Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
KELOMPOK 3
Amanda Nazira 101211131014
Arifa Yusrina
101211133004
Ummu Farihah
101211131227
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................i
DAFTAR ISI...........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang...................................................................................................1
1.2 Tujuan.................................................................................................................2
1.2.1 Tujuan Umum............................................................................................2
1.2.2 Tujuan Khusus...........................................................................................2
1.3 Manfaat..............................................................................................................2
BAB II ISI
2.1 ........................................................................Analisis Situasi Daur Hidup Bayi.......
2.2 ..............................................Fisiologi Tunbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan.......
2.3 ........................................Kebutuhan Gizi Bayi dan Kandungan Gizi dalam ASI.......
2.4 .........................................................Masalah Gizi Bayi dan Dampak Kesehatan.....10
2.5 ..............................Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Gizi Bayi.....13
BAB III PENUTUP
3.1 ..........................................................................................................Kesimpulan.....16
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................17
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gizi merupakan unsur yang sangat penting bagi pembentukan tubuh manusia
yang berkualitas. Gizi mempunyai peran besar dalam daur kehidupan. Setiap tahap
daur kehidupan terkait dengan satu set prioritas nutrien yang berbeda. Kebutuhan
akan nutrien berubah sepanjang daur kehidupan, dan ini terkait dengan pertumbuhan
dan perkembangan masing-masing tahap kehidupan. Masalah gizi terjadi di setiap
siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan (janin), bayi, anak, dewasa dan usia
lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan masa kritis, karena pada
masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat pesat. Gangguan gizi
yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat dipulihkan walaupun
kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi (Depkes RI, 2007).
Proses perkembangan anak berawal dari bayi. Bayi merupakan makhluk yang
sangat peka dan halus. Bayi akan terus tumbuh dan berkembang dengan sehat, sangat
bergantung pada proses kelahiran dan perawatannya. Masa tumbuh kembang bayi
sangat dipengaruhi oleh pola asuh yang dilakukan oleh orang tuanya terutama ibu.
Pola asuh diantaranya meliputi pemberian ASI eksklusif, penerapan inisiasi menyusu
dini, serta pemberian Makanan Pendamping ASI (MP-ASI) lokal pada bayi 6 bulan
ke atas dan meneruskan ASI sampai umur 2 tahun (Depkes, 2009). Program ASI
Eksklusif merupakan program promosi pemberian ASI saja pada bayi sampai dengan
umur 6 bulan tanpa memberikan makanan atau minuman lain. Angka cakupan ASI di
Indonesia masih sangat rendah. Berdasarkan Riskesdas 2010, persentasi pemberian
ASI eksklusif: pada bayi usia 0 bulan (39,8%),1 bulan (32,5%), 2 bulan (30,7%), 3
bulan (25,2%), 4 bulan (26,3%) dan 5 bulan (15,3%).
1.2 Tujuan
1.2.1 Tujuan Umum
Mempelajari pengaruh pemberian ASI terhadap tumbuh kembang bayi.
1.2.2 Tujuan Khusus
1. Mempelajari daur hidup dan fisiologi tumbuh kembang bayi
2. Mempelajari kebutuhan gizi bayi dan kandungan gizi ASI
Manfaat
BAB II
ISI
2.1 Analisis Situasi Daur Hidup Bayi
Fertilitas ialah peristiwa bersatunya antara spermatozoa dan ovum yang berasal
dari sel yang berbeda. Untuk dapat bertemu dan bersatu keduanya harus melalui
perjalanan panjang dan mengalami proses persiapan serta tempat pertemuan harus
memenuhi syarat dari spermatozoa. Keberhasilan fertilitas mengandung arti yang
sangat penting bagi proses perkembanggbiakan, karena menghasilkan sebuah sel baru
yang disebut zigot. Lama hidup ovum diperkirakan kurang dari 24 jam dan lama
hidup spermatozoa setelah ejakulasi kurang 48 jam. Pada konsepsi, yakni
menyatunya sperma dengan telur, terbentuk sel yang demikian kecilnya sehingga
hanya dapat dilihat dengan alat mikroskop. Produk penyatuan tersebut diberi nama
janin. Pada hari berikutnya janin ini tumbuh dan berkembang hingga berat dan
panjangnya bertambah. Di samping itu, terdapat pula proses diferensiasi dan
pematangan, sel-sel dari hari ke hari semakin banyak dan membentuk organ dengan
fungsi tertentu, seperti jantung, ginjal, hati, saluran pencernaan(lambung dan usus),
paru-paru dan sebagainya. Pada waktu bayi dilahirkan semua organ sudah berbentuk
dengan fungsi yang smepurna.
