Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
LATAR BELAKANG
A. Latar Belakang
Pada saat ini pesatnya perkembangan dunia usaha menimbulkan persaingan yang
ketat diantara para pelaku usaha. Mereka semua berlomba-lomba untuk menjadi yang terbaik
di bidangnya. Banyak alasan yang mendasari sebuah perusahaan melakukan go public, salah
satunya adalah anggapan bahwa dengan menjadikan perusahaannya sebagai salah satu
perusahaan yang Go Public akan meningkatkan citra perusahaan tersebut. Hal ini tidak
sepenuhnya salah, karena pada faktanya, perusahaan-perusahaan terbaik di Indonesia
sebagian besar merupakan perusahaan terbuka atau perusahaan yang telah Go Public. Namun
alasan yang paling sering melatar belakangi perusahaan melakukan go public adalah karena
perusahaan membutuhkan persediaaan modal yang cukup besar dengan biaya modal yang
minimalis. Dan hal itu dapat dilakukan dengan menjual saham perusahaan kepada masyarakat
atau go public di pasar modal.
Dengan melakukan go public, perusahaan akan mendapatkan tambahan dana yang akan
dimanfaatkan untuk memperkuat struktur permodalan perusahaan yang memungkinkan
pembiayaan rencana ekspansi, pembuatan produk baru atau rencana penggabungan usaha.
Dengan tamabahan modal tersebut perusahaan mengharapkan dapat memperbaiki struktur
kekuatan perusahaan, sehingga perusahaan bisa berjalan dengan baik dan meningkatkan
kinerja perusahaannya.
Adapun latar belakang suatu perusahaan melakukan go public adalah :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
PT. Astra Internasional Tbk. dan PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk. yang menjadi tempat
penelitian kami merupakan perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Perusahaan
astra internastional adalah perusahaan yang atau lebih dikenal dengan Astra Group ini telah
tercatat di Bursa Efek Jakarta sejak tanggal 4 April 1990 dan perusahaan ini bergerak
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Pengertian Perusahaan Go Public
Pada
hakekatnya
go
public
secara
terjemahannya
adalah
proses
dirinya
yaitu
dengan
jalan
memberikan
sarana
bagi
Drs.
Peter
Salim
dalam
The
Contemporary
English-Indonesian
perusahaan,
umumnya
dengan
menggunakan
laba
yang
ditahan
Dan Perseroan Terbuka adalah Suatu perseroan terbatas yang modal dan saham-sahamnya
dipegang oleh banyak orang/banyak perusahaan, yang penawaran sahamnya dilakukan
kepada publik sehingga jual-beli sahamnya dilakukan melalui pasar modal. Salah satu ciri
perusahaan terbuka adalah perlunya keterbukaan (disclosure) atas informasi perusahaan
kepada publik.
Bagi perusahaan yang telah go public, pasar modal merupakan sarana bagi
peningkatan nilai perusahaan. Pasar modal memberikan sarana bagi peningkatan nilai melalui
berbagai aksi korporasi yang ditopang oleh keterbukaan informasi secara penuh. Transparansi
berdampak pada efisiensi usaha, peningkatan laba, peningkatan harga saham, competitive
position, dan peningkatan kemakmuran pemegang saham.
B. Tujuan dilakukannya Go Public
Ada dua hal secara garis besar yang melatarbekangi perusahaan melakukan go public. Dua
hal tersebut berkaitan dengan aspek finansial maupun nonfinansial.
Aspek Finansial : Perusahaan melakukan go public untuk refinancing atau restrukturasi
permodalan, yaitu meningkatkan permodalan, memperbaiki struktur keuangan perusahaan
(Debt Equity Ratio), mengurangi Cost Of Fund, dan merupakan sumber pendanaan Jangka
Panjang.
Aspek nonfinansial : perusahaan melakukan go public untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat, meningkatkan profesionalisme, dalam rangka pemasaran perusahaan melalui
ekspansi bisnis atau perluasan usaha, investasi baru dan mengambil alih usaha lain.
C. Dasar hukum Go Public di Indonesia
Adapun dasar hukum pelaksanaan go public diatur di dalam UU No. 8 Tahun 1995 tentang
pasar modal yang didalamnya mencakup beberapa pasal yang berkaitan dengan go public:
Pasal 1 ayat 15 : Penawaran Umum adalah kegiatan penawaran Efek yang dilakukan oleh
Emiten untuk menjual Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur dalam
Undang-undang ini dan peraturan pelaksanaannya.
