Você está na página 1de 8

Purwanto, A., dkk.

ISSN 0216 - 3128

151

VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE


SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM
Purwanto, A., Supriyanto,C., Samin P.
Pusat Teknologi Akselerator dan Proses Bahan - BATAN

ABSTRAK
VALIDASI PENGUJIAN Cr, Cu DAN Pb DENGAN METODE SPEKTROMETRI SERAPAN ATOM (SSA).
Telah dilakukan validasi pengujian Cr, Cu dan Pb dengan metode spektrometri serapan atom menggunakan
bahan standar pembanding (certified reference materials, CRM). Validasi dilakukan dengan menentukan
presisi, akurasi, bias, % D dan % RSD dengan menganalisis logam Cr, Cu dan Pb dalam contoh uji larutan
Soil 7. Contoh uji ditimbang 0,3337 gram dilarutkan menggunakan bomb digester, dengan pelarut HNO3
pekat, HClO4 dan HF, volume akhir ditepatkan 10 mL. Dari hasil percobaan diperoleh bahwa validasi alat
spektrometer serapan atom layak digunakan sebagai alat uji, dengan perolehan harga akurasi 95,85 % dan
presisi 2,86 untuk Cr; 103,32 % dan 0,45 untuk Cu, 114,14 % dan 9,89 untuk Pb. Validitas metode uji
ditunjukkan dengan perolehan kadar Cr, Cu dan Pb dalam CRM Soil-7 adalah 57,51, 11,37 dan 68,49 g/g;
hasil uji ini masih berada di dalam rentang konsentrasi dalam sertifikat.
Kata kunci : Validasi

ABSTRACT
THE VALIDATION OF ATOMIC ABSORPTION SPECTRO-METRY (AAS) METHOD FOR THE
DETERMINATION OF Cr, Cu AND Pb. The validation of analytical method of atomic absorption
spectrometry for the determination of Cr, Cu and Pb by using certified reference materials (CRM) have been
carried out. The validation of analytical method was done by measurement of precision, accuracy, bias, %
D and % RSD by analysis of chromium (Cr), Copper (Cu), and Lead (Pb) elements in CRM samples. Soil-7
is weighted and dissolved 0.3337 gram to use the bomb digester with concentrated nitric acid, perchloric
acid, fluoric acid, and than solution to vinal volume is 10 mL with aquabidest. The validity of instrument
atomic absorption spectrometer still valid with obtained of accuracy is 95.85 % and precision is 2.86 for
Cr.; 103.32 % and 0.45 for Cu., 114.14 % and 9.89 for Pb. The validation of analytical method showed that
with obtained of the content of Cr, Cu and Pb elements is 57.51, 11.37 and 68.49 g/g., this result is still in
the range concentration of certificate.
Key Word : Validation

PENDAHULUAN

aboratorium pengujian yang mengadopsi


peraturan SNI-17025-2005 data hasil uji
dikatakan absah apabila mempunyai presisi dan
akurasi yang baik(1). Laboratorium Kimia Analitik
PTAPB-BATAN, merupakan laboratorium penguji
yang terakreditasi oleh Komite Akreditasi Nasional
(KAN). Tujuan yang harus dicapai oleh
Laboratorium Kimia Analitik PTAPB adalah
dihasilkannya data hasil uji yang absah (valid).
Validasi adalah konfirmasi melalui pengujian dan
pengadaan bukti yang obyektif bahwa persyaratan
tertentu untuk maksud khusus dipenuhi. Validasi
suatu metode analitik adalah evaluasi sistematik dari
suatu prosedur analitik untuk menunjukkan bahwa
metode analitik yang dipakai secara scientific baik.
Laboratorium harus memvalidasi metode tidak
baku, metode yang dikembangkan, metode baku
yang
digunakan
di
luar
lingkup
yang
dimaksudkan.(1) Salah satu alat uji yang mendukung

