Você está na página 1de 5

Jurnal JARKOM Vol. 1 No.

2 Januari 2014

ISSN:2338-6312

ANALISA PERBANDINGAN EASYHOTSPOT DAN MIKROTIK DALAM


PENERAPAN HOTSPOT AREA DENGAN SISTEM AAA
Rizal Fakhruddin Lubis1, Suwanto Raharjo2, Edhy Sutanta3
1,2,3

Teknik Informatika, institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta


2
3
jufongatana@gmail.com, wa2nlinux@yahoo.com, edhy_sst@yahoo.com

ABSTRACT
At present more and more public places are provided hotspots area in order to attract
consumers. Such facilities are generally only be used by a particular user is allowed, so needed
a software to authenticate the prospective user prior to access to the Internet using hotspots
area. Many alternative software options available, so that the necessary guidelines for choosing
the right software to do security, one with the AAA system (Authentification, Authorized,
Accounting). This study compared two software namely EasyHotspot and Mikrotik for the
implementation of the AAA system in hotspot areas.
Key words: EasyeHotspot, Mikrotik, hotspots, internet.
INTISARI
Saat ini semakin banyak tempat keramaian yang disediakan fasilitas hotspot area
dengan tujuan untuk menarik konsumen. Fasilitas tersebut umumnya hanya bisa digunakan
oleh user tertentu yang diijinkan, sehingga diperlukan sebuah software untuk autentifikasi calon
user sebelum melakukan akses ke internet menggunakan fasilitas hotspot area. Banyak
alternatif pilihan software yang tersedia, sehingga diperlukan panduan memilih software yang
tepat untuk melakukan pengamanan, salah satunya dengan sistem AAA (Authentification,
Authorized, Accounting). Penelitian ini membandingkan dua software yaitu EasyHotspot dan
Mikrotik untuk pada implementasi sistem AAA pada hotspot area.
Kata-kata kunci : EasyeHotspot, Mikrotik, hotspot area, internet.
PENDAHULUAN
Hotspot area semakin banyak dijumpai pada tempat-tempat keramaian dan strategis,
seperti cafe, pusat perbelanjaan/mall, perkantoran, dan bahkan tempat kos. Tujuan penyediaan
fasilitas hotspot area sebagain besar dimaksudkan untuk menarik para calon konsumen,
sehingga umumnya bersifat gratis namun hanya dapat diakses oleh user tertentu, misal
pelanggan cafe dan pusat perbelanjaan. Permasalahan yang akan timbul adalah bagaimana
cara untuk memberikan layanan hotspot tersebut hanya kepada user tertentu yang diijinkan,
sehingga diperlukan sebuah software untuk autentifikasi calon user sebelum melakukan akses
ke internet. Saat ini tersedia cukup banyak software yang berfungsi untuk melakukan
autentifikasi user pada hotspot area, sehingga dibutuhkan panduan untuk memilih software
yang sesuai sesuai dengan kebutuhan penyedia fasilitas hotspot area.
Penelitian ini membandingkan dua software yaitu EasyHotspot dan Mikrotik pada
implementasi sistem AAA di hotspot area. EasyHotspot adalah suatu sistem operasi atau distro
ciptaan anak bangsa yang dikembangkan dari linux Ubuntu yang didesain untuk billing hotspot.
EasyHotspot menyediakan paket-paket yang dibutuhkan untuk membangun billing hotspot
seperti FreeRadius untuk autentikasi user, Chillispot sebagai gateway, dan database MySQL
sebagai basis data untuk menyimpan account user.Saat ini EasyHotspot sudah sampai pada
versi 0.2 yang berbasis Ubuntu 8.4, sementara pada penelitian ini menggunakan EasyHotspot
versi 0.1 berbasis Ubuntu 7.10 (http://easyhotspot.sourceforge.net/index.php/documentation, 13
Januari 2010). Mirotik hardware merupakan Mikrotik dalam bentuk perangkat keras yang
khusus dikemas dalam board router, di dalamnya sudah terinstal Mikrotik Router OS.
METODE PENELITIAN
Bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah koneksi internet, komputer server
dengan spesifikasi mempunyai dua kartu jaringan, RAM minimal 512 MB, dan kapasitas
hardisk miniman 10 GB, software EasyHotspot versi 0.1, dan software Mikrotik versi 2.9.4.