Bab IX Pasal Bab 70-84 yang mengatur tentang Emiten dan Perusahaan Publik
D. Tahap pencatatan efek di BEI
Efek yang dapat dicatatkan di BEI dapat berupa:
Saham : Saham dapat didefinisikan sebagai tanda penyertaan modal seseorang atau pihak
(badan usaha) dalam suatu perusahaan atau perseroan terbatas. Dengan menyertakan modal
tersebut, maka pihak tersebut memiliki klaim atas pendapatan perusahaan, klaim atas asset
perusahaan, dan berhak hadir dalam Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS).
Reksa Dana berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Exchange Traded Fund/ETF): ETF atau
Exchange Traded Fund secara sederhana dapat diartikan sebagai Reksa Dana yang
diperdagangkan di Bursa. ETF merupakan Kontrak Investasi Kolektif, yaitu Unit
Penyertaannya dicatatkan dan diperdagangkan di Bursa seperti saham. Sebagaimana halnya
reksa dana konvensional, dalam ETF terdapat pula Manajer Investasi, Bank Kustodian. Salah
satu jenis ETF yang akan dikembangkan di pasar modal Indonesia adalah Reksa Dana Indeks.
Indeks yang dijadikan underlying adalah Indeks LQ45.
Sertifikat Penitipan Efek Indonesia (SPEI) : Sertifikat Penitipan Efek Indonesia adalah Efek
yang memberikan hak kepada pemegangnya atas Efek Utama yang dititipkan secara kolektif
pada Bank Kustodian yang telah mendapat persetujuan Bapepam
Obligasi : Obligasi merupakan surat utang jangka menengah-panjang yang dapat
dipindahtangankan yang berisi janji dari pihak yang menerbitkan untuk membayar imbalan
berupa bunga pada periode tertentu dan melunasi pokok utang pada waktu yang telah
ditentukan kepada pihak pembeli obligasi tersebut
Sukuk: sukuk adalah sertifikat bernilai sama dengan bagian atau seluruhnya dari kepemilikan
harta berwujud untuk mendapatkan hasil dan jasa di dalam kepemlikan aset dari proyek
tertentu atau aktivitas investasi khusus. Sertifikat ini berlaku setelah menerima nilai sukuk,
saat jatuh tempo, dengan menerima dana sepenuhnya sesuai dengan tujuan sukuk
tersebut. Pengertian ini sejalan dengan Keputusan Ketua Badan Pengawas Pasar Modal dan
Lembaga Keuangan No. KEP-130/BL/2006 Tahun 2006 Peraturan No. IX.A.13 tentang
sukuk.
Efek Beragun Aset (EBA) : adalah efek (surat berharga) ( yang terdiri sekumpulan aset
keuangan berupa tagihan yang timbul dari surat berharga komersial seperti tagihan kartu
kredit, pemberian kredit, termasuk kredit pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang
yang dijamin pemerintah, dan arus kas. Dalam prosesnya, kreditor awal (originator)
mengalihkan aset keuangannya kepada para pemegang EBA.
E. Tahapan-tahapan go public
a Pemegang SPEI memiliki hak-hak yang sebanding dengan hak-hak yang dimiliki oleh
pemegang saham Perusahaan Sponsor termasuk hak suara dalam RUPS Perusahaan Sponsor.
b.Penggunaan hak suara di dalam RUPS sebagaimana dimaksud dalam ketentuan di atas,
hanya dapat dilakukan oleh Pemegang SPEI dengan memberikan proxy suaranya kepada
Bank Kustodian.
c.Hak pemegang SPEI untuk menukar SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor dan hak
pemegang Efek Perusahaan Sponsor untuk menukar Efek yang dimilikinya menjadi SPEI.
d.Prosedur penukaran SPEI menjadi Efek Perusahaan Sponsor atau penukaran Efek
Perusahaan Sponsor menjadi SPEI.
Memiliki Nilai Kapitalisasi SPEI sekurang-kurangnya Rp250 miliar.
Jumlah pemegang SPEI paling sedikit dimiliki oleh 300 pemodal yang memiliki rekening
Efek di Anggota Bursa Efek.
