Você está na página 1de 35

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas adalah pusat pengembangan pembinaan, dan pelayanan sekaligus
merupakan pos pelayanan terdepan dalam pelayanan pembangunan kesehatan
masyarakat yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu
(Depkes RI, 2001).
Dewasa ini, semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial mendorong
perilaku masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga menyebabkan tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, nyaman dan berorientasi pada
kepuasan.Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan publik, puskesmas yang
merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah,
baik itu di pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara, haruslah
memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya. . Hal
ini sesuai dengan 3 fungsi puskesmas yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Namun Kebutuhan masyarakat akan kesehatan terutama kesehatan gigi dan
mulut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat
yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas milik pemerintah ini baik itu dari segi pemeriksaan yang kurang
diperhatikan oleh petugas kesehatan, lama waktu pelayanan, keterampilan petugas,
sarana/fasilitas, serta waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini sangat
bertolak belakang dengan peran puskesmas sebagai unit pelaksana yang

sangat

strategis dalam mempercepat peningkatan derajat kesehatan masyarakat.

Rendahnya kinerja pelayanan akan membangun citra buruk pada Puskesmas,


dimana pasien yang merasa tidak puas akan menceritakan kepada rekan-rekannya.
Begitu juga sebaliknya, semakin tinggi kinerja pelayanan yang diberikan akan
menjadi nilai plus bagi Puskesmas, dalam hal ini pasien akan merasa puas terhadap
pelayanan yang diberikan oleh Puskesmas. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
meneliti kinerja manajemen puskesmas Alang-alang lebar Palembang, khususnya
pada pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
1.2 Rumusan Masalah
Bertolak latar belakang yang telah disebutkan diatas, maka yang menjadi
permasalahan yang akan dibahas yaitu : Bagaimana gambaran umum kinerja
manajemen Puskesmas Alang-alang lebar Palembang sebagai penyelenggara
kesehatan masyarakat terutama kesehatan gigi dan mulut?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui system pelayanan
Puskesmas Alang-alang lebar Palembang.
Tujuan khususnya adalah:
a. Untuk mengetahui gambaran umum pelayanan kesehatan terutama kesehatan gigi
dan mulut di Puskesmas Alang-alang lebar Palembang, letak geografi, keadaan
demografi, fasilitas pelayanan kesehatan, fasilitas penunjang, ketenagaan, struktur
organisasi, dan alur rujukan di Puskesmas Alang-alang lebar Palembang.
b. Untuk mengetahui masalah apa saja yang sering muncul di Puskesmas Alangalang lebar Palembang dan bagaimana pemecahan masalahnya.
1.4 Manfaat Penelitian
Adapun manfaat penelitian ini adalah mahasiswa dapat mengetahui gambaran
umum pelayanan kesehatan terutama kesehatan gigi dan mulut di Puskesmas Alangalang lebar Palembang, letak geografi, keadaan demografi, fasilitas pelayanan
kesehatan, fasilitas penunjang, ketenagaan, struktur organisasi, dan alur rujukan di
Puskesmas Alang-alang lebar Palembang serta mengetahui masalah apa saja yang

sering muncul di Puskesmas Alang-alang lebar Palembang dan bagaimana pemecahan


masalahnya.

BAB II
PROFIL PUSKESMAS

2.1 Sejarah Singkat Puskesmas Alang-Alang Lebar


Puskesmas Alang-Alang Lebar diresmikan pada 01 April tahun 2010 oleh
Walikota Palembang yaitu Bapak Ir. H. Eddy Santana Putra, M.T. Letak gedung
Puskesmas Alang-Alang Lebar di jalan tembus terminal Alang-Alang Lebar, sehingga
mudah di jangkau dari manapun.
Pendirian Puskesmas Alang-Alang Lebar ini diharapkan agar dapat
mengembangkan program Jaminan Mutu Pelayanan Kesehatan salah satu upaya
dengan meningkatkan kemampuan SDM melalui pelatihan (Quality Assurance).
Program Jaminan Mutu pelayanan kesehatan berdampak positif dengan meningkatnya
jumlah kunjungan, sehingga Puskesmas Alang-Alang Lebar dituntut untuk lebih
maksimal dalam melaksanakan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.
Secara fisik Puskesmas Alang-Alang Lebar terlihat megah dengan bentuk
bangunan modern dua lantai. Dengan penampilan yang menarik dan SDM yang
professional, maka Puskesmas Alang-Alang Lebar diharapkan menjadi Puskesmas
percontohan.
2.2 Pimpinan Puskesmas Alang-Alang Lebar
No.

