Você está na página 1de 22

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu penyebab yang membuat ibu hamil menjadi resiko tinggi
adalah ibu menderita penyakit kronis atau penyakit menahun, seperti diabetes
melitus. Diabetes melitus pada kehamilan tidak jarang ditemukan,
prevalensinya 1-2%, DM yang diketahui sebelum hamil (DM pra gestasional)
0,1-12% (tergantung pada tempat dan criteria diagnostic yang digunakan). Di
Indonesia prevalensi DM yang ditemukan pada saat kehamilan 1,9-3,6% pada
kehamilan umunya.

Pada ibu hamil dengan riwayatkeluarga DM,

prevalensinya 51% (Waspadji dalam pertemuan Ilmiah Thunan Ilmu Penyakit


Dalam, 1997)
Komplikasi yang mungkin terjadi pada ibu dan janin sepereti pada
ibu yakni abortus spontan, pre eklampsi, hipertensi, dll. Pada janin seperti
hipoglikemi, hiperglikemia, malformasi/kelainan congenital, dll. Oleh karena
itu, kondisi ini perlu diketahui oleh masyarakat, khususnya ibu hami,
sehingga jika ditemuakn kasus di atas pasien dapat segera datang ke fasilitas
layanan kesehatan.
Sehingga tujuan akhir dari asuhan keperawatan pada ibu hamil dengan
diabetes melitus yaitu untuk meminimalkan pengaruh resiko dan komplikasi
diabetes dalam kehamilan dapat tercapai. Pada akhirnya yang diharapkan
dalam kehamilan ini adalah ibu tanpa komplikasi diabetes, bayi lahir sehat,
dan keluarga siap menyambut kedatangan anggota keluarga dengan senang
hati.
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian dari DMG ?
2. Apa etiologi dari DMG ?
3. Bagaimana Patofisiologi terjadinya DM pada masa kehamilan?
4. Bagaimana manifestasi klinis dari DMG ?
5. Bagaimana klasifikasi dari DMG ?
6. Bagaimana pengaruh DM terhadap kehamilan ?
7. Bagaimana pencegahan DM terhadap kehamilan ?
8. Bagaimana penatalaksanaan DM terhadap kehamilan ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian DMG
2. Untuk mengetahui etiologi DM pada masa kehamilan.
3. Untuk mengetahui patofisiologi DM pada masa kehamilan
4. Untuk mengetahui manifestasi klinis DM pada masa kehamilan
5. Untuk mengetahui klasifikasi DM pada masa kehamilan
6. Untuk mengetahui pengaruh DM terhadap kehamilan
7. Untuk mengetahui pencegahan DM terhadap kehamilan
8. Untuk mengetahui pelaksanaan DM terhadap kehamilan

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Diabetes mellitus merupakan penyakit metabolik dengan penyebab
yang beragam, ditandai adanya hiperglikemi kronis serta perubahan

metabolisme karbohidrat, lemak, dan protein akibat defek sekresi atau kerja
insulin, atau keduanya (Prawirohardjo, 2009: 851).
Diabetes mellitusgestasional (DMG) adalah intoleransi glukosa yang
dimulai atau baru ditemukan pada waktu hamil. Tidak dapat dikesampingkan
kemungkinan adanya intoleransi glukosa yang tidak diketahui yang muncul
seiring kehamilan. Setelah ibu melahirkan, keadaan DMG sering akan
kembali ke regulasi glukosa normal (Prawirohardjo, 2009: 851).
Diabetes Melitus Gestasional adalah intoleransi karbohidrat dengan
berbagai tingkat keparahan, yang awitannya atau pertama kali dikenali selama
masa hamil ini (Bobakdkk, 2005: 714).
Diabetes gestasional adalah metabolisme abnormal karbohidrat,
lemak, protein yang pertama kali didiagnosis selama kehamilan, dengan
mengabaikan tingkat keparahannya(Stright,2005: 257).
2.2 Etiologi
Perubahan kadar estrogen dan progesteron pada awal kehamilan
merangsang sekresi insulin melalui stimulasi hiperplasia sel beta pada
pankreas. Efek ini bersamaan dengan penurunan produksi glukosa hepatik,
peningkatan penggunaan glukosa perifer dan simpanan glikogen jaringan
menimbulkan penurunan kadar glukosa darah puasa. Kadar glukosa puasa
lebih rendah mengakibatkan kadar insulin puasa lebih rendah, yang
menimbulkan katabolisme lemak untuk memenuhi metabolik. Selama
pertengahan kedua kehamilan, resistensi insulin terjadi sebagai akibat
laktogen plasenta manusia, prolaktin, kortisol, dan glukagon. Kadar glukosa
darah postpandrial menjadi meningkat. Janin mempertahankan kadar glukosa
darah kira-kira 10-20mg/dl di bawah kadar ibu, yang memudahkan
pemindahan glukosa melalui sistem plasenta. Bahkan dengan perubahan ini,
kebanyakan ibu dapat mempertahankan glukosa darah dalam rentang normal.
Namun beberapa ibu menunjukkan ketidakmampuan untuk memenuhi
kebutuhan yang diciptakan oleh peningkatan resisitensi insulin dan dikenal
sebagai mengalami DMG (Walsh,2008: 425).