laboratorium penguji adalah spektrometer serapan


atom (SSA).
Hasil uji yang absah adalah hasil uji dengan
akurasi dan presisi yang baik.
Metode uji
memegang peranan penting dalam memperoleh hasil
uji dengan akurasi dan presisi yang baik. Untuk
memperoleh keabsahan data hasil uji dengan metode
spektrometri serapan atom, beberapa parameter
yang perlu mendapatkan perhatian adalah validasi
alat dan metode uji. Validasi metode uji dilakukan
dengan menentukan presisi dan akurasi yang
diperoleh dari pengukuran serapan larutan standar
serta parameter analit yang menyertai yaitu bias,
standar deviasi, %RSD, %D dan batas deteksi.
Selain parameter tersebut, dalam analisis kuantitatif
unsur kelumit (trace element) perlu ditentukan batas
deteksi alat dan metode (IDL= Instrument Detection
Limit, dan MDL = Method Detection Limit).
Presisi atau kecermatan suatu metode adalah
tingkat kedapat-ulangan suatu set hasil uji diantara

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

ISSN 0216 - 3128

152

hasil-hasil itu sendiri. Presisi berhubungan dengan


hasil suatu metode bila pengukuran itu diulangulang pada sampel yang homogen pada kondisi
terkontrol. Presisi suatu metode dapat diuji dengan
pengulangan analisis, apabila variasi hasilnya kecil,
maka dikatakan bahwa kecermatan pengukuran
tersebut tinggi.
Presisi ditentukan dengan persamaan(2) :

Presisi =

............. (1)

n 1

dimana :
= selisih nilai hasil uji dengan nilai sebenarnya
n = jumlah data pengulangan
Akurasi
(ketelitian/kecermatan)
dalam
analisa kimia adalah ukuran perbedaan atau
kedekatan antara rata-rata hasil uji dengan nilai
sebenarnya (true value). Harga akurasi ditentukan
dari besarnya penyimpangan data hasil uji dengan
harga sesungguhnya (true value). Akurasi suatu
metode tidak dapat ditentukan bila harga
sesungguhnya tidak diketahui. Salah satu cara
untuk mengetahui akurasi yaitu dengan jalan
menganalisis bahan pembanding bersertifikat
(Certified Reference Material) yang telah diketahui
kandungan unsur tertentu yang tercantum dalam
sertifikat. Akurasi dihitung dengan persamaan(2) :

Akurasi =

X
X TV

.. (2)

x 100 %

dimana :
_

X = nilai rerata
XTV = nilai sebenarnya (true value)
Jika pengukuran dilakukan beberapa kali
pengulangan, hasil dari masing-masing pengukuran
akan terdistribusi secara random di sekitar nilai ratarata disebabkan kesalahan eksperimen. Jika hasil
dari beberapa pengukuran dijumlahkan, masingmasing nilai akan terdistribusi dalam bentuk
distribusi Gaussian. Standar deviasi dihitung dengan
persamaan(2) :
Sd =

( Xi

X)

n 1

. (3)

Sehingga dalam penelitian ini bertujuan


melakukan validasi pengujian kadar Cr, Cu dan Pb
dengan metode spektrometri serapan atom apakah
memberikan data hasil uji yang valid.
Pada
percobaan ini, digunakan CRM Soil 7 buatan IAEA,
berupa serbuk tanah (top soil hingga kedalaman 10
cm) yang dalam pembuatannya melalui tahapan
proses
pengeringan
suhu
4500C,
dan

Purwanto, A., dkk.

homogenisasi(3). Ditimbang tepat dengan berat


tertentu dan dilarutan menjadi volume tertentu,
sehingga diperoleh larutan dengan kadar unsur
tertentu pula.

