Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
oleh orang-orang yang memiliki kepentingan dalam hal bisnis atau pengerjaan tugas kuliah dan
kantor. Namun faktanya, gadget tidak hanya beredar di kalangan remaja (usia 12-21 tahun) dan
dewasa atau lanjut usia (usia 22-ke atas), tetapi juga beredar di kalangan usia anak-anak (usia 711 tahun) bahkan lebih ironisnya lagi, gadget bukan barang asing untuk anak usia dini (usia 3-6
tahun) yang belum layak menggunakan gadget.
Telah banyak sisi negatif yang ditimbulkan dari penggunaan aplikasi gadget secara kontinyu
bagi anak usia dini. Salah satunya, contoh fakta yang disaji bedasarkan hasil riset yang dilansir
oleh huffingtonpost tentang riset yang dilakukan sebuah organisasi nirlaba Joan Ganz Cooney
Center dan Sesame Workshop melaporkan bahwa: 23% orang tua yang memiliki anak berusia 05 tahun mengaku bahwa anak-anak mereka gemar menggunakan internet, sedangkan dari 82%
orang tua melaporkan bahwa balita mereka online setidaknya sekali dalam seminggu. Keadaan
yang memprihatinkan, ketika hasil riset tersebut menyatakan bahwa riset yang telah dilakukan
menghasilkan hasil dengan angka persen yang tergolong cukup besar. Lalu jika setiap anak usia
dini mulai dan bahkan sudah terbiasa dengan hal-hal yang bersifat maya, maka secara otomatis
kecerdasan yang seharusnya dapat berkembang di masa emasnya akan menjadi hal yang sangat
sulit untuk dikembangkan sebagaimana semestinya.
Dari pernyataan-pernyataan tersebut, terdapat beberapa bahasan yang dapat dijadikan
sebagai rumusan masalah dalam karya ilmiah ini, yaitu: (1) Ketidaksesuaian penggunaan
aplikasi gadget; (2) pengaruh penggunaan gadget dalam perkembangan psikologis anak usia
dini.
Dengan telah terjadinya berbagai kasus karena penggunaan gadget yang tidak efesien pada
anak usia dini dan menimbulkan banyak kesenjangan dalam perkembangan psikologisnya, maka
banyak hal yang harus lebih diperhatikan dan tentunya melibatkan banyak pihak atau media yang
dapat mendukung perkembangan psikologis anak usia dini yang sesuai dengan proses
perkembangan masanya.
2. Gadget dan Anak Usia Dini
Di era teknologi yang canggih ini, gadget membuat setiap orang tua berpikir "instan" dalam
mendidik anaknya. Sehingga di masa sekarang, bukan hal yang aneh lagi apabila ada orang tua
yang menyediakan fasilitas berupa gadget untuk anaknya yang masih berusia dini. Memberikan
anak usia dini fasilitas gadget sebagai sebuah apresiasi prestasi atau hanya sekedar kado ulang
tahun dan menjadikan alasan agar anak senang tinggal di rumah.
Berdasarkan teori perkembangan anak, diyakini bahwa setiap anak lahir dengan lebih dari
satu bakat. Untuk itulah anak perlu diberikan pendidikan yang sesuai dengan perkembangannya
dengan cara memperkaya lingkungan bermainnya. Orang dewasa perlu memberi peluang pada
anak untuk menyatakan diri, berekspresi, berkreasi, dan menggali sumber-sumber terunggul pada
anak. Salah satunya dengan menggunakan teknologi.
Gadget memang memudahkan setiap orang dalam mengakses segala infomasi, tetapi
bagaimana ketika gadget digunakan anak usia dini yang seharusnya bermain dengan teman
sebayanya, bersosialisasi dengan lingkungan tempat tinggalnya, mengeksplor dirinya, dan
berpikir kreatif dalam menyikapi masalah. Kemudahan pengoperasian gadget dan aplikasi yang
terdapat di dalamnya baik berupa games atau situs web telah memberikan keluasan pada anak
usia dini secara bebas untuk memperoleh berbagai hal yang seharusnya belum pantas mereka
peroleh diusianya.
Menurut para pakar pendidikan, sebaiknya seorang anak dikenalkan pada fungsi dan cara
menggunakan gadget saat berusia enam tahun. Karena di usia tersebut perkembangan otak anak
meningkat hingga 95% dari otak orang dewasa. Sebab, jika mengenalkan gadget di bawah usia
enam tahun, anak lebih banyak untuk bermain karena anak tertarik dengan visual (gambar) dan
suara yang beragam yang terdapat pada gadget. Anak usia dini memiliki potensi yang besar
dalam mengembangkan segala potensi yang ada di dalam dirinya. Bercakap, bersosialisasi,
mengenal lingkungan, menunjukkan kemampuan dirinya, memahami suatu masalah lalu dengan
alami menyelesaikan masalah tersebut sesuai dengan pola pikir anak seusianya yang memiliki
cara pandang tersendiri meskipun masih sulit menerima dan memahami masalah apa yang
sesungguhnya sedang ia pecahkan.
3. Pengaruh Penggunaan Gadget Secara Kontinyu Terhadap Perkembangan Psikologis
Anak Usia Dini
Gadget membawa banyak perubahan dalam pola kehidupan, pola pikir, dan perilaku setiap
orang. Setelah gadget merambah luas, kini dapat dilihat perbedaan yang begitu kontras dengan
masa sebelumnya. Masa sekarang, lebih banyak orang yang merasa segalanya mudah dengan
hadirnya gadget. Gadget memang memudahkan setiap orang yang memiliki kepentingan dalam
dunia karir maupun bisnis.
Namun tanpa disadari, seseorang yang sering menggunakan gadgetnya secara terus menerus
dan berlebihan dapat menyebabkan terjadinya kesenjangan sosial dalam bermasyarakat.