Diabetes gestasional adalah gangguan (secara luas) pada kehamilan


akhir, yang disebabkan oleh peningkatan stimulasi pankreas yang
berhubungan dengan kehamilan (Stright,2005: 257).
Faktor Predisposisi :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Umur sudah mulai tua


Multiparitas
Penderita gemuk
Kelainan anak lebih besar dari 4000 g
Bersifat keturunan
Pada pemeriksaan terdapat gula dalam urine
Riwayat kehamilan : Sering meninggal dalam rahim, Sering

mengalami lahir mati, Sering mengalami keguguran


h. Glokusuria
2.3 Patofisiologi
Pada DMG terjadi suatu keadaan di mana jumlah/fungsi insulin
menjadi tidak optimal. Terjadi perubahan kinetika insulin dan resistensi
terhadap efek insulin. Akibatnya, komposisi sumber energi dalam plasma ibu
bertambah (kadar gula darah tinggi, kadar insulin tetap tinggi).
Melalui difusi terfasilitasi dalam membran plasenta, dimana sirkulasi
janin juga ikut terjadi komposisi sumber energi abnormal. (menyebabkan
kemungkinan

terjadi

berbagai

komplikasi).

Selain

itu

terjadi

juga

hiperinsulinemia sehingga janin juga mengalami gangguan metabolik


(hipoglikemia, hipomagnesemia, hipokalsemia, hiperbilirubinemia, dan
sebagainya.
Dalam kehamilan terjadi perubahan metabolism endokrin dan
karbohidrat yang menunjang pemasokan makanan bagi janin serta persiapan
untuk menyusui. Glukosa dapat berdifusi secara tetap melalui plasenta kepada
janin sehingga kadarnya dalam darah janin hampir menyerupai kadar darah
ibu. Insulin ibu tak dapat mencapai janin, sehingga kadar gula ibu yang
mempengaruhi kadar pada janin. Pengendalian kadar gula terutama
dipengaruhi oleh insulin, disamping beberapa hormone lain seperti estrogen,
steroid dan plasenta laktogen. Akibat lambatnya resorpsi makanan maka
terjadi hiperglikemia yang relatif lama dan ini menuntut kebutuhan insulin.
Menjelang aterm kebutuhan insulin meningkat sehingga mencapai 3 kali dari
4

keadaan normal. Hal ini disebut sebagai tekanan diabetojenik dalam


kehamilan. Secara fisiologik telah terjadi resistensi insulin yaitu bila ia
ditambah dengan insulin eksogen ia tidak mudah menjadi hipoglikemi. Akan
tetapi, bila ibu tidak mampu meningkatkan produksi insulin, sehingga ia
relative

hipoinsulin

yang

menyebabkan

hiperglikemia

atau

diabetes

kehamilan.
2.4 Manifestasi Klinis
a. Poliuri (banyak kencing)
Hal ini disebabkan oleh karena kadar glukosa darah mrningkat sampai
melampaui daya serap ginjal terhadap glukosa sehingga terjadi osmotic
diuresis yang mana gula banyak menarik cairan dan elektrolit sehingga
klien mengeluh banyak kencing.
b. Polidipsi (banyak minum)
Hal ini disebabkan pembakaran terlalu banyak dan kehilangan cairan
banyak karena poliuri, sehingga untuk mengimbangi klien lebih banyak
minum.
c. Polipagi (banyak makan)
Hal ini disebabkan karena glukosa tidak sampai ke sel-sel mengalami
starvasi (lapar). Sehingga untuk memenuhinya klien akan terus makan.
Tetapi walaupun klien banyak makan, tetap saja makanantersebut hanya
berada sampai pada pembuluh darah.

