Você está na página 1de 34

ACUTE KIDNEY INJURY

Gita Kristy Saraswati


1310211164

Definisi

kelainan fungsional dan struktural atau tanda


terjadinya kerusakan ginjal termasuk kelainan pada
darah, urin, atau jaringan dan pencitraan yang telah
ada selama kurang dari 3 bulan
Gangguan ginjal akut/ GnGA (Acute kidney injury/AKI)
merupakan istilah pengganti dari gagal ginjal akut,
didefinisikan sebagai penurunan mendadak dari
fungsi ginjal (laju filtrasi glomerulus/ LFG) yang
bersifat sementara, ditandai dengan peningkatan
kadar kreatinin serum dan hasil metabolisme nitrogen
serum lainnya, serta adanya ketidakmampuan ginjal
untuk mengatur homeostasis cairan dan elektrolit.

EPIDEMIOLOGI
Populasi umum, 30 kasus per
100.000 orang
Pada anak (usia 19 tahun ke bawah),
1-2 kasus per 100.000 anak
AKI dapat terjadi pada sepsis,
gangguan hemodinamik
kardiovaskuler, dan konsumsi berbagai
zat nefrotoksik

AKI berat yang memerlukan tindakan dialisis,


mempunyai mortalitas tinggi melebihi 50%

Remaja tua ras Afrika Amerika 3x lebih sering


pada ras Kaukasoid

Anak laki-laki lebih sering daripada anak


perempuan karena cacat lahir dan penyakit
herediter

GGA oliguri

GGA oliguri lebih banyak ditemukan


dalam klinik.

Batasan oliguri pada neonatus: jumlah


urin < 1 ml/kgbb/jam

Oliguri pada anak besar < 0,5


ml/kgbb/jam

GGA non oliguri

Diuresis > 1-2 ml/kgbb/jam

Etiologi

Klasifikasi dan Etiologi AKI


Prerenal
(gagal ginjal
sirkulatorik)
Renal (gagal
ginjal
intrinsik)
Postrenal
(uropati
obstruksi
akut)

AKI Pre renal


Hipovolemia
penurunan volume vaskuler efektif
Sepsis, luka bakar, SN
Penurunan curah jantung
Vasodilatasi perifer
Peningkatan resistensi pembuluh darah ginjal,
penggunaan anestesia, sindrom hepato-renal,
embolisme, trombosis dan vaskulitis

AKI PRE RENAL

Penyebab hipoperfusi ginjal

Prognosis baik bila faktor penyeb dpt


dikoreksi

Perbaikan

hipoperfusi

(-)

bisa

menimbulkan Nekrosis Tubular Akut (NTA


)

PATOGENESIS

AKI Prerenal
volume sirkulasi darah total
atau efektif menurun
curah jantung menurun
ke korteks ginjal menurun
laju filtrasi glomerulus
menurun.

AKI RENAL

Kelainan pembuluh darah ginjal


SHU, trombosis arteri/vena renalis,
vaskulitis

Penyakit glomerulus
Pasca streptokokus
GN kresentik

Kerusakan tubulus
Nekrosis tubulus akut

Nefritis intersisial
Anomali kongenital ginjal

AKI POST-RENAL

Disebabkan obstruksi intra renal dan


ekstra renal

Obstruksi intra renal: deposisi kristal


(urat, oksalat), protein( mioglobin,
hemoglobin)

Obstruksi ekstra renal: batu, tumor dll

Ureter, buli-buli, uretra

AKI Post Renal

Obstruksi aliran urin


(uropati obstruktif),
dapat bersifat
kongenital atau
didapat.

Kelainan kongenital yang


paling sering
menyebabkan GGA
postrenal adalah
obstruksi katup uretra
posterior.

DIAGNOSIS

Anamnesis dan pem fisis mencari sebab AKI

Membedakan AKI dan CKD

Pem berulang fungsi ginjal

Evaluasi pada pasien dgn AKI

Beberapa pemeriksaan:
1.

Kreatinin serum

2.

Cystatin C serum

3.

Volume urin

4.

Kelainan analisis urin

5.

