Você está na página 1de 7

Persediaan dapat mengambil berbagai bentuk, tergantung pada jenis usaha

perusahaan yang bersangkutan. Untuk usaha eceran dan perkulakan, persediaan


terpenting adalah barang dagang. Untuk rumah sakit, makanan dan obat-obatan.
Perusahaan manufaktur memiliki persediaan bahan baku, bahan lain untuk
proses produksi, barang dalam proses manufaktur, dan barang jadi tersedia
untuk dijual.
2.1 PEMERIKSAAN SIKLUS PERSEDIAAN

Persediaan terdiri dari berbagai bentuk yang berbeda, tergantung pada


sifat kegiatan usaha. Audit atas persediaan sering kali merupakan bagian audit
yang rumit dan memakan banyak waktu,karena:
a. Pada umumnya persediaan merupakan jenis perkiraan yang besar di dalam
neraca,
dan sering merupakan unsur terbesar dari keseluruhan modal kerja (working
capital account)
b. Persediaan berada pada lokasi yang berbeda, yang menyulitkan
pengendalian secara fisik serta penghitungannya
c. Keanekaragaman jenis persediaan menyebabkan berbagai kesulitan bagi
auditor
d. Penilaian atas persediaan juga selalu menyulitkan karena adanya faktor
keuangan
dan kebutuhan untuk mengalokasikan biaya-biaya pabrik ke dalam persediaan
e. Adanya beberapa metode penilaian persediaan yang dapat digunakan, tapi
setiap
klien tertentu harus menggunakan satu metode secara konsisten dari tahun ke
tahun.

Sifat dasar audit atas siklus persediaan adalah eratnya hubungan siklus ini
dengan siklus-siklus transaksi lain di dalam organisasi tersebut. Hubunganya
dengan siklus perolehan dan pembayaran serta siklus penggajian dan personalia
dilihat dari pendebitan-pendebitan ke dalam perkiraan bahan baku, tenaga kerja
langsung (direct labour), dan overhead pabrik (manufacturing overhead) dalam
bentuk-T. Hubungannya dengan sikluspenjualan dan penagihan dapat dilihat dari
pengurangan barang jadi dan pembebanan ke harga pokok penjualan.
2.2 FUNGSI BISNIS DALAM SIKLUS PERSEDIAAN DAN DOKUMEN TERKAIT

Siklus persediaan dan pergudangan dapat dikatakan adalah paduan dari dua
sisitem yang terpisah tapi erat berhubungan. Yang pertama adalah arus barang
secara fisik, dan yang kedua adalah biaya yang terkait. Selama persediaan
bergerak dalam perusahaan,harus ada pengendalian yang cukkup baik atas
pergerakan fisik maupun biaya-biaya yang terkait. Pemeriksaan sekilas terhadap

enam fungsi yang membentuk siklus persediaan dan pergudangan akan


membantu mahasiswa untuk memahami pengendalian tersebut dan bahan bukti
audit yang diperlukan untuk menguji efektifitasnya.
-

MEMPROSES ORDER PEMBELIAN

Permintaan pembelian digunakan untuk memeinta bagian pembelian untuk


meng-order barang persediaan. Permintaan dapat diajukan pegawai gudang
pada saat persediaan mencapai tingkat tertentu, untuk material yang akan
digunakan memproduksi order tertentu pelanggan, atau dilakukan atas dasar
perhitungan periodik dari personil yang berwenang. Apapun metode yang
digunakan, pengendalian atas permintaan pembelian dan order pembelian yang
terkait harus dievaluasi dan diuji sebagai bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran.
-

MENERIMA BAHAN BAKU BARU

Penerimaan barang yang di order adalah bagian dari siklus perolehan dan
pembayaran. Barang diterima harus diperiksa kuantitas dan kualitasnya. Bagian
yang menerima membuat laporan penerimaan barang yang menjadi bagian
daridokumentasi yang perlu sebelum pembayaran dilakukan setelah inspeksi,
barang dikirim ke gudang dan dokumen penerimaan dikirimkan kebagian
pembelian, gudang dan hutang usaha.
-

