Você está na página 1de 38

BAB II

GAMBARAN UMUM WILAYAH

2.1.

Geografis, Administrasi dan Kondisi Fisik


2.1.1

Geografis

Kabupaten Mojokerto merupakan bagian dari wilayah Propinsi Jawa Timur yang
secara geografis terletak di antara 11120'13'' sampai dengan 11140'47'' bujur timur dan
antara 718'35'' sampai dengan 747'30" lintang selatan dengan luas daerah seluruhnya
969.360 Km2 atau sekitar 2,09% dari luas Propinsi Jawa Timur.
-

Pemukiman
Pertanian
Hutan
Perkebunan
Rawa/Waduk
Lahan Kritis
Padang Rumput
Semak/Alang-alang

:
:
:
:
:
:
:
:

132,440 Km 2
371,010 Km 2
289,480 Km 2
170,000 KM 2
0,490 Km 2
0,200 Km 2
1,590 Km 2
0,720 Km 2

Secara geografis Kabupaten Mojokerto tidak berbatasan dengan pantai, hanya


berbatasan dengan wilayah kabupaten lainnya :

Sebelah Utara

Sebelah Timur:

Kabupaten Sidoarjo dan Kabupaten Pasuruan

Sebelah Selatan

Kabupaten Malang dan Kota Batu

Sebelah Barat

Kabupaten Jombang

Kabupaten Lamongan dan Kabupaten Gresik

Disamping itu wilayah Kabupaten Mojokerto juga mengitari wilayah Kota


Mojokerto yang terletak di tengah-tengah wilayah Kabupaten Mojokerto.

2.1.2

Administratif

Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 Kecamatan dan


304 Desa/Kelurahan 299 desa dan 5 Kelurahan, dimana wilayah Kecamatan
Dawarblandong merupakan kecamatan dengan luas wilayah terbesar. Sedangkan
Kecamatan Ngoro dan Jetis mempunyai luas wilayah terbesar kedua dan ketiga.
Kabupaten Mojokerto mempunyai sungai sebanyak 40 buah yang sudah
mempunyai nama, disamping masih banyak juga saluran tersier maupun kuarter yang tidak
mempunyai nama. Sungai besar yang melewati wilayah Kabupaten Mojokerto adalah
Sungai Brantas dengan debit air 10.031 liter/detik dan Sungai Marmoyo dengan debit
262 liter/detik. Wilayah administrasi Kabupaten Mojokerto dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 1

Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Tabel 2.2. Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan
Jumlah Desa/Kelurahan, serta Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Peta 2.2.
Peta administrasi Kabupaten Mojokerto dan cakupan wilayah kajiannya sebagai berikut.
Tabel 2.1 : Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Mojokerto

Nama DAS

Luas (Ha)

1.

S. BRANTAS

4,73

2.

S. SADAR

2,30

3.

S. JANJING

1,80

4.

S. SUMBER PASINAN

1,00

5.

S. GEMBOLO

2,50

6.

S. CUMPLENG

1,30

7.

S. JUBEL

0,30

8.

S. SUMBER WONODADI

0,80

9.

S. SUMBER KEMBAR

1,10

10. S. SUMBER GLOGOK

0,90

11.

0,60

S. SUMBER NGRAYUNG

12. S. TEKUK

1,60

13. S. BANGSAL

1,20

14. S. BANYAK

1,05

15. S. JUDEG

1,03

16. S. SUBONTORO

0,65

17. S. KINTELAN

1,20

18. S. CEMPORAT

1,00

19. S. CURAH KLENGKENG

0,85

20. S. SUMBER WARU

1,10

21. S. BRANGKAL

1,50

22. S. RINGKANAL NGOTOK

0,70

23. S. PIKATAN

2,60

24. S. KROMONG

0,80

25. S. LANDEAN

1,60

26. S. KALANG

0,50

27. S. KLURAK

0,90

28. S. JURANGCETOT

1,20

29. S. PETUNG

0,80

30. S. GALUH

1,80

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 2

31. S. MANTINGAN

1,00

32. S. SURABAYA

0,45

33. S. MARMOYO

1,60

34. S. SIDORINGIN

0,95

35. S. GEDEG

0,40

36. S. WONOAYU

1,05

37. S. KEDUNG SUMUR

0,80

38. S. KWANGEN

0,50

39. S. KEDUNGSORO

1,50

40. S. LAMONG

1,10

Sumber : Kabupaten Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012

Tabel 2.2. Nama, Luas Wilayah Per Kecamatan dan Jumlah Kelurahan/Desa

Nama Kecamatan

Jumlah
Kerlurahan/
Desa

Luas Wilayah
Administrasi
(Ha)

(%) Thd
Total

Terbangun
(Ha)

(%) Thd
Total

1.

JATIREJO

19

3.298

4,40

2.308,6

4,35

2.

GONDANG

18

6.276,5

8,38

4.393,55

8,28

3.

PACET

20

5.907

7,89

4.134,9

7,79

4.

TRAWAS

13

4.940

6,60

3.458

6,52

5.

NGORO

19

5.753,9

7,69

4.027,73

7,59

6.

PUNGGING

19

4.575

6,11

3.189,9

6,01

7.

KUTOREJO

17

4.254,1

5,68

2.977,87

5,61

8.

MOJOSARI

19

2.665

3,46

1.865,5

3,52

9.

BANGSAL

17

3.242,9

3,17

2.270,03

4,28

10. MOJOANYAR

12

2.272,5

3,04

1.590,75

3,00

11. DLANGGU

16

3.532

4,72

2.472,4

4,66

12. PURI

16

3.573,3

4,77

2.501,31

4,71

13. TROWULAN

16

4.098

5,47

2.868,6

5,41

14. SOOKO

15

2.470

3,30

1.729

3,26

15. GEDEG

14

2.238,2

2,99

1.566,74

2,95

16. KEMLAGI

20

5.005

6,68

3.503,5

6,60

17. JETIS

16

5.656

7,56

3.959,2

7,46

18. DAWARBLANDONG

18

6.062

8,10

4.243,4

8,00

Sumber : Kabupaten Mojokerto Dalam Angka Tahun 2012

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 3

Peta 2.1. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) di Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 4

Peta 2.2. Peta Administrasi Kabupaten Mojokerto dan Cakupan Wilayah Kajian

BUKU PUTIH
SANITASI
PPSP 2013

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 5

2.1.3

Kondisi Fisik

Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung cekung ditengah-tengah dan


tinggi di bagian selatan dan utara. Bagian selatan merupakan bagian pegunungan yang
subur, meliputi kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo. Bagian tengah
merupakan bagian dataran, sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur
yang cenderung kurang subur.
Sekitar 30% dari wilayah Mojokerto kemiringan tanahnya lebih dari 15 derajat,
sedangkan sisanya merupakan wilayah dataran dengan kemiringan kurang dari 15 derajat.
Topografi wilayah Kabupaten Mojokerto cenderung di tengah dan tinggi di bagian selatan
dan utara. Bagian selatan merupakan wilayah pegunungan yang subur, meliputi Kecamatan
Pacet, trawas, Gondang dan jatirejo. Bagian tengah merupakan wilayah dataran,
sedangkan bagian utara merupakan daerah perbukitan kapur yang kurang subur.
Pada umumnya ketinggian di wilayah Mojokerto rata-rata berada kurang dari 500
meter diatas permukaan laut, dan hanya Kecamatan Pacet dan Trawas yang merupakan
daerah terluas yang memiliki daerah dengan ketinggian lebih dari 700 meter diatas
permukaan laut.
Secara administratif wilayah Kabupaten Mojokerto terdiri dari 18 kecamatan, 229
desa dan 5 kelurahan. Luas wilayah secara keseluruhan Kabupaten Mojokerto adalah
969,360 km2.
Kabupaten Mojokerto mempunyai sungai sebanyak 43 buah yang sudah
mempunyai nama, disamping masih banyak juga saluran tersier maupun kuarter yang tidak
mempunyai nama. Sungai besar yang melewati wilayah Kabupaten Mojokerto adalah
Sungai Brantas dengan debit air 10.031 liter/detik dan Sungai Marmoyo dengan debit
262 liter/detik.
2.2.

Demografi
Jumlah penduduk Kabupaten Mojokerto Tahun 2012 sebesar 1.143.747 jiwa.
Dari data yang ada, pertumbuhan penduduk rata-rata dalam 6 tahun terakhir mencapai
3,16%.
Berdasarkan struktur mata pencaharian maka penduduk Kabupaten Mojokerto
didominasi pekerja dibidang Pertanian, kehutanan, perkebunan, peternakan dan perikanan
yang pada Tahun 2012 mencapai jumlah 162.199 jiwa, diikuti dengan penduduk bermata
pencaharian dibidang industri pengolahan yang pada Tahun 2012 mencapai jumlah 133.965
jiwa.
Berdasarkan jenis kelamin maka jumlah penduduk laki-laki lebih banyak
dibandingkan jumlah penduduk perempuan. Dalam Tahun 2012 jumlah penduduk laki-laki
Kabupaten Mojokerto sebesar 575.435 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebesar
568.312 jiwa.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 6

