Você está na página 1de 25

PANDUAN

PLANING TERAPI, PERESEPAN,


PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN TERAPI PASIEN

RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA UNIT II

Jl. Wates KMYogyakarta


5,5 Gamping,
RS PKU Muhammadiyah
unit IISleman, Yogyakarta55294
Telp. 0274 6499706, Fax. 0274 6499727

RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II


Jl.Wates Km 5,5 Gamping, Sleman, Yogyakarta 55294
Telp. (0274) 6499706, IGD (0274) 6499118
Fax. (0274) 6499727, e-mail:pkujogja2@yahoo.co.id

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
Nomor : 0245/PS.1.2/II/2015
Tentang
PANDUAN PLANNING TERAPI, PERESEPAN, PERENCANAAN DAN
PELAKSANAAN TERAPI PASIEN
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II
Direktur RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II
Menimbang

a. Bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan,


maka diperlukan adanya Panduan Planning Terapi,
Peresepan, Perencanaan Dan Pelaksanaan Terapi Pasien
di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.
b. Bahwa sesuai butir a diatas perlu ditetapkan dengan
Surat Keputusan Direktur RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II

Mengingat

1. Undang-Undang RI Nomor 36 Tahun 2009 tentang


Kesehatan
2. Undang-Undang RI Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit
3. Undang-Undang RI Nomor 29 Tahun 2004 tentang
Praktek Kedokteran
4. Keputusan
Menteri
Kesehatan
RI
Nomor
1165.A/MenKes/SK/X/2004 tentang Komisi Akreditasi
Rumah Sakit.
5. Surat Keputusan Badan Pelaksana Harian RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta nomer 015/B-II/BPHII/XII/ 2013 tanggal 12 Desember 2013 M tentang
Susunan Direksi RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II.

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

MEMUTUSKAN
Menetapkan

SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR


RS PKU
MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA
UNIT
II
TENTANG
PANDUAN
PLANNING
TERAPI,
PERESEPAN, PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
TERAPI PASIEN RS PKU MUHAMMADIYAH
YOGYAKARTA UNIT II.

Pertama

Memberlakukan Panduan Planning Terapi, Peresepan,


Perencanaan Dan Pelaksanaan Terapi Pasien RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta Unit II sebagaimana
terlampir.

Kedua

Panduan Planning Terapi, Peresepan, Perencanaan Dan


Pelaksanaan Terapi Pasien RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II harus dijadikan acuan dalam
memberikan pelayanan di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II.

Ketiga

Surat Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan


apabila dikemudian hari ternyata terdapat hal-hal yang
perlu penyempurnaan akan diadakan perbaikan dan
penyesuaian sebagaimana mestinya.
Ditetapkan di : Sleman
Pada Tanggal : 7 Februari 2015
Direktur,

dr. H. Ahmad Faesol, Sp. Rad. M. Kes.


NBM: 797.692

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

ii

KATA PENGANTAR

Segala puji hanyalah bagi Allah Subhanahuwataala, Tuhan semesta alam


yang telah memberikan Ridlo dan Petunjuk Nya, sehingga PANDUAN
PLANNING TERAPI, PERESEPAN, PERENCANAAN DAN PELAKSANAAN
TERAPI PASIEN ini dapat selesaikan dan dapat diterbitkan.
Panduan ini dibuat untuk menjadi panduan kerja bagi semua staf dalam
memberikan pelayanan yang terkait dengan

peresepan obat di RS PKU

Muhammadiyah Yogyakarta unit II.


Tidak lupa direktur menyampaikan ucapan terima kasih yang sedalamdalamnya atas bantuan semua pihak sehingga Panduan Planning Terapi, Peresepan,
Perencanaan Dan Pelaksanaan Terapi Pasien RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
unit II dapat terbit. Kepadanya, semoga Allah memberikan balasan yang setimpal.

Sleman, 7 Februari 2015

Direktur

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

DAFTAR ISI
Hal:
SURAT KEPUTUSAN DIREKTUR
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
A. PENDAHULUAN
1. Definisi
2. Tujuan
B. RUANG LINGKUP
C. KEBIJAKAN
D. TATA LAKSANA
1. Assesmen pasien terkait obat yang sedang diminum.
2. Assesmen pasien terkait riwayat alergi obat
3. Penulisan resep
4. Tindakan jika telaah resep bermasalah
5. Kebutuhan terapi diluar rekam medis, diluar perencanaan.
6. Daftar singkatan yang digunakan di rumah sakit.
7. Daftar singkatan yang dilarang.
8. Data obat-obatan Alert Stop Ordering
9. Pemesanan obat F3
10. Perencanaan atau pemesanan
11. Pelaksanaan terapi (obat dan alkes) pasien
E. DOKUMENTASI
F. PENUTUP

