini disebabkan karena golongan tumbuhan tingkat ini perkembangannya
paling sempurna apabila dibandingkan dengan golongan tumbuhan lain.
1. Karakteristik Tumbuhan Berbiji Tertutup
Tumbuhan berbiji tertutup memiliki karakteristik pembeda antara lain sebagai berikut :
a) Memiliki bungan yang sesungguhnya.
b) Daun pipi, lebar dengan susunan tulang daun beraneka ragam.
c) Bakal biji atau biji tidak tampak dari luar karena terbungkus oleh suatu badan yang
berasal dari daun buah yaitu putik.
d) Mengalami pembuahan ganda.
e) Selisih waktu antara penyerbukan dan pembuahan relatif pendek
3. Klasifikasi Tumbuhan Biji Tertutup
Sesuai dengan tingkat pengembangannya, spesies tumbuhan biji tertutup sangat bervariasi
mulai dari herba yang merayap di permukaan tanah, semak, belukar sampai berbentuk pohon
yang menjulang tinggi di hutan-hutan yang sangat lebat. Berdasarkan keeping bijinya,
tumbuhan biji tertutup dibedakan menjadi dua kelas, yaitu monokotil (Monocotylodenae) dan
dikotil (Cicotyledonae).
a) Kelas Monocotyledonae
Karakteristik tumbuhan dalam kelas ini adalah memiliki satu keeping biji. Morfologinya
dapat dapat berupa herba, semak, perdu, atau pohon. Herba adalah tumbuhan dengan batang
berair (tidak berkayu). Semak adalah tumbuhan berkerumun membentuk rumpun, umumnya
berbantuk pendek. Contohnyanya rumput gajah jahe dan sereh. Perdu merupakan tumbuhan
berkayu berbatang kecil dengan percabangan dekat dari permukaan tanah. Pohon merupakan
tumbuhan berkayu dengan batang yang besar, percabangan jauh dari tanah. Susunan tulang
daunnya sejajar atau melengkung. Jumlah bagian bunga tiga atau kelipatannya. Tumbuhan
monokotil dikelompokan dalam beberapa suku antara lain seperti di jelaskan pada table 7.1
berikut ini.
SUKU

KARAKTERISTIK

CONTOH SPESIES

Poasceae

Berupa terna, semak atau pohon.


Umumnya daun berbentuk pita,
panjang, bertulang sejajar. Bunga
berupa bunga majemuk ganda
dengan susunan malai, tandan atau
butir.

Tebu (sacharum offinarum),


Bambu (Bambusa spinosa),
dan sereh (Andropogadon
nardus).

Liliaceae

Berupa terna, dengan rimpang atau Lidah buaya (Aloc vera),


umbi lapis, kadang berupa perdu
bawang merah (Allium
atau semak. Daunnya tunggal duduk ascalanicum), suji (Pleomele
tersebar pada batang atau terkumpul angustifollia).
sebagai roset akar, buah berupa
buah kendaga atau buni.

Orchidaceae Berupa terna perennial. Sebagai


besar berupa epifit, ada juga yang
saprofit. Batang berbaur atau tidak
berdaun, pangkalnya
menebalmembentuk umbi semu.
Bunganya mempunyai bentuk dan
warna yang indah. Daunnya agak
tebal dan berdaging.

Anggrek bulan
(Phalaenopsis amabillis),
anggrek merpati
(Dendrobium crumenatum),
vanili (Vanilia planifolia).

Zingiberacea Berupa terna yang memiliki akar


e
tinggal (rizoma), nbiasanya
bunganya pendekdan mendukung
bunga saja> Umbinya sering kali
mengandung suatu zat yang berbau
aromatik

Jahe (Zingiber officinale),


kunyit (Curcuma domestica),
temulawak (Curcuma
xanthorriza), dan lengkuas
(Alpiris galangal).

Musaceae

Memiliki batang semu yang berupa


pelepah daun yang saling
membungkus membentuk batang.
Bertulang daun menyirip. Bunganya
berbentuk karangan dengan banyak
bunga. Buahnya berupa buah buni.

Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) merupakan jenis anggrek (Orchidaceae)


yang mempunyai ciri khas kelopak bunga yang lebar dan berwarna putih. Meskipun
saat ini sudah banyak anggrek bulan hasil persilangan (anggrek bulan hibrida) yang
memiliki corak dan warna beragam jenis.
Di Indonesia, anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis) pertama kali ditemukan di
Maluku. Anggrek bulan memiliki beberapa nama daerah seperti anggrek wulan
(Jawa dan Bali), anggrek terbang (Maluku), dan anggrek menur (Jawa).

A. Klasifikasi Anggrek Bulan


Regnum : Plantae
Divisi
: Magnoliophyta
Kelas
: Liliopsida
Ordo
: Asparagales
Famili
: Orchidaceae
Genus
: Phalaenopsis
Spesies

Palaenopsis

amabilis

B.
Deskripsi
Anggrek
Bulan
1. Daun anggrek bulan
Daun biasanya oval memanjang dengan tulang daun memanjang pula, khas daun
monokotil. Daun dapat pula menebal dan berfungsi sebagai penyimpan air. Bentuk
daunnya merupakan bentuk roset, cirinya daun mengimpit batang atau pangkal
daun
di
bagian
atasnya.
2.
Batang
anggrek
bulan
Anggrek ini termasuk dalam anggrek epifit dan batangnya tumbuh baik, seringkali
menebal dan terlindungi lapisan lilin untuk mencegah penguapan berlebihan.
Pertumbuhan batang bersifat "memanjang" (monopodial) yaitu hanya memiliki satu
batang dan satu titik tumbuh saja. Bunganya tumbuh dari ujung batang.
3.
Perakaran
anggrek
bulan
Memiliki akar serabut, dan karena Phalaenopsis Amabilis jenis epifit yaitu
mengembangkan akar sukulen dan melekat pada batang pohon tempatnya tumbuh,
namun tidak merugikan pohon inang. Akar-akarnya berwarna putih dan berbentuk
bulat
memanjang
serta
terasa
berdaging.
4.
Bunga
anggrek
bulan
Bunganya berbentuk khas dan tersusun majemuk, muncul dari tangkai bunga yang
memanjang, muncul dari ketiak daun. Bunganya simetri bilateral. Helaian Kelopak
bunga (sepal) biasanya berwarna mirip dengan mahkota bunga (sehingga disebut
tepal). Satu helai mahkota bunga termodifikasi membentuk semacam "lidah" yang
melindungi suatu struktur aksesoris yang membawa benang sari dan putik. Benang
sari memiliki tangkai sangat pendek dengan dua kepala sari berbentuk cakram
kecil (disebut "pollinia") dan terlindung oleh struktur kecil yang harus dibuka oleh
serangga penyerbuk dan membawa serbuk sari ke mulut putik. Bunga dapat
tumbuh
hingga
diameter
10
cm
lebih.

5.
Buah
anggrek
bulan
Buahnya berbentuk kapsul yang berwarna hijau dan jika masak mengering dan
terbuka dari samping. Bijinya sangat kecil dan ringan, sehingga mudah terbawa
angin. Biji anggrek ini sama dengan anggrek-anggrek yang lain yaitu tidak memiliki
jaringan penyimpan cadangan makanan bahkan embrionya belum mencapai
kematangan sempurna. Perkecambahan baru terjadi jika biji jatuh pada medium
yang sesuai dan melanjutkan perkembangannya hingga kemasakan.
Posted by Andri Satolom on - Rating: 4.5
Title : Klasifikasi dan deskripsi Anggrek bulan (Phalaenopsis amabilis)
Description : Anggrek bulan ( Phalaenopsis amabilis ) merupakan jenis anggrek
(Orchidaceae) yang mempunyai ciri ..
Anggrek merpati

Anggrek merpati tampak dekat

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Liliopsida
Ordo:
Asparagales
Famili:
Orchidaceae
Genus:
Dendrobium
Spesies:
D. crumenatum
Nama binomial
Dendrobium crumenatum
Penyebaran : Di dataran rendah di India, Cina, Malaysia, Indonesia dan Filipina.
Variasi yang dikenal : Terdapat variasi pada anggrek ini yang berasal dari Indonesia bagian
timur baik ukuran, warna (ada yang kuning muda) maupun harumnya.
Sejarah : Jenis ini sangat terkenal karena sifat pembungaannya. Anggrek merpati merupakan
model tumbuhan yang munculnya bunga dirangsang oleh penurunan suhu yang mendadak 5 6o C meskipun hanya beberapa saat, misalnya hujan deras pada siang hari yang panas dapat

menyebabkan bakal bunga bunga ini terangsang untuk tumbuh, biasanya terjadi dalam satu
kawasan. Sembilan hari setelah penurunan suhu ini bunga anggrek merpati akan mekar
bersama. Penelitian yang dilakukan oleh M. Treub di Kebun Raya Bogor pada tahun 1887 ini
merupakan salah satu dasar penelitian pembungaan pada anggrek. Oleh karena jasanya itu
laboraturium di Kebun Raya Bogor uang didirikan pada tahun 1887 diberi nama
Laboratorium Treub.
Mawar
Dalam sistematika tumbuhan (taksonomi), secara lengkap klasifikasi bunga
mawar adalah sebagai berikut:
Kingdom: Plantae
Divisi: Spermatophyta
Sub divisi: Angiospermae
Kelas: Dicotyledonae
Ordo: Rosanales
Famili: Rosaceae
Genus: Rosa
Spesies: Rosa hybrida
Nama umum: mawar
Habitus: Semak; tinggi 2 m.
Deskripsi tanaman:
Batang: tegak, bulat, berkayu, berduri, hijau keabu-abuan; Daun: Majemuk,
lonjong, berseling, panjang 5-10 cm, lebar 1,5-2,5 cm, tepi beringgit, ujung
runcing, pangkal meruncing, pertulangan menyirip, tangkai selinder, berwarna
hijau keabu-abuan.
Deskripsi Bunga:
Majemuk, bulat, diujung batang atau cabang, panjang tangkai 2,5 cm,
berwarna abu-abu, kelopak berbentuklonceng, benang sari bertangkai, kepala
sari berwarna kuning, memiliki putik bulat, panjang 0,5 cm, mahkota bunga
yang halus, berarna merah dan berbau harum. Tanaman bunga mawar juga
mengandung senyawa kimia flavonoid dan polifenol yang tinggi.

Klasifikasi Bunga Mawar

Cemara laut
Klasifikasi Cemara Casuarina equisetifolia L.
Regnum : Plantae
Divisio : Spermatophyta
Subdivisio : Angiospermae
Classis : Dicotyledoneae
Subclassis : Monochlamydeae/ Apetalae
Ordo : Casuarinales/ Verticillatae
Familia : Casuarinaceae
Genus : Casuarina
Species : Casuarina equisetifolia
Sumber :
Taksonomi Tumbuhan Spermatophyta
Gembong Tjitrosoepomo , 2013

Pohon berumah satu, tinggi 6-35 m, diameter dapat mencapai 50 cm; daun berjarum, terdiri
dari 7-8 daun di tiap nodus dan tersusun melingkar. Bunga jantan terletak di ujung
(terminal), berbentuk bulir memanjang. Bunga betina muncul di bagian samping dari
percabangan batang, berbentuk kerucut; Buah samara, berwarna coklat gelap.

