Você está na página 1de 15

Fitnah Istri Tak Perawan, Pria di Arab Saudi Dihukum Cambuk

Pengadilan Mekah menjatuhkan vonis 20 tahun cambuk kepada seorang pria. Atas dakwaan melontarkan
tuduhan palsu alias fitnah bahwa istrinya tak perawan saat malam pertama.
Seperti dikutip dari Voice of Russia, Selasa (31/12/2013), hukuman cambuk dijatuhkan karena terdakwa
tak bisa mengetengahkan bukti terkait tuduhannya itu.
Sang suami diduga menuding istrinya tak lagi perawan di depan ayah perempuan tersebut dan sejumlah
tetua di lingkungannya. Demikian dikabarkan situs Saudi, Al-Sharq.
Pria itu menuding pasangannya pernah menikah dan bercerai sebelumnya. Padahal, menurut dia, sesuai
perjanjian sang istri harus masih perawan pada saat pernikahan mereka.
"Mereka menipuku... Dia tidak perawan dan itu berarti ia pernah menikah sebelumnya," demikian tuduhan
si pria, seperti dimuat dokumen pengadilan, yang dilansir situs Emirates 24/7.
Sebaliknya, tak terima dengan tuduhan itu, sang istri dan ayahnya balas melapor ke pengadilan.
Pernikahan itu sendiri berlangsung setahun lalu. Pasangan itu bahkan sudah punya anak. Hakim
memutuskan orang itu berusaha untuk mencemarkan nama istrinya dan menjatuhkan hukuman 20
cambukan.
"Vonis hakim mendukung istri karena pihak suami gagal untuk menunjukkan bukti bukti ... terdakwa akan
dicambuk 20 kali di tempat umum." (Ein/Riz)

7 Pelaku Khalwat Dicambuk di Halaman Masjid Aceh

Pelaksanaan hukuman cambuk di Banda Aceh (Liputan6.com/Windy Phagta)


Liputan6.com, Banda Aceh - Pemerintahan Kota Banda Aceh melaksanakan hukuman cambuk terhadap
7 pelaku khalwat atau zina di halaman Masjid Al-Badar, Lampineung, Banda Aceh, Jumat (12/6/2015). Dari
7 terpidana hukuman cambuk itu, 4 di antarannya wanita dan 3 lainnya laki-laki.
Ketujuhnya mendapat hukuman cambuk setelah tertangkap melakukan hubungan suami istri tanpa ikatan
nikah atau berzina di beberapa tempat terpisah di Banda Aceh, pada April dan Mei 2015.
Salah satu terpidana, RZ (40), dicambuk 6 kali, setelah dipotong masa tahanan. Sementara terpidana
lainnya, FY dan pasangan laki-lakinya MA, masing-masing dihukum cambuk 4 kali setelah dipotong masa
tahanan. Selanjutnya FW dengan pasangan laki-lakinya bernama AS masing-masing dihukum 5 kali
cambuk.
Dua terpidana lainnya yakni ER dengan pasangan laki-lakinya M, masing-masing dicambuk 5 kali.
Sekretaris Daerah (Sekda) Kota Banda Aceh, Bahagia mengatakan, Pemerintah Kota Banda Aceh tetap
melaksanakan hukuman cambuk sesuai aturan syariat. Dan akan terus berkomitmen melaksanakan
hukuman cambuk tanpa tebang pilih. Termasuk pada para pejabat yang melanggar aturan di kota Madani
tersebut.
"Kalau memang Mahkamah Syariah sudah tetapkan, kita akan laksanakan. Siapapun yang terbukti akan
kita lakukan," kata Bahagia di Banda Aceh.
Terkait adanya 2 pejabat di Pemerintahan Kota Banda Aceh yang tertangkap sedang khalwat beberapa
tahun lalu, Bahagia mengatakan kasus tersebut masih dalam proses.
Kepala Kejaksaan Tinggi Kota Banda Aceh Husni Thamrin mengungkapkan, pihaknya belum menerima
berkas terkait 2 pejabat itu.
"Belum, belum ada berkas, kalau ada berkas akan langsung kami proses. Waktu untuk pemeriksaan
sekitar 14 hari, tapi kalau berkas belum masuk ya kita nggak bisa proses," ujar Husni.
Selama ini, pelaksanaan hukum cambuk yang diterapkan Pemerintahan Kota Banda Aceh dinilai tebang
pilih, di mana yang dieksekusi hanya kalangan bawah. Sementara kalangan atas lolos dari hukuman
cambuk. Namun Bahagia membantah hal tersebut. Dia menegaskan, pelaksanaan hukuman cambuk tidak
tebang pilih. (Sun/Mut)

