Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Puskesmas adalah pusat pengembangan pembinaan, dan pelayanan sekaligus
merupakan pos pelayanan terdepan dalam pelayanan pembangunan kesehatan
masyarakat yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan pada masyarakat yang bertempat tinggal dalam wilayah tertentu
(Depkes RI, 2001).
Dewasa ini, semakin meningkatnya tingkat pendidikan dan sosial mendorong
perilaku masyarakat untuk berperilaku hidup sehat sehingga menyebabkan tuntutan
masyarakat akan pelayanan kesehatan yang bermutu, nyaman dan berorientasi pada
kepuasan.Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan publik, puskesmas yang
merupakan tanggungjawab pemerintah dan dilaksanakan oleh instansi pemerintah,
baik itu di pusat, di Daerah, dan dilingkungan Badan Usaha Milik Negara, haruslah
memberikan pelayanan yang bermutu yang memuaskan bagi pasiennya sesuai dengan
standar yang ditetapkan dan dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakatnya. . Hal
ini sesuai dengan 3 fungsi puskesmas yaitu :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan .
2. Pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat.
3. Pusat pelayanan kesehatan strata pertama.
Namun Kebutuhan masyarakat akan kesehatan terutama kesehatan gigi dan
mulut masih belum dapat memenuhi harapan masyarakat. Banyak anggota masyarakat
yang mengeluh dan merasa tidak puas dengan pelayanan yang diberikan oleh
Puskesmas milik pemerintah ini baik itu dari segi pemeriksaan yang kurang
diperhatikan oleh petugas kesehatan, lama waktu pelayanan, keterampilan petugas,
sarana/fasilitas, serta waktu tunggu untuk mendapatkan pelayanan. Hal ini sangat
bertolak belakang dengan peran puskesmas sebagai unit pelaksana yang
sangat
BAB II
PROFIL PUSKESMAS
Nama
Periode Tahun
1.
2010 Sekarang
VISI
MISI
1. Meningkatkan pelayanan kesehatan yang meliputi kegiatan promotif ,
preventif, kuratif dan rehabilitatif.
2. Memberi pelayanan kesehatan yang terjangkau untuk seluruh lapisan
masyarakat tanpa membedakan ras, agama dan social ekonomi.
3. Meningkatkan kualitan SDM melalui peningkatan pengetahuan
dan
MOTTO
Senyum Ramah Memberikan Kepuasan Bagi
Anda dan Kebahagiaan Bagi Kami
A. Wilayah Kerja
Berdasarkan Surat Keputusan Walikota Palembang Nomor 260 Tahun 2010
tentang Wilayah Kerja Pusat Kesehatan Masyarkat (Puskesmas) bahwa wilayah
karja Puskesmas Alang-alang lebar meliputi 2 (dua) kelurahan yaitu :
1. Kelurahan talang kelapa
2. Kelurahan alang-alang lebar
kelurahan alang alang lebar 532 Ha dan kelurahan talang kelapa 911 Ha. Untuk
memperluas jangkauan pelayanan kesehatan puskesmas alang-alang lebar
dilengkapi dengan satu puskesmas keliling dan 20 posyandu.
B. Geografi
Puskesmas alang-alang lebar terletak ditepi jalan tembus terminal alang-alang
lebar sehingga relatif mudah dicapai masyarakat dalam wilayah kerja maupun
masyrakat perbatasan wilayah kerja.
Geografi kerja puskesmas alang-alang lebar terdiri dari dari daerah daratan dan
sebagian kecil rawa. Batas wilayah kerja :
1. Utara berbatasan dengan kecamatan wukarami
2. Selatan berbatasan dengan kecamatan ilir barat I
3. Timur berbatasan dengan kecamatanilir timur I
4. Barat berbatasan dengan kabupaten banyuasin
C. Perumahan dan Bangunan
- Luas tanah
: 1500 m2
- Luas bangunan
: 512 m2
D. Staf dan Tenaga
Tenaga yang ada di puskesma Alang-alang lebar termasuk 2 Puskesmas
pembantu.
No
I.
1.
2.
3.
