Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
1. SISTEM BILANGAN
Semua sistem bilangan dibatasi oleh apa yang dinamakan Radik atau
Basis, yaitu notasi yang menunjukkan banyaknya angka atau digit suatu
bilangan tersebut. Misalnya sistem bilangan desimal adalah bilangan yang
mempunyai radik = 10.
1.1 Bilangan Desimal
Ada beberapa sistem bilangan yang kita kenal, antara lain yang sudah kita
kenal dan digunakan setiap hari adalah sistem bilangan desimal. Urutan
penulisan sistem bilangan ini adalah 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9.
Sehingga bilangan desimal disebut dengan bilangan yang mempunyai
bobot radik 10. Nilai suatu sistem bilangan desimal memiliki karakteristik
dimana besarnya nilai bilangan tersebut ditentukan oleh posisi atau
tempat bilangan tersebut berada. Sebagai contoh bilangan desimal 369,
bilangan ini memiliki bobot nilai yang berbeda. Bilangan 9 menunjukkan
satuan (100), angka 6 memiliki bobot nilai (10 1) dan angka 3 menunjukkan
bobot nilai ratusan (102). Cara penulisan bilangan desimal yang memiliki
radik atau basis 10 dapat dinyatakan seperti berikut:
(369)10
300 60 9
(369)10
3 x 10 2
6 x 101
9 x 10 0
X3 B3
X2 B2
X 1 B1
(N)B
X3 B
X2 . B
X1 . B
X0 B0
X0
(3.1)
(3.2)
Contoh:
Penulisan dengan menggunakan persamaan (3.1)
(N)B
X3 B3
X2 B2
X1 B1
X0 B0
First | Semester
X3 B
(N)B
4 . 10
X2 . B
X1 . B
5 .10
X0
6 . 10
Pencacah Biner
23
22
21
20
10
11
12
13
14
15
First | Semester
24
23
22
21
20
Nilai
16
Biner
Desimal
16
Hasil
17
Oleh karena bilangan biner yang memiliki bobot hanya kolom paling kiri
dan kolom paling kanan, sehingga hasil konversi ke desimal adalah
sebesar 16 + 1 = 17.
Tabel 3.3 Konversi Biner ke desimal
Pangkat
23
22
21
20
1/21
1/22
1/23
Nilai
0,5
0,25
0,125
Biner
Desimal
0,5
0,125
Hasil
10,625
First | Semester
83(10) = 0 1 0 1 0 0 1 1(2) .
First | Semester
First | Semester
Hitungan heksadesimal pada nilai yang lebih tinggi adalah 38,39. 3A,
3B, 3C, 3D, 3E, 3F, 40,41...
.........6F8,6F9,6FA, 6FB,6FC,6FD,6FE,6FF, 700.
Tabel 3.7 memperlihatkan pencacahan sistem bilangan desimal, biner dan
heksadesimal. Terlihat jelas bahwa ekivalen-ekivalen heksadesimal
First | Semester
menunjukkan
banyaknya
digit
bilangan
heksadesimal
Pangkat
162
161
160
Nilai-Tempat
256-an
16-an
1-an
II
Heksadesimal
256 x 2 =
16 x 11 =
1x6= 6
512
176
III
Desimal
IV
First | Semester
Pangkat
162
161
160
Nilai-Tempat
256-an
16-an
1-an
II
Heksadesimal
256 x
16 x 3
1 x 15
0,625 x
10 =
= 48
= 15
12 =
III
Desimal
IV
1/16 1
0,625
2560
0,75
First | Semester
(2)
bilangan
maka
biner
ke
heksadesimal
bilangan
biner
(10)
= FA
(2)
= FA
(16)
(16)
Kemudian
masing-masing
kelompok
bilangan
biner
First | Semester
heksa
desimal
atau
oktal.