Perusahaan Sponsor wajib menunjuk Bank Kustodian untuk bertindak atas nama Perusahaan
Sponsor dalam penyelenggaraan fungsi antara lain:
a. Sebagai Sekretaris Perusahaan sebagaimana dimaksud dalam Peraturan Bapepam dan LK
Nomor IX.I.4 tentang Pembentukan Sekretaris Perusahaan dengan menunjuk sekurangkurangnya 1 orang pejabat Bank Kustodian.
B Melaksanakan konversi dari Efek Utama menjadi SPEI dan atau konversi dari SPEI
menjadi Efek Utama.
c. Mewakili kepentingan Pemegang SPEI dalam hal Perusahaan Sponsor melakukan RUPS.
Menyampaikan permohonan kepada Bursa untuk melakukan penyesuaian atas jumlah SPEI
dalam hal Perusahaan Sponsor melakukan tindakan korporasi yang mengakibatkan
penambahan dan atau pengurangan jumlah Efek Perusahaan Sponsor.
e.Menerbitkan daftar Pemegang SPEI dalam rangka pendistribusian dividen atau hak lain
yang diperoleh setiap Efek Utama kepada setiap pemilik SPEI.
f. Menyampaikan kepada Bursa jadwal-jadwal tindakan korporasi yang dilakukan oleh
Perusahaan Sponsor termasuk penentuan harga teoritis sebagai akibat rencana pelaksanaan
tindakan korporasi tersebut, jika ada.
g. Menyediakan sarana penitipan Efek Utama.
h. Melakukan administrasi data terkini atas kepemilikan SPEI.
Bank Kustodian wajib melaporkan kepada Bursa setiap penukaran SPEI menjadi Efek
Perusahaan Sponsor atau penukaran Efek Perusahaan Sponsor menjadi SPEI, selambatlambatnya pada Hari Bursa berikutnya setelah terjadinya penukaran tersebut.
Harga perdana SPEI pada saat dicatatkan sekurang-kurangnya Rp1.000,-.
Pernyataan Pendaftaran telah Efektif dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga
Keuangan (Bapepam dan LK).
Laporan Keuangan Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIKEBA) terakhir telah
diperiksa Akuntan Publik yang terdaftar di
Rekturisasi Perusahaan
b.
c.
Tahap
Pendahuluan
a.
Penunjukan
b.
Pembuatan
yang
Proses
c.
d.
Pihak
underwriting
Rekturisasi
Laporan
anggaran
dan
dokumentasi
terlibat
Dasar
go
public
Road show
Penjatahan di Pasar Modal
Proses jual-beli saham di Pasar Sekunder
Penjelasan Tahap-tahap Perusahaan Yang ingin Go-Public
1.
Tahap Persiapan
Tahapan ini merupakan tahapan awal dalam rangka mempersiapkan segala sesuatu yang
berkaitan dengan proses go public. Pada tahap persiapan ini yang paling utama yang harus
dilakukan sebuah perusahaan yang akan go public adalah melakukan Rapat Umum Pemegang
Saham terlebih dulu (RUPS). RUPS bagi sebuah perusahaan merupakan hak penting dan
merupakan kaidah yang diatur dari UU Perseroan Terbatas. Go public harus disetujui terlebih
dulu oleh pemegang saham. Karena go public akan melibatkan modal baru di luar pemegang
saham yang ada maka perlu diputuskan apakah kehadiran modal baru itu nantinya akan
mengubah masing-masing kepemilikan para pemegang saham lama. Berapa modal yang
dibutuhkan, dan berapa modal yang mesti disetor masing-masing pemegang saham harus
terjawab dan memperoleh persetujuan oleh pemegang saham lama. Mekanisme RUPS yang
dilakukan perusahaan yang akan go public ini merupakan mekanisme RUPS sebagaimana
yang ditetapkan oleh UU PT.
Setelah memperoleh persetujuan go public ini maka perusahaan mulai mempersiapkan
penjamin emisi (underwriter) dari perusahaan itu. Underwriter adalah perusahaan efek yang
nantinya akan menjembatani perusahaan efek tersebut ke pasar modal. Sebagai penjamin
maka perusahaan efek itu akan menyiapkan dokumen dan bersama dengan perusahaan
menunjuk pihak-pihak seperti akuntan publik, konsultan hukum, notaris, perusahaan penilai
(appraisal), dan faktor-faktor lain yang sifatnya adminsitrasi.
