Você está na página 1de 7

Lo.

muhammad hidayat
Slamet riyanto

Ante Natal Care.


Asuhan antenatal adalah suatu program yang terencana berupa observasi, edukasi dan
penanganan medik pada ibu hamil, untuk memperoleh suatu proses kehamilan dan persalinan
yang aman dan memuaskan.
Masa kehamilan dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin. Lamanya hamil normal
adalah 280 hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid terakhir.
Kehamilan dibagi dalam 3 triwulan yaitu triwulan pertama dimulai dari konsepsi sampai 3 bulan,
triwulan kedua dari bulan keempat sampai 6 bulan, triwulan ketiga dari bulan ketujuh sampai 9
bulan.
Kehamilan melibatkan perubahan fisik maupun emosional dari ibu serta perubahan sosial
di dalam keluarga. Jarang seorang ahli medik terlatih yang begitu terlibat dalam kondisi yang
biasanya sehat dan normal. Mereka menghadapi suatu tugas yang tidak biasa dalam memberikan
dukungan pada ibu dan keluarganya dalam rencana menyambut anggota keluarga baru,
memantau perubahan-perubahan fisik yang normal yang dialami ibu serta tumbuh kembang
janin, juga mendeteksi serta menatalaksana setiap kondisi yang tidak normal. Pada umumnya
kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan
melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit penilaian
risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh
karena itu pelayanan / asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan
mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal.
Ibu hamil sebaiknya dianjurkan mengunjungi bidan atau dokter sedini mungkin semenjak
ia merasa dirinya hamil untuk mendapatkan pelayanan / asuhan antenatal.

Adapun tujuan dari pelaksanaan antenatal care antara lain:


1. Memantau kemajuan kehamilan untuk memastikan kesehatan ibu dan tumbuh kembang
bayi.
2. Meningkatkan dan mempertahankan kesehatan fisik, mental, dan sosial ibu dan bayi.
3. Mengenali secara dini adanya ketidaknormalan atau komplikasi yang mungkin terjadi
selama hamil, termasuk riwayat penyakit secara umum, kebidanan dan pembedahan.
4. Mempersiapkan persalinan cukup bulan, melahirkan dengan selamat, ibu maupun bayinya
dengan trauma seminimal mungkin.
5. Mempersiapkan ibu agar masa nifas berjalan normal dan pemberian asi eksklusif.
6. Mempersiapkan peran ibu dan keluarga dalam menerima kelahiran bayi agar dapat tumbuh
kembang secara normal.
Perencanaan jadwal pemeriksaan (usia kehamilan dari hari pertama haid terakhir):
-

Sampai 28 minggu: 4 minggu sekali.


28 36 minggu: 2 minggu sekali.
Di atas 36 minggu: 1 minggu sekali.

Rumus TTP (Tanggal Tapsiran Persalinan)


TP = HPHT + 7, Bulan - 3, tahun menyesuaikan.
TP = Taksiran persalinan
HPHT = Hari Pertama Haid Terakhir
biasanya dokter menanyakan HPHT. Jadi kalo seorang wanita haid terakhirnya dari tanggal 3 - 8
April 2007, maka tanggal yang dipakai adalah 3
Contoh, seorang wanita periksa ke dokter positif hamil, haid terakhir tanggal 7 April 2007. Jadi
perkiraan bayi lahir adalah 7 + 7 = 14 , bulan - 3 : April = 4 - 3 = Januari
Jadi Perkiraan kelahiran = 14 Januari 2008
Kecuali jika ditemukan kelainan / faktor risiko yang memerlukan penatalaksanaan medik lain,
pemeriksaan harus lebih sering dan intensif.

Dalam standar pelayanan antenatal yang berkualitas yang ditetapkan oleh Departemen
Kesehatan RI (2003), kunjungan antenatal sebaiknya dilakukan paling sedikit 4 kali selama
kehamilan, yaitu:
-

Satu kali pada triwulan pertama.


Satu kali pada triwulan kedua.
Dua kali pada triwulan ketiga.

