Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
ANGGOTA KELOMPOK:
KATA PENGANTAR
Segala puji dan sukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
berkat rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan tepat waktu.
Adapun tujuan dari pembuatan makalah analisis laporan keuangan ini adalah sebagai pemenuhan
tugas akhir mata kuliah Akuntansi Pengantar II. Makalah ini dibagi menjadi tiga bagian. Bagian
pertama tentang informasi umum perusahaan. Bagian kedua berisi tentang analisis fundamental
laporan keuangan. Bagian ketiga berisi kesimpulan analisis fundamental.
Dengan kerendahan hati, penulis menyadari bahwa makalah analisis ini tidak dapat
selesai tanpa adanya dukungan dari berbagai pihak, oleh karena itu penulis menyampaikan rasa
terimakasih kepada:
1. Ibu .., selaku Dosen mata kuliah Akuntansi Pengantar II
2. Anggota kelompok yang terlibat dalam analisis laporan keuangan ini.
3. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, terimakasih atas
dukungannya.
Akhir kata, penulis mengucapkan terimakasih atas perhatian semua pihak. Semoga karya
kecil ini yang disusun dalam laporan analisisdapat bermakna positif bagi pembaca.
Surakarta, 17 Mei 2014
Anggota Kelompok
Anggota Kelompok
(Ahmad Shofwan)
(Andreas Pandu W)
Anggota Kelompok
Anggota Kelompok
(Anisa Suci R)
BAB 1
Informasi Umum MNC Sky Vision
PT MNC Sky Vision Tbk (sebelumnya bernama PT Matahari Lintas Cakrawala) adalah
perusahaan pelopor televisi berbayar di Indonesia.. MNC Sky Vision tercatat di Bursa Efek
Indonesia dengan kode MSKY. Perusahaan yang didirikan pada tanggal 8 Agustus 1988 ini
memulai memasarkan produk jasanya pada awal tahun 1994 dengan mengeluarkan produk
Indovision. Hingga saat ini, MNC Sky Vision telah memiliki tiga produk, yaitu:
1. Indovision
Indovision diluncurkan pada tahun 1994 dengan menggunakan jasa satelit Palapa C2
untuk menggunakan transponder dan sistem broadcasting serta menggunakan analog dengan
frekuensi C Band.Namun, kemudian dirancanglah proyek
pembuatan dan peluncuran satelit Indostar 1 atau yang
kini lebih dikenal dengan nama satelit Cakrawarta 1
yang khusus menggunakan frekuensi S Band yang lebih
tahan terhadap perubahan cuaca, sesuai dengan keadaan
daerah tropis pada umumnya serta memiliki jejak jangkauan
(footprint) ke seluruh wilayah Indonesia.
Adapun yang bertanggung mengelola dan mengoperasikan satelit tersebut adalah PT
Media Citra Indostar yang didirikan pada 22 Juli 1991. Dengan satelit ini, dapat memberikan
layanan pendistribusian tayangan saluran-saluran televisi berlangganan lokal dan mancanegara
melalui Indovision yang disajikan kepada para pelanggan di Indonesia secara optimal dengan
menggunakan dekoder dan antena parabola mini berukuran diameter 80 cm terdiri dari ada lima
saluran siaran kabel televisi internasional seperti HBO, ESPN, Discovery Channel, Cartoon
Network dan CNN International News.
Pada tahun 1997, Indovision melakukan inovasi dengan mengubah signal penayangannya
dari analog menjadi digital. Inovasi ini dapat meningkatkan kualitas penerimaan gambar maupun
suara bagi pelanggannya.