Akuntan publik dibutuhkan untuk menilai berbagai pernyataan keuangan yang dikeluarkan
oleh perusahaan, konsultan hukum, tentunya antara lain melakukan audit hukum atas aspek
hukum dari bisnis, aset dan berbagai produk hukum yang pernah dikeluarkan dan yang akan
dikeluarkan perusahaan. Sedangkan notaris ditunjuk antara lain untuk mencatat setiap
keputusan yang diambil perusahaan daam rangka proses go public. Tugas notaris antara lain
berkaitan dengan perubahan modal disetor Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga
(AD/ART).
Appraisal atau perusahaan penilai bertugas untuk menilai aset perusahaan khususnya dari sisi
nilai. Dengan adanya appraisal ini berarti bisa diketahui nilai perusahaan, nilai modal
sehingga nantinya bersama dengan komponen-komponen lainnya, kinerja keuangan dan
operasional bisa dikeluarkan nilai dan harga saham yang layak bila perusahaan itu akan go
public.
Praktis dalam tahap persiapan ini yang melakukan pengolahan data-data perusahaan, tidak
lagi manajemen atau direksi, apalagi pemegang saham pendiri yang banyak terlibat, tapi
sudah orang-orang di luar perusahaan ikut terlibat. Pihak-pihak luar seperti underwriter,
konsultan hukum, akuntan, appraisal dan notaris. Mereka itu merupakan pihak-pihak yang
sudah memahami tugas dan fungsinya bagi perusahaan. Karena itu guna kelancaran proses go
public sebuah perusahaan disarankan menggunakan profesi penunjang pasar modal yang
memperoleh izin dari Bapepam-LK.
2.
Dalam tahap ini, perusahaan bersama underwriter membawa dokumen yang terangkum
dalam prospektus ringkas perusahaan ke Bapepam-LK. Prospektus ringkas merupakan
keterangan ringkas mengenai perusahaan dalam minimal dalam kurun waktu tiga tahun
terakhir. Untuk itu prospektus harus secara ringkas dan padat memuat berbagai informasi
terkait dengan perusahaan, mulai dari company profile, kinerja operasional perusahaan
seperti, neraca rugi laba, proyeksi kinerja perusahaan serta untuk kepentingan apa dana
masyarakat itu dibutuhkan. Pada tahap ini jangan heran kalau perusahaan beserta penjamin
emisinya, konsultan hukum, notaris dan akuntan publik serta appraisal, akan sering modarmandir ke Bapepam-LK. Sebab pada tahap ini seluruh pernyataan para profesi pendukung
pasar modal itu (notaris, konsultan hukum dan akuntan), termasuk appraisal dan penjamin
emisi mulai diperiksa secara detil, satu per satu lengkap dengan dokumen pendukungnya.
Pada tahap inilah seleksi tersebut berlangsung. Kalau penjamin emisi memperkirakan harga
jual sahamya Rp 6.000 per saham, maka dokumen pendukung tentang itu harus ada, jelas dan
transparan.
Aspek full disclosure akan mulai terungkap di sini. Jadi dapat dipastikan para profesi
penunjang pasar modal itu, tidak akan main-main dalam memberikan pendapatnya. Meleset
sedikit saja, atau berbeda dengan kaidah yang berlaku ancaman bagi para profesional pasar
modal itu cukup berat, dan harus dibayar mahal. Adapun sanksinya bisa berupa denda hingga
sanksi pidana atau pencabutan izin.
3.
Dipastikan kurang dari 38 hari Bapepam-LK sudah memberikan jawaban atas pernyataan
pengajuan pendaftaran perusahaan yang akan go public ini. Kalau setelah melakukan
pendaftaran dan tidak ada koreksi maka pada periode waktu tersebut, pernyataan tersebut
otomatis menjadi efektif. Apabila perusahaan itu sudah dinyatakan efektif, berarti saham dari
perusahaan itu sudah bisa dijual. Penjualan dilakukan melalui penawaran umum (initial
public offering/IPO).
