Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
disusun oleh:
Marena Thalita
Ines Dhara
Novitasari
Ayu Fazriyah R
Lia Agustin
(121810301031)
(121810301041)
(121810301043)
(121810301045)
(121810301046)
JURUSAN KIMIA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS JEMBER
JEMBER
2015
serta batuk yang dapat mengeluarkan darah akibat terjadinya iritasi. Seperti
halnya akibat terpapar asap rokok, terpapar arsen secara menahun dapat
menyebabkan terjadinya kanker paru.
b. Distribusi
Target utama arsen dalam tubuh adalah hati, meski arsen juga dapat
mempengaruhi mekanisme kerja paru-paru dan ginjal melalui peredaran darah. Arsen
yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian masuk ke
peredaran darah (Wijanto, 2005). Itulah sebabnya pemeriksaan kandungan arsen juga
dilakukan melalui darah. Pada keracunan akut maupun kronis dapat terjadinya
anemia, leukopenia, hiperbilirubinemia.
Arsenik yang terabsorbsi akan terakumulasi di kuku, rambut dan kulit. Kadar As
dalam rambut merupakan indikator yang cukup baik untuk menilai terjadinya
karacunan arsen. Normal kadar As dalam rambut kurang dari 1mug/kg. Namun,
kandungan arsen dalam rambut belum dapat dipastikan akibat paparan langsung atau
melalui metobolisme dan akhirnya terakumulasi di rambut seperti penyimpanan arsen
pada kuku.Arsenik yang terakumulasi sampai pada kuku dan rambut ini tersimpan
dalam bentuk arsenic trioksid.
c. Metabolisme/Biotransformasi Arsenik
Biotransformasi
atau
metabolisme
didefinisikan
sebagai
perubahan
apabila arsen terikat dengan gugus sulfhidril (-SH), terutama yang berada dalam
enzim.Salah satu sistem enzim tersebut ialah kompleks.Piruvat dehidrogenase yang
berfungsi untuk oksidasi dekarboksilasi piruvat menjadi Co-A dan CO 2 sebelum
masuk dalam siklus TOA (tricarbocyclic acid).Dimana enzim tersebut terdiri dari
beberapa enzim dan kofaktor. Reaksi tersebut melibatkan transasetilasi yang
mengikat koenzim A(CoA-SH) untuk membentuk asetil CoA dan dihidrolipoil-enzim,
yang mengandung dua gugus sulfhidril. Kelompok sulfhidril sangat berperan
mengikat arsen trivial yang membentuk kelat. Kelat dari dihidrofil-arsenat dapat
menghambat reoksidasi dari kelompok akibatnya bila arsen terikat dengan system
enzim, akan terjadi akumulasi asam piruvat dalam darah.
Biotransformasi arsen di dalam tubuh terjadi di hati, melewati dua fasa.Hati akan
mengubahnya menjadi bentuk yang tidak merusak dan dibuang lewat urin dalam
waktu 4-5 hari dengan persentase 62,7% (dari total arsenik pada tubuh). Pada fasa 1
melalui reaksi oksidasi aromatik membentuk alkohol (-OH) khususnya oksidasi
benzoapirin karena terdapat epoksid yang dapat menyebabkan bioaktivasi.
Pada fasa 2 arsen akan mengalami reaksi konjugas glutation yang melibatkan
enzim glutation transferase di mana gugus fungsionalnya adalah epoksid hasil
metabolism fasa 1 tadi. Glutation/asam merkapturat(GSH) berperan penting pada
proses detoktifikasi senyawa arsen yang merupakan elektrofilik reaktif penyebab
kerusakan jaringan, karsinogenik, mutagenik dan teratogenikkarena membentuk
ikatan kovalen dengan gugus-gugus neofilik yang terdapat pada protein dan asam
nukleat sel.GSH terdapat pada usus, ginjal, jaringan lain, terutama hati, mengandung
gugus nukleofil sulfihidril (-SH) yang dapat bereaksi dengan senyawa elektrofilik
reaktif sehingga dapat melindungi jaringan sel yang penting.
Keunikan
dari
GSH
adalah
terdapat
atom
yang
memiliki
sifat
Gambar di atas menunjukan perbedaan aktivitas gen yang normal di sel dengan
aktivitas abnormal yang diakibatkan oleh pengikatan arsenic pada reseptor
pengaktivasi gen yang akan menimbulkan kelainan ekspresi gen pada manusia.
Arsenik trioksid yang dapat disimpan di kuku dan rambut dapat mempengaruhi
enzim yang berperan dalam rantai respirasi, metabolisme glutation ataupun enzim
yang berperan dalam proses perbaikan DNA yang rusak. Dalam tubuh, arsenik
organik diubah monometilarsenic acid (MMA) dan akhirnya diubah menjadi
dimetilarsenic acid (DMA) dengan donor metal, S-adenosymetionin (SAM)
dikatalisis oleh metiltransferase dalam glutation yang ada.Derivat metil ini adalah
ribuan lipatan yang dalam jumlah sedikit berpotensi kuat sebagai agen mutagenic dari
pada arsenic anorganik. Arsenik dikonversi di hati dan menjadi metal dengan
toksisitas rendah yang pada akhirnya dapat dikekskresikan melalui urine dan
mengikuti model triphasic dalam waktu 28 jam, 59 jam dan 9 hari berturut-turut
dengan jarak antara 27 jam dan 86 jam dari jenis arsen yang berbeda menunjukkan
tingkatan sebagai berikut:
AS5+<MMA<AS3+<DMA
DNA metiltransferase membutuhkan SAM dan hasil paparan arsen akan
menyebabkan DNA hipometilasi melakukan penipisan metal. Hipometilasi ini akan
terjadi bersamaan dengan transformasi berbahaya dalam level SAM sangat rendah
sehingga dapat menimbulkan kelainan ekskresi gen yang dihasilkan akibat
karsinogenesis.
