Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
Indonesia peningkatan kasus stroke baik dalam hal kematian, kejadian, maupun
kecacatan.
Angka kematian berdasarkan umur :
15,9% (umur 45-55 tahun)
26,8% (umur 55-64 tahun)
23,5% (umur 65 tahun).
Kejadian stroke (insiden) 51,6/100.000 penduduk
Kecacatan 1,6% tidak berubah; 4,3% semakin memberat.
Tujuan penatalaksanaan stroke menurunkan morbiditas dan menurunkan tingkat
kematian serta menurunnya angka kecacatan
STATUS PASIEN
IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. TK
Umur : 59 Tahun
Jenis kelamin : laki-laki
Agama
: Islam
Alamat
: RT 05 Marga Manunggal Jaya sei. Bahar
Pekerjaan
: wiraswasta
Pendidikan Terakhir
: SMA
MRS : 07 Agustus 2015 jam 23.00 WIB
DAFTAR MASALAH
No.
Masalah Aktif
Tanggal
1.
09 Agustus 2015
2.
09 Agustus 2015
3.
09 Agustus 2015
sentral
4.
Hipertensi
09 Agustus 2015
Masalah Pasif
Tanggal
KRONOLOGIS :
24 jam SMRS (08 Agustus 2015, sore) 08 Agustus 2015, sore pasien tiba-tiba mengalami
kelemahan sebagian tubuh dan anggota gerak sebelah kiri. Keluhan muncul mendadak pada
saat pasien sedang mengemudikan sepeda motor. Awalnya pasien merasa sakit kepala, lalu 5
menit kemudian diikuti dengan kelemahan tubuh sebelah kiri. lalu pasien merasa anggota
gerak kirinya lemah hingga pasien terjatuh ke lantai. Kemudian pasien pingsan. Pasien dibawa
ke rumah sakit setempat dan tak lama setelah itu pasien kembali sadar. Keluhan ini baru
pertama kali dirasakan oleh pasien. Keesokan harinya (09 Agustus 2015) pasien dirujuk ke
IGD RS Raden Mattaher Jambi setelah tetangga pasien menelepon anak-anak pasien. Bicara
sedikit pelo (+), sulit menelan (+), suara parau (-), mulut mencong (+) sedikit, sakit kepala
(+), mual (-), muntah (+). Riwayat trauma kepala (-), kejang (-), penglihatan kabur (-),
penglihatan dua (-), gangguan pendengaran disangkal, gangguan penciuman disangkal,
gangguan pengecapan disangkal, anggota badan mengalami penurunan sensasi disangkal.
Buang air kecil dan buang air besar tidak ada keluhan. pasien mengaku memiliki riwayat
darah tinggi yang tidak terkontrol sejak 3 tahun yang lalu.
Gejala penyerta
Faktor yang memperberat
Faktor yang memperingan
Riwayat kebiasaan :
OBYEKTIF
Status Presens (09 Agustus 2015)
Kesadaran
: Compos Mentis, GCS: 15 E:4 M:6 V: 5
Tekanan darah: 170/100 mmHg
Nadi
: 88x/i, isi dan tegangan cukup
Suhu
: 36,0 oC, Respirasi
: 28x/i
Kepala
Mata
: pupil bulat, isokor, 3 mm/ 3 mm, refleks cahaya (+)/(+),
THT
: dbn
Mulut
: dbn
Leher
: dbn
Jantung
: DBN
Paru
: DBN
Alat kelamin : Tidak dilakukan pemeriksaan
Ekstremitas : DBN
Status Psikitus
Cara berpikir
Perasaan hati
Tingkah laku
Ingatan
Kecerdasan
: Baik
: Biasa
: Normoaktif
: Baik
: Baik
Status neurologikus
Kepala
Bentuk
: Normochepal
Nyeri tekan
: (-)
Simetri
: (+)
Pulsasi
: (+)
Leher
Sikap
Pergerakan
Kaku kuduk
: Lurus
: terbatas
: (-)