TATA KERJA
Bahan
Bahan-bahan yang digunakan adalah larutan
standar Cr, Cu dan Pb konsentrasi 1000 p.p.m
spectrosol, buatan BDH; asam nitrat pekat, asam
perklorat pekat, asam fluorida pekat, Certified
reference materials (CRM) Soil-7 buatan IAEA,
akuabides buatan lokal.
Alat
Pada percobaan ini digunakan seperangkat
alat spektrometer serapan atom tipe AA 100 P
buatan Varian Tectron, neraca analitik Mettler PE
360, neraca analitik Sartorius, multi pipet mikro
ukuran 10 -100 L, 100 -1000 L dan 50 -250 L,
bomb teflon digester, beker dari teflon ukuran 50
mL, kompor listrik dan peralatan laboratorium
lainnya (labu takar, beker, dan pipet)
Cara kerja
Pelarutan Soil 7.
Bahan Soil 7 ditimbang 0,3337 gram
dimasukkan ke dalam tabung teflon kemudian
ditambahkan 2 mL asam nitrat pekat dan 0,5 mL
asam fluorida, ditutup rapat ditempatkan dalam
tabung stainless steel, dimasukkan ke dalam oven
dipanaskan pada suhu + 150 0C selama 4 jam.
Setelah dingin larutan dipindah kuantitatif ke dalam
beker teflon, dilanjutkan dengan dipanaskan hampir
kering. Keasaman diturunkan dengan penambahan
akuabides kemudian diuapkan berulang-ulang
sampai diperoleh larutan yang jernih.
Hasil
pelarutan setelah dingin diencerkan dengan
akuabides menjadi 10 mL.
Pembuatan kurva standar
Pada kondisi optimum parameter analisis,
dibuat deret larutan standar campuran Cr, Cu dan Pb
volume 10 mL dalam media asam nitrat 0,1 N,
dengan variasi konsentrasi analit sebagai berikut :
Cr : 1,0 5,0 ppm, Cu : 0,2 1,0 ppm, Pb
0,5 2,5 ppm

Disiapkan beberapa labu takar 10 mL, masingmasing diisi dengan larutan standar Cr 100 ppm
dengan variasi volume : 100, 200, 300, 400 dan
500 L sehingga konsentrasi Cr dalam larutan : 1,0,
2,0, 3,0, 4,0 dan 5,0 p.p.m. Ditambahkan
berturut-turut 1,0 mL HNO3 1,0 N dan volume

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Purwanto, A., dkk.

ISSN 0216 - 3128

ditepatkan dengan akuabides sampai tanda tera,


diukur serapannya pada kondisi optimum, dan
larutan blangko sebagai pembanding. Dibuat kurva
standar antara konsentrasi terhadap serapan,
dihitung persamaan regresi linier hubungan antara
konsentrasi dengan serapan.
Validasi menggunakan CRM
Larutan Soil-7 diukur serapannya dengan
pengulangan minimal 6 kali pada kondisi optimum
analisis. Kadar unsur Cr, Cu dan Pb dalam contoh
uji dihitung dengan persamaan regresi dari kurva
standar.
Penentuan batas deteksi alat (IDL)
Disiapkan 7 buah labu takar 10 mL berisi
larutan blanko, diukur serapannya, dihitung
konsentrasi dengan menggunakan persamaan regresi
linier dari kurva standar. Dengan perhitungan
statistik dihitung standar deviasi dari pengukuran
blanko.
Nilai batas deteksi alat (Instrument
Detection Limit, IDL) adalah 3 kali standar
deviasi(6).
Penentuan batas deteksi metode (MDL)
Disiapkan labu takar kapasitas 10 mL,
dimasukkan sejumlah volume tertentu larutan
standar Cr, Cu dan Pb sehingga konsentrasi spike
unsur-unsur tersebut dua kali harga IDL.
Ditambahkan 1,0 mL asam nitrat 1,0 N dan volume
ditepatkan dengan akuabides sampai tanda tera.
Diukur serapannya pada kondisi optimum
pengukuran, dihitung konsentrasi unsur-unsur
dengan menggunakan persamaan regresi linier dari
kurva standar.
Dengan perhitungan statistik
dihitung standar deviasi dari tujuh pengukuran.
Nilai batas deteksi metode (Methods Detection
Limit, MDL) = 3 x standar deviasi(6).

