Você está na página 1de 14

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pembangunan nasional yang berlangsung secara terus-menerus dan
berkesinambungan selama ini bertujuan meningkatkan kesejahteraan rakyat
baik materiil dan spiritual. Untuk merealisasikan tujuan tersebut diperlukan
anggaran pembangunan yang cukup besar. Salah satu usaha untuk
mewujudkan peningkatan penerimaan untuk pembangunan tersebut adalah
dengan menggali sumber dana yang berasal dari dalam negeri, yaitu pajak.
Secara ekonomi, pemungutan pajak merupakan penerimaan negara
yang digunakan untuk meningkatkan taraf kehidupan masyarakat. Hal ini
dapat dilihat dari besarnya anggaran pemerintah Indonesia untuk tahun 2014.
Belanja Negara dalam APBN 2014 sebesar Rp1.816,7 Triliun meningkat dari
tahun 2013 yang hanya sebesar Rp1.726,2 Triliun. Sedangkan tahun 2015
Belanja Negara dalam APBN dianggarkan sebesar Rp1.984,1 triliun.
Pajak merupakan sumber penerimaan yang dominan dalam struktur
Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Lebih dari 70 persen
penerimaan berasal dari sektor pajak. Pemerintah menargetkan penerimaan
pajak tahun 2015 sebesar Rp1.294,3 triliun. Untuk realisasi penerimaan pajak
per 31 Juli 2015 dapat dilihat pada tabel 1.1. Pendapatan negara dari tahun
ke tahun selalu mengalami peningkatan, namun demikian peluang untuk terus
ditingkatkan di masa yang akan datang terbuka lebar karena potensinya
belum digali secara optimal.
Untuk menggali penerimaan negara dari sektor perpajakan dibutuhkan
upaya-upaya nyata, serta diimplementasikan dalam bentuk kebijakan
pemerintah. Upaya-upaya tersebut dapat berupa intensifikasi maupun
ekstensifikasi perpajakan. Intensifikasi pajak dapat berupa peningkatan jumlah
Wajib Pajak (WP) maupun peningkatan penerimaan pajak itu sendiri. Upaya
ekstensifikasi dapat berupa perluasan objek pajak yang selama ini belum
tergarap. Untuk mengejar penerimaan pajak, perlu didukung situasi sosial
ekonomi politik yang stabil, sehingga masyarakat juga bisa dengan sukarela
membayar pajaknya. Pemerintah tentu diharapkan dapat mempertimbangkan
kembali kebijakan perpajakan yang bisa menarik minat masyarakat menjadi
wajib pajak seperti sunset policy. Demikian juga, salah satu kebijakan yang

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

perlu dipertimbangkan adalah diberikannya tax amnesty atau pengampunan


pajak. Kebijakan ini diharapkan dapat meningkatkan subyek pajak maupun
obyek pajak. Subyek pajak dapat berupa kembalinya dana-dana yang berada
di luar negeri, sedangkan dari sisi obyek pajak berupa penambahan jumlah
wajib pajak.
Tabel 1.1 Tabel Realisasi Penerimaan Pajak Per 31 Juli 2015
Indonesia pernah menerapkan amnesti pajak pada 1984. Namun

pelaksanaannya tidak efektif karena wajib pajak kurang merespons dan tidak
diikuti dengan reformasi sistem administrasi perpajakan secara menyeluruh.
Disamping itu peranan sektor pajak dalam sistem APBN masih berfungsi
sebagai pelengkap saja sehingga pemerintah tidak mengupayakan lebih
serius. Pada saat itu penerimaan negara banyak didominasi dari sektor
ekspor minyak dan gas bumi. Berbeda dengan sekarang, penerimaan pajak

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

merupakan sumber penerimaan dominan dalam struktur APBN Pemerintah


Indonesia.
Saat ini, sebagai bentuk reformasi perpajakan salah satu agendanya
adalah menerapkan Pengampunan Pajak atau Tax Amnesty atau dengan kata
lain adalah pemerintah akan mengajukan Ranacangan Undang Undang
tentang

Pengampunan

Nasional

yang

didalamnya

mengatur

tentang

pengampunan pajak atau Tax Amnesty.