MENYIMPAN BAHAN BAKU

Setelah barang diterima, penyimpanan dilakukan di gudang sampai saatnya


dibutuhkan untuk proses produksi. Barang tersebut dikeluarkan gudang setelah
ada permintaan yang diotorisasi, perintah kerja, dan dokumen lain yang
menyebutkan jenis dan jumlah barang yang diminta.dokumen permintaan ini
dugunakan untuk manufaktur berkas induk persediaan perpetual dan
membukukan perpindahan dari akun bahan baku ke akun barang dalam proses.
-

MEMPROSES BARANG

Proses pengerjaan barang dalam siklus persediaan dan pergudangan sangat


bervariasi untuk masing-masing perusahaan. Besarnya jumlah barang yang akan
diproduksi secara umum dipengaruhi order pelanggan. Ramalan penjualan,
tingkat persediaan barang jadi yang telah ditetapkan, dan ekonomis tidaknya
proses produksi seringkali bagian pengandalian produksi, harus dibuat ketentuan
yang mengatur kuantitas produksi, pengendalian barang rusak, pengawasan
kualitas dan perlindungan fisik terhadap barang dalam proses. Bagian produksi
harus mengadakan laporanproduksi dan barang rusak sehingga catatan
akuntansi dapat mencerminkan pergerakan barang dan biaya produksi yang
akurat.
Dalam perusahaan manufaktur struktur pengendalian intern akuntansi biaya
yang baik adalah bagian penting dari fungsi proses barang. Struktur
pengendalian intern diperlukan untuk menunjukkan profitabilitas relatif berbagai
produk, untuk perencanaan dan pengendalian, dan untuk menilai persediaan
bagi tujuan pelaporan keuangan. Ada dua jenis sistem biaya secaa umum,
walaupun banyakvariasi dan kombinasi dalam praktik: sistem job-order
(pekerjaan order) dan proces cost (biaya proses).perbedaan utamanya adalah
pada job-order biaya yang timbul diakumulasikan pada suatu pekerjaan orde

tertentu, dan pada proces-cost biaya per unit produksi dialokasikan kepada tiap
barang proses.
Catatan akuntansi biaya terdiri dari berkas induk, neraca lajur dan laporan dan
laporan yang menunjukkan akumulasi bahan, upah, dan biaya overhead dari
suatu pekerjaan atau proses saat biaya-biaya itu timbul sewaktu pengerjaan
atau produk selesai, biaya yang timbul dipindahkan dari barang dalam proses ke
barang jadi didasarkan laporang bagian penerimaan kas.
-

MENYIMPAN BARANG JADI

Setelah barang jadi selesai dikerjakan bagian produksi, penyimpanan dilakukan


digudang menunggu pengiriman. Dalam perusahaan dengan sisitem
pengendalian intern yang baik, dilakukan pengendalian fisik atas barang jadi
dengan memisahkannya dalam beberapa area dengan akses terbatas.
Pengendalian barang jadi biasanya dianggap bagian dari siklus penjualan dan
penerimaan kas.
-

MENGIRIM BARANG JADI

Pengiriman barang jadi adalah bagian integral dari siklus penjualan dan
penerimaan kas. Tiap pengiriman atau pengeluaran barang jadi harus didukung
dokumen pengiriman yang diotorisasi dengan memadai. Pengendalian untuk
pengiriman telah dibahas pada bab sebelumnya.
-