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

i
ii
1
1
2
2
3
3
4
7
7
7
8
8
9
9
9
10
11

ii

PANDUAN PLANNING TERAPI, PERESEPAN, PERENCANAAN


DAN PELAKSANAAN TERAPI PASIEN

A. PENDAHULUAN
1. Definisi
Planning terapi adalah penulisan terapi pasien di rekam medis pasien
Peresepan adalah penulisan terapi pasien di lembar resep dokter
Perencanaan / pemesanan adalah proses perencanaan kebutuhan obat dan
alkes selama pasien dirawat.
Penyesuaian obat adalah upaya untuk menyesuaikan antara obat yang
diresepkan dokter dengan formularium RS dan atau Formularium
Nasional bagi pasien BPJS atau daftar obat lain bagi pasien asuransi.
Rekonsiliasi obat adalah membandingkan antara daftar obat yang sedang
digunakan pasien dan obat yang akan diresepkan agar tidak terjadi
duplikasi atau terhentinya suatu terapi obat
Bukti pemesanan obat dan alkes baik untuk kebutuhan pasien selanjutnya
maupun untuk mengganti stok ruangan terdiri dari :
1. Resep dokter
2. Form perencanaan terapi dan pemberian obat pasien rawat inap
3. Lembar pemakaian obat dan alkes pasien emergensi
4. Lembar perincian pemakaian obat dan alkes selama di kamar operasi
5. Lembar permintaan obat dan alkes kebutuhan ruangan (floor stock).
Pelaksanaan terapi pasien adalah kegiatan pemberian obat dan alkes baik
oleh perawat maupun petugas farmasi.
SPK adalah surat penugasan klinik dari direktur untuk dokter yang diberi
kewenangan asuhan pasien secara mandiri

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

SPKK adalah surat penugasan kerja klinik dari direktur untuk perawat
yang diberi kewenangan melakukan asuhan keperawatan
2. Tujuan
a. Pencegahan medication error
b. Pelayanan pasien secara paripurna
c. Ketaatan terhadap peraturan perundangan yang berlaku
d. Sebagai panduan dokter dalam planning terapi dan penulisan resep
e. Sebagai panduan perawat dalam penulisan perencanaan kebutuhan obat
dan alkes pasien rawat inap
f. Sebagai panduan bagi instalasi farmasi dalam pelayanan kebutuhan obat
dan alkes pasien

B. RUANG LINGKUP
Panduan ini meliputi kegiatan :
1. Peresepan / planning terapi
2. Perencanaan / pemesanan
3. Pelaksanaan terapi ke pasien
4. Pencatatan/dokumentasi

C. KEBIJAKAN
1. Yang berhak merawat pasien dan memberikan terapi adalah dokter RS PKU
Muhammadiyah Yogyakarta unit II yang telah mempunyai SPK dari direktur
2. Perencanaan atau pemesanan hanya boleh dilakukan oleh perawat primer atau
Koordinator Shift atau sesuai kewenangan yang diberikan oleh Manajer
Pelayanan Keperawatan / Ka. Komite Keperawatan
3. Hanya pemesanan obat/alkes yang ditulis oleh yang berhak yang akan
dilayani
4. Batasan penulisan resep terapi khusus :
a. Narkotika dan Psikotropika tidak boleh diresepkan atas permintaan pasien
b. Kemoterapi hanya boleh diresepkan oleh dokter yang mempunyai SPK
kemoterapi
c. Obat-obat psikiatri hanya boleh diresepkan oleh dokter spesialis psikiatri.
5. Lembar resep dokter hanya berlaku untuk dokter dan satu lembar resep tidak
boleh dibuat 2 kolom
6. Pemesanan obat/alkes oleh perawat menggunakan form khusus.
7. Iter atau pengulangan resep untuk pasien rawat jalan maksimal 3x dan ditulis
di setiap R/ atau item obat.
8. Sebelum menulis resep atau menentukan terapi pasien, dokter harus
melakukan rekonsiliasi obat.
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

9. Nama obat harus sesuai formularium rumah sakit.


10. Penulisan :
a. Penulisan resep harus jelas, benar dan lengkap.
b. Setiap coretan wajib diberi paraf dan inisial dan tidak boleh ditumpuk
dengan tulisan yang baru.
c. Bukti pemesanan obat dan alkes wajib ada paraf atau tanda-tangan dan
nama terang penulis, untuk kamar operasi ditambah dokter operator dan
dokter anestesi.
d. Tidak boleh meringkas nama obat.
e. Menggunakan istilah dan singkatan yang ditetapkan rumah sakit dan tidak
boleh menggunakan singkatan yang dilarang.
f. Harus memperhatikan tiga kemungkinan yang berpotensi terjadi dalam
peresepan :
Kontraindikasi
Interaksi obat
Reaksi alergi
11. Rumah sakit menyediakan program/software untuk mendeteksi interaksi obat
yang senantiasa diperbarui sesuai data yang baru
12. Semua proses penentuan, pemesanan dan pelaksanaan terapi wajib dicatat
sesuai dengan ketentuan yang berlaku
13. Kebutuhan obat pasien yang harus dengan resep dokter adalah :
a. Obat yang masuk daftar obat waspada tinggi (HAM) selain
NORUM/LASA
b. Obat narkotika dan psikotropika
c. Obat yang rentan disalahgunakan
d. Obat yang diminum per oral
14. Planning dokter terkait terapi ke dokter jaga, perawat maupun farmasi secara
verbal atau melelui telepon wajib CABAK : (catat, baca ulang & konfirmasi)
15. Pesanan obat secara verbal atau melalui telepon wajib CABAK : (catat, baca
ulang & konfirmasi) dan hanya boleh dilakukan selain poin 13
16. Peresepan non formularium dan dokter berkehendak agar tidak diganti karena
factor klinis maka dokter wajib memberi keterangan TT
D. TATA LAKSANA
1. Assesmen pasien terkait obat yang sedang diminum.
Dokter wajib assesmen pasien terkait obat yang sedang diminum atau dibawa
dan mendata di rekam medik, yang meliputi :
a. Nama obat
b. Dosis / frekuensi
c. Berapa lama
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

