Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Pendahuluan
Pesantren adalah salah satu segmen masyarakat Indonesia yang memiliki akar sangat kuat dalam
masyarakat Indonesia pada umumnya. Bahkan, Abdurrahman Wahid menyebutnya sebagai
subkultur, yakni sebuah kelompok masyarakat yang memiliki sistem nilai dan pandangan
hidupnya sendiri sebagai bagian dari masyarakat luas.
Pada mulanya tujuan utama pondok pesantren adalah (1) menyiapkan santri mendalami dan
menguasai ilmu agama Islam atau lebih dikenal dengan tafaqquh fi al-din, yang diharapkan dapat
mencetak kader-kader ulama dan turut mencerdaskan masyarakat Indonesia. Kemudian diikuti
dengan tugas (2) dakwah menyebarkan agama Islam dan (3) benteng pertahanan moralitas umat
dalam bidang akhlaq. Sejalan dengan hal inilah materi yang diajarkan di pondok pesantren
semuanya terdiri dari materi agama yang langsung digali dari kitab-kitab klasik yang berbahasa
Arab. Akibat perkembangan zaman dan tuntutannya, tujuan pondok pesantren pun bertambah
dikarenakan peranannya yang signifikan, yaitu (4) berupaya meningkatkan pengembangan
masyarakat di berbagai sektor kehidupan. Sesungguhnya, tiga tujuan terakhir itu merupakan
manifestasi dari hasil yang dicapai pada tujuan pertama, tafaqquh fi al-din. Tujuan ini semakin
berkembang seiring dengan tuntutan yang ada. Tujuan tersebut sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional, sebagaimana tercantum dalam UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional (Sisdiknas), yaitu berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berahlak mulia, sehat, cakap, berilmu,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis dan moderat.
Pesantren baik secara kelembagaan maupun substansi pendidikannya telah banyak mengalami
perubahan. Ia telah dan sedang bergerak dari pinggiran (pheriferal) menuju pusat (central) tanpa
harus kehilangan jatidirinya. Ia yang semula dimaknai sebagai tempat menuntut ilmu agama dan
terdiri dari kyai, santri, asrama, masjid, dan kitab kuning sekarang berkembang di samping
sebagai lembaga pendidikan juga menjadi lembaga yang mempunyai berbagai unit usaha dan
bisnis sebagai penopang kemandirian. Untuk itu, pesantren menjadi pusat penyuluhan
masyarakat, pusat pengembangan teknologi tepat guna bagi masyarakat pedesaan, pusat usaha
penyelamatan dan pelestarian lingkungan, dan pusat pemberdayaan ekonomi.
Berangkat dari posisi yang strategis di atas maka program Pelatihan Pemberdayaan Ekonomi
Masyarakat melalui Pesantren merupakan upaya memperkuat peran pesantren dalam
meningkatkan ekonomi masyarakat di sekitar pesantren yang berangkat dari pesantren itu sendiri.
Pada sisi lain, program ini bisa menjadi sarana kalangan pesantren untuk mendialogkan diri
dengan perkembangan yang ada dalam rangka menggali alternatif-alternatif solutif-kreatif bagi
pembangunan Indonesia, melepaskan masyarakat dari belenggu ketidakberdayaan, kemiskinan.
Kemiskinan, baik secara ekonomi, pendidikan dan kesehatan, yang menimpa Indonesia menjadi
tantangan yang menuntut partisipasi semua komponen bangsa untuk mengatasinya. Upaya ini
penting dalam rangka mengurangi angka kematian sia-sia karena ketiadaan akses ekonomi,
pendidikan dan kesehatan yang signifikan. Hal ini berakibat pada tercerabutnya kebebasan
masyarakat untuk menentukan pilihan-pilihan bebasnya.
Program pengentasan kemiskinan selama ini belum mampu menyelesaikan problem kemiskinan
yang menjerat bangsa ini karena bersifat top down, elitis dan karitatif. Program yang sudah
digulirkan lebih cenderung memberikan bantuan yang bersifat sementara daripada menyiapkan
mental dan keahlian yang dapat membangun etos kerja dan kreativitas. Konsekuensinya,
masyarakat terjerumus dalam lingkaran kemiskinan absolut, yaitu miskin mental, keahlian,
ketiadaan akses, dan karenanya miskin harta.