2.5 Klasifikasi
a. Klasifikasi menurut usia dan lama timbulnya :
1) Kelas A : GTT abnormal, tidak ada gejala. Euglikemia diatur dengan
diet tanpa pemberian insulin, tidak ada komplikasi lama dan
timbulnya kapan saja.
2) Kelas B : timbulnya pada usia di atae 20 tahun, lamanya kurang dari
10 tahun, tidak ada komplikasi.
3) Kelas C : timbulnya pada usia diantara 10-19 tahun, lamanya diantara
10-19 tahun, tidak ada komplikasi.

4) Kelas D : timbul pada usia di atas 10 tahun, lamanya lebih dari 20


tahun, ditemui tanda angiopati, retinopati, pengapuran pembuluh
darah tungkai/kaki.
5) Kelas E : lama dan usia timbulnya kapan saja, ada nefropati.
6) Kelas H : lama dan usia timbulnya kapan saja, adanya penyalur
jantung arteriosklerotik.
7) Kelas R : lama dan usia timbulnya kapan saja, ada retinopati berat.
8) Kelas RF : lama dan usia timbulnya kapan saja, ada retinopati dan
nefropati.
9) Kelas T : lama dan usia timbulnya kapan saja, hamil setelah
transplantasi ginjal.
b. Klasifikasi menurut penggunaan insulin
1) Non insulin dependen diabetes melitus
Tidak memerlukan insulin dalam pengendalian glukosa darah
2) Insulin dependen diabetes melitus
Memerlukan insulin dalam pengendalian glukosa darah
2.6 Pengaruh DM terhadap kehamilan
a. Pengaruh kehamilan, persalinan dan nifas terhadap DM
1) Kehamilan dapat menyebabkan status pre diabetik menjadi manifes
( diabetik )
2) DM akan menjadi lebih berat karena kehamilan
b. Pengaruh penyakit gula terhadap kehamilan di antaranya adalah :
1) Abortus dan partus prematurus
2) Hidronion
3) Pre-eklamasi
4) Kesalahan letak jantung
5) Insufisiensi plasenta
c. Pengaruh penyakit terhadap persalinan
1) Gangguan kontraksi otot rahim partus lama / terlantar.
2) Janin besar sehingga harus dilakukan tindakan operasi.
3) Gangguan pembuluh darah plasenta sehingga terjadi asfiksia
sampai dengan lahir mati
4) Perdarahan post partum karena gangguan kontraksi otot rahim.
5) Post partum mudah terjadi infeksi.
6) Bayi mengalami hypoglicemi post partum sehingga dapat
menimbulkan kematian
d. Pengaruh DM terhadap kala nifas
1) Mudah terjadi infeksi post partum
2) Kesembuhan luka terlambat dan cenderung infeksi mudah
menyebar
e. Pengaruh DM terhadap bayi
6

1) Abortus, prematur, > usia kandungan 36 minggu


2) Janin besar ( makrosomia )
3) Dapat terjadi cacat bawaan, potensial penyakit saraf dan jiwa
2.7 Pencegahan
a. Primer : untuk mengurangi obesitas dan BB.
b. Sekunder : deteksi dini, kontrol penyakit hipertensi, anti rokok,
perawatan.
c. Tersier :
1) Pendidikan tentang perawatan kaki, cegah ulserasi, gangren dan
2)
3)
4)
5)

amputasi.
Pemeriksaan optalmologist
Albuminuria monitor penyakit ginjal
Kontrol hipertensi, status metabolic dan diet rendah protein
Pendidikan pasien tentang penggunaan medikasi untuk mengontrol
medikasi

2.8 Penatalaksanaan
a. Terapi Diet
Tujuan utama penatalaksanaan klien dengan diabetes mellitus
adalah untuk mengatur glukosa darah dan mencegah timbulnya komplikasi
akut dan kronik. Jika klien berhasil mengatasi diabetes yang dideritanya, ia
akan terhindar dari hyperglikemia atau hypoglikemia. Penatalaksanaan
diabetes tergantung pada ketepatan interaksi dari tiga faktor aktifitas fisik,
diet dan intervensi farmakologi dengan preparat hyperglikemik oral dan
insulin.
Tiga hal penting yang harus diperhatikan pada penderita diabetes
mellitus adalah tiga J (jumlah, jadwal dan jenis makanan) yaitu :
1. J I : jumlah kalori sesuai dengan resep dokter harus dihabiskan
2. J 2 : jadwal makanan harus diikuti sesuai dengan jam makan terdaftar.
3. J 3 : jenis makanan harus diperhatikan (pantangan gula dan makanan
manis).
Sesuai dengan pengelolaan medis DM pada umumnya, pengelolaan
DMG juga terutama didasari atas pengelolaan gizi/diet dan pengendalian
berat badan ibu.
1. Kontrol secara ketat gula darah, sebab bila kontrol kurang baik upayakan
lahir lebih dini, pertimbangkan kematangan paru janin. Dapat terjadi