Nama

Periode Tahun

1.

Dr. Zainah Thalib

2010 Sekarang

2.3 Menu Pelayanan di Puskesmas Alang-Alang Lebar


1. Konsultasi Dokter
a. Anak
b. Kebidanan
c. Penyakit dalam
2. Pengobatan Umum
a. Dewasa
b. Anak-anak
3. Pengobatan Gigi
a. Pengobatan Gigi
4. Laboratorium Klinik
4

5. Pengobatan TB Paru dengan Strategi DOTS


6. Pemeriksaan KIUR Kesehatan Umum Haji
7. Pelayanan Kesehatan Ibu dan Anak (KIA)
a. Pelayanan KB
b. Pelayanan ANC
c. Konseling Remaja (Pelayanan Kesehatan Peduli Remaja)
8. Konsultasi Gilingan Mas
a. Gizi
b. Imunisasi
c. Kesehatan Lingkungan
9. EKG
10. Instalasi Gawat Darurat

PUSKESMAS ALANG ALANG LEBAR


MENUJU ALANG ALANG LEBAR SEHAT

VISI

Menjadi Puskesmas Percontohan dengan pelayanan kesehatan yang terpadu, bermutu


dan professional serta dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat.

MISI
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif ,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Memberi pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan ras, agama dan social ekonomi.
3. Meningkatkan kualitan SDM melalui peningkatan pengetahuan

dan

keterampilan serta kesejahteraan karyawan.


4. Meningkatkan kemitraan dan pemberdayaan masyarakat.
5. Memelihara dan meningkatkan upaya pelayanan kesehatan yang prima.
6. Menurunkan resiko kesakitan dan kematian.

MOTTO
Senyum Ramah Memberikan Kepuasan Bagi
Anda dan Kebahagiaan Bagi Kami

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS ALANG-ALANG LEBAR

A. Wilayah Kerja
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palembang Nomor 260 Tahun 2010
tentang Wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarkat (Puskesmas) bahwa wilayah
karja Puskesmas Alang-alang lebar meliputi 2 (dua) kelurahan yaitu :
1. Kelurahan talang kelapa
2. Kelurahan alang-alang lebar

Puskemas alang-alang lebar merupakan salah satu puskesmas induk di kecamatan


alang-alang lebar yang mempunyai 2 puskesmas pembantu dan merupakan
koordinator untuj kecamatan alang-alag lebar

dengan luas wilayah kerja

kelurahan alang alang lebar 532 Ha dan kelurahan talang kelapa 911 Ha. Untuk
memperluas jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas alang-alang lebar
dilengkapi dengan satu puskesmas keliling dan 20 posyandu.
B. Geografi
Puskesmas alang-alang lebar terletak ditepi jalan tembus terminal alang-alang
lebar sehingga relatif mudah dicapai masyarakat dalam wilayah kerja maupun
masyrakat perbatasan wilayah kerja.
Geografi kerja puskesmas alang-alang lebar terdiri dari dari daerah daratan dan
sebagian kecil rawa. Batas wilayah kerja :
1. Utara berbatasan dengan kecamatan wukarami
2. Selatan berbatasan dengan kecamatan ilir barat I
3. Timur berbatasan dengan kecamatanilir timur I
4. Barat berbatasan dengan kabupaten banyuasin
C. Perumahan dan Bangunan
- Luas tanah
: 1500 m2
- Luas bangunan
: 512 m2
D. Staf dan Tenaga
Tenaga yang ada di puskesma Alang-alang lebar termasuk 2 Puskesmas
pembantu.
No
I.
1.
2.
3.

Jenis Tenaga
Puskesmas Induk
Dokter umum
Dokter gigi
Sarjana / sarjana muda
a. SKM
b. S.Kep
c. AKPER
d. AKG
e. AKBID
f. AKL
g. DIII Tek. Gigi
h. Ak. Gizi

Jumlah

2
1

4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
II.
1.
2.
3.
4.

