Você está na página 1de 3

Nama Peserta

: dr. Richard Togi L. Tobing


Nama Wahana
: RSUD OKU Timur
Topik
: Retensio urin e.c. suspek hiperplasia prostat benigna
Tanggal (kasus)
: 4 Agustus 2015
No.RM
: 134780
Nama Pasien
: Tn. B
Umur Pasien
: 60 tahun
Tanggal Presentasi
: 2015
Pendamping
: dr. Mona Satriana
Tempat Presentasi
: Ruang Rapat RSUD OKU Timur
Obyektif Presentasi
:
Keilmuan
Keterampilan
Penyegaran
Tinjauan Pustaka
Diagnostik
Manajemen
Masalah
Istimewa
Neonatus
Bayi
Anak
Remaja
Dewasa
Lansia
Bumil
Deskripsi
: Laki-laki, 60 tahun, mengeluh sulit buang air kecil semakin parah 2
Tujuan
Bahan Bahasan
Cara Membahas

hari SMRS.
: Mendiagnosis retensio urin e.c. suspek hiperplasia prostat benigna
: Tinjauan Pustaka
Riset
Kasus
Audit
:
Presentasi dan diskusi Email
Pos

Diskusi
Data Utama Untuk Bahan Diskusi :
1. Diagnosis/ Gambaran Klinis

Penderita mengeluh sulit BAK, BAK terputus-putus (+),


pancaran urin lemah (+), penderita baru dapat BAK jika
menekan perut bagian bawah di atas kemaluan (+).
Mengedan lama saat BAK (+), rasa tidak lampias setelah
BAK (+), sering kencing pada malam hari (+), nyeri saat
BAK (+), tidak dapat menahan BAK (+), frekuensi BAK
meningkat (+). Nyeri pinggang(-), demam (-), kencing
berpasir (-).

2.
3.
4.
5.
6.

Riwayat Pengobatan
Riwayat Kesehatan/Penyakit
Riwayat Keluarga
Riwayat Pekerjaan
Lain- lain

:
:
:
:
:

Pasien belum pernah berobat


Hipertensi (-), kencing manis (-), alergi obat (-)
Pasien tidak bekerja
Faktor risiko berupa usia menunjang untuk mendiagnosis
retensio urin yang disebabkan oleh suspek hiperplasia
prostat benigna

Daftar Pustaka
1. Purnomo BB. Dasar-dasar urologi. Edisi ke32. Jakarta: CV. Sagung Seto, 2012.
2. Sjamsuhidayat, R dan Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-3. Jakarta: EGC, 2010.
3. Royce P. Prostate Enlargement. Ed. 4th. School of Public Health and Preventive Medicine:
Monash University. 2013.

4. Charles, F, et al . Schwartz Manual of Surgery. Eight Edition. USA. Medical Publishing


Division. Mc Graw-Hill, 2006.
5. McLatchie, Greg; Borley, Neil; Chikwe, Joanna. Oxford Handbook of Clinical Surgery, 3rd
edition. Oxford University Press. 2007.
6. Norris S, et al. Management of Benign Prostatic Hyperplasia. American Urological Association.
2010.
Hasil Pembelajaran
1. Definisi hiperplasia prostat benigna
2. Etiologi hiperplasia prostat benigna
3. Gambaran klinis hiperplasia prostat benigna
4. Patofisiologi dan komplikasi hiperplasia prostat benigna
5. Penegakan diagnosis hiperplasia prostat benigna
6. Penatalaksanaan hiperplasia prostat benigna

Rangkuman Hasil Pembelajaran Portofolio:


1. Subjektif: Pasien mengeluh sulit buang air keceil. Berdasarkan keluhan ini, bisa
dipikirkan kemungkinan pasien mengalami pembesaran kelenjar prostat jinak maupun
ganas, batu buli, striktur uretra, Ca penis, ruptur uretra, dan fimosis.
2. Objektif: Hasil anamnesis, pemeriksan fisik, penunjang, dan didukung oleh faktor
risiko mendukung diagnosis retensio urin e.c. suspek hiperplasia prostat benigna. Pada
kasus ini diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, rectal toucher, dan pemeriksaan
USG TUG.
3. Assesment: Retensio urin ini diakibatkan adanya penyempitan uretra akibat penekanan
dari kelenjar prostat yang membesar. Dari pemeriksaan rectal toucher dicurigai massa
yang teraba jinak (kenyal, permukaan rata). Rectal toucher merupakan pemeriksaan
sederhana yang dapat mendiagnosis pembesaran kelenjar prostat jinak maupun ganas.
Diagnosis lain yang perlu dipikirkan dan telah disingkirkan dengan anamnesis dan
pemeriksaan fisik lebih lanjut. Tidak dicurigai adanya striktur uretra dan ruptur uretra
akibat trauma pemasangan kateter. Batu buli juga dapat disingkirkan setelah dilakukan
USG TUG. Serta tidak dijumpai kelainan anatomis pada bagian luar.
4. Plan:
- Diagnosis : Keluhan yang dialami pasien disebabkan oleh hiperplasia prostat
-

benigna.
Pengobatan: Tindakan awal untuk pasien ini berupa pemasangan kateter untuk
menangani retensi urin . Pengobatan definitif pada pasien ini tindakan operatif elektif
untuk membuang massa yang menekan uretra. Tindakan operatif yang dilakukan

berupa open prostatectomy. Tindakan ini bertujuan mengangkat kelenjar prostat yang
mendesak/menekan uretra. Obat-obat lain yang diberikan diantaranya antibiotik
profilaksis. Keadaan post-operatif, luka jahitan tidak terdapat pus, dan penderita
-

dianjurkan pulang setelah dirawat selama 5 hari dan pulang dengan kateter terpasang.
Pendidikan: edukasi kepada penderita saat pulang agar penderita minum air putih 3
liter, mengurangi aktivitas berat, ganti verban tiap hari dan kontrol ulang satu minggu
kemudian.

Você também pode gostar