Distribusi/Penyebaran :

Habitat :

Casuarina equisetifolia memiliki daerah


penyebaran terluas dibandingkan marga
Casuarina lainnya. Tumbuhan ini tumbuh
alami di sepanjang garis pantai dearah
tropis Queensland dan Northern Territory
di Australia, di seluruh kawasan Malesia,
hingga ke Kepulauan Kra Isthmus
(Thailand).
Umumnya Casuarina equisetifolia
tumbuh mulai dari batas ketinggian
permukaan laut hingga 100 m dpl,
namun di Hawaii dan Filippina
ditemukan tumbuh pada ketinggian

berturut-turut 600 dan 800 m dpl.


Tumbuhan ini dapat ditanam hingga
ketinggian 1200 m dpl. Spesies ini
ditemukan pada batas awal dari vegetasi
perbukitan berpasir (the leading edge of
dune vegetation) yang sering mengalami
hempasan dan genangan air laut pada
saat terjadi air pasang dan merupakan
satu-satunya spesies pohon berkayu yang
tumbuh di antara rerumputan dan herba
berdaun lebar yang toleran kondisi
bergaram. Spesies ini juga merupakan
salah satu anggota dari keanekaragaman
flora pantai Indo-Pasifik, yang tumbuh
berasosiasi dengan Barringtonia asiatica
(L.) Kurz, Calophyllum inophyllum L.,
Heritiera littoralis Aiton, Hibiscus
tiliaceus L., Thespesia populnea Sol. ex
Correa dan berbagai spesies Pandanus.
Tumbuhan ini memerlukan cahaya
matahari yang banyak. Tunas-tunasnya
tidak dapat tumbuh di bawah naungan
tegakkan Casuarina equisetifolia
sehingga biasanya akan dijumpai
beberapa individu spesies ini di dalam
hutan campuran di sepanjang tepi muka
pantai. Daerah penyebaran alami nya
beriklim semi-arid hingga agak lembap
(sub-humid) dan tidak bersalju, dengan
curah hujan bervariasi pada kisaran 7002000(-3500) mm per tahun. Di sebagian
besar daerah penyebarannya mengalami
periode musim kering dengan kisaran 46(-8) bulan. Casuarina equisetifolia tidak
dapat tumbuh (intolerant) dengan kondisi
tergenang air dalam waktu lama. Ratarata suhu minimum yang toleran
terhadap pertumbuhan spesies ini adalah
7C-20C sedangkan rata-rata suhu
maksimumnya adalah 20C-35C.|
tumbuhan ini tumbuh pada tanah-tanah
yang berdrainase baik dan bertekstur
agak kasar (coarse-textured) dengan
komposisi utama pasir dan pasir
berhumus. Tumbuhan ini beradaptasi
dengan baik pada tanah dengan
kesuburan rendah

Home

Pertanian Indonesia

Pertanian

Peternakan

Kesehatan

Hama Penyakit

Home Klasifikasi Klasifikasi Tanaman Morfologi Tanaman Tanaman


Perkebunan Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium
aromaticum)

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium


aromaticum)
Nanda Oktora
Klasifikasi, Klasifikasi Tanaman, Morfologi Tanaman, Tanaman Perkebunan

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Cengkeh (Syzygium aromaticum)


Pohon cengkeh merupakan tanaman tahunan yang dapat tumbuh dengan tinggi
10-20 m. Mempunyai daun berbentuk lonjong yang berbunga pada pucukpucuknya. Tangkai buah pada awalnya berwarna hijau, dan berwarna merah jika
bunga sudah mekar. Cengkeh (Syzygium aromaticum) termasuk jenis tumbuhan
perdu yang dapat memiliki batang pohon besar dan berkayu keras cengkeh

mampu bertahan hidup puluhan bahkan sampai ratusan tahun, tingginya dapat
mencapai 20 -30 meter dan cabang-cabangnya cukup lebat.

Cabang-cabang dari tumbuhan cengkeh tersebut pada umumnya panjang dan


dipenuhi oleh ranting-ranting kecsil yang mudah patah. Mahkota atau juga lazim
disebut tajuk pohon cengkeh berbentuk kerucut. Daun cengkeh berwarna hijau
berbentuk bulat telur memanjang dengan bagian ujung dan panggkalnya
menyudut. Bunga dan buah cengkeh akan muncul pada ujung ranting daun
dengan tangkai pendek serta bertandan.Pada saat masih muda bunga cengkeh
berwarna keungu-unguan, kemudian berubah menjadi kuning kehijau-hijauan
dan berubah lagi menjadi merah muda apabila sudah tua. Sedang bunga
cengkeh kering akan berwarna coklat kehitaman dan berasa pedas sebab
mengandung minyak atsiri. Umumnya cengkeh pertama kali berbuah pada umur
4-7 tahun Dari sudutbotanis, tanaman cengkeh adalah termasuk famili Myrtacea
dan sekerabat dengan jambu air(Eugenia Jambos).

Klasifikasi Tanaman Cengkeh


Divisi

: Spermatophyta

Subdivisi

: Angiospermae

Kelas

: Dicotyledonae

Bangsa

: Myrtales

Suku

: Myrtaceae

Marga

: Syzygium

Jenis

: Syzygium aromaticum (L.) Merr. & Perry

n:

Pohon cengkeh asal mulanya terdapat di beberapa pulau di Maluku dan juga di
Papua dan Papua Nugini. Pada abad 19 cengkeh tersebar di Malaysia, Sumatra,
India dan Sri Langka ketika terjadi perdagangan rempah-rempah di Indonesia.

Habitat
:

Cengkeh cocok ditanam baik di daerah daratan rendah dekat pantai maupun di
pegunungan pada ketinggian 600 - 1100 m di atas permukaan laut.dan di tanah
yang berdrainase baik

Kaktus

KLASIFIKASI
Klasifikasi Ilmiah:
Kerajaan

: Plantae

Divisi

: Magnoliophyta

Kelas

: Magnoliopsida

Ordo

: Caryophyllales

Famili

: Cactaceae

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Caryophyllales
Famili:
Cactaceae
Genus:
Opuntia
Spesies:
O. cochenillifera
Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Melon Tanaman melon (Cucumis melo L )
merupakan salah satu jenis tanaman buah yang sangat terkenal. Tanaman ini berasal dari
perbatasan asia barat dengan erofa da afrika. Tanaman ini masih berfamili dengan
Cucurbitaceae, yang memiliki bentuk bulat, lonjong dan juga memiliki garis. Selain itu,
tanaman melon ini juga merambat dan memiliki warna yang sangat bervariasi tergantung
dengan varietesnya.

Tanaman ini sudah menyebar keberbagai benua salah satunya adalah benua Asia yaitu
indonesia banyak sekali yang membudidayakannya dengan berbagai media baik dengan
media tanah atau polibag maupun dengan media hidroponik. Lihat disini
Klasifikasi Tanaman Melon

Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Cucurbitales
Family : Cucurbitaceae
Genus : Cucumis
Spesies : Cucumis melo L
Tanaman melon dapat tumbuh pada daerah tropik dan subtropik, tanaman ini
memerlukan sinar matahari penuh, sehingga tidak cocok ditanam didaerah
lembab dan ternaung. Di daerah beriklim lembab selain banyak penyakit juga
perkembangan buahnya kurang baik, tanaman ini tumbuh baik pada tanah
berlempung, dengan pH sekitar netral. Tanaman ini dapat tumbuh pada
ketinggian 300 400 m dpl, suhu yang diperlukan sekitar 25-35 0C, suhu tinggi
mutlak diperlukan pada saat pematangan buah.

Aloe vera
Habitat: Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas.
Habitat: Tumbuh liar di tempat yang berhawa panas.

Aloe Vera atau Aloe barbadensis Milleer.

Lidah Buaya Ciri-ciri, Manfaat dan Klasifikasi Lidah Buaya


Bersamaan dengan perkembangan dari ilmu dan pengetahuan dan tehnologi, pemakaian
tanaman lidah buaya berkembang dan digunakan untuk bahan baku industri farmasi dan
kosmetika, dan juga untuk bahan makanan dan minuman kesehatan.
Bunga bangkai

Status konservasi
Status konservasi: Terancam

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:
Magnoliophyta

Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:

Liliopsida
Alismatales
Araceae
Amorphophallus
A. titanum

Habitat, Persebaran, dan Konservasi. Sejumlah pihak meyakini bunga Rafflesia Arnoldi
atau Patma Raksasa merupakan tumbuhan endemik Sumatera. Bunga raksasa ini hanya dapat
dijumpai di Bengkulu. Meskipun di beberapa tempat lain seperti di Aceh dan Malaysia
pernah dilaporkan tumbuhnya bunga Rafflesia arnoldii, namun dimungkinkan itu ada
Rafflesia dari jenis lainnya.

Bunga Rafflesia arnoldii


Beberapa lokasi yang sering ditemui tumbuh bunga Rafflesia Arnoldi antara lain di Taman
Nasional Kerinci Seblat (TNKS), Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS), Pusat
Pelatihan Gajah (PLG) Seblat (kabupaten Bengkulu Utara), dan Padang Guci Kabupaten
Kaur. TNBBS sendiri telah ditetapkan sebagai pusat konservasi tumbuhan ini.
Ekologi dan habitat
Persebaran dan habitat raflesia tersebar di hutan pegunungan bawah Jawa Barat,
hutan dataran rendah di sepanjang pantai selatan Jawa Barat dan Jawa Tengah
hutan dataran rendah Taman Nasional Meru Betiri, serta hutan tropis di Pulau
Sumatera. Beberapa lokasi yang sering ditemui tumbuh bunga Rafflesia arnoldii
antara lain di Taman Nasional Kerinci Seblat, Taman Nasional Bukit Barisan

Selatan, Pusat Pelatihan Gajah Seblat di kabupaten Bengkulu Utara, dan Padang
Guci Kabupaten Kaur, Bengkulu. Taman Nasional Bukit Barisan Selatan sendiri
telah ditetapkan sebagai pusat konservasi tumbuhan ini. Hingga saat ini bunga
raflesia belum berhasil dikembangbiakkan di luar habitat aslinya.