Karena itu, diperlukan sebuah pemikiran alternatif untuk akselarasi pengentasan kemiskinan
dengan menggerakkan dan melibatkan potensi-potensi yang ada di antaranya adalah
1
pemberdayaan melalui pesantren sebagai salah satu elemen strategis dalam masyarakat.
II.
Laporan Teknis
Peserta pelatihan ini direncanakan berjumlah 20 orang di setiap wilayah, terdiri dari Kyai,
putra kyai, santri selain dari pesantren di mana pelatihan ditempatkan, maupun pesantren
lainnya di masing-masing tempat. Peserta lainnya berasal dari masyakat di sekitar pesantren.
Namun, dalam realisasinya di lapangan, animo kalangan pesantren dan masyarakat untuk
mengikuti pelatihan ini sangat tinggi. Sehingga ada penambahan peserta. Di Ciamis, peserta
berjumlah 30 orang, di Boyolali 34 orang, dan Di Cirebon 30 orang. Secara keseluruhan,
untuk 3 tempat pelatihan (Ciamis, Boyolali, dan Cirebon) peserta pelatihan ini berjumlah 94
orang. Daftar Peserta terlampir.
c. Pelaksana
Pelatihan ini dilaksanakan oleh Rabithah Maahid Islamiyah bekerjasama dengan PKBL Bank
Mandiri. Secara teknis pelatihan ini dilaksanakan oleh Tim yang ditetapkan berdasarkan Surat
Keputusan Ketua Rabithah Maahid Islamiyah Nahdlatul Ulama Tahun 2012. Tim ini bekerja
sama dengan panitia lokal di wilayah masing-masing.
d. Pendanaan
Seluruh biaya penyelenggaraan pelatihan ini sepenuhnya berasal dari bantuan PKBL Bank
Mandiri.
e. Pelaksanaan Jadwal
Jadwal pelatihan dibuat sesuai dengan segmen pelatihan yang diambil di masing-masing
tempat. Pelaksanaan pelatihan mengikuti jadwal sebagai berikut:
Jadwal Pelatihan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pesantren
Ciamis, 9 12 Maret 2012
Hari/Tgl
Jam
Materi
Narasumber /
Penanggung jawab
Jumat
12.00 13.30
Registrasi peserta
Panitia
13.30 15.00
Pembukaan
Panitia
15.00 15.30
Sholat/istirahat
Panitia
15.30 17.30
Agus Muhammad
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
Miftah Faqih
06.00 08.00
Panitia
08.00 10.00
Amin Haedari
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
Aunurrofiq
12.15 13.15
Panitia
13.15 15.15
Rahmat Mandiri
15.15 15.30
Istirahat
Panitia
15.30 17.30
Disperindagkop Ciamis
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
06.00 08.00
Olahraga / sarapan
Panitia
08.00 10.00
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
Rini Ramdaniyah
12.15 13.15
Panitia
13.15 15.15
15.15 15.15
Istirahat
Panitia
15.15 17.15
09-03-12
Sabtu,
10-03-12
Minggu,
11-03-12
Senin, 1203-12
Endang Setiawan
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
06.00 08.00
Olahraga / sarapan
Panitia
08.00 10.00
Kunjungan Lapangan
Panitia
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
Panitia
12.15 13.15
Penutupan
Panitia
Jadwal Pelatihan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pesantren
Boyolali, 27 30 Maret 2012
Hari/Tgl
Jam
Materi
Narasumber /
Penanggung jawab
Selasa
12.00 13.30
Registrasi peserta
Panitia
13.30 15.00
Pembukaan
Panitia
15.00 15.30
Sholat/istirahat
Panitia
15.30 17.30
Agus Muhammad
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
Miftah Faqih
06.00 08.00
Panitia
08.00 10.00
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
12.15 13.15
Panitia
13.15 15.15
Mandiri
15.15 15.30
Istirahat
Panitia
15.30 17.30
Nur Cholis
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
