Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Marginal utility adalah sebuah konsep tentang tingkat kepuasan seorang dalam konsumsi suatu barang.
Marginal utility sangat bergantung dengan selera dan kepuasan konsumen. Utility dinilai dari nilai guna
suatu barang yang digunakan oleh seorang konsumen. Marginalisme menjelaskan tentang pilihan seorang
konsumen dengan pemikiran seseorang memutuskan apa manfaat yang akan dia terima dalam memilih
kebutuhan untuk dikonsumsi.
Teori nilai guna atau utility yaitu teori ekonomi yang mempelajari kepuasan atau kenikmatan yang
diperoleh seorang konsumen dari mengkonsumsikan barang-barang. Kalau kepuasan itu semakin tinggi
maka semakin tinggi nilai guna atau utility-nya. Sebaliknya semakin rendah kepuasan dari suatu barang
maka utilitynya semakin rendah pula.
Nilai guna dibedakan diantara dua pengertian:
Marginal utility (kepuasan marginal). Yaitu pertambahan/pengurangan kepuasan sebagai akibat adanya
pertambahan/pengurangan penggunaan satu unit barang tertentu.
Total utility (total utility). Yaitu keseluruhan kepuasan yang diperoleh dari mengkonsumsi sejumlah
barang-barang tertentu.
Sementara M Abraham Garcia-Torres dalam Consumer Behaviour Theory : Utility Maximization and
the seek of Novelty membagi nilai guna menjadi dua. Berdasarkan dua tindakan ekonomi yang
dilakukan konsumen, Dua tindakan ini saling berhubungan :
1. Nilai Guna Keputusan ( Decision Utility ) yang berhubungan dengan Tindakan pembelian ( action of
Purchasing ) . Dalam tindakan pembelian konsumen membeli beberapa barang pada waktu yang
bersamaan. dan sebelum melakukan pembelian konsumen harus memutuskan barang yang mana yang
akan dia beli.
2. Nilai Guna Pengalaman (Experienced Utility ) Yang berhubungan Dengan Tindakan Konsumsi
( action of Consumption ) dengan kapasitas pemenuhan kepuasan dari barang tersebut.
Marginal utility berhubungan dengan kebutuhan manusia. Namun kebutuhan manusia tidak memiliki
batas. Sehingga dalam pemenuhan kebutuhannya manusia perlu membuat keputusan dalam menentukan
pilihan mana yang akan dia ambil agar tecapai kepuasan yang maksimal. Berdasarkan hukum Gossen atau
yang biasa dikenal dengan law of siminishing marginal utility berlaku bahwa semakin banyak suatu
barang yang dikonsumsi, maka tambahan nilai kepuasannya yang diperoleh dari setiap satuan tambahan
yang dikonsumsikan akan menurun. Dan konsumen akan selalu berusaha dalam mencapai kepuasan total
yang maksimum.
Hukum marginal utility yang semakin menurun / Law of Diminishing Marginal Utility :
apabila tambahan nilai guna yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan
menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya dan pada akhirnya
tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negative
Konsep nilai guna (utility) bisa menjelaskan kelemahan berupa paradok antara kegunaan suatu barang
dengan harganya. Seperti tentang durian, dimana sampai titik tertentu Anda tidak mau lagi memakannya,
bahkan jika buah durian itu diberikan secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan kepuasan yang
diberikan dari tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin berkurang. Inilah yang disebut Law of
Diminishing Marginal Utility.
Penggambaran tentang marginal utility dan law of diminishingmrginal utility adalah ketika suatu orang
sedang lapar maka iya akan makan, setiap nasi yang iya makan akan memiliki nilai kepuasan namun bila
porsinya terus ditambah pada suatu saat akan kenyang kenyang disini disebut dengan titik kepuasan
maksimal. Namun bila sudah mencapai kepuasan maksimal dan derus ditambah maka akan menurunkan
nilai kepuasannya, sama seperti bila sudah kenyang namun porsi makanan terus ditambah maka pada
suatu saat akan muntah.
Kejadian contoh tersebut terlihat pada kurva berikut
Pada bagan diatas terlihat bahwa konsumsi suatu barang secara kontinu akan mencapai suatu titik yang
disebut dengan titik kepuasan puncak atau titik jenuh. Dan konsumsi yang dilakukan setelah mencapai
titik puncak akan menurunkan tingkat kepuasan dari barang tersebut secara total
Kurva diatas menggambarkan tentang nilai guna suatu barang. Jumlah barang yang terus ditambahkan
akan menurunkan tingkat utility dari barang tersebut.
Kesimpulan
Marginal utility adalah sebuah konsep yang menggambarkan tentang tingkat penurunan nilai suatu barang
yang terjadi bila kuantitas barang tersebut terus ditambahkan. Penambahan ini menyebabkan nilai suatu
barang akan menurun.
Sumber
http://www.angelfire.com/scifi/economic/marginal.html
http://ramaalessandro2.multiply.com/journal/item/2?&show_interstitial=1&u=%2Fjournal%2Fitem
Setiap individu ataupun rumah tangga pasti mempunyai perkiraan tentang berapa pendapatanya dalam
suatu periode tertentu, misalkan satu tahun. Dan mereka juga pasti mempunyai suatu gambaran tentang
barang - barang atau jasa - jasa apa saja yang akan mereka beli. Tugas setiap rumah tangga adalah
bagaimana mereka bisa memaksimalkan pendapatan mereka yang terbatas untuk mendapatkan dan
memenuhi semua kebutuhan sehingga bisa mencapai kesejahteraan. Tapi ternyata hampir tidak satupun
individu atau rumah tangga yang berhasil dalam tugasnya tersebut. Sampai pada tingkat tertentu,
kegagalan tersebut disebabkan oleh adanya keterangan - keterangan yang tidak tepat dan ada juga
alasan - alasan lain seperti pembelian - pembelian secara impulsif.
Segala usaha yang dilakukan untuk mencapai kepuasan maksimum dengan pendapatan yang terbatas
inilah yang mempengaruhi permintaan konsumen terhadap barang dan jasa di pasar. Untuk menganalisa
pembentukan permintaan konsumen secara lebih akurat, maka akan digunakan beberapa asumsi yang
akan menyederhanakan realitas ekonomi. Disini kita akan mempelajari tentang teori nilai guna ( utility ).
Secara historis, teori nilai guna (utility) merupakan teori yang terlebih dahulu dikembangkan untuk
menerangkan kelakuan individu dalam memilih barang-barang yang akan dibeli dan dikonsumsinya.
Dapat dilihat bahwa analisis tersebut telah memberi gambaran yang cukup jelas tentang prinsip-prinsip
pemaksimuman kepuasan yang dilakukan oleh orang-orang yang berfikir secara rasional dalam memilih
berbagai barang keperluannya. Disini kita juga akan mempelajari bagaimana suatu barang bisa
memmberikan kenikmatan terhadap individu dan bagaimana barang itu akhirnya sama sekali tidak bisa
memberikan kenikmatan terhadap seseorang.
Teori perilaku konsumen yaitu teori yang menjelaskan tindakan konsumen dalam mengkonsumsi barangbarang,dengan pendapatan tertentu dan harga barang tertentu pula sedemikian rupa agar konsumen
mencapai tujuannya.Tujuan konsumen untuk memperoleh manfaat atau kepuasan sebesar-besarnya dari
barang-barang yang dikonsumsi (maximum satisfaction). Dan,teori ekonomi menganggap bahwa
Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:
1. Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
2. Pendekatan nilai guna ordinal
Pendekatan nilai guna ordinal atau sering juga disebut analisis Kurva indeference : manfaat yang
diperoleh masyarakat dari mengkonsumsikan barang-barang tidak kuantitif / tidak dapat diukur.
Pendakatan ini muncul karena adanya keterbatasan - keterbatasan yang ada pada pendekatan cardinal,
meskipun bukan berarti pendekatan cardinal tidak memiliki kelebihan.
2. " Nilai Guna Pengalaman (Experienced Utility ) " Yang berhubungan Dengan Tindakan Konsumsi
( action of Consumption ) dengan kapasitas pemenuhan kepuasan dari barang tersebut.
Hukum marginal utility yang semakin menurun / Law of Diminishing Marginal Utility :
apabila tambahan nilai guna yang akan diperoleh dari seseorang dari mengkonsumsi suatu barang akan
menjadi semakin sedikit apabila orang tersebut terus menerus menambah konsumsinya dan pada
akhirnya tambahan nilai guna tersebut akan menjadi negative
Konsep nilai guna (utility) bisa menjelaskan kelemahan berupa paradok antara kegunaan suatu barang
dengan harganya. Seperti tentang durian, dimana sampai titik tertentu Anda tidak mau lagi memakannya,
bahkan jika buah durian itu diberikan secara gratis. Hal ini menunjukkan bahwa tambahan kepuasan
yang diberikan dari tiap tambahan unit barang yang dikonsumsi semakin berkurang. Inilah yang disebut
Law of Diminishing Marginal Utility.
Contoh ;
Surplus konsumen terjadi jika harga yang dibayarkan oleh konsumen terhadap suatu barang lebih tinggi
dari harga pasarnya. Surplus konsumen akan terus naik jika konsumen terus membeli produk sampai unit
tertentu dan menghentikannya, karena jika diteruskan konsumen tidak akan mendapatkan surplus lagi.
Contoh : ada 2 barang A dan B, barang A harganya 3x barang B sedangkan nilai guna marginalnya sama
antara nilai barang A dan B. Syarat lain dari pemaksimuman nilai guna adalah apabila perbandingan
harga dan nilai guna masing-masing barang itu adalah sama. Misalnya makanan dan pakaian,1 unit
makanan hargnya 500 dan 1 unit pakaian harganya 50.000 nilai guna marginal keduanya untuk makanan
adalah 10 dan unuk pakaian adalah 50.Andai kata konsumen tesebut mempunyai uang 50.000 kepada
barang apakah akan dibelanjakan?
MU.Barang A = MU Barang B
P.A = P.B
P= price
MU = marginal utility
Efek Penggantian
Perubahan harga suatu barang akan mengubah nilai marjinal utility/rupiah dari barang yang mengalami
perubahan harga tersebut apabila harga suatu barang makin naik maka nilai marginal rupiah akan
semakin rendah dan sebaliknya apabila suatu barang mengalami penurunan harga maka nilai marginal
utility/rupiah akan semakin tinggi.
Beberapa alasan yang menyebabkan suatu barang harganya menjadi mahal adalah kelangkaan dan
biaya produksi. Air jauh lebih mudah didapat dari barang lain, intan misalnya. Sehingga wajar jika intan
lebih mahal daripada air karena intan jauh lebih langka. Demikian juga dengan biaya produksi untuk
mendapatkan air jauh lebih murah daripada biaya produksi intan.
Efek pendapatan
Efek pendapatan terjadi dari berubahnya harga suatu barang (naik atau turun). Jika harga barang X naik,
maka tambahan kepuasan dari mengkonsumsi satu unit barang tersebut menjadi turun per harga
barangnya. Hal ini menyebabkan turunnya permintaan akan barang X. Sebaliknya jika harga barang Y
turun, maka tambahan kepuasan dari mengkonsumsi satu unit barang tersebut menjadi naik per
harganya, sehingga permintaan akan barang Y naik.
Jika pendapatan tidak berubah (tetap) sedangkan harga barang mengalami kenaikan maka pendapatan
rillnya mengalami penurunan.
Keseimabngan konsumen
Seorang konsumen dikatakan dalam kondisi seimbang jika telah mengalokasikan dananya yang terbatas
diantara berbagai macam barang dan jasa sedemikian rupa sehingga realokasi dana tidak akan
menaikan total utility yang diperolehnya dari konsumsi barang tersebut. Berarti dalam konsdisi ini
konsumen telah membelanjakan semua dananya dan kepuasan yang diperoleh adalah maksimum.