HASIL DAN PEMBAHASAN

153

Dalam kimia analisis seringkali seorang


analis yang melakukan pengujian atau penelitian
merasa
bahwa
hasil
pengujiannya
sukar
direproduksi dengan baik, hal ini terutama untuk
analisis unsur kelumit (trace element).
Hasil
pengujian yang diulang-ulang sering tidak sama
sehingga sulit untuk dikatakan hasil manakah yang
sama atau yang mendekati harga sesungguhnya.
Biasanya diambil harga rata-ratanya sebagai
pelaporan hasil. Tetapi sebenarnya masih diragukan
apakah harga rata-rata itu mewakili untuk harga
yang sesungguhnya. Persoalan tersebut akhirnya
dibantu dengan metode statistik untuk pengolahan
data.
Pada perlakuan pelarutan contoh uji padatan
kemungkinan dapat terjadi kontaminasi terutama
bila unsur yang dianalisis dalam tingkat kelumit.
Pelarutan yang kurang sempurna menyebabkan hasil
uji yang diperoleh jauh dari kadar sesungguhnya.
Pada pelarutan menggunakan bomb digester, contoh
uji ditimbang berat tertentu kemudian ditambahkan
pelarut asam nitrat pekat supra pure, asam perklorat
dan asam fluorida dipanaskan dalam oven pada suhu
150 0C selama 4-5 jam. Agar diperoleh hasil uji
yang valid parameter lain yang berpengaruh dan
perlu mendapatkan perhatian sesuai persyaratan,
yaitu alat uji dan metoda uji yang digunakan.
Kadar unsur Cr, Cu dan Pb dalam CRM Soil
7 dalam tingkat kelumit sehingga semua perlakuan
terhadap contoh uji diperlakukan secara trace
element. Peralatan sebelum digunakan, direndam
dalam asam nitrat (1:3) semalam, kemudian dibilas
dengan akuabides 3 kali hingga pH air bekas cucian
netral. Dikeringkan dalam oven pada suhu 50 60 0C, setelah kering dimasukan ke dalam kantong
plastik disimpan dalam almari di ruang bebas debu.
Kondisi operasi alat untuk pembuatan kurva
standar dan analisis cuplikan, diatur terlebih dahulu
seperti pada Tabel 1. sebagai berikut :

Tabel 1. Kondisi operasi alat AAS Varian AA-300 P untuk analisis unsur Cr, Cu dan Pb
No

Parameter alat
AA 300 P

Satuan

Unsur
Cr

Cu

Pb

1.

Panjang gelombang

nm

357,9

324,8

217,0

2.

Arus lampu

mA

10

3.

Lebar celah

mm

0,2

0,5

1,0

4.

Tinggi pembakar

mm

15

12

14

5.

Laju alir asetilin

L/menit

2,7

2,5

2,5

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Kondisi operasi alat untuk laju alir udara 13,5


L/menit, laju alir larutan 4,5 mL/menit, waktu
pengukuran 2 detik, adalah sama untuk analisis
unsure Cr, Cu dan Pb. Dengan kondisi operasi alat
tersebut di atas digunakan untuk pembuatan kurva
standar.
Kurva standar
Dibuat kurva standar untuk masing-masing
unsur yang akan dianalisis dengan kisaran konsentrasi
Cr : 1,0 5,0 p.p.m, Cu : 0,2 1,0 ppm dan Pb : 0,5
2,5 ppm.
Serapan diamati pada panjang
gelombang optimum untuk setiap variasi
konsentrasi, contoh kurva standar Cr ditunjukkan
pada Gambar 1.
0,200

Serapan

0,160
0,120
0,080
Y = 0,0389 X + 0,0073
r = 0,9997

0,040
0,000

Purwanto, A., dkk.

ISSN 0216 - 3128

154

0,0

1,0

2,0

3,0

4,0

5,0

Konsentrasi (ppm)

