Você está na página 1de 5

Arus listrik ialah arus muatan listrik, yaitu banyaknya muatanlistrik yang

melintas penampang per satuan waktu, dan rapat arus listrik bagi arus
listrik yang terdistribusi secara kontinyu seperti misalnya olehgerakan ion-ion yang berserakan di
udara didefinisikan sebagai banyaknya muatan listrik yang melintas penampang
seluas satu satuanluas per satuan waktu.Sedangkan arus listrik di dalam cairan,khususnya larutan
elektrolit, adalah oleh ion-ion yang bergerak darielektrode satu ke elektrode lainnya, dan di
dalam larutan tidak terdapatelektron bebas. Sudah tentu daya hantar yang memberikan
ukuranmudah-sukarnya arus listrik mengalir, ditentukan sepenuhnya olehmudah-sukarnya
pembawa-pembawa muatan listrik, yakni elekkron-elektron ataupun ion-ion yang bergerak
didalam medium(Soedojo,1999 : 263)
Soedojo, Dr. Peter,B.Sc.1999. fisika dasar . Yogyakarta:Andi.

Jika kita memakaikan perbedaan potensial yang sama diantara ujung-ujung tongkat tembaga dan
tonkat kayu yang mempunyai geometriyang serupa, maka dihasilkan arua-arus yang sangat
berbeda.Karasteristik (sifat) penghantar yang menyebabkan hal ini adalahhambatan (resistance).
Kita mendefinisikan hambatan dari
sebuah penghantar (yang sering danamakan tahanan = resistor) diantara duatitik dengan
memakaikan sebuah perbedaan potensial (V) diantara titiktersebut, dan dengan mengukur arus
(I)(Halliday, 1984:183-187)
Larutan yang dapat menghantarkan arus listrik disebut larutan elektrolit. Svante Arrhenius, ahli kimia
terkenal dari Swedia mengemukakan teori elektrolit pada tahun 1884 yang sampai saat ini teori
tersebut tetap bertahan padahal ia hampir saja tidak diberikan gelar doktornya di Universitas Upsala,
Swedia, karena mengungkapkan teori ini. Menurut Arrhenius, larutan elektrolit dalam air terdisosiasi
ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik positif dan negatif yang disebut ion (ion positif dan ion
negatif) Jumlah muatan ion positif akan sama dengan jumlah muatan ion negatif, sehingga muatan
ion-ion dalam larutan netral. Ion-ion inilah yang bertugas mengahantarkan arus listrik (Brady,2002).
Elektrolit adalah suatu zat, yang ketika dilarutkan dalam air menghasilkan larutan yang dapat
menghantarkan arus listrik (Chang, 2003)
Umumnya air merupakan pelarut yang baik untuk senyawa ion, dan larutan air yang mengandung
zatzat ini mempunyai beberapa sifat tak biasa, salah satunya adalah bahwa larutan ini
menghantarkan arus listrik. Inin dapat diperagakan dengan suatu alat konduktivitas seperti yang
ditunjukkan pada gambar disamping, jika elektroda dibenamkan dalam air murni, bohlam tidak
menyala karena air murni penghantar listrik yang buruk. Tetapi jika suatu senyawa ion yang larut,
bohlam mulai menyala sesaat setelah zat padat itu me;arut. seperti senyawa NaCl yang
menghasilkan larutan penghantar listrik dikatakan sebagai elektrolit. (Brady, 2002)
Brady, E, James.2002.Kimia Universitas Aasas dan Struktur.Jakarta : Erlangga Keenan, W Charles ;
Kleinfelter, C Donald ; Wood, H Jesse. Kimia untuk Universitas. Jakarta: Erlangga Negi, A.S. ;

Anand, S.C.2004.A Text book of physical Chemistry. New Delhi : New Age International Ltd.
Publisher Saripudin, Aip.2003. Praktis Belajar Fisika. Jakarta : Visindo Media Persada

Konduktivitas atau daya hantar listrik suatu larutan elektrolit pada setiap
temperatur hanya bergantung pada ion-ion yang ada, dan konsentrasi ion-ion tersebut.
Bila larutan suatu elektrolit diencerkan, konduktivitas akan turun karena lebih sedikit
ion berada per cm3 larutan untuk membawa arus. Jika semua larutan itu ditaruh antara
dua elektrode yang terpisah 1 cm satu sama lain dan cukup besar untuk mencakup
seluruh larutan, konduktans akan naik selagi larutan diencerkan. Ini sebagian besar
disebabkan oleh berkurangnya efek-efek antar-ionik untuk elektrolit-elektrolit kuat oleh
kenaikan derajat disosiasi untuk elektrolit-elektrolit lemah (Muizliana, 2010).
Untuk elektrolit kuat, nilai batas dari konduktivitas molar, A o, dapat ditentukan
dengan meneruskan pengukuran sampai konsentrasi-konsentrasi rendah dan lalu
meng-ekstrapolasi grafik antara konduktivitas terhadap konsentrasi, sampai ke
konsentrasi nol. Untuk elektrolit lemah seperti asam asetat dan ammonia metode ini
tidak dapat digunakan, karena disosiasinya adalah jauh dari sempurna pada
konsentrasi terendah yang dapat diukur dengan baik (~10 -14 M). Namun, konduktans
batas ini bisa juga dihitung atas dasar hokum migrasi tak bergantung (independen) dari
ion (Svehla, 1990).
Muizliana,
Choir.
2010. Percobaan
5
Konduktometri.Http://choalialmu89.blogspot.com/2010/10/percobaan5konduktometri.
html diakses pada 26 Desember 2010.
Scribd.
2010. Sekilas
Tentang
Konduktometri.Http://www.scribd.com/doc/5006057/konduktometri diakses pada 26
Desember 2010.
Svehla, G. 1990. Buku Teks Analisis Anorganuik Kualitatif Makro dan Semimikro. Jakarta : PT
Kalman Media Pustaka.

