Você está na página 1de 9

MENINGITIS

PENDAHULUAN
Sistem saraf pusat manusia dilindungi dari benda-benda asing oleh Blood Brain
Barrier dan oleh tengkorak, sehingga apabila terjadi gangguan pada pelindung tersebut,
sistem saraf pusat dapat diserang oleh benda-benda pathogen. Angka kejadian meningitis
mencapai 1-3 orang per 100.000.Meningitis adalah penyakit infeksi dari cairan yang
mengelilingi otak dan spinal cord.Gejala dari meningitis adalah demam, kaku kuduk,
sakit kepala, dan perubahan di status mental.orang Penyebab paling sering dari
meningitis adalah Streptococcus pneumonie.

Definisi
adalah radang selaput otak (araknoidea dan piamater) yang menimbulkan eksudasi berupa
pus, disebabkan oleh kuman.
Etiologi :
1. Bakteri :M.tuberkulosa,pneumococus,hemophilus
influenzea,staphylococcus,streptococcus,e.coli,meningococcus, salmonela
2. Virus : enterovirus (poliomyelitis),mumps,virus herpes simplek, varisela,herpes
zoster,arbovirus,adenoviurs
3. Jamur
4. Protozoa

Klasifikasi
1. Meningitis purulenta
Definisi : radang selaput otak (araknoid dan piameter)menimbulkan eksudasi berupa pus,
disebabkan oleh kuman non spesifik dan virus.

Etiologi : bakteri jenis pneumococcus

Epidemiologi:meningitis purulenta pada bayi dan anak umur 2 bulan-2 tahun di Indonesia
pada anak yang distrofik yang daya tahan tubuh rendah
Patogenesis:sebagai akibat komplikasi penyakit lain. Kuman secara hematogen sampai ke
selaput otak, misalnya pada penyakit faringotonsilitis, pneumonia, bronkopneumonia,
endokarditis dan lain-lain. Dapat pula terjadi sebagai perluasan perkontiunitatumdari peradangan
organ/ jaringan didekat selaput otak, misalnya abses otak,otitis media, mastoiditis,thrombosis
sinus kavernosus dan lain-lain
Patologi anatomis: tampak serbukan sel radang akut yang terdiri dari sel
polimorfonukleus yang memenuhi rongga subarachnoidea disertai pelebaran pembuluh darah ke
tempat yang mengandung jenis kuman penyebab

Gejala klinis
1. Meningitis purulenta
Gejala infeksi akut: anak menjadi lesu,mudah terangsang,panas,muntah,anoreksia dan
pada anak yang besar mungkin didapatkan keluhan sakit kepala. Pada infeksi yang disebabkan
oleh meningococcus terdapat petekiea dan herpes labialis
Gejala tekanan intrakranial yang meninggi: anak sering muntah, nyeri kepalapada anak
dari apatis sampai koma. Kejang terjadi dapat bersifat umum, fokal atau twitching.Ubun-ubun
menonjol dan tegang, terdapat gejala kelainan serebral lainnya seperti paresis atau paralisis,
strabismus.crack pot sign dan pernafasan cheyne stokes.
pada anak besar gambaran klasik terdapat demam, menggigil,muntah, dan nyeri kepala
terdapat demam, gelisah,gangguan tingkah laku,penurunan kesadaran dapat terjadi tanda klinis
yang biasa didapat adalah kaku kuduk, tanda brudzinski dan kernig.dan chocked disk dari
papilla nervus optikus
2. Meningitis tuberkulosa
Definisi : radang selaput otak akibat komplikasi tuberculosis primer
2