Usai Melahirkan, Wanita Aceh Batal Dieksekusi Cambuk

Kejaksaan menjalankan eksekusi cambuk atas 18 orang terkait kasus mesum dan judi.
Liputan6.com, Banda Aceh - Kejaksaan Negeri Banda Aceh melaksanakan eksekusi cambuk kepada 18
orang warga Kota Banda Aceh di halaman Masjid Baitussalihin, Ulee Kareng, Banda Aceh. Ke-8 orang itu
terjerat kasus khalwat (mesum ) dan 10 orang kasus maisir (judi).
Dari 18 orang tersebut, salah satu terpidana cambuk, UH, tidak menjalani eksekusi karena baru saja
melahirkan. UH melanggar qanun Nomor 14 Tahun 2003 tentang khalwat dan mesum. Namun
pasangannya, R, dieksekusi 4 kali dicambuk.
"Yang bersangkutan tidak dicambuk dulu karena baru saja menjalani operasi melahirkan," ujar Kepala
Kejari Banda Aceh, Husni Thamrin, Jumat (18/9/2015).
Sementara itu, Y, seorang wanita yang turut dieksekusi cambuk, jatuh pingsan setelah menjalani 7 kali
cambuk. Eksekusi cambuk tersebut turut disaksikan ratusan masyakat serta pejabat intansi terkait.
(Hmb/Ali)

Ketahuan Berjudi, 16 Warga Pidie Aceh Dicambuk Depan Umum

Liputan6.com, Pidie - 16 warga Pidie, Aceh menjalani hukuman cambuk sesuai Syariat Islam. Mereka
melanggar qanun 13/2003 tentang Maisir (judi).
Keenambelas terhukum tersebut dicambuk di depan khalayak ramai. Berlangsung di halaman Masjid Al
Falah Kota Sigli, Kabupaten Pidie, Aceh, Rabu (29/10/2014) pagi.
Hukuman cambuk kali ini merupakan yang kedua kalinya digelar di Kabupaten Pidie selama tahun 2014,
sebelumnya pemerintahan Pidie juga telah melakukan eksekusi hukuman cambuk pada 5 September
tahun 2014 lalu, terhadap lima warga dalam kasus perjudian.
Kepala Satuan Polisi Pamong Praja dan Wilayatul Hisbah, Pidie Sabaruddin Hasan mengatakan, ke-16
warga tersebut menjalani hukuman cambuk antara 6 hingga 11 kali cambukan.
"Mereka ada yang main judi domino, dan ada juga yang togel," kata Sabaruddin yang dihubungi via
telepon, pada Rabu (29/10/2014) Siang.
Sabaruddin menambahkan, 16 warga terhukum tersebut merupakan warga dari sejumlah kecamatan di
Pidie. Usianya berkisar antara 20 tahun, dan paling tua 52 tahun.
Ke-16 terhukum tersebut ditangkap dalam waktu yang berbeda antara bulan Agustus dan awal bulan
September.
Prosesi hukum cambuk ini selain disaksikan oleh ratusan masyarakat umum juga turut dihadiri Bupati
Pidie, Wakil Bupati, pejabat terkait dan aparatur desa masing-masing terhukum cambuk. (Mut)