Bidan
Perawat Kesehatan (SPK)
Perawat Gigi (SPRG)
Tenaga Gizi (SPAG)
Analis (SMAK)
Asisten Apoteker (SMF)
SLTA
Lain-lain
Puskesmas Pembantu
AKPER
AKBID
BIDAN
Perawat Kesehatan (SPK)

1
2
1
2
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0

3
3
JUMLAH

22 orang

E. Demografi (kependudukan) Puskesmas Alang-Alang Lebar


Data jumlah penduduk dalam wilayah kerja puskesmas alang-alang lebar sampai
akhir tahun 2011 adalah 36.067 jiwa.
F. Sarana dan Prasarana Puskesmas Alang-alang Lebar
Untuk memperluas jangkauan pelayanan, puskesmas alang-alang lebar memiliki
kendaraan operasional yaitu 1 unit kendaraan roda empat, dan 2 unit kendaraan
roda dua.

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu, kejadian
kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam peniliaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.

1. Angka Kematian Bayi (AKB)


Angka kematian bayi di wilayah kerja Puskesmas Alang-Alang Lebar
pada tahun 2010 ini tidak ditemukan. Tersedianya berbagai fasilitas atau
faktor aksesbilitas dan pelayanan kesehatan dengan tenaga medis yang
terampil, serta kesediaan masyarakat untuk merubah kehidupan tradisional
ke norma kehidupan modern dalam bidang kesehatan merupakan faktor
yang berpengaruh terhadap tingkat AKB.

2. Angka Kematian Ibu Maternal (AKI)


Pada tahun 2010, angka kematian ibu di wilayah kerja Puskesmas
Alang-Alang Lebar tidak ditemukan.
B. MORBIDITAS
1. Penyakit Menular
Penyakit menular yang disajikan dalam profil kesehatan Puskesmas AlangAlang Lebar tahun 2010 antara lain adalah penyakit malaria, TB Paru,
HIV/AIDS, dan Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
a. Penyakit Malaria
Penyakit malaria masih menjadi masalah kesehatan
masyarakat di Indonesia, dimana perkembangan penyakit malaria
ini dipantau melalui Annual Parasite Incidence (API). Di wilayah
kerja Puskesmas Alang-Alang Lebar sendiri ditemukan beberapa
kasus malarian (data terlampir).
b. Penyakit TB Paru
Menurut hasil Sukernas 2001, TB Paru menempati urutan
ke 3 penyakit kematian umum, selain menyerang paru, tuberculosis
dapat menyerang organ lain (extra pulmonary). Dari data yang
berhasil dikumpulkan menunjukkan beberapa kasus BTA(+) pada
tahun 2010 (data terlampir).
c. Penyakit HIV/AIDS
Perkembangan penyakit HIV/AIDS terus menunjukkan
peningkatan, meskipun berbagai upaya penanggulangan terus
dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antar wilayah,
menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia,
meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman dan meningkatnya
10

penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan, secara simultan telah


memperbesar tingkat resiko penyebab HIV/AIDS.
Akan tetapi di wilayah kerja Puskesmas Alang-Alang Lebar
sendiri sampai saat ini tidak ditemukan kasus HIV/AIDS.
d. Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA)
ISPA masih menjadi penyakit utama penyebab kematian
bayi dan balita di Indonesia. Dari beberapa hasil kegiatan SKRT
diketahui bahwa 80 sampai 90% dari seluruh kasus kematian ISPA
disebabkan pnemonia. Pnemonia merupakan penyebab kematian
pada balita dengan peringkat pertama hasil dari Sakernas 2001.
Upaya dalam rangka pemberantassan penyakit infeksi saluran
pernapasan akut lebih difokuskan pada upaya penemuan dini dan
tatalaksana kasus yang cepat dan tepat terhadap penderita
pnemonia balita yang ditemukan. Beberapa jumlah balita penderita
pnemonia yang dilaporkan di wilayah kerja Puskesmas AlangAlang Lebar (data terlampir).

e. Penyakit Kusta
Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada
pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih
menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti
dengan masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan
merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak di
dunia. Akan tetapi sampai saat ini penderita kusta di wilayah kerja
Puskesmas Alang-Alang Lebar tidak ditemukan.

11

2. Penyakit Menular yang dapat dicegah dengan imunisasi (PD3I)


PD3I merupakan penyakit yang diharapkan dapat diberantas/ditekan
dengan pelaksanaan program imunisasi, pada profil kesehatan ini akan

Dibahas penyakit tetanus neonatorum, campak, difteri, pertusis dan hepatitis B.


a. Tetanus Neonatorum
Penanganan kasus tetanus neonatorum memang tidak mudah tetapi
juga bukannyatidak mudah untuk dicegah. Yang terpenting adalah upaya
pencegahannya melalui pertolongan persalinan yang higienis ditunjang dengan
imunisasi TT pada ibu hamil.

b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa (KLB). Hal ini patut dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).