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Definisi Tax Amnesty
Tax amnesty adalah suatu kesempatan waktu yang terbatas pada
kelompok pembayar pajak tertentu untuk membayar sejumlah tertentu dan
dalam waktu tertentu berupa pengampunan kewajiban pajak (termasuk bunga
dan denda) yang berkaitan dengan masa pajak sebelumnya atau periode
tertentu tanpa takut hukuman pidana. Ini biasanya berakhir ketika otoritas
yang dimulai penyelidikan pajak pajak masa lalu. Dalam beberapa kasus,
undang-undang amnesti yang memperpanjang juga membebankan hukuman
yang lebih berat pada mereka yang memenuhi syarat untuk amnesti tetapi
tidak mengambilnya

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

Secara umum Tax Amnesty diterjemahkan sebagai pengampunan


pajak. Pengampunan yang diberikan mencakup 2 (dua) aspek yaitu
pengampunan terhadap pokok pajak yaitu berupa pemberian keringanan tarif
pajak yang jauh lebih rendah dari tarif umum atas pajak yang tidak/kurang
dibayar sebelumnya dan pembebasan Wajib Pajak dari tuntutan pidana pajak.
Dari berbagai literatur, Tax Amnesty merupakan strategi jangka pendek yang
efektif untuk mengejar penerimaan pajak dalam rangka menutup defisit
anggaran (shortfall). Dengan Tax Amnesty transaksi ekonomi bawah tanah
(underground economy) yang selama ini tidak terjangkau aparat pajak akan
masuk dalam sistim perpajakan sehingga menambah basis pemajakan yang
pada akhirnya meningkatkan penerimaan pajak pasca Tax Amnesty. Beberapa
negara tercatat berhasil dalam menghimpun penerimaan pajak melalui Tax
Amnesty seperti India, Italia dan Afrika Selatan. Keberhasilan negara-negara
tersebut utamanya dengan masuknya dana-dana masyarakat Wajib Pajak
dalam jumlah sangat besar yang selama ini diparkir di luar negeri dan selama
ini tidak pernah dapat dipajaki.
B. Latar Belakang diberlakukannya Tax Amnesty
Kebijakan Tax Amnesty sebenarnya pernah dilakukan Indonesia
melalui Penetapan Presiden Nomor 5 Tahun 1964 serta Keputusan Presiden
Nomor 26 Tahun 1984. Kedua program Tax Amenesty tersebut dinilai gagal
karena tidak didukung dengan sistem administrasi dan basis data perpajakan
yang baik serta penegakan hukum (law-enforcement) yang tegas pasca Tax
Amnesty.
Wacana untuk menjalankan program Tax Amnesty kembali muncul
seiring dengan peningkatan target penerimaan pajak dari tahun ke tahun yang
diyakini tidak akan dapat dicapai dalam jangka pendek kecuali melakukan
extra-effort karena basis data perpajakan yang belum kuat serta jumlah aparat
pajak yang kurang dari jumlah ideal. Disinyalir terdapat dana masyarakat
Indonesia sejumlah Rp.3.000 trilyun yang diparkir di luar negeri khususnya
negara Singapore yang selama ini tidak terjangkau oleh Direktorat Jenderal
Pajak. Jika data ini benar adanya dan paket Tax Amnesty yang ditawarkan
cukup menarik, tentu jumlah tersebut sangat potensial dijadikan target. Seperti
apa program Tax Amnesty nantinya belum jelas tetapi yang pasti akan
ditunggu oleh masyarakat Wajib Pajak khususnya bagi mereka yang ingin
memanfaatkan program tersebut.