Jenis Tenaga
Puskesmas Induk
Dokter umum
Dokter gigi
Sarjana / sarjana muda
a. SKM
b. S.Kep
c. AKPER
d. AKG
e. AKBID
f. AKL
g. DIII Tek. Gigi
h. Ak. Gizi
Jumlah
2
1
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
II.
1.
2.
3.
4.
Bidan
Perawat Kesehatan (SPK)
Perawat Gigi (SPRG)
Tenaga Gizi (SPAG)
Analis (SMAK)
Asisten Apoteker (SMF)
SLTA
Lain-lain
Puskesmas Pembantu
AKPER
AKBID
BIDAN
Perawat Kesehatan (SPK)
1
2
1
2
1
1
1
0
0
1
0
0
1
0
0
3
3
JUMLAH
22 orang
A. MORTALITAS
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian
kematian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu, kejadian
kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam peniliaian keberhasilan
pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan lainnya.
e. Penyakit Kusta
Meskipun Indonesia mencapai eliminasi kusta pada
pertengahan tahun 2000, sampai saat ini penyakit kusta masih
menjadi salah satu masalah kesehatan masyarakat. Hal ini terbukti
dengan masih tingginya jumlah penderita kusta di Indonesia dan
merupakan negara dengan urutan ketiga penderita terbanyak di
dunia. Akan tetapi sampai saat ini penderita kusta di wilayah kerja
Puskesmas Alang-Alang Lebar tidak ditemukan.
11
b. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan
kejadian luar biasa (KLB). Hal ini patut dapat dicegah dengan imunisasi
(PD3I).
Lebar
dititikberatkan
dalam
pada
upaya
pencegahan
penggerakan
potensi
dan pemberantasan
DBD
masyarakat
dapat
untuk
a. Diare
Penyakit diare masih merupakan salah satu penyebab kematian bayi
dan balita. Jumlah kasus diare pada balita wilayah kerja Puskesmas Alangalang Lebar (data terlampir).
12
b. Filariasis
Program eliminasi filariasis dilaksanakan atas dasar kesepakatan global
WHO tahun 2000 yaitu The Global Goal of Elimination of Lymphatic
Filariasis as a Public Health Problem The Year 2020 akan tetapi sampai
saat ini kasus tersebut tidak ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Alangalang Lebar.
C. STATUS GIZI
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indicator, antara lain bayi
dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia
subur Kurang Energi Protein (KEK).
1. Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Berat Badan Lahir Rendah (kurang dari 2500 gram) merupakan salah
satu factor utama yang berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal.
BBLR dibedakan dalam 2 kategor yaitu BBLR karena premature atau BBLR
karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi yang lahir cukup
bulan tetapi berat badannya kurang.
Jjumlah BBLR yang dilaporkan di wilayah kerja puskesmas AlangAlang Lebar (data terlampir).
2. Status Gizi Balita
Status gizi balita merupakan salah satu indicator yang menggambarkan
tingkat kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian satus gizibalita
adalah dengan pengukuran antopometri yang menggunakan indeks Berat
Badan menurut Umur (BB/U). Jumlah balita terindikasi gizi buruk dapat di
lihat (data terlampir).