Main Judi Poker, 4 Warga Aceh Dihukum Cambuk

Liputan6.com, Aceh - Empat warga Kota Banda Aceh menjalani hukuman cambuk sesuai Syariat Islam
karena melanggar Qanun 7/2013 tentang Hukum Acara Jinayah junto Pasal 23 ayat (1) Qanun 13/2003
tentang Maisir (judi).
Keempat warga tersebut dicambuk didepan khalayak ramai yang berlangsung di halaman Masjid Agung Al
Makmut Lamprit, Banda Aceh usai salat Jumat (3/10/2014).
Empat terpidana ini divonis hukuman cambuk oleh Mahkamah Syar'iyah Banda. Masing-masing terpidana
dihukum tujuh kali cambuk dikurangi masa tahanan dua kali cambuk.
Dalam laporan sebelum prosesi cambuk berlangsung, jaksa penuntut umum menyebutkan, keempat orang
tersebut terbukti bersalah melanggar syariat Islam karena berjudi poker. Dari tangan mereka, satu set kartu
joker (sebanyak 54 lembar) dan uang tunai sebesar Rp 933 ribu disita.
Sementara itu, Walikota Banda Aceh Illiza Saaduddin Djamal meminta warga yang menonton untuk
menjadikan hukuman cambuk sebagai pelajaran dan peringatan bagi mereka untuk tidak berbuat judi dan
tindakan lainnya yang melanggar hukum syariah.
"Prosesi cambuk bukan untuk tontonan, namun sebagai renungan dan jalan tobat bagi mereka. Jangan
meolok-olok mereka karena belum tentu di mata Allah kita lebih baik dari mereka," ujar Illiza.
Illiza juga menyatakan, Pemkot Banda Aceh akan tetap komitmen menerapkan hukuman syariat Islam di
kota Banda Aceh. Pihaknya juga akan lebih gencar menegakkan syariat Islam.
"Dalam penegakan hukum ini sebenarnya kita tidak ingin menghukun seseorang, tapi ini perintah Allah dan
qanun, jadi kita lakukan sebenarnya sebagai bentuk kasih sayang," tambah Illiza.
Pemerintahan kota Banda Aceh Aceh, menurut Illiza, juga akan terus melakukan hukuman setiap ada
putusan dari Makamah Syariah.
Hukuman cambuk kali ini merupakan hukuman cambuk yang kesembilan kalinya dilangsungkan di kota
Banda Aceh sejak hukuman tersebut disahkan pada tahun 2003 yang lalu.

ISIS Rajam Sampai Tewas Pasangan Seks Pra-Nikah

MOSUL - Kelompok ISIS menghukum rajam pria dan wanita di Mosul, Irak, atas tuduhan melakukan
hubungan seksual sebelum menikah. Pasangan di Mosul itu dirajam (dilempari batu) hingga tewas.
Foto-foto hukuman rajam itu telah beredar secara online. Pasangan yang dirajam itu, ditutup matanya dan
diikat. Hukum rajam itu juga disaksikan banyak orang di sebuah jalan di Kota Mosul, Irak utara.
Laman Daily Mail, semalam (30/3/2015), melaporkan, pasangan tersebut diperkirakan berusia 20-an tahun.
Eksekutor hukum rajam adalah 12 militan Islamic of State Iraq and Syria (ISIS). Setelah dipastikan tewas,
pasangan itu ditinggalkan di jalanan dalam kondisi bersimbah darah.
Seorang pemilik toko di Mosul, Abu Mohammad al-Lahibi, memberikan keterangan terkait hukum rajam itu
kepada New York Times.Ada 12 militan ISIS yang berdiri di sana, yang memiliki tas yang penuh dengan
batu, dan mereka mulai melemparkan batu ke arah pasangan itu. Setelah lemparan batu ketiga, wanita itu
tewas, kata Lahibi.
Pria itu tewas beberapa saat kemudian, lanjut dia. Sebelum hukum rajam dilakukan, seorang militan ISIS
yang mengenakan syal kuning dan menutupi wajahnya membacakan dakwaan dengan menggunakan
pengeras suara.
ISIS menganggap hukum raja mini sebagai penerapan hukum syariah. Bulan lalu, ISIS juga menghukum
seorang pria di Suriah yang dituduh homoseksual. Pria itu ditutup matanya dan dilempar dari gedung
tinggi. Setelah jatuh, pria tersebut dirajam.

Raja Arab Saudi hukum pancung 28 petugas terkait tragedi Mina

LENSAINDONESIA.COM: Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman pancung kepada 28 petugas


keamanan yang bertanggungjawab atas terjadinya tragedi Mina yang menewaskan sedikitnya 717 jamaah
haji.
Para petugas itu akan dijatuhi hukuman mati pada hari ini, Jumat (25/9/2015), atas perintah Raja Salman.