Kerajaan:
Plantae
Divisi:
Magnoliophyta
Kelas:
Magnoliopsida
Ordo:
Malpighiales
Famili:
Rafflesiaceae
Genus:
Rafflesia
Meranti termasuk keluarga Dipterocarpaceae. Secara harfiah, Dipterocarpaceae berasal dari
kata latin, yaitu di = dua, carpa=carpus=sayap, yang berarti buah bersayap dua. Jenis
Dipterocarpus (jenis-jenis Kruing), Cotylelobium dan Anisoptera (jenis-jenis mersawa)
umumnya bersayap dua, sedangkan Hopea (jenis-jenis merawan), Parashorea dan Shorea
(jenis-jenis meranti, bangkirai dan balau) memiliki sayap bervariasi antara 2-5, namun Vatica
(jenis-jenis resak) memiliki sayap yang sangat pendek bahkan tanpa sayap. Pohon meranti
memiliki bentuk batang bulat silindris, dengan tinggi total mencapai 40-50 m. Kulit kayu rata
atau beralur dalam atau dangkal, berwarna keabu-abuan sampai coklat. Pada umumnya
berbanir tinggi sampai 6-7 m. Nama kayu perdagangan meranti ditentukan dari warna kayu
gubalnya, seperti meranti Putih, meranti Kuning dan meranti merah. klasifikasi dan
penyebaran meranti Pohon Meranti (Shorea) KLASIFIKASI : Kingdom : Plantae
(Tumbuhan) Subkingdom : Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh) Super Divisi :
Spermatophyta (Menghasilkan biji) Divisi : Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga) Kelas :
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil) Sub Kelas : Dilleniidae Ordo : Theales Famili :
Dipterocarpaceae Genus : Shorea Spesies : Shorea leprosula Miq.
Sumber: http://forester-untad.blogspot.co.id/2014/03/jenis-jenis-pohon-meranti-shoreadan.html
Konten adalah milik dan hak cipta forester untad blog

Spesies :

Shorea stenoptera Burck.

Nama Inggris :

brown-illipe nuts, black illipe nuts, red meranti

Nama Indonesia :

Meranti merah

Nama Lokal :

tengkawang tayau (Kalimantan Barat), tengkawang tungkul


(Kalimantan Barat)

Deskripsi :

Tinggi pohon Tengkawang Tungkul dapat mencapai 30 m dengan


garis tengah sekitar 60 cm. Batang tegak, lurus, tidak berbanir.
Permukaan batang berwarna abu-abu serta berbercak-bercak.
Warna pepagan coklat muda. Tajuk lebat. Daun tunggal, tebal,
kaku, besar, bulat panjang. Per-bungaan bentuk mulai terdapat di
ujung ranting atau di ketiak daun. Buahnya bundar telur, berbulu
tebal, bersayap 5 (3 sayap besar, 2 sayap kecil).

Distribusi/Penyebaran
:

Penyebaran di Kalimantan Barat

Habitat :

Tengkawang Tungkul/Meranti Merah yaitu pohon yang nampak


tumbuh subur di daerah hutan primer tanah rendah Kalimantan
Barat dan Serawak. Di daerah tersebut tanahnya berpasir serta
drainasenya kurang baik atau tumbuh juga di tanah aluvial

Ulin

Status konservasi

Rentan (IUCN 2.3)


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:
Plantae
(tidak termasuk) Angiospermae
(tidak termasuk) Magnoliids
Ordo:
Laurales
Famili:
Lauraceae
Genus:
Eusideroxylon
Spesies:
E. zwageri
Nama binomial
Eusideroxylon zwageri

Teysm. & Binnend.

Ulin merupakan salah satu jenis kayu hutan tropika basah yang tumbuh secara alami di
wilayah Sumatera bagian selatan dan Kalimantan. [1
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Morfologi Ulin termasuk jenis pohon besar yang tingginya dapat mencapai 50 m dengan
diameter sampai 120 cm [3]. Pohon ini tumbuh pada dataran rendah sampai ketinggian 400
m.[3] Ulin umumnya tumbuh pada ketinggian 5 400 m di atas permukaan laut dengan
medan datar sampai miring, tumbuh terpencar atau mengelompok dalam hutan campuran
namun sangat jarang dijumpai di habitat rawa-rawa.[4]Kayu Ulin juga tahan terhadap
perubahan suhu, kelembaban, dan pengaruh air laut sehingga sifat kayunya sangat berat dan
keras.[4] Pohon ulin agak terpisah dari pepohonan lain dan dikelilingi jalur jalan melingkar
dari kayu ulin.[5] Di bagian bawah pohon ulin terdapat bagian yang berlobang.[5] Pemuliaan
Proses pemuliaan alami di hutan bekas tebangan umumnya kurang berjalan dengan baik.[6]
Perkecambahan biji Ulin membutuhkan waktu cukup lama sekitar 6-12 bulan dengan
persentase keberhasilan relatif rendah, produksi buah tiap pohon umumnya juga sedikit.[6]
Penyebaran permudaan alam secara umum cenderung mengelompok. [6] Ulin tumbuh di
dataran rendah primer dan hutan sekunder sampai dengan ketinggian 500m.[6] Biji ulin lebih
suka ditiriskan baik tanah, tanah liat berpasir ke tanah liat, kadang-kadang batu kapur. [6]Hal
ini umumnya ditemukan di sepanjang sungai dan bukit-bukit yang berdekatan. Hal ini
membutuhkan rata-rata curah hujan tahunan 2500-4000 mm.[6] Galeri spesies :
Eusideroxylon zwageri Eusideroxylon zwageri Eusideroxylon zwageri Eusideroxylon
zwageri Eusideroxylon zwageri Eusideroxylon zwageri Eusideroxylon zwageri
Copy the BEST Traders and Make Money : http://bit.ly/fxzulu
Bakmbu

Spesies :

Bambusa vulgaris Schrader ex Wendland

Nama Inggris :

Common bamboo

Nama Indonesia :

Bambu kuning (berumpun kuning), bambu ampel (berumpun


hijau)

Nama Lokal :

Domar (Ambon)

Deskripsi :

Rumpun tegak, tinggi 10 - 20 m, diameter 4 - 10 cm, permukaan


batang hijau mengkilap, kuning, atau kuning bergaris-garis hijau;
internodus berjarak 20-45 cm, permukaan batang berambut hitam
dan dilapisi lilin putih ketika muda dan berangsur-angsur menjadi
halus tak berambut dan mengkilap; nodus tenggelam. Cabangcabang muncul dari nodus tengah dan atas dari rumpun.
Selubung rumpun berbentuk segitiga lebar; daun lurus, berbentuk
segitiga lebar (broadly triangular), panjang 4-5 cm dan lebar 5-6
cm, ujung daun meruncing, berambut pada kedua permukaan
daun dan di tepi-tepi daun; panjang ligula 3 mm, bergerigi.

Distribusi/Penyebaran
:

Bambusa vulgaris merupakan tumbuhan yang berasal dari Dunia


Lama, khususnya dari kawasan Asia tropis. Jenis ini diyakini

sebagai bambu yang paling banyak dibudidayakan di seluruh


penjuru kawasan tropis dan sub-tropis. Di kawasan Asia
Tenggara, bambu jenis ini banyak dibudidayakan, sering
dijumpai di desa- desa, di pinggir-pinggir sungai, dan sebagai
tanaman ornamnetal di perkotaan.

Habitat :

Bambusa vulgaris dapat dijumpai tumbuh di seluruh kawasan


pantropikal, pada ketinggian di atas permukaan laut hingga 1200
m dpl. Bambusa ini tumbuh baik di daerah dataran rendah
dengan kondisi kelembapan udara dan tipe tanah yang luas. Di
Asia Tenggara, tumbuhan berumpun hijau ini telah tumbuh luas
secara alami di tepi-tepi sungai, di pinggir jalan, dan di tanahtanah lapang. Di Semenanjung Malaysia, Bambusa vulgaris tetap
dapat tumbuh baik di lahan-lahan terdegradasi yang mengandung
timah.
Bambu

Hutan bambu di Kyoto, Jepang

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:

Plantae

(tidak termasuk)

Angiospermae

(tidak termasuk)

Monokotil

(tidak termasuk)

Commelinids

Ordo:

Poales

Famili:

Poaceae

Upafamili:

Bambusoideae

Superbangsa:

Bambusodae

Bangsa:

Bambuseae
Kunth ex Dumort.

Diversitas
Sekitar 92 genera dan 5.000 spesies
Upasuku

Arthrostylidiinae

Arundinariinae

Bambusinae

Chusqueinae

Guaduinae

Melocanninae

Nastinae

Racemobambodinae

Shibataeinae

Baca selengkapnya Taksonomi Bambuseae.


Bambu adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu
memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu
merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem
rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60 cm (24 Inchi)
bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam.[1]

Daftar isi

1 Genus dan geografi

2 Ekologi

3 Sebagai makanan hewan

4 Pembungaan massal

5 Pembudidayaan

5.1 Kayu komersial

5.2 Pemanenan kayu

5.3 Pencucian

6 Manfaat
o

6.1 Kuliner

6.2 Konstruksi

6.3 Instrumen musik

6.4 Pengolahan air

6.5 Transportasi

7 Bambu pada kebudayaan Asia


o

7.1 Mitos dan legenda

7.2 Bambu sebagai media tulis

7.3 Bambu sebagai senjata

8 Galeri

9 Referensi

10 Pranala luar

Genus dan geografi


Bambu diklasifikasikan ke lebih dari 10 genus dan 1450 spesies.[2] Spesies bambu ditemukan
di berbagai lokasi iklim, dari iklim dingin pegunungan hingga daerah tropis panas. Mereka
terdapat di sepanjang Asia Timur dari 50o Lintang Utara di Sakhalin sampai ke sebelah utara
Australia, dan di bagian barat India hingga ke Himalaya.[3] Mereka juga terdapati di subSahara Afrika,[4] dan di Amerika dari pertengahan Atlantik Amerika Utara[5] hingga ke selatan
ke Argentina dan Cili, mencapai titik paling selatan Bambu pada 47o Lintang Selatan. Benua
Eropa tidak memiliki spesies bambu asli.[6]
Baru-baru ini telah diupayakan untuk membudidayakan bambu secara komersial di Danau
Besar Afrika di Afrika Tengah bagian timur, terutama di Rwanda. Selain itu, berbagai
perusahaan di Amerika Serikat juga menumbuhkan, memanen, dan mendistribusikan spesies
bambu seperti Phyllostachys edulis.[7]

Terdapat dua bentuk bambu secara umum, yaitu bambu berkayu dari suku Arundinarieae dan
Bambuseae, dan bambu rerumputan dari suku Olyreae. Analisis molekuler dari pastida
menunjukkan bahwa terdapat tiga sampai lima garis keturunan utama dari bambu.[8]

Ekologi

Hutan bambu di Taiwan

Tampak dekat batang bambu

Hutan bambu di New Jersey.

Bambu adalah tanaman dengan laju pertumbuhan tertinggi di dunia, dilaporkan dapat tumbuh
100 cm (39 in) dalam 24 jam.[1] Namun laju pertumbuhan ini amat ditentukan dari kondisi
tanah lokal, iklim, dan jenis spesies. Laju pertumbuhan yang paling umum adalah sekitar 3
10 cm (1.23.9 in) per hari. Bambu pernah tumbuh secara besar-besaran pada periode
Cretaceous, di wilayah yang kini disebut dengan Asia. Beberapa dari spesies bambu terbesar
dapat tumbuh hingga melebihi 30 m (98 ft) tingginya, dan bisa mencapai diameter batang 15
20 cm (5.97.9 in). Namun spesies tertentu hanya bisa tumbuh hingga ketinggian beberapa
inci saja.

