Escolar Documentos
Profissional Documentos
Cultura Documentos
Analisis
Kesesuaian Lahan untuk Budidaya Laut
Analisis matriks kesesuaian untuk kegiatan budidaya laut diawali
dengan penyusunan matriks kesesuaian. Data primer yang berupa
data yang didapat dari lapangan digunakan dalam analisis matriks ini.
Masing-masing budidaya laut memiliki nilai yang berbeda dalam
penentuan nilai bobot, budidaya rumput laut, budidaya teripang, dan
budidaya ikan kerapu dalam KJA. Perhitungan matriks kesesuaian
dilakukan untuk pemberian skala penilaian. Skala penilaian menururt
Hidayat dkk (1995) dalam Utojo (2004) adalah sebagai berikut :
a.
S1 (Sangat Layak), apabila lahan tidak mempunyai
pembatas yang berarti untuk mempertahankan tingkat
pengelolaan yang diterapkan.
b.
S2 (Layak), apabila lahan mempunyai pembatas agak
berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
diterapkan.
c.S3 (Cukup Layak), apabila lahan mempunyai pembatas yang
berarti untuk mempertahankan tingkat pengelolaan yang harus
diterapkan.
d.
N (Kurang Layak), apabila lahan mempunyai faktor
pembatas cukup berat sehingga mencegah kemungkinan
penggunaanya.
KISARAN
1
Kecepatan Arus
(cm/detik)
2
20-30
10-20 dan 30-40
<10 dan >40
24-30
20-24
<20 dan >30
Karang
Pasir
Pasir / Berlumpur
1 10
11-15
< 1 dan >15
>3
13
<1
0-0.25
0.26-0.5
>0.5
Diurnal
Campuran
Kedalaman Perairan
(meter)
Kecerahan Perairan
(meter)
Tinggi Gelombang Laut
(meter)
Tipe Pasang Surut
ANGKA
PENILAIAN
(A)
3
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
BOBO
T
(B)
4
3
SKOR
(A X B)
5
15
9
3
10
6
2
5
3
1
15
9
3
15
9
3
15
9
3
5
3
pH
Salinitas (ppt)
Dissolved Oxygen
(mg/L)
Fosfat (mg/L)
Nitrat (mg/L)
Kepadatan Plankton
(sel/Liter)
Klorofil-a (mg/L)
Semidiurnal
6.5 - 8,5
4 - 6.4 dan 8.5 - 9
<4 dan >9.5
22 34
30 - 32
< 30 dan > 34
>6
4-6
<4
0.2 - 0.5
0.1 - 0,2 & 0.5 - 1
< 0,1 dan >1
0.9 - 3.2
0,7 - 0,8 & 3.3 -3,4
<0,7 ; > 3,4
> 15.000 & < 5 x 105
2000 - 15000 &
5 x 105 - 106
< 2000 & > 106
> 10
4 10
<4
Total Skor (y)
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
1
5
3
1
10
6
2
5
3
1
15
9
3
15
9
3
5
3
1
5
3
1
Keterangan :
a. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 2002 dalam
Kangkan 2006 yaitu
5 : Baik
3 : Sedang
1: Kurang
b. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.
c. Total Skor didapat dari perhitungan
I=
( A . B ) max ( A . B ) min
k
Keterangan :
I
equal
interval
maka
NO
TOTAL SKOR
1
2
3
4
112 - 140
83 - 111
54 - 82
26 53
TINGKAT
KESESUAIAN
S1
S2
S3
N
EVALUASI
Sangat Layak
Layak
Cukup Layak
Kurang Layak
KISARAN
1
Kecepatan Arus
(cm/detik)
2
20-50
10 19 dan 51- 75
< 10 dan >75
28 30
25 27 dan 31 32
<25 dan >32
Berpasir dan Pecahan Karang
Pasir berlumpur
Lumpur
15 25
5 -15 dan 26 35
< 5 dan > 35
>5
35
<3
0-0.25
0.26-0.5
>0.5
Diurnal
Campuran
Semidiurnal
6.5 - 8,5
4 - 6.4 dan 8.5 - 9
<4 dan >9.5
30 35
20 29
< 20 dan > 35
>6
4-6
<4
0.2 - 0.5
0.1 - 0,2 & 0.5 - 1
< 0,1 dan >1
0.9 - 3.2
0,7 - 0,8 & 3.3 -3,4
<0,7 ; > 3,4
> 15.000 & < 5 x 105
2000 - 15000 &
5 x 105 - 106
< 2000 & > 106
> 10
4 10
<4
Total Skor (y)
Kedalaman Perairan
(meter)
Kecerahan Perairan
(meter)
Tinggi Gelombang Laut
(meter)
Tipe Pasang Surut
pH
Salinitas (ppt)
Dissolved Oxygen
(mg/L)
Fosfat (mg/L)
Nitrat (mg/L)
Kepadatan Plankton
(sel/Liter)
Klorofil-a (mg/L)
ANGKA
PENILAIAN
(A)
3
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
BOBO
T
(B)
4
3
SKOR
(A X B)
5
15
9
3
10
6
2
10
6
2
15
9
3
10
6
2
10
6
2
10
6
2
5
3
1
10
6
2
10
6
2
5
3
1
5
3
1
5
3
1
5
3
1
Keterangan :
a. Angka Penilaian didasarkan pada petunjuk DKP 2002 dalam
Kangkan 2006 yaitu
5 : Baik
3 : Sedang
1: Kurang
b. Bobot berdasarkan pertimbangan pengaruh variabel dominan.