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

Demikian juga kebijakan lain yang serupa berupa Sunset Policy telah
dilakukan pada tahun 2008. Sejak Program Sunset Policy diimplementasikan
sepanjang tahun 2008 telah berhasil menambah jumlah NPWP baru sebanyak
5.653.128 NPWP, bertambahnya SPT tahunan sebanyak 804.814 SPT dan
bertambahnya penerimaan PPh sebesar Rp7,46 triliun. Jumlah NPWP orang
pribadi 15,07 juta, NPWP bendaharawan 447.000, dan NPWP badan hukum
1,63 juta. Jadi totalnya 17,16 juta.
C. Perbedaan Tax Amnesty dan Sunset Policy
Program Tax Amnesty berbeda dengan

Sunset

Policy

yang

peraturannya akan diterbitkan dalam waktu dekat. Dalam Sunset Policy, yang
dihapuskan adalah sanksi denda administrasi sedangkan pokok pajaknya
wajib dibayar penuh sesuai tarif umum yang berlaku bagi Wajib Pajak orang
pribadi dan badan. Tidak terdapat ketentuan mengenai pembebasan atas
tuntutan pidana pajak dalam hal ini. Sedangkan dalam Tax Amnesty umumnya
diberikan adalah pengampunan atas pokok pajak yaitu keringanan dengan
penerapan tarif yang jauh lebih rendah dari tarif pajak yang berlaku umum
atas hutang pajak atau pokok pajak yang kurang atau belum dibayar. Selain
itu dalam Tax Amnesty diberikan pembebasan dari tuntutan pidana pajak.
Kalangan Ditjen Pajak sendiri mengatakan bahwa Sunset Policy juga
merupakan bentuk pengampunan pajak tetapi dalam versi yang ringan (Soft
Tax Amnesty).
Baik Sunset Policy maupun Tax Amnesty telah menjadi pembicaraan
yang marak di masyarakat. Berhubung wacana kedua program ini terungkap
ke publik secara bersamaan, sebagian Wajib Pajak mungkin sudah mulai
menimbang-nimbang apakah akan ikut Sunset Policy dalam tahun 2015 ini
saja atau nanti juga ikut program Tax Amnesty yang diwacanakan berlaku
tahun 2017. Bisa juga sebagian Wajib Pajak lainnya hanya akan menunggu
Tax Amnesty yang jelas lebih menarik dari Sunset Policy. Yang lebih ekstrim
lagi, mungkin saja ada Wajib Pajak yang tidak ikut kedua program tersebut
karena yakin bahwa program serupa akan ada lagi nanti di masa mendatang.
Oleh karena itu pemerintah sebaiknya memberikan Tax Amnesty tidak lebih
dari satu kali. Wajib Pajak harus diyakinkan bahwa bagi mereka yang tidak
ikut maka setelah program Tax Amnesty selesai kepada Wajib Pajak akan
dikenakan sanksi yang tegas sesuai ketentuan perundang-undangan yang

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

berlaku jika ditemukan Wajib Pajak tidak melaporkan penghasilan sesuai


keadaan yang sebenarnya.
Untuk kebijakan tentang Sunset Policy, pada tahun 2015, pemerintah
dalam hal ini kementerian keuangan telah menerbitkan peraturan menteri
keuangan dengan nomor PMK Nomor 29/PMK.03/2015 tentang Penghapusan
Sanksi Administrasi Bunga Yang Terbit Berdasarkan

Pasal 19 Ayat (1)

Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983 Tentang Ketentuan Umum Dan Tata


Cara Perpajakan Sebagaimana Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan
Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2009. Dalam peraturan meneteri keuangan
ini diatur mengenai kriteria dan tatacara wajib pajak yang akan diberikan
penghapusan sanksi administrasi.
D. Pokok-Pokok yang Terkandung dalam RUU Pengampunan Nasional
1. Ketentuan Umum
Pengampunan Nasional adalah penghapusan pajak terutang,
penghapusan sanksi administrasi perpajakan, penghapusan sanksi
pidana dibidang perpajakan, serta sanksi pidana tertentu dengan
membayar uang tebusan, sebagaimana ditetapkan dalam Undang