Bambu termasuk dalam keluarga rumput-rumputan, yang dapat menjadi penjelasan mengapa
bambu memiliki laju pertumbuhan yang tinggi. Hal ini berarti bahwa ketika bambu dipanen,
bambu akan tumbuh kembali dengan cepat tanpa mengganggu ekosistem. Tidak seperti
pohon, batang bambu muncul dari permukaan dengan diameter penuh dan tumbuh hingga
mencapai tinggi maksimum dalam satu musim tumbuh (sekitar 3 sampai 4 bulan). Selama
beberapa bulan tersebut, setiap tunas yang muncul akan tumbuh vertikal tanpa menumbuhkan
cabang hingga usia kematangan dicapai. Lalu, cabang tumbuh dari node dan daun muncul.
Pada tahun berikutnya, dinding batang yang mengandung pulp akan mengeras. Pada tahun
ketiga, batang semakin mengeras. Hingga tahun ke lima, jamur dapat tumbuh di bagian luar
batang dan menembus hingga ke dalam dan membusukkan batang. Hingga tahun ke delapan
(tergantung pada spesies), pertumbuhan jamur akan menyebabkan batang bambu membusuk
dna runtuh. Hal ini menunjukkan bahwa bambu paling tepat dipanen ketika berusia antara
tiga hingga tujuh tahun. Bambu tidak akan bertambah tinggi atau membesar batangnya
setelah tahun pertama, dan bambu yang telah runtuh atau dipanen tidak akan digantikan oleh
tunas bambu baru di tempat ia pernah tumbuh.
Banyak spesies bambu tropis akan mati pada temperatur mendekati titik beku, sementara
beberapa bambu di iklim sedang mampu bertahan hingga temperatur 29 C (20 F).
Beberapa bambu yang tahan dingin tersebut mampu bertahan hingga zona 5-6 dalam kategori
USDA Plant Hardiness Zones, meski pada akhirnya mereka akan meruntuhkan daun-daunnya
dan menghentikan pertumbuhan, namun rizomanya akan selamat dan menumbuhkan tunas
bambu baru di musim semi berikutnya.
Bambu dari genus Phyllostachys dikategorikan sebagai spesies invasif di Amerika Serikat
dan jual-beli maupun perbanyakan adalah ilegal.[9]

Sebagai makanan hewan

Bambu adalah makanan utama panda, mencapai 99% dari diet mereka

Tunas bambu empuk, ranting, dan dedaunan adalah sumber makanan utama dari panda di
Cina, panda merah di Nepal, dan lemur bambu di Madagascar. Tikus memakan buah bambu.
Gorilla gunung Afrika juga memakan bambu, dan telah didokumentasikan mengkonsumsi
nira bambu yang telah berfermentasi dan mengandung alkohol.[4] Simpanse dan gajah juga
memakan bagian dari batang bambu.

Larva dari pelubang bambu (ngengat Omphisa fuscidentalis) di Laos, Myanmar, Thailand,
dan Cina memakan pulp dari bambu yang masih hidup. Larva ngengat ini menjadi bahan
makanan setempat.

Pembungaan massal

Bambu yang sedang berbunga

Jati

Penyebaran Pohon Jati


Pohon jati menyebar luas dimulai dari India, Myanmar, Laos, Kamboja, Thailand, Indochina
(Indochina merupakan wilayah di Asia Tenggara), hingga ke Jawa. Pohon jati tumbuh di
hutan-hutan gugur, yang menggugurkan daun pada musim kemarau.

Banyak pakar Botani mengemukakan bahwasanya jati adalah spesies asli di Burma, yang
lantas menyebar ke Semenanjung India, Muangthai, Filipina, serta Jawa. Beberapa pakar
Botani lain berasumsi jati yaitu spesies asli di Burma, India, Muangthai, serta Laos.
Lebih kurang 70% keperluan jati dunia pada waktu ini dipasok oleh burma. Sisa keperluan itu
dipasok oleh india, thailand, jawa, srilangka, serta vietnam. Tetapi, pasokan dunia dari hutan
pohon jati alami hanya satu datang dari burma. Yang lain datang dari hasil hutan tanaman jati.
Pohon Jati sangat banyak tersebar di asia. Tak hanya di keempat negara asal jati serta
indonesia, jati mulai tahun 1680 di srilangka telah dikembangkan sebagai hutan tanaman,
tiongkok (permulaan abad ke-19), bangladesh (1871), vietnam (awal abad ke-20), serta
malaysia (1909).
Baca Juga :
Mengenal Pohon Jati Karakteristik dan Klasifikasi Pohon Jati
Iklim yang pas yaitu yang mempunyai musim kering yang nyata, tetapi tidak terlampau
panjang, dengan curah hujan pada 1200-3000 mm pertahun serta dengan intensitas sinar yang
cukup tinggi sepanjang tahunnya. Ketinggian area yang maksimal yaitu pada 0 700 m dpl
(diatas permukaan laut), walau jati dapat tumbuh sampai 1300 m dpl.
Tegakan jati kerap tampak layaknya hutan sejenis, yakni hutan yang seakan-akan cuma terdiri
dari satu type pohon.
Ini bisa berlangsung di tempat beriklim muson yang demikian kering, kebakaran lahan
gampang terjadi serta beberapa besar type pohon dapat mati pada waktu itu. Tidak
demikianlah dengan jati. Pohon jati terhitung spesies pionir yang tahan kebakaran
dikarenakan kulit kayunya tidak tipis. Lagipula, buah jati memiliki kulit tidak tipis serta
tempurung yang keras. Hingga batas-batas spesifik, bila terbakar, instansi biji jati tidak rusak.
Rusaknya tempurung biji jati justru meringankan tunas jati untuk keluar pada waktu musim
hujan tiba.
Guguran daun lebar serta rerantingan jati yang menutupi tanah melapuk dengan lambat,
hingga menyusahkan tumbuhan lain berkembang. Guguran itu juga menjadi bahan bakar
yang bisa menyebabkan kebakaran yang bisa dilewati oleh jati namun tidak oleh banyak
type pohon lain. Demikian, kebakaran hutan yang tidak terlampau besar justru menyebabkan
sistem pemurnian tegakan jati : biji jati terdorong untuk berkecambah, pada waktu beberapa
jenis pohon lain mati.
Tanah yang cocok yaitu yang agak basah, dengan ph sekitar 6-8, sarang (mempunyai aerasi
yang baik), memiliki kandungan cukup banyak kapur (ca, calcium) serta fosfor (p). Jati tidak
tahan tergenang air.

Pada masa lalu, jati pernah dikira sebagai type asing yang dimasukkan (diintroduksi) ke
jawa ; ditanam oleh orang-orang hindu beberapa ribu th. Yang silam. Tetapi pengujian variasi
isozyme yang dikerjakan oleh kertadikara (1994) tunjukkan bahwa jati di jawa sudah
berevolusi sejak beberapa puluh sampai beberapa ratus ribu tahun yang lalu.
Dikarenakan nilai kayunya, jati saat ini juga dikembangkan di luar tempat penyebaran
alaminya. Di wilayah afrika tropis, wilayah amerika tengah,wilayah australia,wilayah
selandia baru,wilayah pasifik serta taiwan.

Penyebaran Pohon Jati di Indonesia


Di Indonesia sendiri, tak hanya di Jawa serta muna, jati juga dikembangkan di Bali serta
Nusa Tenggara.
Didalam satu tahun lebih paling akhir, ada usaha untuk mengembangkan jati di sumatera
selatan serta kalimantan selatan. Akhirnya kurang menggembirakan. Jati mati sesudah
berumur dua atau tiga th.. Masalahnya, tanah di ke-2 area ini amat asam. Jati sendiri yaitu
type yang memerlukan zat kalsium didalam jumlah besar, juga zat fosfor. Disamping itu, jati
memerlukan sinar matahari yang berlimpah.
Saat ini, di luar jawa, kita bisa mendapatkan rimba jati dengan terbatas di sebagian area di
Pulau Sulawesi, Pulau Muna, wilayah Bima di Pulau Sumbawa, serta pulau buru. Jati
berkembang juga di tempat lampung di Pulau Sumatera.
Pada 1817, raffles mencatat bila rimba jati tidak ditemukan di semenanjung malaya atau
sumatera atau pulau-pulau berdekatan. Jati cuma tumbuh subur di jawa serta sebanyak pulau
kecil di sebelah timurnya, yakni madura, bali, serta sumbawa. Perbukitan dibagian timur laut
bima di sumbawa penuh tertutup oleh jati pada waktu itu.
Heyne, pada 1671, mencatat keberadaan jati di sulawesi, walau cuma di sebagian titik
dibagian timur. Ada lebih kurang 7. 000 ha di pulau muna serta 1. 000 ha di pedalaman pulau
butung di teluk sampolawa. Heyne menduga jati sebenarnya ada juga di pulau kabaena, dan
di rumbia serta poleang, di sulawesi tenggara. Kajian dna mutakhir menunjukkan bahwa jati
di sulawesi tenggara adalah cabang perubahan jati jawa.
Jati yang tumbuh di Sulawesi Selatan baru ditanam pada saat 1960an serta 1970an. Saat itu,
banyak tempat di billa, soppeng, bone, sidrap, serta enrekang tengah dihutankan kembali. Di
billa, perkembangan pohon jatinya sekarang ini tidak kalah dengan yang ada di pulau jawa.
Garis sedang batangnya bisa melebihi 30 cm.

Daerah persebaran hutan jati di Pulau Jawa


Mulai 1927, hutan pohon jati tercatat menyebar di sekitar Pantai Utara Jawa, dimulai dari
Karawang sampai ke ujung timur pulau ini. Tetapi, hutan jati sangat banyak menyebar di
Provinsi Jawa Tengah serta Jawa Timur, yakni hingga ketinggian 650 mtr diatas permukaan
laut. Cuma di tempat besuki jati tumbuh tidak kian lebih pada 200 mtr diatas permukaan laut.

Di ke-2 provinsi ini, rimba jati kerap terbentuk dengan alami sebagai akibat iklim muson
yang menyebabkan kebakaran hutan dengan berkala. Hutan jati yang cukup luas di pulau
jawa terpusat di wilayah alas roban rembang, blora, groboragan, serta pati. Terlebih, jati jawa
dengan mutu paling baik dihasilkan di tempat tanah perkapuran cepu, kabupaten blora,
jateng.

Bibit Pohon Jati


Sekarang ini, beberapa besar wilayah hutan jati di jawa diambil alih dan dikelola oleh
perhutani, suatu perusahaan umum punya negara di bidang kehutanan. Pada 2003, luas
wilayah hutan perhutani meraih nyaris seperempat luas pulau jawa. Luas tempat hutan jati
perhutani di jawa meraih lebih kurang 1, 5 juta hektar. Ini hampir setara dengan 1/2 luas area
hutan perhutani atau lebih kurang 11% luas Pulau Jawa Dwipa.

