Você está na página 1de 4

AKTIVITAS ANTIFUNGI METABOLIT SEKUNDER FUNGI ENDOFIT

YANG DIISOLASI DARI Mezzetia parviflora Becc.


Mufidah, Herlina Rante, Abd. Rahim, Rina Agustina, Ermina Pakki, dan Andi Talbani
Fakultas Farmasi, Universitas Hasanuddin, Makassar
ABSTRAK
Fungi endofit adalah fungi yang tumbuh dalam jaringan tumbuhan dan memiliki kemampuan
untuk memproduksi senyawa-senyawa bioaktif, baik yang sama atau berbeda dengan inangnya, dengan
aktivitas biologis yang serupa bahkan lebih besar dengan senyawa bioaktif yang diproduksi inangnya.Klika
ongkea (Mezzetia parviflova Becc.) telah digunakan secara empiris oleh masyarakat di Kabupaten Buton
untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif dan telah diketahui memiliki aktivitas antioksidan dan
antimikroba. Isolasi fungi endofit pada tanaman ongkea (M. parviflora) telah dilakukan dan diperoleh dua
isolat fungi endofit yaitu MpD-1 dan MpD-2 dari daun dan satu isolat yaitu MpR dari ranting tanaman
ongkea (M. parviflora). Isolat fungi MpR mampu menghambat pertumbuhan fungi patogen Candida
albicans, Malazesia furfur, Aspergillus Niger dan Rhisopus sp., sedangkan isolate MpD2 hanya
menunjukkan aktivitas penghambatan yang lemah terhadap Aspergillus niger dan Rhisopus sp.
Kata kunci : fungi endofit, antifungi, metabolit sekunder, klika ongkea

PENDAHULUAN

Oleh karena itu isolasi fungi endofit dari tanaman ongkea (M. parviflora) serta aktivitasnya sebagai antifungi perlu dilakukan.
Tujuan penelitian ini adalah mengisolasi
dan mengkaji potensi fungi endofit pada tanaman
ongkea (M. parviflora) dalam menghasilkan senyawa metabolit yang berefek antifungi.

Klika ongkea (Mezzetia parviflova Becc.)


telah digunakan secara empiris oleh masyarakat di
Kabupaten Buton untuk mengobati berbagai penyakit degeneratif antara lain sebagai penurun kolesterol, pelangsing, obat diabetes mellitus, dan tumor.
Rebusan kulit batang tanaman ongkea juga digunakan sebagai pembersih luka diabetik. Kemampuan
ini diduga disebabkan oleh aktivitas antimikroba
yang dimilikinya selain aktivitas antioksidan.Dugaan
ini didukung oleh tidak terkontaminasinya ekstrak
M. parviflora oleh mikroba pada saat penyimpanan.
Namun yang menyulitkan pengembangan
M. parviflora sebagai sumber bahan obat alami
adalah karena jumlahnya yang semakin berkurang.
Eksploitasi tanaman obat berlebihan tanpa memperhatikan upaya konservasinya dapat dihindari
dengan mengembangkan teknik perbanyakan senyawa melalui rekayasa genetika dan transformasi
genetik, dapat pula dengan memaksimalkan peran
mikroba endofit yang dapat memproduksi metabolit
sekunder yang sama kualitasnya dengan tanaman
aslinya. Dengan metode ini kita dapat memperoleh
metabolit sekunder yang dapat digunakan untuk
mengobati berbagai jenis penyakit tanpa menyebabkan punahnya spesies tanaman tersebut.
Kemampuan mikroba endofit memproduksi
metabolit sekunder sesuai dengan tanaman inangnya merupakan peluang yang sangat besar dan
dapat diandalkan untuk memproduksi senyawa dari
mikroba endofit yang diisolasi dari tanaman inangnya tersebut. Senyawa metabolit tersebut bermanfaat bagi manusia sebagai antioksidan (1,2), antimikroba (3), antivirus, antikanker, antidiabetes, antimalaria, antioksidan, dan antiimunosupresif (4).

METODE PENELITIAN
Alat dan Bahan
Alat-alat utama yang digunakan adalah
autoklaf, shaker, inkubator, jangka sorong, laminar
air flow cabinet, mikropipet, pisau skalpel, pinset,
peralatan gelas, seperangkat alat kromatografi
lapis tipis, sentrifugator, dan timbangan analitik.
Bahan yang akan digunakan adalah daun
dan ranting M. parviflora Becc. kertas saring,
kapas, aluminium foil, media Potato Dextrose Agar
(PDA), PDB (Potato Dextrose Broth), dan Extract
Yeast. Bahan desinfektan yang digunakan adalah
larutan NaOCl 5,25% dan etanol 70%. Penyari
untuk ekstraksi adalah etil asetat dan metanol.
Bahan untuk KLT adalah fase diam berupa plate
silikagel F254 (E-Merck) dan pelarut organik sebagai
fase gerak, pereaksi (Dragendorf, FeCl3, Liebermann Bouchardat, dan Sitroborat). Bahan uji aktivitas antimikroba adalah medium pertumbuhan bakteri dan jamur, bakteri dan jamur pathogen.
Isolasi Fungi Endofit
Sampel daun dan ranting ongkea (M.
parviflora Becc.) dipotong kecil-kecil, kemudian
69

