Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Nuclear Magnetic Resonance (NMR) adalah salah satu metode analisis yang paling
mudah digunakan pada kimia modern. NMR digunakan untuk menentukan struktur
dari komponen alami dan sintetik yang baru, kemurnian dari komponen, dan arah
reaksi kimia sebagaimana hubungan komponen dalam larutan yang dapat
mengalami reaksi kimia [1,2]. Meskipun banyak jenis nuclei yang berbeda akan
menghasilkan spektrum, nuclei hidrogen (H) secara histori adalah salah satu yang
paling sering diamati. Spektrokopi NMR khususnya digunakan pada studi molekul
organik karena biasanya membentuk atom hidrogen dengan jumlah yang sangat
besar [3,4,5,6].
Pada spektrum hidrogen NMR menghadirkan beberapa resonansi yang menjelaskan
pertama bahwa molekul yang dipelajari mengandung hidrogen. Kedua, jumlah pita
dalam spektrum menunjukkan bagaimana beberapa posisi yang berbeda pada
molekul dimana hidrogen melekat/menempel. Frekuensi dari beberapa resonansi
utama pada spektrum NMR menunjukkan perubahan kimia. Ini sangat penting untuk
menduga bagian dari spektrum NMR yang mengandung informasi tentang
lingkungan masing-masing atom hidrogen dan struktur dari komponen yang
dipelajari. Informasi ketiga bahwa sebuah spektrum NMR menentukan
perbandingan luas/daerah pita yang berbeda, ini menjelaskan jumlah atom
hidrogen yang relatif yang keluar pada masing-masing posisi pada molekul yang
diperoleh.
Perbandingan ini petunjuk/bukti langsung struktur dari struktur molekul dan harus
mutlak sesuai untuk beberapa struktur yang diusulkan sebelum struktur tersebut
kemungkinan dipertimbangkan benar.
Struktur kompleks pita-pita dapat mengandung informasi tentang jarak yang
memisahkan beberapa atom hidrogen yang melewati ikatan kovalen dan penyusun
spasial atom hidrogen yang melekat pada molekul, termasuk struktur dasarnya.
Struktur dasar menunjukkan pembungkusan atau penggabungan molekul yang
memiliki ikatan yang panjang, seperti struktur spiral DNA. Struktur kompleks pita
NMR pada mulanya spin coupling diantara beberapa atom hidrogen. Penggabungan
ini merupakan perputaran fungsi jarak melintasi ikatan dan geometri molekul.
Dalam kasus molekul kecil, pita yang kompleks mungkin disimulasikan tepat
dengan perhitungan mekanika kuantum atau didekati menggunakan mekanika
kuantum yang sesuai dengan aturan.
1.2.Tinjauan Pustaka
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang
baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan
komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR
merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi structural. Spektroskopi
resonansi magnet inti seringkali disingkat NMR termasuk ke dalam spektroskopi
absorpsi seperti halnya dengan spektroskopi infra merah atau spektroskpoi ultra
violet. Dasar dari spektroskopi NMR adalah absorpsi radiasi elektromagnetik dengan
frekuensi radio oleh inti atom. Frekuensi radio yang digunakan berkisar dari 0,1
sampai dengan 100 MHz. Bahkan, baru-baru ini ada spektrometer NMR yang
menggunakan radio frekuensi sampai 500MHz.
Inti proton (atom hidrogen) dan karbon (karbon 13) mempunyai sifat-sifat magnet.
Bila suatu senyawa mengandung hidrogen atau karbon diletakkan dalam bidang
magnet yang sangat kuat dan diradiasi dengan radiasi elektromagnetik maka inti
atom hidrogen dan karbon dari senyawa tersebut akan menyerap energi melalui
suatu proses absorpsi yang dikenal dengan resonansi magnetik. Absorpsi radiasi
terjadi bila kekuatan medan magnet sesuai dengan frekuensi radiasi
elektromagnetik.
