Você está na página 1de 7

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD

PABRIK DAN BIAYA OPERASI


Tujuan akhir yang ingin dicapai oleh perusahaan pada umumnya adalah keuntungan yang
maksimal. Dalam usahanya untuk mencapai tingkat keuntungan yang maksimal, tingkat biaya
perlu direncanakan secara sangat hati-hati, terutama dalam hubungannya dengan:
1. Proyeksi arus kas keluar
2. Pengawasan biaya
Perencanaan biayayang baik harus diputuskan pada hubungan antara tingkat pengeluaran
dengan manfaat yang diperoleh dari pengeluaran tersebut. Kadang-kadang, untuk mendapatkan
manfaat tertentu perusahaan harus mengeluarkan biaya yang cukup besar. Umpamanya sebuah
perusahaan akhir-akhir ini merasakan perlu diadakan usaha-usaha untuk meningkatkan volume
penjualan. Untuk itu perusahaan harus mengeluarkan biaya promosi dan distribusi yang besar.
Sebuah perusahaan lain melakukan penelitian pasar untuk mengetahui tingkah laku konsumen
(consumen behaviours). Manfaat yang diperoleh dari kegiatan ini antara lan:
1. Dapat diketahuinya market share yang dimiliki perusahaan
2. Dapat diketahui siapa konsumen akhir barang yang dijual
3. Dapat diketahui apa yang diinginkan konsumen dari barang yang dijual, dan lain-lain.
Untuk kegiatan penelitian ini perusahaan harus mengeluarkan berjuta-juta rupiah. Biayabiaya yang besar ini dapat dibenarkan karena melihat manfaatnya yang besar pula.
Kadang-kadang beberap perusahaan berusaha mengurangi biaya tanpa memperdulikan
akibat yang akan ditimbulkannya. Kebijaksanaan ini kadang-kadang justru menimbulkan biaya
yang cenderung lebih besar. Umpamanya pimpinan sebuah perusahaan mengambil kebijaksanaan
untuk menekan biaya pemeliharaan (maintenance expense) karena dirasakan terlalu besar.
Padahal dengan besarnya biaya pemeliharaan tersebut diperoleh manfaat yang besar pula, berupa
terjaminnya kelancaran proses produksi. Dengan adanya kebijaksanaan pimpinan perusahaan
untuk menekan biaya pemeliharaan, maka akan mengakibatkan cepatnya mesin-mesin menjadi
rusak. Sehingga untuk jangka panjang sebenarnya biaya yang dikeluarkan semakin besar.
Pimpinan sebuah perusahaan lain mengambil kebijaksanaan untuk menekan biaya pemeliharaan
bangunan pabrik. Kebijaksanaan ini untuk jangka panjang justru akan menimbulkan biaya
yang justru lebih besar, berupa kerusakan bangunan pabrik, suasana kerja yang tidak
menyenangkan bagi karyawan, pemakaian mesin-mesin yang tidak efisien karena layout yang
salah dan lain-lain.
Meskipun demikian, biaya harus diawasi. Pengawasan biaya terutama harus diselaraskan
dengan tujuan yang ingin dicapai oleh perusahaan dalam operasinya dan disesuaikan dengan
tanggung jawab yang harus dipikul oleh masing-masing kepala bagian dalam perusahaan. Biaya
yang dikeluarkan oleh beberapa bagian seperti biaya bahan mentah langsung dan biaya tenaga
kerja langsung telah dibicarakan pada bagian terdahulu. Pada bagian ini akan dibicarakan biayabiaya lain yakni:

1. Biaya-biaya pabrik (sering pula disebut biaya overhead pabrik)


2. Biaya-biaya distribusi (sering pula disebut biaya penjualan)
3. Biaya-biaya administrasi
Dalam mengadakan perencanaan dan pengawasan biaya sangat pelu diketahui sifat-sifat
biaya. Pada dasarnya menurut sifatnya dikenal 3 macam biaya yakni:
1. Biaya tetap (fixed cost) yaitu biaya-biaya yang cenderung untuk bersifat constant secara total
dari bulan ke bulan, tanpa terpengaruh oleh volume kegiatan, dengan beberapa asumsi
tertentu seperti kebijaksanaan manajemen, periode waktu dan lain-lain.
Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya tetap ini antara lain adalah:
Gaji
Pajak kekayaan
Asuransi
Penyusutan (kecuali yang menggunakan Performance Method)
2. Biaya variabel (variabel cost) yaitu biaya-biaya yang secara total selalu mengalami
perubahan, di mana perusahaan itu searah dan sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan.
Dalam hal ini tingkat kegiatan perusahaan dinyatakan dalam satuan aktivitas (activity base),
seperti jam buruh langsung (DLH) jam mesin (DMH) dan unit barang (kg, liter dan lain-lain).
Biaya-biaya yang termasuk kategori biaya variabel antara lain adalah:
Biaya bahan mentah langsung
Biaya tenaga kerja langsung
Tenaga (power)
3. Biaya semi variabel (semi variable cost) yaitu biaya-biaya yang tidak bersifat variabel. Biaya
ini mengalami perubahan, tetapi tidak sebanding dengan perubahan tingkat kegiatan. Biayabiaya yang termasuk kategori biaya semi variabel antara lain adalah :
Biaya tenaga kerja tak langsung
Biaya pemeliharaan
Biaya peralatan
Biaya bahan mentah tak langsung dan lain-lain
Terhadap ketiga macam kategori biaya di atas, dapat dilakukan penggolongan lain
atas dasar dapat tidaknya biaya itu dikendalikan, sehingga diperoleh cara pengelompokan
lain, yakni biaya yang:
1. Dapat dikendalikan (controllable)
2. Tidak dapat dikendalikan (noncontrollable)
Biaya yang controllable, dapat dikatakan sebagai biaya yang sangat terpengaruh oleh
kebijaksanaan-kebijaksanaan pimpinan perusahaan. Tetapi harus sangat hati-hati dalam
mengelompokkan biaya sebagai controllable atau noncontrollable, karena hal ini sangat erat
hubungannya dengan tanggung jawab (bagian) waktu. Umpamanya gaji mandor dalam
pabrik, merupakan biaya yang noncontrollable bagi bagian produksi, karena gaji seorang
mandor pada umumnya ditentukan oleh pimpinan perusahaan. Sehingga apabila dipandang
dari segi organisasi perusahaan yang lebih luas, gaji mandor merupakan biaya yang

controllable. Contoh di atas dipandang dari segi penanggung jawab biaya. Dari segi waktu,
dapat diambil contoh biaya penyusutan (depreciation). Pada umumnya dikatakan bahwa untuk
jangka pendek biaya penyusutan merupakan biaya yang noncontrollable, tetapi untuk jangka
panjang merupakan biaya yang controllable.

ANGGARAN BIAYA OVERHEAD PABRIK


Biaya-biaya yang dikeluarkan untuk proses produksi (di dalam pabrik) sangat kompleks
jenisnya. Yang dikategorikan sebagai biaya-biaya overhead pabrik (factory overhead) adalah
biaya-biaya dalam pabrik yang dikeluarkan oleh perusahaan dalam rangka produksi, kecuali biaya
bahan mentah langsung dan tenaga kerja langsung. Begitu banyaknya jenis biayabiaya yang
terjadi di dalam pabrik, sehingga memerlukan perhatian khusus.

PERENCANAAN BESARNYA ANGGARA


Di dalam menentukan besarnya dana yang harus dianggarkan untuk Anggaran Biaya
Overhead Pabrik, terdapat dua permasalahan pokok yang perlu dipecahkan, yakni:

Masalah penanggung jawab dalam perencanaan biaya


Masalah dalam menentukan jumlah biaya (anggaran)

1. Penanggung jawab perencanaan


Di sini perlu diterapkan prinsip akuntansi pertanggung jawab (responsibility accounting)
atau juga sering disebut prinsip Biaya Departemen Langsung (Direct Departmental Cost).
Atas dasar prinsip ini dikenal adanya pembagian menjadi departemen produksi dan
departemen jasa untuk kegiatan yang dilakukan dipabrik.
Departemen Produksi (Producing Departemen) yaitu bagian di pabrik yang bekerja
mengolah bahan mentah menjadi barang jadi atau produk akhir. Sehingga bagian ini
dikatakan sebagai bagian yang secara langsung memproses barang jadi.
Departemen Jasa (Service Departemen) yaitu bagian di pabrik yang menyediakan jasanya
dan secara tidak langsung ikut berperan dalam proses produksi jasa yang disediakan
mungkin saja sebagian dipergunakan sendiri oleh bagian ini.
Berdasarkan pembagian seperti itukah maka dikenal dua macam biaya overhead pabrik
yakni BOP langsung yang terjadi pada Departemen Produksi dan BOP tidak langsung
yang terjadi pada Departemen Jasa.
Item biaya yang menjadi tanggung jawab masing-masing departemen produksi dan
departemen jasa dapat diperiksa contohnya pada table berikut ini:
Item biaya

BOP langsung
Bagian
Pemintalan

Bagian
Pertenunan

BOP tidak langsung


Bagian
Finishing

Bagiab
Diesel

Bagian
Bengkel

Bagian
Gudang &
Pembelian

1.