kematian janin mendadak. Berikan insulin yang bekerja cepat, bila


mungkin diberikan melalui drips.
2. Hindari adanya infeksi saluran kemih atau infeksi lainnya. Lakukan upaya
pencegahan infeksi dengan baik.
3. Pada bayi baru lahir dapat cepat terjadi hipoglikemia sehingga perlu
diberikan infus glukosa.
4. Penanganan DMG yang terutama adalah diet, dianjurkan diberikan 25
kalori/kgBB ideal, kecuali pada penderita yang gemuk dipertimbangkan
kalori yang lebih mudah.
5. Cara yang dianjurkan adalah cara Broca yaitu BB ideal = (TB-100)-10%
BB.
6. Kebutuhan kalori adalah jumlah keseluruhan kalori yang diperhitungkan
dari:

Kalori basal 25 kal/kgBB ideal

Kalori kegiatan jasmani 10-30%

Kalori untuk kehamilan 300 kalori

Perlu diingat kebutuhan protein ibu hamil 1-1.5 gr/kgBB


Jika dengan terapi diet selama 2 minggu kadar glukosa darah

belum mencapai normal atau normoglikemia, yaitu kadar glukosa darah


puasa di bawah 105 mg/dl dan 2 jam pp di bawah 120 mg/dl, maka terapi
insulin harus segera dimulai.
Pemantauan dapat dikerjakan dengan menggunakan alat pengukur
glukosa darah kapiler. Perhitungan menu seimbang sama dengan
perhitungan pada kasus DM umumnya, dengan ditambahkan sejumlah

300-500 kalori per hari untuk tumbuh kembang janin selama masa
kehamilan sampai dengan masa menyusui selesai
Pengelolaan DM dalam kehamilan bertujuan untuk :
1. Mempertahankan kadar glukosa darah puasa < 105 mg/dl
2. Mempertahankan kadar glukosa darah 2 jam pp < 120 mg/dl
3. Mempertahankan kadar Hb glikosilat (Hb Alc) < 6%
4. Mencegah episode hipoglikemia
5. Mencegah ketonuria/ketoasidosis deiabetik
6. Mengusahakan tumbuh kembang janin yang optimal dan normal.
Dianjurkan pemantauan gula darah teratur minimal 2 kali seminggu
(ideal setiap hari, jika mungkin dengan alat pemeriksaan sendiri di rumah).
Dianjurkan kontrol sesuai jadwal pemeriksaan antenatal, semakin dekat
dengan perkiraan persalinan maka kontrol semakin sering Hb glikosilat
diperiksa secara ideal setiap 6-8 minggu sekali.
Kenaikan berat badan ibu dianjurkan sekitar 1-2.5 kg pada trimester
pertama dan selanjutnya rata-rata 0.5 kg setiap minggu. Sampai akhir
kehamilan, kenaikan berat badan yang dianjurkan tergantung status gizi awal
ibu (ibu BB kurang 14-20 kg, ibu BB normal 12.5-17.5 kg dan ibu BB
lebih/obesitas 7.5-12.5 kg).
Jika pengelolaan diet saja tidak berhasil, maka insulin langsung
digunakan. Insulin yang digunakan harus preparat insulin manusia (human
insulin), karena insulin yang bukan berasal dari manusia (non-human insulin)
dapat menyebabkan terbentuknya antibodi terhadap insulin endogen dan
antibodi ini dapat menembus sawar darah plasenta (placental blood barrier)
sehingga dapat mempengaruhi janin.

Obat hipoglikemik oral tidak digunakan dalam DMG karena efek


teratogenitasnya yang tinggi dan dapat diekskresikan dalam jumlah besar
melalui ASI.
Pada pemeriksaan antenatal dilakukan pemantauan keadaan klinis ibu
dan janin, terutama tekanan darah, pembesaran/ tinggi fundus uteri, denyut
jantung janin, kadar gula darah ibu, pemeriksaan USG dan kardiotokografi
(jika memungkinkan).
Pada tingkat Polindes dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan
pengukuran tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin. Pada
tingkat Puskesmas dilakukan pemantauan ibu dan janin dengan pengukuran
tinggi fundus uteri dan mendengarkan denyut jantung janin. Pada tingkat
rumah sakit, pemantauan ibu dan janin dilakukan dengan cara :
Pengukuran tinggi fundus uteri

NST USG serial

Penilaian menyeluruh janin dengan skor dinamik janin plasenta (FDJP),


nilai FDJP < 5 merupakan tanda gawat janin.