Nervus kranialis
NERVUS KRANIALIS
Nervus Kranialis
N I (Olfaktorius)
Subjektif
Objektif (dengan bahan)
N II (Optikus)
Tajam penglihatan
Lapangan pandang
Melihat warna
Funduskopi
Kanan
Kiri
Baik
Baik (normosmia)
Baik
Baik (normosmia)
6/60
Baik
Baik
Tidak dilakukan
6/60
Baik
Baik
Tidak dilakukan
Sela mata
Ptosis
Pergerakan bola mata
Nistagmus
Strabismus
Ekso/endotalmus
Pupil
Bentuk, besar
reflex cahaya langsung
reflex konvergensi
reflex konsensual
Diplopia
N III (Okulomotorius)
Simetris
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Simetris
Tidak ada
Normal
Tidak ada
Tidak ada
Tidak ada
Bulat, isokor, 3 mm
+
+
+
Tidak ada
Bulat, isokor, 3 mm
+
+
+
Tidak ada
N IV (Trochlearis)
Normal
Tidak ada
N V (Trigeminus)
Normal
Tidak ada
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Pergerakan
(lateral)
Diplopia
bola
mata
Mengerutkan dahi
Menutup mata
Memperlihatkan gigi
Bersiul
Suara berbisik
Detik arloji
Rinne test
Weber test
Swabach test
Sensasi lidah 1/3 blkg
N VI (Abdusen)
Normal
Tidak ada
N VII (Fasialis)
Simetris
Normal
Sudut mulut tertarik ke
kanan (sedikit)
Normal
Tidak ada
Simetris
Normal
Normal
Normal
Normal
N VIII (Vestibularis)
Normal
Normal
Normal
Normal
+
+
Tidak ada lateralisasi
Normal
Normal
N IX (Glossofaringeus)
Normal
N X (Vagus)
Arkus faring
Berbicara
Menelan
Refleks muntah
Nadi
Simetris
Disatria
kurang
Baik
Normal
N XI (Assesorius)
Memalingkan kepala
Mengangkat bahu
Kedudukan lidah dijulurkan
Atropi papil
Tremor lidah
Disartria
terbatas
Normal
N XII (Hipoglosus)
Normal
+
Kanan
Simetris
Simetris
Normal
Kiri
Simetris
Simetris
Normal
Normal
Normal
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Reflek
Reflek kulit perut atas
Reflek kulit perut tengah
Reflek kulit perut bawah
Reflek kremaster
Anggota Gerak atas
Motorik
Kanan
Pergerakan
baik
Kekuatan
5
TonusEutoni
Eutoni
Trofi
Eutrofi
Sensibilitas
Raba
Normal
Nyeri
Normal
Thermi
Tidak dilakukan
Normal
Normal
Normal
tidak dilakukan
Kiri
menurun
1
Eutrofi
Normal
Normal
Tidak dilakukan
Normal
Normal
Normal
tidak dilakukan
Refleks
Biseps
Triseps
Radius
Ulna
Hoffman-Tromner
+
+
+
+
-
meningkat
meningkat
+
+
-
Kiri
0
Hipertonus
Eutrofi
Sensibilitas
Raba Normal
Normal
Nyeri Normal
Normal
Thermi
Tidak dilakukan
Refleks
Patella
Achilles
Babinsky
Oppenheim
Chaddock
Schaefer
Rosolimo
Mendel-Bechtrew
Klonus paha
Klonus kaki
Test Laseque
Test Kernig
+
-
+
-
Gerakan Abnormal
Tremor
Atetosis
Miokloni
Khorea
Rigiditas
Alat Vegetatif
Miksi
Defekasi
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: (-)
: terpasang kateter
: Normal
Pemeriksaan lain :
Darah rutin : 07 Agustus 2015
WBC : 15,8
103/mm3
(3.5-10.0)
RBC : 5.57 106/mm3(3.80-5.80)
HGB : 15.6
g/dl
(11.0-16.5)
HCT : 46.3
%
(35.0-50.0)
PLT : 242
103/mm3
(150-390)
PCT : 0.158 %
(.100-.500)
GDS : 159 mg/dl
RINGKASAN
S:
Kelemahan anggota gerak dan separuh tubuh bagiankiri sejak 24 jam SMRS.