BERKAS INDUK PERSEDIAAN PERPETUAL

Satu bentuk catatan yang belumdibahas sebelumnya adalah berkas induk


persediaan perpetual. Catatan pepetual yang terpisah biasanya diadakan untuk
pencatatan bahan baku dan barang jadi. Kebanyakan perusahaan tidak
menggunakannya untukbarang dalam proses.
Berkas induk persediaan perpetual hanya memasukkan informasi mengenai
jumlah unit persediaan yang dibeli, dijual dan yang tersimpan atauinfomasi
mengenai biaya per unit. Untuk yang terakhir biasanya terdapat pada sisitem
yang terencana dan terkomputerisasi.
Untuk pembelian bahan baku, berkas induk persediaan perpetual diperbaharui
secara otomatis pada saat pembelian bahan diproses dalam sistem pencatatan
transaksi perolehan. Misalnya, saat sistem komputer memasukkan jumlah unit
dan biaya tiap pembelian bahan, informasi ini digunakan untuk memutakhirkan
berkas induk persediaan perpetual bersamadengan jurnal perolehan dan berkas
induk hutang usaha. Bab 16 menguraikan bagaimana pencatatan transaksi
pembelian.
Pemindahan bahan baku dari gudang harus dibukukan terpisah dalam komputer
untuk memperbaharui catatan perpetual persediaan. Hanya jumlah unit barang
yang dipindahakan yang perlu dibukukan karena komputer dapat menentukan
harga per unitnya dari berkas induk. Berkas induk perpetual persediaan bahan
baku berisi, untuk tiap jenis bahan baku,saldo awal dan akhir unit barang dan
harga per unitnya, jumlah dan biaya per unit tiap pembelian, dan jumlah dan
biaya per unit bahan yang dikeluarkan untuk produksi.
Berkas indukperpetual persediaan barang jadi mengikutkan informasi serupa
dengan bahan baku, tetapi dengan kompleksitas yang lebih besar jika catatan

biaya per unit juga diikutkan. Biaya-biaya barang jadi terdiri dari bahan baku ,
buruh langsung dan biaya overhead yang seringkali membutuhkan alokasi dan
pencatatanyang rinci jika catatan perpetual menyertakan biaya per unit,
pencatatan akuntansi biayanya harus diintigrasikan dalam suatu sistem
komputer.
-

IKHTISAR DOKUMENTASI PERSEDIAAN

Pergerakan fisik dan dokumentasi yang terkait dalam siklus dasar persediaan
dan pegudangan. Ini menekankan suatu hal penting yaitu bahwa pencatatan
biaya dan penggerakan persediaan harus sejalan dengan arus penggerakan fisik
persediaan.

2.3 BAGIAN-BAGIAN DARI AUDIT ATAS PERSEDIAAN


Tujuan menyeluruh dalam audit atas persediaan dan pergudangan adalah untuk
menetuksn apakah perrsediaan bahan baku, barang dalam proses, dan barang
jadi telah disajikan secara wajar dalam laporan keuangan. Siklus dasar
persediaan dan pergudangan dapat dibagi menjadi 5 bagian tesendiri.
MEMPEROLEH DAN MENCATAT BAHAN BAKU, BIAYA BURUH DAN
OVERHEAD
pemrosesan order pembelian, penerimaan bahan baku, dan penyimpanan bahan
tersebut. Pengendalian intern untuk ketiga fungsi ini dipahami lebih dahulu untuk
kemudian diuji sebagai bagian dari pelaksanaan pengujian atas pengendalian
dan pengujian substantif atas transaksi dalam siklus perolehaan dan
pembayaran, auditor harus telah menyimpulkan bahwa pembelian bahan baku
dab biaya manufaktur telah disajikan secara wajar. Demikian pula jika upah
adalah bagian penting dari persediaan, pengujian atas siklus penggajian dan
kepegawaian memberikan verifikasi pencattan akuntansi yang memadai.
-

TRANSFER AKTIVA DAN BIAYA

Pemindahan intern tercermin dalam fungsi keempat dan kelima dalam gambar
18-2. Pemrosesan barang dan penggudangannya. Kedua kegiatan ini tidak
berkaitan dengan siklus lain, dan kerenanya harus dibahas dan di uji dalam
pengujian siklus persediaan dan pergudangan. Catatan akuntansi yang berkaitan
dengan fungsi-fungsi ini disebutkan catatan akuntansi biaya.
-