Dinas Peternakan
27-03-12
Rabu,
28-03-12
Boyolali
Kamis,
29-03-12
Jumat,
30-03-12
06.00 08.00
Olahraga / sarapan
Panitia
08.00 10.00
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
Dinas Peternakan
Boyolali
12.15 13.15
Panitia
13.15 15.15
Praktek Lapangan 1
Fasilitator
15.15 15.15
Istirahat
Panitia
15.15 17.15
Praktek Lapangan 2
Fasilitator
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
Praktek Lapangan 3
Fasilitator
06.00 08.00
Olahraga / sarapan
Panitia
08.00 10.00
Kunjungan Lapangan
Panitia
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
Panitia
12.15 13.15
Penutupan
Panitia
Jadwal Pelatihan
Pemberdayaan Ekonomi Masyarakat melalui Pesantren
Pondok Pesantren Kempek, Cirebon, 28 April01 Mei 2012
Hari/Tgl
Jam
Materi
Narasumber /
Penanggung jawab
Sabtu
12.00 13.30
Registrasi peserta
Panitia
13.30 15.00
Pembukaan
Panitia
15.00 15.30
Sholat/istirahat
Panitia
15.30 17.30
Agus Muhammad
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
Imam Jazuli
06.00 08.00
Panitia
08.00 10.00
Bank Mandiri
28-04-12
Minggu,
Moderator:
Masykuruddin H
29-04-12
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
Miftah Faqih
12.15 13.15
Panitia
13.15 15.15
Amin Haedari
15.15 15.30
Istirahat
Panitia
15.30 17.30
Disperindagkop
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
Dedi Fachrudin
Moderator: Masrur A N
Moderator:
Masykurudin H.
Moderator: Najhah
Barnamij
Moderator: Lukman
Hakim
Senin, 3004-12
06.00 08.00
Olahraga / sarapan
Panitia
08.00 10.00
Setyaningsih
Fasilitator:
Taufiqurrahman
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
10.15 12.15
Agung
Kelontong
Fasilitator: Lukman
12.15 13.15
Panitia
13.15 15.15
Uki Marzuki
Selasa,
01-05-12
15.15 15.30
Istirahat
Panitia
15.30 17.30
Fasilitator: Agus
Muhammad
17.30 19.30
Istirahat
Panitia
19.30 21.30
Presentasi
Fasilitator: Agus
Muhammad
06.00 08.00
Olahraga / sarapan
Panitia
08.00 10.00
Fasilitator: Agus
Muhammad
10.00 10.15
Istirahat
Panitia
f.
10.15 12.15
Penutupan
Panitia: Masrur AN
12.15 13.15
Chek Out
Panitia
No
Nama
Lembaga/Bidang
RMI-NU
RMI-NU
RMI-NU
H. Aunurrofiq
Entepreneur
H. Rachmat R. Somadinata,
SH, MM
Mandiri
Ike Oktarina
Mandiri
Ajat Sudrajat
Disperindagkop Ciamis
Pesantren Al-Huda
Materi
Perkenalan, Brain Storming,
Kontrak Belajar, dan Fasilitator
forum
Perspektif Islam tentang
Kewirausahaan
Pesantren dan Pemberdayaan
masyarakat
Penguatan Etos Kewirausahaan
Sosialisasi Corporate Social
Responbility dan Program
Kemitraan Bank Mandiri
Sosialisasi Corporate Social
Responbility dan Program
Kemitraan Bank Mandiri
Analisis Kelayakan Usaha dan
Stretegi Pemasaran
Prospektif Usaha Mebeler
7
SMK Al-Huda
10
Rini Ramdhaniah
11
SMK Al-Huda
No
Nama
Lembaga/Bidang
Materi
Perkenalan, Brain Storming,
Kontrak Belajar, dan Fasilitator
forum
Nahdlatul Tujar sebagai Spirit
Kewirausahaan
RMI-NU
RMI-NU
RMI-NU
Keynote Spech
PBNU/LKiS
Pengasuh Pesantren
Enteprenership Tegal Rejo
Yunian Pudyarti
Mandiri
Nur Cholis
Rochmat Al-Yusri
Pesantren Al-Ikhlas/Kyai
entepreneur
10
Budi Santoso
11
KH. Hamid. A
Kyai Entepreneur
Praktek Lapangan
Multazam
Textile/Entepreneur
Dinas Peternakan Boyolali
No
Nama
KH. Abdurrahman Ibn
Ubaidillah
PBNU
RMI-NU
RMI-NU
Ike Octarina
Mandiri
Supardi
Dedi Fachrudin
Disperindagkop Kab.