Hingga saat ini, Indovision telah mengeluarkan 4 paket harga. Adapun empat paket harga
tersebut yaitu:
a. Paket Mars (54 Channel) seharga Rp.169.900/bulan
b. Paket Venus (47 Channel) seharga Rp.169.900/bulan
c. Paket Galaxy (64 Channel) seharga Rp.199.900/bulan
d. Paket Super Galaxy (93 Channel) seharga Rp 269.900/bulan
2. Okevision
BAB 2
Analisis Rasio
Analisis Rasio Likuiditas PT MNC SKY VISION Tbk dan ANAK PERUSAHAAN
Perhitungan :
Current Ratio
Current Ratio dihitung dari = Current Assets : Current Liabilities
Current Ratio tahun 2012 = 1.235.713 : 1.040.628 = 118,74%
Current Ratio tahun 2013 = 1.468.155 : 1.305.969 = 112,41%
Acid-Test Ratio
Acid-Test Ratio dihitung dari =(Cash+Short-Term Investments+Receivables(Net)) :
Current Liabilities
Acid-Test Ratio tahun 2012 = (36.002 + 326.676) : 1.040.628 = 34,85%
Acid-Test Ratio tahun 2013 = (513.262 + 391.993) : 1.305.969
69, 31%
Receivable Turnover
Receivable turnover dihitung dari: Net Credit Sales : Average Net Receivables
Receivable turnover tahun 2012 = 2.393.592 : 294.841,5 = 8,12
Receivable turnover tahun 2013 = 3.019.904 : 359.334,5 = 8,39
Dengan begitu average collection periodnya = 365 : 8,39 = 43,5 hari
Inventory Turnover
Inventory turnover dihitung dari : Cost of Goods Sold: Average inventory
Inventory turnover 2012 = 1.723.996 : 311.629 = 5,6
Inventory turnover 2013 = 2.425.195 : 458.711,5 = 5,29
Days in inventory 2012 = 365 : 5,6 = 65 hari
Days in inventory 2013 = 365 : 5,29 = 69 hari
untuk membayar kewajiban jangka pendeknya dalam waktu singkat. Dalam hal ini acid
rasio dari perusahaan menunjukkan adanya kenaikan dari tahun 2012 hingga tahun 2013.
Hal ini dikarenakan oleh adanya kenaikan nilai kas dari tahun 2012 hingga tahun 2013,
serta kenaikan jumlah piutang perusahaan yang pada akhirnya menciptakan sebuah
peningkatan dari rasio ini sendiri.
c) Receivable turnover
Rasio ini menunjukkan seberapa cepat kemampuan perusahaan dapat mengkonversi
piutang (receivable) menjadi kas atau seberapa cepat perusahaan dalam mengelola dana
yang tertanam pada piutang. Receivable turnover pada tahun 2012 adalah 8,12 atau dapat
diartikan bahwa perusahaan dapat mengubah piutangnya menjadi kas dalam jangka
waktu kurang lebih 8 hari. Sedangkan receivable turnover pada tahun 2013 relatif sama
dengan tahun 2012 yaitu 8,39 atau dapat diartikan bahwa perusahaan dapat mengubah
piutangnya menjadi kas juga dalam jangka waktu 8 hari.
d) Inventory turnover
Rasio ini menunjukkan kecepatan peredaran persediaan dari perusahaan. Tingkat
peredaran persediaan (inventory turnover) dari PT MNC SKY VISION Tbk, mengalami
penurunan dari tahun 2012 yaitu sebesar 5,6 menjadi 5,3 pada tahun 2013. Dari rasio
tersebut dapat diketahui bahwa lamanya penjualan persediaan dari perusahaan pada tahun
2012 adalah 65 hari dan pada 2013 menjadi 69 hari. Dari angka tersebut dapat kita
ketahui bahwa lama penjualan persediaan di perusahaan mengalami penurunan.
Analisis Rasio Profitabilitas PT MNC SKI VISON Tbk dan ANAK PERUSAHAAN
Perhitungan :
Profit Margin
Profit Margin dihitung dari = Net income : Net sales
Profit Margin 2012 = 81.849 : 2.393.592 = 70,6 %
Profit Margin 2013 = (tidak ada net income/rugi)
Asset Turnover
Asset Turnover dihitung dari = Net sales : Average Assets
Asset Turnover 2012 = 2.393.592 : [(3.447.663 + 4.939.425):2] = 0,57
Asset Turnover 2013 = 3.019.904 : [(5.936.028 + 4.939.425):2] = 0,55
Return on Assets-ROA
Return on Assets dihitung dari = Net income : average Assets
ROA 2012 = 81,849 : 4.193.544 = 1,95 %
ROA 2013 = (tidak ada net income/rugi)
Return on Equity-ROE
Return on Equity dihitung dari = Net income : Average Ordinary Shareholders Equity
ROE 2012 =
ROE 2013 =
Earnings per share-EPS
Earnings per share dihitung dari = Net income : Weighted-average ordinary shares
outstanding
EPS 2012 =
EPS 2013 =
Price-earnings ratio
Price-earnings ratio dihitung dari = Market price per share : earnings per share
Price-earnings ratio 2012 =
Price-earnings ratio 2013 =
Payout ratio
Payout ratio dihitung dari = Cash dividends : Net income
Payout ratio 2012 = 28.255 : 81.849 = 34,52 %
Payout ratio 2013 = (tidak ada net income)
Tbk, mengalami
penurunan, bahkan tidak terdapat perhitungan untuk tahun 2013 dalam beberapa rasio. Dari
tahun ke tahun, secara kasar hal ini menunjukkan penurunan jumlah laba bersih (net income) dari
perusahaan selama dua tahun terakhir. Sehingga pada tahun 2013 perusahaan mengalami
kerugian.