Raja Salman memberikan perintah untuk memberikan daftar nama orang yang bertanggung jawab
mengatur kunjungan dan jamaah serta bertanggung jawab atas kematian jamaah. Dan, memerintahkan
memancung 28 orang hari ini, ucap salah seorang juru bicara pengafilan Syariat Arab Saudi, seperti
dilansir dari laporan kantor berita Lebanon Al Diyar, Jumat (25/9/2015).
Pengadilan Syariat memutuskan demikian, dan hukuman akan dilaksanakan di depan jamaah.
Meski belum ada keterangan resmi dari pihak kerajaan maupun otoritas setempat, namun pemberitaan ini
telah memicu beragam spekulasi.
Keputusan menghukum pancung 28 petugas Mina diduga diambil oleh Raja Salman terkait tuduhan yang
diterima putranya Pangeran Mohammad bin Salman al Saud yang dituduh sebagai penyebab tragedi yang
merenggut nyawa ratusan jamaah haji tersebut. Sehingga muncul lagi dugaan bahwa hukuman ini
dilakukan untuk menutupi kesalahan anggota keluarga kerajaan.
Beberapa pihak pun berspekulasi, para petugas itu menjadi korban ketidak adilan dan dijadikan sebagai
kambing hitam oleh pihak kerajaan atas insiden di Mina.@LI-13

Kisah Sri lolos dari hukum rajam di Saudi

Sindonews.com Bahagia tidak terkira dirasakan Sri Wahyuningsih binti Mispan Eli, 38. Musababnya,
tenaga kerja Indonesia (TKI) perempuan asal Donggala, Sulawesi Tengah itu telah terbebas dari hukuman
mati dengan cara dirajam (dilempar batu) di Arab Saudi.
Sri telah menjalani hukuman selama lebih sembilan tahun di Penjara Madinah, Arab Saudi. Hari ini
(6/2/2014), Sri bersama anaknya dijadwalkan meninggalkan Saudi dengan pesawat Garuda Indonesia GA
981. Dia akan tiba di Jakarta Jumat (7/2/2014) besok, pukul 09.10 WIB.
Didampingi pejabat Kementerian Luar Negeri Indonesia, Sri setibanya di Jakarta akan melanjutkan
perjalanan ke daerah asal di Donggala, Sulawesi Tengah untuk dipertemukan dengan keluarganya.
Wanita itu telah divonis hukuman mati dengan cara dirajam oleh Mahkamah Umum Madinah pada 28
Nopember 2005. Dia terbukti dan mengakui telah melakukan perbuatan zina dengan sesama pekerja
asing, warga negara Bangladesh. Akibat hubungan terlarang itu, dia hamil dan melahirkan seorang anak
perempuan bernama Aisyah, yang kini berusia sembilan tahun.
Kisah penyelamatan Sri dari hukuman rajam oleh Pemerintah Indonesia cukup dramatis. Dia yang nyaris
dirajam, mendadak dibatalkan setelah KJRI mengajukan permohonan Peninjauan Kembali (PK) perkara
tersebut kepada Raja Saudi.
Pada sidang PK yang dihadiri Tim KJRI dan Pengacara retainer KJRI, Khudran Al-Zahrani Law Firm di
Mahkamah Umum Madinah pada 15 April 2013, Majelis Hakim memutuskan untuk membatalkan vonis
hukuman rajam atas Sri. Hukuman rajam diganti dengan hukuman penjara selama sembilan tahun dan
cambukan sebanyak 500 kali dalam 10 tahapan.

Meskipun sudah dinyatakan bebas dari hukuman mati dan telah menjalani seluruh hukuman pengganti,
Sri harus menyelesaikan beberapa hal yang bersifat teknis administratif dan menunggu pembayaran sisa
gaji yang saat ini telah dibayarkan oleh pihak majikan, kata pihak KJRI Jeddah dalam keterangan
tertulisnya.

Hukum Qishos Perempuan Myanmar Di Mekkah

KabarMakkah.Com - Pemerintah Arab Saudi memenggal seorang perempuan asal Myanmar di Kota
Makkah.
Perempuan yang bernama lengkap Laila Bint Abdul Muttalib Basim itu dipenggal Senin lalu setelah diseret
di jalan oleh empat polisi, seperti dilansir koran the Independent, Jumat (16/1).
Dia dinyatakan bersalah atas pelecehan seksual dan membunuh anak tirinya berusia tujuh tahun.