Mahoni

Mahoni
Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas
Belum Diperiksa
?

Mahoni

Mahoni sebagai tanaman


pelindung.

Status konservasi

Rentan (IUCN 2.3)


Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:

Plantae

(tidak
termasuk)

Angiosperm
ae

(tidak
termasuk)

Eudikotil

(tidak
termasuk)

Rosidae

Ordo:

Sapindales

Famili:

Meliaceae

Genus:

Swietenia

Spesies:

S.
macrophyl

la
Nama binomial
Swietenia macrophylla
King

Mahoni adalah anggota suku Meliaceae yang mencakup 50 genera dan 550 spesies tanaman
kayu.[1]

Daftar isi

1 Morfologi dan penyebaran

2 Manfaat

3 Syarat Tumbuh

4 Referensi

Morfologi dan penyebaran


Mahoni termasuk pohon besar dengan tinggi pohon mencapai 3540 m dan diameter
mencapai 125 cm.[2] Batang lurus berbentuk silindris dan tidak berbanir.[2] Kulit luar berwarna
cokelat kehitaman, beralur dangkal seperti sisik, sedangkan kulit batang berwarna abu-abu
dan halus ketika masih muda, berubah menjadi cokelat tua, beralur dan mengelupas setelah
tua.[2] Mahoni baru berbunga setelah berumur 7 tahun, mahkota bunganya silindris, kuning
kecoklatan, benang sari melekat pada mahkota, kepala sari putih, kuning kecoklatan.[3]
Buahnya buah kotak, bulat telur, berlekuk lima, warnanya cokelat. Biji pipih, warnanya hitam
atau cokelat.[4] Mahoni dapat ditemukan tumbuh liar di hutan jati dan tempat-tempat lain yang
dekat dengan pantai, atau ditanam di tepi jalan sebagai pohon pelindung.[5] Tanaman yang
asalnya dari Hindia Barat ini, dapat tumbuh subur bila tumbuh di pasir payau dekat dengan
pantai.[6]

Manfaat

Buah mahoni untuk pengobatan

Pohon mahoni bisa mengurangi polusi udara sekitar 47% - 69% sehingga disebut sebagai
pohon pelindung sekaligus filter udara dan daerah tangkapan air.[7] Daun-daunnya bertugas
menyerap polutan-polutan di sekitarnya. Sebaliknya, dedaunan itu akan melepaskan oksigen

(O2) yang membuat udara di sekitarnya menjadi segar.[7] Ketika hujan turun, tanah dan akarakar pepohonan itu akan mengikat air yang jatuh, sehingga menjadi cadangan air.[7] Buah
mahoni mengandung flavonoid dan saponin[8]. Buahnya dilaporkan dapat melancarkan
peredaran darah sehingga para penderita penyakit yang menyebabkan tersumbatnya aliran
darah disarankan memakai buah ini sebagai obat, mengurangi kolesterol, penimbunan lemak
pada saluran darah, mengurangi rasa sakit, pendarahan dan lebam, serta bertindak sebagai
antioksidan untuk menyingkirkan radikal bebas[8], mencegah penyakit sampar, mengurangi
lemak di badan, membantu meningkatkan sistem kekebalan, mencegah pembekuan darah,
serta menguatkan fungsi hati dan memperlambat proses pembekuan darah[9].

Mahoni sebagai peneduh jalan.

Sifat Mahoni yang dapat bertahan hidup di tanah gersang menjadikan pohon ini sesuai
ditanam di tepi jalan. Bagi penduduk Indonesia khususnya Jawa, tanaman ini bukanlah
tanaman yang baru, karena sejak zaman penjajahan Belanda mahoni dan rekannya, Pohon
Asam, sudah banyak ditanam di pinggir jalan sebagai peneduh terutama di sepanjang jalan
yang dibangun oleh Daendels antara Anyer sampai Panarukan. Sejak 20 tahun terakhir ini,
tanaman mahoni mulai dibudidayakan karena kayunya mempunyai nilai ekonomis yang
cukup tinggi. Kualitas kayunya keras dan sangat baik untuk meubel, furnitur, barang-barang
ukiran dan kerajinan tangan. Sering juga dibuat penggaris karena sifatnya yang tidak mudah
berubah. Kualitas kayu mahoni berada sedikit dibawah kayu jati sehingga sering dijuluki
sebagai primadona kedua dalam pasar kayu. Pemanfaatan lain dari tanaman mahoni adalah
kulitnya dipergunakan untuk mewarnai pakaian. Kain yang direbus bersama kulit mahoni
akan menjadi kuning dan tidak mudah luntur. Sedangkan getah mahoni yang disebut juga
blendok dapat dipergunakan sebagai bahan baku lem, dan daun mahoni untuk pakan ternak.
[10]

Ekstrak biji pohon mahoni juga dapat digunakan sebagai pestisida nabati untuk
mengendalikan hama pada pertanaman kubis, yaitu Plutella xylostella dan Crocidolomia
binolalis khususnya pada saat hama berada pada stadia larva. Penggunaan insektisida botani
merupakan salah satu alternatif pengendalian yang bertujuan untuk mengurangi dampak
negatif akibat penggunaan insektisida sintetik yang tidak bijaksana.[11][12][13]

Syarat Tumbuh
Mahoni dapat tumbuh dengan subur di pasir payau dekat dengan pantai dan menyukai tempat
yang cukup sinar matahari langsung. Tanaman ini termasuk jenis tanaman yang mampu
bertahan hidup di tanah gersang sekalipun. Walaupun tidak disirami selama berbulan-bulan,
mahoni masih mampu untuk bertahan hidup.[10] Syarat lokasi untuk budi daya mahoni
diantaranya adalah ketinggian lahan maksimum 1.500 meter dpl, curah hujan 1.5245.085 mm/tahun, dan suhu udara 11-36 C.[14]

Pucuk jati dan buahnya

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:

Magnoliophyta

Kelas:

Magnoliopsida

Ordo:

Lamiales

Famili:

Lamiaceae

Genus:

Tectona

Spesies:

T. grandis

Nama binomial
Tectona grandis

Anggrek larat

Habitat
Habitat asli anggrek larat ialah daerah agak kering dengan ketinggian 400 meter diatas
permukaan laut.[2] Anggrek larat tumbuh di daerah dengan suhu antara 50F hingga 90F.[3]
Apabila tanaman ini berada pada suhu yang sedikit lebih tinggi atau rendah tanaman masih
tetap toleran dan tidak menimbulkan efek buruk bagi tanaman.[4] Tanaman endemik Maluku
ini dapat hidup pada kelembaban antara 50% dan 60%.[3] Secara umum dapat dikatakan

bahwa anggrek larat hidup pada kelembaban rendah dan agak kering.[4] Suhu dingin yang
lembab dapat menyebabkan tanaman anggrek larat yang sedang berbunga menjadi busuk.[4]
Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:

Magnoliophyta

Kelas:

Liliopsida

Ordo:

Orchidales

Famili:

Orchidaceae

Genus:

Dendrobium

Spesies:

D.
phalaenopsis

Anggrek Larat yang dalam bahasa Inggris dikenal sebagai Cooktown Orchid,
berkerabat dekat dengan beberapa jenis anggrek lainnya seperti Anggrek
Merpati, Anggrek Albert, Anggrek Stuberi, Anggrek Jamrud, Anggrek Karawai, dan
Anggrek Kelembai. Dalam bahasa latin tumbuhan ini dikenal sebagai
Dendrobium phalaenopsis dengan sinonim Vappodes phalaenopsis, dan

Dendrobium bigibbum.
Diskripsi Anggrek Larat. Anggrek Larat yang ditetapkan sebagai flora identitas
provinsi Maluku ini mempunyai batang berbentuk gada dengan pangkal
berukuran kecil, bagian tengah membesar dan ujungnya mengecil kembali. Daun
Anggrek Larat (Dendrobium phalaenopsis) berbentuk lanset dengan ujung tidak
simetris. Panjang daunnya kira-kira 12 cm, dengan lebar kira-kira 2 cm.
Mangga

Spesies :

Mangifera indica L.

Nama Inggris :

Manggo

Nama Indonesia :

Mangga

Nama Lokal :

pelem (Jawa) , pao (Madura), buah (Sunda)

Deskripsi :

Pohon tegak banyak percabangannya. Tinggi pohon mencapai


45 m, diameter cabang-cabangnya 60 - 120 cm. Pepagan
berwarna coklat keabuan. Daun berbentuk bundar telur sampai
lanset, panjang tangkai daun 10 cm. Duduk daun melingkar
seperti spiral. Perbungaan terdapat di ujung cabang, malai, warna
kuning kehijauan. Bentuk buah bulat agak memanjang dengan
salah satu sisinya agak melengkung ke dalam. Lengkungan,
ukuran dan warna buah sangat bervariasi antara hijau kekuningan
sampai mendekati merah. Demikian juga warna daging buahnya
dan rasanya (manis, asam). Permukaan biji kasar seperti ada
serabut halus, warna putih kecoklatan.

Distribusi/Penyebaran
:

Mangga diduga berasal dari India dan Burma (Myanmar), namun


saat ini telah dibudidayakan di seluruh daerah tropis dan subtropis. Di Indonesia tumbuh tersebar dari Sabang hingga
Merauke

Habitat :

Tumbuh di dataran rendah sampai pegunungan dengan


ketinggian 1200 m dpl.

Kingdom: Plantae (Mahluk hidup berupa Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan yang berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Tumbuhan yang Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan yang bisa berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua atau dikenal dengan istilah dikotil)

Sub Kelas: Rosidae

Ordo: Sapindales

Famili: Anacardiaceae

Genus: Mangifera

Spesies: Mangifera indica L.

Klasifikasi Tanaman Damar, Damar adalah salah satu hasil hutan non kayu yang sudah
lama dikenal, yaitu suatu getah yang merupakan senyawa polysacarida yang dihasilkan oleh
jenis-jenis pohon hutan tertentu. Sampai saat ini damar cukup banyak digunakan orang antara
lain untuk bahan vernis, bahan penolong dalam pembuatan perahu dan yang terpenting adalah
sebagai pembungkus kabel laut/ tanah. Damar dihasilkan oleh jenis-jenis pohon dari genus:
Hopea, Balonocarpus, Vatica, Canoriurn, dan Agathis.