Analisis Rasio Solvabilitas PT MNC SKY VISION Tbk dan ANAK PERUSAHAAN
Perhitungan :
BAB 3
Analisis Laporan Keuangan
Dalam menganilisis laporan keuangan, penulis menggunakan metode analisis horizontal
dan analisis rasio.
1. Analisis Horizontal
Analisis horizontal (trend analysis) merupakan teknik pengevaluasian laporan keuangan dengan
cara membandingkan data antar periode. Tujuan teknik ini adalah untuk mengetahui tingkat
kenaikan ataupun penurunan suatu akun. Metode ini penulis terapkan di Statement of Financial
Position dan Income Statement
2012
2013
Nilai
Persentase
ASSET
Asset Lancar
Kas
Rekening Bank yang dibatasi penggunaannya
Aset keuangan lain lancer
Piutang usaha dari pihak ketiga setelah
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
sebesar Rp 25.986 juta tahun 2013 serta Rp
23.415 juta pada tahun 2012
Piutang lain-lain dari pihak ketiga setelah
dikurangi cadangan kerugian penurunan nilai
sebesar Rp 26.675 juta tahun 2013 serta Rp
12.942 tahun 2012
Persediaan/inventaris bersih
Pajak dibayar dimuka
Uang muka kepada pihak ketiga
Biaya dibayar dimuka
Jumlah Aset Lancar
513.262
32.357
366.234
36.002
101.819
219.754
301.335
477.260
(66.462)
64.889
1.325,64%
(65.27%)
21.53%
25.759
25.341
418
1.64%
440.030
24.524
13.050
52.939
1.468.15
5
477.393
7074
42.061
24.934
1.235.71
3
(37.363)
17.450
(29.001)
28.005
232.442
(7.82%)
246.67%
(68.97%)
112.31%
18.81%
43.144
20.070
134.467
95.289
55.895
(75.219)
78.572
(78.93%)
140.57%
721.286
28.321
449.722
3.055.48
8
721.826
17.068
335.581
2.466.72
7
0
11.253
114.141
588.761
0
65.93%
34.01%
23.86%
15.375
4.467.87
3
5.936.02
8
11.866
3.703.71
2
4.939.42
5
3500
764.161
29.57%
20.63%
996.603
22.68%
10.000
38.043
(28.043)
(73.71%)
103.878
85.888
17.990
20.94%
Liabilitas
Liabilitas Jangka Pendek
Pinjaman jangka pendek
Utang Usaha:
- Pihak berelasi
- Pihak ketiga
Utang lain-lain:
- Pihak berelasi
- Pihak ketiga
Hutang pajak
Hutang dividen
Beban yang masih harus dibayar
Pendapatan diterima dimuka
Uang muka pelanggan
Sewa pembiayaan jatuh tempo setahun:
- Pihak berelasi
- Pihak ketiga
Jumlah Liabilitas Jangka Pendek
836.114
704.283
131.831
18.71%
1.104
54.308
76.582
2.950
117.515
79.000
21.474
3.324
39.568
10.576
110.780
25.181
20.535
(2.190)
14.740
66.006
6.735
53.819
939
(65.88%)
37.25%
624.11%
6.07%
213.72%
4.57%
2.198
846
1.305.96
9
708
1.742
1.040.62
8
1.490
(896)
265.341
210.45%
(51.43%)
25.49%
98.723
-
2.842.89
7
2.984
2.74
-
1.705
1.119
1.505.89
6
30.446
1.637.88
9
1.279
(845)
-
75.01%
(75.51%)
-
7.785
1.246.497
25.56%
76.10%
706.389
1.150.00
3
1.150.00
3
200
(110.919)
1.745.67
3
5.936.02
8
100
404.416
2.260.90
8
4.939.42
5
100
(515.335)
(515.235)
100%
(127.42%)
(22.78%)
996.603
22.68%
38.321
2.884.38
6
Ekuitas
706.389
Analisa:
Pendapatan perusahaan pada
tahun
2013
mengalami kenaikan
sebesar 22,16 %
dengan
jumlah
3.019.904 ,
dan
pada
tahun
2011
sebesar
2.393.592 . Laba kotor mengalami penurunan sebesar 8,44 % dengan jumlah 649.596 pada tahun
2012 dan dengan jumlah 594.709 pada tahun 2013. Hal ini dikarenakan terjadinya peningkatan
beban pokok pendapatan sebesar 39 %.