M = Qx . Px + Qy . Py
=
U = f (Qx, Qy)
Q = jumlah barang yang dikonsumsi
P = harga barang
U = total Utility
M = Kepuasan Maksimal
Jadi bias dikatakan bahwa pada saat konsumen mencapai keseimbangan semua dana telah dibelanjakan
dan memberikan suatu tingkat kepuasan maksimum, sehingga kepuasan yang didapat dari tiap rupiah
terakhir yang dibelanjakan pada berbagai komoditi adalah sama karena berlakunya hokum Law of
Diminishing Marginal Utility.
=
=
M = Qx . Px + Qy . Py
= ( 1 x 6 ) + ( 1 x 6)
= 12
Dari kedua kondisi ini kita dapat menurunkan kurva peermintaan barang X, karena kalau kita perhatikan
kondisi 1 dan 2 yang berbeda hanya harga X sementara yang lain tetap. Pada kondisi 1 harga barang X
adalah Rp 2,00 per unit dan jumlah X yang dibeli adalah 3. pada kondisi kedua harga X turun menjadi Rp.
1.00 dan jumlah X yang dibeli adalah 6 unit pada keseimbangan konsumen . maka kalau kedua kondisi
keseimbangn ini digambarkan , sbb :
Menyusul...
Kurva permintaan suatu barang dapat diturunkan dengan mencari 2 titik keseimbangan konsumen
dimana yang berubah hanya harga barang tersebut , sedangkan hal hal yang lain tetap.
jika jangka waktu konsumsi cukup lama maka ingatan konsumen harus bekerja lebih keras untuk
membangkitkan pengalaman yang lalu. kemudian konsumen akan dapat menikmati konsumsi berikutnya.
karena jangka waktu berkurang, konsumen akan merasakan kebosanan pada barang yang sama.
Kualitas Barang
Peningkatan kualitas barang (ceteris paribus) akan menyebabkan peningkatan nilai guna pengalaman.
Lalu bagaimana kebiasaan terbentuk ? Konsumen mempelajari seberapa lama waktu yang dia perlukan
antara konsumsi yang satu dengan berikutnya. jika dia bisa mengkonsumsi barang tersebut selamaya.
Bagaimana dia bisa menghentikan kebiasaan tersebut? Jika dalam proses perkembangan kebiasaan dia
berbuat kesalahan dan menurunkan waktu konsumsi barang , kemudian otaknya akan mengembangkan
rasa bosan pada barang tersebut. Rasa bosan tersebut mungkin semacam dia tidak ingin mengkonsumsi
barang itu lagi dalam jangka waktu yang lama dan selamanya. Pada poin ini dia kan menghentikan
kebiasaan . berdasarkan alasan ini kita bisa mengelompokan kebiasaan konsumsi ini sebagai berikut :
Kecanduan : yaitu tindakan konsumsi barang dalam jangka waktu yang lama dan tidak bisa dihindari.
kecanduan biasanya terjadi pada Narkoba dan berjudi. tapi beberapa masyarakat masih menerima
beberapa kecanduan seperti pada teh, kopi, rokok dan seterusya yang dianggap sebagai kebiasaan.
Kebiasaan abadi : yaitu tindakan konsumsi barang dimana konsumen belajar bagaimana untuk
menghabiskanya. Ini berarti dia telah mencapai jangka waktu yang tepat untuk mengkonsumsi barang
tersebut tanpa menjadi bosan.
kebiasaan sesaat : yaitu tindakan konsumsi terhadap suatu barang yang akan memberikan nilai guna
kepada konsumen hanya untuk sesekali. setelah itu dia akan bosan pada barang tersebut. kalau sudah
begitu dia akan memiliki dua pilihan, tidak menggunakan barang itu lagi atau mencoba untuk mencari
barang sejenis dengan kualitas yang lebih baik dan masih memberikan dia nilai guna.
Mencari kenikmatan baru : konsumen membeli hanya karena rasa ingin tahu, dan akan menikmati
sampai kesenanganya hilang.ketika kesenanganya berlalu maka barang itu sudah tidak berguna lagi bagi
dia.
Kebiasaan abadi bisa berubah menjadi kebiasaan sesaat jika dia melakukan kesalahan dengan
mengkonsumsi barang tersebut terlalu banyak dalam jangka waktu yang singkat. begitu pula kebiasaan
sesaat bisa menjadi Kebiasaan abadi jika dia berusaha menggunakanya dengan semestinya . Dengan
kata lain klasifikasi mungkin saja berubah setiap saat . Tapi secara sederhan kita bisa menyimpulkan
bahwa jangka waktu antara konsumsi barang yang sama adalah tetap. Dengan begitu kita bisa
memahami dinamika Preferensi.
tapi bisa jadi dari pekerjaan, kita sendiri, dari teman keluarga dan lain-lain. Tapi untuk sekarang dan akan
datang kita juga mendapatkan rangsangan dari koran, buku baru, kaos baru dan sesuatu yang kita beli.
Kenikmatan baru adalah salah satu faktor yang mempengaruhi Decision Utility. kenikmatan baru
membuat barang menjadi penting. tapi kenikmatan tersebut akan hilang seiring pertamabahan waktu.
Ada juga nilai intrinsik yang ditawarkan oleh barang kepada konsumen dalam kapsitasnya
membangkitkan nilai hedonistik positif. Dalam hal ini barang sangat potensial untuk menjadi kebiasaan.
Pertama kali seseorang merokok, dia melakukanya karena itu adalah hal yang baru bagi dia dan dia ingin
mencoba. Tapi sekali Kenikmatan itu hilang, kecanduan barang akan membuat konsumen terus
mengkonsumsi barang tersebut. Perokok biasa membeli rokok bukan karena kesenangan tapi karena dia
sudah tidak bias meninggalkanya.
Ada beberapa barang yang bisa dinikmati dalam waktu singkat. jika konsumen suka maka dia akan
membelinya lagi. Ada juga barang setengah awet dan barang awet, nilai guna pengalaman akan meluas
seiring bertambahnya waktu. ketika konsumen membeli mobil, meja dan menikmatinya selama bertahun tahun. pada dasarnya barang-barang ini tidak termasuk dalam daftar belanjaan biasa.
Nilai guna positif yang didapat dari barang setengah awet dan barang awet berati bahwa konsumen
memiliki kebiasaan abadi pada barang tersebut. Sebagai contoh, Sebuah meja bisa meberikan nilai guna
positif karena bisa digunakan untuk duduk ketika sedang makan, membaca atau bekerja. jika
kemampuan meja tersebut untuk membangkitkan kebiasaan tersebut berakhir karena rusak, berarti untuk
memenuhi kebiasaan tersebut kita harus membeli meja baru. Dengan kebutuhan untuk membeli meja
baru tersebut seorang konsumen mempengaruhi Ekonomi. Penyebab pembelian meja tersebut adalah
kebiasaan konsumen untuk mendapatkan nilai guna dari sebuah meja. Seberapa cepat seorang
konsumen menjadi bosan dengan barang memiliki dampak langsung terhadap ekonomi. Penurunan
secara terus menerus pada jarak antar konsumsi menghasilkan peningkatan pengeluaran pada konsumsi
dan meningkatkan pertumbuhan ekonomi.
Berdasar tiga hal yang mempengaruhi kemampuan pemuasan dari suatu barang, dua hal adalah bersifat
fisik dan satunya tergantung otak konsumen. Jadi disini ada poin penting, kecepatan dalam perubahan
barang yang tidak menjadi rusak. Dasar ini sangat penting dan mungkin terbukti ditentukan secara sosial.
kita juga bisa menyimpulkan bahwa dasar ini bisa mempengaruhi pertumbuhan dalam ekonomi. Di
negara berkembang sebuah meja mungkin akan digunakan hingga rusak, sementara di negara maju
meja kan diganti ketika sudah ketinggalan jaman.
Daya tahan dan keawetan mungkin ditentukan sang produsen. ini juga mempengaruhi pertumbuhan. Jadi
cara untuk membuat Permintaan tetap, bukan dengan membuat barang yang sangat awet. Kita mabil
contoh Handphone, beberapa orang sekarang mungkin membuktikan bahwa permintaan telah terpenuhi.
tapi berapa lama sih masa hidup sebuah HP ? kebanyakan empat sampai 5 tahun. Masih menjadi misteri
mengapa tidak ada satu saja perusahaan yang membuat ponsel lebih tahan banting malah kebanyakan
membuat ponsel dengan menambahkan banyak fitur. Ini membuktikan kalau pembuat ponsel mencoba
menghindari berkurangnya permintaan pasar terhadap ponsel karena ponsel terlalu awet.
Sekarang kita beralih dari satu orang konsumen kepada konsumsi sebuah negara. Anggap saja
konsumen selalu stabil dalam penggantian barang ( misal , mereka mengganti meja tiap sepuluh taun
atau berapapun tapi konstan pada tiap konsumen). kita anggap juga daya tahan barang rata - rata sama.,
harga barang sama dan pendapatan konsumen juga sama. konsumen hanya bisa memutuskan berapa
banyak mereka ingin beli dan berapa banyak mereka ingin tabung. Jika kita bisa mendapatkan semua
konsumen berada pada situasi ini, Berarti tidak ada lagi kemungkinan pilihan lain selain peningkatan
pertumbuhan yang tidak berasal dari generasi dengan kebiasaan baru. Maka produsen akan mencoba
untuk menemukan sesuatu tanpa tujuan awal produksi menghasilkan banyak dengan input seedikit.
Tapi dengan tujuan meyakinkan konsumen yang benar-benar butuh barang baru. Hanya jika konsumen
mumutuskan untuk membeli lebih banyak barang, GDP akan meningkat. Ini membuktikan bahwa
perubahan kualitas barang juga akan mempengaruhi peningkatan GDP, tapi jika peningkatan kualitas
tanpa diikuti peningkatan harga maka GDPnya akan sama.
KESIMPULAN
1. Teori tingkah laku konsumen dapat dibedakan dalam dua macam pendekatan yaitu:
Pendekatan nilai guna (Utility) Kardinal
Pendekatan nilai guna ordinal
2. Teori Nilai Guna ( utility ) dibedakan menjadi dua yaitu :
Marginal Utility
Total Utility
3. Perubahan marginal utility suatu barang dipengaruhi oleh perubahan harga barang dan perubahan
pendapatan konsumen.
4. keseimbangan konsumen akan tercapai jika setiap tambahan dana yang dikeluarkan konsumen untuk
membeli barang, sudah tidak mampu lagi menaikan total utility barang tersebut.
5. Nilai Guna pada barang yang sama, dipengaruhi oleh tiga hal, yaitu :
jangka waktu konsumsi barang yang sama.
daya ingat konsumen
kualitas barang
6. Kebiasaan konsumen dalam mengkonsumsi barang bisa dikelompokan menjadi 4
Kecanduan
Kebiasaan abadi / kekal
Kebiasaan sesaat
Mencari kenikmatan baru
7. Nilai guna / manfaat dari suatu barang akan berakhir jika :
Secara Fisik habis karena dikonsumsi
Rusak
Kita bosan dengan barang tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Adiningsih Sri, Ekonomi Mikro, BPFE Yogyakarta 1999
Garcia-Torres M. abraham, Consumer Behaviour Theory : utility Maximization and The seek Of Novelty,
http:// garcia.unu-merit.nl 2004
Sudarman ari, Teori Ekonomi Mikro Buku 1, BPFE Yogyakarta. 1992
Teori Perilaku konsumen , http://matakuliah.wordpress.com
Teori Perilaku konsumen, http://mooott.wordpress.com
Winardi E.C, Teori Ekonomi Mikro, Tarsito bandung 1975
Writing 4
Thinking
me..?
film review
cuap-cuap azz
healthy home
jejak_kmu
08
toeri laba
By Two Flowers 2 Comments
Categories: beLaJaR, Education and Pengantar Ekonomi Mikro
Teori
tentang
1.
