Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Rangsangan disebut sinyal jika sesuai dengan bukti audit yang sebelumnya
ditemukan selama review kertas kerja. Rangsangan disebut gangguan jika tidak
sesuai dengan bukti audit yang sebelumnya ditemukan selama review kertas kerja.
risiko yang lebih rendah dan piutang dengan fisiko yang lebih tinggi. Dan (2)
persediaan dengan risiko yang lebih tinggi dan piutang dengan risiko yang lebih
rendah. Desain seperti ini digunakan untuk menghindari faktor pengganggu pada
area dan level resikonya.
Ada 3 variabel dimanipulasi dan digunakan untuk menguji hipotesis yaitu
tingkat risiko audit (rendah dan tinggi), area (persediaan dan piutang), dan item
penting (lebih penting dan kurang penting). Ukuran teori pendeteksian sinyal ini
dianggap tepat dalam eksperimen ini karena variabel independen diharapkan
mempengaruhi akurasi dan kriteria keputusan.
Gambar Kurva ROC (Receiver-Operating-Charateristics)
pentingnya informasi yang siknifikan ketika nilai mean akurasi lebih besar untuk item
yang lebih tinggi dibandingkan dengan item yang lebih rendah.
Hipotesis ketiga dan keempat akan diuji dua kali dalam dua incomplete
block ANOVA secara terpisah, dengan tingkat siknifikansi = 5%. Pada ANOVA
yang pertama, kriteria keputusan digunakan sebagai variabel dependen. Pada
ANOVA kedua, variabel dependennya adalah skore investigasi.
Ukuran kriteria keputusan pada masing-masing titik yang diestimasi dapat dapat
dihitung dengan rumus berikut ini:
Keterangan:
= Ukuran kriteria keputusan
Ca
B
= Rasio deviasi standar dari distribusi gangguan terhadap deviasi standar
dari distribusi sinyal.
Z(.)
= Transformasi Skor Z dari tiap probabilitas
Ha
= Hit Rate/ tingkat sukses
= False Alarm Rate
Fa
BAB V. HASIL DAN PEMBAHASAN
Subjek yang digunakan dalam penelitian ini adalah mahasiswa akuntansi yang telah
menyelesaikan mata kuliah auditing II. Subjek berjumlah 50 orang yang terdiri dari
27 laki-laki dan 23 perempuan.
1. Uji Manipulasi
Manipulasi dilakukan pada tingkatan risiko dan area (kasus). Kelompok
subjek I menerima kasus persediaan dengan tingkatan risiko rendah dan kasus
piutang dengan tingkatan risiko yang tinggi. Kelompok subjek lainnya (kelornpok 11)
menerima kasus persediaan dengan tingkatan risiko tinggi dan kasus piutang dengan
tingkatan fisiko yang rendah.
Table 1. Uji Manipulasi
Nilai rata-rata peringkat risiko untuk kondisi risiko tinggi adalah 7.3200 yang
lebih besar dibandingkan dengan nilai rata-rata peringkat risiko untuk kondisi risiko
rendah yaitu 4.0600. Perbedaan ini signifikan secara statistik pada alpha 5%, t=
21.680. Uji manipulasi untuk tingkatan risiko telah berhasil dilakukan.
2. Hasil Eksperimen
Hipotesis pertama mengenai memori auditor akan lebih akurat untuk
informasi yang terkandung dalam area risiko audit yang lebih besar dibandingkan
dengan area fisiko audit yang lebih kecil, didukung seperti yang terdapat pada table
2. Hipotesis kedua mengenai memori auditor akan lebih akurat untuk informasi yang
lebih penting dibandingkan dengan informasi yang kurang penting, juga didukung
seperti yang dije1askan dalam table 2. Nilai rata-rata skor akurasi disajikan dalam
table 2.
Tabel. 2
Persediaan
Kurang Penting
Lebih penting
Piutang
0.5540
0.5720
0.6620
0.7060
0.5630
0.6840
0.6080
0.6390
Nilai rata-rata akurasi memori subjek pada saat menghadapi contoh kasus
atau area yang memiliki risiko tinggi adalah 0.6610. Nilai ini lebih besar bila
dibandingkan dengan nilai rata-rata akurasi memori subjek pada saat menghadapi
contoh kasus atau area yang memiliki fisiko rendah yaitu 0.5860. Perbedaan nilai
rata-rata akurasi memori subjek ini berada dalam arab yang diprediksi dan siknifikan
secara statistik (t = 5.293, P = 0.0005). Dengan kata lain, memori auditor terbukti
lebih akurat dalam kondisi fisiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan kondisi risiko
yang lebih rendah. Hasil empiris ini mendukung hipotesis satu.
Nilai rata-rata akurasi memori subjek pada saat menghadapi contoh kasus
atau area yang lebih penting adalah 0.6840. Nilai ini lebih besar bila dibandingkan
dengan nilai rata-rata akurasi memori subjek pada saat menghadapi contoh kasus
atau area yang kurang penting yaitu 0.5630. Perbedaan nilai rata-rata akurasi
memori subjek ini berada dalam arah yang diprediksi dan siknifikan secara statistik
(t = 8.4]7, P = 0.0002). Dengan kata lain, memori auditor terbukti lebih akurat
dalam kondisi informasi yang lebih penting dibandingkan dengan kondisi infomasi
yang kurang penting. Hasil empiris ini mendukung hipotesis dua.
