Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
I. Sabun
Sabun dihasilkan dari proses saponifikasi, yaitu hidrolisis lemak menjadi
asam lemak dan gliserol dalam NaOH (minyak dipanaskan dengan NaOH) sampai
terhidolisis sempurna. Asam lemak yang berikatan dengan natrium ini dinamakan
sabun (Ketaren, 1996). Sabun termasuk salah satu jenis surfaktan yang terbuat
dari minyak atau lemak alami. Surfaktan mempunyai struktur bipolar, bagian
kepala bersifat hidrofilik dan bagian ekor bersifat hidrofobik. Karena sifat inilah
sabun mampu mengangkat kotoran (biasanya lemak) dari badan atau
pakaian. (Permono, 2001).
II.
Fungsi Sabun
Fungsi sabun dalam anekaragam cara adalah sebagai bahan pembersih. Sabun
Lina Isnawati/13-1033/THP-C/Kel.5
zat warna karotenoid sehingga jika akan digunakan sebagai bahan baku
pembuatan sabun harus dipucatkan terlebih dahulu. Sabun yang terbuat dari
100% minyak kelapa sawit akan bersifat keras dan sulit berbusa. Maka dari
itu, jika akan digunakan sebagai bahan baku pembuatan sabun, minyak
kelapa sawit harus dicampur dengan bahan lainnya (Rohman, 2009).
3. Palm Kernel Oil (minyak inti kelapa sawit)
Minyak inti kelapa sawit diperoleh dari biji kelapa sawit. Minyak inti
sawit memiliki kandungan asam lemak yang mirip dengan minyak kelapa
sehingga dapat digunakan sebagai pengganti minyak kelapa. Minyak inti
sawit memiliki kandungan asam lemak tak jenuh lebih tinggi dan asam
IV.
lemak rantai pendek lebih rendah daripada minyak kelapa (Rohman, 2009).
Sabun Teknologi Pembuatan Sabun
Sabun dibuat dengan dua cara yaitu proses saponifikasi dan proses netralisasi
alkali
yang
murah
dan
dapat
Lina Isnawati/13-1033/THP-C/Kel.5
I. Lotion
Losionmerupakan salah satu bentuk emulsi, didefinisikan sebagai campuran
dari dua fasa (fasaminyak dan fasa air) yang tidak dapat bercampur,
yang
distabilkan dengan sistem emulsi dan jika ditempatkan pada suhu ruang,
berbentuk cairan yang dapat dituang (Schmitt, 1996). Lotion merupakan suatu
sistem emulsi, maka dalam proses pembuatannya digunakan emulsifier. Sekitar
2% dari bahan penyusun losion dan krim merupakan emulsifier (Balsam et al.
1972). Emulsifier yang sering digunakan dalam pembuatan losion dan krim antara
lain ester sulfat, N (stearyl colamino formylmethyl) pyridium chloride, alkyl
dimethyl benzyl ammonium chloride, cetyl pyridinium chloride, trietanolamin,
cocamido-propyl betaine, polyoxyethylene fatty alcohol ethers, sorbitan fatty acid
esters, potassium stearat, dan amonium stearat (Balsam et al. 1972).
II. Fungsi Lotion
Lotion digunakan untuk mempertahankan kelembaban kulit, melembutkan
kulit, mencegah kehilangan air, membersihkan kulit dan mempertahankan bahan
aktif, pelarut, pewangi, dan pengawet (Schmitt, 1996). Fungsi utama skin
lotionuntuk perawatan kulit adalah sebagai pelembut (emollient). Hasil akhir yang
diperoleh tergantung dari daya campur bahan baku dengan bahan lainnya untuk
mendapatkan kelembaban, kelembutan dan perlindungan dari kekeringan. Bahanbahan yang berfungsi sebagai pelembut adalah mineral oil, ester isopropil, alkohol
alifatik, turunan lanolin, alkohol dan trigliserida serta asam lemak. Sedangkan
bahan pelembab diantaranya adalah gliseril, propilen glikol, dan sorbitol dengan
kisaran penggunaan pelembut dan pelembab masing-masing 0,5 % - 15 %.
III.
adalah stearil alkohol etoksilat yang dapat dibuat dari reaksi etoksilasi
alkohol. Pembuatan stearil alkohol etoksilat sebagai emulsifiertelah dilakukan
oleh Yunilawati dkk (2010) dan secara umum memenuhi spesifikasi untuk
digunakan sebagai emulsifier pada kosmetik. Penggunaan stearil alkohol
etoksilat sebagai surfaktan emulsifier memiliki keunggulan dibanding produk
kelapa
sawit lainnya,
yaitu
bersifat
Lina Isnawati/13-1033/THP-C/Kel.5
excellent karena
tahan terhadap pH
sebagai
emollient (pelembut)
(OLenick 1990).