Laba,
Risk-Bearing
yaitu
Theory
of
:
Profit
Laba ekonomi dibutuhkan oleh perusahaan untuk masuk dan bertahan dibeberapa bidang yang
memiliki
risiko
2.
Frictional
di
atas
Theory
rata-rata.
of
Profit
Laba timbul sebagai akibat dari gesekan atau gangguan dari keseimbangan jangka panjang.
3.
Monopoly
Theory
of
Profit
Beberapa perusahaan dengan kekuatan monopoli dapat membatasi output dan mengenakan harga
yang
tinggi
dibandingkan
dengan
harga
pada
pasar
persaingan.
4.
Laba
Innovatioan
ekonomi
5.
adalah
Theory
imbalan
Managerial
karena
of
pengenalan
Efficieny
dari
Profit
inovasi
Theory
yang
berhasil.
of
Profit
Bila rata-rata perusahaan cenderung hanya memperoleh hasil normal dari investasi jangka panjang,
perusahaan yang lebih efisien dari rata rata perusahaan tersebut akan memperoleh laba ekonomi.
Fungsi Laba
Laba suatu perusahaan memberikan signal penting bagi perusahaan mengenai realokasi sumberdaya
dalam masyarakat, dimana hal tersebut mencerminkan perubahan kemampuan konsumen dan
permintaan, dalam suatu waktu. Laba dapat turun akibat adanya pesaing baru yang muncul dalam
pasar.
Laba Bisnis dan Laba Ekonomi
Business profit; penerimaan dikurangi dengan biaya eksplisit.
Biaya eksplisit yaitu biaya yang benar benar dikeluarkan untuk membeli atau meggaji input yang
digunakan dalam proses produksi.
Laba ekonomi berarti penerimaan dikurangi dengan baik biaya eksplisit maupun biaya implisit.
Biaya implisit adalah nilai input yang dimiliki dan digunakan oleh perusaahaan dalam proses
produksi.
20
Oct
08
demand (permintaan)
By Two Flowers 2 Comments
Categories: Pengantar Ekonomi Mikro
Tags: Tentang Demand (Permintaan)
A.
Teori
TEORI
permintaan
permintaan
dan
Permintaan
barang
menerangkan
harga.
dapat
PERMINTAAN
tentang
Berdasarkan
dibuat
adalah
kebutuhan
tergantung
ciri
ciri
hubungan
hubungan
antara
grafik
masyarakat
kepada
(DEMAND)
antara
permintaan
kurva
/
individu
factor-faktor
jumlah
dan
harga
permintaan
terhadap
sebgai
suatu
jenis
berikut:
1.
Harga
barang
2.
Harga
sendiri
barang
3.
lain
Pendapatan
4.
Cita
konsumen
masyarakat
5.
selera
Jumlah
6.
penduduk
Musim
7.
Prediksi
Hukum
/
masa
permintaan
Pada
hakikatnya
permintaan
maka
Dari
sedikit
Hypotesa
Apabila
yang
harga
dapat
apabila
harga
tersebut.
makin
digunakan
barang
sebagai
tersebut
makin
turun,
makin
tinggi
terhadap
harga
barang
akan
barang
konsumen
akan
bahwa:
mencari
tersebut,
Kenaikan
harga
menyebabkan
memaksa
konsumen
yang
barang
dan
Faktor
pendapatan
mengurangi
sebaliknya
menambah
pembelian
o
suatu
barang
konsumsn
pembelian,
berkurang,
terutama
terhadap
permintaan
barang
dengan
barang
lain
lain
dapat
dibedakan
menjadi
(tiga)
Barang
pengganti
barang
Harga
subsidi,
yaitu
apabila
fungsi
Contoh
:
barang
subsidi
suatu
tanah
dapat
mempengaruhi
pelengkap
digunakan
Complementer,
dapat
lain.
dan
gas
permintaan
yang
Barang
barang
barang
Miyak
barang
selalu
golongan:
menggantikan
b.
barang
harganya.
harga
Harga
Hubungan
riil
naik
bunga
lain
tersebut.
akan
Pengaruh
suatu
tersebut.
barang
sehingga
a.
banyak
disimpulkan,
pembeli
pengganti
demand)
maka
dapat
maka
dating
of
barang
Sebaliknya,
naik,
terhadap
2.
suatu
atas
barang
Law
permintaan
di
suatu
akan
The
rendah
barang
iklim
yang
makin
terhadap
barang
1.
itu
terhadap
digantikannya.
yaitu
secara
apabila
suatu
barang
bersama.
Cintoh
c.
gula
Barang
Contoh
yang
tidak
kapal
kopi
saling
terbang
berhubungan
dengan
sandal
jepit
Pendapatan
Berhubungan
pendapatan
permintaan
Jenis
1.
dan
dapat
Barang
normal,
akan
menimbulkan
berbagai
dibedakan
yaitu
apabila
menjadi
barang
mewah
Barang
yang
(Dua)
diminta
konsumen
konsumen
tersebut
macam,
permintaannya
lux,
barang
barang
bermutu
berpenghasilan
naik
barang.
yaitu
akan
maka
naik
kebutuhan
rendah,
yaitu
rendah,
sehari-hari
barang
apabila
permintaan
terhadap
barang
inferior
menurun.
Corak
Pemerintah
pendapatan
distribusi
menaikan
yang
pajak
pada
berpenghasilan
pendapatan
orang
rendah,
kaya,
maka
untuk
corak
menaikan
permintaan
barang
berubah.
Cita
Perubahan
cita
rasa
rasa
masyarakat
masyarakat
akan
merubah
selera
permintaan
suatu
terhadap
barang
Jumlah
Pertambahan
Dengan
penduduk
demikian
akan
akan
akan
diakui
merubah
menambah
o
Jika
yang
pendapatan
akan
Jika
meningkat
konsumen
barang
inferior
perubahan
jenis
pendapatan
Barang
2.
konsumen
terhadap
barang
Konsumen
dimasa
yang
adanya
daya
masa
memprediksi
akan
oleh
beli
datang,
akan
maka
permintaan
meningkat.
22
barang.
akan
kenaikan
harga
terhadap
kerja.
selanjutnya
berbagai
yang
adanya
kesempatan
masyarakat,
permintaan
Prediksi
konsumen
Penduduk
datang
suatu
barang
barang
tersebut
Sep
08
Dalam ilmu ekonomi, faktor produksi adalah sumber daya yang digunakan dalam sebuah proses
produksi barang dan jasa. Pada awalnya, faktor produksi dibagi menjadi empat kelompok,
yaitu
tenaga
kerja
, modal, sumber
daya
alam,
dan kewirausahaan.
Namun
pada
perkembangannya, faktor sumber daya alam diperluas cakupannya menjadi seluruh benda tangible,
baik langsung dari alam maupun tidak, yang digunakan oleh perusahaan, yang kemudian disebut
sebagai faktor fisik (physical resources). Selain itu, beberapa ahli juga menganggap sumber daya
informasi sebagai sebuah faktor produksi mengingat semakin pentingnya peran informasi di
era globalisasi ini.(Griffin R: 2006) Secara total, saat ini ada lima hal yang dianggap sebagai faktor
produksi, yaitu tenaga kerja (labor), modal (capital), sumber daya fisik (physical resources),
kewirausahaan (entrepreneurship), dan sumber daya informasi (information resources).
tenaga kerja
Tenaga kerja merupakan faktor produksi insani yang secara langsung maupun tidak langsung
menjalankan kegiatan produksi. Faktor produksi tenaga kerja juga dikategorikan sebagai faktor
produksi asli. Dalam faktor produksi tenaga kerja, terkandung unsur fisik, pikiran, serta kemampuan
yang
dimiliki
oleh
tenaga
kerja.
Oleh
karena
itu,
tenaga
kerja
dapat
dikelompokan
insinyur, akuntan, dan ahli hukum. Tenaga kerja terampil adalah tenaga kerja yang memerlukan
kursus atau latihan bidang-bidang keterampilan tertentu sehingga terampil di bidangnya. Misalnya
tukang listrik, montir, tukang las, dan sopir. Sementara itu, tenaga kerja tidak terdidik dan tidak
terlatih adalah tenaga kerja yang tidak membutuhkan pendidikan dan latihan dalam menjalankan
pekerjaannya. Misalnya tukang sapu, pemulung, dan lain-lain.
Berdasarkan sifat kerjanya, tenaga kerja dibagi menjadi tenaga kerja rohani dan tenaga kerja
jasmani. Tenaga kerja rohani adalah tenaga kerja yang menggunakan pikiran, rasa, dan karsa.
Misalnya guru, editor, konsultan, dan pengacara. Sementara itu, tenaga kerja jasmani adalah tenaga
kerja yang menggunakan kekuatan fisik dalam kegiatan produksi. Misalnya tukang las, pengayuh
becak, dan sopir.
modal
Yang dimaksud dengan modal adalah barang-barang atau peralatan yang dapat digunakan untuk
melakukan
proses
produksi.
Modal
dapat
digolongkan
berdasarkan
sumbernya,
bentuknya,
berdasarkan pemilikan, serta berdasarkan sifatnya. Berdasarkan sumbernya, modal dapat dibagi
menjadi dua: modal sendiri dan modal asing. Modal sendiri adalah modal yang berasal dari
dalam perusahaan sendiri. Misalnya setoran dari pemilik perusahaan. Sementara itu, modal asing
adalah modal yang bersumber dari luar perusahaan. Misalnya modal yang berupa pinjaman bank.
Berdasarkan bentuknya, modal dibagi menjadi
modal konkret
adalah modal yang dapat dilihat secara nyata dalam proses produksi. Misalnya mesin, gedung, mobil,
dan
peralatan
. Sedangkan yang dimaksud dengan modal abstrak adalah modal yang tidak memiliki
hak paten
merek.
Berdasarkan pemilikannya, modal dibagi menjadi modal individu dan modal masyarakat. Modal
individu adalah modal yang sumbernya dari perorangan dan hasilnya menjadi sumber pendapatan
bagi pemiliknya. Contohnya adalah rumah pribadi yang disewakan atau bunga tabungan di bank.
Sedangkan yang dimaksud dengan modal masyarakat adalah modal yang dimiliki oeleh pemerintah
dan
digunakan
untuk
kepentingan
umum
dalam
proses
produksi.
Contohnya
adalah rumah
Terakhir, modal dibagi berdasarkan sifatnya: modal tetap dan modal lancar. Modal tetap adalah jenis
modal yang dapat digunakan secara berulang-ulang. Misalnya mesin-mesin dan bangunan pabrik.
Sementara itu, yang dimaksud dengan modal lancar adalah modal yang habus digunakan dalam satu
kali proses produksi. Misalnya, bahan-bahan baku.
kewirausahaan
Faktor
kewirausahaan
adalah
keahlian
atau
keterampilan
yang
digunakan
seseorang
dalam
mengkoordinir faktor-faktor produksi untuk menghasilkan barang dan jasa. Sebanyak dan sebagus
apa pun faktor produksi alam, tenaga manusia, serta modal yang dipergunakan dalam proses
produksi, jika dikelola dengan tidak baik, hasilnya tidak akan maksimal.
22
Sep
08
sistem ekonomi
By Two Flowers 12 Comments
Categories: beLaJaR and Pengantar Ekonomi Mikro
Tags: Sistem Ekonomi
SISTEM
EKONOMI
1.