Tabel 2.3 : Jumlah dan Kepadatan Penduduk 3-5 Tahun Terakhir


Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Tingkat Pertumbuhan

Kepadatan pddk

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

Nama
Kecamatan
2008

2009

2010

2011

2012

2008

2009

2010

2011

2012

2008

2009

2010

2011

2012

2008

2009

2010

2011

2012

Jatirejo

37.970

40.959

41.785

43.007

44.395

11.283

12.209

12.334

13.514

13.514

3,91

3,76

3,84

3,86

3,88

1.210

1.242

1.255

1.280

1346

Gondang

38.295

41.608

42.670

43.494

44.664

9.829

12.490

12.642

13.955

13.760

3,94

3,82

3,92

3,91

3,91

1.028

1.064

1.073

1.097

1142

Pacet

51.704

55.351

57.010

58.134

59.210

15.829

17.405

17651

18.968

18.813

5,32

5,08

5,24

5,22

5,18

1.192

1.226

1.241

1.273

1311

Trawas

27.695

29.249

29.902

30.386

31.419

8.517

8.921

9.035

9.451

9.631

2,85

2,69

2,75

2,73

2,75

930

980

990

1.008

1052

Ngoro

64.759

76.295

77.788

79.217

81.728

20.878

22.793

23.121

24.361

24.705

6,67

7,01

7,15

7,12

7,15

1.128

1.327

1.342

1.363

1422

Pungging

69.417

72.367

74.323

75.738

77.903

20.120

21.903

22.088

23.497

23.649

7,15

6,64

6,83

6,81

6,81

1.442

1.503

1.521

1.557

1618

Kutorejo

56.218

60.179

61.783

63.222

65.459

16.809

17.854

18.102

19.529

19.686

5,79

5,53

5,68

5,68

5,72

1.367

1.405

1.421

1.456

1528

Mojosari

77.378

75.855

76.978

78.521

79.981

20.919

22.187

22.454

24.118

23.932

7,97

6,96

7,07

7,06

6,99

2.803

2.846

2.870

2.912

3001

Bangsal

45.181

49.251

50.423

55.800

52.687

14.706

17.741

14.931

17.151

15.892

4,65

4,52

4,63

5,01

4,61

1.965

2.047

2.066

1.555

2190

Mojoanyar

43.031

48.678

48.864

51.323

51.247

13.797

13.869

14.026

16.099

15.362

4,43

4,47

4,49

4,61

4,48

1.873

2.115

2.128

2.112

2226

Dlanggu

48.369

71.380

54.439

49.897

57.583

18.194

15.998

16.229

14.918

17.191

4,98

6,55

5,00

4,48

5,03

1.456

1.538

1.552

2.143

1626

Puri

58.873

71.663

72.963

74.832

77.741

19.650

20.206

20.494

22.230

22.447

6,06

6,58

6,70

6,72

6,80

1.944

2.002

2.020

2.068

2181

Trowulan

63.241

73.036

73.546

75.292

77.811

18.122

21.555

21.822

23.317

23.581

6,51

6,71

6,76

6,77

6,80

1.613

1.828

1.848

1.896

1985

Sooko

58.240

73.036

73.625

75.484

77.781

16.762

19.884

20.177

21.860

21.904

6,00

6,71

6,76

6,78

6,80

3.017

3.113

3.137

3.164

3315

Gedeg

52.624

59.990

59.894

61.437

60.757

16.500

17.919

18.035

19.277

18.671

5,42

5,51

5,50

5,52

5,31

2.290

2.611

2.623

2.634

2644

Kemlagi

54.93.7

58.147

58.598

59.962

61.885

21.501

17.056

17.215

18.087

18.421

5,66

5,34

5,38

5,39

5,41

1.121

1.162

1.172

1.181

1236

Jetis

74.589

81.542

82.525

84.489

87.353

14.642

24.468

24.772

26.356

26.725

7,68

7,49

7,58

7,59

7,64

1.305

1.426

1.439

1.459

1522

Dawarblandong

48.725

50.559

51.516

52.586

54.143

11.840

15.153

15.386

16.016

16.329

5,02

4,64

4,73

4,73

4,73

827

858

868

880

919

Sumber

: Dinas Kependudukan dan Catatam Sipi Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 7

Tabel 2.4 : Jumlah dan kepadatan penduduk saat ini dan proyeksinya untuk 5 tahun
Nama
Kecamatan

Jumlah Penduduk

Jumlah KK

Tingkat Pertumbuhan

Kepadatan pddk

Tahun

Tahun

Tahun

Tahun

2013

2014

2015

2016

Jatirejo

49.737

57.804

67.180

78.077

Gondang

56.536

71.563

90.584

Pacet

70.079

82.943

Trawas

41.940

55.985

Ngoro

107.272

Pungging

2013

2014

2015

2016

2017

2014

2015

2016

2017

2013

2014

2015

2016

90.741

13.986

14.725

15.503

16.323

17.185

0,24

0,79

0,10

0,69

0,05

1508

1753

2037

2368

2752

114.662

145.139

14.315

15.453

16.682

18.009

19.441

0,13

2,42

0,12

0,40

0,08

901

1140

1443

1827

2312

98.169

116.189

137.517

19.264

19.725

20.197

74.732

99.757

133.163

10.335

11.206

12.151

20.681

21.177

0,53

0,95

0,14

0,62

0,02

1186

1404

1662

1967

2328

13.176

14.287

0,04

0,46

0,13

0,45

0,08

849

1133

1513

2019

2696

140.799

184.805

242.565

318.377

24.845

25.294

25.750

26.215

26.688

0,44

0,88

0,14

0,52

0,02

1864

2447

3212

4216

5533

99.891

128.084

164.234

210.588

270.025

25.174

26.798

28.527

30.367

32.325

0,57

0,85

0,08

0,62

0,06

2183

2800

3590

4603

5902

Kutorejo

88.260

119.003

160.454

216.343

291.700

20.863

22.569

24.415

26.411

28.571

0,42

0,60

0,14

0,55

0,08

2075

2797

3772

5086

6857

Mojosari

99.222

122.478

151.186

186.623

230.366

25.875

27.071

28.322

29.630

31.000

0,05

0,59

0,12

0,92

0,05

3832

4731

5840

7208

8898

Bangsal

65.149

78.729

95.140

114.972

138.938

17.155

18.119

19.137

20.213

21.349

0,47

0,19

0,09

0,65

0,06

2749

3322

4014

4851

5862

Mojoanyar

61.786

75.002

91.044

110.518

134.157

15.793

16.451

17.136

17.850

18.593

0,38

0,05

0,11

0,74

0,04

2719

3300

4006

4863

5903

Dlanggu

62.890

70.648

79.364

89.155

100.155

19.019

20.800

22.748

24.878

27.207

0,12

0,52

0,14

0,60

0,09

1781

2000

2247

2524

2836

Puri

107.446

148.501

205.243

283.666

392.055

22.387

22.774

23.168

23.568

23.976

0,28

0,28

0,14

0,70

0,02

3010

4160

5750

7947

10983

Trowulan

103.460

137.564

182.909

243.201

323.368

24.795

26.217

27.719

29.308

30.988

0,12

1,75

0,12

0,66

0,06

2525

3357

4463

5935

7891

Sooko

101.132

131.493

170.969

222.297

289.034

23.618

25.010

26.484

28.044

29.697

0,33

1,72

0,15

0,95

0,06

4094

5324

6922

9000

11702

Gedeg

75.259

90.360

108.492

130.262

156.401

21.448

23.150

24.987

26.970

29.110

0,15

0,83

0,06

0,89

0,08

3362

4037

4847

5820

6988

Kemlagi
Jetis
Dawarblandong
Sumber

2017

2013

2017

81.451

107.203

141.097

185.707

244.422

18.792

19.456

20.143

20.855

21.592

0,31

0,33

0,09

0,50

0,04

1627

2142

2819

3710

4884

116.522

155.430

207.331

276.562

368.911

27.116

27.825

28.553

29.299

30.065

0,10

5,27

0,12

0,62

0,03

2059

2747

3664

4887

6519

69.964

90.409

116.828

150.966

195.081

17.553

18.651

19.818

21.058

22.375

0,18

2,50

0,15

0,65

0,06

1154

1491

1927

2490

3218

: Dinas Kependudukan dan Catatam Sipi Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 8

2.3.

Keuangan dan Perekonomian Daerah


2.3.1 Rekapitulasi realisasi APBD Kabupaten Mojokerto Tahun 2009 2013
Realisasi Pendapatan Kabupaten Mojokerto pada tahun 2009 sebesar Rp.
725.886.332.778,38 dengan belanja sebesar Rp. 774.221.332.778,41 sehingga terdapat
Defisit sebesar Rp. 48.335.000.000,03. Pendapatan pada tahun 2010 sebesar Rp.
748.314.678.121,30 dengan belanja Rp. 806.001.596.188,80 sehingga ada Defisit Rp.
57.686.918.067,50. Pada Tahun 2011 pendapatan Kabupaten Mojokerto sebesar Rp.
883.905.713.445 dengan jumlah belanja Rp. 941,351,715,114 sehingga Defisit sebesar Rp.
57,446,001,669. Tahun 2012 pendapatan Kabupaten Mojokerto Rp. 1.097.765.011.221
dengan belanja Rp. 1.165.492.243.832 sehingga terdapat Defisit Rp. 67.727.232.611. Dan
pada Tahun

2013

anggaran

pendapatan

Kabupaten

Mojokerto

sebesar

Rp.