3. Penyakit Potensi KLB/Wabah


Penyakit demam berdarah (DBD) di wilayah kerja puskesmas Alangalang

Lebar

dititikberatkan

dalam
pada

upaya

pencegahan

penggerakan

potensi

dan pemberantasan

DBD

masyarakat

dapat

untuk

berperanserta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M),


pemantauan Angka Bebas Jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan
penanganannya di rumah tangga. Kegiatan lain dalam upaya pemberantasan
DBD adalah pengasapan (fogging).

a. Diare
Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi
dan balita. Jumlah kasus diare pada balita wilayah kerja Puskesmas Alangalang Lebar (data terlampir).
12

b. Filariasis
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global
WHO tahun 2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020 akan tetapi sampai
saat ini kasus tersebut tidak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Alangalang Lebar.

C. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indicator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia
subur Kurang Energi Protein (KEK).
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah
satu factor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 kategor yaitu BBLR karena premature atau BBLR
karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup
bulan tetapi berat badannya kurang.
Jjumlah BBLR yang dilaporkan di wilayah kerja puskesmas AlangAlang Lebar (data terlampir).
2. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indicator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian satus gizibalita
adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U). Jumlah balita terindikasi gizi buruk dapat di
lihat (data terlampir).
3. WUS yang mendapat kapsul yodium
Salah satu masalah gizi yangperlu mendapat perhatian adalah
gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok),

13

bisu, tuli, kretin, gangguan motorik, dll. Pemberian kapsul yodium


dimaksudkan untuk mecegah lahirnya bayi kretin, karena itu sasaran
pemberian yodium adalah wanita usia subur (WUS) termasuk ibu hamil dan
ibu nifas.
SITUASI UPAYA KESEHATAN
Untuk

dapat

memberikan

pelayanan

kesehatan

secara

menyeluruh

(Comprehensive Health Care Service) kepada seluruh masyarakat di wilayah


kerjanya setiap puskesmas melaksanakan fungsinya dengan menjalankan
beberapa program yang dikelompokkan menjadi 2 yaitu :
1. Program Kesehatan Dasar
Progra Kesehatan Dasar berdasarkan kebutuhan kesehatan sebagian besar
masyarakat di wilayah kerja puskesmas, dan mempunyai pengaruh yang
besar dalam mengatasi masalah kesehatan nasional maupun internasional
yang berkaitan dengan mobilitas dan mortalitas meliputi 6 program yaitu :
1. Promosi Kesehatan
2. Pencegahan, Pengobatan Penyakit menular
3. KIA, KB
4. Pengobatan
5. Kesehatan Lingkungan
6. Gizi
2. Program Pengembangan
Program pengembangan mempunyai persyaratan antara lain :
1. Puskesmas Perkotaan
2. Puskesmas
SITUASI SUMBER DAYA KESEHATAN
A. SARANA KESEHATAN
1. Puskesmas Alang- Alang lebar
Sampai dengan akhir tahun 2011 puskesmas Alang Alang lebar
melayani sasaran penduduk diwilayah kerja dengan jumlah penduduk 36.067
jiwa di dua kelurahan, yaitu Alang Alang Lebar dan kelurahan Talang
Kelapa.

14

Adapun jumlah puskesmas pembantu yang mendukung pelayanan


puskesmas Alang Alang Lebar adalah 2 buah, yaitu Pustu maskerebet dan
Pustu Talang Kelapa. Jumlah kunjungan rawat jalan dari menunjukan
peningkatan. Peningkatan ini tidak terlepas dari berbagai inovasi pelayanan
yang dilakukan oleh puskesmas Alang Alang Lebar.
2. Sarana Kesehatan Bersumber Daya Masyarakat
Dalam rangka meningkatkan cakupan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat berbagai upaya dilakukan dengan memanfaatkan potensi dan
sumber daya yang ada di masyarakat. Upaya kesehatan bersumber daya
masyarakat (UKBM) diantaranya adalah posyandu dan poskeskel. Jumlah
posyandu di wilayah kerja puskesmas Alang Alang Lebar adalah 20 buah
sedangkan jumlah poskeskel di wilayah kerja puskesmas Alang Alang Lebar
ada 2 buah di kelurahan Talang Kelapa, dan kelurahan Alang Alang Lebar.
3. Puskesmas Daerah Industri
4. Puskesmas Daerah Terpencil
Puskesmas Alang Alang Lebar sendiri sebagian telah melaksanakan ke-2 program
tersebut yaitu :
1. Program Kesehatan Dasar
1.1 Promosi Kesehatan
Meliputi kegiatan penyebarluasan informasi kesehatan kepada masyarakat
dalam wilayah binaan Puskesmas Alang Alang Lebar melalui kegiatan :
a. Penyuluhan langsung PKM dan PHN
b. Penyebaran leaflet leaflet
c. Pemasangan spanduk
1.2 P2P
a. Kegiatan Imunisasi
b. Pelacakan dan pengobatan DBD, TBC, KUSTA, DIARE, dan ISPA
1.3 Pengobatan
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.