Pengertian
Sistem ekonomi adalah kumpulan dari aturan-aturan atau kebijakan-kebijakan yang saling berkaitan
dalam
2.
upaya
memenuhi
kebutuhan
Macam-macam
untuk
mencapai
sistem
kemakmuran
ekonomi
a. Sistem ekonomi tradisional adalah sistem ekonomi di mana kegiatan ekonominya yang masih
sangat
Ciri-ciri
sederhana
sistem
ekonomi
tradisional
adalah
1)
masyarakat
2)
tanah
3)
hidup
berkelompok
merupakan
belum
adanya
kehidupan,
pembagian
pertukaran
tingkat
kekeluargaan,
sumber
mengenal
4)
5)
secara
kerja,
secara
dan
macam
barter,
produksi
sesuai
kebutuhan.
b. Sistem ekonomi adalah sistem ekonomi yang seluruh kegiatan ekonominya diatur oleh pusat.
Ciri-ciri
1)
2)
ekonomi
semua
hak
sumber
milik
3)
4)
dan
perorangan
kebijakan
komando
atas
alat
produksi
dan
perekonomian
Pembagian
5)
alat
Masyarakat
dikuasai
sumber
negara,
produksi
sepenuhnya
kerja
tidak
adalah
tidak
diatur
pusat
diatur
dapat
memilih
ada,
negara,
jenis
pekerjaan.
c. Sistem ekonomi pasar adalah sistem ekonomi yang sepenuhnya dilaksanakan oleh wisata, dan
pemerintah
hanya
Ciri-ciri
1)
jalannya
ekonomi
sumber
2)
mengawasi
rakyat
dan
diberi
3)
alat
kebebasan
perekonomian.
pasar
produksi
dikuasai
mengatur
munculnya
adalah
sumber
oleh
dan
alat
persaingan
swasta,
produksi
antarpengusaha
4) dalam masyarakat terdapat pembagian kelompok-kelompok, yaitu pemilik faktor produksi dan
pekerja
buruh
d. Sistem ekonomi campuran adalah gabungan dari sistem ekonomi komando dan pasar, berikut ciriciri
1)
2)
3)
ekonomi
Alat
Alat
Perekonomian
produksi
produksi
pasar.
yang
yang
dilaksanakan
vital
kurang
bersama
antara
dikuasai
penting
pemerintah
22
Sep
08
dikelola
dan
negara
swasta
masyarakat
Dalam memenuhi kebutuhannya, manusia dihadapkan pada berbagai masalah. Hal ini dimungkinkan
karena jumlah dan macam kebutuhan manusia tidak terbatas. Masalah pokok ekonomi yang dihadapi
manusia
dibedakan
1.
Berikut
a.
b.
menjadi
dua
macam,
Masalah
masalah
yaitu
masalah
ekonomi
ekonomi
Barang
apa
Bagaimana
yang
produsen
dihadapi
harus
barang
dan
bagi
harus
yang
bagi
tersebut
konsumen.
produsen
oleh
produsen
diproduksi
(what)
diproduksi
(why)
Masalah
ekonomi
yang
dihadapi
konsumen
Masalah pokok yang dihadapi konsumen adalah terbatasya alat pemuas, padahal kebutuhan manusia
tidak terbatas. Agar konsumen dapat memenuhi berbagai kebutuhannya maka konsumen akan
menyusun skala prioritas. Adapun hal-hal yang mempengaruhi skala prioritas adalah tingkat
pendapatan / penghasilan, kedudukan seseorang, dan faktor lingkungan.
12
Sep
08
Pasar adalah sekumpulan pembeli dan penjual yang melalui intraksi mreka yang nyata / potensial,
mentapkan harga suatu produk / sekumpulan produk.
Industri adalah sekumpulan perusahaan yang menjual produk yang sama atau yang berdekatan
hubungannya.
B. 1. Analisa penawaran permintaan merupakan merupakan alat dasar mikroekonomi.
2. Mekanisme pasar adalah kecenderungan bagi penawaran dan permintaan untuk menjadi seimbang,
sehingga tidak ada kelebihan.
3. Elastisitas adalah ukuran kepekaan dari satu variabel terhadap yang lainnya.
11
Sep
08
ekonomi mikro
By Two Flowers 1 Comment
Categories: Pengantar Ekonomi Mikro
Tags: Pengantar Ekonomi Mikro
Ilmu ekonomi mikro (sering juga ditulis mikroekonomi) adalah cabang dari ilmu ekonomi yang
mempelajari perilaku konsumen dan perusahaan serta penentuan harga-harga pasar dan kuantitas
faktor input, barang, dan jasa yang diperjualbelikan. Ekonomi mikro meneliti bagaimana berbagai
keputusan dan perilaku tersebut mempengaruhi penawaran dan permintaan atas barang dan jasa,
yang akan menentukan harga; dan bagaimana harga, pada gilirannya, menentukan penawaran dan
permintaan barang dan jasa selanjutnya.
Kebalikan dari ekonomi mikro ialah ekonomi makro, yang membahas aktivitas ekonomi secara
keseluruhan, terutama mengenai pertumbuhan ekonomi, inflasi, pengangguran, berbagai kebijakan
perekonomian yang berhubungan, serta dampak atas beragam tindakan pemerintah (misalnya
perubahan tingkat pajak) terhadap hal-hal tersebut.
Salah satu tujuan ekonomi mikro adalah menganalisa pasar beserta mekanismenya yang membentuk
harga relatif kepada produk dan jasa, dan alokasi dari sumber terbatas diantara banyak penggunaan
alternatif. Ekonomi mikro menganalisa kegagalan pasar, yaitu ketika pasar gagal dalam memproduksi
hasil yang efisien; serta menjelaskan berbagai kondisi teoritis yang dibutuhkan bagi suatu pasar
persaingan sempurna. Bidang-bidang penelitian yang penting dalam ekonomi mikro, meliputi
pembahasan mengenai keseimbangan umum (general equilibrium), keadaan pasar dalam informasi
asimetris, pilihan dalam situasi ketidakpastian, serta berbagai aplikasi ekonomi dari teori permainan.
Juga mendapat perhatian ialah pembahasan mengenai elastisitas produk dalam sistem pasar.
Dalam ekonomi mikro, istilah kegagalan pasar tidak berarti bahwa sebuah pasar tidak lagi berfungsi.
Malahan, sebuah kegagalan pasar adalah situasi dimana sebuah pasar efisien dalam mengatur
produksi atau alokasi barang dan jasa ke konsumen. Ekonom normalnya memakai istilah ini pada
situasi dimana inefisiensi sudah dramatis, atau ketika disugestikan bahwa institusi non pasar akan
memberi hasil yang diinginkan. Di sisi lain, pada konteks politik, pemegang modal atau saham
menggunakan istilah kegagalan pasar untuk situasi saat pasar dipaksa untuk tidak melayani
kepentingan publik, sebuah pernyataan subyektif yang biasanya dibuat dari landasan moral atau
sosial.
Empat jenis utama penyebab kegagalan pasar adalah :
1. Monopoli atau dalam kasus lain dari penyalahgunaan dari kekuasaan pasar dimana sebuah
pembeli
atau penjual bisa memberi pengaruh signifikan pada harga atau keluaran. Penyalahgunaan
kekuasaan
2. Eksternalitas, dimana terjadi dalam kasus dimana pasar tidak dibawa kedalam akun dari akibat
aktifitas
ekonomi didalam orang luar/asing. Ada eksternalitas positif dan eksternalitas negatif.[5]
Eksternalitas
meningkatkan
positif terjadi dalam kasus seperti dimana program kesehatan keluarga di televisi
kesehatan publik. Eksternalitas negatif terjadi ketika proses dalam perusahaan
menimbulkan polusi
udara atau saluran air. Eksternalitas negatif bisa dikurangi dengan regulasi dari
seharusnya.
3. Barang publik seperti pertahanan nasional[5] dan kegiatan dalam kesehatan publik seperti
pembasmian
sarang nyamuk. Contohnya, jika membasmi sarang nyamuk diserahkan pada pasar
4. Kasus dimana terdapat informasi asimetris atau ketidak pastian (informasi yang inefisien)[5].
Informasi
asimetris terjadi ketika salah satu pihak dari transaksi memiliki informasi yang lebih
dari pihak yang lain. Biasanya para penjua yang lebih tahu tentang produk
pembeli, tapi ini tidak selalu terjadi dalam kasus ini. Contohnya, para
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
LATAR BELAKANG
Tugas pokok dari ilmu ekonomi adalah bagaimana menggambarkan keadaaan sesungguhnya serta
memberikan analisis bahkan prediksi tentang fenomena-fenomena ekonomi yang terjadi. Namun tugas
ini tidak semudah membalik tangan hal tersebut dikarnakan kekomplekan masalah-masalah manusia,
tetapi paling tidak dengan adanya teori, manusia dapat mengambil keptusan yang lebih baik .
Ekonomi mikro adalah salah satu cabang dari teori ekonomi yang menitik beratkan bahasannya
dengan masalah-masalah dalam skup kecil atau mikro, begitu pula dengan mikro Islam yang menitik
beratkan bahasaannya pada masalah tersebut diatas, meskipun begitu ada beberapa asumsi dan
aksioma yang bertolak belakangdiantarakeduanya.
Ekonomi mikro dapat diartikan sebagai ilmu ekonomi yang mempelajari atau menitikberatkan pada
prilaku dan aktifitas masing-masing unit ekonomi individu,rumah tangga, dan perusahaan. Sedangkan
menurut definisi yang lain adalah satu bidang dalam ekonomi yang menganalisis mengenai bagianbagian kecil dari keseluruhan kegiatan perekonomian .
Dari definisi diatas dapat dijelaskan bahwa ekonomi mikro menganalisa dan memberikan prediksi
bagaimana masing-masing unit saling berinteraksi dalam kegiatan ekonomi, oleh karena itu Teori
ekonomi mikro dikenal pula dengan price theory (teori tentang terbentuknya harga) sehingga secara
ilustratif ruang lingkupnya dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar diatas menunjukan bagaimana hubungan antara konsumen dan produsen serta prilaku masingmasing dalam menentukan permintaam dan penawaran dipasar yang akhirnya membentuk harga baik
barang maupun jasa.
1.2 TUJUAN
tujuan penulisan makalah tentang masalah permintaan dalam islam ini antara lain untuk
meningkatkan kemampuan dan pengetahuan serta pehaman kita terhadap permintaan yang terjadi
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 DEFENISI PERMINTAAN
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu dengan
tingkat harga tertentu, pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam periode tertentu (Iskandar
Putong, 2002:33)
Konsep permintaan terhadap barang atau jasa hanya m,emperhatikan konsumen atau pembeli yang
memiliki prefensi dan daya beli sekaligus ( Mustafa Edwin dkk,2007:80)
Menurut Nasution (2007), Permintaan terhadap barang atau jasa didefinisikan sebagai kuantitas
barang atau jasa yang orang bersedia untuk membelinya pada berbagai tingkat harga dalam suatu
periode waktu tertentu. Secara umum diketahui bahwa semakin tinggi harga suatu barang, semakin
kecil permintaan terhadap barang tersebut.
Permintaan adalah keinginan konsumen membeli suatu barang pada berbagai tingkat harga selama
periode waktu tertentu. Singkatnya permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada
suatu pasar tertentu dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dan dalam
periode tertentu.
Permintaan terbagi atas dua, antar lain:
a. permintaan absolute (absolute demand )
yaitu permintaan yang dilakukan terhadap suatu barang yang ada kemampuan beli atau tidak.
b. Permintaan efektif ( effective demand )
yaitu permintaan yang dilakukan terhadap suatu barang atau jasa yang mana disertai kemampuan
membeli.
B.
