Você está na página 1de 7

ANALISIS MENGENAI

LAPORAN KEUANGAN PEMERINTAH DAERAH


(KOTA SEMARANG TAHUN 2012)
Disusun untuk Menyelesaikan Tugas Mata Sistem Akuntansi Pemerintahan

Disusun oleh :
Fena Rosita Puteri

1213215032

PERKULIAHAN REGULER KHUSUS


FAKULTAS EKONOMI AKUNTANSI
UNIVERSITAS PANCASILA
2015

Analisis LKPD Kota Semarang


Tahun 2012

Metode Analisis
Metode analisis yang digunakan dalam menganalisis laporan keuangan kota
Semarang dapat dilakukan dengan metode analisis vertical. Analisis vertical dilakukan
dengan membandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lain dalam laporan
keuangan yang sama.
Teknik Analisis yang Digunakan :
1. Analisis Perbandingan
Teknik analisa yang dilakukan dengan memperbandingkan pos-pos yang sama antara
anggaran dan realisasinya. Tujuannya untuk mengetahui perbedaan antara yang
dianggarkan dan yang direalisasi. Berikut adalah analisisnya :
Berdasarkan data - data yang tertera pada Laporan Realisasi Anggaran (LRA) Pemda
Semarang dapat dilihat bahwa realisasi penyerapan PAD (Pendapatan Asli Daerah) dan
realisasi Dana Perimbangan melebihhi dari yang dianggarkan, yaitu masing masing
sebesar 116,73% dan 105,44%. Hal ini merupkan hal positif, karena Pemda Kota
Semarang memaksimalkan pendapatan yang berasal dari PAD dan Dana Perimbangan.
Sedangkan dari Pendapatan lain lain realisasi penyerapan pendapatannya belum
maksimal yaitu sebesar 96,34%. Tetapi hal ini tidaklah buruk, karena hanya kurang 3,66%.
Kekurangan itu terjadi karena adanya kesalahan atau kelemahan pada proses penyerapan
pendapatan lain lain.
Beda halnya dengan realisasi belanja yang hampir seluruhnya kurang dari anggaran
yang direncanakan. Belanja operasi, belanja modal, dan belanja tak terduga. Masing
masing jumlah yang terealisasi sebesar 91,18%; 64,04%; dan 84,91%. Hal tersebut dapat
berdampak negatif ataupun positif. Dampak negatifnya apabila pemerintah tidak maksimal
dalam menjalankan operasionalnya atau kurang maksimal dalam memberikan pelayanan
kepada publik/masyarakat. Adapun dampak positifnya yaitu anggaran dana yang tadinya
defisit ternyata pada realisasinya terdapat surplus sebesar Rp480.341.351.574,-.

2.

Analisis Presentase per Komponen

Suatu teknik analisa yang dilakukan dengan membandingkan antara suatu pos
terhadap totalnya dalam laporan keuangan yang sama. Tujuannya untuk mengetahui
seberapa besar kontribusi suatu pos dalam bentuk angka total. Berikut adalah analisisnya :

Angga
ran

Realis
asi

Selisi
h

PENDAPATAN
PENDAPATAN ASLI
DAERAH
BAG.DANA
PERIMBANGAN
BAG.LAIN-LAIN
PENDAPATAN
DAERAH YANG SAH

48,59%

30,77
%
46,07
%

8,41%

7,56%

BELANJA OPERASI

38,60%

41,43
%

BELANJA MODAL

11,36%

8,57%

BELANJA TAK TERDUGA

50,03%

50%

29,31%

1,46%
2,52%
0,85%

BELANJA
2,83%
2,79%
0,03%

Dari data di atas kita dapat menyimpulkan bahwa besarnya kontribusi pada tiap
tiap komponen baik itu pada anggaran maupun realisasi tidak jauh berbeda. Dapat dikatan
bahwa dari keseluruhan pendapatan PAD menyumbangkan konntribusinya sebesar
41,43%, begitu pula seterusnya dengan komponen komponen lainnya.

3.

Analisis rasio
Teknik analisis yang dilakukan dengan membandingkan pos yang satu dengan pos

yang lain dalam laporan keuangan yang sama. Rasio-rasio yang diperoleh selanjutnya akan
dibandingkan dengan rasio yang sama di K/L yang bersangkutan untuk periode yang
berlainan atau akan dibandingkan dengan rasio pos yang sama dari K/L lainnya. Tujuannya
untuk mengetahui likuiditas, solvabilitas, efisiensi serta kemampuan suatu organisasi
dalam memperoleh hasil untuk membiayai pengeluarannya. Analisisnya sebagai berikut :

Current

ratio

menunjukkan

kemampuan Pemda Semarang

dapat

memenuhi seluruh kewajiban lancar yang jatuh tempo yang harus segera dipenuhi
dengan mengunakan aktiva lancar yang dimilikinya.
Setiap Rp1,00 Current Liabilities dijamin oleh 45,68 Current Assets atau
perbandingannya antara Current Assets dengan Current Liabilities adalah 45,68 : 1,
sehingga kondisi ini sangat sehat.