Muncul mendadak saat beraktifitas. Bicara pelo (+), Mulut mencong (+) sedikit,
Riwayat hipertensi tidak terkontrol +.
O:
Kesadaran
Tekanan darah
Nadi
Suhu
Respirasi : 28x/I
: Composmentis, GCS: 15
: 170/ 100 mmHg
: 88 x/i
: 36,0oC
E:4 M:6 V: 5
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
Refleks
Patella
Babinsky
+
-
+
-
A :
Diagnosa Klinis
Hemiparesis sinistra tipe spastik
Parase N. VII sinistra tipe sentral
Parase N. XII sinistra tipe sentral
Hipertensi Grade II
Diagnosa Topis : Hemisferium cerebri dekstra
Diagnosa Etiologi : Suspek stroke non hemoragik
Nyeri kepala
babinski
Jenis stroke
Perdarahan
Perdarahan
perdarahan
Iskemik
Iskemik
P:
Non Medikamentosa :
Bed Rest
Elevasi kepala 30 derajat
Fisioterapi bila sdh stabil
Medikamentosa :
O2 nasal canul 2L/m
IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt/i
IVFD KCl 1 flash= 25 mEq dalam
Dextrose 5% 500 cc habis dalam 8 jam,
cek elektrolit ulang
Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Inj. Piracetam 3x 1 gram (IV)
Inj. Ranitidin 2x 50 mg (IV)
Mx
:
Pantau tanda-tanda vital dan status neurologi
Ex
:
Memberi penjelasan kepada keluarga mengenai keadaan pasien dan terapi yang akan
diberikan, mengatur pola makan yang sehat, penanganan stress dan istirahat yang
cukup dan kontrol pemeriksaan secara teratur
PROGNOSIS
Quo ad vitam
Quo ad fungsionam
: dubia ad bonam
: dubia ad bonam
FOLLOW UP
Rawat hari ke-2 (8 Agustus 2015)
S : Lemah pada separuh tubuh dan
anggota gerak kiri, bicara pelo (+)
O :
Kesadaran : CM GCS : 15
TD 180/110 mmHg
Suhu : 38,6 0C
Nadi : 84x/i
Pernapasan : 28x/i
A : Hemiparesis Sinistra tipe spastik ec
susp. SNH dengan Parase N. VII
Sinistra tipe sentral dan parase N. XII
Sinistra tipe sentral + Hipertensi
Grade II
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
P:
Kiri
Menurun
Kiri
Menurun
P :
O2 nasal canul 2L/m
IVFD RL + drip ketorolac 1 ampul 20 gtt/i
Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Inj. Piracetam 3x 1 gram (IV)
Inj. Ranitidin 2x 50 mg (IV)
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram (IV) (
Per NGT:
Aspilet 1 x 80 mg
Captopril 2 x 25 mg
Amplodipin 1 x 10 mg
Ibuprofen 3x 400 mg/hari
Allopurinol 1x300 mg/hari
Paracetamol tab 4 x 500 mg/hari jika demam
Konsul gizi: diet cair 6 x 200 cc
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
P :
O2 nasal canul 2L/m
IVFD RL + drip ketorolac 1 ampul 20
gtt/i
Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Inj. Piracetam 3x 1 gram (IV)
Inj. Ranitidin 2x 50 mg (IV)
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram (IV) (ST)
Per NGT:
Aspilet 1 x 80 mg
Captopril 2 x 25 mg
Amplodipin 1 x 10 mg
Ibuprofen 3x 400 mg/hari
Allopurinol 1x300 mg/hari
Paracetamol tab 4 x 500 mg/hari jika
demam
diet cair 6 x 200 cc
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
P :
O2 nasal canul 2L/m
IVFD RL + drip ketorolac 1 ampul 20 gtt/i
Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Inj. Piracetam 3x 1 gram (IV)