Proton tunggal 1H adalah isotop yang paling penting dalam hydrogen. Isotop ini
melimpah hampir 100% dan jaringan hewan mengandung 80% air. 1H memproses
momen magnetik yang besar dari nuclei yang penting secara biologi. Ketika pada
medan magnet konstan, frekuensi NMR dari nuclei hanya bergantung pada momen
magnetnya, frekuemsi 1H paling tinggi pada spekrometer yang sama. Sebagai
contoh, pada spekrometer 360 MHz untuk 1H, frekuensi untuk 31P adalah 145,76
MHz dan untuk 13C adalah sekitar 90 MHz.
13C adalah isotop karbon yang dapat digunakan untuk NMR. Dialam ada hanya
1,1%. Oleh karena itu, spektrum 13C yang diperoleh membutuhkan banyak waktu.
Disamping itu spektrum 13C lebarnya adalah 200 ppm, yang identifikasinya mudah
diperoleh pada metabolisme jaringan. Sensitiftas spektroskopi 13C dapat
ditingkatkan dengan spektroskopi proton-observed carbon-edited
BAB II
ISI
2.1. Pengertian NMR
Spektroskopi NMR (Nuclear Magnetic Resonance) merupakan salah satu jenis
spektroskopi frekuensi radio yang didasarkan pada medan magnet yang berasal
dari spin inti atom yang bermuatan listrik.
Spektroskopi NMR adalah salah satu cabang dari spektroskopi absorbsi yang
menggunakan radiasi frekuensi gelombang radio untuk menginduksi terjadinya
transisi antara dua tingkat energi spin suatu inti yang mempunyai momen magnetik
inti bukan nol.
Spektroskopi NMR adalah teknik penelitian yang memanfaatkan sifat magnetik inti
atom tertentu untuk menentukan sifat fisik dan kimia dari atom atau molekul di
mana mereka yang terkandung. Hal ini bergantung pada fenomena resonansi
magnetik nuklir dan dapat memberikan informasi rinci tentang struktur, dinamika,
negara reaksi, dan lingkungan kimia dari molekul.
2.2. Prinsip Spektroskopi NMR
Banyak inti (atau lebih tepat, inti dengan paling tidak jumlah proton atau
neutronnya ganjil) dapat dianggap sebagai magnet kecil. Inti seperti proton ( 1H atau
H-1) dan inti karbon-13 (13C atau C-13, kelimpahan alaminya sekitar 1%). Karbon -12
(12C), yang dijadikan standar penentuan massa, tidak bersifat magnet.
Bila sampel yang mengandung 1H atau 13C atau bahkan semua senyawa organik,
ditempatkan dalam medan magnet, akan timbul interaksi antara medan magnet
luar dengan magnet kecil (inti). Karena adanya interaksi ini, magnet kecil akan
terbagi atas dua tingkat energi, yaitu: tingkat yang sedikit agak lebih stabil (+) dan
keadaan yang kurang stabil (-) yang energinya berbeda. Karena dunia inti adalah
dunia mikroskopik, energi yang berkaitan dengan inti ini terkuantisasi, artinya tidak
kontinyu. Perbedaan energi antara dua keadaan diberikan oleh persamaan sebagai
berikut:
E = hH/2
Keterangan:
H : Kuat medan magnet luar (yakni magnet spektrometer)
H : Tetapan Planck
: Tetapn khas bagi jenis inti tertentu, disebut dengan rasio giromagnetik dan untuk
proton nilainya 2,6752 x 108 kg-1 s A (A= amper)
Bila sampel disinari dengan gelombang elektromagnetik yang berkaitan dengan
perbedaan energi E, yakni:
E = h
inti dalam keadaan (+) mengabsorbsi energi ini dan tereksitasi ke tingkat energi (-).
Proses mengeksitasi inti dalam medan magnetik akan mengabsorbsi energi
(resonansi) disebut nuclear magnetic resonance (NMR). Frekuensi gelombang
elektromagnetik yang diabsorbsi diungkapkan sebagai fungsi H.
= H/2
Bila kekuatan medan magnet luar, yakni magnet spektrometer, adalah 2,3490 T
(tesla, 1 T = 23490 Gauss), yang diamati sekitar 1 x 108 Hz = 100 MHz. Nilai
frekuensi ini di daerah gelombang mikro.