Dari data tersebut didapatkan quick ratio sebesar 0,81. Menunjukan bahwa
jumlah kas Pemda Semarang yang ada belum mampu memenuhi kewajiban
lancarnya yang jatuh tempo.

Dari data tersebut didapatkan solvabilitas ratio sebesar 381,48. Itu


menunjukan bahwa Pemda Semarang mampu memenuhi seluruh kewajiban
kewajibannya dengan seluruh asetyang dimilikinya.

Pemerintah Daerah Semarang masih sangat tergantung pada pendapatan


dari dana perimbangan dan transfer antar pemerintah dari pemerintah provinsi.


Jadi Realisasi Pendapatan Asli Daerah yakni sebesar 117% dari target
Pendapatan Asli Daerah(PAD) pada tahun 2012.

Kemampuan PAD dalam melakukan pembiayaan belanja Pembangunan


sebesar 14%.

Kemampuan Pemerintah Daerah Kota Semarang dalam merealisasikan


anggaran belanja sebesar 85%.

Total Pendapatan dalam metode Aktifitas rasio Belanja rutin cukup mampu
dalam membiayai Belanja rutin yakni sebesar 67%. jika dibandingkan tingkat
kemampuan PAD dalam membiayai belanja rutin.
4.

Analisis sumber dan penggunaan dana


Teknik analisa untuk mengetahui dari mana pemerintah memperoleh dana dan

bagaimana pemerintah tersebut menggunakan dana yang diperolehnya selama tahun


berjalan. Analisa ini dimaksudkan antara lain untuk mengetahui:
1.
2.
3.
4.
5.
6.

sumber dana selama satu tahun anggaran


penggunaan dana selama satu tahun anggaran
kemampuan pemerintah untuk memenuhi kebutuhan operasionalnya
sumber dana yang digunakan untuk memperoleh aset
dari mana defisit anggaran ditutup
ke mana surplus anggaran digunakan

Untuk analisis sumber dan penggunaan dana yakni sebagai berikut :

Apabila dilihat dari arus kas untuk aktivitas operasi, menunjukan arus kas positif,

karena penerimaan kas operasional dapat mencukupi kebutuhan operasionalnya.


Apabila dilihat dari arus kas untuk aktivitas investasi, menunjukan arus kas
negative. Hal ini menunjukan bahwa pemerintah sedang melaksanakan pembangunan
dan menambahkan sarana dan prasarana yang ada. Dapat dilihat dalam laporan aliran
kas terdapat transaksi pengeluaran kas yang digunakan untuk belanja investasi dan

belanja modal.
Apabila dilihat dari arus kas untuk pembiayaan, menunjukan bahwa Pemda
Semarang tidak memperoleh pendapatan pembiayaan dari penerimaan pinjaman dan
dana cadangan. Sedangkan realisasi kas keluar dari aktivitas pendanaan tahun 2012
dimanfaatkan untuk pembayaran pokok pinjaman yang jatuh tempo dan pengembalian
sisa dana DPPID tahun 2011.

5.

Analisis ketaatan terhadap peraturan


Teknik analisa yang dilakukan dengan cara menguji apakah peraturan-peraturan yang

ada telah ditaati. Tujuannya untuk meyakini bahwa semua peraturan perundang-undangan
telah dipatuhi. Berikut ini analisisnya :
Berdasarkan pasal 31 ayat (2) UU Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara,
Pemerintah Kota Semarang berkewajiban menyusun Laporan Keuangan Daerah yang
terdiri dari Neraca, Laporan Realisasi Anggaran, Laporan Aliran Kas, dan Catatan Atas
Laporan Keuangan Daerah. Dalam Tahun 2012, Pemerintah Kota Semarang telah berhasil
menyajikan Laporan Keuangan Daerah secara lengkap yang meliputi Laporan realisasi
anggaran pendapatan dan belanja, Laporan perubahan SAL, Neraca, Laporan perubahan
ekuitas, Laporan Operasional, Laporan arus kas dan Catatan atas laporan keuangan.

KESIMPULAN
Dalam menganalisis laporan keuangan Pemda Kota Semarang kita menggunakan
metode analisis vertical. Teknik analisis yang digunakan yaitu : Analisis Perbandingan,
Analisis rasio, Analisis sumber dan penggunaan dana, dan Analisis ketaatan terhadap
peraturan.
Dari hasil analisis kita dapat mengetahui bahwa Pemda Kota Semarang memiliki
aset yang cukup likuid yang sanggup memenuhi seluruh kewajibannya. Mengetahui
perbandingan anggaran dana dan realisasinya pada tahun 2012. Mengetahui aktivitas apa
saja yang dilakukan oleh Pemerintah. Mengetahui presentase pendapatan dan belanja yang
direalisasi. Dan juga mengetahui bahwa Pemerintah Kota Semarang telah berhasil
menyajikan Laporan Keuangan Daerah secara lengkap sesuai dengan pasal 31 ayat (2) UU
Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara.

Você também pode gostar