Masa bayi dimulai dari usia 0-12 bulan yang ditandai dengan pertumbuhan dan
perubahan fisik yang cepat disertai dengan perubahan dalam kebutuhan zat gizi
(Notoatmodjo, 2007). Pemberian ASI eksklusif merupakan suatu kegiatan dengan
memberikan ASI secara penuh bagi bayi yang berumur 0 12 bulan tanpa diberi
tambahan makanan pendamping ASI. Pemberian ASI sangat mempengaruhi tumbuh
dan kembang bayi.
2.2 Fisiologi Tumbuh Kembang Bayi Usia 0-12 Bulan
Pada tahun pertama kehidupan ditandai dengan pertumbuhan
fisik, maturasi kemampuan yang semakin terasah, dan reorganisasi
psikologis. Parameter pertumbuhan fisik adalah berat badan, tinggi
badan, dan ukuran lingkar kepala. Pada usia 0-2 bulan, bayi
mengalami pertumbuhan yang luar biasa. Perkembangan fisik bayi
baru lahir dapat menurun 10% dibawah berat badan lahir dalam
satu
minggu
pertama
sebagai
3
hasil
pengeluaran
cairan
pola,
warna,
dan
konsonan.
Mereka
dapat
posisi
duduk,
benda
apa
saja
yang
dipegangnya
ke
mulut.
Kebutuhan gizi bayi lebih sedikit dari kebutuhan orang dewasa, namun jika
dibandingkan per unit berat badan maka kebutuhan gizi bayi jauh lebih besar dari usia
perkembangan lain. Makanan bergizi menjadi kebutuhan utama bayi pada proses
tumbuh kembangnya, sehingga kelengkapan unsur pada gizi hendaknya perlu
diperhatikan dalam makanan sehari-hari yang dikonsumsi bayi.
1. Energi
Kebutuhan energi pada bayi dapat diperoleh dari karbohidrat, lemak,
protein yang terkandung dalam makanan sehari-hariya. Kebutuhan energi
pada bayi meningkat sejalan dengan kenaikan berat badannya. Hal ini
dikarenakan pada masa bayi terjadi proses pertumbuhan yang sangat cepat
sehingga kebutuhan energi juga besar. Kebutuhan energi pada 2 bulan pertama
adalah 120kkal per kilogram berat badan bayi . Selama 6 bulan pertama
kehidupannya, bayi membutuhkan energi sebanyak 115-120 kkal per kilogram
bert badan, sedangkan untuk bayi usia 6 bulan sampai 12 bulan rata-rata
kebutuhan energinya 105-110 kkal per kilogram berat badan. Kebutuhan
energi bayi diantaranya digunakan untuk meningkatkan berat badan,
meningkatkan pertumbuhan dan perkembangan, melakukan aktivitas fisik
ketika tidur dan bangun, mengatur suhu tubuh, metabolisme makanan, serta
untuk proses penyembuhan dari sakit.
2. Protein
Protein sangat penting pada tumbuh kebang bayi sejak di dalam
kandungan ibu sampai dilahirkan, sehingga protein harus selalu ada dalam
makanan yang dikonsumsi. Asupan protein pada bayi sejak lahir sampai usia 6
bulan sekitar 2,2 gram per kilogram berat badan, sedangkan untuk bayi usia 6
bulan sampai 12 bulan membutuhkan protein 1,6 gram per kilogram berat
badan.
Asupan protein yang kurang akan memnyebabkan terhambatnya
pertumbuhan jaringan dan organ serta terhambatnya pertumbuhan yang akan
berpengaruh terhadap tinggi badan, berat badan, dan lingkar kepala.
Sedangkan asupan protein yang berlebihan pada bayi akan menyebabkan
kelebihan asam amino yang harus dimetabolisme dan dieliminasi sehingga
akan memperberat kerja ginjal dan hati.
5
3. Lemak
Tidak ada rekomendasi khusus akan kebutuhan lemak pada bayi.
ASImenyiapkan 55% energi yang berasal dari lemak, hal ini memperlihatkan
bahwa betapa pentingnya asupan lemak bagi bayi. Kebutuhan lemak pada
bayi semuanya berasal dari ASI, ataupun susu formula, serta makanan
pendamping ASI. ASI lebih banyak mengandung asam lemak tak jenuh yang
proses penyerapannya di dalam alat percenaan bayi akan lebih cepat
dibanding asam lemak jenuh yang berasal dari susu sapi. ASI juga
mengandung asam lemak omega 3 yang dibutuhkan untuk perkembangan
otak.
Bayi membutuhkan lemak dalam jumlah banyak untuk metabolisme pada
sistem reproduksi (gonad) dan perkembangan otak. Lemak juga dibutuhkan
bayi untuk memberikan energi pada proses metabolisme di hati, otak, otot,
dan termasuk jantung. Selain itu, bayi memerlukan lemak untuk menyuplai
energi ke dalam hati, otak dan otot termasuk otot jantung. Kebutuhan lemak
akan berubah dan menurun ketika bayi sudah menjadi lebih besar dan
menerima makanan padat.