185

Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014

ISSN:2338-6312

Pelaksanaan penelitian ini menggunakan beberapa alat yaitu WinBox versi 2.2.15 (software
untuk remote Mikrotik), access point (merk WRT54G Wireless G Broadband Router) keluaran
Cisco, komputer klien, kuisioner/angket, serta software pengukur kecepatan bandwidth
(diperoleh dari www.speedtest.telkomspeedy.com/, 01 Desember 2009). Data penelitian
dikumpulkan menggunakan studi pustaka, simulasi sistem, dan kuisioner.
Analisa dalam penelitian ini mengacu pada hasil penelitian Rofiq (2009) yang meneliti
tentang pemanfaatan captive portal sebagai autentikasi client untuk keamanan jaringan hotspot
menggunakan software EasyHotspot, dan penelitian Saputra (2009) yang meneliti tentang
pemanfaatan Mikrotik untuk manajemen bandwidth pada jaringan wireless dengan model
voucher menggunakan captive portal. Cara konfigurasi access point mengacu pada penelitian
Lubis (2006) yang telah menganalisa dan mengimplementasikan keamanan wireless 2,4 Ghz
untuk jaringan lokal.
Tahapan penelitian dilakukan sebagai berikut:
Langkah 1 .Merancang topologi jaringan yang akan diterapkan.
Langkah 2. Menganalisa IP, Gateway, Broadcast, dan DNS Server untuk memperoleh IP yang
akan digunakan oleh client/server, serta access point/switch dan komputer server
agar dapat membuat suatu jaringan lokal yang dapat mengakses ke internet.
Langkah 3. Menginstal dan mengkonfigurasi sistem Mikrotik dan EasyHotspot satupersatu agar dapat berjalan sesuai fungsinya.
Langkah 4. Membandingkan kedua sistem untuk memperoleh informasi tentang
kelebihan dan kekurangan kedua sistem. Parameter yang dianalisa dalam
perbandingan kedua sistem meliputi 5 aspek, yaitu kemudahan instalasi,
kemudahan konfigurasi, manajemen user, kecepatan banwidth untuk
upload/download,
serta tampilan interface. Tahapan ini dilakukan dengan
memanfaatkan kuisioner dari para pengguna dan simulasi sistem. Kuisioner
dibagikan kepada 30 orang responden yang paham pemahamaman tentang
jaringan. Kuisioner berisi pertanyaan yang meliputi parameter kemudahan
instalasi, kemudahan konfigurasi, dan tampilan/interface, sedangkan perbandingan
parameter manajemen sistem dan kecepatan bandwidth dilakukan berdasarkan
hasil simulasi sistem.
PEMBAHASAN
Rancangan jaringan yang akan diterapkan dan dianalisa dalam penelitian ini
ditampilkan pada Gambar 1. Rancangan tersebut selanjutnya dianalisa sesuai langkah-langkah
dalam tahapan penelitian yang telah ditetapkan.

Gambar 1. Rancangan jaringan

186

Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014

ISSN:2338-6312

Hasil analisa tentang kemudahan instalasi ditampilkan pada Tabel 1, hasil analisa tentang
kemudahan konfigurasi ditampilkan pada Tabel 2, hasil analisa tentang tampilan/interface
ditampilkan pada Tabel 3, dan ringkasan hasil analisa setiap parameter ditampilkan pada Tabel
4.
Tabel 1: Hasil analisa tentang kemudahan instalasi
EasyHotspot
Mikrotik
Cukup banyak tahapan dalam instalasi
Tidak banyak tahapan dalam instalasi
Hardisk yang digunakan dapat dipartisi dan
Hardisk yang digunakan hanya dipartisi untuk
digunakan untuk sistem operasi Lain
Mikrotik
Memerlukan spesifikasi komputer yang cukup
Tidak memerlukan spesifikasi komputer yang
tinggi (RAM 512MB, Hardisk 10GB)
tinggi (RAM 32MB, Hardisk 64MB)

Tabel 2: Hasil analisa tentang kemudahan konfigurasi


EasyHotspot
MikrotikOS
Tidak banyak tahapan konfigurasi
Cukup banyak tahapan konfigurasi
DHCP server secara otomatis sudah aktif dan
Harus melakukan konfigurasi gateway dan
tidak perlu melakukan konfigurasi gateway
mengaktifkan DHCP server sebelum
dikonfigurasi menjadi server hotspot
karena secara otomatis aktif
Dilakukan dari console (layar hitam-putih)
Dapat dilakukan melalui console dan WinBox
(secara visual)
Konfigurasi server hotspot tidak dapat
Konfigurasi server hotspot dapat dilakukan
dilakukan remote
remote