1.255.053.556.659,80 dengan anggaran belanja Rp. 1.326.988.438.372,80 sehingga APBD


Kabupaten Mojokerto pada Tahun 2013 mengalami defisit sebesar Rp. 71.934.881.713.
APBD Kabupaten Mojokerto tahun 2009 - 2013 dapat dilihat pada tabel 2.5. Ringkasan
realisasi APBD 5 tahun terakhir.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 9

Tabel 2.5: Rekapitulasi Realisasi APBD Kabupaten Mojokerto Tahun 2009 2013
No

Realisasi Anggaran

Tahun
2009

2010

2011

2012

2013

Rata-rata
Pertumbuhan

725.886.332.778,38

748.314.678.121,30

883.905.713.445

1.097.765.011.221

1.255.053.556.659,80

9,42

Pendapatan (a.1 + a.2 + a.3)

a.1

Pendapatan Asli Daerah (PAD)

50.331.857.750

62.870.230.845

78.827.888.375

107.073.749.000

190.236.221.671,80

9,78

a.1.1

Pajak daerah

24.932.268.000

28.412.200.000

39,479,762,215

48.035.000.000

104.101.000.000.000

2,08

a.1.2

Retribusi daerah

17.286.303.650

28.204.494.745

33,067,062,160

24.771.917.250

40.223.044.746,80

2,20

a.1.3

Hasil pengolahan kekayaan daerah yang


dipisahkan

2.613.286.100

2.866.886.100

2,937,212,000

4.099.231.750

10.309.154.925

3,97

a.1.4

Lain-lain pendapatan daerah yang sah

5.500.000.000

3.386.650.000

3,343,852,000

30.167.600.000

35.603.022.000

1,49

a.2

Dana Perimbangan (Transfer)

639.950.932.682,30

645.880.465.069,30

724,717,015,230

858.757.664.666

948.212.149.673

6,18

a.2.1

Dana bagi hasil

73.099.261.682,30

77.412.663.069,30

67,840,829,230

74.329.849.666

63.827.767.673

5,77

a.2.2

Dana alokasi umum

502.176.671.000

529.761.802.000

598,971,886,000

733.782.205.000

832.266.682.000

5,19

a.2.3

Dana alokasi khusus

64.675.000.000

38.706.000.000

57,904,300,000

50.645.610.000

52.117.700.000

4,12

a.3

Lain-lain Pendapatan yang Sah

35.603.542.346,08

39.563.982.207

80,360,809,840

131.933.597.555

116.605.185.315

6,47

a.3.1

Hibah

a.3.2

Dana darurat

a.3.3

Dana bagi hasil pajak dari provinsi kepada


kab./kota

30.522.085.384,80

35.028.546.968

41,104,809,840

53.348.704.179

64.042.340.322

a.3.4

Dana penyesuaian dan dana otonomi khusus

3.887.798.200

a.3.5

Bantuan keuangan dari provinsi/pemerintah


daerah lainnya

1.193.658.761,28

4.535.435.239

39,256,000,000

78.584.893.376

35.562.844.993

2,39

Belanja (b1 + b.2)

774.221.332.778,41

806.001.596.188,80

941,351,715,114

1.165.492.243.832

1.326.988.438.372,80

8,14

b.1

Belanja Tidak Langsung

545.081.753.367

660.961.218.855,50

623,188,783,196

699.551.987.526

739.959.735.569,74

5,29

b.1.1

Belanja pegawai

477.079.586.861

534.533.915.777

555,544,905,196

592.544.587.209

629.282.734.033,87

4,46

b.1.2

Bunga

56.228.000

56.228.000

56,228,000

56.228.000

56.228.000

3,6
0

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 10

5.094.650.000

60.436.760.000

10,480,000,000

13.546.611.200

22.525.683.000

2,03

17.110.518.500

23.452.228.067,50

8,950,000,000

25.499.982.252

16.283.190.000

1,64

Belanja bagi hasil

4.310.094.006

4.124.771.256

4,485,000,000

9.470.189.850

7.672.214.520,87

5,11

b.1.7

Bantuan keuangan

35.452.500.000

35.519.885.989

42,672,650,000

57.434.389.015

63.139.686.015

3,83

b.1.8

Belanja tidak terduga

5.978.176.000

2.837.429.766

1,000,000,000

1.000.000.000

1.000.000.000

2,16

b.2

Belanja Langsung

229.139.579.411,41

145.040.377.333,30

318,162,931,918

465.940.256.306

587.028.702.803,06

2,85

b.2.1

Belanja pegawai

46.435.922.850

39.640.401.850

49,721,547,800

50.657.789.975

66.084.709.378,25

4,05

b.2.2

Belanja barang dan jasa

79.278.952.721,41

76.426.014.083,30

91,425,248,902

132.751.740.306

269.391.584.568,81

1,11

b.2.3

Belanja modal

103.424.703.840

28.973.961.400

177,016,135,216

282.530.726.025

251.552.408.856

1,33

Pembiayaan

48.335.000.000,03

11.950.515.962,50

57,446,001,669

67.727.232.611

71.934.881.713

3,99

(48.335.000.000,03)

(57.686.918.067,50)

(57,446,001,669)

(67.727.232.611)

(71.934.881.713)

(3,99)

b.1.3

Subsidi

b.1.4

Hibah

b.1.5

Bantuan sosial

b.1.6

Surplus/Defisit Anggaran
Sumber

: Realisasi APBD Kabupaten Mojokerto Tahun 2009 2013

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 11

Tabel 2.6: Rekapitulasi Realisasi Belanja Sanitasi SKPD Kabupaten Mojokerto Tahun 2009 2013
No

SKPD

PU-CK

1.a

Tahun
2009

2010

2011

2012

Rata-rata
Pertumbuhan

2013

1.087.000.000

900.500.000

1.120.800.000

1.412.753.000

1.219.380.000

0,99

Investasi

412.000.000

500.000.000

1.072.800.000

1.292.753.000

1.068.540.000

0,83

1.b

operasional/pemeliharaan (OM)

675.000.000

400.500.000

48.000.000

120.000.000

150.840.000

2,81

KLH

248.000.000

261.000.000

0,23

2.a

Investasi

125.000.000

146.000.000

0,21

2.b

operasional/pemeliharaan (OM)

123.000.000

115.000.000

0,26

Kimtaru

3.a

Investasi

3.b

operasional/pemeliharaan (OM)

Dinkes

1.019.940.000

200.000.000

150.000.000

2.330.872.000

1,29

4.a

Investasi

969.940.000

100.000.000

50.000.000

2.305.357.000

2,43

4.b

operasional/pemeliharaan (OM)

50.000.000

100.000.000

100.000.000

25.515.000

1,1

Bappeda

100.000.000

5.a

Investasi

5.b

operasional/pemeliharaan (OM)

100.000.000

0,25

Bapermas

6.a

Investasi

6.b

operasional/pemeliharaan (OM)

SKPD lainnya (sebutkan)

0,25

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 12

7.a

Investasi

7.b

operasional/pemeliharaan (OM)

Belanja Sanitasi (1+2+3+4+5+6+7)

2.454.940.000

1.361.500.000

3.816.440.000

1.562.753.000

3.550.252.000

Pendanaan Investasi Total


(1a+2a+3a+4a+5a+6a+7a)

1.606.940.000

746.000.000

2.352.940.000

1.342.753.000

3.373.897.000

10

Pendanaan OM (1b+2b+3b+4b+5b+6b+7b))

2.454.940.000

1.361.500.000

3.816.440.000

1.562.753.000

3.550.252.000

2,54

11

Belanja Langsung

229.139.579.411,41

145.040.377.333,30

318,162,931,918

465.940.256.306

587.028.702.803,06

2,85

12

Proporsi Belanja Sanitasi Belanja Langsung


(8/11)

0,01

0,01

0,01

0,003

0,006

0,88

13

Proporsi Investasi Sanitasi Total Belanja


Sanitasi (9/8)

0,65

0,55

0,62

0,86

0,95

0,75

14

Proporsi OM Sanitasi Total Belanja Sanitasi


(10/8)

1,00

1,00

1,00

1,00

1,00

1,02

Sumber
Keterangan

2,5
1,88

: Realisasi APBD tahun 2009 2013 diolah Bappeda


: investasi termasuk di dalamnya pembangunan sarana prasarana, pengadaan lahan, pelatihan, koordinasi, advokasi, kampanye dan studi-studi yang terkait dengan sanitasi

Tabel 2.7: Belanja Sanitasi Perkapita Kabupaten Mojokerto Tahun 2009 2013
No

Deskripsi

Total Belanja Sanitasi Kabupaten

Jumlah Penduduk
Belanja Sanitasi Perkapita (1/2)

Tahun
2009

2010

2011

2012

Rata-rata

2013

2.454.940.000

1.361.500.000

3.816.440.000

1.562.753.000

3.550.252.000

2,5

1.070.579

1.088.632

1.112.821

1.143.747

1.147.150

0,98

2.293

1.251

3.430

1.366

3.095

2,55

Sumber : APBD dan BPS, diolah oleh pokja

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 13

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 14

Tabel 2.8: Tabel Peta Perekonomian Kabupaten Mojokerto Tahun 2009 2013
Tahun
No

Deskripsi
2009

2010

2011

2012

2013

PDRB harga konstan (struktur perekonomian) (Rp.)

7.033.745,97

7.398.297,38

7.897.311,10

7.976.284,21

8.056.047,05

Pendapatan Perkapita Kabupaten/Kota (Rp.)

5.698.071,11

5.962.192,71

6.198.140,58

6.260.121,99

6.322.723,21

Pertumbuhan Ekonomi (%)

5,88

5,06

6,74

6,84

6,94

Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 15

2.4.