Pengobatan Umum
Pengobatan gigi
Rujukan spesialistik
Emergency
Pemeriksaan EKG
Foto rontgen gigi
Lab.rutin, kimia darah
Pengobatan kesehatan jiwa
15

1.4 Kesehatan lingkungan


a. Pengawasan kesehatan tempat tempat umum, rumah makan, industry
sederhana
b. Pengawasan dan pembinaan rumah yang memenuhi standar kesehatan
c. Konsultasi Kesehatan Lingkungan
d. Pemeriksaan air
1.5 KIA KB
a. Pemeriksaan Kehamilan
b. Peserta KB pelayanan Akseptor KB
c. Pemeriksaan pertumbuhan dan perkembangan anak
d. Pelayanan kesehatan anak sehat dan askit
e. Konseling kesehatan ibu menyusui, anak, wanita remaja, WUS
1.6 Gizi
a. Pemberian vitamin A dan SF
b. Pemberian makanan tambahan
c. Konseling
d. Pengawasan dampak kekurangan gizi
2. Program pengembangan
Program pengembangan yang dilakukan di puskesmas Alang Alang Lebar :
2.1 UGD
2.2 GSI ( Gerakan Sayang Ibu)
Adapun kegiatan luar gedung yang telah di laksanakan Puskesmas Alang
Alang Lebar :
1. Posyandu
Puskesmas Alang Alang lebar mempunyai 17 posyandu dengan kader
2.
3.
4.
5.

aktif 74 orang
UKS dan UKGS
2 Posyandu Lansia, dengan 1 kelompok binaan
Puskesmas keliling
Penyuluhan

16

DIAGRAM ALUR PROSES PENDAFTARAN BEROBAT


PASIEN MTBS PUSKESMAS ALANG ALANG LEBAR

PASIEN
PENDAFTARAN/LOKET

ANTRI PANGGILAN

MTBS

ANAMNESE

PEMERIKSAAN PASIEN

PEMBAYARAN

RUJUK KE :

KASIR

RESEP APOTIK
PASIEN PULANG

GILINGAN MAS
BP
GIGI
LABORATORIUM
17

DIAGRAM PROSES BEROBAT DI BP GIGI


PUSKESMAS ALANG ALANG LEBAR
PASIEN
PENDAFTARAN/LOK
ET
ANTRI PANGGILAN

ANAMNESE

PEMERIKSAAN
SUBJEKTIF

PEMERIKSAAN
OBJEKTIF

INDIKASI TINDAKAN :

Pencabutan
Penumpatan
Scalling
Pengobatan
Ro.Gigi

KONTRAINDIKASI TINDAKAN

RUJUK KE RUANG / BAGIAN LAIN

18

PEMBAYARAN KASIR
TINDAKAN / RESEP
APOTIK

DIAGRAM ALUR PROSESPASIEN


PENDAFTARAN
PULANG BEROBAT
DI PUSKESMAS ALANG ALANG LEBAR

PASIEN
DATANG

ANTRE SESUAI
JALUR
PENDAFTARAN

LOKET PENDAFTARAN
ASKES & UMUM

LOKET PENDAFTARAN
JAMSOSKES DAN JAMKESMAS

KARTU STATUS DIBAWA KE RUANG PENGOBATAN DAN


PASIEN MASUK KE RUANG TUNGGU

BP

KIA

GIGI

GILINGAN MAS

MTBS

UGD

ANTRE PADA RUANG PENGOBATAN


19
TUNGGU PANGGILAN

LAB

BAB III
TELAAH MASALAH

3.1 Pengertian analisis SWOT


Di puskesmas alang-alang lebar, kelompok kami mendapati berbagai macam
permasalahan

dalam

penyelenggaraan

pelayanan

publik

terutama

dalam

penyelenggaraan kesehatan gigi dan mulut. Pada bab ini, kami akan membahas
dengan menggunakan metode analisis SWOT, Analisis SWOT adalah analisis kondisi
internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian
terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis
eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath). Analisis
ini terdiri dari 2 macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.