Epidemiologi: banyak ditemukan di Indonesia karena morbiditas tuberculosis anak masih


tinggi. Angka kejadian tertinggi dijumpai pada anak terutama bayi dan anak kecil dengan
kekebalan alamiah yang masih rendah
Patogenesis:M. tuberculosis terjadi sebagai akibat komplikasi penyebaran tuberculosis
primer, biasanya dari paru. Terjadinya meningitis bukanlah karena terinfeksinya selaput otak
langsung oleh penyebaran hematogen, melainkan biasanya sekunder melalui pembentukan
tuberkel pada permukaaan otak, sumsum tulang belakang atau vertebra yang kemudian pecah ke
dalam rongga araknoid (rich dan Mccordeck). Kadang-kadang juga terjadi per-kontinuitatum
dari mastoiditis atau spondilitis.
Pemeriksaan histologis: meningitis tuberkulosa ternyata merupakan meningoensefalitis.
Peradangan ditemukan sebagian besar pada dasar otak, terutama pada batang otak(brain stem)
tempat terdapat eksudat dan tuberkel. Eksudat yang serofibrinosa dan gelatinosa dapat
menimbulkan obstruksi pada sisterna basalis dan mengakibatkan hidrosefalus serta kelainan
pada saraf otak. Tampak juga kelainan pada pembuluh darah seperti arteritis dan flebitis yang
menimbulkan penyumbatan, akibat penyumbatan ini dapat terjadi infark otak yang kemudian
akan mengakibatkan pelunakan otak
Gejala klinis :
stadium prodromal:iritasi selaput otak meningitis biasanya mulai perlahan-lahan tanpa panas
atau hanya terdapat kenaikan suhu yang ringan, jarang terjadi akut dengan panas yang tinggi.
Anak mudah terangsang menjadi apatis dan tidurnya sering terganggu.Anak besar dapat
mengeluh sakit kepala.Anoreksia, obstipasi dan muntah juga sering ditemukan.
stadium

transisi dengan kejang:gejala rangsangan meningeal mulai nyata, kuduk kaku,

seluruh tubuh menjadi kaku dan timbul opistotonus. Reflek tendon menjadi lebih tinggi, ubunubun menonjol dan umumnya juga terdapat kelumpuhan urat saraf mata sehingga timbul gejala
strabismus dan nistagmus.Sering tuberkel terdapat di koroid.Suhu tubuh menjadi lebih tinggi dan
kesadaran lebih menurun hingga stupor.
Stadium terminal:berupa kelumpuhan ,koma menjadi lebih dalam, pupil melebar dan tidak
bereaksi sama sekali. Nadi dan pernafasan menjadi tidak teratur, kadang-kadang terjadi
3

pernafasan cheyne-stokes. Hiperpireksia timbul dan anak meninggal tanpa kesadarannya pulih
kembali

3. Meningitis virus
Definisi :Suatu sindom infeksi virus susunan saraf pusat yang akut dengan gejala
rangsangan meningeal, pleiositosis dalam liquor serebrospinalis dengan diferensiasi
terutama limfosit, perjalanan penyakit tidak lama dan selflimited tanpa komplikasi.
Etiologi: disebabkan oleh virus (enterovirus),herpes zoster, arbovirus,virus hepatitis.
Epidemiologi : lebih sering dijumpai pada anak daripada orang dewasa. Di negeri tropis
dan subtropics tingginya frekuensi meningitis virus tidak bergantung kepada musim
seperti dinegeri beriklim dingin yang angka kejadian tertingginya dijumpai pada musim
panas dan musim kemarau
Patogenesis: umumnya virus secara hematogen (viremia) sampai ke selaput otak.
Enterovirus berkembangbiak dalam traktus digestivus menajalr ke kelenjar getah bening
regional dan kemudian menimbulkan viremia.