d. Alasan minum obat


e. Berlanjut atau tidak saat rawat inap
2. Assesmen pasien terkait riwayat alergi obat
Dokter wajib assesmen pasien terkait riwayat alergi obat dan mendata di
rekam medik antara lain :
a. Tanggal kejadian.
b. Nama obat.
c. Manifestasi & berat alergi : ringan (tidak perlu terapi atau perlu terapi,
gejala hilang 24 jam), sedang (perlu terapi, gejala hilang > 24 jam) dan
berat (syok anafilaksis, steven Johnson syndrome).
d. Reaksi alergi yang ditimbulkan.
3. Penulisan resep
a. Resep lengkap memenuhi :
1) Persyaratan administrasi
- Nama pasien, jenis kelamin & umur
- Nama dokter
- Berat badan (untuk pasien anak)
- Nomor rekam medik
- Ruangan/poliklinik
- Tanggal (hari/bulan/tahun)
2) Persyaratan farmasi
- Tanda R/ pada setiap sediaan
- Bentuk sediaan
- Kekuatan sediaan
- Stabilitas dan ketersediaan
- Cara dan teknik penggunaan
- Jumlah
- Dosis
3) Persyaratan klinik
- Alergi terhadap obat
- Tidak duplikasi dalam pengobatan
- Aturan pakai lengkap meliputi waktu penggunaan/frekuensi, dosis
dan rute pemberian
- Tidak ada interaksi obat-obat
- Perhatian efek samping obat
- Tidak kontraindikasi
- Perhatian untuk efek adiksi
b. Hal-hal yang perlu diperhatikan
1) Sesuai dengan identitas pasien di resep. Dokter tidak diperbolehkan :
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

2)
3)

4)

5)

6)

7)

Melakukan peresepan tambahan untuk orang lain di lembar resep


atas nama pasien.
Contoh : resep untuk An. Ali, di lembar resep ada terapi dengan
dosis dewasa untuk ibunya atas permintaan pasien / keluarga.
Melakukan peresepan tambahan atas permintaan pasien yang tidak
sesuai dengan diagnosa.
Terapi bersama suami istri sesuai panduan praktek klinik harus diberi
keterangan yang jelas atau resep dipisah.
Penulisan nama obat
Obat ditulis dengan nama generik atau brand name
Dilengkapi bentuk sediaan (tablet, sirup, drop, injeksi, salep, sup,
ovula dll) dan dosis sediaan (250 mg, 500 mg)
Jika dosis sediaan tidak ditulis maka :
Jika dosis penggunaan berdasar kg/BB maka farmasi memberikan
dosis sesuai BB pasien (Cth : mefinal, Amoxan)
Jika dosis penggunaan berdasar berat atau ringannya suatu
penyakit maka farmasi memberikan dosis sediaan terkecil (ceptik,
hexilon, CPZ, Celebrex).
Jika dosis penggunaan berdasar dosis lazim suatu penyakit maka
farmasi memberikan sesuai diagnose / assessment ke pasien (Cth :
Asetosal).
Jumlah obat :
Rawat jalan akut diberikan untuk maksimal 7 hari.
Rawat jalan kronis diberikan pengobatan maksimal 30 hari.
Rawat inap & rawat intensif : injeksi dan alkes diberikan untuk
maks 3 hari sedang obat oral diberikan untuk 3 hari kecuali
antibiotika sesuai total kebutuhan, Antibiotik TB dan penyakit
kronis (hipertensi, diabetes) untuk kebutuhan maks. 10 hari.
Rawat darurat diberikan hanya untuk kebutuhan selama di IGD.
Obat obat narkotika dan psikotropika wajib ditulis dengan angka
romawi dan huruf untuk mencegah penambahan tulisan oleh
pasien
Pencampuran beberapa obat dalam satu sediaan tidak dianjurkan
kecuali telah terbukti aman dan efektif, penulisan nama bahan obat
wajib dilengkapi jumlah bahan obat (untuk bahan padat : microgram,
milligram, gram, untuk cairan : tetes, milliliter, liter)
Aturan pakai :
Dosis pemberian obat non oral untuk anak-anak wajib
mencantumkan dosis dalam miligram.