4. Karbohidrat
Kebutuhan karbohidrat sangat tergantung pada besarnya kebutuhan energi.
Sumber karbohidrat utama bagi bayi adalah laktosa yang terdapat dalam ASI.
ASI yang dikonsumsi bayi mengandung laktosa sekitar 7%. Kadar laktosa
yang tinggi akan mengakibatkan terjadinya pertumbuhan lactobacillus dalam
usus bayi sehingga dapat mencegah terjadinya infeksi. Selain itu, kadar
laktosa yang tinggi dapat memperbaiki penahanan (retensi) beberapa mineral
penting untuk pertumbuhan bayi, seperti kalium, fosfor, dan magnesium.
Bayi yang sudah mulai mendapatkan makanan padat akan memperoleh
karbohidrat dari makanan jenis buah-buahan (glukosa), madu (fruktosa), serta
gula pasir (sukrosa). Karbohidrat sebagai sumber ennergi dibutuhkan dalam
jumlah besar guna proses pertumbuhan bayi yang cepat sejak dilahirkan.
5. Vitamin
Vitamin merupakan unsur ensensial bagi gizi normal. Vitamin adalah
suatu zat organik yang tidak dapat dibuat oleh tubuh, tetapi diperlukan oleh
oleh
bayi
diantaranya :
1. Gizi lebih dan dampaknya
Asupan zat gizi idealnya harus mengandung cukup bahan bakar (energi) dan
semua zat esensial sesuai kebutuhan sehari-hari. Pemberian makanan yang
mengandung energi berlebihan akan menimbulkan obesitas dan kegemukan,
sedangkan zat gizi esensial yang diberikan berlebihan untuk jangka waktu lama
akan menimbulkan penimbunan zat gizi tersebut dan dapat menjadi racun dalam
tubuh seperti hipervitaminosis A, hipervitaminosis D, dan hiperkalemi.
Kegemukan pada bayi akan membuat proses tumbuh kembangnya yang normal
terhambat oleh karena berat badan yang lebih. Bayi dengan berat badan lebih
akan terlihat pada catatan Kartu Menuju Sehat (KMS) yang digunakan tiap bulan
saat menimbang.
2. Gizi kurang dan dampaknya
Gizi kurang diakibatkan beberapa hal, diantaranya :
a. Kekurangan Kalori Protein (KKP)
Istilah KEP, tanda dan gejala telah banyak dibahas dalam pokok
bahasan tentang protein. Penanggulangan KEP ringan dapat dilakukan dengan
cara meningkatkan kualitas asupan makanan anak dengan mengubah pola
makanan/menu yang dihidangkan sehari-hari. Hidangan yang disajikan seharihari dapat berasal dari makanan pokok setempat, seperti beras, jagung,
singkong. Pemenuhan kebutuhan protein harus diutamakan dengan cara
menggunakan bahan makanan yang tinggi kandungan protein tapi tidak perlu
mahal harganya. Penanganan KEP berat peerlu mendapatkan perhatian khusus
karena penderita KEP berat biasanya sangat mudah terinfeksi, dan juga
8
mengalami defisiensi zat gizi lain. Tindakan yang paling utama adalah
menangani gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit dengan cara
memberikan cairan intravena.
b. Kekurangan Vitamin A (Xerophthalmia)
ASI merupakan sumber vitamin A yang terbaik bagi bayi. Kekurangan
vitamin A diderita oleh 250 juta di seluruh dunia. Vitamin A sangat penting
untuk mempertahankan kesehatan dan pencegahan penyakit. Tanpa ASI, bayi
baru lahir memiliki cadangan vitamin A hanya untuk beberapa minggu saja.
Defisiensi vitamin A jarang terjadi pada bayi yang mendapat ASI. Meskipun
ibu mengalami kekurangan gizi, ASInya masih mengandung vitamin A yang
cukup untuk selama 6 bulan dengan ASI Eksklusif. Namun kadar vitamin A
dalam ASI tetap dipengaruhi oleh makanan ibu dan status gizi ibu. Apabila
ibu cukup mengkonsumsi makanan yang kaya akan vitamin maka sampai
dengan usia 6 bulan kebutuhan gizi bayi termasuk vitamin A, akan tercukupi
dari ASI. Anak yang tidak memperoleh cukup vitamin A beresiko terkena
rabun senja. Gejala kekurangan vitamin A akan timbul apabila:
1. Pola makan yang tidak cukup mengandung vitamin dalam jangka
panjang.
2. Gangguan dalam penyerapan vitamin A atau provitamin A seperti
karena adanya penyakit pankreas, diare kronik, KEP.