Gambar 1. Kurva standar Cr konsentrasi 1,0


5,0 ppm

Y = 0,0389 X + 0,0073, koefisien korelasi (r) =


0,9997
Validasi metoda uji merupakan salah satu
parameter yang perlu diperhatikan untuk
memperoleh validitas data hasil uji. Metoda uji
mempunyai parameter tertentu meliputi presisi,
akurasi, batas deteksi, yang harus dipertimbangkan
ketika akan menggunakan suatu metoda uji.
Validasi metoda uji digambarkan sebagai proses
dimana atribut-atribut metoda uji tersebut
ditentukan
dan
dievaluasi.
Dalam
perkembangannya validasi metoda uji diartikan
menjadi lebih luas yaitu konfirmasi bahwa suatu
metoda uji memenuhi persyaratan yang ditentukan
dengan cara menguji metoda dan melengkapi buktibukti yang obyektif, Untuk menentukan presisi,
akurasi batas deteksi dan yang lainnya, pada
percobaan ini digunakan Certified Reference
Materials (CRM) Soil 7, sedangkan unsur yang
ditentukan adalah logamlogam Cr, Cu dan Pb.
Validasi menggunakan CRM Soil-7
Validasi metode analisis menggunakan
standar pembanding Soil-7, ditimbang 0,3337 gram
dilarutkan hingga volume akhir 10 mL sehingga
konsentrasi krom dalam larutan menjadi 2,0022
mg/L. Larutan ini diukur serapannya dengan 9 kali
pengulangan, diperoleh data percobaan dan hasil
perhitungan ditunjukkan pada Tabel 2 berikut ini :

Dari kurva standar diperoleh hubungan linier antara


konsentrasi lawan serapan dengan persamaan garis :
Tabel 2.
No.

Serapan larutan CRM, dihitung kadar Cr dalam Soil-7.

Serapan

[Cr] *

[Cr] Soil-7

(Y)

(mg/L)

(g/g)

0,085

1,9974

1,9974

0,085
0,087

59,8212
59,8212

2,0488

61,3610

0,078

1,8175

54,4319

0,080

1,8689

55,9717

0,080

1,8689

55,9717

1,8689

55,9717

0,080

0,081

1,8946

56,7416

0,082

1,9203

57,5115

( Xi - X )2

(Xi - Xs)

(Xi - Xs)2

5,3347

0,179

0,032

5,3347

0,179

0,032

14,8186

-1,361

1,852

9,4839

5,568

31,004

2,3710

4,028

16,227

2,3710

4,028

16,227

2,3710

4,028

16,227

0,5927
0,0000

3,258

10,617

2,489

6,193

X =57,512 =39,714

=12,621 = 65,375

Keterangan :
[Cr]* dihitung dengan persamaan Y = 0,0389 X + 0,0073,

r = 0,9997

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Purwanto, A., dkk.

ISSN 0216 - 3128

Konsentrasi dalam sertifikat ( Xs ) = 60,0 g/g

1.

4.

Hasil analisis rerata ( X ) = 57,512 g/g


5.

( X i X =
n 1

Standar deviasi =

39,7139
= 2,310
8
3.

Persen D =

2.

Akurasi =

57 ,5115
X
x 100 % = 95,85 %
x 100 % =
60,0
X TV
4.

Presisi =

5.

Bias =

2 =
n 1

155

65,375
= 2,859
8
12,621
= 1,402
9

x 100 % =

2,104
x 100% =3,506 %
60,0

X Sebenarnya
Persen RSD =
SD
1,9167
x 100 % =
x 100 % = 4,900 %

46,733
X

Dari percobaan diperoleh bahwa kadar krom


dalam Certified Reference Material Soil-7 adalah :
57,512 + 2,31 g/g, sedangkan kadar Cr dalam
sertifikat adalah 60 mg/g, dengan kisaran
konsentrasi 49 74 g/g. Jadi hasil analisis masuk
dalam kisaran konsentrasi yang tertera di sertifikat.
Seperti pada validasi pengujian Cr dalam Soil-7,
dilakukan pula validasi metode pengujian Cu dan
Pb. Hasil perhitungan parameter statistik validasi
metode uji Cr, Cu dan Pb dalam CRM Soil-7
ditunjukkan dalam Tabel 3. berikut ini.

Tabel 3. Hasil validasi pengujian kadar Cr, Cu dan Pb


Unsur

Sertifikat

Hasil Uji

Akurasi

(g/g)

(ISISg/g)

(%)