Gejala klinis :
Permulaan penyakit mendadak, walaupun kadang-kadang didahului dengan panas untuk
beberapa hari. Gejala yang ditemukan pada anak besar ialah panas dan nyeri kepala yang
mendadak

disertai dengan kaku kuduk. Gejala lain yang timbul ialah nyeri

tenggorok,

nausea,muntah, kesadaran menurun, nyeri pada kaku kuduk dan punggung, fotophobia,
parestesia,mialgia.
Pada bayi tidak beberapa khas.Bayi mudah terangsang dan menjadi gelisah mual dan
muntah sering dijumpai tetapi gejala kejang jarang terlihat. Bila penyebabnya echovirus atau
virus coxsackie maka dapat disertai ruam dengan panas yang akan menghilang setelah 4-5 hari

Pemeriksaan diagnostik
1. Pemeriksaan rangsangan meningeal
a. Pemeriksaan kaku kuduk
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan pergerakan pasif berupa fleksi dan
rotasi kepala. Tanda kaku kuduk positif (+)bila didapatkan kekakuan dan tahanan
pada pergerakan fleksi kepala disertai rasa nyeri dan spasme otot. Dagu tidak
dapat disentuhkan ke dada dan juga didapatkan tahanan pada hiperekstensidan
rotasi kepala
b. Pemeriksaan tanda kernig
Pasien berbaring telentang, tangan diangkat dan dilakukan fleksi pada sendi
panggul kemudian ekstensi tungkai bawah pada sendi lutut sejauh mungkin tanpa
rasa nyeri. Tanda kernig positif (+) bila ekstensi sendi lutut tidak mencapai
sudut135c(kaki tidak dapat diekstensikan sempurna) disertai spasme otot paha
biasanyadiikuti rasa nyeri.
c. Pemeriksaan tanda brudzinski I
Pasien berbaring terlentang dan pemeriksa meletakkan tangan kirinya dibawah
kepala dan tangan kanan diatas dada pasien kemudian dilakukan fleksi kepala
dengan cepat kea rah positif(+) bila pada pemeriksaan terjadi fleksi involunter
pada leher
d. Pemeriksaan tanda brudzinski II (brudzinski kontra lateral tungkai)
Pasien berbaring terlentang dan dilakukan fleksi pasif paha pada sendi panggul
(seperti pada kernig, tanda brudzinski II positif (+) bila pada pemeriksaan terjadi
fleksiinvolunter pada sendi panggul dan lutut kontralateral
2. Pemeriksaan penunjang
a. Lumbal punksi
Syarat tidak ditemukannya peningkatan intrakranial
Tidak dalam keadaan kejang
Daerah yang dipunksikan tidak terdapat kelainan seperti bisul
Prosedur lumbal punksi:
1. Anak disuruh berbaring miring dan lengkukan badan sehingga tulang vertebra
2.
3.
4.
5.

jelas kelihatan
Tarik garis diantara SIAS
Bersihkan dengan lariod 2-3% atau alcohol 70%
Tutup bagian yang akan disuntikan dengan kain steril
Suntikan dari tulang punggung ke veretebra dengan jarum menghadap ke atas
(V5-V6) .
5

Hasil lumbal fungsi :


Meningitis purulenta
Cairan keruh ,jumlah sel

darah putih meningkat dan protein

meningkat,glukosa menurun,kultur (+) beberapa jenis bakteri.


Meningitis tuberculosis
Cairan jernih, sel darah putih meningkat,glukosa dan protein normal,
kultur (-)
b. Pemeriksaan darah
Meningitis purulenta :peningkatan leukosit
Meningitis tuberkulosa: leukosit, peningkatan LED
Meningitis virus :peningkatan leukosit
c. Pemeriksaan uji tuberculin
d. Pemeriksaan foto thorak
Pada meningitis serosa dilakukan foto dada,foto kepala,bila mungkin
dilakukan ct-scan
Pada meningitis purulenta dilakukan foto kepala(periksa mastoid,sinus
paranasal,gigi geligi) dan foto dada

Diagnosis banding
1.Meningitis
2.Encephalitis
3.Kejangdemam komplek

Penatalaksanaan
Meningitis purulenta :
1. Cairan intravena
2. Koreksi gangguan asam basa dan elektrolit
6

