Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Why do we analyze it ?
Additives or Preservatives
Old-time preservatives unwanted side effect
Limit of total intake & ensuring an adequate
Asam
Benzoat
Asam
benzoat
(2,4-hexadienoic
acid)
banyak digunakan pada jus buah, keju, kue dan
roti, dan berbagai produk pangan lainnya
sebagai bahan pengawet.
Sifatnya dapat menghambat pertumbuhan
mikroorganisme
khususnya
jamur,
penggunaannya sedikit, aman jika ditambahkan
pada bahan pangan atau makanan, dan
mempunyai efek treshold tinggi.
Persyaratan yang ada untuk kecap dan
minuman ringan maksimum 600 mg/kg, acar
ketimun dalam botol, margarin, pekatan sari
nanas (jam, jelly), saus tomat, dan makanan
Preparasi
sample
Umum
dan homogen
2) ambil sampel (150 ml atau 150 g), pindahkan ke dalam labu takar 500
ml
3) tambahkan sedikit garam NaCl
4) tambahkan pula sedikit larutan 10% NaOH
5) tambahkan larutan NaCl jenuh sampai volume total mendekati 500 ml
6) campur dengan baik, diamkan pada suhu kamar selama kurang lebih
dua jam
7) aduk kemudian saring dengan kertas saring Whatman, kumpulkan
filtratnya
8) tambahkan beberapa milliliter larutan 10% NaOH
9) ekstraksi dengan eter, kumpulkan fase organiknya
10) uapkan pelarut eter dengan rotary evaporator, kumpulkan residunya.
2)
3)
4)
5)
6)
7)
Prosedur analisis
larutkan
sampel
berbentuk
residu
dari
penguapan pada prosedur preparasi sampel
dalam dietileter secukupnya
periksa pada spektrofotometer pada panjang
gelombang 272 nm
cocokan hasilnya dengan kurva standar asam
benzoat murni dengan konsentrasi bervariasi.
p - Hidroksi
benzoate
p-Hidroksi
Prosedur
Timbang 10 g sampel bahan, dan giling sampai lembut
analisis
Tambahkan 5 ml 10% asam sulfat dan kristal garam natrium sulfat (Na 2SO4)
secukupnya
Campurkan dengan sampel sampai benar-benar homogen dan kering
Tambahkan kristal natrium sulfat secukupnya
Giling lagi sampai homogen
Tambahkan eter, aduk dengan baik
Saring dengan kertas saing, kumpulkan fltratnya
Uapkan eternya pada suhu kamar, larutkan residunya pada 0,5 ml etanol
Garam benzoate
Dalam
Prosedur
(Bennet and Petrus, 1977)
analisis
1) Sampel ditimbang secukupnya, dihomogenisasi menggunakan blender
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
9)
Nitrat
Garam
nitrat
banyak
digunakan
pada
pengolahan daging untuk beberapa tujuan,
yaitu memberikan warna merah pink pada
produk,
meningkatkan
treshold,
dan
menghambat pertumbuhan bakteri khususnya
Clostridium botulinum serta produksi toksinnya
yaitu botulinin.
Pemakaiannya sering bersama-sama dengan
garam nitrit.
Sebagai
bahan pengawet penggunaannya
dibatasi, untuk keju maksimum 50 mg/kg,
daging 500 mg/kg.
selama 3 menit
Saring , kumpulkan filtratnya pada labu takar 100 ml
Jadikan volume filtrat tepat 100 ml dengan menambahkan aquades
Ambil 10 ml, tambah 70 ml aquades dan 1 ml asam asetat glasial
Panaskan sampai hampir mendidih
Tambahkan 7 ml larutan 10% nitron, aduk dengan baik
Dinginkan dan tempatkan pada air dari es yang mencair selama 2 jam
Saring dengan menggunakan kertas saring Whatman no. 2
Cuci endapan yang tertingal dengan 5 ml air es, ulangi sekali lagi
Keringkan kertas saring dengan endapan yang tertinggal pada suhu
105oC sampai berat konstan. Residu 1 g setara dengan 0,2693 g KNO3.
Nitrit
Garam
nitrit
banyak
digunakan
pada
pengawetan daging, fungsinya sama dengan
garam nitrat.
Batas maksimum residu nitrit dalam bahan
pangan tau makanan menurut Peraturan
Menteri Kesehatan RI 1987 adalah untuk daging
125 mg/kg dan kornet kaleng 50 mg/kg.