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

Jika perlu atau prn (pro renata) harus dengan menuliskan dosis
maksimal atau frekuensi maksimal dalam sehari
Penulisan milliliter dengan ml (tidak cc) karena rawan error
dengan C (sendok makan)
Jika aturan pakai obat terlalu panjang untuk ditulis di kertas resep
(misalnya kortikosteroid oral dengan penurunan dosis berkala)
boleh dituliskan singkatan u.c. (usus cognitus) atau u.n. (usus
notus). Kepada pasien diserahkan kertas terpisah dengan
keterangan lengkap cara penggunaan obatnya hari demi hari
8) Obat narkotik dan obat yang rawan disalahgunakan
Jumlah harus ditulis dengan angka dan huruf, contoh : morphin inj
II (dua)
Setiap item wajib diberi tanda tangan dokter
9) Obat yang telah dipakai pasien dengan meminjam dari farmasi sesuai
protap peminjaman obat kamar obat dan tidak perlu ditulis ulang di
resep
10) Obat yang telah dipakai pasien dengan menggunakan stok ruangan
menggunakan form penggunaan stok obat & alkes ruangan (tanpa
perlu ditulis ulang di resep), jika obat emergency yang diambil dari
trolley emergency maka wajib diberi keterangan emergency
11) Pasien pulang baik atas persetujuan dokter maupun pulang paksa yang
merawat melalui telepon maka wajib tetap divisit dokter jaga ruangan
untuk peresepan terapi pulangnya
12) Kebutuhan obat pasien rawat inap :
IGD
Hari 1 di ruang Selanjutnya
perawatan
PJ peresepan obat Dokter
jaga - DPJP, jika ada DPJP,
Jika
OB
perawat
IGD
DPJP belum
menghubungi
visit
sampai
DPJP, jika DPJP
pukul
21.00
berhalangan
maka dialihkan maka dialihkan
ke dokter jaga
ke dokter jaga
- Jika DPJP belum
visit
sampai
pukul 21.00 maka
dialihkan
ke
dokter jaga
PJ Perencanaan
Perawat
Alkes
Jumlah
Hanya
obat
Sampai kebutuhan injeksi pukul
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

yang
dibutuhkan di
IGD kecuali
pasien masuk
pukul 00.00
maka jumlah
harus
mencukupi
sampai injeksi
pukul 08.00

16.00 hari berikutnya

13) Peresepan pasien rawat inap harus diusahakan pukul 07.00 10.00
14) Jika DPJP berhalangan visite pasien maka wajib mengalihkan ke
dokter jaga ruangan, jika keesokan harinya berhalanngan visit pada
jam yang sama maka jumlah peresepan wajib mencukupi sampai
kebutuhan 3 jam setelah visit
15) Perubahan terapi pasien dari generic ke peten atau sebaliknya atau
ganti terapi yang disebabkan visite dokter pengganti atau konsulan
atau rawat bersama maka yang menentukan adalah DPJP dan terapi
DPJP menjadi panduan perencanaan kebutuhan obat pasien rawat inap
dan pelayanan kamar obat
16) Untuk pemesanan obat NORUM
Penulisan blood set harus ditulis tranfusi set karena rawan error
dengan broadced
c. Contoh resep lengkap : terlampir
4. Tindakan jika telaah resep bermasalah
a. Non formularium atau tidak tersedia : sesuai protap pembuatan copy
resep dan pembelian obat yang tidak tersedia di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II.
b. Persyaratan Administrasi, Farmasi & klinis bermasalah sesuai protap
pengkajian dan pelayanan resep
5. Kebutuhan terapi diluar rekam medis, diluar perencanaan.
Kebutuhan terapi diluar rekam medis, diluar perencanaan dan kebutuhan obat
emergency selain yang tersedia dalam trolley emergency
a. Jika pasien membutuhkan terapi yang belum tertuang di rekam medis
maka perawat harus menghubungi dokter jaga rawat inap untuk
menindaklanjuti kebutuhan pasien (jika dibutuhkan konfirmasi dengan
dokter yang merawat harus dokter jaga ruangan yang melaksanakan)
b. Jika dokter jaga ruangan berhalangan maka planning dokter terkait terapi
ke perawat maupun farmasi, ditulis di form komunikasi di RS PKU
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

Muhammadiyah Yogyakarta Unit II, yang harus ditandatangani dokter


ketika dokter visit
c. Jika dokter yang merawat sudah visit namun lupa menulis resep atau
terapi di ekam medis maka tanggungjawab peresepan dialihkan ke dokter
jaga ruangan
d. Kebutuhan terapi di luar perencanaan dan kebutuhan obat emergency
selain yang tersedia dalam trolley emergency bisa menggunakan stock
obat ruangan maupun pinjam ke kamar obat sesuai protap peminjaman
obat ke kamar obat
6. Daftar singkatan yang digunakan di rumah sakit.
Daftar singkatan yang digunakan di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Unit II terlampir
7.

8.

Daftar singkatan yang dilarang.