20

Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi
seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia
sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak
cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang
yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang
itu (investasi).
Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan
21

pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak
menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.

2. Pendekatan Kuantitatif Analisis SWOT


Data SWOT kualitatif di atas dapat dikembangkan secara kuantitaif melalui
perhitungan Analisis SWOT yang dikembangkan oleh Pearce dan Robinson (1998)
agar diketahui secara pasti posisi organisasi yang sesungguhnya. Perhitungan yang
dilakukan melalui tiga tahap, yaitu:

1.

Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung
skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian
terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi
penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat
menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10
berarti skor yang peling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling
ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan
membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.
Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang
nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya
jumlahpointfaktor).

2.

Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor
O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu Y;

22

3.

Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT.

Kuadran I (positif, positif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi
strategi yang diberikan adalah Progresif, artinya organisasi dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal.
23

Kuadran II (positif, negatif)


Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang kuat namun menghadapi tantangan
yang besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Diversifikasi Strategi, artinya
organisasi dalam kondisi mantap namun menghadapi sejumlah tantangan berat
sehingga diperkirakan roda organisasi akan mengalami kesulitan untuk terus berputar
bila hanya bertumpu pada strategi sebelumnya. Oleh karenya, organisasi disarankan
untuk segera memperbanyak ragam strategi taktisnya.
Kuadran III (negatif, positif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah namun sangat berpeluang.
Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Ubah Strategi, artinya organisasi
disarankan untuk mengubah strategi sebelumnya. Sebab, strategi yang lama
dikhawatirkan sulit untuk dapat menangkap peluang yang ada sekaligus memperbaiki
kinerja organisasi.
Kuadran IV (negatif, negatif)
Posisi ini menandakan sebuah organisasi yang lemah dan menghadapi tantangan
besar. Rekomendasi strategi yang diberikan adalah Strategi Bertahan, artinya kondisi
internal organisasi berada pada pilihan dilematis. Oleh karenanya organisasi
disarankan untuk meenggunakan strategi bertahan, mengendalikan kinerja internal
agar tidak semakin terperosok. Strategi ini dipertahankan sambil terus berupaya
membenahi diri.

24

3.2 APLIKASI ANALISIS SWOT DALAM TELAAH MASALAH DI


PUSKESMAS ALANG-ALANG LEBAR
3.2.1 PENDEKATAN KUALITATIF ANALISIS SWOT
Pada pendekatan ini, ditentukan terlebih dahulu strength, weakness, opportunity,
threat.
STRENGTH :
1.

Puskesmas Alang-alang lebar mendapatkan sokongan dana dari pemerintah


daerah serta pengembalian retribusi pendapatan puskesmas untuk pengadaan
alat-alat pelayanan kesehatan terutama dalam bidang kesehatan gigi dan
mulut.

2.

Adanya wilayah kerja yang menjadi tugas serta pangsa puskesmas alang-alang
lebar.

3.

Sarana dan prasarana di poli gigi puskesmas alang-alang lebar sudah sangat
baik.

4.

Pola dan struktur organisasi puskesmas alang-alang lebar sudah sangat jelas.

5.

Adanya standard operational procedure dalam pelayanan pasien.

6.

Secara fisik puskesmas alang-alang lebar terlihat sangat megah dengan desain
25

modern terutama pada poli gigi puskesmas yang diharapkan dapat memberi
kenyamanan pada pasien.

WEAKNESS :
1.

Visi dan misi serta tujuan puskesmas belum dimengerti sepenuhnya oleh
tenaga medis rumah sakit sehingga pencapaian puskesmas belum maksimal.

2.

Upaya kesehatan masih menitikberatkan pada upaya kuratif, belum promotif


dan preventif.

3.

Tenaga kerja pada puskesmas alang-alang lebar masih tergolong minim,


dengan hanya terdapat 1 dokter gigi pada puskesmas alang-alang lebar
mengingat bahwa wilayah kerja yang terbilang luas.

4.