Tata Ruang Wilayah


2.4.1. Rencana Pusat Layanan Kabupaten Mojokerto
Perkembangan wilayah-wilayah di Jawa Timur yang membentuk dalam 5 (lima)
kelompok wilayah yaitu wilayah tengah, barat, barat daya, timur dan kepulauan
menunjukkan tingkat perkembangan perkotaan yang berbeda-beda. Berdasarkan
tingkatannya tersebut, wilayah tengah menunjukkan perkembangan perkotaan yang sangat
cepat dibandingkan wilayah-wilayah lainnya.
Selanjutnya kecenderungan perkembangan perkotaan yang relatif kuat terjadi di
wilayah Barat dan Barat daya. Kecenderungan perkembangan perkotaan di wilayah Tengah,
Barat dan Barat daya tersebut umumnya menunjukkan gejala terjadinya perkembangan
yang melebihi wilayah administrasinya, sedangkan wilayah-wilayah lainnya (timur dan
kepulauan) umumnya menunjukkan kegiatan perkotaan yang mandiri. Kabupaten Mojokerto
termasuk dalam pola perkembangan wilayah tengah.
Sistem transportasi regional yang melewati wilayah Mojokerto menyebabkan
kondisi perkembangan wilayah yang terus meningkat dari waktu ke waktu. Kegiatan
perkotaanpun juga ikut mempengaruhi peningkatan perkembangan wilayah di Mojokerto
sehingga adanya perubahan terhadap pola penggunaan lahan. Aktivitas yang tampak cukup
padat. Hal itu terbukti dari beragamnya kegiatan perkotaan di bidang pendidikan,
perdagangan dan jasa, pusat pemerintahan dan pusat pelayanan bagi wilayah sekitarnya.
Transportasi regional yang menghubungkan Jombang-Mojokerto dengan
Surabaya sebagai Ibukota Propinsi Jawa Timur juga menjadi salah satu pemicu
perkembangan wilayah di Kabupaten Mojokerto. Perkembangan yang kuat terlihat pada
sepanjang koridor jalan arteri primer. Selain itu, perkembangan yang ada dipengaruhi juga
oleh kedekatannya dengan Kota Mojokerto yang juga memiliki perkembangan cukup pesat.
Pengaturan sistem perkotaan di Kabupaten Mojokerto diarahkan terkait dengan
titik pertumbuhan di kawasan pedesaan. Sehingga pengaturan struktur ruang di Kabupaten
Mojokerto diarahkan juga untuk menata struktur ruang kawasan pedesaan melalaui
penataan pusat permukiman pedesaan secara terhirarki.
Prospek cluster perkembangan Kabupaten Mojokerto adalah pada
pengembangan Mojokerto Jombang. Berikut adalah keterangan pengembangan :
Wilayah Mojokerto Jombang, adalah wilayah perkembangan industri dari Kota
Mojokerto sampai dengan Perkotaan Mojoagung Kabupaten Jombang. Perkembangan
di wilayah ini cenderung didominasi perkembangan industri Kota Mojokerto dan
sekitarnya. Perkembangan Kota Mojokerto berpengaruh kuat terhadap perkembangan
Kabupaten Mojokerto maupun Jombang. Pusat perkembangan wilayah ini adalah
perkotaan di Mojokerto
Wilayah Mojokerto Jombang merupakan salah satu wilayah yang memiliki akses
tinggi terhadap Kota Surabaya. Struktur pusat permukiman Perkotaan Mojokerto
Jombang diarahkan sebagai berikut:

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 16

a.

b.

Pusat permukiman perkotaan wilayah Mojokerto dan Jombang meliputi wilayah


Perkotaan Dawarblandong, Perkotaan Balungbendo, Perkotaan Mojosari,
Perkotaan Sooko, Perkotaan Mojoagung, Perkotaan Gudo dan Perkotaan Ploso.
Tetap diarahkan mempunyai wilayah inti sebagai pusat yang diarahkan di wilayah
perkotaan pada masing-masing wilayahnya.
Pusat permukiman Perkotaan Mojokerto terdiri dari perkembangan permukiman
perkotaan akibat perkembangan industri di Jetis, Perkotaan Krian Mojokerto,
perkembangan Perkotaan Mojosari, permukiman Perkotaan Sooko dan
perkembangan permukiman perkotaan Dawarblandong. Perkotaan Mojokerto
direncanakan merupakan pusat permukiman perkotaan di cluster Perkotaan
Mojokerto

Secara umum perkembangan wilayah Kabupaten Mojokerto merupakan


gabungan kecenderungan perkembangan ke arah memusat pada sekitar pusat-pusat
pertumbuhan wilayah (centripetal), dimana wilayah terbangun cenderung berkembangan
dengan orientasi pada pusat-pusat pertumbuhan yang telah terbentuk, sehingga wilayah
terbangun berbentuk pola concentric. Disamping juga terdapat terdapat kecenderungan
perkembangan linier sepanjang jaringan jalan sebagai wilayah dengan aksesibilitas tertinggi
dalam pola ribbon pattern.
Bentuk pola pemanfaatan lahan dalam perkembangan wilayah Kabupaten
Mojokerto, secara garis besar terbagi dalam tiga pola. Pertama, pola pemanfaatan lahan
secara vertikal pada beberapa area terbangun dengan tingkat intensitas bangunan yang
sudah relatif tinggi, dimana bangunan-bangunan cenderung mengalami peninggian lantai
dikarenakan faktor keterbatasan lahan. Kedua, pola pemanfaatan lahan secara interstesial
pada beberapa area dengan tingkat kepadatan bangunan yang juga relatif tinggi, dimana
bangunan untuk berkembang secara horisontal sudah sangat terbatas, sehingga terjadi
proses pemadatan bangunan dimana jarak antar bangunan semakin rapat. Pola
pemanfaatan ruang pada tipe pertama dan kedua, rata-rata terjadi pada area sekitar pusat
pertumbuhan. Ketiga, pola pemanfaatan lahan secara horisontal terjadi pada area dengan
dominasi un-built-up area pada wilayah di luar area pusat pertumbuhan atau pada
sepanjang jaringan jalan dengan dominasi daerah pertanian atau perkebunan.
a.

Kawasan Permukiman
Permukiman dibagi menjadi permukiman perkotaan dan perdesaan.
Perkembangan kawasan permukiman di Kabupaten Mojokerto, terkait erat dengan
perkembangan sifat atau karakter permukimannya dan perkembangan luasannya. Kondisi
di lapangan menunjukkan :
Permukiman perkotaan
Perkembangan kawasan permukiman ke masa yang akan datang
merupakan perkembangan dari kawasan perkotaan eksisting pada kawasan di
sekitarnya. Semakin besar dan padat jumlah penduduk dari sebuah kawasan
perkotaan, maka semakin besar kecenderungan perkembangannya pada kawasan
pinggiran dari perkotaan bersangkutan. Dalam hal ini, perkembangan yang dimaksud

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 17

dapat dilihat pada kawasan sekitar perkotaan Ngoro, Mojosari, bangsal, Puri, Trowulan
dan Sooko.
Perkembangan yang lebih kuat dapat diidentifikasi bersifat linier terutama
pada jalan-jalan yang menghubungkan antara pusat kegiatan/perkotaan. Semakin
besar interaksi kawasan perkotaan, maka semakin besar kecenderungan
perkembangan kawasan permukimannya.
Hal tersebut juga tidak terlepas dari konteks yang lebih makro, yakni
interaksi antara Jombang Mojokerto Surabaya, dan Lamongan Mojokerto,
Kabupaten Mojokerto Kota Mojokerto, Mojokerto-Krian-Sidoarjo yang berpeluang
membentuk sebuah konurbasi dalam level regional.
Permukiman Perdesaan
Perkembangan kawasan permukiman perdesaan di Mojokerto dapat dibagi
menjadi dua tipologi, yakni :
Perkembangan kawasan perdesaan menjadi kawasan perkotaan.
Perkembangan Kawasan yang dimaksud sangat berpeluang untuk terjadi pada
kawasan perdesaan yang secara geografis terletak dan dekat dengan pusatpusat pertumbuhan atau kawasan perkotaan. Desa-desa yang dimaksud tersebar
terutama antara pada jalur-jalur transportasi regional seperti yang sudah
dijelaskan di atas.
Kawasan perdesaan yang cenderung memiliki perkembangan pemanfaatan
lahannya lambat, terjadi akibat faktor-faktor antra lain: rendahnya daya dukung
sumber daya alam, sumber daya manusia, aksesibilitas, ketersediaan sarana
prasarana pendukung, sehingga pola pemanfaatan lahannya juga cenderung
berkembang secara lambat dan linier. Kondisi ini tidak serta merta harus dengan
memacu perkembangan pemanfaatan lahannya, namun lebih diarahkan sebagai
kawasan pendukung dari kegiatan-kegiatan yang ada pada pusat-pusat kegiatan
di dekatnya.
Berdasarkan hal tersebut, maka perkembangan kawasan perdesaan di masa
yang akan datang akan disinergikan dengan perkembangan kegiatan-kegiatan lainnya.
Dalam wilayah Kabupaten Mojokerto, pengembangan kawasan perdesaan melalui
pemenuhan kecukupan sarana prasarana pendukung terutama untuk menunjang kegiatan
perdesaan seperti pertanian, diarahkan pada kawasan-kawasan yang bersifat diluar dari
kawasan yang dikembangan sebagai perkotaan.
b.

Kawasan Industri

Industri di wilayah Kabupaten Mojokerto secara umum dapat diklasifikasikan


menjadi 4 (empat) jenis industri, yaitu :

Industri Menengah

Agro Industri

Aneka Industri

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 18

Industri Kecil dan Kerajinan

Kawasan Industri memiliki pola kecenderungan perkembangan berdasarkan


tipologi-tipologi :
industri kecil menengah tersebar dengan jenis produksi barang-barang kebutuhan
rumah tangga. Peotensi kawasan atau wlayah Kabupaten Mojokerto yang memiliki
kecenderungan perkembangan industri kecil-menengah di Kecamatan Gondang,
Sooko, Mojosari, Puri, Kutorejo dan Dawarblondong dengan berbagai karakter atau
keunggulan masing-masing produk. Adapun kawasan yang berpotensial membentuk
kawasan pengembangan industri kecil-menengah terkait dengan beberapa aspek,
yakni:
bahan baku, seperti industri makanan dan minuman yang mengolah hasil
produksi pertanian/perkebunan yang tersebar di hampir setiap Kecamatan.
Industri pembuatan manufaktur ataupun furniture berada di Kecamatan
Gondang, Kutorejo dan Dawarblondong. Industri pembuatan tekstil ataupun
pakaian jadi di Kecamatan Sooko dan Puri.
Keuntungan aksesibilitas menunjukkan beberapa kegiatan industri yang tumbuh
pada pengaruh jalan-jalan regional. Kecenderungan kegiatan yang tumbuh tidak
memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap ketersediaan bahan baku di
sekitarnya. Hal ini dapat dilihat pada beberapa kegiatan, yaqng penyebarannya
jauh dari jalur trasnportasi utama seperti Trawas.
Industri besar dan menengah memiliki karakter berkembang pada kawasan-kawasan
yang dekat bahan baku dan pada kawasan-kawasan dengan askesibilitas yang tinggi
terutama sepanjang jalan arteri dan kolektor. Selain itu, faktor harga lahan dan
kebijakan serta ketersediaan infrastruktur memberi dampak terhadap kecenderungan
perkembangan industri yang ada di wilayah Kabupaten Mojokerto.
Industri berskala menengah dikelompokkan dalam 3 (tiga) kawasan industri yang saat
ini sudah beroperasi, yaitu :
Kawasan Industri Estate Mojokerto (MIP), di Kecamatan Mojoanyar
Kawasan Industri Estate Jetis (JIP), di Kecamatan Jetis
Kawasan Industri Ngoro (NIP), di Kecamatan Ngoro
Kecenderungan yang tampak adalah :

Aglomerasi kegiatan industri terutama industri besar pada dasarnya tercipta


akibat ketersediaan jaringan transportasi antar wilayah dan bukan sebagai akibat
keterkaitan kuat antara jenis industri yang berkembang. Hal ini dapat dilihat dari
keragaman jenis kegiatan yang berkembang terutama pada kawasan sepanjang
jalan-jalan regional yang membentang dari Puri-Bangsal-Sooko-TrowulanJombang. Demikian juga pada jalur antara Jetis-GedekPloso (kabupaten
jombang). Hal ini ke masa yang akan datang harus lebih diarahkan untuk
kepentingan efesiensi, keteraturan zona kegiatan, serta penataan saranaprasarana pendukungnya.