Prosedur
Cara I (Pearson and Tauber, 1984; Garrat, 1979)
analisis
Sampel daging (20 g) diblender dengan ditambah sedikit
labu takar 500 ml, encerkan dengan air dan gojog sampai
homogen
Pipet 2 ml, masukkan ke dalam labu takar 50 ml yang
sudah dimasukkan ke dalamnya reagen Griess (1 ml asam
sulfanilat dan 1ml reagen -naftilamin)
Encerkan dengan air sampai volumenya 50 ml, campur
dengan baik, kemudian diamkan selama satu jam
Periksa dengan spektrofotometer pada panjang gelombang
520 nm, dengan blangko larutan reagen Griess dalam
aquades
Cocokan dengan kurva standar yang dibuat seperti pada
analisis garam nitrat dengan menggunakan garam nitrit
Asam Sorbat
Asam sorbat (2,4-hexadionic acid) banyak digunakan
Prosedur
(Vidyasagr and Arya, 1983)
analisis
Jus buah ditimbang secukupnya, untuk sampel keju
Formaldehida
Formaldehida
Prosedur
(FAO, 1980)
analisis
Sampel
( g / ml ) * 100
Formaldehida
g / g
w
di mana w adalah berat bahan (sampel) yang diuji dalam gram
ml
Ambil 100 ml pengenceran, tambahkan 25 ml 0,1M NaOH
dan 10 ml larutan 3% H2O2 netral
Tutup wadahnya dan panaskan pada penangas uap selama
5 menit. Sekali-kali diaduk
Dinginkan pada suhu kamar, kemudian titrasi dengan
larutan asam klorida
Kadar formaldehida dalam larutan standar adalah :
1000
25 A
Formaldehida
x30,0264 g / l
x0,1x
100
1000
di mana A adalah jumlah larutan asam yang digunakan untuk
titrasi.
Cemaran Logam
Berat
pemisah
Cuci bekasnya dengan 50ml 0,2N HCl. Campurkan air cuciannya pada
filtrat
Tambahkan 5ml 20% hidroksiamin-HCl, campur baik-baik selama 1
menit
Biarkan 10 menit
Tambahkan 10ml larutan dithizone (4mg/l CHCl3), campur baik-baik
selama 10 menit
Diamkan sampai terjadi dua fase yang memisah
Ambil fase CHCl3 nya
Periksa pada spektrofotometer pada panjang gelombang 490nm.
Buat kurva standar dengan prosedur yang sama. Gunakan larutan
Analisis Senyawa
Tannin
Ditimbang 5 gr sampel halus dan ditambah 400 ml aquades
1 ml KMnO
tannin
0.1 N ~ 0.00416 gr
N = normalitas KMnO4
Analisis Nikotin
Analisis kuantitatif:
Pindahkan 1 gr sampel bubuk ke dlm erlenmeyer 50ml
Analisis Kafein
Kafein, memiliki rumus C8H10N4O2 dng BM= 194.19 ;
tdpt dlm bahan alami daun teh, biji kakao, biji kopi,
ANALISIS SULFIT
Analisa residu sulfit dapat dilakukan secara
ml
Dipipet 2 ml di + 5 ml reagen rosanilin + 10ml lart
formaldehid 0.15% digojog
Biarkan 10 menit dan dibaca Absorbansinya dng
spektrofotometer
Dibuat
kurva baku standar SO2 dengan
konsentrasi berkisar 0 s/d 8 g SO2 per ml .
Residu
dari
penentuan
serat
kasar
mengandung
+ 97% selulosa dan lignin
namun tdk menyajikan seluruh selulosa &
lignin yg ada pd bahan awalnya
Serat kasar dpt digunakan untuk menilai
tingkat penyosohan/pemisahan bran atau
bekatul dari beras atau biji gandum
Serat kasar biasa digunakan sbg index pakan
unggas: bijian yg tinggi serat kasarnya berarti
rendah nilai gizinya (=pati, lipida, protein)
Prinsip analisa :
(1). Defatting : menghilangkan lipida (lemak /
minyak) dng petr. eter dalam alat Soxhlet
(2). Digestion : pertama bahan dididihkan dlm
lartn asam sulfat 0,255N - 30 menit ;
kedua bahan dididihkan dng lartn.
NaOH 0,313N - 30 menit, kmd disaring dan
dicuci, selanjutnya dikeringkan sampai bobot
konstan.
Dengan digesti ini semua gula, pati, dan protein
terhidrolisis dan larut dalam cairan pendidih.
pereda diarrhea/mencret .
ANALISA PEKTIN
Pektin dapat ditentukan secara gravimetri dari extrak air, amm.sitrat,
atau HCl encer, dng cara yg meliputi pengendapan oleh alkohol atau
aseton, saponifikasi endapan dng alkali dingin, pengasaman,
pendidihan dlm asam dan konversi menjadi endapan as.pektat
(poligalakturonat bebas ester-metil) .
Yang lebih umum : pektat yg tersaponifikasi diendapkan sbg Capektat .
Pada metoda titrimetri (Deuel, 1943) pektin disaponifikasi dng NaOH,
sedikit di asamkan, diendapkan dng etanol 96%, dicuci, dilarutkan
dengan lart alkali standar berlebihan, dan kelebihan alkali dititrasi dng
lart asam standar.