Cirebon
Mandiri
Lembaga/Bidang
Materi
Keynote Spech
Perkenalan, Brain Storming,
Kontrak Belajar, dan Fasilitator
forum
Membangun Etos Kewirausahaan
Masyarakat dan Pesantren
Sosialisasi Corporate Social
Responbility dan Program
Kemitraan Bank Mandiri
Analisis Kelayakan Usaha dan
Stretegi Pemasaran
Penguatan Jaringan Usaha
8
RMI-NU
RMI-NU
Dra. Setyaningtyas
Pengusaha Roti
10
Agung
11
Uki Marzuki
Pengusaha Gapit
Secara umum kegiatan pelatihan ini berhasil mencapai tujuan yang diharapkan baik
dari segi peserta, narasumber, materi, maupun proses pelaksanaan pelatihan secara
umum, berdasarkan segmen pengembangan ekonomi yang ada di masing-masing
tempat. Di Ciamis, segmen yang diambil adalah perkayuan atau permebelan, di
Boyolali penggemukan sapi, dan di Cirebon Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM).
Peserta; Peserta yang hadir memenuhi apa yang diharapkan panitia bahkan melebihi
kuota seperti di Ciamis (30 orang), Boyolali (34 orang), dan Cirebon (30 orang) dari
20 peserta yang ditargetkan. Peserta pelatihan berasal dari kalangan Kyai/nyai muda
dari pesantren, ustadz dan santri senior, dai yang memiliki basis massa kuat di
masyarakat dan masyarakat di sekitar pesantren. Disamping itu, peserta nampak
antusias dalam mengikuti pelatihan. Hal ini tampak baik dari keseriusan dalam
mengikuti acara maupun dalam berdialog dengan narasumber. Bahkan, di semua
wilayah, peserta meminta kepada panitia agar penyelenggaraan kegiatan ini diperluas
sehingga bisa diikuti oleh masyarakat lebih banyak lagi.
Materi; Sebagaimana telah dikemukakan dalam point Materi dan Narasumber,
seluruh materi yang sudah direncanakan berhasil disampaikan oleh narasumber.
Diskusi terhadap materi sangat hidup dan berlangsung semarak. Materi-materi yang
disampaikan dalam pelatihan ini dianggap penting oleh peserta dan mereka merasa
mendapat masukan dan informasi berharga dari materi-materi yang disampaikan.
Untuk di Ciamis, yang segmen pengembangan ekonominya melalui usaha perkayuan
atau permeubelan, proses pelatihan yang dilakukan telah mencangkup hal-hal krusial
terkait usaha itu. Alurnya bisa dilihat dengan materi-materi yang disampaikan
narasumber, diantaranya terkait dasar keagamaan agar tertanam di dalam diri para
peserta akan pentingnya peningkatan taraf hidup di dunia, bekerja sebaiknya dengan
tidak melupakan aspek bekal hidup di akhirat nantinya. Dengan dasar ini, sebagai
orang yang beragama, setiap hal yang dilakukan tidak lepas dari pegangan nilai-nilai
yang diajarkan agama, yang selalu mengajarkan kebaikan. Karena pentingnya materi
ini, pelatihan di Boyolali dan di Cirebon juga disampaikan hal yang sama, hanya saja
kemudian diarahkan ke Spirit Nahdlatul Tujar dan Peran Pesantrennya, dengan tetap
bersubstansikan penanaman nilai-nilai keagamaan di dalamnya.