Hukum Pancung Di Arab

Sebuah video memperlihatkan, sang algojo mengayunkan pedang untuk menyelesaikan tugasnya
sementara perempuan itu berteriak-teriak "saya tidak membunuh".
Pegiat hak asasi Muhammad al-Saidi mengatakan ada dua cara eksekusi buat memenggal orang di Saudi.
"Yang pertama, korban disuntik bius supaya tidak merasa sakit dan cara kedua tanpa disuntik," kata dia
kepada Middle East Eye.
"Perempuan ini dipenggal tanpa disuntik pereda rasa sakit. Mereka ingin perempuan itu merasakan sakit."
Kementerian Dalam Negeri Saudi mengatakan hukuman itu dilakukan karena perempuan itu sudah
berbuat kejahatan sadis.

Di tahun ini yang baru berjalan dua pekan, Saudi sudah memenggal dua pelaku kejahatan. Tahun lalu
eksekusi penggal meningkat menjadi 87 kasus dari tahun sebelumnya 78 kasus.

Kronologi TKI Satinah Dihukum Pancung

Jakarta (CiriCara.com) Kasus tenaga kerja Indonesia (TKI) bernama Satinah kembali menjadi isu
nasional. Seperti diketahui, Satinah yang bekerja menjadi TKW di Arab Saudi ini terancam hukuman
pancung karena didakwa telah membunuh majikannya.

Aksi penggalangan dana Save Satinah VIVAnews


Kasus Satinah tersebut pun sudah dibahas Presiden Susilo Bambang Yudhyono (SBY). Bahkan, SBY
harus menyurati Raja Saudi untuk ke sekian kalinya agar perempuan asal Semarang itu bisa bebas dari
hukuman pancung.
Pada tahun 2006, Satinah mengadu nasib sebagai TKW di Arab Saudi melalui penyalur TKI, PT Djasmin
Harapan Abadi. Dia ditempatkan di Provinsi Al Qassim untuk bekerja di keluarga Nura Al Gharib.
Namun, Satinah mengaku kerap disiksa oleh majikannya. Tidak tahan karena terus-terusan disiksa,
akhirnya pada 2007, Satinah melawan. Saat itu Satinah dan majikan perempuannya, Nura Al Gharib,
sedang berada di dapur.
Entah karena apa, Nura tiba-tiba saja membenturkan kepala Satinah ke tembok. Satinah pun
langsung melawan dengan memukulkan adonan roti ke tengkuk Nura sampai pingsan. Nura
akhirnya dinyatakan meninggal setelah sempat koma di rumah sakit.
Satinah langsung menyerahkan diri ke kantor polisi setempat dan mengakui perbuatannya. Satinah juga
dikenai pasal perampokan karena dituding telah melarikan uang milik majikannya, sebesar 37.970 riyal.

Satinah kemudian diadili pada 2009-2010, dia dijatuhi hukuman mati dengan dakwaan melakukan
pembunuhan berencana terhadap majikannya. Satinah awalnya dijadwalkan dihukum mati pada
Agustus 2011.
Pemerintah Indonesia kemudian meminta pihak Arab Saudi untuk ikut membujuk pihak keluarga Nura agar
mau memaafkan Satinah dengan diganti membayar uang darah (diyat) atau kompensasi dari hukuman
pancung.
Karena campur tangan pemerintah, Satinah pun sempat mendapat perpanjangan waktu hingga tiga kali,
yakni Desember 2011, Desember 2012, dan Juni 2013. Dan akhirnya, pihak keluarga Nura pun sepakat
pemancungan Satinah diganti pembayaran diyat.
Pihak keluarga Nura awalnya meminta diyat 15 juta riyal (Rp 45 miliar), kemudian turun jadi 10 juta
riyal (Rp 30 miliar), dan terakhir turun jadi 7 juta riyal (Rp 21 miliar). Tanggal 3 April 2014 nanti menjadi
batas waktu pembayaran diyat Satinah.
Pemerintah Indonesia menganggarkan Rp 12 miliar untuk Satinah. Karena butuh Rp 9 miliar lagi untuk
menebus Satinah, saat ini muncul sejumlah aksi untuk menggalang dana dengan hashtag Save Satinah.