3. Atasi kejang berikan diazepam 0,5 mg/kgbb/kali intravena yang dapat diulang dengan
dosis yang sama 15 menit kemudian bila kejang belum berhenti. Ulangan pemberian
diazepam berikutnya (yang ketiga kali) dengan dosis yang sma tapi diberikan secara
intramuscular. Setelah kejang dapat diatasi, diberikan Phenobarbital dosis awal anak
yang kurang dari 1tahun 50mg dan diatas 1 tahun 75mg, untuk neonatus 30mg.
selanjutnya untuk rumat diberikan Phenobarbital

dengan dosis8-10mg/kgbb/hari

dibagi dalam 2 dosis, diberikan selama 2 hari(dimulai 4 jam setelah pemberian dosis
awal). Hari berikutnya dengan dosis 4-5mg/kgbb/hari dibagi dalam 2 dosis.
Kortikosteroid. Berikan deksametason 0,6mg/kgbb/hari selama 4 hari.15-20menit
sebelum pemberian antibiotik
4. Pemberian antibiotic diberikan ampicilin intravena sebanyak 400mg/kgbb/hari dibagi
dalam 6 dosis ditambah khloramfenikol 100 mg/kgbb/hari intravena dibagi dalam 4
dosis. Pada hari ke 10 pengobatan dilakukan pungsi lumbal ulangan dan bila ternyata
menunjukan hasil yang normal, pengobatan masih dilanjutkan 2 hari lagi, tetapi bila
masih belum normal pengobatan dilanjutkan dengan obat yang sesuai dengan hasil
biakan dan uji resistensi kuman.
Pada neonatus dan bayi muda disebabkan oleh salmonella sp. Maka pengobatan
pilihan pertama sefalosporin 200mg/kgbb/hari intravena dibagi dalam 2 dosis,
dikombinasi amikasin dengan dosis awal 10mg/kgbb/hari intravena, dilanjutkan
dengan 15 mg/kgbb/hari atau dengan gentamisin 6 mg/kgbb/hari masing-masing
dibagi 2 dosis.
Pilihan kedua ampisilin 300-400mg/kgbb/hari intravena dibagi dalam 6 dosis,
dikombinasi dengan khloramfenikol 50mg/kgbb/hari intravena dibagi dalam 4 dosis.
Pilihan selanjutnya kotrimoksazol 10 TMP/kgbb/hariintravena dibagi dalam 2 dosis.
Lama pengobatan pada neonatus ialah 21 hari. Sefalosporin dan kotrimoksazol tidak
diberikan pada bayi yang berumur kurang dari 1 minggu.
5. Ulangan pungsi lumbal pada meningitis purulenta anak dilakukan ke-10 pengobatan
sedangkan pada neonatus pada hari ke-21.
6. Bila terjadi penyimpangan perjalanan penyakit diatas, misalnya terdapat panas terusmenerus, ubun-ubun besar membenjol,kejang timbul lagi atau timbul gejala
neurologis lain dipikirkan adanya efusi subdural. Maka dapat dilakukan
transiluminasi.

Meningitis tubekulosis
Dasar pengobatan meningitis ialah pemberian kombinasi obat anti-tuberkulosis dan
ditambah dengan kotikosteroid, pengobatan simptomatik bila terdapat kejang, koreksi dehidrasi
akibat masukan makanan yang kurang atau muntah-muntah dan fisioterapi. Umumnya dipakai
kombinasi streptomisin, PAS dan INH
Bila ada resisten pada salah satu obat tersebut maka dapat diganti dengan reserve drugs.
Streptomisin diberikan dengan dosis 30-50mg/kgbb/hari selama 3 bulan atau jika perlu
diteruskan 2kali seminggu selama 2-3bulan lagi, sampai liquor serebrospinalis menjadi
normal.PAS dan INH diteruskan paling sedikit sampai 2 tahun. Kortikosteroid biasanya
diberikan

berupa

prednisone

dengan

dosis

2-3mg/kgbb/hari(dosis

minimum

20mg/kgbb/hari)dibagi 3 dosis selama 2-4 minggu, kemudianditurunkan 1mg/kgbb/hari setiap 12minggu.