Daftar singkatan yang dilarang di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit
II terlampir
Data obat-obatan Alert Stop Ordering
Data obat-obatan Alert Stop Ordering adalah data obat-obatan yang pada
waktu terapi tertentu harus dilakukan assessment ulang terkait lanjut /
tidaknya terapi dan batas waktu peresepan
Nama Obat
Maksimal Lama
Keterangan
Antiinfeksi oral
Antiinfeksi IV

10 hari
4 hari

Aseesmen
ulang
berdasar pada data &
respon klinis serta data
laboratorium

Antiinfeksi
(topical/mata/telinga)

10 hari

Assesmen
ulang
berdasar pasa respon
klinis

Antikoagulan (warfarin, 5-7 hari


heparin, fundaparinux)
Ketorolac (oral & IV)
5 hari

Pantopraazol IV

5 hari

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

Mencegah ESO pada


saluran cerna dan
ginjal
Assesmen
ulang
berdasar pada respon
klinis (pertimbangan
untuk
beralih
ke
8

sediaan oral)
Amfetamin & golongan 10 hari
stimulant

Assesmen
ulang
berdasar pada respon
klinis

Narkotika
Meperidine

Assesmen
ulang
berdasar pada respon
klinis (terapi akut atau
kronik)

10 hari
10 hari

Total
Parenteral 7 hari
nutrition (TPN

Assesmen
ulang
berdasar pada respon
klinis (status nutrisi,
data laboratorium, dll.)

9.

Pemesanan obat F3
a. Obat yang masuk daftar F3 (IF tidak menyediakan, jika ada peresepan
baru diorderkan atau dibelikan di apotek sekitar, dimana jika obat tersebut
harganya mahal sesuai protap pemberian terapi obat mahal
b. Untuk pasien rawat jalan wajib mengisi form pesanan obat pasien
10. Perencanaan atau pemesanan
a. Petugas perencanaan bertanggung jawab untuk memastikan obat yang
direncanakan sesuai dengan planning dokter di status pasien
b. Petugas memastikan obat yang direncanakan tidak duplikasi, tidak
kontraindikasi, dan tidak termasuk di daftar alergi obat pasien
11. Pelaksanaan terapi (obat dan alkes) pasien
a. Obat dan alkes yang akan digunakan pasien wajib dicek kesesuaian denga
planning dokter baik dalam bentuk resep maupun penulisan di status
pasien maupun form perencanaan minimal 3 tahapan yaitu :
1) Petugas penyerah kamar obat
2) Petugas farmasi klinis atau perawat yang menerma pembelian obat
pasien
3) Petugas farmasi klinis (oral) atau perawat (non oral) yang akan
memberikan ke pasien atau sebelum melakukan tindakan ke pasien
4) Untuk high alert ditambah 1 tahapan lagi sesuai panduan obat waspada
tinggi
b. Pelaksanaan terapi wajib memenuhi 7B + 1 W
1) Benar pasien
2) Benar indikasi
3) Benar obat
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

c.

d.

e.

f.

g.

4) Benar dosis
5) Benar cara pemberian
6) Benar waktu pemberian
7) Benar dokumentasi
8) Waspada efek samping
Obat oral
1) Pengelolaan obat oral non syrup secara UDD (unit dose dispensing)
yaitu system dispensing obat yang dikemas diserahkan dicatat
dalam dosis terbagi, dalam jumlah cukup untuk satu kali pemberian
sesuai prosedur tetap, jika dilakukan oleh perawat maka perawat wajib
mengacu pada prosedur tetap yang sudah ada
2) Obat oral syrup wajib tetap ditulis di LDOP dan diberi keterangan
habis dalam .. hari, saat haru yang talah ditentukan wajib
dilakukan pengecekan sisa untuk menilai kepatuhan pasien
Obat injeksi.
1) Pastikan dosis pemberian sesuai dengan planning dokter, hati-hati jika
dokter menulisakan tanpa keterangan, sarankan dokter agar
menggunakan mg atau wajib diberi keterangan ampul/vial/dosis
sediaan, Cth : obat ANT tiap mL mengandung 500 mg metampiron,
sediaan vial 2 mg sehingga dosis sediaan adalah 1 g
2) Pindahkan semua isi ampul ke dalam spuit, beri label yang berisi nama
pasien, nama obat, dosis sediaan, tanggal kadaluarsa, tanggal
pemindahan dan label peringatan (jika ada)
3) Spuit poin 2 tidak boleh digunakan unutk melakukan tindakan
Pemberian terapi narkotika dan psikotropika
Sisa injeksi narkotika dan psikotropika wajib disimpan di tempat khusus
untuk dimusnahkan oleh farmasi untuk menghindari penyalahgunaan
Pemberian cairan infus
Cairan infus diberi label yang berisi program pemberian cairan selama
satu hari, ketika sudah realisasi maka diberi tanda cawing
Pemakaian syring pump / infus pump lebih dari 1 pada pasien yang sama
wajib diberi label nama obat pada canul

E. DOKUMENTASI
1. Assesmen riwayat pengobatan dan riwayat alergi di MRE bab keluhan &
anamnesa
2. Planning terapi, informasi stop terapi dan obat oral yang wajib segera
diminum di catatan perkembangan pasien terintegrasi
3. Planning terapi verbal di Form komunikasi di RS PKU Muhammadiyah

