Você está na página 1de 5

Hubungan pengetahuan ibu tentang informasi gizi pada KMS dan

karakteristik responden dengan status gizi balita di Puskesmas Babat


Toman Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan
Leni Atriana 1, Trini Sudiarti 2
1. Program Studi Gizi Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2. Departemen Gizi
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia
Abstrak
Latar Belakang: Kartu Menuju Sehat (KMS) adalah suatu kartu yang memuat kurva
pertumbuhan berdasarkan berat badan menurut umur, yang menunjukan batas-batas
pertumbuhan normal bagi anak yang sehat dan sumber informasi yang harus dilakukan para
orang tua balita agar anaknya tetap sehat. Selain itu sebagai alat penyuluhan, pencatatan dan
pelaporan bagi kader dan petugas kesehatan. Penelitian ini ingin mengetahu Hubungan
pengetahuan ibu tentang informasi gizi pada KMS dan karakteristik responden dengan status
gizi balita
Metode : Penelitian deskriptif-analitik dengan desain studi cross-sectional, melalui
wawancara, kuesioner dan observasi langsung pada ibu balita sebanyak 78 orang dengan
teknik pengambilan sampel seadanya (accidental sampling). Uji statistik dengan metode chisquare pada tingkat kepercayaan 95% dan kekuatan uji sebesar 87% dengan komputerisasi
SPSS 11.0.
Hasil : Ada hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan status gizi balita (p=0,022;OR
3,545;95%CI 1,307-9,621) dan Persentase frekuensi kehadiran balita di posyandu
(p=0,004;OR 7,194;95%CI 1,868-27,714). Tidak ada hubungan signifikan antara
pengetahuan ibu tentang informasi gizi pada KMS dengan status gizi balita (p=0,718;OR
0,808;95%CI 0,193-3,388).
Kesimpulan : Tidak ada hubungan signifikan antara pengetahuan ibu tentang informasi gizi
pada KMS dengan status gizi balita
Kata kunci : KMS, pengetahuan ibu, informasi gizi, status gizi

Latar Belakang
Kurang gizi merupakan masalah
multidimensi yang dipengaruhi berbagai faktor
diantaranya pola asuh. Pola asuh anak tidak
memadai
dipengaruhi
oleh
rendahnya
pendidikan, kurangnya pengetahuan dan
ketrampilan ibu. Pengetahuan gizi ibu
merupakan salah satu faktor yang memengaruhi
tingginya angka kejadian gizi kurang di
Indonesia. Ketidaktahuan dapat menyebabkan
kesalahan pola pemberian makan, pola asuh
dan ketidakmengertian dalam pemantauan
pertumbuhan dan perkembangan1.
KMS memegang peranan yang sangat
penting bagi ibu balita sebagai alat untuk
memantau kesehatan anaknya (dengan melihat

berat badan setiap bulan) dan informasi yang


harus dilakukan para orang tua balita agar
anaknya tetap sehat. Moedjinto T. Et al (2001)2
menyatakan KMS anak balita sudah efektif
sebagai alat pemantau pertumbuhan anak
balita, tetapi belum efektif sebagai sarana
penyuluhan gizi di posyandu karena masih
rendahnya pemahaman kader dan ibu balita
terhadap grafik pertumbuhan anak. Selain hal
tersebut diatas, masih banyak ibu balita tidak
memanfaatkan informasi gizi yang ada di
KMS, mereka hanya membawa KMS untuk
penimbangan dan disimpan kembali, bahkan
terkadang KMS tersebut hilang.
Penelitian
ini
bertujuan
untuk
mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang
informasi gizi (pertumbuhan dan pesan-pesan

gizi) di media KMS dan karakteristik


responden dengan status gizi balita.

bivariat dilakukan dengan uji statistik metode


Kai Kuadrat dengan tingkat kepercayaan 95%
(p<005)5 melalui komputerisasi SPSS 11.0

Metode
Hasil Penelitian
Penelitian ini merupakan deskriptifanalitik dengan desain studi cross-sectional
(potong lintang). Penelitian ini dilaksanakan di
wilayah Puskesmas Babat Toman Kabupaten
Musi Banyuasin Propinsi Sumatera Selatan
selama 3 minggu pada bulan April-Mei 2007.
Populasi terjangkau adalah semua ibu bayi dan
balita usia 6 hingga 59 bulan yang berkunjung
ke posyandu di wilayah kerja Puskesmas Babat
Toman Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi
Suatera Selatan. Sampel penelitian sebanyak 78
orang (sampel minimal 68 orang) dengan
kriteria : telah memiliki KMS minimal 6 bulan
atau lebih dan rutin melakukan penimbangan,
KMS adalah KMS asli bukan fotokopi, ibu
balita bisa menulis dan membaca, KMS balita
dibawa pulang dan disimpan oleh ibu balita,
bersedia menjadi responden, dinyatakan dengan
inform concern.
Cara pengambilan sampel secara
accidental sampling, melalui dua tahap; tahap
pertama penentuan puskesmas,dilanjutkan
dengan penentuan sampel untuk masingmasing desa berdasarkan jumlah balira yang
memenuhi kriteria. Jumlah sampel penelitian
ini dihitung dengan rumus estimasi proporsi
satu populasi dengan variabel kategorik3 yaitu:

Instrumen yang digunakan dalam


penelitian ini berupa kuesioner karakteristik
sampel dan pengetahuan ibu tentang informasi
gizi di media KMS berupa informasi
pertumbuhan dan pesan gizi (ASI, pedoman
pemberian makanan sehat, piramida makanan,
pemerian kapsul vitamin A) yang telah
divalidasi. Berat badan dengan menggunakan
timbangan elektrik (seca) dengan ketelitian
0,01 kg. Data umur didapat dari catatan
kelahiran (akte kelahiran, Kartu Keluarga dan
Surat Keterangan lahir dari petugas kesehatan).
Status gizi BB/U dengan berpedoman standar
Departemen Kesehatan RI. Enumerator
sebanyak 2 orang adalah tenaga pelaksana gizi
yang telah diberikan pelatihan sederhana4.
Analisis data univariat berupa distribusi
dan persentase dari tiap-tiap variabel. Analisis

Karakteristik Responden
Karakteristik balita responden yaitu umur, jenis
kelamin, persentase lama mempunyai KMS,
frekuensi penimbangan dan status gizi,
sedangkan
karakteristik
ibu
meliputi
pendidikan, pekerjaan ibu dan pengetahuan
informasi gizi di KMS.
Tabel.1.Distribusi karakteristik responden di
Puskesmas Babat Toman
Variabel
Umur Balita
6-12 bln
13-24 bln
>24 bln
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
Status gizi balita
Buruk
Kurang
Baik
Lebih
Umur ibu balita
19 th
20-29 th
30-39 th
>40 th
Pendidikan Ibu
Tidaksekolah
SD
SMP
SMA
Akademi/PT
Pekerjaan Ibu
Tidak bekerja
PNS/swasta
Wiraswasta
Buruh

52
19
7

66,67
24,36
8,97

35
45

44,87
55,13

2
15
60
1

2,57
19,23
76,92
1,28

8
38
27
5

10,26
48,72
34,61
6,41

9
29
15
22
3

11,54
37,18
19,23
28,2
3,85

59
3
12
4

75,64
3,85
15,38
5,13

Tabel.2.Distribusi rerata pengetahuan gizi


tentang informasi di media KMS ibu balita di
Puskesmas Babat Toman
Variabel

Mean

Median

%lama KMS

87,76

90,45

13,55 47-100

84,8190,92

73,82

75

15,62

35-100

70,3077,34

16,01

16

2,59

10-20

Pesan Gizi

21,14

22

2,84

13-26

Info Gizi

37,05

37

4,86

23-45

15,4316,60
20,521,78
35,9638,15

% frekuensi
penimbangan
Pengetahuan
ibu tentang:
Pertumbuhan

SD

Min-Max 95%CI

Tabel 3.Hubungan antara karakteristik responden dengan Pengetahuan ibu tentang informasi gizi
di media KMS
Variabel
OR
95%CI
pvalue
Umur balita
0,188
0,050-0,7
0,16
Persentase lama memiliki KMS
1,667
0,457-6,081
0,644
Persentase frekuensi kehadiran balita di posyandu
2,125
0,583-7,748
0,398
Umur Ibu
0,436
0,125-1,521
0,215
Pendidikan ibu
9,375
2,260-38,893
0,001*
Pekerjaan ibu
0,588
0,155-2,227
0,472

Tabel 4.Hubungan antara pengetahuan ibu tentang informasi gizi di KMS dan karakteristik
responden dengan status gizi balita
Variabel
OR
95%CI
pvalue
Umur balita
5,622
1,775-17,807
0,005*
Persentase lama memiliki KMS
1,197
0,407-3,520
0,960
Persentase frekuensi kehadiran balita di posyandu
7,194
1,868-27,714
0,004*
Pendidikan ibu
3,545
1,307-9,621
0,022*
Pekerjaan ibu
0,588
0,155-2,227
0,472
Pengetahuan ibu tentang informasi pertumbuhan
0,549
0,184-1,636
0,424
pada KMS
Pengetahuan ibu tentang informasi pesan-pesan
0,992
0,333-2,958
1,000
pada KMS
Pengetahuan ibu tentang informasi gizi pada KMS
0,808
0,193-2,288
0,718