2. Transitivity: jika seseorang berpendapat bahwa A lebih disukai dari pada B dan B lebih disukai dari
C maka tentu ia akan mengatakan A harus disukai dari pada C. asumsi ini menyatakan bahwa pilihan
individu bersifat konsisten secara internal
3. Continuity: jika sesorang menganggap A lebih disukai dari pada B maka situasi yang cocok
mendekati A harus juga lebih disukai dari pada B
Dari aksioma-aksioma dan asumsi diatas dapat dianalisa bagaimana individu dapat membuat tingkatan
dari berbagai situasi pilihan atau secara singkat hal tersebut dinyatakan sebagai utility (nilai guna).
1. Fungsi Utility
Dalam konsep Islam sangat penting membagi jenis barang dan jasa yaitu barang dan jasa yang halal dan
yang haram.Sebagaimana Rasulullaha SAW bersabda yang artinya:
orang beriman yang kuat lebih baik dan lebih dicintai dari pada orang beriman yang lemah
Oleh karena itu kedua hal itu dapat digambarkan secara berbeda dalam fungsi utilitasnya.
Dalam tingkat kepuasan antara 2 (dua) barang atau jasa yang halal(halal-halal) maka digambarkan
kurva yang sama dengan kurva indeferen dalam ekonomi konvensional. Sedangkan dalam tingkat
kepuasan antara barang dan jasa yang halal dengan haram (halal-haram) kurvanya akan terbalik dengan
kurva halal-halal.
Perbedaan antara dua kurva tersebut karena adanya tingkat kepuasan yang meningkat sejalan dengan
tingkat penggunaan barang dan jasa yang halal dan juga tingkat kepusan yang meningkat karena
menurunnya tingkat penggunaan barang haram.
Jadi permintaan barang halal akan menaikkan tingkat kepuasan atau menambah utility dan permintaan
barang yang haram akan menurunkan tingkat kepuasan atau dis-utility.
2.Budget Line
Dari pilihan-pilihan yang ada, setiap pelaku ekonomi selalu harus mengambil keputusan dalam
mengonsumsi sebuah barang/kegiatan. Keputusan yang diambil oleh konsumen tersebut selanjutnya
membawa kita kepada konsep permintaan terhadap barang dan jasa. Konsep ini hanya memperhatikan
konsumen yang memiliki preferensi dan daya beli sekaligus.
Pilihan untuk konsumsi sangat dipengaruhi oleh keterkaitan antara dua barang dan preferensi
konsumen. Secara umum, keterkaitan ini bisa digolongkan menjadi tiga, yaitu saling menggantikan
(substitusi), saling melengkapi (komplementer) atau tidak ada keterkaitan (independen).
Pada substitusi hubungan antara kedua barang adalah negatif yang terbagai atas 3 tingkatan juga yaitu
Substitusi sempurna, substitusi dekat dan substitusi jauh. Dan dalam Islam ditegaskan tidak adanya
substitusi antara barang haram dan barang halal kecuali dalam keadaan darurat.
Sedangakan pada hubungan yang bersifat komplemen, terdapat tingkatan/derajat yang berbeda-beda
antara pasangan barang yang satu dengan pasangan barang yang lain. Hal ini terjadi karena sifat barang
yang terkait dengan kegunaan barang yang bersangkutan. Seperti halnya substitusi, tingkatan dari
komplementaritas ini ada 3 jenis, yaitu komplementaritas sempurna, dekat dan jauh.
Komplementaritas sempurna, terjadi jika konsumsi dari suatu barang mengharuskan konsumen untuk
mengonsumi barang yang lain sebagai penyerta dari barang pertama yang dikonsumsi, sedangkan yang
jauh, keharusan untuk mengkonsumsinya menjadi kecil.
Dalam Islam, asumsi dan aksioma yang sama seperti disebutkan pada pendahuluan juga berlaku, akan
tetapi titik tekannya terkletak pada halal, haram, serta berkah tidaknya barang yang akan dikonsumsi
sehingga jika individu dihadapkan pada dua pilihan A dan B maka seorang muslim (orang yang
mempunyai prinsip keislaman) akan memilih barang yang mempunyai tingkat kehalalan dan keberkahan
yang lebih tinggi, walaupun barang yang lainnya secara fisik lebih disukai
Kemudian, konsumen Islam dalam menentukan pilihan konsumsi juga memperhatikan batasan seperti
mengkonsumsi tidak dalam jumlah berlebih-lebihan (israf), memerhatikan kebutuhan orang lain dan
menyesuaikan dengan kemampuan anggaran.
Keinginan untuk memaksimalkan tingkat kepuasan tentu ada bats-batasnya,yaitu berupa dana yang
gtersedia untuk membeli kedua jenis barang tersebut.istilah ini dinamkan Budget Constraint
(keterbatsan anggaran) sedangkan garis anggarannya diistilahkan dengan Budget line.
Dalam konsep Budget Line, Kendala Anggaran (Budget), merupakan kendala penting yang dihadapi
konsumen dalam menentukan pilihan untuk mengonsumsi barang dan jasa. Seseorang tidak akan bisa
membeli barang-barang yang mereka butuhkan jika anggaran yang ada tidak mencukupi.
3.Indifferent Curve
Pada pendekatan kardinal nilai guna kardinal manfaat atau kenikmatan yang diperoleh sesorang
konsumen dapat dinyatan dengan angka kuantitatif, sedangkan pada pendekatan ordinal tingkat
kepuasan tidak diukur dengan kuantitatif melainkan dengan bantuan kurva yang disebut kurva
indeveren (Indeveren Curve), dimana kurva ini menggambarkan tingkat kepuasan dua barang (jasa)
yang disukai konsumen.
Semakin tinggi kurva indeferensi semakin tinggi pula tingkat kepuasan konsumen. Bentuk kurva ini
cembung terhadap titik 0 (Convec) menunjukkan kepuasan yang didapat dari mengkonsumsi barang
yang pertama. Barang pertama lebih disukai dari pada barang yang kedua. Kurva ini mempunyai
karakteristik:
1).
Selera konsumen terhadap barang tertentu dianggap konsisten, akibat dari asumsi ini adalah
kurva indeference tidak pernah bersinggungan berpotongan (intersection) satu sama lain.
2).
Individu atau konsumen lebih menyukai barang dengan jumlah yang lebih banyak dari pada
jumlah yang lebih sedikit, sehingga akibat dari asumsi ini adalah kurva indeference berslope negatif,
yang merfleksikan prinsip umum dimana individu akan mengorbankan baraang untuk mendapatkan
barang yang mempunyai tingkat kepuasan yang lebih tinggi.
3)
Kurva indifference menggambarkan efek subtitusi antara barang satu dengan barang lainnya.
Misalnya X dan Y mempunyai efek subtitusi 1:2 maka satu kenaikan barang X akan menyebabkan
penrurunan dua unit barang Y.
C
D
E
F
G
H
3
5
2
3
5
7
2
1
7
5
3
2
Pada kombinasi A,B,C, dan D memiliki tingkat kepuasan yang sama, dan kombinasi E,F,G, dan H
memiliki tingkat kepuasan yang sama. Dari data diatas dapat dilihat bahwa tingkat kepuasan akan
meaningkat naik jika barang yang dikonsumsi juga naik.
Kurva indiferensi tidak boleh berpotongan. Jika kurva tersebut berpotongan berarti terjadi pelanggaran
terhadap aksioma utilitas yang ke 2, yang berarti bahwa tidak adanya konsistensi.
Dalam hal keputusan konsumen dalam hal konsumsi, seperti dibahas di atas tentang aksioma dalam
menentukan pilihan,
Dalam Islam, asumsi dan aksioma yang sama juga berlaku, tetapi penekanannya terkletak pada halal,
haram, serta berkah tidaknya barang yang akan dikonsumsi sehingga jika individu dihadapkan pada dua
pilihan X dan Y maka seorang muslim (orang yang mempunyai prinsip keislaman) akan memilih barang
yang mempunyai tingkat kehalalan dan keberkahan yang lebih tinggi, walaupun barang yang lainnya
secara fisik lebih disukai.
Islam mengutamakan pahala maksimum bukannya kepuasan maksimum. Disamping itu Islam juga
percaya bahawa setiap manusia itu rejekinya diperoleh dari Tuhan.
Objektif Ekonomi Islam adalah untuk mencapai pahala maksimum (atau untuk mencapai kebahagiaan di
dunia dan di akhirat). Sehingga dalam Islam dilarang mencampuradukkan antara barang atau transaksi
yang halal dengan barang atau transaksi yang haram. Hubungan barang halalharam yang dituntunkan
Islam adalah berapa pun jumlah barang halal yang dikonsumsi, maka jumlah barang haram yang
dikonsumsi adalah tetap nol.
Dengan membandingkan antar dua barang halal substitusi, maka seorang konsumen Mukmin dalam
memilih barang yang dikonsumsinya akan mempertimbangkan jumlah mashlahah total yang akan
diperolehnya paling tinggi.
Terkait dengan anggaran yang tersedia dalam mengkonsumsi suatu barang, konsumen muslim akan
memilih barang yang memiliki mashlahah total yang lebih tinggi.
4.Optimal Solution
Kepuasan yang maksimum terjadi pada terjadinya persinggungan antara kurva indiverrence dengan
garis anggaran.konsumen akjan memaksimalkan pilihannya dengan dua cara:
a. maksimalisasi tingkat kepuasan pada garis anggaran tertentu
b. Minimalisasi garis anggaran pada tingkat kepuasan tertentu
5.Keadaan darurat tidak optimal
Konsep halal haram sudah jelas di dalam islam. Secara logika kita dihadapkan dengan dua pilihan
yaitu, barang halal dan barang haram. Optimal solution adalah corner solution, yaitu dengan
mengalokasikan semua pendapatan untuk mengkonsumsi barang halal. Karena mengkonsumsi barang
haram meningkatakan disutility, begitu juga sebaliknya.
Dalam pilihan barang halal dan haram, optimal solutionnya selalu corner solution, yaitu dengan
mengkonsumsi barang halal seluruhnya, maka keadaan darurat yaitu keadaan terpaksa mengkonsumsi
barang haram, bukanlah corner solution oleh karena itu bukan optimal solution. Keadaan darurat selalu
tidak optimal.
6.Kurva Permintaan Barang Halal
Kurva permintaan diturunkan dari titik persinggungan antara indifference curve dengan budget line.
Katakanlah seorang konsumen memiliki pendaptan I= 1 juta perbulandan memiliki pilihan konsumsi
barang X dan barang Y, yang keduanya barang halal. Misalnya harga X, Px Rp. 100 ribu dan harga Y, Py
Rp. 200 ribu. Titik A, A, A menunjukan konsumsi keseluruhan yang di alokasikan pada barang X dan
titik B konsumsi yang di alokasikan pada barang Y [7].
Dengan data ini dapat dibuat budget line denga garis lurus antara dua titik.
Kombinasi Income Px Py X = I/Px Y=I/Py X @ tangency
A 1.000.000 100.000 200.000 10 0 3
DAFTAR PUSTAKA
Edwin, Mustafa.2000. Pengenalan Eksklusif : Ekonomi Islam.Jakarta: Kencana
Fahlefi,Rizal.2008.Ekonomi Mikro Islam.Batusangkar:STAIN Batusangkar
Press
Suprayitno.M.Si,Eko.2008.Ekonomi Mikro Perpekti
Muhammad.2003.Ekonoi Mikro Dalam Perspektif Islam.Yogyakarta:BPFE-Yogyakarta f Islam.Malang: UIN
Malang Press
http://narsismoergosum.blogspot.com/2012_01_01_archive.html
http://ekonomi-ucy.blogspot.com/2009/12/permintaan-dan-penawaran.html
Seperti telah dibahas sebelumnya bahwa berdasarkan hukum permintaan (law of demand), Jika harga
suatu barang naik maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan turun,ceteris paribus (faktorfaktor lain, seperti pendapatan konsumen, harga barang lain, selera dan sebagainya dianggap tetap).