Klasifikasi Damar

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)

Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)

Sub Kelas: Dilleniidae

Ordo: Theales

Famili: Dipterocarpaceae

Genus: Shorea

Spesies: Shorea hopea

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Damar


Resin, cairan getah lengket yang dipanen dari beberapa jenis pohon hutan, merupakan produk
dagang tertua dari hutan alam Asia Tenggara. Spesimen resin dapat ditemukan di situs-situs
prasejarah, membuktikan bahwa kegiatan pengumpulan hasil hutan sudah sejak lama
dilakukan. Hutan-hutan alam Indonesia menghasilkan berbagai jenis resin. Terpentin (resin
Pinus) dan kopal (resin Agathis) pernah menjadi resin bernilai ekonomi yang diperdagangkan
dari Indonesia sebelum Perang Dunia II. Damar adalah istilah yang umum digunakan di
Indonesia untuk menamakan resin dari pohon-pohon yang termasuk suku Dipterocarpaceae
dan beberapa suku pohon hutan lainnya. Sekitar 115 spesies, yang termasuk anggota tujuh
(dari sepuluh) marga Dipterocarpaceae menghasilkan damar. Pohon-pohon dipterokarpa ini
tumbuh dominan di hutan dataran rendah Asia Tenggara, karena itu damar merupakan jenis
resin yang lazim dikenal di Indonesia bagian barat. Biasanya, damar dianggap sebagai resin
yang bermutu rendah dibanding kopal atau terpentin.
Pisang

Pisang di perkebunan

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Divisi:

Magnoliophyta

Kelas:

Liliopsida

Ordo:

Musales

Famili:

Musaceae

Genus:

Musa
Spesies

M. acuminata

M. balbisiana

M. paradisiaca
(invalid)

M. sapientum
(invalid)

Pinus

Klasifikasi dan Morfologi Tanaman Pinus


Klasifikasi Tanaman Pinus Tusam atau pinus adalah sebutan bagi sekelompok tumbuhan yang
semuanya tergabung dalam marga pinus. Di Indonesia penyebutan tusam atau pinus biasanya
ditujukan pada tusam Sumatera (Pinus merkusii Jungh. et deVries). Tusam kebanyakan
bersifat berumah satu (monoecious), yaitu dalam satu tumbuhan terdapat organ jantan dan
betina namun terpisah, meskipun beberapa spesies bersifat setengah berumah dua (subdioecious).
Klasifikasi Pinus

Kingdom: Plantae (Tumbuhan)

Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)

Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)

Divisi: Coniferophyta

Kelas: Pinopsida

Ordo: Pinales

Famili: Pinaceae

Genus: Pinus

Spesies: Pinus merkusii J

Spesies :

Pinus merkusii Jungh. & De Vriese

Nama Inggris :

Merkus pine, Mindoro pine, Sumatran pine

Nama Indonesia :

Pinus

Deskripsi :

Pohon besar dengan tinggi mencapai 50(70) m, berbatang


lurus dan bulat, berdiamater rata-rata 55 cm tapi terkadang dapat
mencapai hingga 140 cm; daun-daun berbentuk jarum, ramping
namun kaku, dan tersusun berpasangan (needles in pairs),

panjang daun 1625 cm, strobilus muncul soliter atau


berpasangan dan posisinya terhadap batang hampir duduk,
strobilus berbentuk silinder dengan panjang 511 cm, strobilus
segera gugur setelah merekah hingga mencapai bentuk bulat
telur; sisik-sisik strobilus berbentuk persegi panjang dengan
permukaan yang halus sedangkan bagian ujung strobilus agak
bulat pejal; biji kecil bersayap mudah gugur dengan panjang
sekitar 2.5 cm.
Distribusi/Penyebaran
:

Pinus merkusii memiliki daerah penyebaran mulai dari bagian


timur Burma, Indo-China, China Selatan, bagian utara Thailand,
Filippina (Mindoro, Luzon barat), Sumatra (Aceh, Tapanuli,
gunung Kerintji); umumnya ditanam di kawasan Asia Tenggara.

Habitat :

Pinus merkusii umum tumbuh di Sumatra utara hingga


ketinggian 2000 m dpl.

ungh.& De Vr

Melinjo (Gnetum gnemon)


Merupakan tumbuhan Gymnospermae yang diduga sebagai peralihan menuju
Angiospermae karena mempunyai kemiripan yang spesifik dengan golongan
Angiospermae. Batang sangat kokoh dan digunakan sebagai bahan bangunan, Biji
tidak terbungkus daging tetapi terbungkus oleh kulit luar, pohon dapat tumbuh
mencapai ketinggian sampai 25 m, tumbuh dari ketinggian 0 1200 mdpl. Biji
mempunyai kandungan antioksidan dan protein yang tinggi namun juga mengandung

senyawa purin yang dapat menyebabkan kenaikan asam urat.


Fabaceae
1. Kempas (Koompassia excelsa)
Daun majemuk ganda satu ujung ganjil, buah polong jarang berbuah, batang silindris,
kulit batang halus cukup terang, pohomn ini disenangi lebah madu hutan sehingga
mampu menghasilkan produksi madu hutan, dilindungi pemerintah. Diberi nama
Pohon Raya karena memiliki banir menjalar yang bagus, merupakan salah satu jenis

pohon tropika.
2. Asam Londo (Pithecellobium dulce)
Batang berduri, buah seperti asam jawa dengan kulit buah berwarna putih,

kebanyakan ditanam sebagai tanaman peneduh di tepi jalan di daerah Jawa Tengah.
3. Merbau (Intsia bijuga)
Pohon dengan tinggi dapat mrncapai 50 m dengan banir yang tinggi, daun majemuk
ganda dua, bunga terminal, kulit batang mengelupas, kebanyakan tumbuh di daerah
pantai pada area belakang hutan bakau. Penghasil kayu komersial berkualitas tinggi

dengan berat jenis 0,63 1,04 dan kelas kuat I II, dan kelas awet I II , banyak

dipanen dari daerah Papua dan populasinya sekarang mulai terancam.


4. Sono Kembang (Pterocarpus indicus)
Ditanam pada tahun 1844 mempunyai daun majemuk ganda satu, buah ringan seperti
sayap, kebanyakan ditanam di tepi jalan sebagai tanaman peneduh, perbanyakan bisa
dilakukan dengan stek batang, terlihat adanya tunas yang tumbuh vertikal yang punya
kemiripan dengan induk, disebut juga kayu merah karena bergetah merah dan sering

digunakan sebagai obat sariawan.


5. Bauhinia wintii
Salah satu golongan legume (Fabaceae) yang mempunyai habitus berupa liana.
6. Sindur (Sindora sianensis)
Spesies ini merupakan jenis pohon tropika memiliki batang lurus, kulit mengelupas,
tidak berbanir dan cabang ditebang jika mulai rapuh. Buahnya berbentuk pipih dan

berduri-duri, disebut tapak setan. Pohon ini digunakan sebagai tanaman hias.
7. Trembesi (Samanea saman)
Merupakan pohon besar yang mempunyai tajuk payung, sebagai pohon penyerap

karbon terbaik dari semua jenis tanaman


8. Sindur (Sindora bruggemanii)
Pohon dengan daun majemuk ganda satu, daun bertata alternate sedangkan anak daun
bertata opposite, bentuk daun oval, permukaan atas daun hijau tua halus sedangkan
permukaan bawahnya hijau muda agak kasar. Tulang utama daun umumnya berwarna
merah.

Sindora sp.

Scientific classification
Kingdom:

Plantae

(unranked): Angiosperms
(unranked): Eudicots
(unranked): Rosids

Order:

Fabales

Family:

Fabaceae

Tribe:

Detarieae

Genus:

Sindora

9. Saga pohon (Adenanthera pavonina)


Pohon berdaun majemuk ganda dua yang buahnya menyerupai petai (tipe polong)
dengan bijinya kecil berwarna merah yang mempunyai kandungan protein yang
tinggi. Tanaman ini biasa diguakan sebagai pelindung atau peneduh di tepi jalan
karena pohonnya besar dan daunnya rimbun.
Saga pohon

Adenanthera pavonina dengan polongnya.

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan:

Plantae

Divisi:

Magnoliophyta

Kelas:

Magnoliopsida

Ordo:

Fabales

Famili:

Fabaceae

Upafamili:

Mimosoideae

Genus:

Adenanthera

Spesies:

A. pavonina
Nama binomial
Adenanthera pavonina

Nama Latin
Nama Lokal

Description

Habitat
Persebaran Dunia

Adenanthera pavonina
Saga pohon,Bae (Aceh), Padiak (Batak), Sijago Jantan
(Sumatera Barat), Ki Toke Laut (Sunda), dan Amiek
(Madura).
Saga pohon (Adenanthera pavonina) adalah pohon yang
buahnya menyerupai petai (tipe polong) dengan bijinya
kecil berwarna merah. Daunnya majemuk, berbentuk bulat
telur serta berukuran kecil-kecil. Daun Saga bersirip ganjil
dan memiliki rasa agak manis. Saga mempunyai buah
polong berisi biji-biji yang berwarna merah dengan titik
hitam mengkilat dan licin. Bunganya berwarna ungu muda
dengan bentuk menyerupai kupu-kupu, dalam tandan
bunga. Saga pohon umum dipakai sebagai pohon peneduh
di jalan-jalan besar. Daunnya menyirip ganda, seperti
kebanyakan anggota suku polong-polongan lainnya.
Daunnya dapat dimakan dan mengandung alkaloid yang
berkhasiat bagi penyembuhan reumatik. Bijinya
mengandung asam lemak sehingga dapat menjadi sumber
energi alternatif (biodiesel). Kayunya keras sehingga
banyak dipakai sebagai bahan bangunan serta mebel.
India, Nepal, Cina, dan Malaysia.

10. Mendarahan (Eucalyptus alba) Myrtaceae


Daun opposite, merupakan habitat utama koala karena daunnya menjadi pakan koala.

Mempunyai banyak kelenjar minyak, bila disuling menghasilkan minyak ekaliptus.


11. Pandan (Pandanus sp)
Merupakan golongan tumbuhan monokotil yag sebagian besar anggotanya tumbuh di
pantai-pantai daerah tropika, anggota tumbhan ini dicirikan dengan daun yang
memanjang (seperti daun palem atau rumput). Tumbuhan ini memiliki perakaran yang
spesifik yang tergantung pada posisi pohon. Tumbuhan ini digunakan sebagai

pewangi dan pewarna makanan dan bahan kerajinan tangan.


12. Pohon Gayam (Inocarpus fagiferus)
Merupakan golongan suku Fabaceae yang berdaun tunggal, tinggi dapat mencapai 20
m dengan diameter 65 cm, batang seringkali beralur tidak teratur, kadang-kadang
berakar banir, bunga majemuk bulir dengan panjang sekitar 15 cm, buah berjenis

polong dan berbentuk ginjal dan tidak pecah dengan kulit buah keras
13. Keben (Barringtonia asiatica) famili : Lecythidaceae
Disebut pohon perdamaian, bunga mirip lampion, buah bersabut dapat mengapung.
14. Pedada (Sonneratia caseolaris) famili : Sonneratiaceae
Pohon pendek, stamen banyak, kepala sari berbentuk ginjal, perakaran
pneumatophora atau akarnapas berbentuk pasak (horizontal, berada dalam lumpur,
cabang vertikal). Habitat hutan mangrove dan lebih toleran terhadap air tawar

15. Benuang laki (Duabanga moluccana) famili : Sonneratiaceae


pohon besar berbanir, bunga malai rata di ujung ranting, kepalasari bengkok. Buah
kotak bila matang merekah, habitat tanah kering. Kegunaan sebagai kayu bahan

bangunan dan bahan baku pembuatan veneer dan kayu lapis.