70

Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, No.3 November 2013, hlm. 69 72 (ISSN : 1410-7031)

didesinfeksi dengan alkohol 70% (1 menit), natrium


hipoklorit 1% (15 menit), dan dibilas dengan air
suling steril (3 kali). Sampel ditiriskan kemudian
daun ongkea dipotong dengan pisau skalpel steril
dengan ukuran 1 cm dan rantingnya dibelah
menjadi 2 bagian. Bagian-bagian tersebut ditanam
dalam media PDA di dalam cawan petri steril pada
suhu kamar (25C) selama 1 minggu atau sampai
ada pertumbuhan fungi endofit. Setelah terjadi pertumbuhan fungi, segera diisolasi untuk mendapatkan biakan murni. Biakan murni fungi endofit ditumbuhkan pada medium PDA selama 7 hari (1,5).
Produksi Metabolit Sekunder
Koloni yang tumbuh pada medium PDA
diambil dan dimasukkan ke dalam medium PDY,
lalu diinkubasi pada suhu 25 C selama 3 hari
sambil dikocok pada alat shaker, lalu diambil
sebanyak 10%, kemudian dimasukkan ke dalam
medium PDY, diinkubasi kembali pada suhu 25 C
selama 11 hari sambil dikocok. Miselia fungi dipisahkan dari media fermentasi dengan cara filtrasi
kemudian dilakukan ekstraksi senyawa pada
media fermentasi maupun miselia menggunakan
pelarut yang sesuai (1,5).

dikocok. Pada tahap fermentasi kedua ini diharapkan telah terjadi fase logaritma dan fase stasioner.
Selama fase stasioner ini metabolit sekunder akan
terbentuk dan pada akhir tahap ini proses fermentasi dihentikan. Cairan fermentasi dan miselia fungi
kemudian dipisahkan melalui proses penyaringan.
Cairan fermentasi diekstraksi dengan pelarut etilasetat dengan perbandingan 1:1 sebanyak 3 kali
lalu pelarut diuapkan, sedangkan miselia fungi diekstraksi dengan pelarut metanol menggunakan
sonikator selama 30 menit dengan kecepatan
gelombang 20 kHz. Gelombang ultrasonik menghasilkan getaran kuat yang menyebabkan gelombang kejut dan radikal bebas reaktif (radikal hidroksil dan hydrogen peroksida) sehingga sel menjadi pecah dan terjadi inaktivasi struktur mikrobia.
Material sel akan pecah dan masuk ke dalam medium penyarinya. Metode ini sederhana dan tidak
menghasilkan produk toksik yang dapat membahayakan sampel. Hasil sonikasi kemudian disentrifugasi dengan kecepatan 1500 rpm selama 15
menit, bagian residu dibuang dan supernatannya
diuapkan.

Pengujian Aktivitas Antimikroba


Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan
uji antagonis yang dilanjutkan dengan metode difusi
agar (6,7).
Isolat MpD-1

HASIL DAN PEMBAHASAN


Telah dilakukan isolasi fungi endofit dari
daun dan ranting ongkea (M. parviflora). Daun dan
ranting ongkea disterilkan kemudian daun dipotong
kecil-kecil 1 cm dan ranting dibelah secara melintang, lalu ditempelkan di atas medium PDA yang
telah dipadatkan kemudian diinkubasi pada suhu
kamar. Pengamatan dilakukan selama masa inkubasi untuk menentukan adanya fungi endofit berdasarkan adanya koloni yang tumbuh di sekitar
jaringan tanaman yang ditanam. Koloni yang diperkirakan sebagai fungi endofit dipindahkan ke medium PDA yang baru untuk mendapatkan ciri isolat
murni berupa pertumbuhan tunggal dengan karakteristik persamaan warna dan bentuk koloni.
Produksi Metabolit Sekunder oleh Fungi Endofit Tanaman Ongkea (M. parviflora)
Produksi metabolit sekunder oleh fungi
endofit dilakukan dengan fermentasi awal (starter)
pada medium pembenihan PDY selama 3x24 jam
pada suhu ruang sambil dikocok pada alat shaker
agar konsentrasi nutrisi dan oksigen di dalam
medium dapat dipertahankan homogenitasnya.
Pembuatan starter bertujuan untuk mempercepat
fase lag. Tahapan ini dilanjutkan dengan fermentasi pada medium PDY selama 18x24 jam sambil

Isolat MpD-2

Isolat MpR

Gambar 1. Pertumbuhan koloni fungi endofit dari daun


dan ranting Ongkea (Mezzetia parviflora). MpD = isolat
daun, MpR = isolat ranting

Mufidah, Aktivitas Antifungi Metabolit Sekunder Fungi Endofit dari Mezzetia parviflora Becc.