Dalam konteks pasar modal penjualan saham melalui mekanisme IPO ini disebut dengan
penjualan saham di pasar perdana, atau biasa juga disebut dengan pasar perdana. Penjualan
saham dalam pasar perdana mekanismenya diatur oleh penjamin emisi. Penjamin emisi yang
akan melakukan penjualan kepada investor dibantu oleh agen penjual. Agen penjual adalah
perusahaan efek atau pihak lain yang ditunjuk sebelumnya dan tercantum dalam prospektus
ringkas. Oleh Bapepam-LK bagi perusahaan yang akan tercatat di BEI penjualan saham
dalam IPO ini waktunya relatif terbatas, dua atau tiga hari saja. Tapi bagi perusahaan yang
setelah menjual sahamnya tidak mencatatkan di BEI maka penjualan sahamnya bisa lebih
lama lagi. Dan tentunya akan sangat tergantung dari prospektus yang diajukan pada
pernyataan pendaftaran.
Hingga tahap IPO ini, perusahaan sudah bisa dinyatakan sebagai perusahaan publik. Gelar di
belakang perusahaan menjadi Tbk (kependekan dari Terbuka). Sebagaimana diungkap
sebelumnya, perusahaan bisa langsung mencatatkan sahamnya di BEI setelah IPO bisa juga
tidak. Jadi setelah menjadi perusahaan public sama sekali tidak ada keharusan bagi saham
sebuah perusahaan untuk langsung tercatat (listed). Ingat ketika PT Abdi Bangsa Tbk
perusahaan penerbit harian Republika pertama kali go public tidak langsung tercatat di BEI,
melainkan beberapa tahun kemudian. Kendati tidak langsung listing namun perusahaan yang
telah IPO tersebut tetap mengikuti aturan mengenai keterbukaan di pasar modal. Itu berarti
laporan keuangan, corporate action dan ketebukaan informasi lainnya harus disampaikan ke
publik.
4.
Setelah melakukan penawaran umum, perusahaan yang sudah menjadi emiten itu akan
langsung mencatatkan sahamnya maka yang perlu diperhatikan oleh perusahaan adalah
apakah perusahaan yang melakukan IPO tersebut memenuhi ketentuan dan persyaratan yang
berlaku di BEI (listing requirement). Kalau memenuhi persyaratan, maka perlu ditentukan
papan perdagangan yang menjadi papan pencatatan emiten itu. Dewasa ini papan pencatatan
BEI terdiri dari dua papan: Papan Utama (Main Board) dan Papan Pengembangan
(Development Board).
Sebagaimana namanya, papan utama merupakan papan perdagangan bagi emiten yang
volume sahamnya cukup besar dengan kapitalisasi pasar yang besar, sedangkan papan
pengembangan adalah khusus bagi pencatatan saham-saham yang tengah berkembang.
Kendati terdapat dua papan pencatatan namun perdagangan sahamnya antara papan utama
dan papan pengembangan sama sekali tidak berbeda, sama-sama dalam satu pasar.
Jadi perbedaaan papan perdagangan ini hanya membedakan ukuran perusahaan saja. Papan
Utama ditujukan untuk emiten atau emiten yang mempunyai ukuran (size) besar dan lamanya
menjalankan usaha utama sekurang-kurangnya 36 bulan berturut-turut. Sementara Papan
Pengembangan dimaksudkan untuk perusahaan-perusahaan yang belum dapat memenuhi
persyaratan pencatatan di Papan Utama, termasuk perusahaan yang prospektif namun belum
menghasilkan keuntungan.
Adapun langkah-langkah proses go public tersebut adalah sebagai berikut Sutrisno M.M:
Persiapan: Langkah awal yang perlu ditempuh oleh perusahaan yang akan melakukan emisi
yaitu persiapan internal perusahaan, yakni melakukan Rapat Umum Pemegang Saham
(RUPS) yang menyetujui perusahaan akan melakukan go public.
Setelah persiapan ditingkat internal perusahaan selesai dan mendapatkan persetujuan, maka
langkah selanjutnya perusahaan harus menyampaikan pernyataan maksud kepada
BAPEPAM. Setelah menyampaikan maksud ke Bapepam, segera menghubungi penjamin
emisi atau Underwriter yang akan membantu perusahaan dalam proses emisi efek.
Underwriter atas nama emiten menyampaikan pernyataan pendaftaran emisi efek kepada
Bapepam dalam menyerahkan berbagai persyaratan yang diperlukan.
Setelah pernyataan pendaftaran, Bapepam melakukan evaluasi terhadap permintaan emiten
untuk go public.
Bila dalam evaluasi dianggap cukup dan memenuhi persyaratan, maka Bapepam akan
memberikan izin kepada emiten untuk menawarkan sahamnya ke pasar perdana.