Undang ini.
Uang tebusan adalah sejumlah uang yang dibayarkan untuk

mendapat Pengampunan Nasional


Surat Permohonan pengampunan nasional adalah surat yang
digunakan oleh orang pribadi atau badan untuk melaporkan harta,
nilai harta, perhitungan dan pembayaran uang tebusan berdasarkan

undang-undang ini.
2. Subjek dan Objek
Setiap orang pribadi atau badan berhak mengajukan permohonan
pengampunan nasional dengan menyampaikan Surat Permohonan
Pengampunan Nasional, kecuali orang pribadi atau badan yang sedang
dalam proses penuntutan, atau sedang menjalani hukuman pidana atas
tindak pidana dibidang perpajakan atau tindak pidana tertentu
3. Tarif
3% untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan

Nasional bulan oktober sampai dengan desember 2015


5% untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan

Nasional bulan Januari sampai dengan juni 2016


8% untuk periode pelaporan Surat Permohonan Pengampunan

Nasional bulan Juli sampai dengan Desember 2016


4. Fasilitas

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

Bagi orang pribadi atau badan yang memperoleh Surat Keputusan


Pengampunan Nasional akan memperoleh fasilitas dibidang perpajakan
berupa:
Penghapusan pajak terutang, sanksi administrasi perpajakan, dan
saksi pidana dibidang perpajakan untuk kewajiban perpajakan
sebelum undang-undang ini diundangkan yang belum diterbitan

ketetapan pajak
Tidak dilakukan penagihan pajak dengan surat paksa, pemeriksaan
pajak, pemeriksaan bukti permulaan, penyidikan dan penuntutan
tindak pidana di bidang perpajakan atas kewajiban perpajakan dalam
masa pajak, bagian tahun pajak dan tahun pajak sebelum undang-

undang ini diundangkan


Dalam hal orang pribadi atau badan sedang dilakukan pemeriksaan
pajak atau pemeriksaan bukti permulaan untuk kewajiban perpajakan
sebelum undang-undang ini diundangkan, atas pemeriksaan pajak
atau pemeriksaan bukti permulaan tersebut dihentikan.

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

BAB III
PEMBAHASAN
A. Implementasi RUU Pengampunan Nasional
Bagi banyak negara, pengampunan pajak (tax amnesty) seringkali
dijadikan alat untuk menghimpun penerimaan negara dari sektor pajak secara
cepat dalam jangka waktu yang relatif singkat. Program tax amnesty ini
dilaksanakan karena semakin parahnya upaya penghindaran pajak. Kebijakan
ini dapat memperoleh manfaat perolehan dana, terutama kembalinya dana
yang disimpan di luar negeri. Direktur Center for Indonesia Taxation Analysis
(CITA)

Yustinus

Prastowo

menjelaskan,

penelitian

IMF

pada

2008

menunjukan tingkat keberhasilan tax amnesty di negara berkembang hanya


50 persen. Namun diakui, kebijakan pengampunan pajak di negara maju,
memang cukup efektif mendongkrak penerimaan pajak. Keberhasilan ini
ditunjang pengelolaan administrasi yang sudah baik serta tingkat kepercayaan
yang relatif tinggi dari masyarakat.
Seperti yang diketahui bahwa Direktorat Jendral Pajak memiliki
informasi bahwa terdapat sekitar Rp3.000 sampai dengan Rp4.000 triliun
dana parker di singapura, dana Rp3000-4000 triliun ini berasal dari kalangan
orang pribadi, sehingga diasumsikan bila Rp1000 triliun saja masuk ke
Indonesia, maka negara dapat menghasilkan penerimaan Rp80 triliun jika
pakai tarif 8%.
Kebijakan tax amnesty ini juga mempunyai kelemahan dalam jangka
panjang dapat berakibat buruk berupa menurunnya kepatuhan sukarela dari
wajib pajak patuh, bilamana tax amnesty dilaksanakan dengan program yang

