Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
TIARA AYU
PRATIWI
13-201
DEFINISI
Kelainan histologis yang khas
ditandai dengan peningkatan
jumlah sel / hiperplasia dari
sel stroma dan sel epitel
yang mengakibatkan
pembesaran kelenjar prostat
(IPD)
EPIDEMIOLOGI
-
8% 31- 40 thn
40-50% 50-60 thn
80% 80 thn
Banyak terjadi pd laki-laki
(IPD)
ETIOLOGI
- Belum diketahui
- Proses aging
- Namun terdapat 5 hipotesis terjadinya BPH
1.Teori dihidrotestosteron
2.Adanya ketidakseimbangan estrogentestosteron
3.Interaksi antara sel stroma sel epitel prostat
4.Berkurangnya kematian sel (apoptosis)
5.Teori stem sel
(dasarurologi)
Ketidakseimbangan estrogentestosteron
Pada usia lanjut terjadi perubahan
perbandingan antara hormon testosteron
dengan hormon estrogen
Fungsi estrogen :
Meningkatkan aktivitas sel prostat terhadap DHT
Peniingkatan jumlah RA
Menurunkan apoptosis dari sel2 prostat
PATOFISIOLOGI
GAMBARAN KLINIS
Pada umumnya, pasien BPH datang dengan gejala LUTS
- Gejala iritatif:
Nocturia Berkemih pada malam hari lebih dari 1x.
Frekuensi Sering berkemih.
Urgency Tergesa-gesa jika ingin berkemih.
Urge Incontinence Sulit menahan keinginan berkemih.
- Gejala Obstruksi:
Low Stream Pancaran lemah saat berkemih.
Hesitancy Saat berkemih harus menunggu lama.
Residual urine Setelah selesai berkemih masih ada ada perasaan belum puas.
Straining Mengedan saat berkemih.
Intermittency Pancaran terputus-putus saat berkemih
DIAGNOSIS
1. ANAMNESIS
Keluhan miksi yang dirasakan dan
sudah berapa lama mengganggu
Riwayat penyakit lain dan penyakit
saluran urogenitalia ( cedera, infeksi
atau pembedahan )
Riwayat pengobatan (gol
antikolinergik)
2. PX FISIK
Regio suprapubik ada/tidak distensi
buli-buli ->retensi urin
Px Abdomen
- I : Warna sekita, edem?
- A: (kateterisasi) : vol cairan? N=
300-400ml warna?
- P: masa? Nyeri ketok cva? NT?
- P: Nyeri ketok?
RT : TSA, volume dan konsitensi
prostat, serta ada tidaknya nodul.
(kenyal, simetris, - nodul)
Not at
all
<1 time
in 5
< Than
half the
time
About
half the
time
> Than
half a
time
Almost
always
1.
Incomplete
emptying
2.
Frequency
3.
Intermittenc
y
4. Urgency
5. Weak
stream
6. Straining
None
1 Time
2 Time
3 Time
4 Time
5 or
more
times
7. Nocturia
Pleased
Mostly
Satisf
ed
Mixed(equally
satisfed and
not)
Mostly
dissatisf
ed
Unhap
py
Terrible
- SKORING KELUHAN
International prostate symptom score
(IPSS)
skor 0 7 : bergejala ringan
skor 8 19 : bergejala sedang
skor 20 35 : bergejala berat
dejong
DERAJAT
KETERANGAN
Penonjolan prostat,
batas atas mudah
diraba, sisa vol urin <50
ml
II
III
IV
PX PENUNJANG
1. LAB
. Darah
. Urinalisis:
-. Sedimen urin : lekosituria, hematuria
-. Kultur urin
. Faal ginjal
. PSA
3,5 ng/ml
50-59 thn
4,5 ng/ml
60-69 thn
6,5 ng/ml
70 thn
Pencitraan
Trans Abdominal Ultrasonography (TAUS)
3. Px residual urine
Ultrasonograf:
Dihitung dengan cara sederhana y/ menghitung
jumlah urin dibagi dengan lamanya miksi (ml/s)
Uroflometri:
Menyajikan gambaran grafk pancaran urine:
lama proses miksi, laju pancaran, waktu yg
diperlukan untuk mencapai pancaran max,
rerata pancaran, vol urine yg dikemihkan
Urodinamika:
Menilai tekanan otot detrusor dan otot lain yg
berperan dlm proses miksi
Uroflowmetri
DIAGNOSIS BANDING
CA prostat
Striktur uretra
Batu vesika urinaria
Neurogenic blader
ISK
TUJUAN TERAPI
Tatalaksana
Medikamentosa
Alpha-1 blockers: merelaksasikan otot
polos
Subtipe
bladder
Subtipe
Subtipe
Phytoteraphy
Terapi menggunakan tanaman atau
ekstrak tanaman.
Ekstrak Serenoa repens (320 mg/day)
Akar Echinacea purpurea dan Hypoxis
rooperi
Minimally invasive
Laser therapy
High-intensity focused ultrasound
Intraurethral Stents
Minimally invasive
Laser therapy
High-intensity focused ultrasound
Intraurethral Stents
Komplikasi BPH
PROGNOSIS
Secara umum baik jk dikelola dengan
medikamentosa maupun
pembedahan. BPH yg tidak diobati
dapat memicu timbulnya infeksi
saluran kemih, batu vesika urinaria,
gagal ginjal.