Inj. Ranitidin 2x 50 mg (IV)
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram (IV) (ST)
Per NGT:
Aspilet 1 x 80 mg
Captopril 2 x 25 mg
Amplodipin 1 x 10 mg
Ibuprofen 3x 400 mg/hari
Allopurinol 1x300 mg/hari
Paracetamol tab 4 x 500 mg/hari jika demam
diet cair 6 x 200 cc
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
P :
O2 nasal canul 2L/m
IVFD RL + drip metoclorpramid 1 ampul 20 gtt/i
Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Inj. Piracetam 3x 1 gram (IV)
Inj. Ranitidin 2x 50 mg (IV)
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram (IV) (ST)
Per NGT:
Aspilet 1 x 80 mg
Captopril 2 x 25 mg STOP
Amplodipin 1 x 10 mg
Ibuprofen 3x 400 mg/hari
Allopurinol 1x300 mg/hari
Paracetamol tab 4 x 500 mg/hari jika demam
diet cair 6 x 200 cc
mucogard sirup 3x15 cc a.c
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
P :
IVFD RL + drip metoclorpramid 1 ampul 20 gtt/i
Inj. Citicolin 2 x 500 mg (IV)
Inj. Piracetam 3x 1 gram (IV)
Inj. Ranitidin 2x 50 mg (IV)
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram (IV) (ST)
Per oral: pasien sudah bisa menelan dan AFF NGT
Aspilet 1 x 80 mg
Ibuprofen 3x 400 mg/hari
Allopurinol 1x300 mg/hari
diet cair 6 x 200 cc
mucogard sirup 3x15 cc a.c
Kiri
Menurun
1
Kiri
Menurun
0
:
Fisioterapi di tempat
Pasien belajar latihan duduk
Allopurinol STOP
Terapi lain diteruskan
IVFD RL + drip metoclorpramid 1 ampul 20 gtt/i
Inj. Ranitidin 2x 50 mg (IV)
Inj. Ceftriaxon 2 x 1 gram (IV) (ST)
Aspilet = asam asetil salisilat 1 x 80 mg
Ibuprofen 3x 400 mg/hari
diet cair 6 x 200 cc
mucogard sirup= sukralfat 3x15 cc a.c
TINJAUAN PUSTAKA
Stroke (WHO) Menifestasi klinik dari gangguan fungsi serebral, baik fokal
maupun menyeluruh (global), yang berlangsung dengan cepat, selama lebih dari 24
jam atau berakhir dengan kematian, tanpa ditemukannya penyebab lain selain
gangguan vaskuler.
Stroke non hemoragik terjadi akibat obstruksi di pembuluh darah.
Obstruksi dapat disebabkan oleh bekuan (trombus) yang terbentuk di dalam suatu
pembuluh otak atau pembuluh atau organ distal. Trombus yang terlepas dapat
menjadi embolus.
KLASIFIKASI STROKE
Berdasarkan etiologi stroke dibedakan menjadi :
Stroke perdarahan atau stroke hemoragik
Stroke infark atau stroke non hemoragik
Stroke non hemoragik dapat dijumpai dalam 4 bentuk klinis:
Transient Ischemic Attack (TIA).
Reversible Ischemic Neurological Deficit (RIND).
Stroke progresif (Progressive Stroke/Stroke in evolution).
Stroke komplet (Completed Stroke/Permanent Stroke).
Stroke diklasifikasikan :
Total anterior circulation stroke (TAC)
Partial anterior circulation stroke (PAC)
Lacunar stroke (LAC)
Posterior circulation stroke (POC)
Jenis stroke selanjutnya dikode dengan menambahkan akhiran berikut:
I - untuk Infark (misalnya TACI)
H - Harmorrhagik (misalnya TACH)
S - Untuk sindrom, patogenesis segera, sebelum imaging (misalnya TACH).
