Você está na página 1de 16

Penyebab yang sering:

Hiperbilirubinemia fisiologis
Inkompatibilitas golongan darah ABO
Breast Milk Jaundice
Inkompatibilitas golongan darah rhesus
Infeksi
Hematoma sefal, hematoma subdural, excessive bruising
DM (Infant of Diabetic Mother)
Polisitemia / hiperviskositas
Prematuritas / BBLR
Asfiksia (hipoksia, anoksia), dehidrasi-asidosis,
hipoglikemia

Penyebab yang jarang:


Defisienasi G6PD (Glucose 6 Phosphat
Dehydrogenase)
Defisiensi piruvat kinase
Sferositosis kongenital
Lucey Driscoll syndrome (ikterus
neonatorum familial)
Hipotiroidism
Hemoglobinopathy

Penatalaksanaan
Foto terapi
Fototerapi merupakan terapi
penyinaran dengan panjang
gelombang cahaya 450-460 nm
(gelombang sinar biru 425-475 nm
atau sinar putih 380-700 nm) dengan
spekrum radiasi 30 W/cm2/nm.

sinar biru ( 400-550 nm), sinar hijau (550-800


nm) maupun sinar putih (300-800 nm) akan
mengubah bilirubin indirek menjadi bentuk yang
larut dalam air untuk diekskresikan melalui
empedu atau urine dan inja.
bilirubin mengabsorpsi cahaya, terjadi reaksi
kimia yaitu isomerisasi.
konversi ireversibel menjadi isomer kimia
lainnya yang disebut lumirubin yang secara
cepat dibersihkan dari plasma saluran empedu

Status hidrasi dan pemberian minum


Ibu harus menyusui bayinya setidaknya
8 sampai 12 kali setiap hari untuk
beberapa hari pertama.

Tranfusi tukar
suatu tindakan pengambilan
sejumlah darah pasien yang
dilanjutkan dengan pengembalian
darah dari donor dalam jumlah yang
sama yang dilakukan berulang-ulang
sampai sebagian besar darah pasien
tertukar.

Indikasi transfusi tukar1


Gagal dengan intensif fototerapi.
Ensefalopati bilirubin akut (fase awal,
intermediate, lanjut/advanced) yang
ditandai gejala hipertonia, melengkung,
retrocolli, opistotonus, panas, tangis
melengking.

Obat-obatan :
Phenobarbital
Intravenous immunoglobulin
Mettaloporphyrins
Cholestyramine

Istilah bilirubin ensefalopati lebih


menunjukkan kepada manifestasi
klinis yang timbul akibat efek toksis
bilirubin pada system saraf pusat
yaitu basal ganglia dan pada
berbagai nuclei batang otak.
Keadaan ini tampak pada minggu
pertama sesudah bayi lahir dan
dipakai istilah akut bilirubin
ensefalopati.

Kern ikterus adalah perubahan


neuropatologi yang ditandai oleh
deposisi pigmen bilirubin pada
beberapa daerah di otak terutama
ganglia basalis, pons dan serebelum.

Manifestasi klinis akut bilirubin ensefalopati:


pada fase awal bayi dengan ikterus berat akan
tampak letargis, hipotonik dan reflex hisap
buruk.
Pada fase intermediate ditandai dengan
moderate stupor, iritabilitas, dan hipertoni.
Untuk selanjutnya bayi akan demam, highpitched cry.
kemudian akan menjadi drowsiness dan
hipotoni. Manifestasi hipertonia dapat berupa
retrocollis dan opitotonus

Kejadian ensefalopati bilirubin dan


kern ikterus terjadi pada kadar
bilirubin indirek 30-40 mg/dl, 25-29
mg/ dl, 19-24 mg/dl dan kadar 10-18
mg/dl, berturut-turut kejadian kern
ikterus 73%, 33%, 8%, dan 0

Pada bayi ini kadar bilirubin serum


total 14,2 mg/dl pada hari ke-5
disertai dengan bayi tampak letargi,
kurang aktif, malam minum dan
hipertonus - Curiga Sepsis

Você também pode gostar