Misalkan
bilangan
First | Semester
biner
83
82
81
80
8-1
8-3
8-3
8-4
8-5
= 2 x 82 + 2 x 81+ 6 x 80
= 2x64 + 2 x 8 + 6x1
= 128 + 16 + 6 =15010
1.4.2 Konversi B ilangan Desimal ke Bilangan Oktal
Bilangan desimal bisa dikonversikan ke dalam bilangan oktal dengan cara
yang sama dengan sistem pembagian yang dterapkan pada konversi
desimal ke biner, tetapi dengan faktor pembagi 8.
Contoh : Bilangan 26610 dikonversikan ke bilangan oktal :
Tabel 3.12 Konversi Desimal ke Oktal
First | Semester
Ekivalen
000
001 010
7
111
Biner
Dengan demikiankita bisa mengkonversikan bilangan oktal ke biner
adalah dengan mengkonversikan masing-masing bit bilangan oktal ke
dalam masing-masing 3 bit biner.
Contoh : bilangan oktal 4728dikonversikan kebilangan biner :
bilangan
biner
ke
bilangan
oktal
adalah
dengan
First | Semester
Konversi Pecahan
Sistem konversi pecahan bilangan biner, heksa desimal dan oktal me miliki
cara yang berbeda dengan bilangan integer. Cara konversi bilangan
tersebut dijelaskan pada uraian berikut.
1.5.1 Konversi Pecahan Desimal ke Biner
Konversi pecahan bilangan desimal ke biner
Hasilnya
adalah angka pecahan yang lebih besar daripada1 atau lebih kecil
daripada 1.Bila
Sebaliknya bila hasil perkalian < 1, maka catat sisa = 0. Kemudia kalikan
angka di belakang koma dengan 2, dan lakukan hal serupa. Maka akan
didapatkan sederetan angka pecahan seperti pada contoh di bawah.
Contoh :
Konversikan bilangan pecahan desimal 0,293 10 ke dalam bilengan pecahan
biner.
Jawab:
First | Semester
4 x 81 7 x 8 0
83
192
32 7
512
231
512
0,45110
0 x 2 2 1 x 21 1 x 20
24
8 0 2 1 11
16
16
0,687 10
Bila akan
First | Semester
C .
C ]16
. 3
2 ]8
sisa 9
Maka 1945 10 = [
]16
First | Semester
0657,38
Negatip -N 7657,38
1.6.2 Diminished radix (DR)
Pada model diminished radix, bila jumlah angka pada di depan koma
adalah m dan jumlah angka di belakang koma adalah k serta R adalah
radix , maka bilangan komplemen bisa dicari dengan persamaan 3.3
seperti di bawah :
XXXX , XXX
m
- N (R) Rm
(N) R
k
(3.3)
(0,1) Rk
Contoh 1:
N=0187,58710
4
N (10) 10
(0817,587)
10
3
(0,1) 10
9812,416 10
Contoh 2 :
N = 01101,010112
-N = 100000 - 01101,01011- 0,00001=10010,10100
Maka -N = 10010,101002
First | Semester
- N (R) Rm (N) R
Contoh:
N = 7654,37210
4
-N = (10) 10
- (7654,372) 10
komputer
dan
alat
komunikasi
mesin hitung
handphone
yang
menghubungkan
perhitungan langsung
perhitungan
logika
yang dimengerti
perangkat
digital
dan
First | Semester
0011
0101
0010
First | Semester
0110
1001
0101
0011
0101
0010
0111
0001
0000
1000
0101
0101
0101
Desimal ke biner
First | Semester
adalah identik dengan tegangan 5 Volt atau logika 1, sedang level low
identik dengan tegangan 0 Volt atau logika 0. Untuk sistem digital
yang menggunakan C-MOS level yang digunakan adalah level tegangan
15 Volt dan 0 Volt
First | Semester
Analog
digital
First | Semester
2.
3.
4.
5.
6.
7.
First | Semester
9.
10.
heksa!
a. 0.30110
b. 0.821310
c. 0.02210
11.
12.
13.