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

tidak tepat. Untuk lebih jelasnya, ada beberapa poin penting yang harus
diperhatikan oleh pemerintah sebelum memberlakukan Tax Amnesty sehingga
nantinya tidak merugikan berbagai pihak terutama bagi Wajib Pajak yang
selama ini sudah patuh terhadap ketentuan perpajakan di Indonesia. Wajib
Pajak yang taat akan tereduksi kepatuhannya karena adanya Tax Amnesty.
Sehingga dalam jangka panjang jika tidak hati-hati justru menyebabkan
semakin rendahnya tingkat kepatuhan membayar pajak.
Pemerintah tidak boleh berpikir secara parsial karena ketakutan
terhadap tidak tercapainya target penerimaan pajak. Sehingga solusi terhadap
Tax Amnesty, dipikir dapat mengenjot penerimaan pajak dan menarik kembali
dana yang disimpan di luar negeri. Kasus kebijakan Sunset Policy tahun 2008
menjadi pembelajaran. Memang ada peningkatan dari jumlah WP ketika
diberlakukannya Sunset Policy tapi dilihat dari aspek kepatuhan WP justru
setelah dilakukannya Sunset Policy menjadi turun. Artinya, bukan Tax
Amnesty yang sebenarnya diperlukan dalam mengenjot penerimaan pajak
dan tingkat kepatuhan tapi ada instrumen lain seperti penegakan hukum,
perbaikan kelembagaan, perbaikan sistem administrasi perpajakan dan
penataan regulasi.
Pemerintah mewacanakan kebijakan Tax Amnesty untuk pelanggar
pajak dan pelaku kejahatan finansial lainnya, dengan syarat dana mereka
yang

disimpan

di

luar

negeri

dibawa

pulang

ke

Indonesia.

Tak

tanggungtanggung, pengampunan yang dimaksud adalah pemberian fasilitas


penghapusan pokok utang pajak, Pelanggaran yang mendapat pengampunan
rencananya pun beragam. Bukan Cuma kejahatan perpajakan, melainkan
uang hasil tindak pidana korupsi, pencucian uang, dan lainnya akan
memperoleh pengampunan. Menggenjot pendapatan pajak, tidak dapat
dilakukan dengan cara-cara yang sifatnya periodik, dan cenderung pragmatis
sejenis Tax Amnesty. Namun harus dilakukan dengan cara yang komprehensif
dan sistematis dari hulu hingga ke hilir, yakni dari proses kebijakan yang baik,
infrastruktur cukup serta sumber daya manusia yang cakap. Kebijakan Tax
Amnesty yang saat ini hendak diterapkan tentu harus mendapat perhatian
yang luas dari masyarakat. Apalagi rencana memperluas cakupannya, hingga
kepada para pelaku kejahatan finansial seperti korupsi, pencucian uang, tentu
hal ini bukan persoalan yang sederhana.
Pemerintah selama ini sudah dua kali melakukan kebijakan Tax
Amnesty yaitu tahun 1984 dan tahun 2008. Kebijakan Tax Amnesty tahun

ZULKIFLI FACHRI A31115716

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

1984 bisa dikatakan gagal total karena tidak diikuti oleh kebijakan lain
terutama