Penilaian ini dilakukan setiap minggu sejak usia kehamilan 36 minggu.


Adanya makrosomia, pertumbuhan janin terhambat (PJT) dan gawat janin
merupakan indikasi untuk melakukan persalinan secara seksio sesarea.

Pada janin yang sehat, dengan nilai FDJP > 6, dapat dilahirkan pada usia
kehamilan cukup waktu (40-42 mg) dengan persalinan biasa. Pemantauan
pergerakan janin (normal >l0x/12 jam).

Bayi yang dilahirkan dari ibu DMG memerlukan perawatan khusus.

Bila akan melakukan terminasi kehamilan harus dilakukan amniosentesis


terlebih dahulu untuk memastikan kematangan janin (bila usia kehamilan
< 38 mg).
10

Kehamilan DMG dengan komplikasi (hipertensi, preeklamsia, kelainan


vaskuler dan infeksi seperti glomerulonefritis, sistitis dan monilisasis)
harus dirawat sejak usia kehamilan 34 minggu. Penderita DMG dengan
komplikasi biasanya memerlukan insulin.

Penatalaksanaan pada DMG


Meningkatkan jumlah insulin
1. Sulfonilurea (glipizide GITS, glibenclamide, dsb.)
2. Meglitinide (repaglinide, nateglinide)
3. Insulin injeksi
4. Meningkatkan sensitivitas insulin
5. Biguanid/metformin
6. Thiazolidinedione (pioglitazone, rosiglitazone)
7. Memengaruhi penyerapan makanan
8. Acarbose
9. Hati-hati risiko hipoglikemia berikan glukosa oral (minuman manis atau
permen) 6-8 minggu setelah melahirkan, ibu tersebut melakukan test
plasma glukosa puasa dan OGTT 75 gram glukosa. Pasien gemuk
penderita GDM, sebaiknya mengontrol BB, karena diperkirakan akan
menjadi DM dalam 20 tahun kemudian
b. Terapi Insulin
Menurut Prawirohardjo, (2002) yaitu sebagai berikut : Daya tahan
terhadap insulin meningkat dengan makin tuanya kehamilan, yang
dibebaskan oleh kegiatan antiinsulin plasenta. Penderita yang sebelum
kehamilan sudah memerlukan insulin diberi insulin dosis yang sama
dengan dosis diluar kehamilan sampai ada tanda-tanda bahwa dosis perlu
ditambah

atau

dikurangi.

Perubahan-perubahan

dalam kehamilan

11

memudahkan

terjadinya

menimbulkan

reaksi

hiperglikemia

hipoglikemik.

dan

Maka

asidosis
dosis

tapi

insulin

juga
perlu

ditambah/dirubah menurut keperluan secara hati-hati dengan pedoman


pada 140 mg/dl. Pemeriksaan darah yaitu kadar post pandrial.
Selama berlangsungnya persalinan dan dalam hari-hari berikutnya
cadangan hidrat arang berkurang dan kebutuhan terhadap insulin
berkurang yang mengakibatkan mudah mengalami hipoglikemia bila diet
tidak disesuaikan atau dosis insulin tidak dikurangi. Pemberian insulin
yang kurang hati-hati dapat menjadi bahaya besar karena reaksi
hipoglikemik dapat disalah tafsirkan sebagai koma diabetikum. Dosis
insulin perlu dikurangi selama wanita dalam persalinan dan nifas dini.
Dianjurkan pula supaya dalam masa persalinan diberi infus glukosa dan
insulin pada hiperglikemia berat dan keto asidosis diberi insulin secara
infus intravena dengan kecepatan 2-4 satuan/jam untuk mengatasi
komplikasi yang berbahaya.
Penanggulangan Obstetri pada penderita yang penyakitnya tidak
berat dan cukup dikuasi dengan diit saja dan tidak mempunyai riwayat
obstetri yang buruk, dapat diharapkan partus spontan sampai kehamilan
40 minggu. lebih dari itu sebaiknya dilakukan induksi persalinan karena
prognosis menjadi lebih buruk. Apabila diabetesnya lebih berat dan
memerlukan pengobatan insulin, sebaiknya kehamilan diakhiri lebih dini
sebaiknya kehamilan 36-37 minggu. Lebih-lebih bila kehamilan disertai
komplikasi, maka dipertimbangkan untuk menghindari kehamilan lebih
dini lagi baik dengan induksi atau seksio sesarea dengan terlebih dahulu
melakukan amniosentesis. Dalam pelaksanaan partus pervaginam, baik
yang tanpa atau dengan induksi, keadaan janin harus lebih diawasi jika
mungkin dengan pencatatan denyut jantung janin terus menerus.
Strategi terapi diabetes mellitus pada ibu hamil meliputi
manajemen diet, menjaga berat badan ibu tetap ideal, terapi insulin untuk
menormalkan kontrol glikemik dan olah raga.
c. Olahraga
Kecuali
direkomendasikan