Hal lainnya dalam pelatihan peserta oleh pemateri diberi motivasi. Pemateri yang
bukan sekedar pandai bicara, tetapi mereka adalah orang yang bergelut di dunia usaha
dengan pengalaman jatuh bangun berwirausaha secara mendalam. Hal ini diperlukan
untuk mendorong peserta dan memacu mereka untuk terus bergerak menggiatkan diri
mereka dalam bekerja. Hal tersulit dalam berwirausaha adalah memantabkan diri
9
untuk mulai melangkah. Di sinilah titik penting hadirnya narasumber dan dibahasnya
materi dengan motivasi yang sifatnya menguatkan pribadi dan semangat para peserta.
Kemudian peserta juga dibekali pengetahuan dasar mengenai karakter kayu dan jenisjenisnya, design, dan cara mengolahnya melalui pendalaman di kelas. Selain juga,
karena pentingnya pemahaman akan regulasi (peraturan), manajemen usahanya, dan
juga analisa pasar diberikan. Salah satu pemateri dari Dinas Perindusrian,
Perdagangan, dan Koperasi (Desperindagkop) Kab. Ciamis khusus untuk membahas
hal itu.
Proses dalam pelatihan dilaksanakan dengan model pembekalan secara seimbang
antara materi teori dan praktek. Peserta di sesi-sesi akhir pelatihan praktek membuat
meja, dengan dibagi menjadi tiga kelompok setelah mendapat teori-teori yang
memadai di sesi-sesi sebelumnya. Di sesi akhir sebelum penutupan, peserta sudah
bisa menghasilkan meja yang siap edar dan laik jual di pasaran.
Boyolali. Pola pelatihan pemberdayaan yang diterapkan antara di Ciamis, Boyolali,
begitupun di Cirebon sama. Hanya saja seperti disebutkan diatas beberapa materi
disesuaikan dengan kebutuhan tiap tempat dengan segmen pemberdayaan masingmasing. Misalnya di Boyolali dengan Penggemukan sapinya, materi-materi seputar
pemilihan bibit, perkandangan, nutrisi ternak, dan trik-trik khusus untuk menjaga
kualitas sapi agar tetap terjaga dipaparkan oleh pemateri-pemateri dengan pengalaman
puluhan tahun. Pemateri lagi-lagi adalah para pelaku yang bergelut di bidangnya
puluhan tahun. Baik hal itu sebagai pelaku usaha, maupun pendamping dari
pemerintah di Dinas Perternakan Kab. Ciamis.
Penanaman nilai-nilai keagamaan, kemudian peran pesantren dalam pemberdayaan
ekonomi di nusantara, hal ini selalu disampaikan dan ditekankan, tak hanya di Ciamis,
tetapi Boyolali dan Cirebon juga. Mengingat arti pentingnya hal ini bagi
pengembangan diri usahawan dari kalangan pesantren dan sekitar pesantren.
Hal yang sama dilakukan di pelatihan di Cirebon. Materi-materi yang disampaikan
disesuaikan dengan segmen Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM), karena
segmen ini yang diambil di pelatihan ini. Pemateri lagi-lagi adalah para pelaku usaha
yang memiliki pengalaman panjang yang dengan kegigihan bergiat dalam usahanya,
mereka akhirnya sukses. Sebutlah Setyaningsih, Agung, dan Uki Marzuki. Mereka
masih terbilang muda, tetapi masing-masing memiliki pengalaman menarik baik
dalam memulai usahanya maupun dalam menjalankannya. Dari Setyaningsih peserta
dapat mendalami jenis usaha roti, Agung di dunia retailnya dengan cabang 7 buah di
Cirebon, dan Uki Marzuki di home industri pembuatan gapit. Untuk semakin
memantabkan hati dan penerapan teori di lapangan, peserta diajak ke sentra usaha di
Plered, Cirebon di tempatnya Uki Marzuki. Di sini peserta melihat proses awal
sampai akhir, bagaimana gapit dibuat dan dikemas, dengan aneka rasanya.