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

10

4. Kejadian alergi / efek samping obat di monitoring ESO, memberi tanda


pada symbol (berwarna biru) pada sampul depan berkas rekam medis rawat
inap dan keterangan tentang alergi
5. Peresepan di lembar resep
6. Pemesanan obat dan alkes baik untuk kebutuhan pasien selanjutnya maupun
untuk mengganti stok ruangan di :
a. Form perencanaan kebutuha obat & alkes pasien rawat inap
b. Lembar pemakaian obat dan alkes pasien pavilion
c. Lembar perincian pemakaian obat dan alkes selama di kamar operasi
d. Form pinjaman obat & alkes untuk pasien
e. Form pinjaman stok obat & alkes ruangan
7. Pemesanan obat non formularium pasien rawat jalan di form pesanan obat dan
alkes pasien RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta Unit II.
8. Pemesanan obat dan alkes non formularium harga mahal pasien rawat inap di
form pesanan obat dan alkes harga mahal
9. Pencatatan perencanaan dan dispensing obat oral di lembar UDD
10. Pencatatan perencanaan dan pemberian terapi perawat di lember observasi obat

11. Label spuit


Nama Obat / Dosis Sed : .
Pengenceran
Tgl.

Ptgs..

12. Label penambahan obat pada cairan intravena


Nama Obat :
Dosis / kecepatan :
Tanggal pemasangan : ..
Jam : .
Petugas : .

13. Label dopamine & doBUTAmin untuk syringe pump / infus pump lebih dari
satu pada pasien yang sama
doPAmine
14. Label cairan infus (Contoh)
2000 cc /hari
Aminofluid (1 ltr) Kaen 3 B
06.00
Aminofluid
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

doBUTAmin

Diberi tanda jika


sudah realisasi
11

12.00
18.00
24.00

Aminofluid
Kaen 3B
Kaen 3 B

15. Label syringe / pompa infus


Nama obat :
Dosis / kecepatan : .
Tgl pemasangan : . Jam :..
Petugas :

F. PENUTUP
Demikian telah disusun panduan peresepan atau perencanaan dan pelaksanaan
terapi pasien, yang terdiri dari enam bagian yaitu :
1. Pendahuluan
2. Ruang lingkup
3. Kebijakan
4. Tata laksana
5. Dokumentasi
6. Penutup
7. Lampiran
a. Contoh resep lengkap
b. Protap pembuatan copy resep dan pembelian obat yang tidak tersedia di
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
c. Protap telaah dan pelayanan resep
d. Protap dosis syrup setara dewasa
e. Protap dosis makasimal sediaan pm
f. Protap pengenceran obat dan kecepatan pemberian obat
g. Petunjuk teknis pengisian lembar observasi obat
h. Daftar singkatan yang digunakan di RS
Harapan kami panduan ini dapat menjadi acuan bagi dokter, perawat maupun
farmasis dan panduan ini akan ditinjau ulang secara periodic sehingga masukanmasukan yang bersifat membangun masih sangat diharapkan.
Akhirnya kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu
penyusunan panduan ini. Semoga Allah SWT memberi kekuatan dan petunjuk dalam
setiap langkah kita. Aamiin yaa Robbal Alamin.

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

12

Lampiran 1:
Contoh resep lengkap.
RS PKU MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA UNIT II

RESEP DOKTER
Nama
: Tn. Ahmad
Tanggal
: 1 Juni 2014
No. RM
: 01.00.01
Ruang
: Naim
No. ID
: 12345
BB / Umur
: 45 th
Riw. Alergi
: tidak ada
Hanya untuk pengambilan obat di RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta
Bismillahirrahmanirrohim
R/

Clopidogrel 75 mg tab No. III


S 2dd1

R/

Parasetamol 500 mg tab No. VI


Ibuprofen 200 mg tab. No. X
Amitriptilin 25 mg tab No. II
Diazepam 2 mg tab No. II
m.f. caps d.t.d. No. X
S 3dd1

R/

Neurosanbe tab No. X


S 1dd1

R/

Dektrometorpan tab No. X


S. prn, dosis maks 80 mg/hari
RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

1. Tanda R/ pada setiap


sediaan
2. Untuk nama obat
tunggal ditulis dengan
nama generic, untuk
obat kombinasi ditulis
sesuai nama dalam
formularium,
dilengkapi dengan
bentuk sediaan obat
(contoh : kapsul,
salep, injeksi) serta
kekuatannya (contoh
: 500mg, 1 gram)
3. Jumlah sediaan
4. Pencampuran
beberapa obat jadi
dalam satu sediaan
tidak dianjurkan
kecuali sediaan dalam
bentuk campuran
tersebut telah

13
Nama Dokter

Lampiran:
Daftar Singkatan yang BOLEH digunakan di RS PKU Muhammadiyah
Yogyakarta Unit II
A
AB
abd
a.c
ACS
A/E
AF
AFP
A-i-c-d
AJ
AN
App
APS
ARDS
AS
ASHD
ASD
ass
auric
Ax
B
BAB
BAK