Pelayanan / asuhan standar minimal termasuk 7 T:


1. Timbang berat badan.
2. Ukur Tekanan darah.
3. Ukur Tinggi fundus uteri.
4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid).
5. Pemberian Tablet zat besi, minimum 90 tablet selama kehamilan.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
7. Temu wicara.
1. Timbang berat badan.
Berdasarkan pengamatan pertambahan berat badan ibu selama kehamilan dipengaruhi
berat badannya sebelum hamil (Kardjati, 1985). Pertambahan yang optimal adalah kira-kira
20% dari berat badan ibu sebelum hamil (Cunningham dkk., 1997). Jika berat badan tidak
bertambah, lingkar lengan atas <23,5 cm menunjukkan ibu mengalami kurang gizi.
Pertambahan berat > 1 kg seminggu pada pertengahan kedua kehamilan merupakan pertanda
dini kemungkinan timbulnya hipertensi yang diinduksi kehamilan. Umumnya pertambahan
berat badan < 4 kg sebelum kehamilan minggu ke 20, sesudah itu pertambahan tidak lebih
dari 0,5 kg per minggu. Banyak wanita hamil merasa risau terhadap pertambahan berat
badannya. Dalam hal ini, dokter harus menawarkan penimbangan pasien dan memberikan
nasehat yang bijaksana jika pertambahan berat badannya tidak normal.
2. Ukur Tekanan darah.
Kenaikan tekanan darah dan tekanan diastolik yang mencapai > 140/90 mmHg,
dikatakan hipertensi pada kehamilan, dan bila tidak diatasi, dapat berlanjut hingga eklamsi.

3. Ukur tinggi fundus uteri.


Tabel 2.1. Pemantauan tumbuh kembang janin (nilai normal).
Usia

Tinggi Fundus
Dalam cm

kehamilan

Posisi

12 minggu
16 minggu

20 minggu
22 27 minggu

20 cm (+/- 2cm)
Usia kehamilan dalam minggu = cm
(+/- 2cm)
28 cm (+/- 2cm)

28 minggu
29 35 minggu
36 minggu

Usia kehamilan dalam minggu = cm


(+/- 2cm)
36 cm (+/- 2cm)

Teraba di atas simfisis pubis


Di tengah, antara simfisis pubis dan
umbilikus
Pada umbilikus

Di tengah, antara umbilikus dan prosesus


sifoideus

Pada prosesus sifoideus

Gambar 2.1. Tinggi


pertumbuhan uterus pada
abdomen sesuai dengan jumlah
minggu sejak menstruasi
terakhir.

4. Pemberian imunisasi TT (Tetanus Toksoid) lengkap.


Tabel 2.2. Imunisasi TT
Antigen
TT 1
TT 2
TT 3
TT 4
TT 5

Interval (selang waktu minimal)


Pada kunjungan antenatal pertama
4 minggu setelah TT 1
6 bulan setelah TT 2
1 tahun setalah TT 3
1 tahun setalah TT 4

Lama perlindungan

3 tahun*
5 tahun
10 tahun
25 tahun / seumur hidup

% perlindungan

80
95
99
99

Apabila dalam waktu 3 tahun wanita tersebut melahirkan, maka bayi yang dilahirkan akan terlindung
dari TN(Tetanus Neonatorum).

Pemberian imunisasi TT kepada ibu hamil paling sedikit sebanyak 2 kali dengan jarak
minimal 4 minggu, diharapkan dapat menghindari terjadinya tetanus neonatorum dan tetanus
pada ibu bersalin dan nifas.
5. Pemberian Tablet zat besi.
Dimulai dengan memberikan satu tablet sehari sesegera mungkin setelah rasa mual
hilang. Tiap tablet mengandung FeSO4 320 mg (zat besi 60 mg) dan Asam Folat 500 ug,
minimal masing-masing 90 tablet. Tablet besi sebaiknya tidak diminum bersama teh atau
kopi, karena akan mengganggu penyerapan.
Pemeriksaan Hb pada kunjungan pertama dan pada kehamilan 30 minggu. Untuk saat
ini anemia dalam kandungan ditetapkan kadar HB < 11 gr% pada trimester I dan III atau Hb
< 10,5 gr% pada trimester II, Hb < 8 gr% harus dilakukan pengobatan, beri 2-3 kali zat besi
perhari, rujuk ibu hamil untuk pengobatan selanjutnya, dengan Hb rendah harus diberikan
suplementasi zat besi dan penyuluhan gizi.
6. Tes terhadap penyakit menular seksual.
Pemeriksaan penyakit-penyakit infeksi (HIV / PMS), pemeriksaan urine jika ada
indikasi (tes protein dan glukosa).
7. Temu wicara.
Memberikan penyuluhan tentang perawatan diri selama hamil, perawatan payudara,
gizi ibu selama hamil, tanda-tanda bahaya pada kehamilan dan tanda-tanda pada janin
sehingga ibu dan keluarga dapat segera mengambil keputusan dalam perawatan selanjutnya
dan mendengarkan keluhan yang disampaikan oleh ibu dengan penuh minat, beri nasehat dan
rujuk bila diperlukan.
Membicarakan tentang persalinan kepada ibu hamil, suami / keluarga pada trimester
III, memastikan bahwa persiapan persalinan bersih, aman dan suasana yang menyenangkan,
persiapan transportasi, dan biaya untuk merujuk.
Kemudian penilaian klinik merupakan proses berkelanjutan yang dimulai pada kontak
pertama antara petugas kesehatan dengan ibu hamil dan secara optimal berakhir pada

