Você está na página 1de 19

MANAJEMEN RISIKO DAN ASURANSI

KELOMPOK 7
M. Bias Wicaksono (453)
Isna Taufiqurrahman (460)
Khoirun Nisa (463)
M. Raiman Booi (470)
Ari Putri S.K. (480)
Andhika Pristyawan P. (482)

PENGERTIAN RISIKO
Menurut Darmawi pada
tahun 2005
Menurut
Wideman pada tahun 1992
Menurut Kamus Besar Bahasa
Indonesia (KBBI)

Secara Umum

MACAM-MACAM RISIKO
Menurut Sifatnya :
Risiko yang tidak disengaja (risiko
murni)
Risiko yang disengaja (risiko spekulatif)
Risiko fundamental
Risiko khusus
Risiko dinamis

MACAM-MACAM RISIKO
Menurut dapat- tidaknya risiko
tersebut dialihkan kepada pihak lain

Risiko yang dapat dialihkan


kepada pihak lain
Risiko yang tidak dapatdialihkan
kepada pihak lain

MACAM-MACAM RISIKO
Menurut sumber/ penyebab
timbulnya risiko :
Risiko intern
Risiko ekstern

KLASIFIKASI RISIKO
Risiko
Operasional
Risiko
Hazard (bahaya)
Risiko Finansial
Risiko Stratejik

Hal ini menimbulkan ide


untuk
menerapkan
pelaksanaan manajemen
resiko
terintegrasi
korporasi
(enterprise
risk
management).
Manajemen
resiko
dimulai
dari
proses
mengidentifikasi
risiko,
menganalisis risiko, dan

Mengidentifikasi Risiko
Proses ini meliputi identifikasi resiko yang
mungkin terjadi dalam suatu aktivitas usaha.
Identifikasi resiko secara akurat dan kompleks
sangatlah vital dalam manajemen resiko. Salah
satu aspek penting dalam identifikasi resiko
adalah mendaftar resiko yang mungkin terjadi
sebanyak mungkin.
Teknik-teknik yang dapat digunakan dalam
identifikasi resiko antara lain:
- Brainstorming
- Survey
- Wawancara
- Informasi historis
- Kelompok kerja

Menganalisis Risiko
Pengukuran risiko dengan cara melihat
seberapa besar potensi terjadinya kerusakan
(severity) dan probabilitas terjadinya resiko
tersebut. Penentuan probabilitas terjadinya
suatu event sangatlah subjektif dan lebih
berdasarkan nalar dan pengalaman.
Beberapa resiko memang mudah untuk
diukur, namun sangatlah sulit untuk
memastikan probabilitas suatu kejadian yang
sangat jarang terjadi.

Monitoring Risiko
Sangatlah penting untuk selalu
memonitor proses dari awal mulai
dari identifikasi resiko dan
pengukuran resiko untuk
mengetahui keefektifan respon
yang telah dipilih dan untuk
mengidentifikasi adanya resiko
yang baru maupun berubah.
Sehingga, ketika suatu resiko
terjadi maka respon yang dipilih

PENGERTIAN MANAJEMEN
RISIKO
Menurut Djohanputro pada tahun 2008

Menurut Smith pada tahun 1990

Menurut William,dkk. Pada tahun 1995

Secara Umum

FUNGSI DAN TUJUAN


ASURANSI

FUNGSI ASURANSI
1.
2.
3.

Pengalihan
Risiko
Penghimpun
Dana
Premi
Seimbang

TUJUAN ASURANSI
Memberikan jaminan perlindungan dari risikorisiko kerugian yang diderita satu pihak.
Meningkatkan efisiensi, karena tidak perlu
secara khusus mengadakan pengamanan
dan pengawasan untukmemberikan
perlindungan yang memakan banyak tenaga,
waktu dan biaya
Pemerataan biaya, yaitu cukup hanya dengan
mengeluarkan biaya yang jumlahnya
tertentu dantidak
perlumengganti/membayar sendiri kerugian
yang timbul yang jumlahnya tidak tentu dan
tidak pasti
Dasar bagi pihak bank untuk memberikan
kredit karena bank memerlukan jaminan
perlindunganatas agunanyang diberikan
oleh peminjam uang.