Setelah mendapat izin, perusahaan segera memasuki pasar perdana yakni malakukan
penawaran efek langsung kepada masyarakat. Untuk itu perusahaan segera menerbitkan
prospektus ringkas yang isinya antara lain:
Tujuan perusahaan, tujuan emisi, sejarah perusahaan, pengurus perusahaan (Direksi dan
Dewan Komisaris).
Tanggal masa penawaran, tanggal penjatahan, tanggal penyerahan efek, dan tanggal
pendaftaran bursa.
Jumlah saham yang ditawarkan, jenis saham,harga nominal dan harga penawaran.
Ikhtisar laporan keuangan dan rasio-rasio penting yang menunjukkan kinerja perusahaan,
maupun prospek dan resiko usaha.
Nama-nama penjamin emisi dan agen penjual.
Penjatahan saham: Apabila jumlah permintaan efek oleh investor lebih besar dibanding
dengan jumlah efek yang ditawarkan, perlu dilakukan penjatahan supaya adil.
Pengambilan dana, bila terjadi kelebihan permintaan berarti juga terjadi kelebihan bayar oleh
investor, oleh karena itu setelah penjatahan, kelebihan setor tersebut segera dikembalikan.
Penyerahan efek kepada pemesan sesuai dengan jatah yang diterima oleh masing-masing
investor
Pencatatan efek ke bursa, agar efek yang telah dibeli oleh investor bias segera
diperjualbelikan di bursa.
Ada tujuan yg jelas Atas penerbitan Saham apakah untuk ekspansi atau tujuan lainnya (bisa di
tanyakan di Bapepam)
Sedangkan akte-akte Notariil yang diperlukan untuk perusahaan yang akan melakukan GO
PUBLIC (IPO = Initial Public Offering) di berbagai perusahaan (baik holding company
maupun anak perusahaan), pada umumnya berupa :
a.
b.
Perjanjian perwaliamanatan
c.
d.
Pengakuan hutang
e.
f.
g.
h.
i.
j.
Pernyataan kesanggupan
k.
l.
m.
n.
penawaran terbatas
Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public
IPO (Initial Public Offering) atau sering pula disebut Go Public adalah kegiatan penawaran
saham atau Efek lainnya yang dilakukan oleh Emiten (perusahaan yang akan go public) untuk
menjual saham atau Efek kepada masyarakat berdasarkan tata cara yang diatur oleh UU Pasar
Modal dan Peraturan Pelaksanaannya.
Syarat-syarat sebuah perusahaan untuk Go-Public atau IPO (Initial Public Offering) :
Perusahaan memiliki berbagai alternatif sumber pendanaan, baik yang berasal dari dalam
maupun dari luar perusahaan. Alternatif pendanaan dari dalam perusahaan, umumnya dengan
menggunakan laba yang ditahan perusahaan. Sedangkan alternatif pendanaan dari luar
perusahaan dapat berasal dari kreditur berupa hutang, pembiayaan bentuk lain atau dengan
penerbitan surat-surat utang, maupun pendanaan yang bersifat penyertaan dalam bentuk
saham (equity). Pendanaan melalui mekanisme penyertaan umumnya dilakukan dengan
menjual saham perusahaan kepada masyarakat atau sering dikenal dengan go public
Untuk go publik, perusahaan perlu melakukan persiapan internal dan penyiapan dokumentasi
sesuai dengan persyaratan untuk go publik atau penawaran umum, serta memenuhi semua
persyaratan yang ditetapkan BAPEPAM.
Keuntungan dan Kerugian Perusahaan Go-Public
Adapun keuntungan dari Perusahaan yang Go Public adalah:
1.
untuk menikmati hasil yang mereka capai. Dan semakin banyak investor yang membeli
saham tersebut, maka semakin banyak modal yang diterima perusahaan dari investor luar.
2.
portofolio mereka.
3.
Memberi nilai suatu perusahaan. Suatu perusahaan dapat dinilai dari harga saham
Meningkatkan potensi pasar. Banyak perusahaan yang merasa lebih mudah untuk
memasarkan produk dan jasa mereka setelah menjadi perusahaan Go Public atau Tbk.
Tetapi harus kita ketahui juga bahwa ada kerugian dari Perusahaan yang Go Public, yaitu:
Laporan Rutin.