Diskusi
Berdasarkan hasil peneletian diperoleh
bahwa pengetahuan ibu balita tentang informasi
gizi di media KMS sebagian besar kurang baik
yaitu 15,38%, sedangkan untuk pengetahuan
baik tentang pertumbuhan sebesar 35,9%. Hal
ini senada dengan hasil penelitian Moedjinto T.
Et al (2001) tentang efektifitas menyatakan
KMS anak balita sudah efektif KMS sebagai
sarana penyuluhan gizi menunjukkan bahwa
18,0% ibu balita tahu tentang grafik
pertumbuhan. Selanjutnya dinyatakan , KMS
anak balita sudah efektif sebagai alat pemantau
pertumbuhan anak balita, tetapi belum efektif
sebagai sarana penyuluhan gizi di posyandu
karena masih rendahnya pemahaman kader dan
ibu balita terhadap grafik pertumbuhan anak.
Pengetahuan ibu tentang pesan-pesan
gizi pada media KMS kategori baik yaitu
41,03%. Hasil penelitian Herman, Susilowati
(1990) menyatakan alat bantu pendidikan
dalam hal ini leaflet yang direncanakan dengan
baik dan dibuat secara sederhana serta pesan-

pesannya terarah sesuai dengan masalah yang


dihadapi sasaran pendidikan dapat membantu
meningkatkan
pengetahuan
sasaran
pendidikan6.
Pengetahuan ibu dipengaruhi oleh
tingkat
pendidikan
ibu
yang rendah
(Unicef,1998). Ini terbukti berdasarkan hasil uji
statistik bahwa ada hubungan antara tingkat
pendidikan ibu dengan pengetahuan ibu tentang
informasi gizi tersebut. Lama memiliki KMS
dan frekuensi kehadiran di posyandu tidak ada
pengaruh pada pengetahuan ibu, karena untuk
menghasilkan pengetahuan tersebut sangat
dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan
persepsi terhadap objek (Notoatmojo, 2005)7,
serta kemungkinan sedikitnya jumlah sampel
penelitian. Namun ada kecenderungan semakin
lama ibu memiliki KMS dan semakin sering
balita datang ke posyandu, akan semakin baik
pengetahuan ibu tersebut, hal ini disebabkan
keterpaparan dengan media KMS tersebut.

Hasil wawancara mayoritas ibu-ibu


melakukan penimbangan di posyandu karena
ikut-ikutan tetangganya,karena disuruh bidan
desa, karena mendapatkan PMT atau hanya
ingin mengetahui berat badan anak. . Sebagian
ibu-ibu menyarankan agar dicantumkan
keterangan singkat tentang arti dan makna
grafik pertumbuhan tersebut, sehingga lebih
mudah dimengerti.
Sebagian besar pengetahuan ibu-ibu
tersebut diperoleh melalui indera penglihatan
(mata) saja. Hal ini disebabkan oleh belum
pernah dilakukan penyuluhan kesehatan
kususnya tentang pemantauan pertumbuhan
oleh kader dan petugas kesehatan setempat.
Kader dan petugas kesehatan hanya berfokus
pada penimbangan, pencatatan dan kegiatan
imunisasi saja. Faktor lain yang berpengaruh
yaitu masih rendahnya kebiasaan membaca di
masyarakat, sehingga sebagian besar ibu-ibu
hanya membawa dan menyimpan kembali
KMS tersebut di rumah, serta ketersediaan
KMS masih terbatas, sehingga masih ada balita
yang mempunyai KMS fotokopi.
Tingkat pengetahuan ibu-ibu balita baru
mencapai tingkat pertama, yaitu tahu (know).
Tahu diartikan hanya sebagai recall
(memanggil) memori yang telah ada
sebelumnya setelah mengamati sesuatu
(Notoatmojo, 2005). Untuk meningkatkan
pengetahuan ibu pada tingkat memahami
(comprehension),
diperlukan
sosialisasi
manfaat KMS dan penyuluhan yang terus
menerus tentang pentingnya informasiinformasi yang ada di KMS oleh semua pihak,
sehingga informasi tersebut dapat diaplikasikan
(application)oleh para para ibu.
Salah satu faktor yang memengaruhi
status
gizi
seseorang
adalah
tingkat
pengetahuan ibu balita baik pengetahuan gizi
maupun pengetahuan tentang KMS (Unicef,
1998), namun berdasarkan analisis statistik hal
tersebut tidak terbukti. Hal ini senada dengan
Satoto,A.B.Jahari dan Soekirman (2002)
menyatakan sebagian besar ibu balita (95,7%)
tahu tentang arti KMS, tetapi mereka jarang
menggunakan
informasi
KMS
untuk
mengambil tindakan yang berkaitan dengan
kesehatan anak8.
Apabila ibu balita sudah memiliki
pengetahuan tentang pertumbuhan balita yang
baik dan mengerti pesan-pesan gizi, menurut
Fishbein (1975) dalam Indryati, Cahaya (2003)