16. Salam (Syzgium poliantum)
Daun untuk bumbu, buah bias dimakan.
Blok Arecaceae
17. Kelapa (Cocos nucifera)
Pohon dengan batang tunggal kadang-kadag bercabang, akar serabut tebal dan
berkayu berkerumun membentuk bonggol, batang beruas-ruas namu kalau sudah
terlalu tua tidak tampak, bunga tersusun majemuk. Secara alami tumbuh di pantai dan

dataran dengan ketinggian 1000 m dan pohonnya dapat mencapai ketinggian 30 m.


18. Nipah (Nypa fruticans)
Umumnya tumbuh di daerah rawa yang berair payau atau daerah pasang surut di tepi
pantai atau di wilayah hutan mangrove.batang menjalar di tanah membentuk rimpang
dan terendam di dalam lumpur. Tandan bunga disadap untuk diambil niranya dan daun

digunakan sebagai bahan kerajinan tangan seperti topi, tas, tikar, dan anyaman.
19. Palem (Areca catechu)
Batang lurus dengan ketinggian dapat mencapai 25 m dan diameter 15 cm, pelepah
daun berbentuk tabung dan tangkai daun pendek, helain panjangnya 80 m, buah buni.
Habitat dataran rendah hingga ketinggian 1400 mdpl. Kegunaannya biji pinang dapat

digunakan sebagai obat sakit disentri, diare berdarah, dan kudisan.


Blok Lauraceae
20. Ulin (Eusideroxylon zwageri)
Tumbuh di seluruh Kalimantan dan di Sumatera (Jambi, dengan nama daerah Bulian).
Kayunya sangat awet dan kuat, salah satunya karena mengandung senyawa eusiderin.
Mempunyai kelas awet I dan kelas kuat I dan tenggelam di air Karen BJ > 1.
Populasinya sekarang sangat mengkhawatirkan karena pemanfaatan yang terus-

menerus dan tiada henti.


Blok Gymnospermae
21. Ki Putri (Podocarpus neriifolius)
Daun tunggal bertata alternate, bentuk daun lanset, permukaan atas licin mengkilap

dan permukaan bawah tidak mengkilap, cirri daun simetris


22. Januju (Podocarpus imbricatus)
Mempunyai ciri-ciri yang hampir sama dengan Ki Putri hanya saja daunnya lebih

besar.
23. Araukaria (Araucaria cunninghamii)

Daun tunggal bertata alternate, bentuk daun subulatus, permukaan atas dan bawah
daun hijau licin, daun bersisik tajam kecil-kecil, sisik berbentuk jarum 0,5 1,0 cm

dan berbau resin.


24. Jamuju (Dacrycarpus imbricatus)
Pohon berukuran besar dan evergreen ketinggian dapat mencapai 12 m dan diameter

30 cm, daun tunggal dan bertata alternate.


25. Melinjo (Gnetum gnemon)
Merupakan tumbuhan Gymnospermae yang diduga sebagai peralihan menuju
Angiospermae karena mempunyai kemiripan yang spesifik dengan golongan
Angiospermae. Batang sangat kokoh dan digunakan sebagai bahan bangunan, Biji
tidak terbungkus daging tetapi terbungkus oleh kulit luar, pohon dapat tumbuh
mencapai ketinggian sampai 25 m, tumbuh dari ketinggian 0 1200 mdpl. Biji
mempunyai kandungan antioksidan dan protein yang tinggi namun juga mengandung

senyawa purin yang dapat menyebabkan kenaikan asam urat.


26. Agathis (Agathis dammara)
Pohon yang besar, tinggi hingga 65m; berbatang bulat silindris dengan diameter yang
mencapai lebih dari 1,5 m. Pepagan luar keabu-abuan dengan sedikit kemerahan,
mengelupas dalam keping-keping kecil. Daun berbentuk jorong, 68 23 cm,
meruncing ke arah ujung yang membundar. Runjung serbuk sari masak 46 1,21,4
cm; runjung biji masak berbentuk bulat telur, 910,5 7,59,5 cm. Damar tumbuh
secara alami di hutan hujan dataran rendah sampai ketinggian sekitar 1.200 m dpl.
Namun di Jawa, tumbuhan ini terutama ditanam di pegunungan. Pemanfaatan
dilakukan dengan mengambil getahnya yang disebut kopal juga kayunya digunakan

sebagai bahan baku veneer dan kayu lapis.


27. Agathis (Agathis australis)
Hampir sama ciri-cirinya dengan Agathis dammara namun mempunyai daun dengan

ukuran yang lebih kecil.


28. Tusam (Pinus Carribaea)
Merupakan pohon anggota Gymnospermae dengan daun tunggal bertata verticillate,
tiap vesikel terdapat 3 daun jarum daun lebih kaku dibandingkan dengan Pinus

insularis dan Pinus merkusii. Kegunaannya sebagai penghasil gondorukem.


Blok Myristicaceae
29. Mendarahan (Horsfieldia iryagedhi)
Ciri khasnya arillus menyelubungi seluruh biji, warna merah muda, helai daun

berbulu coklat.
30. Beringin (Ficus benjamina) Moraceae

Terdapat arillus bewarna merah pada bagian ujung yang pecah. Bagian helai bawah
daunnya bewarna putih kelabu. Memiliki morfologi yang percis sama dengan

tumbuhan Myristica fragrans.


31. Rambutan (Nephelium lappaceum) Sapindaceae
Pohon evergreen, cocok hidup pada suhu tropika hangat (suhu rata-rata 25 derajat
Celsius), tinggi dapat mencapai 8 m namun biasanya tajuknya melebar hingga jari-jari
4 m. Daun majemuk menyirip dengan anak daun 5 hingga 9, berbentuk bulat telur.
Buahnya sangat terkenal di masyarakat karena rasanya manis.
Klasifikasi ilmiah

Kerajaan:

Plantae

(tidak termasuk)

Angiospermae

(tidak termasuk)

Eudikotil

(tidak termasuk)

Rosidae

Ordo:

Sapindales

Famili:

Sapindaceae

Genus:

Nephelium

Spesies:

N. lappaceum

Spesies :
Nama Inggris :
Nama Indonesia :
Deskripsi :

Nephelium lappaceum L.
Rambutan
Rambutan
Pohon berukuran cukup besar di vegetasi alaminya, namun pohonpohon hasil perbanyakan (clonal trees) hanya memiliki tinggi sekitar
4-7 m. Daun majemuk menyirip ganda sempurna (paripinnate) sampai
6 pasang anak daun; anak-anak daun berbentuk bulat telur sampai
bulat telur sungsang, berukuran panjang 5-28 cm dan lebar 2-10.5 cm,
permukaan atas daun halus dan terkadang berrambut di bagian ibu
tulang daun, sedangkan permukaan bawah daun berrambut, ujung
daun meruncing. Perbungaan umumnya terminal (terkadang pseudoterminal); terdapat bunga jantan (pada pohon berrumah dua, hanya
benang sari yang berkembang baik) dan bunga hermafrodit (pada
pohon berrumah satu) dimana hanya bunga betina atau jantan saja
yang berkembang, bunga bersimetri banyak (actinomorphic),
berwarna putih atau kuning atau hijau; daun kelopak terdiri atas 4-5(7) daun yang saling lepas; umumnya tidak ada daun-daun mahkota,
terkadang dari 4 daun mahkota terreduksi menjadi satu daun saja
dengan ukuran yang tidak lebih dari 0.7-2.1 mm; benang sari (4-)5-8(9); tangkai benang sari diselaputi rambut-rambut panjang khususnya
di bagian pangkalnya; posisi kepala sari terlungkup menghadap ke

samping dan tergolong dapat pecah (anther dehiscing latero-introrse);


putik 2- atau terkadang 3 ruang daun buah yang berrambut,
berkembang dengan baik di bunga hermafrodit; tangkai kepala putik
berkembang dengan baik. Buah berbentuk samara elips sampai semi
globular, panjang 7 cm dan lebar 5 cm, umumnya terdiri atas satu
lembaga.
Nephelium lappaceum L. tidak dapat dirunut karena antara daerah
budidaya dan daerah asalnya sudah bercampur atau samar. Spesies ini
tersebar mulai dari sebelah selatan Cina (Yunnan dan Hainan) lalu ke
daerah Indo-Cina, Malaysia, Indonesia (Sumatra, Java, Kalimantan,
Distribusi/Penyebaran :
Sulawesi) hingga ke Filippina. Tumbuhan ini dibudidayakan di
seluruh kawasan tropis-lembap Asia (Sri Lanka sampai New Guinea),
dan dalam jumlah kecil dibudidayakan di kawasan tropis-lembap
Amerika, Afrika dan Australia.
Rambutan dapat tumbuh subur pada daerah dataran rendah tropis
lembap, pada ketinggian dari permukaan air laut hingga 600 m dpl.
Tumbuhan ini menyusun lapisan kanopi bawah dan tengah hutan
primer dan sekunder, yang tersebar dari daratan kering sampai
Habitat :
berpaya. Curah hujan yang berlangsung di habitat alaminya dapat
mencapai 2500 mm per tahun. Jenis ini menyukai tumbuh pada tanah
subur berpasir yang kaya humus atau tanah liat yang kaya humus,
dengan pH tanah berkisar antara 4.5-6.5.

32. Leci (Litchi sinensis) famili : Sapindaceae


Merupakan pohon tertua yang di tanam di Kebun Raya Bogor pada tahun 1823,

mempunyai cirri khas buah edible mirip rambutan


33. Harpulia (Harpullia sphaeroloba)
Daun mejemuk ganda satu bertata alternate dan anak daun bertata opposite,
berbentuk oblongus. Cirri khusus tepi daun bergelombang dan pertulangan daun

terlihat jelas.
34. Bintaro (Cerbera odollam) famili : Apocynaceae
Daun berbentuk memanjang simetris dan menumpul pada bagian ujung, alternate,
memiliki panjang rata-rata 25 cm. Bunga terdapat pada ujung pedikel simosa dengan
lima petal yang sama atau disebut pentamery, corolla berbentuk tabung dan ada warna
kuning di tengahnya. Buah drupe (buah biji) yang terdiri dari tiga lapisan yaitu
eksokarp (kulit terluar buah), mesokarp (lapisan tengah berupa serat seperti sabut
kelapa), dan endocarp (biji yang dilapisi kulit biji). Buah tidak dapat dikonsumsi

karena mengandung zat racun.


Blok Sapotaceae
35. Nagasari (Palaquium rostratum)
Pohon besar dengan ketinggian dapat mencapai 30 m dan diameter dapat mencapai
120 cm, batang lurus bulat dengan banir tipis. Pohon ini banyak tumbuh di hutan
tropika di dataran rendah sampai 1500 m dpl, seringkali tumbuh di daerah berawa.