Hal penting lainnya dalam pelatihan ini adalah Sosialisasi Program Kemitraan dan
Bina Lingkungan (PKBL). Penting bagi peserta maupun Bank Mandiri khususnya,
untuk mensinergikan antara unit-unit usaha yang telah dan akan berjalan dengan
program-program yang nyatanya inovatif dengan pola peningkatan dan
pengembangan usaha yang sangat memadai. Peserta memang tidak melihat langsung,
tetapi dari misi dan paparan program PKBL Bank Mandiri yang disampaikan pada
pelatihan di tiap tempat ini, mereka bisa membayangkan pola besar yang sedang
digarap Bank terbesar di negeri ini dalam meningkatkan dan mengembangkan
10
entepreneurship di Indonesia.
Materi evaluasi dan Rencana Tindak Lanjut dalam bentuk diskusi kelompok untuk
men-spesifikasikan arah usaha peserta.
Narasumber; seluruh narasumber yang diundang dalam pelatihan ini bisa hadir dan
menyampaikan materinya dengan baik. Sesuai dengan kompetensinya masingmasing, narasumber sangat menguasai materi dan menyampaikan materinya dengan
sangat baik. Secara umum, penyampaian materi oleh narasumber tidak
mengecewakan. Disamping menguasai, narasumber juga menyampaikan dengan
bahasa yang mudah dipahami oleh peserta.
Proses Pelatihan; Proses pelaksanaan pelatihan ini berjalan dengan baik. Ini terjadi
karena ada komunikasi dan koordinasi yang sangat baik dalam kepanitiaan baik
tingkat pusat maupun panitia lokal. Forum diskusi dalam pelatihan berjalan sangat
hidup dan mendapat respon dan feedback yang sangat baik dari peserta.
Capaian Pelatihan; Untuk Ciamis, muncul 20 orang usahawan kayu, yang sekarang
masih dibina dan melakukan pengembangan diri di Bengkel Kayu Pesantren al-Huda,
Turalak, Ciamis Jawa Barat. Dua puluh orang ini nantinya bisa menciptakan kreasi
mebeulair yang siap jual, ditandai dengan kerja kelompok di saat pelatihan yang
menghasilkan tiga buah meja, yang dari informasi terakhir telah terjual ke beberapa
instansi dan pesantren di Ciamis.
Di Ciamis peserta paska pelatihan setidaknya sudah merencakan untuk melakukan
hal-hal seperti; mengikuti proses magang yang jadwal pelaksanaannya ditentukan
mereka sendiri, menentukan pilihan jenis usaha kayu yang dipilih, dan target yang
ingin capai, misalnya bagaimana mereka mampu bekerja secara mandiri, memiliki
skill perkayuan yang memadai, dan tentu menciptakan lapangan pekerjaan khususnya
di bidang perkayuan. Design perencanaan usahanya juga sudah sampai pada
bagaimana pola yang akan dibangun nantinya adalah usaha terpadu. Pola yang
membangun sinergi antara para peserta dengan spesifikasi usaha masing-masing
saling mendukung satu sama lain.
Boyolali. Dua puluh peternak telah terjaring dengan pengelolaan sapi secara
kelompok. Sebagian peserta merencanakan untuk melakukan pengembangan dan
penggemukan sapi secara kelompok dengan dukungan dari pesantren al-Ikhlas. Perlu
diketahui bahwa beberapa peserta memang belum memiliki kandang yang katakanlah
memadai. Sehingga mereka menitipkan sapi-sapinya di kandang pesantren al-Ikhlas.
Selain itu, hal ini disesuaikan untuk agar proses penggemukan sapi di lakukan secara
maksimal.
Selain itu, Pengelolaan peternakan dilakukan secara kelompok untuk meminimalisir
kerja yang tidak efektif dari usaha penggemukan sapi ini. Dengan begitu, Kyai Thoha
Asfari sebagai pengasuh pesantren bisa terus mengawasi perkembangan sapi yang
dikelola secara bersama ini dengan maksimal. Misalnya soal kandang, nutrisi ternak
dan pengolahan limbahnya. Sedang sebagian peserta lainnya, terutama dari
masyarakat melakukan usaha penggemukan sapinya di rumahnya masing-masing,
dengan tetap melakukan komunikasi intens dengan Pesantren al-Ikhlas.