Tempat
kerja tak
langsung

2.

Material
tak
langsung

3.

4.

Penyusut
an

Biaya
lainnya

Manjer
pemintalan
Mandor mesin
mintal
Operator
mesin pintal
Pembantupembantu

Manajer
pertemuan
Mandor mesin
tenun
Operator
mesin tenun
Pembantupembantu

Berbagai
bahan
penolong

Berbagai
bahan
penolong

Penyusutan
gudang pabrik
Penyusutan
mesin pintal
Penyusutan
aktiva tetap
lainnya

Penyusutan
gudang
Penyusutan
mesin tenun
Penyusutan
AT lainnya

Alat tulis
habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak
kekayaan

Alat tulis
habis pakai
Air dan listrik
Polis asuransi
Pajak
kekayaan

Manajer
finishing
Mandor
mesin
finishing
Operator
mesin
finishing
Pembantupembantu
Zat-zat
kimia
Zat-zat
warna
Pati kenji
dan lain-lain
Material
pembunkus
Penyusutan
gedung
Penyusutan
mesin
finishing
Inventaris
lainnya

Alat tulis
habis pakai
Air dan
listrik
Polis
asuransi
Pajak
kekayaan

Mandor
kamar
diesel
Operato
r mesin
diesel
Pemban
tupembant
u
Bahan
bakar
diesel
Bahan
pelumas

Penyusu
tan gd
diesel
Penyus.
Generat
or listrik
Penyus.
Perleng
kapan
lainnya
Alat
tulis
Air
Polia
asuransi
Pajak
kekayaa
n

Mandor
bengkel
Mekanik
Pembantu
pembantu

Berbagai
sumber
cadang

Penyus.
gudang
Penyus.
Alat
perbengke
lan
Penyus.
Aktiva
tetap
lainnya
Alat tulis
Air dan
listrik
Polis
asuransi
Pajak
kekayaan

Kepala
gudang &
pembelian
administrasi
gudang
Penjaga
gudang
Petugas
pembelian
Office
supplies

Penyus.
Gudang
Penyus.
Inventaris
gudang
Penyus.
Truk/forklift

Air dan
listrik
Polis
asuransi
Pajak
kekayaan

2. Cara menentukan jumlah anggaran


Masing-masing departemen (produksi dan jasa) berhak merencanakan biaya
sesuai dengan jenis biaya yang menjadi tanggung jawabnya masing-masing. Sedang
untuk menentukan jumlahnya biaya masing-masing item maupun biaya keseluruhan
bagi departemennya, kita perlu memperhatikan hal-hal berikut ini:
a. Berdasarkan sifatnya biaya dibagi menjadi 3 macam, yakni jenis biaya fixed, jenis
biaya variabel dan jenis biaya semivariabel. Sehingga ada biaya yang jumlahnya
sudah jelas, seperti misalnya penyusutan, jumlahnya dapat dikatakan dari waktu
ke waktu, demikian juga gaji pegawai kecuali bila manajemen mengubah
kebijaksanaannya. Lain halnya dengan biaya yang sifatnya variabel, jumlahnya
berada dari waktu ke waktu sesuai dengan tingkat aktivitas yang direncanakan.

b. Berdasarkan wewenang untuk menentukan anggaran. Ada biaya yang wewenang


menentukannya terletak dibagian itu sendiri, sudah barang tentu dengan
pengertian dapat disetujui oleh atasan langsung. Misalnya penganggaran biaya
administrasi yang diselenggarakan oleh bagian itu sendiri, adalah menjadi
wewenang bagian itu sendiri untuk menganggarkannya. Ada pula biaya yang
dihitung atas dasar ketentuan yang wewenangnya terletak diluar/di atas bagian itu
sendiri. Misalnya gaji untuk pegawai tetap yang bekerja di bagian itu sendiri.
Atas dasar pertimbangan di atas, maka penganggaran jumlah biaya yang
perlu disediakan akan diatur seperti berikut ini (suatu ilustrasi).
Sifat biaya
1. Fixed

Dasar pertimbangan
1.
2.
3.
4.