Tabel 3: Hasil analisa tentang tampilan/interface


EasyHotspot
MikrotikOS
Tampilan cukup sulit untuk dimodifikasi
Tampilan cukup mudah untuk dimodifikasi
karena dibuat dengan CI (Code Integer)
karena dibuat dengan html yang familiar
dengan nama file hotspotlogin.cgi
dengan nama file login.html
Tidak perlu menggunakan software
Menggunakan software tambahan seperti
tambahan untuk mengambil file yang akan
FTP untuk mengambil file yang akan
dimodifikasi
dimodifikasi
Tabel 4: Ringkasan hasil kuisioner setiap parameter
Parameter
Mikrotik EasyHotspot
Kemudahan instalasi
21
9
Kemudahan konfigurasi
12
18
Tampilan/interface yang user friendly
19
11
Jumlah
52
38
Kelebihan dan Kekurangan Software
Berdasarkan hasil analisa dalam penelitian ini, dapat disimpulkan kelebihan dan
kekurangan kedua software yang diteliti. Kelebihan Mikrotik antara lain tampilan grafis penuh,
manajemen bandwidth dapat ditetapkan sesuai keinginan, satu account user hanya dapat
digunakan untuk satu user, serta dapat mencatat MAC Address dan IP Address user,
sedangkan kelebihan EasyHotspot antara lain tampilan grafis minim, mempunyai halaman
logout secara otomatis, dan mempunyai fitur billing hotspot. Kekurangan Mirotik antara lain
halaman logout tidak muncul secara otomatis, terdapat cookies untuk account user yang telah
login, dan sistem billing hotspot secara default, sedangkan kelemahan EasyHotspot antara lain
satu account user dapat digunakan oleh lebih dari satu user secara bersamaan, manajemen
bandwidth sudah ditetapkan mulai dari 32kbps dan seterusnya dengan kelipatan 32kbps, dan
tidak dapat melihat user yang sedang aktif.

Manajemen Sistem

187

Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014

ISSN:2338-6312

Hasil uji untuk manajemen sistem ditampilkan pada Tabel 5.


Tabel 5: Manajemen Sistem
Parameter
Tampilan/interface
Kemudahan dan keleluasaan dalam memanajemen
bandwidth
Mempunyai halaman logout yang keluar secara otomatis
Satu account user hanya bisa digunakan satu user pada
saat yang bersamaan
Dapat melihat user yang sedang aktif/online
Kemudahan dan keleluasaan menciptakan billing hotspot

Mikrotik

EasyHotspot

Kecepatan Bandwidth
Pengujian
kecepatan
bandwidth
dilakukan
pada
situs
http://www.speedtest.telkomspeedy.com. Pengujian dilakukan pada saat hanya satu user yang
sedang aktif dan user tersebut hanya melakukan aktifitas pengujian kecepatan bandwidth. Agar
memperoleh hasil yang cukup valid, maka pengujian dilakukan sebanyak dua kali, dan hasilnya
ditampilkan pada Tabel 6 untuk pengujian pertama, dan pada Tabel 7 untuk pengujian kedua.
Tabel 6: Hasil pengujian kecepatan bandwidth pertama
Pengujian
Mikrotik
EasyHotspot
Download
129Kbps (16.1KBps)
131kbps (16.4KBps)
Upload
126Kbps (15.8KBps)
127kbps (15.9KBps)
Tabel 7: Hasil pengujian kecepatan bandwidth kedua
Keterangan
Mikrotik
EasyHotspot
Download
130Kbps (16.3KBps)
129kbps (16.1KBps)
Upload
127Kbps (16KBps)
127kbps (15.9KBps)
Hasil-hasil analisa dan pengujian selanjutnya dapat diringkas menjadi hasil gabungan yang
menujukkan kelebihan software secara relatif (diberi tanda ) sebagaimana ditunjukkan pada
Tabel 8.
Tabel 8: Ringkasan hasil analisa dan pengujian secara keseluruhan
Parameter
Mikrotik EasyHotspot