Cirebon. Minat peserta dalam berusaha cukup tinggi. Pelatihan secara teoritis bagi
mereka tidak cukup, sehingga hampir selalu muncul dalam tiap sesi pelatihan untuk
11
Rekomendasi
Melihat pentingnya topik ini dan mempertimbangkan antusiasme peserta dalam
mengikuti kegiatan ini, ada beberapa rekomendasi yang diharapkan bisa
dipertimbangkan terutama oleh PT. Bank Mandiri, Tbk.
Dengan kebutuhan dan atusitas peserta baik dari kalangan maupun pesantren,
Mandiri perlu terus mendorong terselenggaranya pelatihan-pelatihan serupa
dengan model pelatihan sesuai kebutuhan.
2. Di tiga tempat, Ciamis, Boyolali, dan Cirebon, nyatanya masih banyak potensi
lain di kawasan pesantren dan sekitar pesantren untuk terus dikembangkan. Di
Ciamis, sudah tidak diragukan lagi sebagai sentra produksi ikan air tawarnya
dengan kualitas yang sangat baik, selain pertukangan budidaya ikan tawar bisa
dilakukan pengembangan produksi di kawasan ini. Hampir tiap rumah memiliki
kolam untuk budidaya ikan. Dan Kalau ini dikelola dan dikembangkan dengan
baik, budidaya ikan bisa menjadi usaha yang masif dan mampu menutupi
kebutuhan pasar akan ikan air tawar yang begitu tinggi. Untuk Boyolali, Pesantren
al-Ikhlas dan masyarakat sekitarnya sudah memiliki usaha berjalan di bidang
kreasi alat rumah tangga terutama sapu dari ijuk. Pesantren Al-Ikhlas sudah
mencoba memfasilitasi atau menampung hasil produksi sapu ijuk masyarakat
dengan model home industri terpadu di pesantren dan kawasan sekitar pesantren.
Pesantren Al-Ikhlas telah memiliki beberapa alat produksi dengan kapasitas yang
memadai untuk memproduksi ribuan gagang sapu tiap harinya. Selain
penggemukan sapi, home industri produk rumah tangga yang digeluti lama ini
cukup potensial untuk menjadi penggerak roda perekonomian masyarakat Dawar.
Di Cirebon, pelatihan ini selain melahirkan 20 calon entrepeneur, dengan potensi
wilayah dengan jaringan industri usaha seperti Roti dan Gapit, bisa muncul
usahawan-usahawan dengan beragam latar usaha. Bisa saja distributor, produsen,
maupun penjual denga pangsa pasar yang cukup menjanjikan di kota-kota sekitar
Cirebon, sampai Jabodetabek.
3. Peningkatan sarana prasarana penunjang perekonomian masyarakat sangat
diperlukan dan memerlukan dukungan Mandiri. Kasus di Turalak, produksi ikan
air tawarnya akan tersendat bila musim panas datang, karena pasokan air kurang.
Teman-teman di Turalak berencana membuat sistem irigasi terpadu, dengan
menaikkan air sungai, yang selain bisa mengairi sawah di sekitar Turalak, bisa
digunakan untuk mengairi kolam-kolam budidaya ikan. Di Boyolali, sampai
proses pembagian sapi budidaya untuk penggemukan, beberapa peternak belum
memiliki kandang yang memadai, sehingga masih menitipkan sapinya di
Pesantren al-Ikhlas. Begitupun dengan Cirebon.
1.
12
i.
Penutup
Demikian laporan kegiatan ini dibuat sebagaimana mestinya.
Jakarta, 28 Mei 2012
_________________________________
LAMPIRAN-LAMPIRAN
1. Jadwal Pelatihan
2. Daftar Peserta
3. CV Narasumber
4. Sindikasi Media
5. Transkip Pelatihan
6. Laporan Foto Pelatihan
7. Laporan Keuangan
13