Perkembangan Industri akibat kebijakan dan daya dukung ketersediaan bahan


baku sangat mungkin untuk berkembang pada Kabupaten Mojokerto.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 19

Pengimplementasian dari rencana pengembangan jalan tol, pelabuhan eksport


(Kabupaten Lamongan) sangat potensial bagi kedudukan Kabupaten Mojokerto
dilihat dari posisinya pada konteks regional terebut. Dengan demikian, beberapa
kawasan yang sangat mungkin dikembangkan adalah pada kawasan yang
mungkin untuk dikembangkan sistem transportasi dan infrastruktur terintegrasi
dengan kondisi di atas.
Berdasarkan kecenderungan perkembangan sektor industri, tampak bahwa
perkembangan sektor industri kecil - menengah terutama yang bergerak di bidang
pengolahan bahan mentah seperti makanan dan minuman serta keberdaan kawasan wisata
yang meghidupkan kegiatan industri rumah tangga berupa produk hasil kerajinan tangan
masyarakat setempat memiliki peranan yang besar dan cenderung meningkat di masa yang
akan datang. Namun demikian, perkembangan yang seimbang dengan ketersediaan bahan
baku terkait erat dengan kegiatan yang ada. Sehingga pengembangan sektor industri kecil
menengah ini sangat potensial untuk dikembangkan pada masing-masing kecamatan atau
simpul-simpul transportasi dengan pertimbangan kedekatan antara bahan baku dan tenaga
kerja.
Industri menengah dan besar dapat diarahkan perkembangannya ke depan
terkait dengan pengembangan jaringan transportasi dan perkembangan penggunaan lahan
lainnya. Berdasarkan hal tersebut, maka perlu adanya pembagian jenis-jenis industri
berdasarkan sifatnya san jenis kegiatannya. Secara umum, pengembangan industri
menengah dan besar dengan prinsip berimbang dapat diarahkan pada kawasan-kawasan
industri yang sudah terbentuk saat ini yaitu Kecamatan Ngoro-Jetis dan Mojoanyar
Secara umum, pola pengembangan kawasan agro industri terkonsentrasi di
wilayah selatan Kabupaten Mojokerto yaitu di Kecamatan Dlangu, Gondang dan Pacet
dimana potensi perkebunan mendominasi pemanfaatan lahannya. Disamping itu terdapat
sebaran industri di Kecamatan Pungging, Dlanggu, Bangsal, Mojosari, Trowulan, Jetis dan
Ngoro. Unutk lebih jelasnya pembagian kawasan yang memliki prospek pengembangan
kawasan industri di wlayah Kabupaten Mojokerto
c.

Kawasan Pertanian dan Perkebunan

Perkembangan kawasan pertanian dan perekebunan terkait erat dengan


perkembangan kawasan lainnya, dimana pada satu sisi perkembangan kawasan pertanian
dan perkebunan dapat berbanding terbalik dengan perkembangan kawasan non pertanian,
atau dengan kata lain, perkembangan kawasan lainnya cenderung mengkonversi lahan
khususnya pertanian. Untuk itu, perlu adanya ketegasan terhadap alokasi dan
strategi/usaha perimbangan input yang dihasilkan oleh berbagai sektor. Suatu hal yang
nampak nyata, bahwa sektor industri cenderung membeli nilai penghasilan lebih tinggi dari
pertanian dan perkebunan. Namun demikian, faktor-faktor lainnya terutama keseimbangan
antara bahan baku dan permintaan serta optimalisasi potensi yang dimiliki perlu diusahakan
dalam perspektif keseimbangan lingkungan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 20

Berdasarkan berbagai pertimbangan wilayah, perkembangan pertanian dan


perkebunan dapat dikembangkan melalui cara langsung dan tidak langsung atau sebagai
akibat ikutan dari perkembangan kegiatan lainnya. Hal tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut :
Pengembangan sektor pertanian dan perkebunan sebagai fokus utama diharapkan
mendudukkan Mojokerto beserta kawasan penghasilnya sebagai suplier untuk memicu
perkembangan sektor lainnya terutama sektor industri pengolahan makanan, minuman
dan kegiatan-kegiatan lainnya yang memanfaatkan hasil pertanian dan perkebunan
tersebut.
Laju perkembangan kegiatan terbangun / non pertanian terutama pada kawasankawasan perkotaan dan kawasan cepat tumbuh sulit untuk dibendung serta
mengancam berkurangnya ketersediaan lahan pertanian. Kenyataan ini harus
diakomodasi dalam keterkaitannya dengan pengembangan kawasan lainnya,
sehingga pengembangan pertanian dan perkebunan mengarah pada kawasankawasan yang memang sudah ditegaskan peruntukannya. Hasmpirsetiap wilayah di
Kabupaten Mojokerto memiliki potensi kawasan pertanian dan perkebunan, konversi
terhadap kawasan-kawasan pertanian dan perkebunan diupayakan semonmal
mungkin dan ada upaya terhadap ntensfikasi lahan pertanian untuk tetap menjaga
produksi pangan diwilayah ini.
Di Kabupaten Mojokerto, kawasan yang dimaksud berpeluang untuk diarahkan
pada kawasan-kawasan di luar dari perkembangan perkotaan seperti pada bagian utara
maupun selatan wlayah Kabupaten Mopjokerto seperti pada Kecamatan Gondang, Jatrejo,
Pacet, Trawas, Pungging,Kutorejo, Dlangu, Trowulan, Kemlangi, Jetis dan Dawar Blondong.
Terkait dengan ketahanan pangan nasional dan mempertahankan stok regional
maupun nasional, diwlayah Kabupaten Mojokerto berpotensi darahakan kawasan pertanian
abadi dimana pemanfaatan lahan dkuhususkan untuk pengembangan kawasan pertanian
tanaman pangan. Beberapa wilayah DiKabupaten Mojokerto yang berpotensi darahkan
sebagai kawasan pertanian abadi adalah pada kawasan-kawasan bagian utara dan selatan
dmana terkat dengan kondisi morfologis kawasan sekitarnya. Kawasan inipun dapat
menjadi buffer untuk menjaga fungsi ekologis kawasan sektar terhadap perkembangan
kegiatan terbangun/perkotaan di wilayah Kabupaten Mojokerto. Adapun kawasan pertanian
abadi di wlayah Kabupaten Mojokerto diarahkan pada sebagian :

Bagian Utara : Kecamatan Dawarblondong, kemlangi, dan Jetis

Bagian Selatan : Kecamatan Ngoro, Pacet, Trawas, Gondang, Jatirejo,


Kutorejo, Pungging, Dlangu, dan Trowulan
d.

Kawasan Agropolitan

Selain ketahanan pangan yang terkait dengan kebijakan nasional Pemerintah


Kabupaten Mojokerto juga mendorong Kawasan Agropolitan sebagai salah agenda pada
sub bidang pertanian. Kebijakan Agropolitan di Kabupaten Mojokerto diarahkan di kawasan
pengembangan Agropolitan Kecamatan Pacet . Penetapan Kecamatan Pacet sebagai

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 21

kawasan agropolitan Sesuai dengan surat Bupati Mojokerto nomor : 050/3867/416/2002,


tertanggal 3 Desember 2002 perihal lokasi Kawasan Agropolitan yang menetapkan
Kecamatan Pacet sebagai lokasi Kawasan Agropolitan dari 20 desa yang ada dengan luas
wilayah Kecamatan Pacet 45.404 km2, terpilih 7 desa sebagai kawasan agropolitan di
Kecamatan Pacet.
e.