Pemberian kortikosteroid seluruhnya selama 3 bulan dan dihentikan bertahap untuk
menghindarkan terjadinya rebound phenomenon.
Meningitis virus
Istirahat dan pengobatan simtomatis.LCS yang dikeluarkan untuk mengurangi gejala
nyeri kepala.

Prognosa
Meningitis purulenta
Mortalitas tergantung pada virulensi kuman penyebab, daya tahan tubuh penderita,
terlambat atau cepatnya mendapat pengobatan yang tepat dan pada cara pengobatan dan
perawatan yang baik
Meningitis tuberkulosa
Dengan obat anti-tuberkulosis , Mortalitas dapat diturunkan walaupun masih tinggi yaitu
berkisar antara 10-15%.
Meningitis virus
8

Penyakit ini self limited dan penyembuhan sempurna dijumpai setelah 3-4 hari pada
kasus ringan dan setelah 7-14 hari pada keadaan yang berat.

Você também pode gostar

  • BAB I Pato
    BAB I Pato
    Documento12 páginas
    BAB I Pato
    Indah Fitri Okta
    Ainda não há avaliações
  • Miopia
    Miopia
    Documento6 páginas
    Miopia
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Acpd
    Acpd
    Documento12 páginas
    Acpd
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • DVT
    DVT
    Documento41 páginas
    DVT
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Documento15 páginas
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • PEB Portopolio
    PEB Portopolio
    Documento33 páginas
    PEB Portopolio
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • HIV
    HIV
    Documento17 páginas
    HIV
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Campak
    Campak
    Documento6 páginas
    Campak
    fannysary
    Ainda não há avaliações
  • Asma Eksakut PP
    Asma Eksakut PP
    Documento16 páginas
    Asma Eksakut PP
    Indah Fitri Okta
    Ainda não há avaliações
  • Kanker Kulit
    Kanker Kulit
    Documento16 páginas
    Kanker Kulit
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Jurnal LBP
    Jurnal LBP
    Documento39 páginas
    Jurnal LBP
    fannysary
    Ainda não há avaliações
  • Scabies
    Scabies
    Documento14 páginas
    Scabies
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Kerugian Susu Formula
    Kerugian Susu Formula
    Documento8 páginas
    Kerugian Susu Formula
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Asi Eksklusif
    Asi Eksklusif
    Documento12 páginas
    Asi Eksklusif
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Varicella
    Varicella
    Documento14 páginas
    Varicella
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Hipermetropi
    Hipermetropi
    Documento6 páginas
    Hipermetropi
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Hipermetropi
    Hipermetropi
    Documento19 páginas
    Hipermetropi
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Asi Eksklusif
    Asi Eksklusif
    Documento25 páginas
    Asi Eksklusif
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Kuesioner Tindakan
    Kuesioner Tindakan
    Documento11 páginas
    Kuesioner Tindakan
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Varicella
    Varicella
    Documento14 páginas
    Varicella
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • CHF
    CHF
    Documento11 páginas
    CHF
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Documento15 páginas
    Dengue Haemorrhagic Fever: Pendahuluan
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Tumor Ganas Nasofaring
    Tumor Ganas Nasofaring
    Documento22 páginas
    Tumor Ganas Nasofaring
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Kanker Kulit
    Kanker Kulit
    Documento16 páginas
    Kanker Kulit
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Polio
    Polio
    Documento4 páginas
    Polio
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Makalah Tumor Ganas Nasofaring
    Makalah Tumor Ganas Nasofaring
    Documento28 páginas
    Makalah Tumor Ganas Nasofaring
    Ines Damayanti
    Ainda não há avaliações
  • NPC
    NPC
    Documento15 páginas
    NPC
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações
  • Ruptur Spleen
    Ruptur Spleen
    Documento8 páginas
    Ruptur Spleen
    Fanny Sary
    Ainda não há avaliações