71

Miselia Fungi
Isolat MpD-1

Miselia Fungi
Isolat MpD-2

Miselia Fungi
Isolat MpR

Candida
albicans

Malazesia
furfur

Gambar 2. Koloni murni fungi endofit dari isolat MpD-2,


MpD-2. Dan MpR

Tabel 1. Hasil pengamatan karakterisasi makroskopik


isolat fungi endofit
Warna
Warna
Bentuk
Isolat
permukaan
sebalik
koloni
koloni
koloni
MpD-1

Putih

Jingga

Berserabut

MpD-2

Putih dengan
sedikit jingga

Putih

Berserabut

MpR

Putih

Putih

Berserabut

Uji aktivitas antimikroba dilakukan dengan


uji antagonis untuk mengetahui jenis mikroba patogen yang dapat dihambat oleh fungi endofit dilanjutkan dengan uji difusi agar untuk mengetahui
aktivitas metabolit sekunder yang dihasilkan oleh
fungi endofit tersebut secara kuantitatif.Hasil positif
ditandai dengan terbentuknya zona bening di
sekitaran isolat fungi.
Uji antagonis memperlihatkan bahwa isolat
fungi MpR aktif terhadap Candida albicans,
Malazesia furfur, Aspergillus niger dan Rhisopus
sp. Sedangkan isolat MpD2 hanya menunjukkan
aktivitas penghambatan yang lemah terhadap
Aspergillus niger dan Rhisopus sp. Isolat fungi
endofit MpR diuji lebih lanjut dengan metode difusi
agar dan memberikan hasil seperti pada tabel 2.

Aspergillus
niger

Rhisopus
sp.
Gambar 3. Uji antagonis fungi endofit MpR dari ranting
ongkea (M. Parviflora) terhadap beberapa fungi patogen.
R = isolat fungi endofit ranting ongkea (Mezzetia
parviflora BECC); D1= isolat fungi endofit daun ongkea
I (Mezzetia parviflora BECC); D2= isolat fungi endofit
daun ongkea II (Mezzetia parviflora BECC)

72

Majalah Farmasi dan Farmakologi, Vol. 17, No.3 November 2013, hlm. 69 72 (ISSN : 1410-7031)

Tabel 2. Hasil pengujian aktivitas antifungi fermentat


isolat MpR berdasarkan diameter zona hambatan
terhadap fungi yang diuji.
Diameter zona hambatan
Jenis fungi yang diuji
(mm)
Aspergillus niger

13,10

Rhizopus sp.

7,25

Candida albicans

Malazesia furfur

7,45

KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian yang telah
dilakukan maka dapat disimpulkan:
1. Diperoleh dua isolat fungi endofit yaitu MpD-1
dan MpD-2 dari daun dan satu isolat yaitu MpR
(Thielaviopsis sp.) dari ranting tanaman ongkea
(Mezzetia parviflora).
2. Isolat fungi MpR memiliki aktivitas antimikroba
yang lebih baik dibandingkan dengan fungi
MpD2. Fungi MpR menghasilkan metabolit
yang mampu menghambat pertumbuhan fungi
patogenAspergillus niger>Malazesia furfur >
Rhisopus sp.
UCAPAN TERIMA KASIH
Penelitian ini adalah bagian dari Penelitian
Berbasis Kompetisi Internal Universitas Hasanuddin tahun 2013

DAFTAR PUSTAKA
1. Zeng, P.Y., Wu, J.G., Liao, L.M., Chen, T.Q.,
Wu, J.Z. and Wong, K.H. 2011. In vitro antioxidant activities of endophytic fungi isolated
from the liverwort Scapania verrucosa.Genet.
Mol. Res. 10 (4): 3169-3179.
2. Srinivasan, K., Jagadish, L.K., Shenbhagaraman, R. and Muthumary, J. 2010. Antioxidant
Activity of Endophytic Fungus Phyllosticta sp.
Isolated from Guazuma Tomentosa Journal of
Phytology 2010, 2(6): 3741
3. Nath, A., Raghunatha, P. and Joshi, S.R.
2012. Diversity and Biological Activities of
Endophytic Fungi of Emblica officinalis, an
Ethnomedicinal Plant of India Mycobiology
40(1) : 8-13. 2012
4. Strobel, G. and Daisy, B. 2003. Bioprospecting
for microbial endophytes and their natural
products, Microbiology and Molecular Biology
Reviews, 67 (4), 491-502. 2003
5. Margino, S. 2008. Produksi metabolit sekunder
(antibiotik) oleh isolat jamur endofit Indonesia.
Majalah Farmasi Indonesia, 19(2), 86 94
6. National Committee for Clinical Laboratory
Standards Institute Performance Standards for
Antimicrobial Disk Susceptibility Testing,
Approved Standard. Ed 9th. CLSI Document M2
A9.26:1. Wayne PA: CLSI. 2006.
7. Sung, W.S. and Lee, D.G. 2007. Indole-3-carbaniol against human pathogenic microorganisms. Biol Pharm Bull 30:1865-1869.

Você também pode gostar