14.
First | Semester
2. GERBANG DASAR
2.1 Gerbang AND
Gerbang dasar AND adalah ekivalen dengan dua buah saklar terbuka yang
terpasang seri seperti terlihat pada gambar3.2 di bawah.
standar USA
(3.5)
First | Semester
Q=f(A,B)
First | Semester
(3.6)
Tabel 3.16 Tabel kebenaran OR
B
Q=f(A,B)
First | Semester
(3.7)
Tabel 3.17 Tabel kebenaran NOT
First | Semester
Q=A
(3.8)
Rangkaian logik :
First | Semester
B)(A
B)
Persamaan :
f(A, B)
(3.9)
( AB ) (AB)
First | Semester
A
RL
A
Q
RL
B
0v
0V
Lepas
Lepas
0V
5V
Lepas
Tekan
5V
0V
Tekan
Lepas
5V
5V
Tekan
Tekan
A
t
A
&
t
Q
t
First | Semester
Q
A
Q
RL
0V
0V
Lepas
0V
5V
5V
5V
Lepas
Lepas
Lepas
Lepas
Tekan
Lepas
Tekan
0V
Tekan
Lepas
Tekan
Lepas
5V
Tekan
Tekan
Tekan
Tekan
A
t
A
B
t
Q
t
First | Semester
A
Q
0V
Lepas
Lepas
0V
Tekan
Tekan
A
A
Q
Q
0
1
First | Semester
&
&
First | Semester
&
3. GERBANG KOMBINASIONAL
Gerbang kombinasional adalah gerbang yang dibentuk oleh lebih dari satu
gerbang dasar.
3.1 Gerbang NAND
Gerbang dasar NAND adalah ekivalen dengan dua buah saklar terbuka
yang terpasang seri. Akan terjadi keluaran Q=1 hanya bila A=0 dan
B=0. Gerbang NAND sama dengan gerbang AND dipasang seri dengan
gerbang NOT. Rangkaian listrik :
(3.10)
First | Semester
First | Semester
(3.11)
AB AB
(3.12)
First | Semester
masukan-masukannya
First | Semester
(3.13)
First | Semester
First | Semester
First | Semester
4. ALJABAR BOOLE
Untuk
tentunya
dibutuhkan
tersebut
di
adalah cara
meyelesaikan
x+0= x
(3.14)
x .1= x
(3,15)
x + x = 1
(3.16)
x . x = 0
(3.17)
x+ x= x
(3.18)
x.x =x
(3.19)
x+1= 1
(3.20)
x .0= 0
(3.21)
Theorems 3, involution
(x) = x
(3.22)
Postulate 3 Commutative
x+y = y+x
(3.23)
x.y = x.y
(3.24)
x+(y+z)=(x+y)+z
(3.25)
x(yz) = (xy)z
(3.26)
x(y+z) = xy + xz
(3.27)
x+yz = (x+y)(x+z)
(3.28)
(x+y) = xy
(3.29)
(x.y) = x+y
(3.30)
x+xy = x
(3.31)
x (x+y) = x
(3.32)
Postulate 5
Theorems 1
Theorems 2
Theorems 4 Associative
Postulate 4 Distributive
Theorems 5 De Morgan
Theorems 6 Absorption
First | Semester
Contoh soal 1:
Dengan menggunakan Karnaugh map, tentukan persamaan dari data
keluaran yang ada pada tabel kebenaran berikut :
Tabel 3.25 Tabel kebenaran contoh 1
First | Semester
Persamaan Q = B
Contoh lain : bila diketahui data-data seperti pada tabel 3.28, tuliskan
persamaan rangkaian tersebut.
Tabel 3.28 Tabel kebenaran contoh 4
Persamaan adalah Q = A
First | Semester
ABC
First | Semester
First | Semester
First | Semester
Karnaugh map yang memiliki empat buah masukan dan satu buah
keluaran adalah seperti pada tabel 3.35 di atas.