: Airway (jalan Napas)


: Antibiotik
: Abdomen (perut)
: Sebelum Makan
: Acute Coronary Syndrome
: Assesment/Evaluasi
: Atrial Fibrilasi
: Acute Flaccid Paralysis
: Anemia Icterus Cianosis Dispneu
: Angkat Jahitan
: Anemia
: Appendicitis
: Atas Permintaan Sendiri
: Aduit Respiratory Distress
: Apgar score
: Athero Sclerotic Heart Disease
: Atrial Septal Deffect
: Assesment
: Auriculen (Telinga)
: Anamnesa
: Breathing
: Buang Air Besar
: Buang Air Kecil

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

14

BB
BBB
BBL
BBLR
BBLSR
BPH
Br
BSN
BSO
BTA
BTK
BU
C1.C2...C8
C
c

C/
Ca.
Caps
CKB
CKR
CO?
COA
COB
CC
CHF
Chl
CM
Comcer
COPD
CPD
Comcer
COPD
CPD
COR
COS
Cth
CT Scan
CVA
Cyan

: Berat Badan
: Batu Buli-Buli
: Bayi Baru Lahir
: Berat Badan Lahir Rendah
: Berat Badan Lahir Sangat Rendah
: Benign Prostatic Hypertrophy
: Bronchial
: Kadar Gula Darah Puasa
: Bilateral Salphingo Oophorectomy
: Batang Tahan Asam
: Banyak Terima Kasih
: Bising Usus
: Tulang Belakang Bagian Envikal
: Circulation
: Sendok Makan
: Cor
: Cancer
: Capsul (obat)
: Cidera Kepala Berat
: Cidera Kepala Ringan
: Carbon dioxida
: Camera Occuli Anterior
: Cedera Otak Berat
: Common Cold
: Congestive Heart Failure
: Chloride
: Compos Menthis
: Commotio Cerebri
: Cronic Obstructive Pulmonary Disease
: Cephalo Pelvic Disproportion
: Commotio Cerebri
: Cronic Obstructive Pulmonary Disease
: Cephalo Pelvic Disproportion
: Cedera Otak Ringan
: Cedera Otak Sedang
: Sendok teh
: Compyterized Tomography Scanning
: Cerebro Vascular Accident
: Cyanoses

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

15

Dbn
d.c
DHF
DOA
DD
DJJ
DL
DM
DSS
DVT
Dx
Dysp
e.c
EKG
EEG
Ext
EDH
EMAS
FAM
FBC
FC
Fr, Fx
FU
FUO
GCS
H2O
Hct
GE
GERD
GDA
GDP
Hb
HCC
Hct
HHF
H1L
HIM
HM
HT

: Dalam Batas Normal


: Bersama Makan
: Dengue Haemorragic Fever (demam berdarah Dengue )
: Dead on Arrival
: Diferencial Diagnosa
: Denyut Jantung Janin
: Darah Lengkap
: Diabetes Mellitus
: Dengue Syock Syndrome
: Deep Vein Thrombosis
: Diagnosa
: Sesak
: Et Causa
: Elektrokardiografi
: Elektroencephalogram
: Extrernitas (anggota gerak )
: Epidural Haemorrhage
: Expanding Maternal and Neonatal Survival
: Fibroadenoma Mammae
: Fractur Basis Cranial
: Febral Convulsion
: Fraktur
: Fundus Uteri
: Fever Of Unknown Origin
: Glasgow Coma Scale
: Water
: Hematokrit
: Gastro Enteritis
: Gastroesophageal Reflux Disease
: Gula Darah Acak
: Gula Darah Puasa
: Haemoglobin
: Hepato Cell Carcinoma
: Hematocrit
: Hypertensi Heart Failure
: Hernia Inguinalis Lateralis
: Hernia Inguinalis Medialis
: Hematemesis Melena
: Hypertensi

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

16

ICD
Ict
IDDM
IGD
IKP
IMA
IPI
i.m
Inj
ISK
ISPA
ITP
IUFD
i.v
IVP
jr
JVP
K
K-L
K/L
Kep
KET
KLL
KP
K.0
KNC
KPC
KPD
KRS
KTD
KTC
Ll. L2...L5
L
LBP
LFT
LMN
MMH
MODS

: International Classification of the Diseases


: Icterus
: Insulin Dependen Diabetes Millitus
: Instalasi Gawat Darurat
: Insiden Keselamatan Pasien
: Infark Myocard Acut
: Instansi Pelayanan Intensive
: Inmamuscular
: Injeksi
: Infeksi Saluran Kencing
: Infeksi Saluran Pernafasan Atas
: Idiopatic Thrombocytopenia
: Intra Uterine Fetal Death (Bayi Mati Dalam Kandungan)
: Intra Venous
: Intra Venous Pyelography
: Jari
: Jugular Venous Pressure
: Kalium
: Kumbah Lambung
: Kepala/Leher
: Kepala
: Kehamilan Ektopik Terganggu
: Kecelakaan Lalu Lintas
: Koch Pulmonum
: Keluhan Utama / Keadaan Umum
: Kejadian Nyaris Cidera
: Kejadian Potensial Cedera
: Ketuban Pecah Dini
: Keluar Rumah Sakit
: Kejadian Tidak Diharapkan
: Kejadian Tidak Cedera
: Tulang Bagian Lumbal
: Left (Kiri)
: Low Back Pain
: Liver Function Test ( Tes Fungsi Hati )
: Lowell Moton Nuron
: Mur2
: Morbus Hansen
: Multiple Organ Disfunction Sindrom