Kawasan Perikanan dan Peternakan

Kawasan perikanan pada dasarnya tersebar terkait erat dengan kondisi sumber
daya air. Pada wilayah Kabupaten Mopjokerto, persebaran kawasan perikanan
terkonsentrasi pada wilayah-wilayah tengah dengan luas paling besar berada pada
Kecamatan Dawarblondong, Kemlagi dan kecamatan-kecamatan lannya pada urutan
berikutnya. Luasan kawasan perikanan paling kecil terdapat pada Kecamatan Trawas,
Gedeg, Jatrejo dan Kutorejo. Jika memperhatikan karakter ketersediaan sumber daya alam,
maka kawasan perikanan sudah berkembang sesuai dengan potensi yang dimilikinya,
walaupun masih belum optimal terutama pada Kecamatan Dawarblondong.
Kegiatan perternakan di wilayah Kabupaten Mojokerto tersebar diseluruh wilayah
Kecamatan. Setiap kecamatan memilki komoditi unggulan dari kegiatan peternakan yang
ada di Kabupaten Mojokerto. Untuk ternak Unggas kawasan peternakan unggas terdapat di
Kecamatan Trawas, Pungging, Kutorejo dan Dawarblondong. Ternak kecil terdapat pada
Kecamatan Pungging, Mojosari, Puri, Sooko dan kemlagi dan untuk ternak besar terdapat
pada Kecamatan Jatirejo, Mojosari dan Gedeg. Adapun secara keseluruhan potensi
peternakan yang ada di Kabupaten Mojokerto adalah pada Kecamatan Pungging.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 22

Peta 2.3: Rencana pusat layanan Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 23

2.4.2. Rencana Pusat Layanan Kabupaten Mojokerto


Rencana struktur pemanfaatan ruang diwujudkan berdasarkan potensi sektoral,
penggunaan lahan, kebijakan persebaran penduduk, arahan pengembangan komponen
utama pembentuk ruang, serta arahan intensitas ruang. Rencana struktur ruang di
Kabupaten Mojokerto meliputi rencana struktur kegiatan, Sistem perwilayahan, rencana
sistem perkotaan dan perdesaan, rencana distribusi penduduk, rencana hirarki sarana dan
prasarana, dan rencana sistem pergerakan.
Struktur kegiatan utama Kabupaten Mojokerto meliputi :
a.

Industri

Kegiatan industri di Mojokerto direncanakan dan dikembangkan dengan skala


menengah hingga besar. Sehingga kegiatan dialokasikan dalam bentuk kawasan.
Sedangkan rencana industri kecil tetap dikembangkan dalam bentuk sentra atau lokasi dan
zona.
Jenis industri yang dikembangkan di Kabupaten Mojokerto meliputi :
Industri manufaktur non polutif
Industri polutif
Agro industri
Untuk Industri manufaktur dan industri kimia (polutif) dikembangkan dalam skala
menengah hingga besar. Kegiatan dikembangkan dalam bentuk kawasan dan industrial
estate. Kawasan industri yang telah berkembang saat ini tetap dipertahankan. Kawasan
industri diarahkan di Kecamatan Jetis, Kecamatan Ngoro dan Mojoanyar. Industri polutif
yang dapat dikembangkan di wilayah Kabupaten Mojokerto meliputi :
industri bahan kimia
industri bahan makanan
industri pupuk
Industri manufaktur non polutif yang ada di kabupaten Mojokerto dikembangkan
di Kecamatan Puri, Trowulan, Sooko dan Mojoanyar. indsutri manufaktur yang dapat
dikembangan antara lain sejenis dengan industri yang telah ada yaitu :
industri sepatu,
industri peralatan rumah tanga,
Industri Kerajinan Tangan
industri pakaian dll
Sedangkan agroindustri dikembangan dalam bentuk cluster industri. Cluster
agroindustri diarahkan di Kecamatan Gondang dan Pacet. Agro industri yang dikembangkan
meliputi :

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 24

industri pengolahan makanan dari hasil perkebunan dan pertanian. Sebagai


pusat konsumsi dan distribusi pada kawasan ini juga diarahkan terminal agrobisnis di
Kecamatan Gondang.
b.

Perdagangan dan Jasa

Pergerakan kegiatan perdagangan masih bertumpu dan dipengaruhi keberadaan


Kota Mojokerto yang lokasinya berada di tengah-tengah Kabupaten Mojokerto. Kegiatan
perdagangan berkembang pada kawasan perkotaan yang berdekatan dengan Kota
Mojokerto dan sekitar jalur utama. Seperti Kecamatan Sooko dan Mojosari. Arahan
pengembangan kawasan perdagangan utama di Kabupaten Mojokerto bertumpu pada
kawasan perkotaan di Kecamatan Sooko. Pada pusat kota di Kecamatan Sooko
dikembangkan kegiatan perdagangan skala pelayanan regional atau perdagangan grosir.
Di samping perdagangan berskala pelayanan regional atau perdagangan grosir,
kawasan pusat kota juga diarahkan bagi pusat perbelanjaan. Pengembangan kegiatan
perdagangan baru diarahkan ke bagian timur, ke arah Kota Mojokerto dan Kota Surabaya
yaitu di Kecamatan Mojosari, sebagai pusat koleksi dan penampungan hasil industri. Pada
kawasan Kota Kecamatan Mojosari dan Pungging arahkan untuk dijadikan kawasan
aglomerasi pengembangan perdagangan dan sekaligus sebagai pusat transportasi.
Pengembangan ini merupakan upaya menciptakan buffer ekonomi dan sekaligus memacu
pertumbuhan ekonomi daerah. Kawasan ini juga potensial untuk menjadi sentra
perdagangan yang strategis yang dapat diintegrasikan dalam sistem perdagangan lintas
kabupaten atau daerah.
Untuk Perkembangan kegiatan perdagangan hasil industri kecil, pertanian,
perkebunan, dan hasil hutan diarahkan pada Kecamatan Pacet. Pada Kecamatan Gondang
akan direncanakan pasar agribis/pasar induk hasil pertanian, perkebunan dan hasil hutan.
Pasar agribis dikembangkan bersinergi dengan kawasan agropolitan dan indutri. Pada
Kecamatan Trowulan dikembangkan pusat perdagangan hasil kerajinan dan industri kecil.
Sedangkan untuk pengembangan perdagangan lingkup lokal seperti pasar
tradisional akan dikembangkan pada setiap kecamatan.
c.

Pertanian

Rencana kawasan pertanian yang ada di Kabupaten Mojokerto terdiri dari


pertanian lahan basah, pertanian lahan kering dan pertanian tanaman tahunan/perkebunan.
Pertanian lahan basah dengan jenis tanaman pangan produksi terbesar terdapat di
Kecamatan Plungging, Kutorejo, Dlangu, Pacet, dan Gondang
Bagian wilayah Kecamatan Dlanggu dan Kutorejo diarahkan sebagai kawasan
pertanian lahan basah yang menjadi sentra bagi produksi pangan wilayah Kabupaten
Mojokerto dengan komoditas beras sebagai produk unggulannya. Potensi ini ditunjang
dengan masih luasnya lahan pertanian yang subur dan berigasi. Kawasan pertanian lahan

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 25

basah lainnya diarahkan di Kecamatan Dawarblandong dan sebagian wilayah Kecamatan


Kemlagi.
Penetapan lahan pertanian abadi untuk tanaman pangan yang ada di Kabupaten
Mojokerto diarahkan pada kawasan perdesaan di Kecamatan Ngoro, Plungging, Kutorejo,
Pacet, Dlangu, Puri, dan Gondang. Pengembangan kawasan pertanian dengan
meningkatkan prasarana irigasi.
Sedangkan untuk perkebunan tanaman tahunan yang ada di Kabupaten
Mojokerto terdapat di Kecamatan Dawarblandong, Kemlagi, Jatirejo,Gondang, Pacet dan
Trawas dengan jenis hasil perkebunan yaitu tebu, cengkeh, kakao, dan kopi.
Sedangkan Pengembangan sektor komoditi perkebunan yang ada di Kabupaten
Mojokerto dikembangkan di Kecamatan Jetis, Kecamatan Dawarblandong, Kecamatan
Kemlagi, Kecamatan Ngoro, Kecamatan jatrejo, dan Kecamatan Pacet dengan sektor
kegiatan tanaman komoditas perkebunan berupa Kacang mete, kelapa, pandan.
d.

Kehutanan dan Perkebunan

Kawasan hutan yang ada di Kabupaten Mojokerto termasuk dalam kawasan


hutan rakyat R.Soeryo dimana wilayah Kabupaten Mojokerto mempunyai luas kawasan
hutan seluas 14.000 ha, kawasan hutan ini wilayahnya berada pada wlayah selatan
Kabupaten Mojokerto yaitu Kecamatan Gondang, Pacet, Jatirejo dan Trawas, sebagian
wilayah hutan ini merupakan kawasan hutan produksi. Kawasan hutan produksi juga
terdapat di Kecamatan Dawarblandong dan Kemlagi. Hutan produksi di kabupaten
Mojokerto dari kurun tahun 2003-2006 mengalami penambahan jumlah luas kawasan
30,25% dari total luas hutan yang ada, dengan pertumbuhan 8 %, saat ini luas hutan
produksi 7.815 Ha.
Pada wilayah Kecamatan Pacet, Gondang, dan Jatirejo dikembangkan fungsi
kawasan hutan lindung, dan perkebunan. Sebagai kawasan lindung, pada bagian wilayah
ini sangat potensial ditujukan sebagai kawasan yang memberikan perlidungan terhadap
kawasan dibawahnya. Pada wilayah kecamatan Ngoro dan Trawas terdapat kawasan hutan
lindung dengan tingkat kemiringan lereng lebih dari 40% yang potensial menjadi kawasan
rawan bencana longsor. Sebaran kawasan hutan lindung lainnya terdapat di Kecamatan
Kemlagi dan Dawarblandong.
Rencana Kawasan hutan produtif yang ada di Kabupaten Mojokerto dikelola oleh
Perum Perhutani yang meliputi hutan jati dan hutan rimba. Hutan jati dibudidayakan untuk
diambil hasil hutan kayu sedangkan hutan rimba dibudidayakan untuk diambil hasil hutan
non kayu meliputi damar, rotan dan hasil hutan lainnya. Rencana pengembangan kawasan
hutan produksi adalah dengan tetap mempertahankan kawasan hutan produksi yang
terdapat di Kecamatan Gondang, Pacet, Jatirejo, trawas, Kemlagi dan Dawarblondong.
Pengembangan kawasan hutan produksi perlu diarahkan pada upaya tebang pilih dan
tebang tanam untuk menjaga keberlanjutan produksi hutan.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 26

Sebagai upaya pemanfaatan ruang dan sekaligus menjaga keseimbangan


keruangan, Kecamatan Pacet, Trawas, Gondang, dan Jatirejo diarahkan untuk menyandang
fungsi kawasan hutan lindung. Keseimbangan fungsi budidaya dan fungsi lindung menjadi
arah pengembangan struktur ruang pada kawasan ini.
e.