Ketersediaan alat-alat medis masih tergolong minim walaupun sudah di


sokong pemerintah daerah

5.

Belum efektifnya penggunaan teknologi dalam pengelolaan data sehingga data


yang dihasilkan kurang akurat.

OPPORTUNITY :
1.

Meningkatnya tingkat pendidikan serta sosial penduduk di wilayah kerja


mendorong masyarakat untuk hidup sehat.

2.

Keadaan geografis puskesmas alang-alang lebar sangat mendukung


masayarakat untuk berobat ke puskesmas alang-alang lebar.

3.

Adanya alokasi dana APBD untuk puskesmas dalam menjalankan fungsinya.

4.

Adanya kemajuan teknologi akan mempercepat pemerataan kesehatan gigi


dan mulut di wilayah kerja puskesmas alang-alang lebar.

THREAT:
1.

Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta yang lebih professional


cenderung menjadi ancaman bagi puskesmas.
26

2.

Semakin banyaknya tenaga medis yang bekerja pada pelayanan kesehatan


swasta mempersulit puskesmas alang-alang lebar mendapatkan tenaga kerja
yang professional.

3.

Pemanfaatan tenaga , sarana dan prasarana pada puskesmas belum maksimal.

4.

Anggapan masyarakat bahwa mutu puskesmas relatif lebih rendah


dibandingkan pelayanan kesehatan swasta cenderung menjadi ancaman bagi
puskesmas.

3.2.2 PENDEKATAN KUANTITATIF ANALISIS SWOT

NO
1

STRENGTH
Puskesmas Alang-alang lebar mendapatkan

SKOR

BOBOT

TOTAL

4/6

2,6

6/6

3/6

1,5

4/6

3,33

4/6

2,6

sokongan dana dari pemerintah daerah serta


pengembalian retribusi pendapatan puskesmas
untuk pengadaan alat-alat pelayanan
kesehatan terutama dalam bidang kesehatan
gigi dan mulut
2

Adanya wilayah kerja yang menjadi tugas


serta pangsa puskesmas alang-alang lebar.

Sarana dan prasarana di poli gigi puskesmas


alang-alang lebar sudah sangat baik.

Pola dan struktur organisasi puskesmas alangalang lebar sudah sangat jelas

Adanya standard operational procedure dalam


pelayanan pasien

27

Secara fisik puskesmas alang-alang lebar

3/6

terlihat sangat megah dengan desain modern


terutama pada poli gigi puskesmas yang
diharapkan dapat memberi kenyamanan pada
pasien
TOTAL STRENGTH

17,03

NO

WEAKNESS

SKOR

BOBOT

TOTAL

1.

Visi dan misi serta tujuan puskesmas belum

4/5

5/5

4/5

3.2

3/5

1.8

2/5

1.2

dimengerti sepenuhnya oleh tenaga medis


rumah sakit sehingga pencapaian puskesmas
belum maksimal.
2

Upaya kesehatan masih menitikberatkan pada


upaya kuratif, belum promotif dan preventif.

Tenaga kerja pada puskesmas alang-alang


lebar masih tergolong minim, dengan hanya
terdapat 1 dokter gigi pada puskesmas alangalang lebar mengingat bahwa wilyah kerja
yang terbilang luas.

Ketersediaan alat-alat medis masih tergolong


minim walaupun sudah di sokong pemerintah
daerah

Belum efektifnya penggunaan teknologi


dalam pengelolaan data sehingga data yang
dihasilkan kurang akurat.

28

TOTAL WEAKNESS

15.2

TOTAL STRENGTH TOTAL WEAKNESS = S W = 17,03 15,2 = 1,83 (SUMBU


X POSITIF)

NO

OPPORTUNITY

SKOR

BOBOT

TOTAL

Meningkatnya tingkat pendidikan serta sosial

4/4

3/4

2,25

4/4

2/4

penduduk di wilayah kerja mendorong


masyarakat untuk hidup sehat.
2

Keadaan geografis puskesmas alang-alang


lebar sangat mendukung masayarakat untuk
berobat ke puskesmas alang-alang lebar

Adanya alokasi dana APBD untuk puskesmas


dalam menjalankan fungsinya.