PENGIRIMAN BARANG DAN PENCATATAN PENDAPATAN DAN BIAYA

Catatan pengiriman barang dan biaya yang terkait. Fungsi terakhir pad gambar
18-2, adalah bagian dari siklus penjualan dan penerimaan kas, jadi,
pengujianterhadap pengendalian intern pada fungsi tersebut dilakukan sebagai
bagian dari audit atas siklus penjualan dan penerimaan kas. Pengujian atas
transaksi harus meliputi prosedur verifikasi untuk akurasi berkas induk
persediaan perpetual.
-

PENGAMATAN FISIK PERSEDIAAN

Pengamatan perhitungan fisik persediaan oleh klien diperlukan untuk


menentukan apakah persediaan yang tercatat bener-benar ada pada tanggal
neraca dan dihitung dengan benar oleh klien. Persediaan adalah area audit

pertama dimana pengamatan fisik adalah jenis bahan bukti yang penting yang
digunakan untuk verifikasi saldo akun tersebut. Pengamatan fisik akan di bahas
lebih lanjut dalam bab ini.
-

MENILAI HARGA DAN MENGKOMPLIKASIKAN PERSEDIAAN

2.4 AUDIT ATAS AKUNTANSI BIAYA


Struktur pengendalian intern akuntansi biaya dari perusahaan yang berbeda
akan lebih bervariasi dari struktur pengendalian intern lainnya karena
beragamnya jenis persediaan, dan tingkat kecanggihan yang diinginkan
manajemen. Misalnya, sebuah perusahaan yang memproduksi seluruh bagian
dari mesin pertanian akan memeliki pencatatan dan pengendalian intern yang
sangat berlainan dari perusahaan perakitan yang membuat dan memasang rak
dari baja. Juga perusahaan kecil dimana keterlibatan pemilik cukup besar dalam
proses produksi pencatatanya akan lebih sederhana dari perusahaan manufaktur
dengan berbagai produk.

PENGENDALIAN AKUNTANSI BIAYA

Pengendalian akuntansi biaya adalah hal-hal yang berkaitan denganpersediaan


fisik dan biayayang terkait dari titik dimana bahan baku diminta pengorderannya sampai titik dimana barang jadi selesai diproduksi dan dipindahkan
ke gudang. Untuk memudahkannya, pengendalian ini dibagi menjadi dua
katagori: pengendalian fisik atas persediaan: bahan baku, barang dalm proses,
dan barang jadi, serta pengendalian atas biaya yang berkaitan dengannya .
Hampir semua perusahaan memerlukan pengendalian fisik atas aktiva mereka
untuk menghindari penyalahgunaan atau pencurian. Salah satu bentuk
perlindungan aktiva yang utama adalah penggunaan gudang yang terpisah-pisah
dengan akses terbatas untuk bahan baku, barang dalam proses dan barang jadi.
Dalam kasus tertentu, penugasan pegawai tertentu yang brtanggung jawab
secara spesifik pada persediaan untuk melindungi aktiva perusahaan.
Persetujuan melalui dokumen yang prenumbered untuk otorisasi pemindahan
persediaan juga melindungi aktiva dari penyalahgunaan. Salinan dari dokumen
ini harus dikirim langsung kebagian akuntansi oleh pihak pembuatnya tanpa
melewati pihak yang menangani barang secara fisik. Contoh penggunaan yang
efektif jenis dokumen ini adalah persetujuan untuk permintaan bahan baku dari
gudang.
Berkas induk persediaan perpetual yang di pegang oleh pegawai yang tidak
memiliki akses pada aktiva adalah pengendalian akuntansi biaya yang juga
penting. Berkas induk persediaan perpetual penting karena beberapa hal: ia
menyediakan catatan tentang jumlah persediaan yang ada, yang akan
digunakan sebagai dasar untuk produksi atau pembelian tambahan bahan baku
atau bahan lain; ia juga memeberi catatan tentang penggunaan bahanbaku dan
penjualan barang jadi, yang dapat ditelaah untuk meneliti keusangan atau
barang yang lambat perputarannya dan juga menyelenggarakan pencatatan
yang dapat digunakan untuk menunjukkan titik pertanggungjawaban atas
penanganan persediaan untuk menyelidiki jika ada perberdaan antaraa
perhitungan fisik dengan jumlah yang ada pada catatan.