LAKSANA HUDUD LELAKI DI POTONG TANGAN KERANA MENCURI DI SYRIA

Seorang pemuda telah di tangkap dan di jatuhi hukuman 'Hudud', iaitu di potong tangannya pada paras
pergelangan tangan, kerana kesalahan mencuri di Syria. Hukuman dilakukan di bandar utara Maskanah,
berhampiran Aleppo.

Pengadilan Saudi vonis potong tangan 2 pencuri domba

Sindonews.com - Sebuah pengadilan di Arab Saudi memerintahkan pemotongan tangan terhadap dua
orang yang dituduh mencuri domba. Hukuman itu merupakan penerapan dari hukum Syariah yang berlaku
di Saudi.
Vonis itu dijatuhkan hakim di pengadilan di Kota Bisha selatan Bisha. Dua terdakwa dinyatakan bersalah
telah mencuri beberapa ekor domba dari peternakan lokal.
Hakim ketua pengadilan memberikan kesempatan bagi terdakwa untuk mengajukan banding, tulis surat
kabar Sabq, Rabu (7/5/2014) mengutip bunyi putusan pengadilan. Vonis potong tangan itu dijatuhkan oleh
sebuah panel yang terdiri dari tiga hakim pengadilan.
Menurut putusan pengadilan, kedua terdakwa dihukum potong tangan, dengan ketentuan hanya sebatas
pergelangan tangan, bukan seluruh lengan.
Penerapan hukuman Syariah di negara-negara Timur Tengah selama ini disoroti para aktivis hak asasi
manusia. Kelompok Human Rights Watch (HRW) pernah mengecam praktik hukum Syariah di Iran dan
beberapa negara lain yang masih menerapkan hukum rajam, bagi seseorang yang melakukan perbuatan
asusila.

Nikahi Lelaki Pujaan Hati, Perempuan Ini Mati Dirajam

Lahore, Pakistan - Seorang perempuan berumur 25 tahun dirajam hingga tewas oleh keluarganya saat
berada di luar gedung pengadilan pada Selasa dalam "pembunuhan demi kehormatan", karena menikah
dengan lelaki yang dicintainya.
Farzana Iqbal tengah menunggu Pengadilan Tinggi di kota wilayah timur di Lahore itu dibuka ketika sekitar
selusin orang mulai melemparinya dengan batu bata, kata polisi, Umer Cheema.
Ayah korban, dua saudara lelaki dan mantan tunangannya termasuk diantara para penyerang itu, katanya.
Iqbal mengalami cidera parah di kepala dan dinyatakan tewas di rumah sakit, kata polisi.
Semua tersangka kecuali ayahnya, melarikan diri. Ia mengaku telah membunuh anak perempuannya, kata
Cheema, dan menjelaskan bahwa tindakannya tersebut adalah masalah kehormatan.
Reuters melaporkan banyak keluarga di Pakistan menganggap wanita yang menikahi lelaki pilihannya
sendiri telah menciderai kehormatan keluarga. Iqbal sudah bertunangan dengan sepupunya namun ia
menikahi lelaki lain, kata Cheema.
Keluarganya mengajukan kasus penculikan terhadap lelaki tersebut, namun Iqbal datang ke pengadilan
dan berargumentasi bahwa ia menikah atas kehendak sendiri, katanya.
Berdasar data kelompok HAM Pakistan, Yayasan Aurat, sekitar 1.000 perempuan Pakistan dibunuh setiap
tahun oleh keluarga mereka sendiri atas nama pembunuhan demi kehormatan. Data sebenarnya
kemungkinan jauh lebih tinggi karena Yayasan Aurat hanya mengumpulkan data dari berita di koran.
Pemerintah tidak mempunyai data statistik mengenai hal tersebut.
Beberapa pihak mengatakan hanya sedikit kasus sampai ke pengadilan, dan itupun dibutuhkan waktu
bertahun-tahun untuk disidangkan. Tidak ada seorangpun yang mencatat berapa banyak kasus yang
berhasil diputuskan.
Namun kasus yang berhasil divonis pun bisa berakhir dengan bebasnya si pelaku. Hukum di Pakistan
memungkinkan keluarga korban untuk mengampuni si pembunuh. Namun dalam kasus pembunuhan demi
kehormatan, sebagian besar pembunuh para wanita itu adalah keluarganya sendiri, kata Wasim Wagha
dari Yayasan Aurat.