kontraindikasi,
untuk

aktivitas

memperbaiki

fisik

sensitivitas

yang
insulin

sesuai
dan

12

kemungkinan memperbaiki toleransi glukosa. Olahraga juga dapat


membantu menaikkan berat badan yang hilang dan memelihara berat
badan yang ideal ketika dikombinasi dengan pembatasan intake kalori.
d. Edukasi
1) Memberikan penyuluhan klien dan keluarga
a) Kaji pemahaman klien dengan GDM dan implikasinya
terhadap kehidupan sehari-hari
b) Jika diperlukan jelaskan efek-efek diabetes gestasional pada
ibu dan janin
c) Tegasnya perlunya pemeriksaan laboratoriun yang sering
dan tindak lanjut untuk ibu dan janin, misalnya untuk
menecegah infeksi dan mengkaji kemungkinan komplikasi
lainnya
d) Diskusikan dan demonstrasikan penyuntikan insulin sendiri
e) Demonstrasikan cara melakukan pemantauan mandiri kadar
glukosa darah. Jelaskan bahwa darah umumnya diuji setiap
hari sebelum makan dan pada waktu jam tidur
f) Jelaskan perlunya pemeriksaan keton dalam urine, yang
berbahaya bagi janin
g) Tegaskan pentingnya membuat catatan setiap hari meliputi
kadar glukosa darah, dosis insulin, asupan makanan,
periode latihan, periode hipoglikemia, macam dan jumlah
pengobatan, dan hasil periksa urine setiap hari
h) Diskusikan
kemungkinan
komplikasi

dan

penatalaksanaannya
2) Mengatur klien berkonsultasi dengan ahli diet untuk membahas
diet diabetic yang disarankan dan untuk memastikan asupan kalori
3) Memenuhi kebutuhan emosional dan psikososial. Intervensi
dengan tepat untuk mengurangi kecemasan diabetes dan kelahiran
anak

13

14

WOC
Kehamilan

perubahan hormonal & metabolisme

faktor genetic DM

H. kortisol, esterogen & HPL

kerusakan sel beta

H. hCg
resistensi insulin

sel-sel kelaparan

kadar gula darah

produksi energy di sel-sel

mual, muntah,
tidak nafsu makan

otot berkurang
Ketidakseim
bangan
nutrisi
kurang dari
kebutuhan

Kekuranga
n volume
cairan

pasokan gula darah

DMG

ke janin

lemas, mudah lelah


pengobatan tidak adekuat

hiperinsulinemia

keletihan
kurang informasi

Resiko
cidera
(janin)

Kurang
pengetahua
n

Resiko
trauma

15

BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN
A. Pengkajian
1. Identitas
Usia : perlu diketahui kapan ibu dan berapa tahun ibu menderita Diabetes
melitus, karena semakin lama ibu menderita DM semakin berat
komplikasi yang muncul. Seperti yang dijelaskan pada klasifikasi DM.
2. Keluhan Utama
Biasanya ibu hamil dengan DM mengeluh Mual, muntah, penambahan
berat badan berlebihan atau tidak adekuat, polipdipsi, poliphagi, poluri,
nyeri tekan abdomen dan retinopati.
3. Riwayat Penyakit Keluarga
Perlu dikaji apakah ada keluarga yang menderita DM, karena DM bersifat
keturunan.
4. Riwayat Kehamilan
a. Diabetes mellitus gestasional.
b. Hipertensi karena kehamilan.
c. Infertilitas.
d. Bayi low gestasional age.
e. Riwayat kematian janin.
f. Lahir mati tanpa sebab jelas.
g. Anomali congenital.
h. Aborsi spontan.
i. Polihidramnion.
j. Makrosomia.
k. Pernah keracunan selama kehamilan.