Cr

60

57,51

Cu

11

Pb

60

Presisi

Bias

%D

%RSD

95,85

2,86

1,402

3,51

4,90

11,37

103,32

0,45

-0,37

-3,32

1,72

68,49

114,14

9,89

-8,49

-14,14

18,82

Dari data parameter statistik validasi metode uji


pada Tabel 3. diperoleh bahwa validitas metode
pengujian kadar Cr dan Cu mempunyai akurasi dan
presisi yang baik. Bila dibandingkan dengan
pengujian Cr dan Cu, hasil pengujian kadar Pb
kurang akurat dan tidak presisi dengan hasil uji
yang lebih tinggi dari kadar yang tertera dalam
sertifikat, meskipun masih masuk dalam rentang
kisaran dalam sertifikat, yaitu 55 71 (g/g). Hal
ini dimungkinkan terjadi kontaminasi pada saat
preparasi atau pelarutan, sehingga hasilnya menjadi
lebih besar.
Penentuan batas deteksi

unsur dengan menggunakan persamaan regresi dari


kurva standar. Dihitung standar deviasi dari tujuh
kali pengukuran. Batas deteksi alat ( Instrument
Detection Limit, IDL) adalah tiga kali standar
deviasi(6).
Penentuan batas deteksi metode (MDL)
dilakukan dengan mengukur serapan 7 buah larutan
spike, dihitung konsentrasi unsur dan standar
deviasinya. Batas deteksi metode (Methode
Detection Limit, MDL) adalah 3 kali standar
deviasi. Serapan larutan blanko ditunjukkan pada
Tabel 4., dan serapan larutan krom spike
ditunjukkan pada Tabel 5.

Penentuan batas deteksi alat dilakukan


dengan mengukur serapan 7 buah larutan blanko
pada kondisi optimum analisis, dihitung konsentrasi

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Purwanto, A., dkk.

ISSN 0216 - 3128

156

Tabel 4. Serapan blanko, untuk menghitung IDL dan standar deviasi


Blanko

Serapan

[ Cr ]*, ppb

(Y)

( Xi )

-0,001

-0,2134

0,0014

-0,001

-0,2134

0,0014

-0,001

-0,2134

0,0014

0,002

-0,1362

0,0016

0,003

-0,1105

0,0043

0,002

-0,1362

0,0016

0,000

-0,1877

0,0001

0,000

-0,1877

0,0001

0,000

-0,1877

0,0001

( Xi - X )2

n =9

X = -0,1762

[Cr]* dihitung dengan pers. Y = 0,0389 X + 0,0073 r = 0,9997


Sd =0,0388 IDL adalah 3 kali standar deviasi = 0,116
Tabel 5. Serapan Cr spike untuk menghitung MDL dan standar deviasi

Cr Spike

Serapan

[ Cr ]*

0,25 ppm

(Y)

( Xi)

0,011

0,0951

0,0001

0,012

0,1208

0,0002

0,012

0,1208

0,0002

0,011

0,0951

0,0001

0,011

0,0951

0,0001

0,012

0,1208

0,0002

0,011

0,0951

0,0001

0,011

0,0951

0,0001

0,012

0,1208

n =9

X = 0,1065

[Cr]* dihitung dengan pers. Y = 0,0389 X + 0,0073

r = 0,999

Sd = 0,0135 Limit deteksi metode (MDL) = 3 x Sd = 0,04 ppm

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

( Xi - X )2

0,0002
= 72,899

Purwanto, A., dkk.

ISSN 0216 - 3128

Hasil penentuan batas deteksi metode (MDL)


diperoleh 0,04 ppm, kemudian dengan cara yang
sama ditentukan batas deteksi metode untuk unsur
Cu dan Pb. Diperoleh bahwa batas deteksi untuk
Cu adalah 0,01 ppm dan Pb adalah 0,09 ppm. Hasil

157

validasi metode uji Cr, Cu dan Pb serta batas deteksi


metode disajikan pada Tabel 6. berikut.

Tabel 6. Akurasi, presisi dan batas deteksi pengujian kadar Cr, Cu dan Pb dalam Soil-7.
Unsur

Sertifikat
(g/g)

Kisaran
(g/g)

Hasil Uji
(g/g)

Sd
(g/g)

Cr

60

49-74

57,51

2,31

Cu

11

9-13

11,37

Pb

60

55-71

68,49

Metode dengan nilai bias, presisi, persen


RSD, dan persen D lebih kecil serta nilai akurasi
(persen recovery) dekat dengan 100% dikatakan
lebih efektif, Bias, presisi, persen RSD, dan persen
D menunjukkan besarnya deviasi hasil validasi
dengan nilai sesungguhnya. Berdasarkan harga
akurasi dan presisi dapat dikatakan bahwa metoda
Spektrometri serapan atom mempunyai validitas
yang cukup baik, dengan batas deteksi yang rendah.