Minimal dosis akut arsenik yang mematikan pada orang dewasa diperkirakan70200 mg atau 1 mg/kg/hari.Sebagian besar melaporkan keracunan arsenik tidak
disebabkan oleh unsur arsenik, tapi oleh salah satu senyawa arsen, terutama arsenik
trioksida, yang sekitar 500 kali lebih beracun dari pada arsenikum murni. Walt
Klimecki, yang meneliti bagaimana perbedaan genetik mempengaruhi metabolisme
arsen pada University of Arizona mengatakan temuan studi eksploratory mengenai
genetik yang diakitkan antara varian pada As3MT dengan biotransformasi arsenik
makanan laut, umumnya dipahami eksposure arsenik yang kurang berbahaya,
sangatlah provokatif dengan memberikan spektrum substrat yang dikenal
dengan As3MT.
Sebelum diekskresikan arsen akan mengalami fase toksodinamik (interaksi
antara toksin dengan reseptor pada tubuh) melalui interaksi dengan sistem enzim.
Cara arsen berinteraksi dengan system enzim adalah dengan inhibisi secara bolakbalik(reversible /terpulihkan). Arsen merupakan toksik polar inhibitor enzim, di mana
terjadi ikatan non kovalen (ikatan yang lemah ) antara arsendengan enzim sehingga
arsen bisa keluar dari enzim dengan mudah. Ikatan kovalen antara arsen tadi dengan
gugus SH pada enzim, sehingga enzim tidak dapat berfungsi.
R'S
R - As = O + 2R'SH
R - As
R'S
H2O
Reaksi antara Arsen trivalen dengan protein dan enzim yang mengandung sulfihidril.
Waktu paruh biologis pada manusia menyebabkan arsen (As) terkadang kurang
terdeteksi dalam urin. Namun demikian, apabila logam arsen (As) ini berada dalam
jangka waktu yang cukup lama dalam tubuh (long term exposure) maka akan
terakumulasi dalam target organ tubuh (kuku, rambut dan kulit). Sehingga
akanmenimbulkan efek gangguan kesehatan manusia yang bersifat karsinogenik,
mutagenik dan teratogenik dan toksisitasnya dapat bersifat akut dan kronik.
d. Ekskresi
Hasil metabolisme dari arsenik bervalensi 3 adalah asam dimetil arsenik dan
asam monometil arsenik yang keduanya dapat diekskresi melalui urine.Gas arsen
terbentuk dari reaksi antara hidrogen dan arsen yang merupakan hasil samping dari
proses refining (pemurnian logam) non besi (non ferrous metal).Keracunan gas arsin
biasanya bersifat akut dengan gejala mual, muntah, nafas pendek dan sakit
kepala.Jika paparan terus berlanjut dapat menimbulkan gejala hemoglobinuria dan
anemia, gagal ginjal dan ikterus (gangguan hati).Menurut Casarett dan Doulls
(1986), menentukan indikator biologi dari keracunan arsen merupakan hal yang
sangat penting.Arsen mempunyai waktu paruh yang singkat (hanya beberapa hari),
sehingga dapat ditemukan dalam darah hanya pada saat terjadinya paparan
akut.Untuk paparan kronis dari arsen tidak lazim dilakukan penilaian.Keracunan
arsen dapat dideteksi dengan pemeriksaan Uji Marsh dan Uji NAA (Neutron
Activation Analysis).
Prognosis
Pada keracunan akut, jika dilakukan penanganan dengan baik dan penderita
dapat bertahan, maka akan kembali normal setelah sekitar 1 minggu atau lebih.
Pada keracunan kronis akan kembali normal dalam waktu 6 12 bulan.
Logam arsen dibutuhkan dalam berbagai bidang tetapi penggunaan arsen yang
tidak tepat dapat mengakibatkan efek yang fatal bagi kesehatan manusia.Makanan
atau minuman yang mengandung arsen yang tidak tepat akan mempengaruhi
kesehatan. Sehingga perlu berhati-hati memilah-milih untuk makanan yang
dikonsumsi dan perlu dicermati juga kebersihannya.
Daftar Pustaka
Sudarmaji, dkk. 2006. Toksikologi Logam Berat B3 dan Dampaknya terhadap
Kesehatan.www.journal.unair.ac.id/detail_jurnal.phpDiakses
tanggal
31
Oktober 2015
Sukar,
2003.Sumber
dan
Terjadinya
Arsen
Lingkungan.http://www.ekologi.litbang.depkes.go.id/data/vol
%202/sukar22.pdfDiakses tanggal 30 Oktober 2015
di