Laba sebelum pajak mengalami penurunan , bahkan terjadi kerugian (Loss Before Tax)
pada tahun 2013 sebelum pajak sebesar 590.193. hal ini dikarenakan adanya peningkatan jumlah
beban-beban tertentu dari tahun 2012 ke tahun 2013 dan munculnya kerugian terhadap obligasi
yang dijamin pada tahun 2013. Sehingga laba setelah pajak juga mengalami penurunan, dari
tahun 2012 dengan jumlah 81.849 menjadi kerugian yang berjumlah Rp 486.980 miliar. Selain
itu kerugian dipengaruhi oleh transaksi nonkas, tepatnya rugi selisih kurs yang belum terealisasi
masing-masing sebesar Rp 635,97 miliar dan Rp 145,75 miliar pada tahun 2013 dan 2012 akibat
terdepresiasinya nilai tukar Rupiah terhadap dolar AS.
Laba per lembar saham dasar juga mengalami penurunan, dimana pada tahun 2012 sebesar
12,4, sedangkan pada tahun 2013 mengalami kerugian sebesar 68,9 ( Rp juta)
BAB 4
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
PT. MNC SKY VISION menunjukan penurunan liquiditas perusahaan dari tahun 2012
ke tahun 2013, sehingga dapat dikatakan bahwa perusahaan mengalami penurunan
kemampuan dalam membayar hutang jangka pendeknya. Namun PT. MNC SKY VISION
masih mampu melunasi hutang jangka pendeknya yang jatuh tempo dalam periode
tertentu karena angka liquiditas termasuk dalam tingkatan yang baik dan . PT. MNC SKY
VISION dapat dikatakan sebagai perusahaan yang cukup liquid.
Dalam hal perolehan keuntungan, PT. MNC SKY VISION juga mengalami penurunan
sehingga dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2013 PT. MNC SKY VISION kurang baik
dalam hal return.
Sedangkan pada rasio solvablitas perusahaan menunjukan presentase yang tinggi yaitu
sebesar 54,22 % pada tahun 2012 dan sebesar 70,6% pada tahun 2013, ini berarti
perusahaan mengalami peningkatan dalam hal penyediaan dana terhadap kreditur dan
perusahaan diangap cukup mandiri dengan modal sendiri. Sehingga dalam jangka
panjang perusahaan dapat terus berjalan meskipun dana dari kreditur tidak besar.
Saran
1. Investor
PT. MNC SKY VISION mengalami penurunan laba dan mencatat kerugian sebesar
Rp 486.980 miliar pada tahun 2013. Hal ini juga diperkuat dengan turunnya laba per
lembar saham perusahaan yang memungkinkan harga saham akan turun dan capital
gain yang diperoleh investor juga akan berkurang. Untuk itu kami menyarankan
kepada para investor untuk tidak membeli saham PT. MNC SKY VISION pada saat
ini, alih-alih menunggu redanya depresiasi rupiah terhadap dolar AS.
2. Kreditur
PT. MNC SKY VISION memiliki rasio solvabilitas yang ting
I pada tahun 2013
yaitu sebesar 70%. Hal ini mengindikasikan bahwa perusahaan bisa mandiri dan tidak
tergantung oada dana kreditur, sehingga kreditur dapat mempercayakan dananya
kepada perusahaan dan tidak perlu khawatir perusahaan nantinya tidak mampu
membayar hutang.