kebijakan

perbaikan

sistem

administrasi

perpajakan

yang

merupakan landasan dasar keberhasilan Tax Amnesty. Belajar dari dua


kegagalan ini, seharusnya pemerintah bisa mengkaji lagi wacana untuk
melakukan kebijakan Tax Amnesty. Belajar dari beberapa negara yang sukses
dalam menjalankan kebijakan Tax Amnesty seperti Korea Selatan, India, Italia,
Irlandia dan Afrika Selatan. Bahwa penerapan Tax Amnesty harus terintegrasi
dengan kebijakan perpajakan lainnya.
Landasan utama dari penerapan Tax Amnesty adalah tersedianya
database perpajakan yang lengkap sehingga bisa memberikan potret riil dari
karalteristik WP yang ada saat ini. Informasi yang lengkap akan memudahkan
pemerintah dalam melakukan pengampunan pajak terhadap WP yang
bermasalah.
Tax Amnesty efektif ketika sistem administrasi perpajakan memadai
untuk mendorong WP lebih mudah dalam melakukan proses pembayaran
pajak. Bila sistem administrasi perpajakan masih rumit maka upaya
meningkatkan kepatuhan WP akan sulit juga dilakukan. Terakhir, penegakan
hukum yang berkeadilan. Ini akan rumit ketika sistem penegakan hukum
masih amburadul dan penuh ketidakpastian. Melihat kondisi diatas, maka sulit
sebenarnya melakukan kebijakan Tax Amnesty di Indonesia saat ini
Terkait dengan adanya upaya pemerintah melakukan pengejaran aset
hasil kejahatan yang dilarikan keluar negeri, adanya wacana pengampunan
tersebut tentu sangat disayangkan, dalam hal ini adalah upaya PPATK dalam
rangka pengejaran aset penjahat keuangan karena tidak sedikit terpidana
kelas kakap yang menaruh dana korupsinya di negara lain seperti singapura.
Oleh karena itu, berdasarkan uraian-uraian yang telah dijelaskan
diatas bahwa poin penting terkait akan diberlakukannya Rancangan UndangUndang tentang Pengampunan Nasional yaitu:
Kebijakan Tax Amnesty tanpa kajian yang komprehensif bisa berdampak
besar terhadap optimalisasi penerimaan pajak dan tingkat kepatuhan

Wajib Pajak.
Tax Amnesty bukan instrumen yang adil bagi Wajib Pajak yang selama ini

taat dalam pembayaran pajak.


Pemerintah harus menghentikan wacana kebijakan Tax Amnesty, lebih
baik instrumen pada pencapaian target penerimaan pajak, peningkatan
tax ratio,

perbaikan kelembagaan,

perbaikan

sistem

perpajakan, penataan regulasi dan penengakan hukum.

ZULKIFLI FACHRI A31115716

10

administrasi

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

B. Rekomendasi Kebijakan agar Tax Amnesty tidak diberlakukan


Adapun upaya-upaya yang dapat dilakukan oleh pemerintah dalam upaya
menggenjot penerimaan pajak dan perbaikan tata kelola perpajakan tanpa
harus melakukan kebijakan Tax Amnesty yaitu :
Penindakan tegas terhadap para pelaku kejahatan perpajakan
Persoalan mendasar yang dihadapi sector perpajakan adalah persoalan
kejahatan perpajakan yang sering dilakukan oleh korporasi dan
pengusaha. Ini yang mendorong realisasi penerimaan pajak selalu
dibawah potensi pajak yang ada saat ini. Kelemahannya ada pada
ketidaktegasan pemerintah dalam melakukan penindakan terhadap
kejahatan perpajakan. Untuk itu ke depan, pemerintah bisa meningkatkan
kapasitas penegakan hukum terhadap pelaku kejahatan perpajakan. Saat
ini sudah ada Satgas Pengamanan Penerimaan Negara, Satgas ini bisa
menjadi instrumen untuk mengejar para korporasi atau pengusaha yang
melakukan

pengemplangan

pajak

dan

pencucian

uang

dari

pengemplangan pajak.
Perbaikan sistem kelembagaan, perbaikan sistem administrasi
perpajakan dan penataan regulasi
Tiga aspek ini merupakan landasan dalam menciptakan sistem
perpajakan yang baik di Indonesia. Rendahnya realisasi penerimaan
pajak, tax ratio dan tingkat kepatuhan Wajib Pajak disebabkan oleh tiga
aspek ini. Sehingga pemerintah bisa instrument dalam memperbaiki
kebijakan terkait kelembagaan perpajakan, perbaikan sistem administrasi
perpajakan dan penataan regulasi perpajakan. Jika ini bisa dilakukan
segera dalam jangka pendek maka efeknya terhadap strategi pemerintah
untuk meningkatkan penerimaan pajak, tax ratio dan tingkat kepatuhan
Wajib Pajak bisa sukses dilakukan.