Pariwisata

Selain mengembangkan objek-objek wisata yang ada di Kabupaten Mojokerto,


rencana pengembangan kawasan wisata di wlayah Kabupaten Mojokerto adalah
menetapkan Kecamatan Trowulan sebagai kawasan wisata cagar budaya serta
pengembangan kawasan wisata agrowisata. Pengembangan taman wisata alam yang ada
di Kabupaten Mojokerto yaitu berupa taman wisata buah yang terdapat di kawasan
perkebunan yang terletak di Kecamatan Gondang dan Dlanggu. Agrowisata alam yang
terdapat di Kecamatan Pacet dan Trawas berupa : Mangga, Durian, sawo dan Manggis.
f.

Transportasi

Rencana pengembangan kegiatan transportasi regional di Kabupaten mojokerto


yang berkaitan dengan sistem pengangkutan terpusat di Kecamatan Mojoanyar, Plungging
dan Mojosari, dengan pengembangan yang ada yaitu terminal angkutan massal lingkup
regional dan stasiun kereta api serta terminal kargo.
Penyehatan Lingkungan Permukiman (PLP)
A.

Sub Sektor Air Limbah

Rencana pembangunan dan penyehatan lingkungan permukiman pada sub


bidang air limbah di utamakan pada kawasan perkotaan dan kawasan perdesaan
diantaranya :
Perbaikan sistem pematusan air limbah rumah tangga di Kawasan Perkotaan dan
Perdesaan Kecamatan Mojosari
Pembangunan MCK komunitas ditiap RT yang belum mempuanya MCK di Perkotaan
dan Perdesaan Kecamatan Ngoro
Penataan, perbaikan lingkungan sanitasi kawasan permukiman perkotaan Mojoanyar
tahun 2010 - 2014

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 27

B.

Sub Sektor Persampahan

Rencana pengembangan dan pembangunan persampahan di Kabupaten


Mojokerto akibat kurang sarana TPS dan TPA di masing-masing kawasan Perkotaan.
Adapun rencana pengembangan dan pembangunan persampahan meliputi :
Penyusunan Studi Peningkatan pengelolaan TPA sistem 3 R
Penambahan daya tampung TPA
Penambahan dan pengadaan peralatan operasional persampahan di masing-masing
kawasan perkotaan
C.

Sub Sektor Drainase

Pada rencana PLP pada sub bidang drainase terdapat pengembangan dan
pembangunan yang meliputi :
Studi Penyusunan Sistem Drainase di Perkotaan Mojosari, Perkotaan Sooko tahun
2010;
DED Sistem Drainase di Perkotaan Mojosari, Perkotaan Sooko thn 2010
Peningkatan kapasitas saluran drainase di kawasan perkotaan Kabupaten Mojokerto
2010 - 2014
Pemeliharaan sistem drainase di kawasan Perkotaan tahun 2010 - 2014
Pembangunan sistem jaringan drainase baru pada kawasan perkotaan dan perdesaan
Perbaikan kondisi saluran-saluran drainase pada kawasan perkotaan Tahun 2013
Pembangunan sistem jaringan drainase terpadu pada kawasan perkotaan di
pemukiman baru, kawasan industri
D.

Pengembangan Air Minum

Rencana pengembangan dan pembangunan distribusi air minum di Kabupaten


Mojokerto kepada masyarakat terdiri dari :

Pembangunan jaringan pipa air minum distribusi 330 mm


Pembangunan jaringan pipa air minum distribusi 200 mm
Pembangunan jaringan pipa air minum distribusi 150 mm
Pembangunan jaringan pipa air minum distribusi 100 mm
Pengadaan pipanisasi PDAM
Pembangunan jaringan air minum dari sumber mata air
Pengadaan perpipaan swadaya masyarakat dalam program WSLIC
Peningkatan pemeliharaan penyediaan air minum perdesaan
Penyediaan air minum dikawasan perdesaan rawan air
Kecamatan Dawar, Dlanggu, Godang, Kutorejo dan Ngoro

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 28

Peta 2.4: Rencana pola ruang Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 29

2.5.

Sosial dan Budaya


2.5.1. Fasilitas Pendidikan
Fasilitas pendidikan di Kabupaten Mojokerto menyebar merata di tiap kecamatan
terutama pada sekolah tingkat taman kanak-kanak hingga SLTP, MTs. Sedangkan SMU,
MA, SMK penyebarannya hanya terjadi pada kecamatan-kecamatan tertentu. Pada fasilitas
pendidikan perguruan tinggi terdapat di beberapa Kecamatan terutama pada Kecamatan
Sooko, Kecamatan Mojoanyar dan Kecamatan Mojosari.
Jumlah fasilitas pendidikan terbanyak berada di sekolah dasar berjumlah 506 unit
rata-rata sekolah dasar dalam perkecamatan memiliki 20 hingga 30 unit sekolah sedangkan
madrasah ibtidaiyah berjumlah 178 unit dengan rata-rata memiliki 6 hingga 10 unit
sekolah. Jumlah fasilitas pendidikan pada tingkat sekolah lanjutan pertama (SLTP) dan
sejenisnya memiliki jumlah 163 unit yang terdiri dari MTs sebanyak 65 unit dan SLTP
sebanyak 98 unit, dengan rata-rata sekolah per-kecamatan sebanyak 1 hingga 6 unit.
Fasilitas pendidikan pada lanjutan atas (SLTA) terdapat 3 jenis sekolah
diantaranya MA 35 unit, SMU sebanyak 34 unit dan SMK sebanyak 34 unit dengan rata-rata
perkecamatan memiliki 1 unit sekolah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.9.
Tabel 2.9: Fasilitas pendidikan yang tersedia di Kabupaten/Kota
Jumlah Sarana Pendidikan
Nama Kecamatan

Umum

Agama

SD

SLTP

SMA

SMK

MI

MTs

MA

Jatirejo

25

11

14

Gondang

23

Pacet

30

12

17

Trawas

19

Ngoro

35

11

16

Pungging

32

16

Kutorejo

30

14

15

Mojosari

36

13

12

13

29

Bangsal

26

12

Mojoanyar

22

Dlanggu

28

11

Puri

28

11

14

Trowulan

28

13

12

Sooko

20

16

21

Gedeg

30

10

14

Kemlagi

30

10

13

Jetis

36

12

18

Dawarblandong

33

11

14

Sumber : BPS dan Dinas Pendidikan Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 30

2.5.2. Penduduk Rumah Tangga Miskin di Kabupaten Mojokerto


Jumlah dan persebaran penduduk miskin di Kabupaten Mojokerto secara
proporsional memiliki prosentase 6,56%. Maka faktor kemiskinan di dalam ruang wilayah
dimana masyarakat mendiami cukup siginifikan, dikarenakan beberapa faktor kemiskinan
yang menjadi penghambat masyarakat untuk sejahtera diantaranya :
1.Faktor kemiskinan dikarenakan penciptaan sistem, dimana kemiskinan ini terjadi karena
jenjang status struktural kemiskinan dikarenakan obyek mata pencaharian terhambat.
Faktor ini lebih banyak dijumpai pada kantong kemiskinan di wilayah perdesaan
sebagian besar masyarakat bermata pencaharian buruh petani dan di perkotaan
sebagai buruh-buruh kasar dengan upah sekadarnya.
2.Faktor kemiskinan dikarenakan penciptaan kondisi alam, dimana kemiskinan
terkondisikan karena bentangan alam yang tidak mendukung atau sumber daya alam
kurang potensial di sektor pertanian dan sektor lainnya. Maka peluang dalam bekerja
terhambat dikarenakan faktor sumber daya alam.
Dari dua faktor tersebut, maka dominan kemiskinan di Kabupaten Mojokerto
berada pada kemiskinan struktural, dan perlua upaya dalam meningkatkan harkat dan
martabat bagi masyararakat miskin dengan program-pogram kemiskinan. Dengan jumlah
penduduk miskin mencapai 84.878 jiwa, maka angka kemiskinan bisa dalam kategori di
bawah garis kemiskinan yang ditetapkan secara nasional mencapai 30% dari jumlah
penduduk. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 2.10.
Tabel 2.10: Jumlah Penduduk Miskin Per Kecamatan
Nama Kecamatan
Jatirejo
Gondang
Pacet
Trawas
Ngoro
Pungging
Kutorejo
Mojosari
Bangsal
Mojoanyar
Dlanggu
Puri
Trowulan
Sooko
Gedeg
Kemlagi
Jetis
Dawarblandong

Jumlah Keluarga Miskin (KK)


8.595
4.547
5.347
3.762
9.236
6.705
6.944
5.635
4.782
3.775
6.082
6.582
7.236
5.367
4.775
6.563
5.642
5.524

Sumber : BPS Kabupaten Mojokerto dan TNP2K

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 31

2.5.3. Jumlah Rumah Tangga


Sedangkan jumlah rumah dari masing-masing kecamatan yang ada di Wilayah
Kabupaten Mojokerto dapat dilihat tabel 2.11. sebagai berikut :
Tabel 2.11: Jumlah Rumah Per Kecamatan

Nama Kecamatan

Jumlah Rumah

Jatirejo

13.514

Gondang

13.955

Pacet

18.955

Trawas

18.968

Ngoro

9.451

Pungging

24.361

Kutorejo

23.497

Mojosari

19.529

Bangsal

17.151

Mojoanyar

16.099

Dlanggu

14.918

Puri

22.230

Trowulan

23.317

Sooko

21.860

Gedeg

19.277

Kemlagi

18.087

Jetis

26.356

Dawarblandong

16.016

Sumber : Dinas Kependudukan dan catatan Sipil Kabupaten Mojokerto

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 32

2.6.