Setiap perusahaan yang go public secara periodik harus membuat laporan kepada Bursa Efek
Indonesia, bisa saja per kuartal atau tahunan, tentu saja untuk membuat laporan tersebut
diperlukan biaya.
Terbuka
Semua perusahaan go public pasti transparan dan sangat mudah untuk diketahui oleh para
kompetitornya dari segi data dan management nya.
Keterbatasan kekuasaan Pemilik.
Para pemilik perusahaan harus memperhatikan kepentingan bersama para pemegang saham,
tidak bisa lagi melakukan praktek nepotisme, kecurangan dalam pengambilan keputusan dan
lainnya, karena perusahaan tersebut milik publik.
Hubungan antar Investor
Perusahaan terbuka harus menjaga hubungan antara perusahaan dengan para investornya dan
di informasikan mengenai perkembangan dari perusahaan tersebut.
BAB III
PEMABAHASAN
3.1.
Sejarah Perusahaan
umum,
perindustrian,
jasa
pertambangan,
pengangkutan,
pertanian,
pembangunan dan jasa konsultasi. Ruang lingkup kegiatan utama entitas anak meliputi
perakitan dan penyaluran mobil, sepeda motor dengan suku cadangnya, penjualan dan
penyewaan alat berat, pertambangan dan jasa terkait, pengembangan perkebunan, jasa
keuangan, infrastruktur dan teknologi informasi.
3.2.
3.2.1.
Menurut jenisnya, PT. Astra International tbk merupakan Perusahaan Dagang,karena awal
pembentukannya perusahaan ini di katakan sebagai perusahaan perdagangan, selain itu PT.
Astra International tbk dapat di katakan perusahaan dagang karena perusahaan ini merupakan
agen penjualan mobil,motor,mesin kontruksi dan berbagai bisnis lainnya.
3.2.2.
Bentuk Perusahaan
Jika di lihat dari bentuknya, PT. Astra International tbk merupakan Perseroan Terbatas (PT)
karena PT. Astra International karena perusahaan ini termasuk dalam badan hukum dan PT.
Astra International tbk juga menggunakan pedoman Good Coorporate Governance(GCG)
agar menjadi acuan bagi anggota Direksi dan anggota Dewan Komisaris dalam menjalankan
perusahaan agar senantiasa memperhatikan perundang-undangan, anggaran dasar Perseroan.
3.3.
3.3.1.
Efisiensi merupakan kemampuan untuk memperoleh hasil dari sebuah pengeluaran, PT. Astra
International tbk mengalami sedikit penurunan pada tahun 2013 di bandingkan dengan tahun
sebelumnya. Pendapatan bersih Astra per September 2013 mencapai Rp 141,8 triliun, turun
1% dibandingkan periode yang sama tahun 2012. Sementara laba bersih mencapai Rp 13,5
triliun, mengalami penurunan sebesar 8% dari Rp 14,7 triliun. Laba bersih per saham turun
sebesar 8% selain itu PT. Astra International tbk juga berfokus pada enam lini bisnis :
Divisi otomotif
Laba bersih Divisi Otomotif turun sebesar 5% menjadi Rp 6,9 triliun, terdiri dari Rp 3,2
triliun yang berasal dari Perseroan dan anak-anak perusahaan, serta Rp 3,7 triliun dari
perusahaan asosiasi dan jointly controlled entities di bidang otomotif.
Divisi Jasa Keuangan
Laba bersih Divisi Jasa Keuangan mengalami kenaikan 17% menjadi Rp 3,3 triliun. Total
pembiayaan melalui bisnis pembiayaan otomotif Astra yang terdiri dari PT Federal
International Finance (FIF), PT Astra Sedaya Finance (yang dikenal dengan nama Astra
Credit Companies ACC) dan PT Toyota Astra Financial Services (TAFS) meningkat 11%
menjadi Rp 43 triliun, termasuk pembiayaanmelalui joint bank financing without recourse.
Divisi Alat Berat dan Pertambangan
Laba bersih Divisi Alat Berat dan Pertambangan turun 23% menjadi Rp 2,1 triliun. PT United
Tractors Tbk (UT), yang 59,5% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan penurunan
pendapatan bersih sebesar 15%, sementara laba bersih turun 24% menjadi Rp 3,4 triliun.