c. Total Skor didapat dari perhitungan
I=
( A . B ) max ( A . B ) min
k
Keterangan :
I = Interval kelas kesesuaian
K = Jumlah kelas kesesuaian yang diinginkan
Berdasarkan perhitungan dengan metode equal interval maka didapatkan
interval kelas kesesuaian , yaitu :
Tabel Interval Kelas Kesesuaian Lokasi Budidaya Ikan Kerapu dalam KJA
NO
TOTAL SKOR
1
2
3
4
100 - 125
75 99
50 74
25 49
TINGKAT
KESESUAIAN
S1
S2
S3
N
B.
EVALUASI
Sangat Layak
Layak
Cukup Layak
Kurang Layak
Analisis
Kesesuaian Lahan untuk Wisata Bahari
Parameter
Kecerahan
Suhu
pH
Salinitas
Oksigen Terlarut
Satuan
M
0
C
Unit
0
/00
Mg/l
Baku Mutu
>6
Alami
7-8.5
Alami
>5
Wisata Pantai
Rekreasi pantai
Panorama
Resort/peristirahatan
Berenang, berjemur
Berperahu
Wisata Bahari
Rekreasi pantai dan laut
Resort/peristirahatan
Wisata selam dan wisata snorkeling
Selancar, jet ski, banana boat, perahu
kaca, kapal selam
Wisata ekosistem lamun, wisata
pulau,
wisata
nelayan,
wisata
pendidikan, wisata pancing
7
8
Memancing
Wisata Mangrove
b.
Jumlah
Pengunjung
(orang)
1
Unit Area
(Lt)
50 m
Wisata
Olahraga
Selam
50 m
1000m2
Snorkling
250 m2
Keterangan
1 orang setiap 50 m panjang
pantai
1 orang setiap 50 m panjang
pantai
Setiap 2 orang dalam 100 m x 10
m
1 orang dalam 50 m x 5 m
c.
Waktu kegiatan
pengunjung
Wp-(jam)
3
Waktu total 1
hari
Wt-(jam)
6
2
2
3
4
8
6
Bagian kawasan pesisir yang paling produktif adalah wilayah muka pesisir atau
pantai. Daerah pantai adalah suatu kawasan pesisir beserta perairannya di
mana daerah tersebut masih terpengaruh baik oleh aktivitas darat maupun
laut (Pratikto, 1997). Pantai biasanya ditumbuhi oleh tumbuhan pionir yang
memiliki ciri-ciri antara lain sistem perakaran yang menancap dalam,
mempunyai toleransi tinggi terhadap kadar garam, hembusan angin, dan suhu
tanah yang tinggi, serta menghasilkan buah yang dapat terapung (Dahuri,
2003).
Pantai yang terbuka biasanya memiliki kondisi lingkungan yang kurang
bersahabat, yakni kondisi fisik yang tidak stabil akibat fluktuasi suhu, salinitas
dan kelembaban yang tinggi. Ada tiga zonasi dimana organisme hadir dalam
jumlah besar, yaitu 1) zona bagian atas dihuni oleh kepiting (Ghost-crab) dari
genus Ocypode, Amphipoda dan Crustacea dari famili Talitridae, 2) zona
pertengahan yang dihuni oleh moluska genus Donax, dan 3) zona yang lebih
rendah dihuni oleh spesies keong (Gastropoda), kepiting (Hippid Crab), dan
bulu babi (Echinoid). Disamping itu pantai juga penting sebagai habitat bagi
penyu dan burung laut untuk bertelur (Dahuri, 2003).