BAB IV
PENUTUP

ZULKIFLI FACHRI A31115716

11

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

A. Simpulan
Dari pembahasan di atas ada beberapa hal yang dapat di simpulkan
antara lain sebagai berikut :
1. Tax amnesty dapat diimplementasikan di Indonesia, namun harus
mempunyai payung hukum sebagai dasar serta tujuan yang jelas dalam
pelaksanaan tax amnesty.
2. Keunggulan
yang
diharapkan

bila

kebijakan

tax

amnesty

diimplementasikan yaitu akan dapat mendorong masuknya dana-dana dari


luar negeri yang dalam jangka panjang dapat digunakan sebagai
pendorong investasi yang pada gilirannya bermanfaat untuk menstimulasi
perekonomian nasional
3. Pemberlakuan tax amnesty juga dapat berdampak terhadap wajib pajak
yang selama ini telah patuh akhirnya mungkin semakin tidak percaya
dengan kebijakan-kebijakan perpajakan yang dikeluarkan oleh pemerintah
yang cenderung bersifat tidak pasti dan lebih menguntungkan bagi mafiamafia pajak.
4. Salah satu kelemahan Tax amnesty bila diterapkan di Indonesia adalah
dapat mengakibatkan berbagai penyelewengan karena sarana dan
prasarana, keterbukaan akses informasi serta pendukung lainnya belum
memadai sebagai prasyarat pemberlakuan tax amnesty tersebut.
5. Implementasi Tax amnesty dalam jangka pendek sebaiknya ditunda
terlebih dahulu menunggu kesiapan berbagai perangkat dan piranti hukum
yang melandasi pelaksanaan kebijakan ini.

DAFTAR PUSTAKA
Ragimun. 2011. Analisis Implementasi Pengampunan Pajak (Tax Amnesty) Di
Indonesia. Badan Kebijakan Fiskal Kemenkeu RI

ZULKIFLI FACHRI A31115716

12

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

Saputra, Refky. 2015. Tax Amnesty bukan Alat Kompromi dengan Penjahat.
Forum pajak Berkeadilan:Jakarta.
Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 29/PMK.03/2015
tentang Penghapusan Sanksi Administrasi Bunga Yang Terbit
Berdasarkan Pasal 19 Ayat (1) Undang-Undang Nomor 6 Tahun 1983
Tentang Ketentuan Umum Dan Tata Cara Perpajakan Sebagaimana
Telah Beberapa Kali Diubah Terakhir Dengan Undang-Undang Nomor
16 Tahun 2009.
Rappler. 2015. Tiga poin utama RUU Pengampunan Pajak Nasional. (Online)
(http://www.rappler.com/indonesia/108573-tiga-poin-ruupengampunan-pajak-nasional). Diakses pada tanggal 24 Oktober
2015.
Wijaya, Angga Sukma. 2013. Alokasi Belanja Negara Tahun 2014 Rp 1.816,7 T.
Tempo.
(http://bisnis.tempo.co/read/news/2013/08/16/090504891/alokasibelanja-negara-tahun-2014-rp-1-816-7-triliun). Diakses pada tanggal
24 Oktober 2015.
Suryowati, Estu. 2015. UU APBN Perubahan Tahun Anggaran 2015 Disepakati.
Kompas.
(http://bisniskeuangan.kompas.com/read/2015/02/13/223248426/UU.A
PBN.Perubahan.Tahun.Anggaran.2015.Disepakati).

Diakses

pada

Nasional

2015.

tanggal 24 Oktober 2015.


Ayu.

2015.

Rancangan

Indonesia

Undang-Undang

Pengampunan

Corruption

Watch.

(Online)

(http://www.antikorupsi.org/id/doc/rancangan-undang-undangpengampunan-nasional-2015). Diakses pada tanggal 24 Oktober 2015.

ZULKIFLI FACHRI A31115716

13

Implementasi Tax Amnesty di Indonesia

ZULKIFLI FACHRI A31115716

14

Você também pode gostar