Kemudahan instalasi

Kemudahan konfigurasi

Manajemen system

Kecepatan bandwidth untuk upload/download

Tampilan/interfaceyang user friendly


Berdasarkan Tabel 8, Mikrotik mendapatkan 4 poin sedangkan EasyHotspot
mendapatkan 2 poin. Secara umum, sistem keamanan pada penerapan server hotspot, Mikrotik
lebih unggul daripada EasyHotspot. Mikrotik mempunyai sistem keamanan di mana satu
account user hanya bisa digunakan oleh satu user pada saat bersamaan, Mikrotik juga mampu
mencatat IP/MAC Address user, sehingga Mikrotik mempunyai keamanan yang lebih baik
karena satu account user hanya dapat digunakan pada satu komputer. Kelebihan EasyHotspot
adalah memiliki suatu sistem billing server secara default. Billing server yang ada pada
EasyHotspot bersifat pra-bayar dan paska-bayar. Billing hotspot tepat digunakan untuk server
hotspot dengan sistem berbayar seperti yang dapat dijumpai pada warung internet (seperti
Intersat, Merapi-Net, dan Lion-net) yang menawarkan fasilitas hotspot berbayar, walaupun
EasyHotspot tidak memiliki sistem keamanan sebaik yang dimiliki oleh Mikrotik. Mikrotik dan
EasyHotspot diciptakan dari keluarga linux/unix sehingga kelebihan dan kekurangan dari kedua
software tersebut dapat seimbang. EasyHotspot memiliki billing hotspot secara default
sedangkan Mikrotik tidak memiliki billing hotspot secara default, namun pada Mikrotik masih
dapat dibuat billing hotspot secara manual.

188

Jurnal JARKOM Vol. 1 No. 2 Januari 2014

ISSN:2338-6312

Berdasarkan hasil kuisioner, parameter kemudahan instalasi lebih unggul Mikrotik dari
pada EasyHotspot, hasil kuisioner Mikrotik memperoleh 21 poin dan EasyHotspot memperoleh
9 poin. Paratemeter kemudahan konfigurasi lebih unggul EasyHotspot dari pada Mikrotik, hasil
kuisioner EasyHotspot memperoleh 18 poin dan Mikrotik memperoleh 12 poin. Parameter
manajemen sistem lebih unggul Mikrotik dari pada EasyHotspot, hasil kuisioner Mikrotik
memperoleh 4 poin dari 7 poin pada sub-parameter manajemen sistem, dan EasyHotspot
memperoleh 3 poin dari 7 poin pada sub-parameter tersebut. Parameter kecepatan bandwidth
hasil yang diperoleh adalah kedua sistem tidak ada perbedaan yang menonjol atau dapat
dikatakan seimbang
Parameter tampilan/interface Mikrotik lebih unggul dari pada EasyHotspot, hasil
kuisioner EasyHotspot memperoleh 19 poin dan Mikrotik memperoleh 11 poin.
KESIMPULAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, beberapa hal dapat disimpulkan bahwa
penerapan sistem AAA (Authentification, Authorized, Accounting) pada jaringan hotspot adalah
suatu sistem keamanan yang cukup handal. Berdasarkan parameter yang ditentukan, maka
hasilnya adalah sebagai berikut: 1.Parameter kemudahan instalasi, Mikrotik lebih unggul dari
pada EasyHotspot. 2. Paratemeter kemudahan konfigurasi, EasyHotspot lebih unggul dari pada
Mikrotik. 3. Parameter manajemen sistem, Mikrotik lebih unggul dari pada EasyHotspot. 4.
Parameter kecepatan bandwidth, tidak ada perbedaan yang signifikan pada kedua software
atau dapat dikatakan seimbang. 5.Parameter tampilan/interface, Mikrotik lebih unggul dari pada
EasyHotspot.
Mikrotik memiliki sistem keamanan yang lebih baik dibandingkan EasyHotspot karena
mampu menyimpan IP/MAC address sebagai validasi account user yang membuat jaringan
hotspot lebih aman. EasyHotspot memiliki sistem billing yang memudahkan pengelolaan pada
hotspot berbayar. Selain itu juga Mikrotik dan EasyHotspot dikembangkan dari keluarga
linux/unix sehingga kelebihan dan kekurangan kedua software bisa dinyatakan seimbang
dengan cara setting secara manual.
DAFTAR PUSTAKA
Lubis, M.S., 2006, Analisa &Implementasi Keamanan Wireless 2,4 Ghz untuk Jaringan Lokal,
Skripsi, Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST AKRPIND, Yogyakarta
Rofiq, M., 2009, Pemanfaatan Captive Portal sebagai Otentikasi Client untuk Keamanan
Jaringan Hotspot, Skripsi, Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST AKPRIND, Yogyakarta
Saputra, M.R.H., 2009, Manajemen Bandwidth menggunakan Mikrotik untuk Jaringan Wireless
dengan Model Voucher di Grissee Cafe, Skripsi, Jurusan Teknik Informatika, FTI, IST
AKPRIND, Yogyakarta
www.speedtest.telkomspeedy.com/, diakses pada 01 Desember 2009.

189

Você também pode gostar