KESIMPULAN
Berdasarkan perolehan harga presisi dan
akurasi pada validasi alat uji dapat disimpulkan
bahwa spektrometer serapan atom layak digunakan
sebagai alat uji. Validasi metoda analisis unsurunsur Cr, Cu dan Pb dengan kisaran konsentrasi
tersebut di atas, masih memenuhi persyaratan
dengan harga presisi, dan akurasi yang tinggi, serta
batas deteksinya rendah.

DAFTAR PUSTAKA
1. ANONIM; Persyaratan Umum Kompetensi
Laboratorium Pengujian dan Laboratorium
Kalibrasi, SNI 19-17025-2000, Badan
Standardisasi Nasional, Jakarta (2000).
2.

MILLER, J,C,, and MILLER, J,N,, Statistik


Untuk Kimia Analitik, Edisi kedua, Penerbit
ITB Bandung (1991)

3.

ANONIM; International Atomic Energy


Agency, Certificate Reference Materials
IAEA/Soil 7, Vienna, Austria (1984)

4.

ANONIM; Standard Method for The


Examination of Water and Waste Water, APHA
Standard Methods,18th Edition (1992)

5.

PURWANTO, dkk; Validasi


Metode
Spektrofotometri
UV-Vis Mengguna-kan
Bahan Standar Pembanding, Prosiding

Presisi

MDL
(ppm)

95,85

2,86

0,04

0,20

103,32

0,45

0,01

3,38

114,14

9,89

0,09

Akurasi

Penelitian dan Pengelolaan Perangkat Nuklir


(P3N), (2005)
6.

SANTIAGO E.C, AND CHARITA KWAN.,


Internal Validation of an Analytical Method
Applied to Procedures for Organochlorine
Pesticides,
Phenols
and
Phtalate,
http://www.state.nj.us/dep/oqa

7.

http://en,wikipedia,org/wiki/accuracy_and_pr
ecition

8.

http://www.wcaslab.com/tech/detlim

TANYA JAWAB
Sukirno
Pada penentuan batas deteksi alat (IDL) dan
metode (MDL) digunakan 9 buah blanko,
bagaimana kalau kurang dari 9 atau lebih,
begitu juga untuk MDL.
Untuk menghitung ukuran biasanya dipakai
persamaan sebagai berikut:
Akurasi =
konsentrasi sertifikat - konsentrasi terukur x 100%
konsentrasi sertifikat

Yang tertulis =

X
x 100 %
X TV

Purwanto

Pada penentuan batas deteksi alat (IDL) dan


batas deteksi metode (MDL) digunakan 9
buah blanko contoh (tidak mengandung
analit) dari beberapa literatur disebutkan
sekurang-kurangnya 7 kali, lebih banyak
lebih baik. Dari pengamatan ini akan
mendapatkan standar deviasi (S) dari blanko
contoh.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Purwanto, A., dkk.

ISSN 0216 - 3128

158

Untuk menghitung akurasi dipakai persamaan =


Kadar unsur sertifikat Kadar terukur rerata x 100%
Konsentrasi Sertifikat

Bila dihitung akan sama dengan


Akurasi =
Kadar terukur rerata
Kadar unsur dalam Sertifikat

Tri Rusmanto
Mengapa validasi metode diperlukan ?

x 100%

Purwanto
Validasi metode diperlukan untuk
Kepentingan dari Pengukuran Analitik
Hampir semua aspek dalam masyarakat
didukung oleh pengukuran analitik.

Kewajiban profesional dari Kimia Analitik.


Hasil analisis yang tidak dapat dipercaya
tidak akan ada artinya dan sama halnya
dengan tidak dilaksanakan analisis.
Penggunaan jasa analisis mengharapkan
dapat mempercayai hasil pengujiannya.

Prosiding PPI - PDIPTN 2007


Pustek Akselerator dan Proses Bahan - BATAN
Yogyakarta, 10 Juli 2007

Você também pode gostar