Suatu larutan adalah campuran homogen dari molekul, atom, ataupun ion dari dua zat atau
lebih.Suatu larutan disebut suatu campuran karena susunannya dapat berubah-ubah. Disebut
homogen karena susunannya begitu seragam sehingga tidak dapat diamati adanya bagian-bagian
yang berlainan, bahkan dengan mikroskop optis sekalipun (Keenan, 1999).
Menyebutkan komponen-komponen dalam larutan saja tidak cukup memberikan larutan secara
lengkap, informasi tambahan diperlukan, yaitu konsentrasi larutan.banyak cara untuk memerikan
konsentrasi larutan yang semuanya menyatakan kuantitas zat terlarut dalam kuantitas zat
pelarut(Ralph,1990).

Terjadi pada zat padat ionik yang dilelahkan. Ikatan ion terputus pada saat pelelehan dan
terurai menjadi ion-ion. Misalnya, senyawa NaCl(l), KCl(l),dan CaO(l) dapat
menghantarkan arus listrik, tetapi NaCl(s), KCl(s), dan CaO(s) tidak dapat
menghantarkan arus listrik. Peristiwa penguraian suatu larutan atau lelehan menjadi ionion yang bergerak bebas inilah yang memungkinkan suatu larutan dapat menghantarkan
listrik.
Beberapa contoh larutan yang termasuk golongan larutan elektrolit adalah sebagai
berikut:
Senyawa ion
Senyawa Asam
Senyawa Basa
Senyawa garam
Sebaliknya, larutan nonelektrolit tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena
dalam larutannya tidak menghantarkan ion-ion. Jadi, dengan kata lain,larutan elektrolit
adalah larutan yang didalamnya mengandung ion-ion, sedangkan larutan nonelektrolit
tidak mengandung ion-ion.
Berdasarkan daya hantar listriknya,larutan elektrolit terbagi atas dua jenis, yaitu:
a.
Larutan elektrolit kuat
b.
Larutan elektrolit lemah
Larutan elektrolit kuat adalah zat elektrolit zat elektrolit yang teruarai sempurna
dalam air menghasilkan ion-ionnya. Larutan elektrolit kuat mempunyai derajat ionisasi
(a) = 1. Derajat ionisasi adalah banyaknya mol zat yang terurai dibagi dengan mol zat
mula-mula, atau dirumuskan dengan persamaan matematis.
Larutan elektrolit lemah adalah zat elektrolit yang terurai sebagaian dalam air
menghasilkan ion-ionnya. Derajat ionisasi larutan elektrolit lemah berkisar antara 0 dan 1
(0 < a < 1).

a)
b)

Jika ditinjau dari ikatan kimianya, larutan elektrolit digolongkan atas dua macam, yaitu :
Senyawa ion
Senyawa kovalen polar
Senyawa ion merupakan senyawa yang terbentuk dari atom-atom dengan ikatan ion.
Senyawa ion yang berwujud padat ion-ionya tidak dapat bergerak bebas seperti dalam
larutan, tetapi dalam wujud lelehannya dapat bergerak bebas. Oleh karena itu senyawa
ion yang berwujud padat tidak dapat menghantarkan listrik. Contoh senyawa ion adalah
NaCl, MgCl2, Na2O, Al2S3,dan lain-lain.
Senyawa kovalen polar merupakan senyawa yang terbentuk dari atom-atom yang
berkaitan kovalen dan memiliki perbedaan keelektronegatifan yang besar. Senyawa

kovalen polar dalam bentuk murninya merupakan penghantar listrik yang buruk, tetapi
jika dilarutkan dalam air menjadi penghantar listrik yang baik. Contoh larutan senyawa
kovalen polar adalah sebagai berikut:
a) Larutan elektrolit kuat, contohnya HCl, HNO3, dan H2SO4.
b)
Larutan elektrolit lemah, contohnya CH4COOH dan NH4OH
Brady.1990. Kimia Dasar II. Gama Exact. Bandung.
Coles. 1996. Kimia Untuk Universitas. Rineka Cipta. Jakarta.
Hadyana, Aloysius. 2000. Fessenden & Fessenden, Kimia Organik 1. Jakarta. Erlangga.
Haryadi, W. 1996.Ilmu Kimia Analitik Dasar. PT Gramedia. Jakarta.
Keenan, CW. 1999. Kimia untuk Universitas. Erlangga. Jakarta.
Ralph H. 1990. Kimia Dasar Prinsip dan Terapan. Erlangga. Jakarta.
Rivai, H. 1995. Asas Pemeriksaan Kimia. UI Press. Jakarta.

Woller, Paul and Jerome H. Suple. 1996. Chemistry Elementary Principles. Addison Wesley Publishing
Company Inc. London.

Você também pode gostar