Sebaliknya, jika harga barang turun maka jumlah permintaan terhadap barang tersebut akan
bertambah, ceteris paribus. Dalam hal ini, terdapat hubungan negatif antara harga dan jumlah yang
diminta. Ada dua pendekatan (approach) yang menerangkan mengapa konsumen berperilaku seperti yang
dinyatakan dalam hukum permintaan, yaitu pendekatan daya guna marginal (marginal utility) dan
pendekatan
kurva
indiferen
(indifference
curve
analysisi)
<!..more..>
1)
Dimana I adalah pendapatan (income) yang tersedia untuk dibelanjakana. Jumlah masing-masing barang
dikali harganya adalah sama dengan pendapatan yang dibelanjakan.
-->
1)
-->
Kepuasan yang diperoleh sepanjang kurva indiferen I adalah sama. Jika ingin menambah mengkonsumsi
barang X, maka konsumen tersebut harus mengorbankan tidak mengkonsumsi barang Y. Mengambil
contoh pada kurva I1. Pada awalnya konsumen mengkonsumsi dititik A, dengan kombinasi barang X1Y1.
Jika konsumen ingin meningkatkan konsumsi barang X menjadi X1X2, maka barang Y yang dikorbankan
adalah Y1Y2. Karena terletak pada kurva indiferen yang sama, maka kepuasan yang diperoleh dalam
mengkonsumsi di titik A maupun B juga sama. Semakin jauh kurva indiferen dari titik O maka kepuasan
yang diperoleh makin besar. Dengan demikian, kepuasan di I 3 > I2 > I1.Dalam mengkonsumsi, konsumen
dibatasi oleh pendapatan yang tersedia untuk dibelanjakan. Dalam kasus barang X dan barang Y di atas,
jika harga barang X adalah Px, dan harga barang Y adalah Py, maka :
XPx + YPy = I
Garis anggaran (budget line) adalah suatu kurva yang menunjukkan batas kombinasi konsumsi
yang dapat dibeli dengan pendapatan konsumen.
Konsumen akan memperoleh kepuasan (daya guna total) maksimum pada titik singgung antara garis
anggaran dengan kurva indiferen. Hal ini dapat dijelaskan dengan menggunakan gambar dibawah ini. Ada
tiga kurva -->indiferen yang tersedia bagi konsumen, yaitu I1, I2, dan I3. Seperti dijelaskan, semakin jauh
kurva indiferen dari titik O maka kepuasannya makin besar. Dalam gambar, kurva Indiferen I 3 merupakan
kurva yang paling jauh yang akan memberikan kepuasan yang lebih besar dari dua kurva lainnya, namun
konsumen tidak mungkin memilih kurva ini anggran kosumen tidak mencukupi. Jadi, pada titik D tidak
dapat dipilih
Ada tiga titik pada garis anggaran yang dapat dipilih, yaitu titik A, B, dan C. Titik A dan C
terletak pada kurva indiferen I1, yang lebih rendah dari kurva indiferen I 2. Konsumen yang rasional tidak
mungkin mengkonsumsi pada titik ini, karena dengan menggeser kurva indiferen menjauhi titi O,
konsumen dapat mencapai kepuasan yang lebih tinggi. Kepuasan maksimum akan tercapai pada
persinggungan kurva Indiferen I2 dengan garis anggaran (BL), yaitu dititik A.
-->
Total Utility
(TU)
0
20
25
28
29
26
24
Marginal Utility
(MU)
20
5
3
1
-3
-2
Apabila yang dikonsumsi hanya 1 (satu) jenis barang, maka tingkat kepuasan maksimun dapat dicapai pada saat
total utilitynya mencapai maksimum.
2. Pendekatan Indiffererence Curve (Ordinal) yang beranggapan bahwa kepuasan konsumen tidak dapat diukur dengan
satu satuan. Tingkat kepuasan konsumen hanya dapat dinyatakan lebih tinggi atau lebih rendah. Anggapan dalam
pendekatan indifference Curve adalah sebagai berikut.
a.
b.
c.
a.
b.
c.
d.
Titik
A
B
C
D
E
F
Jumlah Nasi
15
10
7
5
3
1
Jumlah Roti
3
4
5
7
11
16
Indifference Curve
Semua titik-titik tersebut menggambarkan bahwa kombinasi berapapun akan memberikan kepuasan yang sama. Jika
konsumen mengkonsumsi 15 nasi dan 3 roti, kepuasannya akan sama jika mengkonsumsi 3 nasi dan 11 roti.
Budget Line atau Garis Anggaran. Jika seorang konsumen mempunyai sejumlah uang tertentu dan membelanjakan
seluruh untuk nasi atau membelanjakan seluruhnya untuk roti, akan ditunjukkan oleh garis lurus yang saling
berhubungan yang dinamakan dengan Budget Line atau Garis Anggaran.
Kombinasi Berbagai Kemungkinan Yang Dapat Dibeli
Titik
Nasi
Roti
A
B
C
D
E
F
12
9
6
4
2
0
0
2
3
4
5
6
Budget Line
a.
Perubahan Pendapatan
Jika pendapatan naik, maka Budget Line akan mengarah ke sebelah kanan/menjauh dari titik origin dan sebaliknya
E.
1.
PERILAKU PRODUSEN
Teori Produsen dan Fungsinya
Produksi dapat kita lihat dimana saja,Yang dimaksud dengan teori produksi adalah kegiatan yang membuat barangbarang,produksi juga sangat berkaitan dengan nilai guna suatu barang.Di dalam produksi terdapat proses produksi
tertentu yang harus dijalani sehingga bias menghasilkan barang yang berguna,secara sederhana proses itu
digambarkan
dibawah
ini
a)
Dimana Y = tingkat produksi (output) yang dihasilkan dan X1, X2, X3, , Xn adalah berbagai faktor produksi
(input) yang digunakan. Fungsi ini masih bersifat umum, hanya biasa menjelaskan bahwa produk yang dihasilkan
tergantung dari faktor-faktor produksi yang dipergunakan, tetapi belum bias memberikan penjelasan kuantitatif
mengenai hubungan antara produk dan faktor-faktor produksi tersebut. Untuk dapat memberikan penjelasan
kuantitatif, fungsi produksi tersebut harus dinyatakan dalam bentuknya yang spesifik, seperti misalnya:
Y = a + bX ( fungsi linier)
b)
c)
Dalam teori ekonomi, fungsi produksi diasumsikan tunduk pada suatu hukum yang disebut : The Law of
Diminishing Returns (Hukum Kenaikan Hasil Berkurang).
Hukum ini menyatakan bahwa apabila penggunaan satu macam input ditambah sedang input-input yang lain tetap
maka tambahan output yang dihasilkan dari setiap tambahansatu unit input yang ditambahkan tadi mula-mula naik,
tetapi kemudian seterusnya menurun jika input tersebut terus ditambahkan
Hubungan produk dan faktor produksi yang digambarkan di atas mempunyai lima sifat yang perlu diperhatikan,
yaitu :
1.
Mula-mula terdapat kenaikan hasil bertambah ( garis OB), di mana produk marginal semakin besar;
produk rata-rata naik tetapi di bawah produk marginal.
2.
Pada titik balik (inflection point) B terjadi perubahan dari kenaikan hasil bertambah menjadi kenaikan hasil
berkurang, di mana produk marginal mencapai maksimum( titik B); produk rata-rata masih terus naik.
3.
Setelah titik B, terdapat kenaikan hasil berkurang (garis BM), di mana produk marginal menurun; produk
rata-rata masih naik sebentar kemudian mencapai maksimum pada titik C , di mana pada titik ini produk rata-rata
sama dengan produk marginal. Setelah titik C
4.
Pada titik M tercapai tingkat produksi maksimum, di mana produk marginal sama dengan nol; produk ratarata menurun tetapi tetap positif.
5.
Sesudah titik M, mengalami kenaikan hasil negatif, di mana produk marginal juga negatif produk rata-rata
tetap positif.
Dari sifat-sifat tersebut dapat disimpulkan bahwa tahapan produksi seperti yang dinyatakan dalam The Law of
Diminishing Returns dapat dibagi ke dalam tiga tahap, yaitu:
a.
b.
c.
Disamping analisis tabulasi dan analisis grafis mengenai hubungan antara produk total, produk rata-rata, dan produk
marginal dari suatu proses produksi seperti diatas, dapat pula
digunakan analisis matematis. Sebagai contoh, misalnya dipunyai fungsi produksi :
Y = 12X2 0,2 X3,
dimana :
Y = produk
X = faktor produksi.
1.
Produksi optimal
Konsep efisiensi dari aspek ekonomis dinamakan konsep efisiensi ekonomis atau efisiensi harga. Dalam teori
ekonomi produksi, pada umumnya menggunakan konsep ini. Dipandang dari konsep efisiensi ekonomis, pemakaian
faktor produksi dikatakan efisien apabila ia dapat menghasilkan keuntungan maksimum. Untuk menentukan tingkat
produksi optimum menurut konsep efisiensi ekonomis, tidak cukup hanya dengan mengetahui fungsi produksi. Ada
syarat lagi yang harus diketahui, rasio harga harga input-output. Secara matematis, syarat tersebut adalah sebagai
berikut. Keuntungan (p) dapat ditulis : p = PY.Y -Px.X, di mana Y = jumlah produk;
PY = harga produk;
X = faktor produksi;
Px = harga factor produksi.
Persoalan least cost combination adalah menentukan kombinasi input mana yang memerlukan biaya terendah
apabila jumlah produksi yang ingin dihasilkan telah ditentukan.
Dalam hal ini pengusaha masih dapat menghemat biaya untuk menghasilkan produk tertentu selama nilai input yang
digantikan atau disubstitusi masih lebih besar dari nilai input yang menggantikan atau yang mensubstitusi. Jadi,
selama DX2.P2 > DX1.P1 maka penggantian DX2 oleh DX1 masih menguntungkan
Konsep Biaya
Dalam pembahasan terdahulu pernah dibahas konsep biaya, berkaitan konsep tersebut kita mengenal biaya eksplisit
dan biaya implicit. Explicit cost adalah biaya-biaya yang secara nyata terlihat terutama melalui laporan keuangan,
biaya listerik, telpon dan air demikian juga dengan pembayarang upah buruh dan gaji karyawan. Biaya impllisit
merupakan biaya kesempatan (opportunity cost)
a.
b.
c.
TC/Q=(FC/Q)+(VC/Q)
Di mana :
AC = biaya rata-rata jangka pendek
AFC = biaya tetap rata-rata jangka pendek
AVC = biaya variabel rata-rata jangka pendek
Biaya Marjinal. Biaya marginal adalah tambahan biaya karena menambah produksi sebanyak 1 unit output jika
biaya marginal jangka pendek dinotasikan MC dan perubahan output adalah Q maka
MC = TC/Q
Dalam jangka pendek, perubahan biaya total disebabkan perubahan biaya variabel
MC=VC/Q
Jika harga perunit tenaga kerja adalah P dan perubahan penggunaan tenaga kerja adalah V maka
VC=p.V
MC =P.(V/Q): karena MP adalah Q/V
Maka
MC = P(1/MP)
Sifat-sifat indifference curve:
1. Turun miring dari kiri atas ke kanan bawah. Hal ini berarti bahwa Indifference curve memiliki
kemiringan (slope) yang negatif (-), bahwa kenaikan salah satu variabel akan menyebabkan
penurunan pada variabel yang lainnya atau sebaliknya. Pada indifference curve yang berslope negatif
mengandung arti bahwa jika kombinasi jumlah barang x ditambah maka jumlah barang y akan
dikurangi, dan sebaliknya.