belum tentu terwujud dalam perilakunya,


karena ada beberapa faktor yang memengaruhi,
misalnya faktor kebiasaan, sangat tergantung
kepada orang lain atau kurang mandiri dan
lamanya waktu antara niat timbul dengan
kesempatan melakukan9. Hal ini disebabkan
pengetahuan ibu merupakan faktor yang
berpengaruh secara tidak langsung terhadap
status gizi balita.
Hasil
penelitian
Novita
(1999)
dinyatakan bahwa faktor pengetahuan ibu
tentang KMS mempunyai huungan yang
signifikan terhadap status gizi anak balita,
namun penelitian tersebut hanya berupa
pertanyaan tunggal dan menanyakan apakah
ibu balita mengerti apa manfaat KMS10.
Simpulan
Semakin
besar
umur
balita
kemungkinan mengalami status gizi kurang 5
kali lebih besar dibandingkan balita yang lebih
muda. Balita yang jarang dibawa ke posyandu
untuk penimbangan kemungkinan mengalami
gizi kurang 7 kali lebih besar dibandingkan
yang rajin dibawa ke posyandu. Ibu yang
memiliki pendidikan rendah kemngkinan
mengalami gizi kurang 3 kali lebih besar
dibandingkan ibu yang berpendidikan tinggi.
Ada kecenderungan semakin lama memiliki
KMS dan semakin sering datang ke posyandu,
semakin baik pengetahuan ibu dan status gizi
balita. Analisis statistik didapat tidak ada
hubungan signifikan antara pengetahuan ibu
tentang informasi gizi pada media KMS dengan
status gizi balita.
Keterbatasan Penelitian
Keterbatasan
penelitian
ini
menggunakan teknik accidental sampling
sehingga hanya dapat diterapkan pada populasi
yang memiliki karakteristik yang sama dengan
sampel. Pada penelitian ini tidak dilakukan
intervensi terhadap pengetahuan ibu tentang
informasi gizi di media KMS, sehingga perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan
Posttest-Only Control Design .

Ucapan Terima Kasih


Penyusun mengucapkan terima kasih
kepada Dinas Kesehatan dan Puskesmas Babat
Toman Kabupaten Musi Banyuasin Propinsi
Sumatera Selatan yang telah membantu dalam
penelitian ini.
Daftar Pustaka
1.

2.

3.

4.

5.

UNICEF.1998, The State The World


Children 1998, Oxford University Press,
London
Moedjinto,T.Trintrin.et al.2001,Efektifitas
Kartu Menuju Sehat (KMS) sebagai
Sarana Penyuluhan di Posyandu [online].
Dari http:www.p3gizi.litbang.depkes.go.id/
[17 Novemer 2006].
Lwanga,S.K
&
S.Lemesshow.
1991,Sample Size in Health Studies, A
Practical Manual, WHO, Geneva
Departemen Kesehatan RI. 2005, Standar
Pemantauan Pertumbuhan Balita, Dirjen
Binakes dan Proyek FHN-ADB, Jakarta
Sheskin,David.J. 2004, Handbook of
Parametric and Nonparametric Statistical
Procedure,Third Edition, A CRC Press
Company, Florida,pp.500

6.

Herman, Susilowati. 1990,Penggunaan


Leaflet dalam Pendidikan Gizi dan
Pengaruhnya terhadap Pengetahuan Ibu,
Buletin Penelitian Gizi dan Makanan,
vol.13, hal. 39-46
7. Notoatmojo, Soekidjo. 2005, Promosi
Kesehatan, Teori dan Aplikasi, PT. Rineka
Cipta, Jakarta
8. Satoto A.B. Jahari dan Soekirman.
2002,Growth Data From Posyandu in
Indonesia: Precision, Accuracy, Reliability
and Utilization, Buletin Gizi Indonesia,
vol.26, hal. 18-24
9. Indriaty, Cahaya. 2003, Hubungan
Karakteristik Kader Penimbangan dengan
Presisi dan Akurasi Hasil Penimbangan di
Kab.Sukabmi,
Bogor,
Demak
dan
Semarang Tahun 2002, [Tesis]. Program
Pasca
Sarjana
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat, Universitas Indonesia, Depok
10. Novita,T.S. 1999, Faktor-Faktor yang
Berhubungan dengan Status Gizi Anak
Balita di Desa Sirnagalih Kecamatan
Ciomas, Kabupaten Bogor, Bulan Juli
Tahun 1998, [Skripsi]. Program Sarjana
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat
Universitas Indonesia, Depok

Você também pode gostar