pemeriksaan 6 minggu setelah persalinan. Pada setiap kunjungan antenatal, petugas


mengumpulkan dan menganalisis data mengenai kondisi ibu melalui anamnesis dan
pemeriksaan fisik, untuk mendapatkan diagnosis kehamilan intrauterin, serta ada tidaknya
masalah atau komplikasi.

Pemberian nutrisi pada ibu hamil


Pemberian nutrisi yang tepat untuk ibu hamil sangat penting untuk diperhatikan, dengan
karena nutrisi yang tepat akan mendukung perkembangan janin secara optimal dan juga
mendukung kesehatan si ibunya. Ada empat nutrisi esensial yang sangat diperlukan oleh ibu
hamil yaitu : Asam folat, DHA, Iron (zat besi) dan Kalsium.
Asam folat
Kebutuhan asam folat bagi ibu yang sedang berbadan dua adalah 600 mg/hari. Asam folat
berperan dalam proses pembelahan sel pada janin yang tengah berlangsung begitu cepat.
Kekurangan zat ini akan meningkatkan risiko spina bifida (sumsum tulang belakang tidak
menutup sempurna) dan tidak ada batok kelapa pada janin (anencephalus). Bahan makanan
sumber asam folat adalah sereal, asparagus, bayam, brokoli, bit, kacang merah, dan hati.
Dengan nutrisi asam folat yang cukup, risiko Neural Tube Defects (NTD) dapat dikurangi
hingga 80%. Sementara itu, lakukan pemeriksaan kesehatan secara rutin. sangat disarankan ibu
hamil untuk melakukan USG sejak dini untuk mengetahui apakah terjadi kelainan pada janin.
Semakin dini terdeteksinya, semakin mungkin dilakukan pencegahan atau perawatannya.
DHA
Untuk menjaga kehamilan yang prima, ibu hamil membutuhkan DHA. "DHA adalah komponen
asam lemak utama pada otak dan berhubungan erat dengan pertumbuhan otak janin," kata Pafitri,
SK.M, ahli nutrisi dari Sari Husada. Asupan DHA yang dibutuhkan ibu hamil adalah 200-300
mg/hari. Makanan yang kaya akan DHA antara lain ikan laut, kuning telur dan susu.
Iron atau zat besi

Zat besi merupakan zat yang membawa oksigen dalam darah. Pada saat hamil, zat besi juga
dibutuhkan untuk pembentukan plasenta, selain juga pembentukan darah ibu dan janin. Karena
itu, banyak ibu yang mengalami anemia dalam kehamilan. Kekurangan zat bisa menyebabkan
terganggunya pertumbuhan otak pada janin serta meningkatkan risiko perdarahan saat persalinan.
Sumber zat besi bisa ditemukan pada daging sapi, hati sapi, udang, kerang, kacang merah,
kentang, roti dan gandum, serta sayuran. "Karena kebutuhan zat besi sering tidak mencukupi dari
makanan sehari-hari, karena itu perlu diberi tambahan suplemen zat besi atau sumber lain,
seperti susu," kata Pafitri.
Kalsium
Kalsium merupakan nutrisi yang diperlukan untuk pembentukan tulang dan gigi bayi. Bila
kalsium yang dikonsumsi ibu hamil kurang, maka kebutuhan kalsium janin akan diambil dari
tulang ibu. Dalam jangka panjang, kekurangan kalsium ini bisa menyebabkan osteoporosis pada
ibu. Karena itulah ibu hamil perlu memenuhi asupan kalsium yang cukup. Kebutuhan kalsium
ibu hamil dan menyusui adalah 950 mg/hari dan bisa didapatkan dari susu, bayam, brokoli, ikan,
teri, dan tahu.

Referesi

Mufdlilah, Antenatal Care Focused. Nuha Medika, Yogjakarta: 2009


Llewellyn & Jones, Dasar-dasar Obstetri & Ginekologi. 6th ed. Hipokrates: 2002.

Você também pode gostar