Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab yang membuat ibu hamil menjadi resiko tinggi
adalah ibu menderita penyakit kronis atau penyakit menahun, seperti diabetes
melitus. Diabetes melitus pada kehamilan tidak jarang ditemukan,
prevalensinya 1-2%, DM yang diketahui sebelum hamil (DM pra gestasional)
0,1-12% (tergantung pada tempat dan criteria diagnostic yang digunakan). Di
Indonesia prevalensi DM yang ditemukan pada saat kehamilan 1,9-3,6% pada
kehamilan umunya.
C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian DMG
2. Untuk mengetahui etiologi DM pada masa kehamilan.
3. Untuk mengetahui patofisiologi DM pada masa kehamilan
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis DM pada masa kehamilan
5. Untuk mengetahui klasifikasi DM pada masa kehamilan
6. Untuk mengetahui pengaruh DM terhadap kehamilan
7. Untuk mengetahui pencegahan DM terhadap kehamilan
8. Untuk mengetahui pelaksanaan DM terhadap kehamilan
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan penyebab
yang beragam, ditandai adanya hiperglikemi kronis serta perubahan
metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat defek sekresi atau kerja
insulin, atau keduanya (Prawirohardjo, 2009: 851).
Diabetes mellitusgestasional (DMG) adalah intoleransi glukosa yang
dimulai atau baru ditemukan pada waktu hamil. Tidak dapat dikesampingkan
kemungkinan adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul
seiring kehamilan. Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering akan
kembali ke regulasi glukosa normal (Prawirohardjo, 2009: 851).
Diabetes Melitus Gestasional adalah intoleransi karbohidrat dengan
berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama
masa hamil ini (Bobakdkk, 2005: 714).
Diabetes gestasional adalah metabolisme abnormal karbohidrat,
lemak, protein yang pertama kali didiagnosis selama kehamilan, dengan
mengabaikan tingkat keparahannya(Stright,2005: 257).
2.2 Etiologi
Perubahan kadar estrogen dan progesteron pada awal kehamilan
merangsang sekresi insulin melalui stimulasi hiperplasia sel beta pada
pankreas. Efek ini bersamaan dengan penurunan produksi glukosa hepatik,
peningkatan penggunaan glukosa perifer dan simpanan glikogen jaringan
menimbulkan penurunan kadar glukosa darah puasa. Kadar glukosa puasa
lebih rendah mengakibatkan kadar insulin puasa lebih rendah, yang
menimbulkan katabolisme lemak untuk memenuhi metabolik. Selama
pertengahan kedua kehamilan, resistensi insulin terjadi sebagai akibat
laktogen plasenta manusia, prolaktin, kortisol, dan glukagon. Kadar glukosa
darah postpandrial menjadi meningkat. Janin mempertahankan kadar glukosa
darah kira-kira 10-20mg/dl di bawah kadar ibu, yang memudahkan
pemindahan glukosa melalui sistem plasenta. Bahkan dengan perubahan ini,
kebanyakan ibu dapat mempertahankan glukosa darah dalam rentang normal.
Namun beberapa ibu menunjukkan ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan yang diciptakan oleh peningkatan resisitensi insulin dan dikenal
sebagai mengalami DMG (Walsh,2008: 425).
terjadi
berbagai
komplikasi).
Selain
itu
terjadi
juga
hipoinsulin
yang
menyebabkan
hiperglikemia
atau
diabetes
kehamilan.
2.4 Manifestasi Klinis
a. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah mrningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga
klien mengeluh banyak kencing.
b. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak
minum.
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan.
Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanantersebut hanya
berada sampai pada pembuluh darah.
2.5 Klasifikasi
a. Klasifikasi menurut usia dan lama timbulnya :
1) Kelas A : GTT abnormal, tidak ada gejala. Euglikemia diatur dengan
diet tanpa pemberian insulin, tidak ada komplikasi lama dan
timbulnya kapan saja.
2) Kelas B : timbulnya pada usia di atae 20 tahun, lamanya kurang dari
10 tahun, tidak ada komplikasi.
3) Kelas C : timbulnya pada usia diantara 10-19 tahun, lamanya diantara
10-19 tahun, tidak ada komplikasi.
amputasi.
Pemeriksaan optalmologist
Albuminuria monitor penyakit ginjal
Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol
medikasi
2.8 Penatalaksanaan
a. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus
adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi
akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia
akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan
diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan
insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes
mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
1. J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan
2. J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
3. J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan
manis).
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan
DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian
berat badan ibu.
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan
lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi
300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
2. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
3. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4. Mencegah episode hipoglikemia
5. Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
6. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu
(ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah).
Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat
dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering Hb glikosilat
diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester
pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir
kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal
ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB
lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung
digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human
insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin)
dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan
antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier)
sehingga dapat mempengaruhi janin.
Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia
kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan
pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).
atau
dikurangi.
