Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 4
LAPORAN PENDAHULUAN
1.1
Definisi
Perinatal asfiksia (berasal dari bahasa Yunani sphyzein yang artinya "denyut
Klasifikasis
Ada dua macam jenis asfiksia, yaitu :
Asfiksia livida (biru)
Asfiksia pallida (putih)
Klasifikasi asfiksia berdasarkan nilai APGAR
1.3
Etiologi
Beberapa kondisi tertentu pada ibu hamil dapat menyebabka ngangguan
Faktor Ibu
2.
Lilitan talipusat
3.
Faktor Bayi
Manifestasi Klinis
Appnoe primer
Appnoe sekunder
: Apabila
asfiksia
berlanjut
bagi
menunjukan
STADIUM I
Sangat waspada
STADIUM II
STADIUM III
Lesu (letargia)
Pinsan
kesadaran
Tonus otot
Normal
Postur
Normal
Refleks tendo / Hyperaktif
Hipotonik
Fleksi
Hyperaktif
koma
Flasid
Disorientasi
Tidak ada
klenus
Mioklonus
Ada
Refleks morrow Kuat
Pupil
Midriasis
Ada
Lemah
Miosis
Tidak ada
Tidak ada
Tidak sama, refleks
Kejang-kejang
EEG
cahaya jelek
Lazim
Deserebrasi
1aktifitas kejang-Supresi
ledakan
Tidak ada
Normal
kejang Voltase
Lamanya
24
jam
kemajuan
Hasil akhir
Baik
jika
sampai isoelektrik
rendah
ada24 jam sampai 14Beberapa
hari
sampai
Bervariasi
minggu
Kematian,
berat
1.6
Kejang
(stupor),
hari
beberapa
defisit
Nilai
Tanda
Warna(apperence)
1
Tubuh merah
Denyut
jantung(pulse)
Kepekaan
reflek(gremace)
Tonus otot(activity)
Usaha
nafas(respisration)
muda
>100
Tidak ada
Merintih
Menangis kuat
Lemah
Tidak ada
Seluruhnya merah
Tidak ada
Klasifikasi :
1.7
Fleksi pada
Gerakan aktif
ekstremitas
Lambat, tidak
Menangis dengan
teratur
keras
1.8
1.
PemeriksaanPenunjang
Darah
2.
metabolik.
pCO2 (normal 35 45 mmHg). Kadar pCO2 pada bayi post asfiksia
3.
4.
1.9
enterokolitis, nekrotikans, kejang, koma. Tindakan bag and mask berlebihan dapat
menyebabkan pneumotoraks.
1. Otak : Hipokstik iskemik ensefalopati, edema serebri, palsi serebralis.
2. Jantung dan paru: Hipertensi pulmonal persisten pada neonatorum,
perdarahan paru, edema paru.
3. Gastrointestinal: enterokolitis, nekrotikans.
4. Ginjal: tubular nekrosisakut, siadh.
5. Hematologi: dic
1.10
Penatalaksaan
Tahapan resusitasi tidak melihat nilai apgar. Tindakan resusitasi bayi baru
lahir mengikuti tahapan-tahapan yang dikenalsebagai ABC resusitasi, yaitu :
Langkah awal perlu dilakukan dalam 30 detik langkah tersebut adalah (HAIKAP)
1. Jaga bayi tetap hangat
Letakkan bayi di atas kain yang ada di atas perut ibu
Bungkus bayi dengan kain tersebut, potong tali pusat
Pindahkan bayi ke atas kain ditempat resusitasi
2. Atur posisi bayi
Baringkanlah bayi terlentang dengan kepala didekat penolong
Ganjal bahu agar kepala sedikit ekstensi
3. Isap Lendir
Gunakan alat penghisap lendir De Lee dengan cara sebagai berikut :
Isap lendir mulut dari mulut dulu kemudian hidung
Lakukan penghisapan saat alat penghisap ditarik keluar, jangan lebih dari
5 cm ke dalam mulut dan lebih dari 3 cm ke dalam hidung.
4. Keringkanlah dan Rangsang Bayi
Keringkanlah bayi mulai dari muka, kepala dan bagian tubuh lainnya
dengan sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai
bernafas sedikit tekanan. Rangsangan ini dapat membantu BBL mulai
bernafas
Lakukan rangsangan taktil dengan beberapa cara
Menepuk atau menyentil telapak kaki
Menggosok perut, dada, punggung atau tungkai kaki dengan telapak
tangan
- Ukuran
sutura
kepala
besar
dalam
hubungan
dengan
tubuh,
Warna kulit
d. Keamanan
-
Menangis lemah
e. Makanan / Cairan
B.
Diagnosa Keperawatan
a. Letakkan bayi telentang dengan alas yang datar, kepala lurus dan leher sedikit
ekstensi dengan meletakkan bantal atau selimut diatas bahu bayi sehingga bahu
terangkat 2-3cm
b. Pantau saturasi O2 dengan oksimetri
c. Pantau hasil Analisa Gas Darah ( AGD )
Rasional :
a. Memberikan rasa nyaman dan mengantisipasi fleksi leher yang dapat
mengurangi kelancaran jalan nafas
b. Untuk mengetahui kadar O2 dalam jaringan apakah dalam batas normal atau
terjadi gangguan
c. Mengidentifikasikan adanya perubahan yang dapat menunjukan adanya
peningkatan / penurunan status kesehatan
4. Resiko gangguan termoregulasi : hipotermia b.d kemungkinan
kehilangan panas tubuh BBL melalui radiasi, konveksi, konduksi, dan evaporasi.
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama proses keperawatan
diharapkan suhu tubuh normal.
Intervensi :
a. Hindarkan bayi dari kedinginan dan tempatkan pada lingkungan hangat
b. Monitor gejala yang berhubungan dengan hipotermi, misal fatigue, apatis, dan
perubahan warna kulit.
c. Monitor temperatur dan warna kulit
d. Monitor adanya brakikardi
e. Jaga temperatur suhu tubuh bayi agar tetap hangat
f. Tempatkan BBL pada inkubator bila perlu
Rasional :
a. Bayi sulit mempertahankan suhu tubuhnya sehingga perawat perlu mencegah
kehilangan panas dari tubuh bayi
b. Mendeteksi tanda dan gejala hipotermia
c. Mendeteksi tanda dan gejala hipotermia