Petanda biologis

Diagnosis

Anamnesis
Faktor penyebab AKI
Prerenal : Renal: sakit
riwayat
tenggorok,
muntah,
riwayat
berak,
kencing
perdarahan
merah

Postrenal :
riwayat ISK,
keluar batu,
makan
jengkol

Pemeriksaan fisik
Tanda-

Tanda-

tanda

tanda

Gangguan

gangguan

Tanda

gangguan

fungsi

keseimban

dehidrasi

keseimban

organ

gan asam

gan

lainnya

basa

elektrolit

Urinalisis
1. Oliguria
2. Proteinuria ringan prerenal
proteinuria berat renal
3. BJ Urin
4. Sedimen Urin
5. Hematuria ringan

Pemeriksaan indeks urin


Menentukan fungsi reabsorpsi
tubulus
a. GGA pre-renal
BJ > 1.020
Osmolalitas > 400 mOsm/kg
b. GGA renal
BJ < 1.020
Osmolalitas < 400 mOsm/kg

Pemeriksaan radiologi

Menentukan apakah kedua ginjal


memang ada

Menentukan besarnya ginjal

Menyingkirkan adanya obstruksi pada


saluran kemih

Melihat apakah aliran darah ginjal cukup


adekuat

Biopsi Ginjal
Apabila dicurigai adanya
glomerulonefritis progresif cepat atau
nefritis interstisial.

Tata laksana

1.

2.
3.
4.
5.
6.

Tujuan pengobatan pada GnGA tipe renal adalah


mempertahankan homeostasis tubuh sambil
menunggu ginjal berfungsi kembali Pemantauan
yang perlu dilakukan adalah
Tanda-tanda vital: tensi, nadi, pernafasan, ritme
jantung
pemeriksaan darah; Hb, Ht, trombosit
darah ureum dan kreatinin
elektrolit : K, Na, Cl, Ca, P dan asam urat
analisis gas darah
pengukuran diuresis

Tatalaksana
Pertahankan
perfusi renal

Keseimbanagn
cairan dan
elektrolit

Kontrol tekanan
darah

Atasi anemia

Nutrisi adekuat

Adjusting
medication for
the degree of
renal impairment

Initiating renal
replacement
therapy

1. Terapi konservatif
Tujuan terapi konservatif adalah mencegah progresivitas overload cairan,
kelainan elektrolit dan asam basa, uremia, hipertensi, dan sepsis.
- Terapi cairan dan kalori
Perhitungan IWL didasarkan pada caloric expenditure yaitu sebagai berikut;
Berat badan 0-10 kg: 100 kal/kgBB/hari
12-20kg: 1000 kal + 50 kal/kgBB/hari diatas 10 kgBB
20 kg : 1500 kal + 20 kal/kgBB/hari diatas 20 kgBB
Jumlah IWL = 25 ml per 100 kal
Secara praktis dapat dipakai perkiraan perhitungan sebagai berikut:
Neonatus = 50 ml/kgBB/hari
Bayi <1 tahun = 40 ml/kgBB/hari
Anak <5 tahun = 30 ml/kgBB/hari
Anak >5 tahun = 20 ml/kgBB/hari
cairan sebaiknya diberikan per oral kecuali bila penderita sering muntah
diberikan infus.

Asidosis
Bila hasil pemeriksaan analisis gas darah menunjukkan hasil asidosis
metabolik, dikoreksi dengan cairan natrium bikarbonat sesuai
dengan hasil analisis gas darah yaitu: BE x BB x 0,3 (mEq)
Hiperkalemia
Hiperkalemia perlu segera ditanggulangi karena bisa
membahayakan jiwa penderita. Bila kadar K serum 5,5-7,0 mEq/L
perlu diberi kayexalat yaitu suatu kation exchange resin (Resonium
A) 1 g/kgBB per oral atau per rektal 4x sehari. Bila kadar K >7 mEq/L
atau ada kelainan EKG (berupa gelombang T yang meruncing,
pemanjangan interval PR dan pelebaran kompleks QRS),atau aritmia
jantung perlu diberikan: Glukonas kalsikus 10% 0,5 ml/kgBB i.v.
dalam 5-10 menit Natrium bikarbonat 7,5% 2,5 mEq/kgBB i.v. dalam
10-15 menit Bila hiperkalemia tetap ada diberi glukosa 20% per infus
ditambah insulin 0,5 unit/gram glukosa sambil menyiapkan dialisis.