Contohnya seperti: (1) kurangnya rasa empati terhadap orang lain di sekelilingnya (menjadi
lebih individualistis); (2) lebih sering menggunakan gadget sebagai alat komunikasi dibanding
berkumpul dan bersosialisasi langsung dengan orang lain; (3) pandangan mata selalu ke bawah
karena sibuk dengan gadget tanpa melakukan aktivitas atau interaksi dengan manusia lainnya.
(4) dan lain sebagainya.
Tanda-tanda anak usia dini kecanduan gadget: (1) Kehilangan minat pada aktivitas lain; (2)
Berbicara tentang teknologi secara terus menerus; (3) Cenderung sering membantah suatu
perintah jika itu menghalangi dirinya mengakses gadget; (4) Sensitif atau gampang tersinggung,
menyebabkan mood yang mudah berubah; (5) Egois, sulit berbagi waktu dalam penggunaan
gadget dengan orang lain; (6) Sering berbohong karena sudah tidak bisa lepas dengan
gadgetnya,
dengan
kata
lain
anak
akan
mencari
cara
apapun
agar
tetap
bisa
Anak usia dini yang sering menggunakan gadget, akan lebih cepat puas dalam memperoleh
pengetahuan dan menjadikan anak tidak biasa dengan hal yang rumit yaitu anak usia dini akan
menjadi generasi yang berpikir instan, penurunan konsentrasi dalam belajar atau melakukan
sesuatu, malas menulis dan membaca buku, kelemahan dalam berinteraksi secara internal
maupun eksternal.
Selain itu, penggunaan gadget secara kontinyu juga berpengaruh terhadap kesehatan anak.
Misalnya pada perubahan pola makan dan istirahat, waktu makan menjadi tidak teratur,
menurunkan metabolisme, ambeien, dapat menyebabkan mati rasa, kesemutan, kelemahan, atau
kerusakan otot pada tangan dan jari. Mata anak yang masih sangat sensitive bisa terluka dan
dapat menyebabkan gangguan mata yaitu cepat menurunnya daya penglihatan anak.
Maka, dengan hadirnya beragam aplikasi gadget yang merusak karakter anak usia dini
dalam segi perkembangan mental dan cara berinteraksi dengan lingkungannya menyebabkan
ketidaksetimbangan dalam proses perkembangan psikologisnya.
4. Kesimpulan
Gadget, barang dengan bentuk yang tipis namun manfaat yang besar dapat mengubah
kehidupan, bahkan tidak "tanggung" dalam mengubahnya. Hampir semua aspek dalam hidup ini
bisa berubah dengan arus teknologi yang semakin canggih. Anak usia dini adalah asset negara
dalam target bentuk generasi yang lebih baik untuk di masa depan nantinya. Sangat disayangkan
jika asset negara tidak dapat dikembangkan dengan baik, mulai dari segi potensi, karakter
budaya, cara bersosialisasi, dan lain sebagainya.
Dengan berbagai kasus yang telah terjadi, alangkag baiknya semua orang tua dapat
menjadikan semua itu sebagai sebuah pelajaran dan mampu mengubah cara berpikir instannya
dalam mendidik anak usia dini di masa emas. Beberapa cara yang dapat dilakukan para orang
tua dalam mendidik anak usia dini agar masa perkembangannya berjalan sesuai semestinya: (1)
Memahami kemampuan anak dengan meluangkan waktu untuk menilai seberapa tajam anak
memilah hal-hal baru; (2) Menyediakan atau menciptakan lingkungan belajar yang baik,
menyenangkan dan sesuai dengan keinginan si anak; (3) Tidak memarahi anak ketika anak
melakukan kesalahan, artinya sebaiknya para orang tua membiarkan anaknya belajar dari
kesalahan yang telah ia perbuat dan membantu si anak dalam belajar progresif dengan
memperkuat landasan pendidikan mereka; (4) Bersabar dan aktif dalam mendidik anak
meskipun anak sudah mendapatkan pendidikan melalui taman belajar atau lembaga pendidikan,
orang tua tetap memiliki peran terbesar dalam menciptakan suatu karakter dalam diri seorang
anak; (5) Meluangkan banyak waktu untuk anak, agar anak tidak merasa kesepian dan bosan
dirumah karena tidak ada teman bicara.
Orang tua memegang peran utama dalam pendidikan di masa emas anak usia dini. Bermain
diluar rumah lebih baik daripada diam terpaku dengan gadget. Orang tua dituntut lebih kreatif
dalam mendidik anak, menyediakan sarana bermain dan belajar dan media lainnya yang lebih
sehat dan sesuai dengan masa tumbuh kembang anak mereka, utamanya masa emas anak usia
dini.
DAFTAR PUSTAKA
DetikHealth. (2013). 5 Tanda Anak Mulai Kecanduan Teknologi diunduh dari
(http://health.detik.com/read/2013/10/31/115340/2400342/1301/2/5tanda-anak-mulai-kecanduan-teknologi), pada 30 November 2014.
Maulida, Octaviani Hidayahti. (2013). Menelisik Pengaruh Penggunaan
Aplikasi Gadget Terhadap Perkembangan Psikologis Anak Usia Dini
diunduh
dari
http://jurnalilmiahtp.blogspot.com/2013/11/menelisik-
(2013).
"Seputar
Gadget"
diunduh
dari
dari
(http://www.tabloid-nakita.com/read/1/anak-dan-gadget-
pada
28
November 2014.
Vemale. (2013). 82% Balita Suka Online.. Online... diunduh dari (http://www.vemale.com/
relationship/ibu-bayi-dan-balita/10408-82--balita-suka-online---online--.html),
November 2014.
pada
30