Durhaka dan Pukuli Ibu Kandung, Pria Saudi Diganjar Hukum Cambuk

Gigi dibayar gigi. Seorang pria di Arab Saudi dijatuhi hukuman cambuk sebanyak 2.400 kali sampai giginya
tanggal. Ia di-qisash (dihukum setimpal) karena memukul ibunya sendiri sampai giginya copot.
Seperti Liputan6.com muat dari Dailymail, Jumat (21/2/2014), lelaki yang tak disebutkan namanya itu
mengakui perbuatannya dalam persidangan. Ia mengungkap telah memukul ibunya sampai gigi
perempuan yang telah melahirkannya itu tanggal.
Sang ibu kemudian harus dilarikan ke rumah sakit. Pria berusia 30 tahun itu kemudian dibekuk polisi dan
dijebloskan ke penjara untuk menjalani proses hukum.
Hakim Turki Al Qarni pada akhirnya menjatuhkan pria itu hukuman cambuk 2.400 kali dan penjara selama
5 tahun. Cambukan akan dilakukan pada lelaki itu sebanyak 40 kali, setiap 10 hari, sampai jumlahnya
mencapai 2.400 cambukan.
Proses eksekusi cambuk dilakukan di tengah pasar agar bisa ditonton banyak orang. Diperkirakan gigi
lelaki itu bakal tanggal setelah menerima hukuman cambuk sebanyak itu.
Hukuman cambuk tersebut diputuskan hakim Al Qarni atas dasar bahwa si lelaki dalam kondisi sehat fisik
dan mental, tidak pernah terkontaminasi narkoba dan alkohol.
Hukum cambuk juga didasarkan atas Alquran Surat Al-Baqarah Ayat 178-179 yang menyatakan, "Dan kami
tahbiskan kepada mereka: nyawa dibayar nyawa, mata dibayar mata, hidung dibayar hidung, gigi dibayar
gigi."
Dalam penerapannya, hukuman qishas berarti hukuman harus diputuskan setimpal dengan perbuatannya.
Jika seseorang membunuh, maka harus dihukum mati. Jika seseorang mencuri, maka harus dihukum
potong tangan. Qishash baru bisa dibatalkan setelah korban memaafkan pelaku dan membayar diyat atau
denda yang ditentukan.
Pria itu bukanlah orang pertama yang dihukum cambuk di Timur Tengah. Desember 2013, seorang lelaki di

Yaman dihukum cambuk 20 kali karena menuding istrinya yang baru dinikahkan itu tidak perawan. Setelah
dites, sang istri ternyata dinyatakan masih perawan saat malam pertama. (Riz/Ein)

Jual Diri di Twitter, Pria Saudi Dibui dan Dicambuk 450 Kali

Pria ini menawarkan diri ke pria lain. Polisi yang curiga memancingnya untuk bertemu. Setelah ditangkap
ternyata pria ini diketahui terlibat aktivitas gay.
Dream - Pengadilan Arab Saudi menjatuhkan hukuman tiga tahun kepada seorang pria yang didakwa
menjual diri kepada pria lain melalui Twitter. Tak hanya penjara, pria berusia 24 tahun itu juga dihukum
cambuk sebanyak 450 kali.
Menurut laman Emirates 24l7, Jumat 25 Juli 2014, pria ini dibekuk oleh petugas Komisi untuk Promosi
Kebijakan dan Pencegahan Kejahatan, semacam polisi Syariah Saudi. Polisi rupanya sudah memantau
aktivitas pria tersebut di Twitter.
Polisi yang curiga kemudian berpura-pura menjadi pelanggan dan melakukan transaksi. Pria itu kemudian
mengontak pria ini dan meminta untuk bertemu.
Pancingan itu rupanya berhasil. Pria yang tidak disebutkan namanya itu setuju untuk bertemu dengan
polisi yang menyamar sebagai pelanggan tersebut. Pertemuan dilakukan di rumah penjual diri itu.
"Ketika dia muncul, anggota Komisi sudah menunggunya. Mereka menangkap dia dan menemukan film di
telepon seelulernya yang menunjukkan bahwa pria ini terlibat kegiatan homoseksual," demikian laporan
media-media di Madinah. (Ism)

Você também pode gostar