Faktor Resiko
Faktor risiko mayor
Hipertensi
Diabetes mellitus
Kelainan jantung
DIAGNOSIS
Anamnesis
Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan Neurologi
Pemeriksaan Penunjang : CT Scan
Penatalaksanaan
Target managemen stroke non hemoragik menstabilkan pasien dan
menyelesaikan evaluasi dan pemeriksaan termasuk diantaranya
pencitraan dan pemeriksaan laboratorium dalam jangka waktu 60 menit
setelah pasien tiba.
PEMBAHASAN
Pasien datang Tn. TK usia 59 tahun
Kelemahan pada anggota gerak sebelah kiri sejak 24 jam SMRS.\
Mendadak
Awalnya os merasa nyeri kepala
Penurunan kesadaran disangkal,
Bicara pelo (+)
Mulut mencong (+)
Os memiliki riwayat darah tinggi
Pemeriksaan fisik :
GCS 15 (E4M6V5),
TD 170/100 mmHg \
Tanda vital lain dalam batas normal.
Pemeriksaan nervus kranialis
Nervus VII : memperlihatkan gigi dan bersiul sudut bibir kanan tertarik ke kanan,
Nervus XII : disartria.
Pemeriksaan motorik,
Pada lengan dan tungkai kiri pergerakan menurun, kekuatan 1, eutonis, eutrofi,
refleks fisiologis meningkat dan refleks patologis babbinsky (-).
Pada pemeriksaan sensibilitas dalam batas normal.
Penanganan pada pasien ini sesuai dengan prinsip 5B, Breathing, Brain, Blood,
Bowel, dan Bladder.
Pada pasien ini dirawat, stabilisasi jalan napas dan pernapasan. Pasien ini
diberikan oksigen nasal canul 2L/m. Sebaiknya pemberian oksigen dianjurkan
pada pasien dengan saturasi < 97%, namun pada pasien ini oksigen diberikan
karena adanya penigkatan RR: 28 x/I dan untuk menjaga perfusi jaringan.
Brain: kepala ditinggikan 300 posisi pasien hendaklah menghindari penekanan
vena jugularis. Hindari edema serebri dan kejang. Bila terjadi edema serebri, dapat
dilihat dari keadaan penderita yang mengantuk, bradikardi, atau dengan
pemeriksaan funduskopi.
Blood: tekanan darah dipertahan kan sampai tingkat optimal, dipantau jangan
sampai mengurangi perfusi otak. Pada pasien stroke iskemik akut, penurunan
tekanan darah yang tinggi sebagai tindakan rutin tidak dianjurkan, karena
kemungkinan dapat memperburuk keadaan neurologis. Sebagian besar pasien
tekanan darah akan turun dengan sendirinya dalam 24 jam pertama.
Tekanan darah diturunkan 15% (sistolik maupun diastolic dalam 24 jam pertama
setelah awitan)
Pada pasien ini TD saat masuk 170/100 mmHg dengan MAP: 123.
Fungsi jantung dipantau dengan baik, dan dilakukan pemeriksaan EKG.kadar Hb
pada pasien ini cukup baik dengan 15,6 g/dl. Pada pasien ini dirawat, kepala
diposisikan 30 derajat
Kadar GDS : 159 mg/dl. Keseimbangan elektrolit dijaga, pada pasein ini didaptkan
hiponatremia dan hipokalemis. Dengan kadar Na: 133,2 dan K:2,23. Untuk itu
diberikan cairan IVFD NaCl 0,9% sebanyak 2 L/hari dengan 20 gtt/i. pasien ini
juga diberikan drip KCl 25 meq dalam NaCl 0,9% .
pada umumnya kebutuhan cairan 30 ml/kgBB/hari. Pada pasien ini kebutuhannya
sekitar 30 x 65 kg= 1.950 ml/hari. Balans cairan diperhitungkan dengan mengukur
produksi urin perhari ditambah dengan kehilangan cairan yang tidak tampak
sekitar 500 ml ditambah lagi dengan 300 ml per derajat celcius pada penderita
panas. Sehingga kebutuhan pada pasien ini 1.950 ml+ 500 ml= 2.450 ml/hari jika
suhu 36,8 0C.