Hiponatremia
Hiponatremia <130 mEq/L sering ditemukan karena pemberian
cairan yang berlebihan sebelumnya dan cukup dikoreksi dengan
restriksi cairan. Bila disertai dengan gejala serebral maka perlu
dikoreksi dengan cairan NaCl hipertonik 3% (0,5 mmol/ml).
Pemberian Natrium dihitung dengan rumus; Na (mmol) = (140
Na) x 0,6 x BB Diberikan hanya separuhnya untuk mencegah
terjadinya hipertensi dan overload cairan. Pendapat lain
menganjurkan koreksi natrium cukup sampai natrium serum 125
mEq/L sehingga pemberian Na = (125 Na serum) x 0,6 x BB
Hipertensi
Hipertensi ditanggulangi dengan diuretika, bila perlu dikombinasi
dengan kaptopril 0,3 mg/kgBB/kali. Pada hipertensi krisis dapat
diberikan klonidin drip atau nifedipin sublingual (0,3 mg/kgBB/kali)
atau nitroprusid natrium 0,5 mg/kgBB/menit.

Infeksi

Komplikasi infeksi sering merupakan penyebab kematian pada AKI. Pemasangan kateter vesika
urinaria, bila tidak perlu lagi, sebaiknya segera dilepas karena merupakan penyebab infeksi
nosokomial. Antibiotika profilaksis tidak dianjurkan karena dapat menyebabkan timbulnya strain
kuman yang resisten dan kandidiasis. Tetapi bila timbul infeksi harus segera diberantas dengan
antibiotika yang adekuat. Pemakaian obat yang bersifat nefrotoksik sedapat mungkin
dihindarkan. Dosis antibiotika harus disesuaikan dengan sifat ekskresinya. Bila terutama
diekskresi melalui ginjal perlu penyesuaian dosis obat sesuai dengan derajat penurunan fungsi
ginjal.
2. Terapi dialisis
Indikasi dialisis pada anak dengan GnGA6,7 :
1.

Kadar ureum darah > 200 mg%

2.

Hiperkalemia > 7.4 mEq/l

3.

Bikarbonas serum < 12 mEq/l

4.

5.

Adanya gejala-gejala overhidrasi : edema paru, dekompensasi jantung dan hipertensi yang
tidak dapat diatasi dengan obat-obatan
Perburukan keadaan umum dengan gejala uremia berat: perdarahan, kesadaran menurun
sampai koma.

Prognosis
Angka kematian pada AKI
tergantung dari :

umur
penyeb
ab

luas
kerusa
kan
ginjal

GGA karena sepsis, koma, syok


kardiogenik, operasi jantung
terbuka, angka kematiannya
diatas 50 %
GGA karena glomerulonefritis,
sindrom hemolitik uremik,
nefrotoksik, berkisar antara 1020%.
GGA non oligurik mortalitas lebih
rendah dibandingkan GGA oligurik

Prognosis

Prognosis dari AKI tergantung dengan etiologi dari GnGA.


Anak dengan GnGA yang memiliki komponen kegagalan multisistim
memiliki angka mortalitas lebih tinggi dibandingkan dengan anak
dengan penyakit renal intrinsik seperti HUS, RPGN, dan AIN.
Perbaikan dari penyakit ginjal intrinsik juga tergantung dengan
etiologi GnGA yang mendasarinya. Anak dengan nephrotoxic GnGA
dan hypoxic/ischemic GnGA biasanya fungsi ginjal akan kembali
normal.
Pada anak yang kehilangan substansi dari nefron, seperti pada HUS
atau RPGN, memiliki risiko untuk terjadi gagal ginjal dalam jangka
lama. Setelah terjadi kerusakan tubulus.
Kemudian pada anak dengan nekrosis kortikal selama periode
perinatal dan kemudian fungsi ginjal membaik, atau anak dengan
riwayat Henoch-schonlein purpura atau HUS, memiliki risiko untuk
berkembangnya komplikasi ginjal di masa datang.