Kelembagaan Pemerintah Daerah


Gambar 2.1 Struktur Organisasi Pemerintah Daerah Kabupaten Mojokerto.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 33

Gambar 2.1a. Kelompok Kerja Sanitasi Kabupaten Mojokerto

KELOMPOK KERJA SANITASI KABUPATEN MOJOKERTO


PENANGGUNG
JAWAB
BUPATI
PENGARAH
WAKIL BUPATI
PEMBINA
SEKRETARIS
DAERAH
TIM KOORDINASI
KETUA :
KEPALA BAPPEDA
ANGGOTA :
KEPALA BLH
KEPALA BAPEMAS
KEPALA DINAS KESEHATAN
KEPALA DPU CKTR
DIREKTUR PERUSAHAAN DAERAH AIR
MINUM (PDAM)

TIM
PELAKSANA

TIM
SEKRETARIAT
STAF BIDANG
SOSBUD
STAF BIDANG
FISPRAS

KETUA :
KEPALA BIDANG SOSBUD BAPPEDA
ANGGOTA :
KABID FISPRAS BAPPEDA
KASUBID. PENDIDIKAN, PEMERINTAHAN DAN KESRA BAPPEDA
KASUBBID PERHUBUNGAN, PARIWISATA DAN TATA GUNA TANAH
BAPPEDA
KASUBID. PENINGKATAN PARTISIPASI MASYARAKAT BAPEMAS
KASUBBID PENGAIRAN DAN LINGKUNGAN HIDUP
KASI PENYEHATAN LINGKUNGAN DPU CKTR
KASI KONSERVASI DINAS KEHUTAN DAN PERKEBUNAN
KASUBID. PEMULIHAN KUALITAS LINGKUNGAN BLH
KASUBAG. UMUM DAN PERLENGKAPAN DINAS PENDIDIKAN
KASI PENYEHATAN LINGKUNGAN DINAS KESEHATAN
KASI PEMBANGUNAN DPU PENGAIRAN
KASUBID. PEMBINAAN INSTITUSI MASYARAKAT DAN KETAHANAN
KELUARGA BPPKB
KETUA TP PKK KABUPATEN MOJOKERTO
STKM MOJOKERTO
KABAG. UMUM PDAM
KELOMPOK USAHA AIR BERSIH SRIGADING
KELOMPOK USAHA AIR BERSIH SAJEN
KETUA LSM BAROMETER
UNSUR BAPPEDA

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 34

2.6.1. Sekretariat Daerah


Sesuai dengan Peraturan Daerah Kabupaten Mojokerto Nomor : 12 Tahun 2012
dan Peraturan Bupati Mojokerto Nomor 64 Tahun 2012 Sekretariat Daerah Kabupaten
Mojokerto mempunyai Tugas Pokok dan Fungsi sebagai berikut :
I. Tugas Pokok
Sekretariat Daerah mempunyai tugas dan kewajiban membantu Bupati dalam menyusun
kebijakan dan mengoordinasikan Dinas Daerah dan Lembaga Teknis Daerah.
II. Fungsi
Sekretariat Daerah mempunyai fungsi :
a. Penyusunan kebijakan pemerintahan daerah ;
b. Pengoordinasian pelaksanaan tugas dinas dan lembaga teknis daerah ;
c. Pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah ;
d. Pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah ;
e. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.
Sekretariat Daerah Kabupaten Mojokerto mempunyai susunan organisasi sebagai
berikut :
1. Sekretaris Daerah;
2. Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat;
3. Asisten Perekonomian dan Pembangunan;
4.

Asisten Administrasi Umum.

Sekretaris Daerah mempunyai tugas menyusun kebijakan, mengoordinasikan


kegiatan-kegiatan, pemantauan dan evaluasi pelaksanaan kebijakan pemerintahan daerah,
serta pembinaan administrasi dan aparatur pemerintahan daerah.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai tugas membantu
Sekretaris Daerah melaksanakan tugas mengkoordinasikan kebijakan, pengkajian,
perumusan, penyusunan petunjuk teknis, pembinaan, penelitian, monitorning, evaluasi dan
pelaporan di bidang pemerintahan, kesejahteraan rakyat serta hubungan masyarakat dan
protokol.
Asisten Pemerintahan dan Kesejahteraan Rakyat mempunyai fungsi :
a.

b.
c.
d.

Perumusan, pengkajian bahan kebijakan, program petunjuk teknis serta memonitor


penyelenggaraan di bidang pemerintahan, kesejahteraan rakyat serta hubungan
masyarakat dan protokol;
Pelaksanaan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang
pemerintahan, kesejahteraan rakyat serta hubungan masyarakat dan protokol;
Penyusunan bahan kebijakan penyelenggaraan kewenangan otonomi daerah di
bidang pemerintahan, kesejahteraan rakyat serta hubungan masyarakat dan protokol;
Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan;

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 35

e.

Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah sesuai
bidang tugasnya.

Asisten Perekonomian dan Pembangunan


Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai tugas membantu
Sekretaris Daerah melaksanakan tugas dalam mengkoordinasikan kebijakan, pengkajian,
perumusan, penyusunan petunjuk teknis, pembinaan, penelitian, memonitoring, evaluasi
dan pelaporan meliputi pembangunan, pengolahan data elektronik dan perekonomian.
Asisten Perekonomian dan Pembangunan mempunyai fungsi :
a. Perumusan pengkajian bahan kebijakan program dan petunjuk teknis,
penyelenggaraan pemerintahan di bidang pembangunan, pengolahan data elektronik
dan perekonomian;
b. Pelaksanaan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan di bidang
pembangunan, pengolahan data elektronik dan perekonomian dengan instansi terkait
sesuai bidang tugasnya;
c. Penyusunan bahan kebijakan penyelenggaraan kewenangan otonomi daerah di
bidang pembangunan, pengolahan data elektronik dan perekonomian;
d. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan;
e. Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah sesuai
bidang tugasnya
Asisten Administrasi Umum
Asisten Administrasi Umum mempunyai tugas membantu Sekretaris Daerah
melaksanakan tugas mengkoordinasikan kebijakan, pengkajian, perumusan, penyusunan
petunjuk teknis, pembinaan, penelitian, monitoring, evaluasi dan pelaporan di bidang
hukum, keuangan, organisasi dan umum.
Asisten Administrasi Umum mempunyai fungsi :
a. Perumusan, pengkajian bahan kebijakan program, petunjuk teknis, memonitor serta
mengevaluasi penyelenggaraan pemerintahan di bidang hukum, keuangan, organisasi
dan umum;
b. Pelaksanaan koordinasi dalam penyelenggaraan pemerintahan dengan instansi
terkait;
c. Penyusunan bahan kebijakan pelaksanaan di bidang hukum, keuangan, organisasi
dan umum;
d. Pelaksanaan evaluasi dan penyusunan laporan;

e.

Pelaksanaan tugas-tugas kedinasan lain yang diberikan oleh Sekretaris Daerah sesuai
bidang tugasnya.

2.6.2. Badan Perencanaan Pembangunan Daerah (Bappeda)


I. Tugas Pokok

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 36

Badan Perencanaan Pembangunan Daerah merupakan unsur perencana


penyelenggaraan pemerintahan daerah mempunyai tugas melaksanakan penyusunan
dan pelaksanaan kebijakan daerah di bidang perencanaan pembangunan.
II.

Fungsi
Badan Perencanaan Pembangunan Daerah mempunyai fungsi :
a.
perumusan kebijakan teknis perencanaan;
b.
pengoordinasian penyusunan perencanaan pembangunan;
c.
pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perencanaan pembangunan;
d.
penelitian dan pengembangan;
e.
pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

2.6.3. Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah Kabupaten
Mojokerto
I.

Tugas Pokok
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai tugas
melaksanakan urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas
pembantuan di bidang pekerjaan umum cipta karya dan tata ruang daerah.

II.

Fungsi
Dinas Pekerjaan Umum Cipta Karya dan Tata Ruang Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang cipta karya dan tata ruang;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum bidang cipta karya
dan tata ruang;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang cipta karya dan tata ruang;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya

2.6.4. Dinas Pendapatan, Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah Kabupaten


Mojokerto
I.

Tugas Pokok
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah berdasarkan asas otonomi dan tugas pembantuan di
bidang pengelolaan keuangan dan aset.

II.

Fungsi
Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis bidang pengelolaan keuangan dan aset;
b. Pemberian dukungan atas penyelenggaraan pemerintahan daerah bidang
pengelolaan keuangan dan aset;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas bidang pengelolaan keuangan dan aset; dan
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 37

2.6.5. Dinas Kesehatan Daerah Kabupaten Mojokerto


I.

Tugas Pokok
Dinas Kesehatan Daerah mempunyai tugas melaksanakan urusan pemerintahan
daerah dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga daerah di bidang
Kesehatan.

II.

Fungsi
Dinas Kesehatan Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang kesehatan;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
kesehatan;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang kesehatan;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

2.6.6. Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah Kabupaten Mojokerto


I.

Tugas Pokok
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika mempunyai tugas melaksanakan
urusan pemerintahan daerah dalam melaksanakan sebagian urusan rumah tangga
daerah di bidang Perhubungan, Komunikasi dan Informatika

II.

Fungsi
Dinas Perhubungan, Komunikasi dan Informatika Daerah mempunyai fungsi :
a. Perumusan kebijakan teknis di bidang perhubungan, komunikasi dan informatika;
b. Penyelenggaraan urusan pemerintahan dan pelayanan umum di bidang
perhubungan, komunikasi dan informatika;
c. Pembinaan dan pelaksanaan tugas di bidang perhubungan, komunikasi dan
informatika;
d. Pelaksanaan tugas lain yang diberikan oleh Bupati sesuai dengan tugas dan
fungsinya.

Buku Putih Sanitasi Kabupaten Mojokerto 2012| II - 38

Você também pode gostar