IV.
yang
digunakan
pada
pembentukan emulsi pada produk skin lotion sangat penting. Pada kebanyakan
emulsi kosmetika, 2 fase secara terpisah dipanaskan pada suhu yang sama,
kemudian fase yang satu dituangkan ke fase yang lainnya dan dipanaskan pada
temperatur yang sama dengan pengadukan. Pengadukan terus dilakukan sampai
emulsi dapat didinginkan pada suhu kamar.
Pada umumnya skin lotion disusun oleh komponen-komponen emulsifier
(pengemulsi), humektan, emolien, bahan aktif, dan air (Keithler, 1956).
Sedangkan menurut Barnett (1972), bahan penyusun skin lotionterdiri dari
astringent, antiseptik, alkohol, humektan, minyak, lemak, pengemulsi, surfaktan,
dan emolien.
Komponen bahan pengawet dan pewangi menurut Keithler (1956) juga
penting untuk ditambahkan tetapi harus stabil pada suhu, pencahayaan dan
kelembaban. Mitsui (1997), menambahkan skin lotion merupakan campuran dari
air, alkohol, emolien, humektan, bahan pengental, pengawet dan pewangi.
DAFTAR PUSTAKA
Lina Isnawati/13-1033/THP-C/Kel.5
mudah kering dan pecah-pecah. Penggunaan tabir surya dalam lip balm juga
mampu mencegah bibir kering dan pecah pecah, sehingga bibir akan terlindung
dari cahaya matahari (Keithler, 1956).
II. Fungsi Lipbalm
Fungsi lip balm adalah untuk membentuk lapisan baru di atas permukaan
kulit untuk melindungi bibir dan menjaga kelembaban bibir. Sebaiknya pilihlah
lip balm yang memiliki kadar pelembab tinggi, mengandung emollient dan
minyak alami. Apabila kita sering beraktifitas di luar rumah, pilihlah lip balm
yang mengandung tabir surya untuk melindungi bibir dari sinar ultraviolet
(Keithler, 1956).
III.
Formula Lipbalm
Sediaan kosmetika yang digunakan pada bibir yang dikemas dalam bentuk
setengah padat dan juga dalam bentuk batang padat (stick). Bahan utama yang
digunakan dalam pembuatan Lip Balm yaitu lilin, minyak dan lemak.
1. Lilin
Tekstur lipstik yang Anda rasakan saat mengoleskan lipstik pada bibir
seperti rasa licin, creamy maupun waxy tergantung dengan jenis dan kualitas
lilin/wax yang digunakan. Lipstik yang terbuat dari lilin yang lembut
dengan titik leleh yang rendah terbuat dari jojoba butter dan beeswax. Ciriciri lipstik ini umumnya cenderung creamy dan silky, tetapi mudah sekali
meleleh. Lipstik yang terbuat dari hard waxes cenderung memiliki tekstur
yang kaku tetapi terasa waxy dan rapuh saat digunakan pada bibir. Lilin ini
terbuat dari carnauba yang berasal dari daun Brazilian palm tree dan
ozokerite. Nah, kebanyakan lipstik yang ada menggunakan kombinasi lilin
yang keras dan lembut untuk menciptakan tekstur yang kokoh/kuat dengan
creamy feel (Balsam, 1972).
2. Minyak dalam pemilihan minyak yang akan digunakan dalam pembuatan lip
balm diperlukan perhatian khusus. Sebaiknya gunakanlah minyak alami atau
minyak organik (Balsam, 1972).
3. Lemak.
Lemak yang biasa digunakan adalah campuran lemak padat yang
berfungsi untuk membentuk lapisan film pada bibir, memberi tekstur yang
lembut, meningkatkan kekuatan lipstik, dan dapat mengurangi efek
Lina Isnawati/13-1033/THP-C/Kel.5
berkeringat dan pecah pada lipstik. Fungsinya yang lain dalam proses
pembuatan lipstik adalah sebagai pengikat dalam basis antara fase minyak
dan fase lilin dan sebagai bahan pendispersi untuk pigmen. Lemak padat
yang biasa digunakan dalam basis lipstik adalah lemak coklat, lanolin,
lesitin, minyak nabati terhidrogenasi dan lain-lain (Jellineck, 1976).
4. Bahan-bahan tambahan lainnya seperti pemberi aroma, pelembab,
antioksidan dan tabir surya (Balsam, 1972).
DAFTAR PUSTAKA
Keithler, W. M. R. 1956. The Formulation of Cosmetics and Cosmetics
Specialties. Drug and Cosmetic Industry, New York.
Balsam, M. S., S. D. Gerson, M. M. Reiger., E. Sagarin dan S. J. Striange. 1972.
Cosmetics Science and Technology. United States of America.
Jellinek, J. S. 1970. Formulation and Function of Cosmetics. John Willey and
Sons, New York.
Lina Isnawati/13-1033/THP-C/Kel.5