Hipotesis ketiga mengenai auditor akan kurang bergantung pada memori
untuk informasi yang terkandung dalam area fisiko audit yang lebih besar
dibandingkan dengan area fisiko audit yang lebih kecil, tidak didukung seperti yang
terdapat pada table 3. Hipotesis keempat mengenai auditor akan kurang mungkin
bergantung pada memori untuk informasi yang lebih penting dibandingkan dengan
informasi yang kurang penting, juga tidak didukung seperti yang dijelaskan dalam
table 3. Nilai rata-rata skor kriteria keputusan dalam empat tingkatan disajikan
dalam table 3. Hasil pengujian hipotesis 3 dan 4 sudah dalam arah yang diprediksi,
tapi tidak siknifikan secara statistik.
Tabel 3
Nilai rata-rata keputusan untuk bergantung pada memori lebih rendah pada
area fisiko yang lebih tinggi dibandingkan dengan area fisiko yang lebih rendah.
Subjek kurang ingin bergantung pada memori pada area fisiko yang lebih tinggi
dibandingkan dengan area fisiko yang lebih rendah. Namun hasil ini tidak signifikan
secara statistik (t= 0.5848, P = 0.143). Nilai rata-rata keputusan untuk bergantung
pada memori lebih rendah pada kondisi informasi yang lebih penting dibandingkan
dengan kondisi informasi yang kurang penting. Subjek kurang ingin bergantung
pacta memori pada kondisi informasi yang lebih penting dibandingkan dengan
informasi yang kurang penting. Namun hasil ini tidak siknifikan secara statistik (t =
0.8276, P = 0.123).
BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN
Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh fisiko audit dan pentingnya
informasi pada memori auditor. Risiko audit dan pentingnya informasi dimanipulasi
dalam sebuah eksperimen. Variable dependen yang digunakan dalam penelitian ini
adalah memori yang diukur dengan tingkat akurasi memori auditor dan keinginan
auditor untuk bergantung pada memori.
Hasil penelitian ini mendukung hipotesis pertama dan kedua, bahwa seorang
auditor akan memiliki memori yang lebih akurat untuk informasi yang terkandung
dalam area fisiko audit yang lebih besar dibandingkan dengan area risiko audit yang
lebih kecil. Selain itu, seorang auditor juga akan memiliki memori yang lebih akurat
untuk informasi yang lebih penting dibandingkan dengan informasi yang urang
penting . Hasil empiris penelitian ini signifikan secara statistik dan dalam arah yang
diprediksi.
Penelitian ini juga menguji hipotesis ketiga dan keempat. Hasilnya secara
statistik sudah dalam arah yang benar, tapi tidak siknifikan. Secara umum dapat
dikatakan bahwa hasil penelitian ini mendukung penelitian yang dilakukan Srinkle
dan Tubbs (1998).
Hasil penelitian ini memberikan implikasi dalam memahami efektifitas dan
efisiensi proses review maupun kegiatan dalam proses review. Proses review
merupakan sarana dalam mendeteksi kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
dalam laporan keuangan.
Dalam kenyataannya, auditor sering dihadapkan pada pekerjaan audit dengan
kondisi waktu yang terbatas. Pertimbangan antara biaya dan manfaat harus
difikirkan. Auditor harus banyak mengandalkan memori. Sebelum maupun sesudah
mereview kertas kerja, auditor harus banyak mengingat apa yang sudah
diperiksanya, karena tidak efektif kalau selalu harus melihat kembali pada kertas
kerja. Bahkan dalam mendiskusikan apa temuan-temuan dalam audit dalam satu
tim, memori kembali berperan penting.
Keterbatasan penelitian
Penelitian ini memiliki banyak keterbatasan, antara lain subjek dalam
penelitian ini maupun metode penelitian ini. Penelitian ini menggunakan mahasiswa
sebagai pengganti auditor. Hasil empiris penelitian ini sebagian belum siknifikan
mungkin karena menggunakan mahasiwa sebagai subjek penelitian. Auditor berbeda
dengan mahasiwa antara lain dalam hal pengalarnan. Auditor dapat dianggap lebih
mampu mengingat informasi tentang audit dibandingkan dengan mahasiswa karena
mereka lebih sering dihadapkan pada persoalan audit.
Keterbatasan lainnya dalam penelitian ini adalah metode penelitian ini
menggunakan eksperimen, yaitu masalah validitas eksternal dan internal. Masalah
validitas eksternal ini timbul karena sulit untuk menggeneralisasi hasil penelitian ini.
Hal ini disebabkan penggunaan mahasiswa sebagai subjek penelitian ini. Penelitian
lanjut diperlukan dengan menggunakan auditor sebagai subjek.
Ancaman lainnya terhadap basil penelitian ini adalah masalah validitas
internal yaitu hubungan sebab akibat, apakah variable independen benar-benar yang
10
DAFTAR PUSTAKA
American Institute of Certified Public Accountants. 1997. Professional Standards,
Vol.I.New York, AICPA.
Asare, S., and L. Mc.Daniel. 1996. The Effect of Familiarity with the Preparer and
Task Complexity on the Effectiveness of The Audit Review Process.
Accounting Review 71 (April): 139-159.
Bamber, E. 1983. Expert Judgement in the Audit Team: A Source Reliability
Approach. Jounal Accounting Research 21 (Autumn): 396-412.
Ernst & Young. 1993. Audit Manual. Vol 2. New York. Ernst & Young.
Libby, R, and K. Trotman. 1993. The Review Process as a Control for Differential
Recall of Evidence in Auditor Judgements, Accounting, Organization and
Society 18 (August): 559-574.
Macmillan, N., and C. Creelman. 1991. Detection Theory: A User's Guide. Cambridge,
U.K: Cambridge University Press.
11
12