3. WUS yang mendapat kapsul yodium
Salah satu masalah gizi yangperlu mendapat perhatian adalah
gangguan akibat kekurangan yodium (GAKY). GAKY dapat mengakibatkan
gangguan pertumbuhan fisik meliputi pembesaran kelenjar tiroid (gondok),
13
dapat
memberikan
pelayanan
kesehatan
secara
menyeluruh
14
Pengobatan Umum
Pengobatan gigi
Rujukan spesialistik
Emergency
Pemeriksaan EKG
Foto rontgen gigi
Lab.rutin, kimia darah
Pengobatan kesehatan jiwa
15
aktif 74 orang
UKS dan UKGS
2 Posyandu Lansia, dengan 1 kelompok binaan
Puskesmas keliling
Penyuluhan
16
PASIEN
PENDAFTARAN/LOKET
ANTRI PANGGILAN
MTBS
ANAMNESE
PEMERIKSAAN PASIEN
PEMBAYARAN
RUJUK KE :
KASIR
RESEP APOTIK
PASIEN PULANG
GILINGAN MAS
BP
GIGI
LABORATORIUM
17
ANAMNESE
PEMERIKSAAN
SUBJEKTIF
PEMERIKSAAN
OBJEKTIF
INDIKASI TINDAKAN :
Pencabutan
Penumpatan
Scalling
Pengobatan
Ro.Gigi
KONTRAINDIKASI TINDAKAN
18
PEMBAYARAN KASIR
TINDAKAN / RESEP
APOTIK
PASIEN
DATANG
ANTRE SESUAI
JALUR
PENDAFTARAN
LOKET PENDAFTARAN
ASKES & UMUM
LOKET PENDAFTARAN
JAMSOSKES DAN JAMKESMAS
BP
KIA
GIGI
GILINGAN MAS
MTBS
UGD
LAB
BAB III
TELAAH MASALAH
dalam
penyelenggaraan
pelayanan
publik
terutama
dalam
penyelenggaraan kesehatan gigi dan mulut. Pada bab ini, kami akan membahas
dengan menggunakan metode analisis SWOT, Analisis SWOT adalah analisis kondisi
internal maupun eksternal suatu organisasi yang selanjutnya akan digunakan sebagai
dasar untuk merancang strategi dan program kerja. Analisis internal meliputi peniaian
terhadap faktor kekuatan (Strength) dan kelemahan (Weakness). Sementara, analisis
eksternal mencakup faktor peluang (Opportunity) dan tantangan (Threath). Analisis
ini terdiri dari 2 macam pendekatan yaitu :
1. Pendekatan Kualitatif Matriks SWOT
Pendekatan kualitatif matriks SWOT sebagaimana dikembangkan oleh Kearns
menampilkan delapan kotak, yaitu dua paling atas adalah kotak faktor eksternal
(Peluang dan Tantangan) sedangkan dua kotak sebelah kiri adalah faktor internal
(Kekuatan dan Kelamahan). Empat kotak lainnya merupakan kotak isu-isu strategis
yang timbul sebagai hasil titik pertemua antara faktor-faktor internal dan eksternal.
20
Keterangan:
Sel A: Comparative Advantages
Sel ini merupakan pertemuan dua elemen kekuatan dan peluang sehingga memberikan
kemungkinan bagi suatu organisasi untuk bisa berkembang lebih cepat.
Sel B: Mobilization
Sel ini merupakan interaksi antara ancaman dan kekuatan. Di sini harus dilakukan
upaya mobilisasi sumber daya yang merupakan kekuatan organisasi untuk
memperlunak ancaman dari luar tersebut, bahkan kemudian merubah ancaman itu
menjadi sebuah peluang.
Sel C: Divestment/Investment
Sel ini merupakan interaksi antara kelemahan organisasi dan peluang dari luar. Situasi
seperti ini memberikan suatu pilihan pada situasi yang kabur. Peluang yang tersedia
sangat meyakinkan namun tidak dapat dimanfaatkan karena kekuatan yang ada tidak
cukup untuk menggarapnya. Pilihan keputusan yang diambil adalah (melepas peluang
yang ada untuk dimanfaatkan organisasi lain) atau memaksakan menggarap peluang
itu (investasi).
Sel D: Damage Control
Sel ini merupaka kondisi yang paling lemahdari semua sel karena merupakan
21
pertemuan antara kelemahan organisasi dengan ancaman dari luar, dan karenanya
keputusan yang salah akan membawa bencana yang besar bagi organisasi. Strategi
yang harus diambil adalah Damage Control (mengendalikan kerugian) sehingga tidak
menjadi lebih parah dari yang diperkirakan.
1.
Melakukan perhitungan skor (a) dan bobot (b) point faktor setta jumlah total
perkalian skor dan bobot (c = a x b) pada setiap faktor S-W-O-T; Menghitung
skor (a) masing-masing point faktor dilakukan secara saling bebas (penilaian
terhadap sebuah point faktor tidak boleh dipengaruhi atau mempengeruhi
penilaian terhadap point faktor lainnya. Pilihan rentang besaran skor sangat
menentukan akurasi penilaian namun yang lazim digunakan adalah dari 1
sampai 10, dengan asumsi nilai 1 berarti skor yang paling rendah dan 10
berarti skor yang peling tinggi.
Perhitungan bobot (b) masing-masing point faktor dilaksanakan secara saling
ketergantungan. Artinya, penilaian terhadap satu point faktor adalah dengan
membandingkan tingkat kepentingannya dengan point faktor lainnya.