Kopling untuk setara n (spin ) inti membagi signal ke dalam multiplet n +1 dengan
rasio intensitas berikut segitiga Pascal. Kopling untuk berputar tambahan akan
menyebabkan belahannya lebih lanjut dari masing-masing komponen, misalnya
multiplet kopling spin yang berbeda untuk dua inti dengan konstanta kopling
secara signifikan berbeda akan menyebabkan doublet dari doublet. Perhatikan
bahwa kopling antara inti yang secara kimiawi sama yaitu, memiliki pergeseran
kimia yang sama tidak memiliki efek spektrum NMR dan kopling antara inti yang
jauh, biasanya lebih dari 3 obligasi terpisah untuk proton dalam molekul fleksibel,
biasanya terlalu kecil menyebabkan belahannya diamati. Long-range kopling selama
lebih dari tiga obligasi sering dapat diamati dalam siklik dan senyawa aromatik,
yang mengarah ke pola membelah lebih kompleks.
Misalnya, dalam spektrum proton untuk etanol, kelompok CH 3 dibagi menjadi triplet
dengan rasio intensitas 01:02:01 oleh dua proton CH 2 tetangga. Demikian pula, CH2
dibagi menjadi kuartet dengan rasio intensitas 1:3:3:1 oleh tiga tetangga CH 3
proton. Pada prinsipnya, dua proton CH 2 juga akan dibagi lagi menjadi doublet untuk
membentuk doublet dari kuartet oleh proton hidroksil, tetapi pertukaran
antarmolekul proton hidroksil asam sering menghasilkan hilangnya informasi
kopling.
Kopling dikombinasikan dengan pergeseran kimia dan integrasi untuk proton
memberitahu kita tidak hanya tentang lingkungan kimia inti, tetapi juga jumlah inti
NMR tetangga aktif dalam molekul. Dalam spektrum yang lebih kompleks dengan
beberapa puncak di pergeseran kimia yang sama atau dalam spektrum inti selain
hidrogen.
2.5. Pertukaran Kimia Dan Ikatan Hidrogen
Metanol diramalkan spektrumnya akan menunjukkan suatu dablet (CH 3 ) dan suatu
kuartet ( OH ) Hal ini ternyata benar bila diukur pada suhu rendah ( -40 0 C )dan
pelarut CCl4.
Hal lain menunjukkan terjadinya pertukaran proton OH dengan proton asam yang
sangat cepat, jadi yang timbul adalah dua singlet dengan temperature kamar.
CH3 O: + H+ ==== CH3 O+ H ==== CH3 - OH + H
HH
Sehingga proton tetangganya tidak dapat membentuk spin-spin proton
tetangga. NH juga mengalami pergeseran kimia tergantung pada pelarut,
tempertur, dan konsentrasi oleh adanya ikatan hydrogen. Pergeseran dari = 0,5 4
- 5,5 ppm . Karena adanya ikatan hydrogen, maka absorpsi proton OH dapat
bergeser kebawah medan lebih jauh lagi.
H dipengaruhi oleh 3 macam H lain yang tidak ekivalen dan bertetangga. Protonproton bertetangga yang non ekivalen menambah ke komplekkan spectrum NMR,
berlaku rumus n + 1.Dimana n adalah jumlah proton pada atom C tetangga
sedangkan 1 (satu) adalah jumlah proton pada atom C yang dihitung jumlah
protonnya. Nampak bila isyarat proton- proton telah menjalani kopling spin-spin
terpisah satu sama lain oleh geseran kimia yang cukup besar.
Setiap inti dikelilingi oleh awan elektron yang selalu bergerak yang dipengaruhi oleh
medan magnet, electron ini dipaksa bersirkulasi sedemikian rupa dalam usaha
melawan medan magnet ini. Akibatnya, ini seakan-akan mendapat efek
perlindungan (shielding) terhadap medan magnet luar. Dengan kata lain kuat
medan atau frekwensi medan magnet harus ditambah agar inti dapat mengalami
resonansi.