Analisis
Indeks
Kesesuaian Wisata
Kegiatan wisata yang akan dikembangkan hendaknya disesuaikan dengan
potensi sumberdaya dan peruntukannya. Setiap kegiatan wisata mempunyai
persyaratan sumberdaya dan lingkungan yang sesuai obyek wisata yang akan
dikembangkan. Rumus yang digunakan untuk kesesuaian wisata pantai dan
wisata bahari adalah (Yulianda, 2007):
IKW = ( Ni / Nmaks) x 100 %
Keterangan :
IKW = Indeks Kesesuaian Wisata
Ni = Nilai parameter ke-i (Bobot x skor)
Nmaks = Nilai maksimum dari kategori wisata
Penentuan nilai parameter kesesuaian wisata berdasarkan pada perkalian skor
dan bobot yang diperoleh dari setiap parameter. Kesesuaian kawasan dilihat
dari tingkat persentase kesesuaian yang diperoleh penjumlah nilai dari seluruh
parameter. Kisaran persentase untuk setiap kategori indeks kesesuaian wisata,
sebagai berikut (Yulianda, 2007):
S1 = Sangat sesuai, dengan nilai 80 100 %
S2 = Cukup sesuai, dengan nilai 60 <80 %
S3 = Sesuai bersyarat, dengan nilai 35 <60 %
N = Tidak sesuai, dengan nilai <35 %
1. Analisis Daya Dukung Kawasan/Wilayah
Analisis daya dukung ditujukan pada pengembangan wisata bahari dengan
memanfaatkan potensi sumberdaya pesisir, pantai dan pulau-pulau kecil
secara lestari. Mengingat pengembangan wisata bahari tidak bersifat mass
tourism, mudah rusak, dan ruang untuk pengunjung sangat terbatas, maka
perlu penentuan daya dukung kawasan. Metode yang diperkenalkan untuk
menghitung daya dukung pengembangan ekowisata alam adalah dengan
menggunakan konsep Daya Dukung Kawasan (DDK). DDK adalah jumlah
maksimum pengunjung yang secara fisik dapat ditampung di kawasan yang
disediakan pada waktu tertentu tanpa menimbulkan gangguan pada alam dan
manusia.
Perhitungan DDK dalam bentuk rumus sebagai berikut (Yulianda, 2007) :
DDK = K x Lp / Lt x Wt / Wp
Keterangan :
DDK = Daya Dukung Kawasan (orang)
Jenis program
Lokasi program
Sumber pembiayaan
No
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Parameter
Kecerahan perairan (m)
Tutupan komunitas karang
(%)
Jenis lifeform
Jenis ikan karang
Kecepatan arus (cm/det)
Kedalaman terumbu karang
(m)
TOTAL
5
5
Kategori
S1
>10
>75
4
4
3
3
>12
>100
0-15
6-15
Bobot
4
4
Bobot
x skor
20
20
Kategori
S2
>5-10
>50-75
4
4
4
4
16
16
12
12
<7-12
50-100
>15-30
>15-20
3-<6
S2
Skor
S1
96
3
3
Bobot
x skor
15
15
Kategor
i S3
3-5
25-50
3
3
3
3
12
12
9
9
4 -7
20-<50
>30-50
>20-30
72
S3
Skor
2
2
Bobot
x skor
10
10
Kategor
iN
<2
<25
2
2
2
2
8
8
6
6
48
<4
<20
>50
>30
<3
N
Skor
1
1
Bobot
x skor
5
5
1
1
1
1
4
4
3
3
Skor
24
Parameter
Bobot
Kategori
S1
Skor
Bobot
x skor
1.
2.
3.
4.
5.
6.
5
5
4
4
3
3
>10
>75
>12
>50
0-15
1-3
4
4
4
4
4
4
7.
>500
S1
Kategori
S2
Skor
Bobot
x skor
Kategor
i S3
Sko
r
Bobot
x skor
Kategor
iN
20
20
16
16
12
12
>5-10
>50-75
<7-12
30-50
>15-30
>3-6
3
3
3
3
3
3
15
15
12
12
9
9
3-5
25-50
4 -7
10->30
>30-50
>6-10
2
2
2
2
2
2
10
10
8
8
6
6
12
>100500
S2
20-100
<2
<25
<4
<10
>50
>10
<1
<20
81
S3
54
108
Skor
Bobot
x skor
1
1
1
1
1
1
5
5
4
4
3
3
3
27
Parameter
Bobo
t
Kateg
ori
S1
0-3
Skor
Bobot x
skor
Kategori
S2
Skor
Bobot
x skor
20
>3-6
15
Katego
ri
S3
>6-10
Sko
r
Bobot
x skor
10
10
2
2
Kategor
i
N
>10
Skor
Bobot
x skor
Lumpur,
berbatu,
terjal
10
8
<3
Lumpur
1
1
5
4
>0,51
>45
Kedalaman
perairan (m)
Tipe pantai
5
5
Pasir
putih
20
Pasir putih,sedikit
karang
15
3.
4.
5
4
>15
Pasir
4
4
20
16
10-15
Karang berpasir
3
3
15
12
5.
Kecepatan
arus
(m/dt)
Kemiringan pantai
(o)
Kecerahan
perairan (m)
Penutupan lahan
pantai
0-0,17
16
0,17-0,34
12
<10
16
10-25
12
Pasir
hitam,
berkara
ng,
terjal
3- <10
Pasir
berlump
ur
0,340,51
>25-45
>10
12
>5-10
3-5
<2
Kelapa,
lahan
terbuka
12
Semak, belukar
rendah,
Savana
Belukar
tinggi
Biota berbahaya
Tidak
ada
12
Bulu babi
Bulu
babi,ika
n pari
Ketersediaan
air
tawar (jarak/km)
TOTAL
<0,5
(km)
S1
12
>0,5-1 (km)
156
S2
>1-2
(km)
S3
Hutan
bakau,
pemukim
an,
pelabuha
n
Bulu
babi,ikan
pari,lepu,
hiu
>2 (km)
78
2.
6.
7.
8.
9.
10.
117
39