2. Cembung mengarah ke titik 0 atau origin. Garis indifference curve yang bergerak dari kiri atas
menuju ujung kanan bawah berarti pada awalnya konsumen lebih banyak mengkonsumsi barang y.
Untuk mendapatkan tambahan barang x maka konsumen harus melepaskan barang y lebih besar
daripada barang x yang diperlukan. Semakin sedikit barang y yang dikonsumsi maka semakin besar
kesediaannya untuk melepas barang y untuk mendapatkan tambahan barang x. Proses pengurangan
barang y tersebut bila dibuat grafik akan berbentuk cembung ke arah titik origin. Hal ini disebabkan
perbandingan antara pertukaran barang y untuk mendapat tambahan barang x tidak konstan atau
bertambah, melainkan berkurang. Tingkat kesediaan konsumen untuk melepas suatu barang tertentu
guna mendapat tambahan barang lain disebut marginal rate of substitution (MRS).
3. Tidak saling memotong. Indifference curve hanya berlaku untuk satu tingkat pendapatan tertentu.
Jika tingkat pendapatan seseorang naik atau turun maka indifference curve yang dimiliki orang
tersebut untuk suatu waktu dengan waktu yang lainnya akan berbeda, tidak hanya satu, tetapi banyak
bergantung pada frekuensi kenaikan atau penurunan dari pendapatannya. Keadaan tersebut
digambarkan sebagai indifference map. Kurva indifference-nya tidak mungkin berpotongan.
4. IC yang terletak disebelah kanan atas menunjukkan tingkat kepuasan yang lebih tinggi. Setiap
konsumen biasanya akan lebih suka jika mengkonsumsi barang dalam jumlah lebih banyak. Kurva
Indiferen yang lebih tinggi melambangkan ketersediaan barang lebih banyak daripada kurva
dibawahnya. Ketika kurva bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang
bisa dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan semakin
bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.
curve dan
kelemahan
daripendekatan
kardinal yaitu daya guna dapat diukur. Dengan pendekatan revealed prefference ini
semua kelemahan tersebut dapat dinetralisir karena dengan pendekatan revealed
prefference akan dapat diperoleh kurve permintaan secara langsung serta dapat
dibuat indefference curve-nya (Joesron dan Fathurrozi, 2003 : 60, Pyndick and
Robinfeld 1992 : 80, Bilas 1993 : 89; Henderson dan Quantdt 1980; 45;Varian 1992 :
132). Adapun asumsi-asumsi pendekatan ini adalah:
a. Konsumen bersikap rasional.
b. Konsumen konsisten , artinya bila barang A lebih dipilih dari barang B, karena
Prefrensi atau selera adalah sebuah konsep, yang digunakan pada ilmu sosial, khususnya
ekonomi. Ini mengasumsikan pilihan ralitas atau imajiner antara alternatif-alternatif dan
kemungkinan dari pemeringkatan alternatif tersebut, berdasarkan kesenangan, kepuasan,
gratifikasi, pemenuhan, kegunaan yang ada. Lebih luas lagi, bisa dilihat sebagai sumber dari
motivasi. Di ilmu kognitif, preferensi individual memungkinkan pemilihan tujuan/goal.
Juga, konsumsi lebih dari barang biasa biasanya digolongkan (tetapi tidak selalu) diasumsikan
menjadi lebih tidak konsumtif.
Kurva indiferensi dalam mikroekonomi adalah kurva yang menggambarkan hubungan antara dua
bundel barang di mana konsumen mendapatkan kepuasan yang sama (indiferen) pada tiap-tiap titik
kombinasi kuantitas (Q) kedua bundel tersebut.
Daftar isi
[sembunyikan]
1Sejarah
2.1Asumsi
2.2Aplikasi
3.1Relasi Prefrensi
3.3Contoh
3.3.1Utilitas Linier
3.3.2Utilitas Cobb-Douglas
3.3.3Utilitas CES
4Referensi
indiferen, karena garis lurus dari kedua sisi tersebut bersilangan akan memberi
rangking prefrensi yang tidak satu sisi dan intransitif.
5. (secara terbatas) convex (dijatuhkan dari bawah). Dengan (2), preferensi
convex menyebabkan sebuah pemunculan dari asal kurva indiferen. Sebagai konsumen
menurunkan konsumsi dari satu barang dalam unit suksesif, jumlah besar dari barang
lainnya akan dibutuhkan untuk mempertahankan kepuasan tidak berubah, efek substitusi.
sehingga kurva indiferen mereka melekuk dengan tajam. Kurva tersebut merupakan konfeks dari
aslinya, menjelaskan efek negatif subtitusi. Selaras dengan kenaikan harga untuk pendapatan tetap,
konsumen mencari barang subtitusi yang lebih murah pada kurva indifeen yang lebih rendah. Efek
subtitusi diperkuat dengan efek pendapatan atau pendapatan nyata yang lebih rendah (BeattieLaFrance). Sebuah contoh dari sebuah fungsi utilitas yang membuat kurva indiferen dari jenis ini
adalah fungsi Coubb-Douglas
Jika barang merupakan subtitusi sempurna maka kurva indiferen akan menjadi garis yang paralel
karena konsumen akan meninginkan pertukaran pada sebuah rasio tetap. Rata-rata marjinal dari
subtitusi selalu konstan. Contohnya yang diambil dari fungsi utilitas dihubungkan dengan kurva
indiferen seperti ini akan menjadi
Jika barang merupakan komplementer sempurna maka kurva indiferensi akan menjadi berbentuk L.
Contohnya seperti jika kamu mempunyai sebuah resep kue yang terdiri dari 3 cangkir tepung dan 1
cangkir gula. Tidak peduli berapapun tepung ekstra yang dipunya, tidak akan bisa membuat kue
lebih banyak lagi karena tidak adanya kelebihan gula. Contoh lain dari komplementer sempurna
adalah sepatu kiri dan sepatu kanan. Konsumen tidak menjadi lebih untung jika mempunyai banyak
sepatu kanan jika hanya mempunyai sepatu kiri satu buah. Sepatu kanan tambahan memiliki utilitas
marjinal kosong (0) tanpa adanya sepatu kiri yang sejumlah. Rata-rata marjinal dari subtitusi bisa
kosong atau tak terbatas. Contoh dari tipe fungsi utilitas yang memiliki peta indiferensi seperti yang
di atas adalah .
.
Bentuk berbeda dari kurva menyebabkan respon yang berbeda kepada perubahan harga seperti
yang ditunjukkan oleh analisa permintaan dalam teori konsumen. Hasilnya akan diterangkan disini.
Sebuah garis harga dan anggaran ynang berubah yang membuat seorang konsumen dalam
ekuilibrium dalam kurva indiferensi yang sama:
Dalam Gambar 1 akan mengurangi jumlah yang diminta dari sebuah barang dengan halus
sebagai harga yang naik secara relatif untuk barang tersebut.
Dalam Gambar 2 akan tidak memberi efek dalam permintaan kuantitas dari kedua barang
atau mengubah kuantitas yang diminta dari satu anggaran ke yang lain.
Dalam Gambar 3 tidak akan memberi efek pada ekuilibrium permintaan jumlah, karena garis
anggaran akan berputar disekitar sudut dari kurva indiferensi.
1.2.Teori modern
a. Factor proporsi (Hecksher dan Ohlin).
b. Kesamaan harga faktor produksi (Factor price equalization) oleh P. Samuelson.
c. Permintaan dan penawaran (Teori Parsial).
2. Teori klasik
1.1.Kemanfaatan absolute (absolute advantage: Adam Smith)
Teori Absolute Advantage lebih mendasarkan pada besaran/variabel riil bukan moneter
sehingga sering dikenal dengan nama teori murni (pure theory) perdagangan internasional. Murni
dalam arti bahwa teori ini memusatkan perhatiannya pada variabel riil seperti misalnya nilai
suatu barang diukur dengan banyaknya tenaga kerja yang dipergunakan untuk menghasilkan
barang. Makin banyak tenaga kerja yang digunakan akan makin tinggi nilai barang tersebut
(Labor Theory of value )
Teori absolute advantage dari Adam Smith yang sederhana menggunakan teori nilai
tenaga kerja, Teori nilai kerja ini bersifat sangat sederhana sebab menggunakan anggapan bahwa
tenaga kerja itu sifatnya homogen serta merupakan satu-satunya faktor produksi. Dalam
kenyataannya tenaga kerja itu tidak homogen, faktor produksi tidak hanya satu dan mobilitas
tenaga kerja tidak bebas.
Kelebihan dari teori Absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara dua
negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi ekspor
dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya satu
negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan terjadi
karena tidak ada keuntungan.
dapat dijelaskan dengan contoh sebagai berikut: Misalnya hanya ada dua negara, Amerika
dan Inggris memiliki faktor produksi tenaga kerja yang homogen menghasilkan dua barang yakni
gandum dan pakaian. Untuk menghasilkan 1 unit gandum dan pakaian Amerika membutuhkan 8
unit tenaga kerja dan 4 unit tenaga kerja. Di Inggris setiap unit gandum dan pakaian masingmasing membutuhkan tenaga kerja sebanyak 10 unit dan 2 unit.
Tabel 1.1
Banyaknya tenaga kerja yang diperlukan untuk
menghasilkan per Unit
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
8
10
Pakaian
4
2
Dari tabel di atas nampak bahwa Amerika lebih efisien dalam memproduksi gandum
sedang Inggris dalam produksi pakaian. 1 unit gandum diperlukan 10 unit tenaga kerja di Inggris
sedang di Amerika hanya 8 unit (10 > 8). 1 unit pakaian di Amerika memerlukan 4 unit tenaga
kerja sedang di Inggris hanya 2 unit. Keadaan demikian ini dapat dikatakan bahwa Amerika
memiliki absolute advantage pada produksi gandum dan Inggris memiliki absolute
advantage pada produksi pakaian. Dikatakan absolute advantage karena masing-masing negara
dapat menghasilkan satu macam barang dengan biaya yang secara absolut lebih rendah dari
negara lain. Kelebihan dari teori absolute advantage yaitu terjadinya perdagangan bebas antara
dua negara yang saling memiliki keunggulan absolut yang berbeda, dimana terjadi interaksi
ekspor dan impor hal ini meningkatkan kemakmuran negara. Kelemahannya yaitu apabila hanya
satu negara yang memiliki keunggulan absolut maka perdagangan internasional tidak akan
terjadi karena tidak ada keuntungan.
1.2.Kemanfaatan relative (comparative advantage: J.S. Mill)
Teori ini menyatakan bahwa suatu Negara akan menghasilkan dan kemudian mengekspor
suatu barang yang memiliki comparative advantage terbesar dan mengimpor barang yang
dimiliki comparative di advantage(suatu barang yang dapat dihasilkan dengan lebih murah dan
mengimpor barang yang kalau dihasilkan sendiri memakan ongkos yang besar )
Teori ini menyatakan bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh banyaknya tenaga kerja
yang dicurahkan untuk memproduksi barang tersebut.
Contoh:
Produksi 10 orang dalam 1 minggu
Produksi
Amerika
Inggris
Gandum
6 bakul
2 bakul
Pakaian
10 yard
6 yard
Menurut teori ini perdagangan antara Amerika dengan Inggris tidak akan timbul
karena absolute advantage untuk produksi gandum dan pakaian ada pada Amerika semua. Tetapi
yang
penting
bukan absolute
advantagenya
tetapi comparative
Advantagenya.