Satuan waktu
Tarif tertentu
Ketentuan perusahaan
Kebijaksanaan sendiri

Volume x harga/tarif
2. Variabel
Kebijaksanaan
menganggarkan

Jenis biaya
Penyusutan AT
Pajak kekayaan
Polis asuransi
Gaji pegawai
Biaya
administrasi
Suku cadang
Bahan bakar
Material
pembungkus
Biaya perjalanan
Biaya
pemeliharaan

Wewenang
penganggaran
Pusat*) pusat

Pusat bagian

Vol : bagian
harga pusat

Bagian

3. Semi variabel
*wewenang pusat dalam arti bahwa pelaksanaan penganggarannya tetap
terletak di tangan bagian masing-masing, namun cara menganggarkannya tunduk
pada peraturan pusat (Direksi Departemen).
Pengawasan Biaya Overhead
Salah satu fungsi manajemen yang harus diperhatikan, tentu saja pengawasan.
Biaya overhead juga memerlukan pengawasan yang sungguh-sungguh agar supaya
sesuai dengan yang direncanakan.
Biaya overhead adalah salah satu unsur utama biaya-biaya produksi, selain biaya bahan
mentah dan biaya tenaga kerja langsung. Sehingga terlalu besarnya biaya overhead tentu
saja secara langsung mempengaruhi harga pokok produksi dan akhirnya akan
memperkecil tingkat keuntungan yang diperoleh atau terpaksa mempertinggi harga jual.
Dalam rangka pengawasan biaya overhead, salah satu masalah yang dihadapi
adalah pengalkasian biaya bagian jasa atau pembantu (service) kepada bagia produksi.
Hal ini timbul karena, seperti yang telah dikatakan dalam pengertian tentang bagian

jasa, biya yang timbul pada bagian jasa selain untuk keperluan bagian itu sendiri yang
terutama juga untuk keperluan bagian produksi. Dalam pengalokasian bagian
jasa/pembantu diperlakukan satu cara pendekatan yang disebut: clean cost concept. Cara
ini merupakan salah satu cara alokasi biaya, dimana biaya overhead pada bagian
jasa/pembantu secara langsung dialokasikan kebagian-bagian produksi, dengan
berdasarkan proporsi pemakaian jasa oleh masing-masing bagian produksi.
Contoh:
Selama proses produksi dalam tahun 1984, pada bagian jasa/pembantu akan timbul
biaya overhead sebesar Rp.1.000.000,00. Jasa yang disediakan, dipakai oleh berbagai
bagian dengan proporsi:
Bagian Produksi I
: 40 %
Bagian Produksi II : 30 %
Bagian Produksi III : 30 %
Dengan berdasarkan proporsi pemakaian jasa tersebut di atas maka biaya overhead
(Rp.1000.000,00.) dapat dialokasikan ke masing-masing bagian dengan perhitungan
sebagai berikut:
Bagian
Bagian Produksi I
Bagian Produksi II
Bagian Produksi III

Perhitungan alokasi biaya


40% x Rp.1.000.000,00
30% x Rp.1.000.000,00
30% x Rp.1.000.000,00

Alokasi biaya overhead bagian


jasa/pembantu
Rp.400.000,00
Rp.300.000,00
Rp.300.000,00

Untuk memperjelas masalah ini, sebaiknya diperhatikan contoh berikut ini:


Contoh:
Pada PT GERONIMO, selama tahun 1984 diperkirakan akan timbul biaya overhead
sebesar sebagai berikut:
Bagian Produksi:
Bagian Produksi I
Rp.12.000.000,00
Bagian Produksi II Rp.20.000.000,00
Bagian Produksi III Rp.10.000.000,00
Biaya Jasa/Pembantu:
Biaya Jasa/Pembantu I

Rp. 2.500.000,00

Biaya Jasa/Pembantu II

Rp.5.000.000,00

Jasa bagian jasa/pembantu digunakan oleh ketiga bagian Produksi dengan proporsi
sebagai berikut:
Bagian produksi
I
II

Biaya jasa/pembantu
I
50%
30%

II
45%
30%

III
20%
25%
Dengan berdasarkan Proporsi Pemakaian jasa di atas maka biaya overhead bagian
jasa/pembantu dapat dialokasikan sebagai berikut:

Você também pode gostar