PRINSIP ASURANSI

Insurable interest
Utmost Good Faith
Proximate Cause
Indemnity
Subrogation
Contribution

POLIS DAN PREMI ASURANSI


Polis asuransi adalah bukti tertulis atau surat
perjanjian antara pihak-pihak yang mengadakan
perjanjian asuransi. Dengan adanya polis asuransi
perjanjian antara kedua belah pihak mendapatkan
kekuatan secara hukum.
Menurut ketentuan pasal 256 KUHD, setiap polis
kecuali mengenai asuransi jiwa harus memuat syaratsyarat khusus berikut ini:
a.Hari dan tanggal pembuatan perjanjian asuransi
b.Nama tertanggung, untuk diri sendiri atau pihak
ketiga
c.Uraian yang jelas mengenai benda yang
diasuransikan
d. Jumlah yang diasuransikan (nilai pertanggungan)
e.Bahaya-bahaya/ evenemen yang ditanggung oleh
penanggung
f. Saat bahaya mulai berjalan dan berakhir yang

ASURANSI SYARIAH

Menurut Dewan Syariah Nasional


Secara Umum

Asuransi syari'ah disebut juga dengan asuransi ta'awun yang


artinya tolong menolong atau saling membantu. Oleh karena itu
dapat dikatakan bahwa Asuransi ta'awun prinsip dasarnya adalah
dasar syariat yang saling toleran terhadap sesama manusia untuk
menjalin kebersamaan dalam meringankan bencana yang dialami
peserta.

Asuransi syariah memiliki karakteristik


tertentu. Karakteristik itu pada gilirannya
bisa membedakan dirinya dengan asuransi
konvensional.Di antara karakteristik
tersebut adalah sebagai berikut:
Pertama : akad yang dilakukan adalah
akad at-Takafuli.
Kedua : selain tabungan, peserta juga
dibuatkan tabungan derma.

Peraturan tentang Asuransi


Syariah
Surat Keputusan Direktur jendral
Lembaga Keuangan No. Kep.
4499/LK/2000 tentang Jenis,
Penilaian dan Pembatasan
Investasi Perusahaan Asuransi
dan Perusahaan Reasuransi
dengan Sistem Syariah.

PERBEDAAN ASURANSI KONVENSIONAL


DAN ASURANSI SYARIAH
Asuransi Konvensional

Asuransi Syariah

Misi Utama : Misi Ekonomi dan


Misi Sosial

Misi utama : misi aqidah, misi


ibadah, misi ekonomi dan misi
pemberdayaan umat

Tidak ada dewan pengawas


sehingga dalam praktiknya tidak
diawasi dan kemungkinan
pelaksanaannya tidak sesuai
dengan kaidah syariah.

Terdapat Dewan Pengawas


Syariah yang berfungsi untuk
mengawasi pelaksanaa
operasional perusahaan agar
terbebas dari praktik-praktik
yang bertentangan dengan
prinsip syariah.

Akad didasarkan pada jual-beli

Akad didasarkan pada tolongmenolong

Invenstasi bebas tetapi masih


dalam batas-batas perundangundangan dan tidak dibatasi
oleh halal-haramnya objek atau
sistem yang digunakan.

Investasi dilakukan dengan


batas perundang-undangan,
sepanjang tidak bertentangan
dengan prinsip syariah. Bebas
dari riba dan tempat investasi
yang terlarang.

Asuransi Konvensional

Asuransi Syariah

Dana yang terkumpul dari premi


peserta asuransi seluruhnya
menjadi milik perusahaan dan
perusahaan bebas
menginvestasikan dana tersebut
kemana saja.

Dana yang terkumpul dari


peserta asuransi dalam bentuk
iuran atau kontribusi sepenuhnya
milik peserta. Perusahaan hanya
berperan sebagai pemegang
amanah dalam mengelola dana
tersebut.

Tidak ada pemisahan dana.

Ada pemisahan dana yaitu dana


tabarru, derma dan dana peserta
sehingga tidak mengenal dana
hangus.

Adanyatransfer of riskatau
terjadinya transfer resiko dari
nasabah kepada menanggung
(perusahaan).

Mengenal adanyasharing of
riskyang berarti terjadinya
proses saling menanggung antara
satu peserta dengan peserta lain.

Asuransi Konvensional

Asuransi Syariah

Sumber dana klaim dari rekening


perusahaan. Perusahaan akan
menanggung risiko dari peserta
asuransi. Ini terjadi karena segala
risiko sudah ditransfer dari
nasabah ke perusahaan.

Sumber dana klaim dalam


asuransi syariah dari rekening
tabarru, yaitu peserta saling
menanggung. Jika salah satu
peserta mengalami musibah,
maka peserta lain akan ikut
menanggung risiko.

Seluruh keuntungan yang didapat keuntungan tidak sepenuhnya


adalah milik perusahaan.
milik perusahaan tetapi dibagi
antara peserta dan perusahaan.
Sesuai dengan prinsip bagi hasil.

Hubungan Manajemen Risiko


dan Asuransi
Dunia asuransi sudah sangat identik dengan
manajemen risiko. Hal ini dikarenakan asuransi
adalah salah satu teknik di dalam manajemen risiko.
Perusahaan asuransi adalah perusahaan yang
menerima pengalihan risiko dari tertanggung.
Sehingga aktifitas keseharian perusahaan adalah
mengelola risiko pihak lain. Risiko didalam Asuransi
adalah ketidakpastian akan terjadinya suatu
peristiwa yang dapat menimbulkan kerugian
ekonomis.

Você também pode gostar