Besarnya comparative advantage untuk Amerika, dalam produksi gandum 6 bakul dibanding 2
bakul dari Inggris atau = 3 : 1. Dalam produksi pakaian 10 yard dibanding 6 yard dari Inggris
atau 5/3 : 1. Di sini Amerika memiliki comparative advantage pada produksi gandum yakni 3 : 1
lebih besar dari 5/3 : 1. Untuk Inggris, dalam produksi gandum 2 bakul dibanding 6 bakul dari
Amerika atau 1/3 : 1. Dalam produksi pakaian 6 yard dari Amerika Serikat atau = 3/5:
1.Comparative advantage ada pada produksi pakaian yakni 3/5 : 1 lebih besar dari 1/3 : 1. Oleh
karena itu perdagangan akan timbul antara Amerika dengan Inggris, dengan spesialisasi gandum
untuk Amerika dan menukarkan sebagian gandumnya dengan pakaian dari Inggris. Dasar nilai
pertukaran (term of trade) ditentukan dengan batas-batas nilai tujar masing-masing barang di
dalam negeri.
Kelebihan untuk teori comparative advantage ini adalah dapat menerangkan berapa nilai
tukar dan berapa keuntungan karena pertukaran dimana kedua hal ini tidak dapat diterangkan
oleh teori absolute advantage.
1.3.Biaya relative (comparative cost: David Richardo)
David Ricardo (1772-1823) seorang tokoh aliran klasik menyatakan bahwa nilai
penukaran ada jikalau barang tersebut memiliki nilai kegunaan. Dengan demikian sesuatu barang
dapat ditukarkan bilamana barang tersebut dapat digunakan. Seseorang akan membuat sesuatu
barang, karena barang itu memiliki nilai guna yang dibutuhkan oleh orang. Selanjutnya David
Ricardo juga membuat perbedaan antara barang yang dapat dibuat dan atau diperbanyak sesuai
dengan kemauan orang, di lain pihak ada barang yang sifatnya terbatas ataupun barang monopoli
(misalnya lukisan dari pelukis ternama, barang kuno, hasil buah anggur yang hanya tumbuh di
lereng gunung tertentu dan sebagainya). Dalam hal ini untuk barang yang sifatnya terbatas
tersebut nilainya sangat subyektif dan relatif sesuai dengan kerelaan membayar dari para calon
pembeli. Sedangkan untuk barang yang dapat ditambah produksinya sesuai dengan keinginan
maka nilai penukarannya berdasarkan atas pengorbanan yang diperlukan. Teori perdagangan
internasional diketengahkan oleh David Ricardo yang mulai dengan anggapan bahwa lalu lintas
pertukaran internasional hanya berlaku antara dua negara yang diantara mereka tidak ada tembok
pabean, serta kedua negara tersebut hanya beredar uang emas. Ricardo memanfaatkan hukum
pemasaran bersama-sama dengan teori kuantitas uang untuk mengembangkan teori perdagangan
internasional. Walaupun suatu negara memiliki keunggulan absolut, akan tetapi apabila
dilakukan perdagangan tetap akan menguntungkan bagi kedua negara yang melakukan
perdagangan.
Teori perdagangan telah mengubah dunia menuju globalisasi dengan lebih cepat. Kalau
dahulu negara yang memiliki keunggulan absolut enggan untuk melakukan perdagangan,
berkat .law of comparative costs. dari Ricardo, Inggris mulai kembali membuka perdagangannya
dengan negara lain. Pemikiran kaum klasik telah mendorong diadakannya perjanjian
perdagangan bebas antara beberapa negara. Teori comparative advantagetelah berkembang
menjadi dynamic comparative advantage yang menyatakan bahwa keunggulan komparatif dapat
diciptakan. Oleh karena itu penguasaan teknologi dan kerja keras menjadi faktor keberhasilan
suatu negara. Bagi negara yang menguasai teknologi akan semakin diuntungkan dengan adanya
perdagangan bebas ini, sedangkan negara yang hanya mengandalkan kepada kekayaan alam akan
kalah dalam persaingan internasional. Teori Comparative Advantage digolongkan menjadi dua
diantaranya:
A. Cost Comparative Advantage (Labor efficiency)
Menurut teori cost comparative advantage (labor efficiency), suatu Negara akan
memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan spesialisasi produksi dan
mengekspor barang di mana Negara tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta
mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak efisien. Berdasarkan
contoh hipotesis di bawah ini maka dapat dikatakan bahwa teori comparative advantage dari
David Ricardo adalah cost comparative advantage.
Data Hipotesis Cost Comparative
Produksi
1 kg gula
1 meter kain
Indonesia
3 hari kerja
4 hari kerja
China
6 hari kerja
5 hari kerja
Indonesia memiliki keunggulan absolut dibanding Cina untuk kedua produk diatas, maka
tetap dapat terjadi perdagangan internasional yang menguntungkan kedua negara melalui
spesialisasi jika negara-negara tersebut memiliki cost comparative advantage atau labor
efficiency. Berdasarkan perbandingan Cost Comparative Advantage Efficiency, dapat dilihat
bahwa tenaga kerja Indonesia lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Cina dalam produksi 1 Kg
gula (atau hari kerja) daripada produksi 1 meter kain (hari bekerja) hal ini akan mendorong
Indonesia melakukan spesialisasi produksi dan ekspor gula. Sebaliknya tenaga kerja Cina
ternyata lebih efisien dibandingkan tenaga kerja Indonesia dalam produksi 1 m kain (hari kerja)
daripada produksi 1 Kg gula (hari kerja) hal ini mendorong cina melakukan spesialisasi produksi
dan ekspor kain.
B. Production Comperative Advantage (Labor productifity)
Suatu negara akan memperoleh manfaat dari perdagangan internasional jika melakukan
spesialisasi produksi dan mengekspor barang di mana negara tersebut dapat berproduksi relatif
lebih produktif serta mengimpor barang di mana negara tersebut berproduksi relatif kurang/tidak
produktif. Walaupun Indonesia memiliki keunggulan absolut dibandingkan Cina untuk kedua
produk, sebetulnya perdagangan internasional akan tetap dapat terjadi dan menguntungkan
keduanya melalui spesialisasi di masing-masing negara yang memilikilabor productivity.
Kelemahan teori klasik Comparative Advantagetidak dapat menjelaskan mengapa terdapat
perbedaan fungsi produksi antara dua negara. Sedan ngkan kelebihannya adalah perdagangan
internasional antara dua negara tetap dapat terjadi walaupun hanya satu negara yang memiliki
keunggulan absolut asalkan masing-masing dari negara tersebut memiliki perbedaan dalam Cost
Comparative Advantage atau Production Comparative Advantage. Teori ini mencoba melihat
kuntungan atau kerugian dalam perbandingan relatif. Teori ini berlandaskan pada asumsi: Labor
Theory of Value, yaitu bahwa nilai suatu barang ditentukan oleh jumlah tenaga kerja yang
dipergunakan untuk menghasilkan barang tersebut, di mana nilai barang yang ditukar seimbang
dengan jumlah tenaga kerja yang dipergunakan untuk memproduksinya.
3. Teori modern
Teori Heckscher-Ohlin (H-O) menjelaskan beberapa pola perdagangan dengan baik,
negara-negara cenderung untuk mengekspor barang-barang yang menggunakan faktor produksi
yang relatif melimpah secara intensif
Menurut Heckscher-Ohlin, suatu negara akan melakukan perdagangan dengan negara lain
disebabkan negara tersebut memiliki keunggulan komparatif yaitu keunggulan dalam teknologi
dan keunggulan faktor produksi. Basis dari keunggulan komparatif adalah:
1. Faktor endowment, yaitu kepemilikan faktor-faktor produksi didalam suatu negara.
2. Faktor intensity, yaitu teksnologi yang digunakan didalam proses produksi, apakah labor
intensity atau capital intensity
1.1. Faktor proporsi (Hecksher & Ohlin)
Teori modern Heckescher-ohlin atau teori H-O menggunakan dua kurva pertama adalah
kurva isocost yaitu kurva yang menggabarkan total biaya produksi yang sama. Dan kurva
isoquant yaitu kurva yang menggabarkan total kuantitas produk yang sama. Menurut teori
ekonomi mikro kurva isocost akan bersinggungan dengan kurva isoquant pada suatu titik
optimal. Jadi dengan biaya tertentu akan diperoleh produk yang maksimal atau dengan biaya
minimal akan diperoleh sejumlah produk tertentu.
Analisis teori H-O :
A. Harga atau biaya produksi suatu barang akan ditentukan oleh jumlah atau proporsi faktor
produksi yang dimiliki masing-masing Negara.
B. Comparative Advantage dari suatu jenis produk yang dimiliki masing-masing negara akan
ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang dimilkinya.
C. Masing-masing negara akan cenderung melakukan spesialisasi produksi dan mengekspor barang
tertentu karena negara tersebut memilki faktor produksi yang relatif banyak dan murah untuk
memproduksinya.
D. Sebaliknya masing-masing negara akan mengimpor barang-barang tertentu karena negara
tersebut memilki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk memproduksinya
Kelemahan dari teori H-O yaitu jika jumlah atau proporsi faktor produksi yang dimiliki
masing-masing negara relatif sama maka harga barang yang sejenis akan sama pula sehingga
perdagangan internasional tidak akan terjadi.
1.2. Kesamaan harga factor produksi
Inti dari teori adalah perdagangan bebas cenderung mengakibatkan harga faktor-faktor
produksi sama di berbagai Negara. Dari teori faktor proportions H-O, selama Negara A
dipergunkan data penggunaan energi. Hasilnya, tidak terdapat hubungan yang sistematis antara
rasio penggunaan energi per tenaga kerja dengan rasio ekspor Amerika-Ingrris sehingga hipotesa
Hecksher-Ohlin di tolak.
5. Alternatif Teori.
Beberapa alternative teori yang mencoba menjelaskan komposisi/struktur barang yagn
diperdagangkan muncul, diantaranya:
keterampilan (Human Skills) suatu ciri yang membedakan negara maju dengan negara
berkembang adalah dalam hal keterampilan keahlian tenaga kerja. Secara umum
keterampilan/keahlian tenaga kerja di negara maju jauh lebih tinggi baik dalam jumlah, jenis
maupun kualitasnya. Oleh karena itu negara maju cenderung mengekspor barang yang dapat
tenaga ahli atau terampil. Sebaliknya, negara berkembang akan mengekspor barang yang padat
tenaga tidak ahli/terampil.
Skala ekonomis (economies of scale). Menurut teori ini suatu Negara yang pasar dalam
negerinya luas cenderung mengekspor barang yang dapat dihasilkan biaya rata-rata menurun
dengan mekin besarnya skala perusahaan (economies of scale). Sebaliknya suatu Negara kecil di
mana pasar dalam negerinya sempit cenderung mengekspor barang yang tidak memenuhi syarat
skala perusahaan yang ekonomis.
Kemjuan teknologi. Suatu Negara yang industrinya telah maju biasanya dapat menciptakan
barang baru, sehingga dapat menikmati pasar luar negeri untuk produk barunya. Namun lamakelamaan Negara lain meniru (memproduksi barang tiruan) dan kemudian mengekspornya.
Biasanya negaranya meniru untuk mendasarkan pada adanya tenaga kerja yang murah.
1. Pengertian Permintaan
Permintaan adalah banyaknya jumlah barang yang diminta pada suatu pasar tertentu
dengan tingkat harga tertentu pada tingkat pendapatan tertentu dalam periode tertentu dan dalam
periode tertentu.[1]
Permintaan dapat dibagi menjadi dua macam:
a. Permintaan absolut (absolut demand)
Permintaan absolut adalah seluruh permintaan terhadap barang dan jasa baik yang bertenaga
beli/berkemampuan membeli, maupun yang tidak bertenaga beli.
b. Permintaan efektif (effective demand)
Permintaan efektif adalah permintaan terhadap barang dan jasa yang disertai kemampuan
membeli.
Adapun permintaan menurut ekonomi Islam, misalnya Ibnu Taimiyah, permintaan adalah
hasrat atau keinginan terhadap suatu barang (raghbah fi al-syai).[2]