5. Pola Aktivitas Sehari-hari


a. Pola Nutrisi:
1) Polidipsi.
2) Poliuri.
3) Mual dan muntah.
4) Obesitas.
5) Nyeri tekan abdomen.
6) Hipoglikemi.
7) Glukosuria.
8) Ketonuria.
9) Kulit.
16

10) Sensasi kulit lengan, paha, pantat dan perut dapat berubah karena
ada bekas injeksi insulin yang sering.
11) Mata.
12) Kerusakan penglihatan atau retinopati.
b. Pola eliminasi
1) BAK : pasien dengan DM memiliki gejala yaitu poliuri atau sering
berkemih.
2) BAB : biasanya tidak ada gangguan.
c. Pola personal hygiene; Pola atau frekuensi mandi, menggosok gigi,
keramas.
d. Pola istirahat tidur : Gangguan pola tidur karena perubahan peran dan
melaporkan kelelahan yang berlebihan.
e. Pola aktifitas dan latihan : Aktivitas yang berlebih pada keadaan
hipoglikemi dapat menyebabkan rasa lapar meningkat, pusing, nyeri
kepala, berkeringat, letih, lemah, pernapasan dangkal dan pandangan
kabur. Jika ini terjadi maka ibu akan rentan terhadap cedera dan jika
rasa lapar berlebih ini akan menyebabkan ketidakpatuhan diet ibu.
6. Pemeriksaan Fisik :
a. Keadaan umum jika dalam keadaan hipoglikemi ibu bisa merasa
lemah dan letih
b. TD ibu dengan DM perlu diobservasi tekanan darahnya karena
komplikasi dari ibu dengan DM adalah preeklamsia dan eklamsia.
c. Nadi pada keadaan hiperlikemi biasanya nadi lemah dan cepat.
d. Respirasi pada keadaan hiperglikemi atau diabetik ketoasidosis
biasanya RR meningkat dan napas bau keton.
e. Suhu tidak ada gangguan, tetapi biasanya kulit pasien lembab pada
kondisi hipoglikemi.
f. Berat badan ibu dengan DM biasanya memiliki berat badan berlebih,
dan terjadi peningkatan berat badan waktu hamil yang berlebih.
B. Diagnosa Keperawatan
1. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan kehilangan cairan aktif
2. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan
ketidakmampuan mencerna dan menggunakan nutrisi kurang tepat.
3. Resiko tinggi terhadap cedera janin berhubungan dengan peningkatan
kadar glukosa maternal, perubahan pada sirkulasi.

17

4. Resiko trauma berhubungan dengan, ketidakadekuatan kontrol diabetik


maternal, makrosomnia atau retardasi pertumbuhan intra uterin
5. Kurang pengetahuan tentang tindakan keperawatan berhubungan dengan
kurangnya informasi

C. Intervensi
Dx
Kekurangan
volume
berhubungan

Setelah

NOC
dilakukan

NIC
tindakan 1. Kaji intensitas dari gejala

cairan keperawatan selama 1x24 jam


diharapakan kebutuhan cairan

dengan kehilangan terpenuhi


cairan aktif

Mendemonstrasikan

pengeluaran urine yang

pengisian kapiler, turgor

hidrasi adekuat
- TTV DBN :
TD : 120/80 mmHg
RR : 16-20 x/menit
Nadi : 60-80 x/menit
Suhu

muntah,

sangat berlebihan
2. Pantau TTV
3. Kaji
nadi
perifer,

Kriteria hasil :
-

seperti

: 3,5-37,5 0C

Nadi perifer dapat diraba,

turgor kulit baik


Kadar elektrolit

kulit

dan

membrane

mukosa
4. Pantau masukan

dan

pengeluaran, catat berat


jenis urine

dalam

batas normal.

18

Ketidakseimbanga
n

nutrisi

dari

Setelah

dilakukan

tindakan 1. Kaji masukan kalori dan

kurang keperawatan selama 1x24 jam

kebutuhan diharapkan nutrisi terpenuhi

kunjungan ANC
3. Perhatikan adanya mual

berhubungan

Kriteria hasil :

dengan

Mencerna jumlah kalori /

nutrisi yang tepat


Mempertahankan

ketidakmampuan
mencerna

dan

nutrisi

kadar

gula darah puasa antara 60-

menggunakan

100 mg/dl dan 2 jam

kurang

pola makan dalam 24 jam


2. Timbang berat badan saat

muntah
4. Tinjau ulang pentingnya
makanan teratur tiga kali
sehari dengan gula rendah
bila menggunakan insulin

sesudah makan tidak lebih

tepat.

dari 140 mg/dl


Resiko

tinggi Setelah

dilakukan

terhadap

cedera keperawatan selama 1x24 jam

janin berhubungan diharapkan


dengan

janin

tindakan 1. Kaji
tidak

maternal, Cedera terhadap janin tidak

perubahan
sirkulasi
Resiko

pada terjadi
trauma Setelah

dilakukan

dengan,

diharapkan

ketidakadekuatan

mengalami trauma

makrosomnia atau

tidak

pertumbuhan intra

prenatal

ulang

riwayat

dan

control

maternal
2. Periksa adanya glukosa
atau keton dan albumin

Kehamilan cukup bulan.


