Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENYIDIK
TUDUHAN
: Rina Mulyani
: Satreskrim Polres Malang Kota
: Peristiwa tindak pidana penghinaan (Pasal 310 ayat 1) subsider
Penghinaan ringan (Pasal 315) KUH Pidana
PENJELASAN ;
(1)
- dengan sengaja
- mencemarkan nama baik
- menuduh
- supaya diketahui oleh umum/publik
- sembilan bulan
( II )
- dilakukan secara tertulis
- disiarkan ke muka umum
- satu tahun empat bulan
( III )
- bukan pencemaran jika dilakukan dalam keadaan terpaksa
- demi kepentingan umum
4.
Penghinaan ringan ini juga dapat dilakukan dengan perbuatan. Menurut R. Soesilo, penghinaan yang
dilakukan dengan perbuatan seperti meludahi di mukanya, memegang kepala orang Indonesia, mendorong
melepas peci atau ikat kepala orang Indonesia. Demikian pula suatu sodokan, dorongan, tempelengan,
dorongan yang sebenarnya merupakan penganiayaan, tetapi bila dilakukan tidak seberapa keras, dapat
menimbulkan pula penghinaan.
5. Pengaduan palsu atau pengaduan fitnah (Pasal 317 KUHP)
R. Sugandhi, S.H. dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum Pidana Berikut
Penjelasannya (hal. 337) memberikan uraian pasal tersebut, yakni diancam hukuman dalam pasal ini ialah
orang yang dengan sengaja:
a. memasukkan surat pengaduan yang palsu tentang seseorang kepada pembesar negeri;
b. menyuruh menuliskan surat pengaduan yang palsu tentang seseorang kepada pembesar negeri
sehingga kehormatan atau nama baik orang itu terserang.
6.
Terkait pertanyaan Anda selanjutnya, kami berasumsi bahwa perbuatan Anda tidak termasuk ke dalam kategori
penghinaan di atas, tetapi ada pihak yang menuntut Anda melakukan penghinaan/pencemaran nama baik. Dalam
hal demikian, orang tersebut dapat Anda tuntut jika orang tersebut mengetahui benar-benar bahwa apa yang dia
adukan tersebut tidak benar.
Jika yang ia lakukan adalah untuk membuat nama Anda tercemar, maka orang tersebut dapat dipidana
berdasarkan Pasal 317 KUHP:
(1) Barang siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada penguasa,
baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan atau nama
baiknya terserang, diancam karena melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana penjara paling
lama empat tahun.
(2) Pencabutan hak-hak berdasarkan pasal 35 No. 1 - 3 dapat dijatuhkan.
Akan tetapi jika maksud dari pengaduan orang tersebut bukan untuk membuat nama Anda tercemar (tetapi orang
tersebut tahu bahwa yang ia adukan adalah tidak benar), maka orang tersebut dapat dipidana berdasarkan Pasal
220 KUHP:
Barang siapa memberitahukan atau mengadukan bahwa telah dilakukan suatu perbuatan pidana,
padahal mengetahui bahwa itu tidak dilakukan, diancam dengan pidana penjara paling lama satu
tahun empat bulan.
Barangsiapa melakukan kejahatan menista atau menista dengan tulisan, dalam hal ia diizinkan untuk
membuktikan tuduhannya itu, jika ia tidak dapat membuktikan dan jika tuduhan itu dilakukannya
sedang diketahuinya tidak benar, dihukum karena salah memfitnah dengan hukum penjara selamalamanya empat tahun.
Unsur-unsur dari Pasal 311 ayat (1) KUHP adalah:
1. Seseorang;
2. Menista orang lain baik secara lisan maupun tulisan;
3. Orang yang menuduh tidak dapat membuktikan tuduhannya dan jika tuduhan tersebut diketahuinya tidak
benar;
Akan tetapi, unsur-unsur Pasal 311 ayat (1) KUHP ini harus merujuk pada ketentuan menista pada Pasal 310
ayat (1) KUHP, yang berbunyi sebagai berikut:
Barangsiapa sengaja merusak kehormatan atau nama baik seseorang dengan jalan menuduh dia
melakukan sesuatu perbuatan dengan maksud yang nyata akan tersiarnya tuduhan itu, dihukum karena
menista, dengan hukuman penjara selama-lamanya sembilan bulan atau denda sebanyak-banyaknya
Rp 4.500,-
Mengenai Pasal 311 ayat (1) KUHP ini, R. Soesilo dalam bukunya yang berjudul Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) Serta Komentar-Komentarnya Lengkap Pasal Demi Pasal, mengatakan bahwa kejahatan pada
pasal ini dinamakan memfitnah. Atas pasal ini, R. Soesilo merujuk kepada catatannya pada Pasal 310 KUHP no.
3 yang menjelaskan tentang apa itu menista.