Terimakasih

Você também pode gostar

  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Documento8 páginas
    Daftar Pustaka
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Indoktrinasi Dan Latihan Aerofisiologi (ILA)
    Indoktrinasi Dan Latihan Aerofisiologi (ILA)
    Documento17 páginas
    Indoktrinasi Dan Latihan Aerofisiologi (ILA)
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Evakuasi Medis Darat
    Evakuasi Medis Darat
    Documento6 páginas
    Evakuasi Medis Darat
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Case 2 - Rully - Penerbangan Komersial
    Case 2 - Rully - Penerbangan Komersial
    Documento6 páginas
    Case 2 - Rully - Penerbangan Komersial
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Medical Evacuation 2015 Transportasi
    Medical Evacuation 2015 Transportasi
    Documento22 páginas
    Medical Evacuation 2015 Transportasi
    nurul_sharaswati
    Ainda não há avaliações
  • Talak Kasus
    Talak Kasus
    Documento16 páginas
    Talak Kasus
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Termoregulasi
    Termoregulasi
    Documento13 páginas
    Termoregulasi
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Talak Kasus
    Talak Kasus
    Documento16 páginas
    Talak Kasus
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Case 2 - Rully - Penerbangan Komersial
    Case 2 - Rully - Penerbangan Komersial
    Documento6 páginas
    Case 2 - Rully - Penerbangan Komersial
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Hipo Talak
    Hipo Talak
    Documento21 páginas
    Hipo Talak
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Pengungsian Medik Udara
    Pengungsian Medik Udara
    Documento19 páginas
    Pengungsian Medik Udara
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Case 3 Aklimatisasi
    Case 3 Aklimatisasi
    Documento39 páginas
    Case 3 Aklimatisasi
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Keracunan CO2
    Keracunan CO2
    Documento7 páginas
    Keracunan CO2
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Atmos Fer
    Atmos Fer
    Documento13 páginas
    Atmos Fer
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Case 2 - Rully - Thanatologi & Asfiksia
    Case 2 - Rully - Thanatologi & Asfiksia
    Documento56 páginas
    Case 2 - Rully - Thanatologi & Asfiksia
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • IDK FORENSIK IJAH Identifikasi Luar Mayat
    IDK FORENSIK IJAH Identifikasi Luar Mayat
    Documento26 páginas
    IDK FORENSIK IJAH Identifikasi Luar Mayat
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Ver Korban Mati
    Ver Korban Mati
    Documento17 páginas
    Ver Korban Mati
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Tatalaksana DCS
    Tatalaksana DCS
    Documento8 páginas
    Tatalaksana DCS
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Idk Fix
    Idk Fix
    Documento16 páginas
    Idk Fix
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Px. Dalam
    Px. Dalam
    Documento19 páginas
    Px. Dalam
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Pemerkosaan
    Pemerkosaan
    Documento25 páginas
    Pemerkosaan
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Idk Forensik Ijah
    Idk Forensik Ijah
    Documento29 páginas
    Idk Forensik Ijah
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Basic Case 2
    Basic Case 2
    Documento43 páginas
    Basic Case 2
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Idk Penyalahgunaan NAPZA Dan Aspek Medikolegal
    Idk Penyalahgunaan NAPZA Dan Aspek Medikolegal
    Documento37 páginas
    Idk Penyalahgunaan NAPZA Dan Aspek Medikolegal
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Visum PDF
    Visum PDF
    Documento9 páginas
    Visum PDF
    Macen
    Ainda não há avaliações
  • Shige Los Is
    Shige Los Is
    Documento15 páginas
    Shige Los Is
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Suicide Attempt Kasus Forensik
    Suicide Attempt Kasus Forensik
    Documento26 páginas
    Suicide Attempt Kasus Forensik
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Tindakan Puskesmas Terhadap Kekerasan Anak
    Tindakan Puskesmas Terhadap Kekerasan Anak
    Documento27 páginas
    Tindakan Puskesmas Terhadap Kekerasan Anak
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Mumps
    Mumps
    Documento16 páginas
    Mumps
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações
  • Tatalaksana Demam Tifoid
    Tatalaksana Demam Tifoid
    Documento31 páginas
    Tatalaksana Demam Tifoid
    Luthfan Dio Satria Bachri
    Ainda não há avaliações