IVFD NaCl 0,9 % 20 gtt/i, Inj. Citicolin 2 x 500 amp sebagai neuroprrotektor,
Aspilet 1 x 80 mg, Captopril 2 x 25 mg dan simvastatin 1 x 10 mg.
Citicoline adalah bentuk eksogen dari citydine-5-dihoshokoline yang digunakan
pada biosintesis membran, membatasi kematian/ disfungsi neuron setelah lesi SSP
dan mencoba untuk mempertahankan interaksi seluler di dalam otak sehingga
fungsi neuronal tidak terganggu dan meminiimalkan lesi dengan menstabilkan
membran dan mengurangi pembentukan radikal bebas. Terapi ini sudah sesuai
dengan teori penatalaksanaan stroke non hemoragik.
Bowel: defekasi dan nutrisi pada pasien juga harus diperhatikan. Pada pasien ini
dilakukan pemasangan NGT dan pasien dipuasakan. Bila fungsi menelan pasien
sudah baik, maka dapat dilakukan diet peroral bertahap.
Bladder : pada pasien dilakukan pengosongan kandung kemih dengan kateter
intermitten steril, maksimal 5-7 hari, disertai dengan latihan buli-buli. Selain itu
bermanfaat untuk memantau output cairan dalam balasn cairan. Terapi ini sudah
sesuai dengan teori penatalaksanaan stroke non hemoragik. Setelah fase akut dilalui
(>14 hari), dan tanda-tanda vital pasien sudah stabil, dapat diberikan terapi fase
pasca akut seperti pentoksifilin 2x400 mg, anti platelet: Asam Asetil Salisilat 80325 mg/hari, neuroprotektor seperti piracetam, citicolin, dan nimodipin. Setelah
fase akut berlalu, pengobatan dititikberatkan pada rehabilitasi
Terapi preventif
Terapi preventif
DAFTAR PUSTAKA
Kelompok Studi Stroke Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia. Guideline Stroke 2011. Edisi
Revisi. Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia: Jakarta, 20011.
Hadinoto S, Setiawan, Soetedjo. Stroke Pengelolaan Mutakhir. Semarang: Universitas Diponegoro, 1992.
Rohkamm, Reinhard. Color Atlas of Neurology. Edisi 2. BAB 3. Neurological Syndrome. George Thieme
Verlag: German, 2003.
Nasissi,
Denise.
Hemorrhagic
Stroke
Emedicine.
2010.
Diunduh
dari:
http://emedicine.medscape.com/article/793821-overview
Sotirios, AT. Differential Diagnosis in Neurology and Neurosurgery. New York: Thieme Stuttgart, 2000.
Misbach, Jusuf. Stroke: Aspek Diagnostik, Patofisiologi, Manajemen. Jakarta: Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 1999.
Silbernagl S, Florian, Lang. Teks & Atlas Berwarna Patofisiologi. EGC: Jakarta, 2007.
MERCK,
2007.
Hemorrhagic
Stroke.
Diunduh
dari:
http://www.merck.com/mmhe/sec06/ch086/ch086d.html
Setyopranoto, Ismail. Stroke: Gejala dan Penatalaksanaan. Continuing Medical Education. FK UGM.
Yogyakarta; 2011; 247-50.
Aliah A, Kuswara F F, Limoa A, Wuysang G. Gambaran umum tentang gangguan peredaran darah otak
dalam Kapita selekta neurology cetakan keenam editor Harsono. Gadjah Mada university press,
Yogyakarta. 2007.
TERIMA KASIH