Karnaugh Map
First | Semester
First | Semester
First | Semester
First | Semester
= C.E B E
c. 2 variabel
b. 4 variabel
d. 5 variabel
b.
c.
First | Semester
: Buatlah fungsi
logika (aljabar
B A
b. D C B A
0 0
0 0
0 0 0 0
0 0
0 1
0 0 0 1
0 0
1 0
0 0 1 0
0 0
1 1
0 0 1 1
0 1
0 0
0 1 0 0
0 1
0 1
0 1 0 1
0 1
1 0
0 1 1 0
0 1
1 1
0 1 1 1
1 0
0 0
1 0 0 0
1 0
0 1
1 0 0 1
1 0
1 0
1 0 1 0
1 0
1 1
1 0 1 1
1 1
0 0
1 1 0 0
1 1
0 1
1 1 0 1
1 1
1 0
1 1 1 0
1 1
1 1
1 1 1 1
First | Semester
5.1 Dekoder
Rangkaian dekoder diperlukan untuk membangun sebuah rangkaian
digital yang memiliki multi masukan multi keluaran (MIMO). Rangkaian
decoder adalah
sebuah
black
box
yang
belum diketahui
bentuk
persamaan-persamaan
keluarannya.
Dari
persamaan-
enable, yang
X0
A0
A1
A2
A3
First | Semester
First | Semester
a0
a1
a2
a3
(3.33)
memperbaiki
sistem digital
serta
First | Semester
grey
enkoder grey
normal.
grey.
First | Semester
1. Buatlah
sebuah
rangkaian
Dekoder
dengan
software
simulasi
(EWB/livewire dll)
2. Buatlah sebuah rangkaian Multiplexer dengan software simulasi
(EWB/livewire dll)
3. Buatlah rangkuman dari hasil coba simulasi rangkaian Dekoder dan
Multiplexer
First | Semester
6. Error Correcting
First | Semester
Karnaugh Map
X3
X2
X1
X0
First | Semester
(3.34)
Karnaugh Map
X2
X1
X0
(3.35)
First | Semester
Even Parity
b.
Odd Parity
Even Parity
d.
Odd Parity
First | Semester
7. HAMMING CODE
P1 bit ke 4 =1 I3
P1
I3
I2
I2
I0
(3,37)
I0
P2 bit ke 3 =1 I3
I1
I0
P1 I3
I2
I0
(3.38)
P2 I3
I1 I0
(3.39)
P4 bit ke 2 =1 I2
P4
I2
I1
I0
I1
I0
(3.40)
First | Semester
First | Semester
Kesalahan pada line 1102 = 6. Maka kesalahan terjadi pada line nomor 6.
First | Semester
First | Semester
8. RANGKAIAN SEKUENSIAL
First | Semester
X(t 1)
Y(t) R(t )
Y(t 1)
X(t)
S(t)
X(t 1)
X(t)
S(t) R(t )
X(t 1) R(t){X(t)
S(t)}
First | Semester
Bila
SC(t)}
X(t 1) RC(t){X(t)
SC(t)}
1)
S(t) R(t){X(t)}
First | Semester
A(t)
R(t)
A(t) B(t)
X(t 1) R(t){S(t)
Z(t)}
B(t)Z(t)
Syarat S.R 1
8.5 JK Flip-Flop
Pengembangan dari RS flip flop yang lain adalah JK flip flop. Rangkaian ini
memiliki masukan J dan K , kendali clock C dan keluaran X dan X .
8.6 D Flip-Flop
Data
flip-flop
(D-flip
register yang
berfungsi
First | Semester
First | Semester
masukan dari
keluaran
rangkaian sebelumnya
(tidak
First | Semester
First | Semester
flip-flop
sedngkan
keluarannya
First | Semester
b.
c.
d.
e.
JK Flip-Flop
f.
D Flip-Flop
g.
Toggle Flip-Flop
h.
i.
j.
k.
First | Semester