Satu hal lagi yang penting untuk mempertimbangkan adalah perlunya suatu
strukrur pengendalian intern yang mengintegrasikan produksi dengan catatan
akuntansi untuk menyajikan biaya yang akurat bagi semua produk. Keberadaan
catatan biaya yang memadai sangat penting bagi manajemen sebagai alat bantu
untuk penentuan harga, pengendalian biaya dan costing persediaan.
-

PENGUJIAN ATAS AKUNTANSI BIAYA

Konsep dalam mengaudit akuntansi biaya sebenarnya tidak berbeda dengan


siklus akuntansi yang lain. Gambar 18-4 menunjukkan metedologi yang harus
diikuti auditor untuk menentukan pengujian mana yang harus dilaksanakan.
Dalam mengaudit akuntansi biaya, auditor berkepentingan dangan empat aspek:
pengendalian fisik atas persediaan, dokumen dan pencatatan pemindahan
barang, berkas induk perpetual persediaan, dan harga per unit.
ISA 315
Prosedur penilaian risiko harus meliputi:
(a) Pertanyaan manajemen, dan orang lain dalam entitas yang pada
pertimbangan auditor mungkin memiliki informasi yang mungkin membantu
dalam mengidentifikasi risiko salah saji material karena kecurangan atau
kesalahan. (Ref:. A6 Para)
(b) Prosedur analitis. (Ref: Para A7-A10.)
(c) Observasi dan pemeriksaan. (Ref:. Para A11)
ISA 540
Mengidentifikasi dan Menilai Risiko Salah Saji Material
10. Dalam mengidentifikasi dan menilai risiko salah saji material, seperti yang
dipersyaratkan oleh ISA 315,5 auditor harus mengevaluasi tingkat ketidakpastian
estimasi terkait dengan perkiraan akuntansi. (Ref:. Para A45-A46)
11. Auditor harus menentukan apakah, dalam pertimbangan auditor, salah satu
dari mereka estimasi akuntansi yang telah diidentifikasi memiliki ketidakpastian
estimasi tinggi menimbulkan risiko yang signifikan. (Ref: Para A47vA51.)
Tanggapan terhadap Risiko Dinilai Salah Saji Material
12. Berdasarkan risiko dinilai dari salah saji material, auditor harus menentukan:
(Ref:. Para A52)
(a) Apakah manajemen telah tepat menerapkan persyaratan kerangka pelaporan
keuangan yang berlaku yang relevan dengan estimasi akuntansi; dan (Ref:. Para
A53-A56)
(b) Apakah metode untuk membuat estimasi akuntansi sesuai dan telah
diterapkan secara konsisten, dan apakah perubahan, jika ada, estimasi akuntansi
atau dalam metode untuk membuat mereka dari periode sebelumnya sesuai
dalam situasi. (Ref:. Para A57-A58)
ISA 620
Alam, Waktu dan Tingkat Prosedur Audit
8. sifat, waktu dan luasnya prosedur auditor sehubungan dengan persyaratan
dalam paragraf 9-13 dari ISA ini akan bervariasi tergantung pada keadaan.
Dalam menentukan sifat, waktu dan luasnya prosedur tersebut, auditor harus
mempertimbangkan hal-hal termasuk: (Ref:. Para A10)
(a) Sifat masalah yang pekerjaan yang ahli terkait;

(b) risiko salah saji material dalam hal ini yang bahwa pekerjaan ahli
berhubungan;
(c) Pentingnya kerja yang ahli dalam konteks audit;
(d) pengetahuan auditor dan pengalaman dengan pekerjaan sebelumnya yang
dilakukan oleh ahli itu; dan
(e) Apakah ahli yang tunduk pada kebijakan dan prosedur pengendalian mutu
perusahaan auditor itu. (Ref:. Para A11-A13)

Você também pode gostar