Sehingga formulasi perhitungannya adalah nilai yang telah didapat (rentang
nilainya sama dengan banyaknya point faktor) dibagi dengan banyaknya
jumlahpointfaktor).
2.
Melakukan pengurangan antara jumlah total faktor S dengan W (d) dan faktor
O dengan T (e); Perolehan angka (d = x) selanjutnya menjadi nilai atau titik
pada sumbu X, sementara perolehan angka (e = y) selanjutnya menjadi nilai
atau titik pada sumbu Y;
22
3.
Mencari posisi organisasi yang ditunjukkan oleh titik (x,y) pada kuadran
SWOT.
24
2.
Adanya wilayah kerja yang menjadi tugas serta pangsa puskesmas alang-alang
lebar.
3.
Sarana dan prasarana di poli gigi puskesmas alang-alang lebar sudah sangat
baik.
4.
Pola dan struktur organisasi puskesmas alang-alang lebar sudah sangat jelas.
5.
6.
Secara fisik puskesmas alang-alang lebar terlihat sangat megah dengan desain
25
modern terutama pada poli gigi puskesmas yang diharapkan dapat memberi
kenyamanan pada pasien.
WEAKNESS :
1.
Visi dan misi serta tujuan puskesmas belum dimengerti sepenuhnya oleh
tenaga medis rumah sakit sehingga pencapaian puskesmas belum maksimal.
2.
3.
4.
5.
OPPORTUNITY :
1.
2.
3.
4.
THREAT:
1.
2.
3.
4.
NO
1
STRENGTH
Puskesmas Alang-alang lebar mendapatkan
SKOR
BOBOT
TOTAL
4/6
2,6
6/6
3/6
1,5
4/6
3,33
4/6
2,6
Pola dan struktur organisasi puskesmas alangalang lebar sudah sangat jelas
27
3/6
17,03
NO
WEAKNESS
SKOR
BOBOT
TOTAL
1.
4/5
5/5
4/5
3.2
3/5
1.8
2/5
1.2
28
TOTAL WEAKNESS
15.2
NO
OPPORTUNITY
SKOR
BOBOT
TOTAL
4/4
3/4
2,25
4/4
2/4
11,25
NO
THREAT
SKOR
BOBOT
TOTAL
3/4
2,25
3/4
3,75
29
3/4
1,5
4/4
10,5
Berdasarkan pengolahan data dengan analisis SWOT diatas, didapat sumbu X,Y
merupakan bilang positif. Sehingga termasuk kedalam kuadran I (progresif).
30
pertumbuhan dan meraih kemajuan secara maksimal dalam salah satu penyedia
pelayanan kesehatan publik, atau dengan kata lain Puskesmas alang-alang lebar
mampu menghadapi berbagai peluang/kesempatan lingkungan luar dan memiliki
berbagai kekuatan yang mendorong pemanfaatan berbagai peluang tersebut untuk
mensejahterakan kesehatan masyarakat di wilayah kerja puskesmas itu sendiri.
31
BAB IV
PEMECAHAN MASALAH
Berdasarkan hasil analisis SWOT terhadap puskesmas alang-alang lebar, yang
menunjukkan bahwa :
1.
2.
Sehingga berdasarkan pengolahan data dengan analisis SWOT diatas, didapat sumbu
X,Y merupakan bilang positif. Sehingga termasuk kedalam kuadran I (progresif).
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
Kualitas pelayanan puskesmas Alang-alang lebar sebagai puskesmas induk
menunjukkan bahwa organisasi ini memiliki semua kemampuan yang diperlukan
puskesmas dalam melaksanakan tugasnya. Hal ini telah di tunjukkan dari hasil
analisis yang telah di lakukan sebelumnya. Namun, dalam mencapai visi
PALEMBANG SEHAT , Puskesmas alang-alang lebar masih harus mendapatkan
perhatian dari pemerintah daerah guna melaksanakan kegiatan dengan seoptimal
mungkin. Dalam meningkatkan Derajat Kesehatan tersebut, maka masih diperlukan :
1.
2.
3.
4.
5.
33
DAFTAR PUSTAKA
34
35