Perubahan-perubahan
dalam kehamilan
11
memudahkan
terjadinya
menimbulkan
reaksi
hiperglikemia
hipoglikemik.
dan
Maka
asidosis
dosis
tapi
insulin
juga
perlu
kontraindikasi,
untuk
aktivitas
memperbaiki
fisik
sensitivitas
yang
insulin
sesuai
dan
12
dan
penatalaksanaannya
2) Mengatur klien berkonsultasi dengan ahli diet untuk membahas
diet diabetic yang disarankan dan untuk memastikan asupan kalori
3) Memenuhi kebutuhan emosional dan psikososial. Intervensi
dengan tepat untuk mengurangi kecemasan diabetes dan kelahiran
anak
13
14
WOC
Kehamilan
faktor genetic DM
H. hCg
resistensi insulin
sel-sel kelaparan
mual, muntah,
tidak nafsu makan
otot berkurang
Ketidakseim
bangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan
Kekuranga
n volume
cairan
DMG
ke janin
hiperinsulinemia
keletihan
kurang informasi
Resiko
cidera
(janin)
Kurang
pengetahua
n
Resiko
trauma
15
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita Diabetes
melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan
berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri,
nyeri tekan abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat
keturunan.
4. Riwayat Kehamilan
a. Diabetes mellitus gestasional.
b. Hipertensi karena kehamilan.
c. Infertilitas.
d. Bayi low gestasional age.
e. Riwayat kematian janin.
f. Lahir mati tanpa sebab jelas.
g. Anomali congenital.
h. Aborsi spontan.
i. Polihidramnion.
j. Makrosomia.
k. Pernah keracunan selama kehamilan.
10) Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena
ada bekas injeksi insulin yang sering.
11) Mata.
12) Kerusakan penglihatan atau retinopati.
b. Pola eliminasi
1) BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering
berkemih.
2) BAB : biasanya tidak ada gangguan.
c. Pola personal hygiene; Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi,
keramas.
d. Pola istirahat tidur : Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan
melaporkan kelelahan yang berlebihan.
e. Pola aktifitas dan latihan : Aktivitas yang berlebih pada keadaan
hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri
kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan
kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhadap cedera dan jika
rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.
6. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa
lemah dan letih
b. TD ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena
komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
c. Nadi pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
d. Respirasi pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis
biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
e. Suhu tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada
kondisi hipoglikemi.
f. Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih,
dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
3. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.
17
C. Intervensi
Dx
Kekurangan
volume
berhubungan
Setelah
NOC
dilakukan
NIC
tindakan 1. Kaji intensitas dari gejala
Mendemonstrasikan
hidrasi adekuat
- TTV DBN :
TD : 120/80 mmHg
RR : 16-20 x/menit
Nadi : 60-80 x/menit
Suhu
muntah,
sangat berlebihan
2. Pantau TTV
3. Kaji
nadi
perifer,
Kriteria hasil :
-
seperti
: 3,5-37,5 0C
kulit
dan
membrane
mukosa
4. Pantau masukan
dan
dalam
batas normal.
18
Ketidakseimbanga
n
nutrisi
dari
Setelah
dilakukan
kunjungan ANC
3. Perhatikan adanya mual
berhubungan
Kriteria hasil :
dengan
ketidakmampuan
mencerna
dan
nutrisi
kadar
menggunakan
kurang
muntah
4. Tinjau ulang pentingnya
makanan teratur tiga kali
sehari dengan gula rendah
bila menggunakan insulin
tepat.
tinggi Setelah
dilakukan
terhadap
janin
tindakan 1. Kaji
tidak
perubahan
sirkulasi
Resiko
pada terjadi
trauma Setelah
dilakukan
dengan,
diharapkan
ketidakadekuatan
mengalami trauma
makrosomnia atau
tidak
pertumbuhan intra
prenatal
ulang
riwayat
dan
control
maternal
2. Periksa adanya glukosa
atau keton dan albumin
retardasi
uterin
klien
Hemoglobin setiap 2 4
tindakan 1. Tinjau
maternal,
minggu
berhubungan
kontrol
diabetik
DJJ
3. Pantau tiap kunjungan
4. Kolaborasi
:
kaji
mengalami cedera
kontrol
kadar
glukosa
bebas
normal,
tanda hipoglikemia
Kurang
Setelah
dilakukan
tindakan 1. Kaji
pengetahuan
19
pengetahuan
tentang
tindakan diharapkan
klien
mengerti
Diabetes
Melitus
keperawatan
tentang
berhubungan
Gestasional (DMG)
-
kehamilan
penyakit
Klien mengetahui
terhadap penyakit
2. Beri informasi cara kerja
dan efek dari insulin
3. Beri informasi dampak
cara
diabetes
dengan
dan
harapan
masa depan
4. Diskusikan agar klien
dapat mengenali tanda
infeksi
20
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan
dengan DM gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil,
maka dinamakan DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan
diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan,
maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6 minggu
persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional,
tetapi DM. Dm gstasional perlu penanganan yang serius, karena dapat
mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan janin
kedepannya.
sehingga
perlu
diberikan
asuhan
keperawatan
secara
professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi terjadi
berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan
3.2 Saran
a. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca terutama
mahasiswa keperawatan
b. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan
c. Semoga makalah ini dapat menjadi p;okok bahasan dalam berbagai
diskusi
21
DAFTAR PUSTAKA
Fakultas
Kedokteran
Patologi.Bandung
Universitas
Padjajaran
Bandung.1984.Obstetri
Elstar
Offset.
EGC
:EGC
EGC
Medika
Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC
22