Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
mengandung 28,2 mg besi dalam bentuk nonheme. Zat besi nonheme yang
tinggi
dalam
daun
kelor
dapat
ditingkatkan
absorpsinya
dengan
mengkonsumsi zat besi heme dan meat factor yang terdapat pada bahan
pangan hewani secara bersamaan.
empat kali lipat. Vitamin C dengan zat besi membentuk senyawa askorbat
besi kompleks yang larut dan mudah diabsorpsi, karena itu sayur-sayuran
segar dan buah-buahan yang banyak mengandung vitamin C baik
dikonsumsi untuk mencegah anemia. Hal ini mungkin disebabkan bukan
hanya saja karena bahan makanan itu mengandung zat besi yang banyak,
melainkan mengandung vitamin C yang mempermudah absorpsi zat besi,
sebab dalam hal-hal tertentu faktor yang menentukan absorpsi lebih penting
dari jumlah zat besi yang ada dalam bahan makanan itu (Adriani, 2012)
Variabel terpentin ketiga yaitu protein. Protein merupakan bagian
dari semua sel hidup dan merupakan bagian terbesar tubuh sesudah air.
Protein juga mempunyai fungsi khas yang tidak dapat digantikan oleh zat gizi
lain, yaitu membangun serta memelihara sel-sel dari jaringan tubuh
(Almatsier, S., 2003). Selain itu, protein juga memilki peran yang penting
dalam proses absorpsi zat besi. Anemia defisiensi besi disebabkan karena
kurangnya asupan zat besi dalam makanan dan/atau adanya gangguan
penyerapan zat besi dalam tubuh (Adriani, M. dan Wirjatmadi, B., 2012).
Ikan lele selain merupakan salah satu bahan pangan lokal yang kaya akan
protein hewani juga merupakan sumber besi heme. Menurut Almatsir, Sunita,
2003, mengkonsumsi zat besi heme dan nonheme secara bersamaan dapat
meningkatkan penyerapan besi nonheme.
faktor yang dapat meningkatkan penyerapan zat besi nonheme. Faktor ini
terdiri atas asam amino yang mengikat zat besi dan membantu
penyerapannya.
Tabel 5.13
makanan merupakan faktor yang turut menentukan cita rasa dan daya
terima konsumen. Rasa dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu senyawa
kimia, suhu, konsentrasi dan interaksi dengan komponen rasa yang lain
(Winarno, F.G., 2002).
substitusi daun kelor melebihi batas maksimal yang ditetapkan oleh SNI
yaitu maksimal 25% (b/b) dan lemak maksimal 20% (b/b)
Nugget ikan lele substitusi daun kelor yang diolah dengan bahanbahan pilihan berupa daging ikan lele dan daun kelor serta bahan penyusun
lainnya memiliki keunggulan dari segi nilai gizi dibandingkan dengan
makanan tambahan pada umumnya.
pangan lokal mengandung protein yang tinggi. Selain itu, ikan lele yang
tergolong dalam bahan makanan hewani yang mengandung zat besi dengan
nilai biologis tinggi (Almatsier, S., 2003). Sedangkan daun kelor merupakan
bahan makanan kaya akan zat besi, namun zat besi di dalamnya berbentuk
nonheme yang bernilai biologis rendah.
pengolahannya,
mengandung zat besi heme yang bernilai biologis tinggi dan meat factor
sehingga zat besi dalam nugget ikan lele substitusi daun kelor dapat
absorpsi secara maksimal. Juga dilakukan penambahan tablet vitamin C
sehingga diharapkan absorbsinya pun juga akan meningkat.
Tabel 5.14
Energi (Kalori)
Protein (g)
Lemak (g)
Karbohidrat (g)
Fe (mg)
1
1850
49
72
254
10
2100
56
70
289
13
2000
60
67
275
20
185
4,9
7,2
25,4
1
210
5,6
7,0
28,9
1,3
200
6,0
6,7
27,5
2
AKG, 2013
kecukupan energi dan zat gizi makanan tambahan atau snack (10% dari
total kecukupan sehari), disarankan untuk mengkonsumsi nugget ikan lele
substitusi daun kelor sebanyak 50 gram untuk anak usia 7-9 tahun dan 60
gram untuk anak usia 10-12 tahun. Satu potong nugget ikan lele memilki
berat 25 gram sehingga porsi yang disarankan yaitu 2 potong untuk anak
usia 7-9 tahun dan 3 potong untuk anak usia 10-12 tahun.
Tabel 5.15
Tabel 5.16 menunjukkan bahwa nilai energi nugget ikan lele substitusi
daun kelor sebesar 25% (P3) per takaran saji memberikan kontribusi 171205 Kalori atau 9,2-10,3% total energi sehari anak sekolah usai 7-12 tahun.
Hal ini menunjukkan bahwa energi yang dihasilkan dengan mengkonsumsi
satu takaran saji sudah sesuai dengan kebutuhan energi makanan
tambahan dalam sehari yaitu 10% total energi sehari. Kadar protein nugget
ikan lele substitusi daun kelor sebesar 25% memberikan kontribusi 13,915,4% total kecukupan protein sehari atau sebesar 7,3-8,8 gram protein.
Sedangkan kontribusi karbohidrat yaitu 12,8-15,3%. Selain nugget ikan lele
substitusi daun kelor memberikan kontribusi 10,1-12,1% kecukupan lemak
dalam sehari.