Bila suatu molekul diletakkan dalam medan magnet yang kuat, momen magnetik
inti akan sejajar dengan medan magnet. Posisi ini dapat dirubah keadaan setimbang
ke keadaan tereksitasi dengan mengaplikasikan getaran radio frekuensi (RF) . Bila
inti kembali kekeadaan semula, akan memancarkan radiasi RF yang dapat dideteksi
Menurut para ahli kimia organik, nuklida penting yang mempunyai spin inti ialah 1H
dan 13C. Sama pentingnya ialah fakta bahwa isotop karbon dan oksigen yang paling
lazim (12C dan 16O) tidak mempunyai spin. Nuklida-nuklida yang mempunyai spin
dapat dimanfaatkan dalam spektroskopi NMR, mereka menyerap energi tidak pada
radio frekuensi yang sama.
Dalam spektroskopi NMR, suatu medan magnet luar diciptakan oleh suatu magnet
tapal kuda permanen atau suatu elektromagnet. Kuat medan luar ini dilambangkan
dengan H0, dan arahnya dinyatakan oleh sebuah anak panah.
Proton yang bergasing dengan momen magnetik nuklirnya, dalam banyak hal, mirip
dengan suatu batang magnet kecil. Bila molekul yang mengandung atom-atom
hidrogen ditaruh dalam medan magnet luar, maka momen magnet dari tiap inti
hidrogen atau proton, mengambil salah satu dari dua sikap (orientasi) dilihat dari
medan magnet luar itu. Kedua orientasi yang diambil oleh momen magnetik nuklir
itu adalah paralel atau antiparalel terhadap medan luar.
Dalam keadaan paralel, arah momen magnetik proton sama dengan arah medan
luar. Dalam keadaan antiparalel, momen magnetik proton berlawanan arah dengan
medan luar. Pada tiap saat, kira-kira separuh proton dalam suatu contoh dalam
keadaan paralel dan separuh lainnya dalam keadaan anti paralel. Keadaan paralel
suatu proton sedikit lebih stabil daripada keadaan antiparalel. Bila dikenai
gelombang radio yang frekuensinya cocok, momen magnetik dari sebagian kecil
proton paralel akan menyerap energi dalam membalik atau jungkir balik (flip),
menjadi berkeadaan antiparalel yang energinya lebih tinggi. Banyaknya energi yang
diperlukan untuk membalik momen magnetik sebuah proton dari paralel ke
antiparalel, bergantung sebagian pada besarnya H0. Jika H0 dibesarkan, inti itu lebih
19
F,
31
P,
11
B,
13
C.
2.7.Aplikasi NMR
a. Bidang kedokteran
Spektroskopi NMR merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi struktural.
NMR manjadi sebuah teknik alternatif selain kristalografi X-Ray, untuk memperoleh
informasi struktur dan resolusi dinamik atomik dan studi interaksi molekuler dari
makromolekul biologi pada kondisi larutan secara fisiologi. Usaha sangat penting
untuk memperluas aplikasi NMR untuk sistem molekul yang lebih besar, karena
jumlah yang lebih besar secara biologi dibutuhkan kompleks makromolekul dan
makromolekuler yang memiliki massa molekuler melebihi range yang sacara prakis
NMR digunakan untuk menentukan struktur dari komponen alami dan sintetik yang
baru, kemurnian dari komponen, dan arah reaksi kimia sebagaimana hubungan
komponen dalam larutan yang dapat mengalami reaksi kimia. Spektroskopi NMR
merupakan alat yang dikembangkan dalam biologi structural. NMR pada biologi
melekuler dilakukan pada sample dalam bentuk larutan yang terlebih dahulu
dilakukan pemurnian atau ekstraksi.Dengan NMR dapat diketahui struktur
molekulernya dan perubahan yang terjadi ketika mendapat ganguan dari luar
(rangsangan, penyakit atau penambahan zat lain)
Labels
CT SCAN (1)
microcontroller (2)
software (1)
Links
Page translator
Powered by
Translate
untuk tujuan tersebut, analisis spektra NMR mampu memberikan informasi yang
lebih lengkap.
Dampak spektroskopi NMR pada senyawa bahan alam sangat penting. Ini dapat
digunakan untuk mempelajari campuran analisis, untuk memahami efek dinamis
seperti perubahan pada suhu dan mekanisme reaksi, dan merupakan instrumen tak
ternilai untuk memahami struktur dan fungsi asam nukleat dan protein. Teknik ini
dapat digunakan untuk berbagai variasi sampel, dalam bentuk padat atau pun
larutan.