Divisi Agribisnis
Laba bersih Divisi Agribisnis mengalami penurunan sebesar 45% menjadi Rp 726 miliar. PT
Astra Agro Lestari Tbk (AAL), yang 79,7% sahamnya dimiliki oleh Perseroan, melaporkan
penurunan laba bersih menjadi Rp 911 miliar dibandingkan periode yang sama tahun 2012
sebesar Rp 1,7 triliun
Divisi Infrastruktur dan Logistik
Laba bersih Divisi Infrastruktur dan Logistik turun sebesar 28% menjadi Rp 339 miliar.
Divisi Teknologi dan Informasi
Laba bersih Divisi Teknologi dan Informasi sebesar Rp 101 miliar, naik 23% dibandingkan
periode yang sama tahun 2012.
3.3.2.
penghargaan yang diterima oleh PT. Astra International tbk, yaitu PT Astra International Tbk
meraih penghargaan dari FinanceAsia Award 2010. Astra meraih beberapa kategori, yaitu
No.1 Best Managed Company, Best Corporate Governance, Best Investor Relations, No.3
untuk Best Corporate Social Responsibility serta Most Committed to A Strong Dividend
Policy, Penerima Nominasi Emiten Saham Terbaik kapitalisasi pasar di atas Rp 10 T dan
penerimaan penghargaan lainnya.
3.3.3.
tbk. Dalam
peningkatan produksitivitas PT. Astra International tbk melakukan kegiatan InnovAstra yang
terdiri dari lima kategori yaitu Suggestion System atau Sistem Saran (SS), Quality Control
Circle (QCC), Quality Control Project (QCP), Business Performance Improvement (BPI),
dan Value Chain Innovation (VCI).
Penyelenggaraan InnovAstra ini merupakan cermin konsistensi dan keyakinan seluruh insan
Astra untuk terus menerus berusaha melakukan yang terbaik demi membangun Astra dari
waktu ke waktu. Hasilnya adalah Astra bisa terus berkembang dan menjadi salah satu aset
yang sangat berpotensi di negeri ini yang pada akhirnya diharapkan mampu menjadi
perusahaan kebanggaan bangsa .
3.4.
Laporan Keuangan
Harga Pembukaan
Tertinggi
Terendah
Penutupan
Volume
Nilai
Neraca (2012)
- Total Aset
- Total Liabilities
- Modal Disetor
- Saldo Laba Total
279.616.892.500
:
:
:
:
:
7.900
7.900
7.725
7.850
35.880.000
: 182.274.000.000.000
:
92.460.000.000.000
:
3.130.000.000.000
: 66.289.000.000.000
:
- Total Ekuitas
89.814.000.000.000
193.880.000.000.000
- Laba (Rugi) Kotor
35.311.000.000.000
- Total Laba (Rugi) Tahun Berjalan
22.297.000.000.000
- Total Laba (Rugi) Komprehensif Thn Berjalan :
23.708.000.000.000
Arus Kas (2013)
- Lap. Arus Kas dari Aktiva Operasi
- Lap. Arus Kas dari Aktiva Investasi
- Lap. Arus Kas dari Aktiva Pendanaan
- Arus Kas Tahun Berjalan
: 21.250.000.000.000
: -8.306.000.000.000
: -6.665.000.000.000
: 6.279.000.000.000
BAB IV
PENUTUP
Perusahaan PT. astra ini telah tercatat di Bursa Efek Jakarta (BEJ) sejak tanggal 4 April
1990, kepemilikan perusahaan bukan lg milik perseorangan tp oleh para pemegang saham ,
kepemilikan perusahaan dalam bentuk saham yg dijual resmi di bursa pasar , laporan aliran
keuangan atau laba rugi dilaporkan secara rutin dan dipublikasikan, intervensi pemerintah
terbatas, perusahaan dipimpin oleh direksi yg pilih oleh pemegang saham. Jadi dapat
dikatakan perusahaan PT. Astra Internasional Tbk dapat mempertahankan eksistensinya
sebagai perusahaan go public sejak tahun 1990 hingga kini. Berdasarkan laporan ikhitisar
keuangan PT. Astra International tbk, pendapatan bersih pada tahun 2012 Rp. 193,880
Miliar, Asset Lancar Rp. 88,352 Miliar dan laba bersih naik sebesar 3% dibandingkan tahun
2012. Dengan cara pengendalian manajemen yang baik utuk tetap menjaga kepercayaan
public terhadap perusahaan ini.