Meningkatkan keberhasilan

dalam urine ibu dan


pantau TTV

kelahiran dari bayi usia

retardasi
uterin

klien

diabetik Kriteria hasil :


-

Hemoglobin setiap 2 4

tindakan 1. Tinjau

keperawatan selama 1x24 jam

maternal,

klien sebelum konsepsi


2. Kaji gerakan janin dan

minggu

berhubungan

kontrol

diabetik

DJJ
3. Pantau tiap kunjungan
4. Kolaborasi
:
kaji

mengalami cedera

peningkatan kadar Kriteria hasil :


glukosa

kontrol

gestasi yang tepat


Bebas cedera
Menunjukkan

kadar

glukosa

bebas

normal,

tanda hipoglikemia
Kurang

Setelah

dilakukan

tindakan 1. Kaji

pengetahuan

19

pengetahuan
tentang

keperawatan selama 1x24 jam

tindakan diharapkan

klien

mengerti

Diabetes

Melitus

keperawatan

tentang

berhubungan

Gestasional (DMG)
-

kehamilan

Klien mengetahui tentang


proses tindakan terhadap

penyakit
Klien mengetahui

terhadap penyakit
2. Beri informasi cara kerja
dan efek dari insulin
3. Beri informasi dampak

dengan kurangnya Kriteria hasil :


informasi

tentang proses tindakan

cara

kerja dan efek dari insulin

diabetes

dengan
dan

harapan

masa depan
4. Diskusikan agar klien
dapat mengenali tanda
infeksi

20

BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
DM yang terjadi dan diketahuinya saat hamil, maka ini dinamakan
dengan DM gestasional, sedangkan bila DM telah diketahui sebelum hamil,
maka dinamakan DM pregestasi. DM yang terjadi pada ibu hamil dan
diketahui saat hamil kemudian akan pulih kembali 6 minggu pasca persalinan,
maka ini dinamakan DM gestasional, namun apabila setelah 6 minggu
persalinan DM belum juga sembuh, maka ini bukannya diabetes Gestasional,
tetapi DM. Dm gstasional perlu penanganan yang serius, karena dapat
mempengaruhi perkembangan janin, dan dapat mengancam kehidupan janin
kedepannya.

sehingga

perlu

diberikan

asuhan

keperawatan

secara

professional terhadap ibu hamil dengan DM, supaya tidak lagi terjadi
berbagai komplikasi-komplikasi yang tidak diinginkan
3.2 Saran
a. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi yang membaca terutama
mahasiswa keperawatan
b. Semoga dapat menjadi bahan acuan pembelajaran bagi mahasiswa
keperawatan
c. Semoga makalah ini dapat menjadi p;okok bahasan dalam berbagai
diskusi

21

DAFTAR PUSTAKA
Fakultas

Kedokteran

Patologi.Bandung

Universitas

Padjajaran

Bandung.1984.Obstetri

Elstar

Offset.

Doenges E, Marilynn. 1993.Rencana Asuhan Keperawatan. Jakarta : EGC


Mochtar, Rustam. Prof. DR. 1989. Sypnosis Obstetrik : Obstetrik Patologi. Edisi
I.Jakarta

EGC

Prawiroharjo, Sarwono. 1976. Ilmu Kebidanan. Jakarta : yayasan Bina Pustaka


Chamberlain, Geofferey. 1994. Obstetrik dan Ginekologi Praktis. Jakarta : Widya
Medika
Ledewig. W. Patricia. 2005. Buku Saku Asuhan Keperawatan Ibu Bayi Baru
Lahir.Jakarta

:EGC

Manumba, Ida Bagus. 1993. Penuntun Kepanitraan Klinik Obstetrik dan


Ginekologi.Jakarta

EGC

Oxorn, Harry. 1990. Ilmu Kebidanan Patologi dan Fisiologi Persalinan.Yayasan


Esentia

Medika

Heller, Luz 1991. Gawat Darurat Ginekologi dan Obstetri. Jakarta : EGC

22

Você também pode gostar