Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
MANUSIA DITINJAU
oleh :
Sugesti Yoan Ahmad Yani
(1301413080)
BK SD Rombel 1
ANALISIS KASUS
1. Anak yang ingin belajar akan tetapi disatu sisi ia ingin bermain game ketika
akan ulangan. Akhirnya dia membuat pilihan untuk bermain game karena
menganggap bermain game juga sama-sama belajar untuk mencerdaskan
otak. (Rasionalisasi)
Analisis :
- Dorongan untuk bermain game datang dari Id. Akan tetapi, Superego
menentang karena kewajiban siswa ketika akan ulangan ialah belajar agar
mendapatkan hasil yang baik.
- Konflik antara Id dan Superego menyebabkan kecemasan. Ego mencoba
memikirkan dorongan dari Id jika diterapkan di dunia nyata pasti akan
ditolak lingkungan. Karena sekarang waktunya belajar, dan waktu
bermain sudah habis. Namun, Id terus mendesak Ego untuk memenuhi
impuls yang diberikan, sedangkan Superego menolak dengan tegas,
bahwa orang tua mengajarkan jika akan ulangan harus belajar, jika tidak
belajar pasti akan mendapat nilai yang buruk dan memalukan orang tua.
- Dorongan Id yang terlalu kuat menjadikan kecemasan yang dialami
sangat kuat, sehingga memaksa Id menggunakan mekanisme pertahanan
Rasionalisasi, bahwa bermain juga dapat mencerdaskan otak dan pasti
akan berguna ketika ulangan berlangsung. Jadi sekarang bermain game
saja, kan bermain game dan belajar fungsinya untuk mencerdaskan otak.
2. Anak yang tidak suka melihat temannya mendapat juara 1 dalam perlombaan,
memberi selamat dan merayakannya dengan berlebihan supaya rasa
kecewa/iri hatinya tetap berada di alam bawah sadar. (Pembentukan Reaksi)
Analisis :
- Dorongan dari Superego muncul bahwa iri terhadap seseorang itu
berdosa. Namun, rasa iri yang timbul dari Id di alam ketidaksadaran juga
kuat mendesak Ego untuk mengekspresikannya dengan memperlihatkan
-
berlebihan.
3. Anak yang suka membaca majalah cabul atau menonton video porno untuk
mengurangi dorongan seks yang ada dalam dirinya. (Subtitusi dalam
Pembentukan Reaksi)
Analisis
- Dorongan seks dari Id menuntut dipenuhi segera oleh Ego. Namun,
Superego mengekang Ego untuk mewujudkannya karena tidak sesuai
dengan budaya ketimuran yang sopan, santun dan bermartabat. Yang
-
menganggap seks bebas adalah hal yang sangat menjijikkan dan berdosa.
Kecemasan yang muncul dari konflik antara Superego dan Id
menyebabkan Ego berpikir keras apa yang harus dilakukan. Kemudian
Ego membayangkan apabila impuls dari Id dilakukan pasti tidak akan
diterima oleh lingkungan karena hal itu menjadi hal yang tabu dan
manusiawi.
Munculnya konflik tersebut memaksa Ego untuk tetap membawa impuls
dari Id berada dalam bawah sadar. Akhirnya Ego menggunakan reaksi
agresi dengan memanfaatkan drive agresifnya untuk menyerang obyek
yang menimbulkan frustasi dan menutupi kelemahan dirinya dengan
menunjukkan
kekuatan
drive
agresifnya.
Dalam
hal
ini
Ego