3. Terdapat gangguan konversi provitamin A menjadi vitamin A, seperti
karena adanya gangguan pada fungsi kelenjar tiroid.
4. Kerusakan hati, seperti pada penderita kwasiorkhor, hepatitis kronik.
5. Kurang terbentuk Retinol Binding Protein (RBP) dan kurang
prealbumin pada penyakit Kwashiorkor dan penyakit lain.
Upaya penanggulangan tidak dapat benyak menolong apabila kekurangan
telah terjadi lama dan menyebabkan kerusakan mata yang parah. Seringkali
penderita bisa sembuh tapi biasanya meninggalkan kecatatan pada mata.
Upaya yang dilakukan adalah mengurangi gejala klinis terutama didaerah
yang memiliki prevalensi tinggi KVA. Pemerintah Indonesia memiliki
program pemberian kapsul vitamin A kepada balita sebanyak 2 kali dalam 1
tahun sebagai upaya pencegahan terhadap terjadinya kekurangan vitamin A
fisik
dan
10
dalam mendengar atau berbicara, atau akan terlambat perkembangan fisik dan
2.5
mentalnya.
Upaya Pencegahan dan Penanggulangan Masalah Gizi
Bayi
Pola pemberian ASI yang tidak sesuai
berlangsung
pada
masalah
asi
terjadi pada
setelah
melahirkan
lain
sehingga
seperti
susu
terpaksa
formula
ASI
ekslusif,
hal
ini
terjadi
karena
ketidak
untuk menunjang
pertumbuhan,
kesehatan, dan
kelangsungan hidup bayi karena ASI kaya dengan zat gizi dan
antibodi. Pertumbuhan dan perkembangan bayi sebagian besar
dipengaruhi oleh jumlah ASI yang diperoleh, termasuk energi
dan zat gizi lainnya yang terkandung di dalam ASI tersebut.
11
ASI
tanpa
bahan
makanan
lain
dapat
mencukupi kebutuhan
ikatan
panjang
3, Omega
6),
susu
sapi. ASI
yang
pada
hari
pertama terdapat
bermanfaat
membantu
bayi
melawan
infeksi
dan
penyakit
(Ramdha, 2014).
Zat-zat anti infeksi dapat digolongkan dalam golongan spesifik
dan non spesifik. Responsi imunitas spesifik pada umumnya
memerlukan
kerja
sama
dengan
zat
non
spesifik
untuk
atas
berbagai
laktoperoksidase,
faktor
macam
immunoglobulin,
pertumbuhan
laktobasilus,
lisozim,
substansi
12
13
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Masalah gizi terjadi di setiap siklus kehidupan, dimulai sejak dalam kandungan
(janin), bayi sampai usia lanjut. Periode dua tahun pertama kehidupan merupakan
masa kritis, karena pada masa ini terjadi pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
pesat. Gangguan gizi yang terjadi pada periode ini bersifat permanen, tidak dapat
dipulihkan walaupun kebutuhan gizi pada masa selanjutnya terpenuhi. Masa tumbuh
kembang bayi dipengaruhi pola asuh terutama dalam hal pemberian ASI ekskusif.
Pemberian ASI meningkatkan kecerdasan karena didalam ASI
terkandung nutrien-nutrien yang diperlukan untuk pertumbuhan
otak bayi. Kandungan dalam ASI cukup untuk memenuhi gizi bayi,
kemudian dibantu dengan pemberian MP-ASI setelah bayi berusia 6
bulan. Dengan pemberian ASI pada bayi akan meminimalisir
terjadinya masalah gizi pada bayi, baik itu gizi lebih maupun gizi
kurang
sehingga
gangguan
kesehatan
14
permanen
pada
daur
DAFTAR PUSTAKA
Stefani (2011) Hubungan Kejadian Penyakit Autistik pada Anak
dengan Usia Maternal dan Paternal di Kota Medan. Karya Tulis
Ilmiah. Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara,
Medan.
Hayati, Aslis Wirda. 2008. BUKU SAKU GIZI BAYI. Jakarta : Buku Kedokteran
EGC.
http://www.lkc.or.id/2013/10/02/kandungan-asi-yang-sempurna/
Diakses
pada
Minggu, 31 Mei 2015 pukul 22.15 WIB.
http://gizi.depkes.go.id/wp-content/uploads/2012/05/ASI-dan-KetahananPangan12.pdf Diakses pada Minggu, 31 Mei 2015 pukul 22.23 WIB.
Ramdha Z., Hadju V. dan Salam A. (2014) Gambaran Pemberian ASI
Eksklusif dan Kejadian KEP pada anak usia 6-23 bulan di Pulau
Barrang
Lompo
Kota
Makassar.
Fakultas
Kesehatan
Masyarakat, Universitas Hasanuddin.
Arisman M. Gizi dalam Daur Kehidupan 2. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran EGC; 2009.
15