Adanya kemajuan teknologi akan


mempercepat pemerataan kesehatan gigi dan
mulut di wilayah kerja puskesmas alang-alang
lebar.
TOTAL OPPORTUNITY

11,25

NO

THREAT

SKOR

BOBOT

TOTAL

Berkembangnya pelayanan kesehatan swasta

3/4

2,25

3/4

3,75

yang lebih professional cenderung menjadi


ancaman bagi puskesmas
2

Semakin banyaknya tenaga medis yang


bekerja pada pelayanan kesehatan swasta
mempersulit puskesmas alang-alang lebar

29

mendapatkan tenaga kerja yang professional.


3

Pemanfaatan tenaga , sarana dan prasarana

3/4

1,5

4/4

pada puskesmas belum maksimal


4

Anggapan masyarakat bahwa mutu


puskesmas relatif lebih rendah dibandingkan
pelayanan kesehatan swasta cenderung
menjadi ancaman bagi puskesmas
TOTAL THREAT

10,5

TOTAL OPPORTUNITY TOTAL THREAT = O W = 11,25- 10,5 = 0,75 (SUMBU


Y POSITIF)

Berdasarkan pengolahan data dengan analisis SWOT diatas, didapat sumbu X,Y
merupakan bilang positif. Sehingga termasuk kedalam kuadran I (progresif).

Hal ini menunjukkan bahwa puskesmas alang-alang lebar merupakan sebuah


organisasi yang kuat dan berpeluang, Rekomendasi strategi yang diberikan adalah
Progresif, artinya puskesmas alang-alang lebar dalam kondisi prima dan mantap
sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar

30

pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dalam salah satu penyedia
pelayanan kesehatan publik, atau dengan kata lain Puskesmas alang-alang lebar
mampu menghadapi berbagai peluang/kesempatan lingkungan luar dan memiliki
berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut untuk
mensejahterakan kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas itu sendiri.

31

BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap puskesmas alang-alang lebar, yang
menunjukkan bahwa :
1.

Selisih STRENGTH WEAKNESS menghasilkan suatu bilangan positif


yaitu 1,83.

2.

Selisih OPPORTUNITY THREAT juga menghasilkan bilangan positif


berupa angka 0,75.

Sehingga berdasarkan pengolahan data dengan analisis SWOT diatas, didapat sumbu
X,Y merupakan bilang positif. Sehingga termasuk kedalam kuadran I (progresif).

Yang artinya bahwa puskesmas alang-alang lebar merupakan sebuah


organisasi yang kuat dan berpeluang, dengan rekomendasi strategi yang diberikan
adalah Progresif, artinya puskesmas alang-alang lebar dalam kondisi prima dan
mantap sehingga sangat dimungkinkan untuk terus melakukan ekspansi, memperbesar
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dalam salah satu penyedia
pelayanan kesehatan publik, atau dengan kata lain Puskesmas alang-alang lebar
32

mampu menghadapi berbagai peluang/kesempatan lingkungan luar dan memiliki


berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut untuk
mensejahterakan kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas itu sendiri.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kualitas pelayanan puskesmas Alang-alang lebar sebagai puskesmas induk
menunjukkan bahwa organisasi ini memiliki semua kemampuan yang diperlukan
puskesmas dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini telah di tunjukkan dari hasil
analisis yang telah di lakukan sebelumnya. Namun, dalam mencapai visi
PALEMBANG SEHAT , Puskesmas alang-alang lebar masih harus mendapatkan
perhatian dari pemerintah daerah guna melaksanakan kegiatan dengan seoptimal
mungkin. Dalam meningkatkan Derajat Kesehatan tersebut, maka masih diperlukan :
1.

Perbaikan Sistem Pelayanan Kesehatan

2.

Peningkatan peran serta masyarakat

3.

Peningkatan kualitas dan kuantitas Sumber Daya Manusia

4.

Sokongan dana dari berbagai sumber

5.

Program Pembangunan Kesehatan yang di rencanakandan dilaksanakan


lebih inovatif dan mengacu kepada Standar Pelayanan Minimal yang
ditetapkan.

33

DAFTAR PUSTAKA

1. Munro-Faure L dan Munro-Faure M. Implementing Total Quality


management; Menerapkan Manajemen Mutu Terpadu
2. Subroto G. Analisis SWOT Tinjauan Awal Pendekatan Manajemen.
ACAD, Jakarta, Agustus 2001 16: 47 : 32.
3. Laporan profil puskesmas Alang-alang Lebar Palembang tahun
2011.
4. Krippendorff K, Analisis isi; Pengantar Teori dan Metodelogi, PT
Rajagrafindo Persada, Jakarta, 1993.

34

35

Você também pode gostar