Kayunya digunakan sebagai perabot rumah dan mebel, buah dapat dimakan dan
bijinya mengandung lemak yang banyak untuk memasak, bunga dapat dimanfaatkan

sebagai obat anti diare.


36. Sawo duren (Chrysophyllum cainito)
Daun tunggal, tata dau alternate dan berbentuk ovalis, permukaan atas daun hijau
perak dan permukaan bawahnya coklat keemasan, ranting coklat berbulu dan

umumnya bergetah putih.


37. Sawo kecik (Manilkara kauki)
Daun tunggal bertata alternate, pemukaan atas daun hijau dan permukaan bawah putih
keperakan, bentuk daun ovalis, ujung daun membulat, biasanya pohon ini bergetah

putih
Blok Sterculiaceae
38. Coklat (Theobroma cacao)
Merupakan tumbuhan perennial (tahunan) berbentuk pohon, di alam dapat mencapai
ketinggian 10 m, dalm pembudidayaan tingginya dibuat kurang lebih 5 m dengan
tajuk menyamping untuk memperbanyak ranting produktif. Bunga tumbuh di batang
(cauliflorus). Buah kakao merupakan komoditas penting dalam perekonomian, pada

tahun 2005 Indonesia menempati nomor 3 sebagai penghasil kakaoterbesar di dunia.


39. Bayur (Pterospermum javanicum)
Pohon besar tingginya dapat mencapai 45 m dengan daun tunggal bertata dau
alternate, bentuk daun ovatus, permukaan atas daun hijau tua dan permukaan
bawahnya keemasan berbulu, bunga berupa malai terminal di ketiak, buah kotak
silindris, tumbuh di hutan dataran rendah sampai dengan ketinggian 1000 m dpl.
Penghasil kayu pertukangan berkualitas baik, digunakan sebagai mebel dan perkakas

rumah tangga dan sering digunakan untuk konstruksi bangunan.


40. Kepuh (Sterculia foetida)
Pohon besar yang menggugurkan daun tumbuh dapat mencapai 30 m, daun majemuk
menjari berkumpul di ujung ranting, anak daun berjumlah 7 9, jorong lonjonga
dengan ujung dan pangkal meruncing, bunga majemuk dalam malai dekat ujung
ranting, buah bumbung besar berkulit tebal berwarna merah. Menyebar luas mulai
Afrika Timur, Asia Selatan,Asia Tenggara, Kepulauan Nusantara, hingga Australia.

Habitat dataran rendah hingga ketinggian 500 m dpl.


41. Pohon Kola (Cola acuminata)
Ciri khasnya biji mengandung kafein, dapat menjadi bahan dasar pembuatan

minuman ringan dan obat-obatan. Tumbuhan ini berasal dari Afrika.


42. Manggis (Garcinia szygifolia)

Pohon dengan ketinggian 4 24 m, diameter batang dapat mencapai 9,95 85,5 cm.
potensi Garcinia selain untuk buah seperti manggis, juga digunakan sebagai pohon

pinggir jalan, reboisasi, pencegah erosi, juga makanan bagi satwa liar
Blok Anacardiaceae
43. Rengas (Gluta wallichii)
Bergetah hitam dan getahnya beracun, kegunaannya yaitu sebagai penghasil kayu
44. Gandaria (Bouea oppositifolia)
Pohon dengan ketinggian dapat mencapai 27 m dengan tajuk rapat. Daun tunggal
dengan bentuk bulat telur-lonjong sampai bentuk lanset., waktu muda berwarna putih
lalu berangsur menjadi ungu tua kemudian menjadi hijau tua. Bunga malai muncul di
ketiak daun. Buah batu agak bulat berwarna kuning sampai jingga dengan rasa asam
sampai manis. Merupakan tumbuhan tropik basah dan dapat tumbuh pada tanah yang
ringan dan subur. Tumbuh liar di hutan dataran rendah sampai ketinggian di bawah

300 m dpl.
45. Kenari (Canarium zeylanicum) Burseraceae
Pohon dengan ketinggian dapat mencapai 60 m, dengan diameter sampai 200 cm.
batangnya lurus bulat berbanir besar, berkulit halus dan mengelupas berwarna abuabu. Daun majemuk menyirip. Bunga tersusun dalam malai yang tumbuh pada ketiak

daun.
Blok Dipterocarpaceae
46. Meranti Layang (Shorea pinanga)
Buah bersayap dan yang berkembang adalah tiga sayap. Daun seperti daun pinang,

mempunyai daun penumpu dan tidak mudah rontok.


47. Keruing (Dipterocarpus trinervis)
Pohon dengan daun tunggal bertata alternate, bentuk daun oval, mempunyai daun
penumpu berupa intrapetiolaris stipule dan pertulangan daun pada bagian bawah

permukaan daun terlihat jelas.


48. Gaharu (Aquilaria malacensis) suku : Thymelameaceae
Pohon dengan ketinggian dapat mencapai 40 m dan diameter lebih dari 60 cm. batang
lurus bulat tidak berbanir, tajuknya bulat lebat dan percabangan horizontal. Daun
tunggal, berseling, tebal, berbentuk jorong atau jorong lanset. Bunga berbentuk
paying tumbuh pada ketiak daun, berukuran kecil dan berwarna hijau atau kuning
kotor. Jenis ini tersebar dari India, Birma, dan Malesia (Semenanjung Malaya,
Filipina, Sumatera, Kalimantan bagian timur dan utara). Tempat tumbuh hutan primer
rendah, dengan ketinggian sampai dengan kira-kira 300 m dpl. Kayu ini sangat harum
dan penggunaannya lebih banyak sebagai bahan untuk fumigasi dan sebagai dupa
dalam upacara adat dan agama di India dan kawasan Asia Tenggara.

49. Kamper (Dryobalanops aromatica)


Pohon dengan ukuran tinggi dapat mencapai 60 m dan diameter dapat mencapai 70
cm, daun tunggal dan berseling, memiliki daun penumpu di sisi ketiak berbentuk garis
dan mudah luruh. Buah agak besar mengkilap dan bersayap sebanyak 5 helai. Pohon
ini tersebar mulai dari Indonesia (Sumatera dan Kalimantan) dan Malaysia. Tanaman

ini berfungsi sebagai penghasil kamper atau kapur barus.


Blok Casuarinaceae
50. Cemara (Casuarina sumatrana)
Pohon berdaun majemuk dengan tata daun verticillate, bentuk daun seperti sisik dan
menyerupai cabang-cabang, mudah patah dan rontok. Buahnya bonggol berbentuk
kerucut, berbiji keras bersayap, terbungkus oleh dua sisik mengayung dan semuanya

terbuka seperti kapsul bilabuahnya telah masak.


Blok Anonaceae
51. Ki Burahol (Stelechocarpus burahol)
Pohon dengan ketinggian dapat mencapai hingga 25 m dengan diameter dapat
mencapai hingga 40 cm. Daun mempunyai komposisi tunggal bertata alternate,
bentuk daun oblongus, permukaaan atas daun hijau tua mengkilap dan permukaan
daun hijau muda mengkilap, pertulangan daun marginal vein. Buah tumbuh di batang
atau cauliflora. Pohon ini dapat tumbuh pada habitat berupa hutan sekunder yang
terdapat di dataran rendah hingga ketinggian 600 m dpl. Pohon ini menjadi
kegemaran para putri keraton di Jawa karena buahnya dapat menjadi obat penghilang
bau badan dan berjhasiat dalam kecantikan. Pohon ini merupakan pohon langka dan
merupakan flora identitas Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

Setelah mengunjungi pohon Ki Burahol (Stelechocarpus burahol), praktikum lapang


ini dinyatakan selesai dan para praktikan diperbolehkan pulang atau mengunjungi
rumah anggrek maupun tempat-tempat lain di Kebun Raya Bogor bagi yang berkenan.

BAB IV
KESIMPULAN

Berdasarkan praktikum lapang yang dilakukan oleh praktikan di Kebun Raya Bogor,
maka diperoleh banyak manfaat antara lain dapat mengetahui sejarah berdirinya dan
kondisi Kebun Raya Bogor sebagai kebun botani tropika di Indonesia. Praktikum
lapang ini juga dapat merupakan aplikasi dalam mengenali jenis-jenis pohon hutan
tropika yang telah dipelajari dalam kuliah dan praktikum karena praktikan dapat

melihat dan mengidentifikasi langsung jenis-jenis pohon yang ada di Kebun Raya

Bogor.
Kebun Raya Bogor hanyalah merupakan sebuah miniatur saja bagi kekayaan vegetasi
Indonesia. Jika dilihat secara keseluruhan wilayah Indonesia , maka sungguh banyak
sekali keanekaragaman hayati Indonesia. Oleh karena itu kita sebagai masyarakat
Indonesia wajib bangga dengan kekayaan alam yang besar ini dan turut serta dalam
usaha melestarikan kekayaan alam ini

Getah pinus berada pada batang dimana didalam saluran getah yang arahnya vertical
( longitudinal ) maupun horizontal ( radial ). Saluran getah ini terbentuk secara lisigen,
sizogen, maupun sizoligen. Beberapa ketentuan pohon pinus yang akan disadap : Diameter
limit cupping, diameter pohon pinus yang akan dsadap adalah diatas 15cm; Selective
cupping, pohon-pohon yang akan disadap adalah pohon yang waktu mendatang dijarangi atau
ditebang yaitu sejak umur 10 tahun samapai pada daur tebangan atau umur penjarangan.
Biasanya dilakukan pada perusahan pengelolaan pinus yang menggunakan pinus untuk
berbagai kegunaan

Januju

dari suku Podocarpaceae ini adalah Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub. Memiliki
beberapa nama sinonim seperti : Bracteocarpus imbricatus (Blume) A.V.Bobrov & Melikyan;
Bracteocarpus kawaii (Hayata) A.V.Bobrov & Melikyan; Nageia cupressina (R.Br. ex Benn.)
F.Muell.; Podocarpus cupressinus R.Br. ex Benn.; Podocarpus imbricatus Blume;
Podocarpus javanicus (Burm.f.) Merr.; Podocarpus kawaii Hayata; dan Thuja javanica
Burm.f.

Klasifikasi Ilmiah Jamuju. Kerajaan: Plantae. Divisi: Tracheophyta. Kelas:


Pinopsida. Ordo: Pinales. Famili: Podocarpaceae. Genus: Dacrycarpus.
Spesies: Dacrycarpus imbricatus (Blume) de Laub
Ki buharol

Klasifikasi ilmiah
Kerajaan: Plantae
Filum:

Magnoliophyta

Kelas:

Magnoliopsida

Ordo:

Fabales

Famili:

Annonaceae

Genus:

Stelechocarpus
Spesies

Stelechocarpus burahol
(Blume) Hook. & Thomson

Você também pode gostar