PENGADUAN BALIK
# Pencemaran Nama Baik (Pengaduan Fitnah)
Seseorang yang melaporkan terjadinya suatu peristiwa Pidana kemudian perkaranya ditindak
lanjuti oleh Kepolisian sampai kemudian di sidangkan akan tetapi dalam putusan Hakim
menyatakan terdakwa tersebut bebas. Pertanyaan saya apakah kemudian terdakwa yang
dinyatakan bebas tersebut dapat menuntut kembali kepada si Pelapor dalam perkara
Pencemaran nama baik ? Mohon pencerahannya.
Jawaban :
Untuk persoalan seperti yang Anda tanyakan, orang yang diputus bebas oleh pengadilan dapat
melaporkan orang yang dahulu melaporkannya dengan tuduhan melakukan tindak pidana
pengaduan palsu atau pengaduan fitnah. Hal ini apabila ternyata si pelapor sudah tahu dari
awalnya bahwa laporan atau pengaduan tersebut adalah palsu. Tindak pidana ini diatur dalam
pasal 317 ayat (1) KUHP:
Barangsiapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu
kepada penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang
sehingga kehormatan atau nama baiknya terserang, diancam karena pengaduan
fitnah dengan pidana penjara maksimum 4 tahun.
Jadi, dalam hal ini titik beratnya adalah adanya pengaduan atau pemberitahuan palsu.
Artinya, harus dibuktikan bahwa si pelapor sudah mengetahui bahwa pengaduan yang dia
lakukan adalah tidak benar, namun ia tetap mengajukan laporan tersebut, dengan maksud
untuk menyerang kehormatan atau nama baik seseorang.
Akan tetapi, apabila ternyata si pelapor terbukti tidak mengetahui bahwa laporannya adalah
palsu, maka dia tidak bisa dikenakan pidana pengaduan fitnah tersebut.
Demikian hemat kami. Semoga bermanfaat.
Dasar hukum:
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek Van Strafrecht, Staatsblad 1915 No. 732)
Pasal 314
(1) Jika yang dihina, dengan putusan hakim yang menjadi tetap, dinyatakan bersalah atas hal yang
dituduhkan, maka pemidanaan karena fitnah tidak mungkin.
(2) Jika dia dengan putusan hakim yang menjadi tetap dibebaskan dan hal yang dituduhkan, maka
putusan itu dipandang sebagai bukti sempurna bahwa hal yang dituduhkan tidak benar.
(3) Jika terhadap yang dihina telah dimulai penuntutan pidana karena hal yang dituduhkan padanya,
maka penuntutan karena fitnah dihentikan sampai mendapat putusan yang menjadi tetap tentang hal
yang dituduhkan
Karena dia tidak terbukti melakukan pencurian seperti yang Saudara laporkan, Saudara bisa diancam pidana
karena melakukan pengaduan fitnah berdasarkan Pasal 317 KUHP:
Barang siapa dengan sengaja mengajukan pengaduan atau pemberitahuan palsu kepada
penguasa, baik secara tertulis maupun untuk dituliskan, tentang seseorang sehingga kehormatan
atau nama baiknya terserang, diancam karena melakukan pengaduan fitnah, dengan pidana
penjara paling lama empat tahun.
Berdasarkan Pasal tersebut, Saudara memang dapat diadukan ke polisi dengan tuduhan fitnah karena membuat
laporan palsu (pengaduan fitnah) sehingga menyerang kehormatan dan nama baiknya. Orang yang merasa
difitnah tersebut dapat menggunakan laporan Saudara terdahulu serta putusan Kasasi yang menyatakan ia tidak
bersalah sebagai barang bukti. Namun, tindak pidana fitnah ini baru akan diproses hanya apabila ada pengaduan
dari korban (lihat Pasal 319 KUHP).
Akan tetapi, dalam hal ini titik beratnya adalah adanya pengaduan atau pemberitahuan palsu. Artinya, harus
dibuktikan bahwa si pelapor (Saudara) sudah mengetahui bahwa pengaduan yang Saudara lakukan adalah tidak
benar, namun Saudara tetap mengajukan laporan tersebut, dengan maksud untuk menyerang kehormatan atau
nama baik seseorang.
Jika ternyata Saudara terbukti tidak mengetahui bahwa laporan Saudara adalah palsu, maka Saudara tidak bisa
dikenakan pidana pengaduan fitnah tersebut. Lebih jauh simak artikel Pencemaran Nama Baik (Pengaduan
Fitnah).
Jadi, jika pengaduan Saudara memang dilatarbelakangi oleh ketidaktahuan Saudara bahwa laporan yang Saudara
buat adalah palsu, Saudara tidak perlu melakukan upaya apapun karena unsur pidananya tidak terpenuhi. Tapi,
jika Saudara sudah mengetahui laporan tersebut palsu, yang mungkin dapat Saudara lakukan adalah dengan
melakukan pendekatan kekeluargaan. Karena memang orang yang merasa dicemarkan nama baiknya itu berhak
mengadukan Saudara ke kepolisian.
Demikian jawaban dari kami, semoga bermanfaat.
Dasar hukum:
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (Wetboek van Strafrecht) Staatsblad Nomor 732 Tahun 1915