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

17

Mot
MRS
Mot
MRS
MRI
N
NA
NGT
NIDDM
NSAID
NT
O2 2
OA
OB
Obs
OD
OK
OS
Os
p.c
p.h
p.o
p.r.n
P/
PBI
PCT
PDX
Ped
PEX
PF
Ph
PL
PMX
PP
Psg
PTX
Px
R
RA

: Motorik
: Masuk Rumah Sakit
: Motorik
: Masuk Rumah Sakit
: Magnetic Resonanre Imajing
: Nadi
: Neonaterum (Bayi)
: Nasogastric (Tube)
: Non Insulin Dependen Diabetes Militus
: Ninstcroid Anti Inflamatory Drug
: Nyeri Tekan
: Oksigen
: Osteo Arthritis
: Oran!. Baru
: Observasi
: Occular Dextra
: Operating Kamer (Kamar Operasi)
: Occullar Sinistra
: Bone, Mouth
: Sesudah Makan
: Hydrogen Ton Concentrasion
: Per Oral
: Kalau Perlu
: Pullnomal
: Pupil Besar Isokor
: Paracetamol
: Planning Diagnose
: Pediatrik
: Planning Edukasi
: Premeriksaan Fisik
: Hydrogen Ion Consentrasion
: Pulang
: Planning Monitoring
: Post Partum
: Pasang
: Planning tx
: Penderita
: Right (Kanan)
: Rheumatoid Arthritis

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

18

RBC
Reg
Regt
Ret
RF
RFT
Rh
Ro
ROM
RP/Rpat
RPD
RPK
RR
RT
SAH
SCH
Si .S2 ..... S5
Sat
SC
SDE
SDH
SH
SK
SAH
SKS
Sp02
Spt B
SQO
SRMD
St
STD
Sl-S2
TI.T2....T12
t
T/TD
Taa
Tab
TBC
TFU

: Red Blood Cell


: Regular
: Register
: Retensio
: Refleks Fisiologis
: Renal Function Test ( Tes Fungsi Ginj al )
: Ronchi
: Rongten
: Range Of Motion
: Refleks Patologis
: Riwayat Penyakit Dahulu
: Riwayat Penyakit Keluarga
: Respiratori Rate
: Rectal Touch
: Sub Arachnoid Hemorrhage
: Supra Condiler Humerus
: Tulang bagian sakral
: Saturasi
: Sectio Caesaria
: Sulit Dievaluasi
: Subdural Hemorrhage
: Cirrhosis Hepatis
: Serum Kreatinin
: Sub Arachnoid Hemorrhage
: Surat Keterangan Sehat
: Saturasi Tekanan Oksigen
: Spontan Belakang Kepala ( Partus Normal )
: Status Quo ( Tetap )
: Stress Releated Mucosal Dammage
: Status
: Sexually Transmithted disease
: Bunyi Jantung 1-Bunyi Jantung 2
: Tulang Belakang Bagian Thoracal
: Temperatur ( Suhu Badan )
: Tensi (Tekanan Darah )
: Tak Ada Apa-Apa
: Tablet (Obat)
: Tuberculosis
: Tinggi Fundus Uteri

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

19

TAK
TENS
THA
TH/Thx
TIA
T1O
TM
TOA
Ttu
ttb
TKR
TN
TS
Tu
TUR
Tx
uk
UL
UMN
UPPA
URI
UTI
UUB
UUK
VE
V/V
Ves
VSD
VT
WBC
WDx
wh

: Tak Ada Kelainan


: Transcutaneous Electrical Nerve Stimulation
: Tension Type of Headache
: Thorax (Dada)
: Transient Ischemic Attack
: Tekanan Intra Okuler
: Tidak Mampu
: Tuba Ovari Abscess
: Tidak Teratur
: Tidak Teraba
: Total Knee Replacement
: Tetanus Neonatorum
: Teman Sejawat
: Tumor
: Transurethral resection
: Terapi
: Ukuran
: Urine Lengkap
: Upper Motor Neurik
: Unit Perawatan Pasca Anestesi
: Upper Respiratory Infection
: Urinary Tract Infection
: Ubun ubun
: Ubun-ubun Kecil
: Vacum Ekstraksi
: Vulva/Vagina
: Vesikuler
: Ventricular septal Deffect
: Vaginal Toucher
: Whait Blood Cell
: Working Diagnosa
: Wheezing

RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta unit II

20

Você também pode gostar